Analisis kesesuaian antara soal-soal ujian nasional pada mata pelajaran matematika di jenjang Sekolah Menengah Pertama dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan mata pelajaran matematika...

(1)

vii

ABSTRAK

Aleksandrea Tri Amboro, NIM : 041414058,Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, 2008. “ Analisis Kesesuaian antara Soal –Soal Ujian Nasional Pada Mata Pelajaran Matematika di Jenjang Sekolah Menengah Pertama dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Matematika di Sekolah Menengah

Pertama Pangudi Luhur Moyudan “.

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui : 1) Tuntutan kompetensi lulusan Sekolah Menengah Pertama dilihat dari soal – soal ujian nasional tahun 2007 dan 2008; 2) Tuntutan kompetensi lulusan Sekolah Menengah Pertama dilihat dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di SMP Pangudi Luhur Moyudan; 3) Kesesuaian antara soal – soal ujian nasional matematika tahun 2007 dan 2008 dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di SMP Pangudi Luhur Moyudan; dan 4) Usaha–usaha yang telah dilakukan oleh guru matematika di SMP Pangudi Luhur Moyudan dalam mengantisipasi kebijakan ujian nasional.

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Subyek penelitian ini adalah siswa dan guru di SMP Pangudi Luhur Moyudan serta dokumen – dokumen yang terkait dengan ujian nasional dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di SMP tersebut. Sedangkan obyek dalam penelitian ini adalah proses pembelajaran matematika yang terjadi di sekolah tersebut dan kesesuaian antara soal– soal ujian nasional dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di sekolah tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah : pemeriksaan dokumen, pengamatan kelas, dan wawancara dengan guru matematika, sedangkan instrumen yang digunakan adalah dokumen – dokumen yang terkait, lembar pengamatan, dan pedoman wawancara. Data hasil pemeriksaan dokumen diolah dengan menyajikan data ke dalam tabel analisis, kemudian membuat rekapitulasi tabel analisis, dan selanjutnya membuat kesimpulan berdasarkan rekapitulasi tabel analisis. Data hasil pengamatan diolah dengan menganalisis lembar pengamatan dan juga soft copy hasil pengamatan, kemudian membuat rangkuman hasil pengamatan, dan selanjutnya membuat kesimpulan berdasarkan rangkuman hasil pengamatan. Data hasil wawancara diolah dengan menganalisis hasil rekaman wawancara, kemudian membuat rangkuman hasil wawancara, dan selanjutnya membuat kesimpulan berdasarkan rangkuman hasil wawancara.

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa :

1. Tuntutan kompetensi lulusan Sekolah Menengah Pertama dilihat dari soal – soal ujian nasional dua tahun terakhir termuat dalam sejumlah 34 kompetensi dasar dari sejumlah 59 kompetensi dasar yang tertulis pada dokumen standar isi dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Secara lebih rinci, tuntutan tersebut dapat dilihat pada bab VI.


(2)

viii

2. Tuntutan kompetensi lulusan Sekolah Menengah Pertama dilihat dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di SMP Pangudi Luhur Moyudan termuat pada sejumlah 52 kompetensi dasar dari 59 kompetensi dasar yang direncanakan. Kompetensi dasar yang direncanakan tersebut merujuk atau sama yang tertulis pada dokumen standar isi dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Secara lebih rinci, tuntutan tersebut dapat dilihat pada bab VI.

3. Kesesuaian antara soal – soal ujian nasional dua tahun terakhir dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di SMP Pangudi Luhur Moyudan memperlihatkan bahwa tuntutan kompetensi lulusan Sekolah Menengah Pertama dilihat dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di SMP Pangudi Luhur Moyudan melebihi tuntutan kompetensi lulusan Sekolah Menengah Pertama dilihat dari soal–soal ujian nasional dua tahun terakhir.

4. Usaha – usaha yang sudah dilakukan oleh guru matematika di SMP Pangudi Luhur Moyudan dalam upaya memenuhi tuntutan ujian nasional di antaranya adalah : mempelajari tuntutan ujian nasional, memberikan motivasi dan menumbuhkan kepercayaan diri siswa, menambah jam pelajaran, dan bekerjasama dengan wali siswa. Tetapi usaha tersebut masih terus dikembangkan untuk menemukan usaha – usaha dan cara – cara baru yang lebih efektif.


(3)

ix

ABSTRACT

Aleksandrea Tri Amboro, NIM : 041414058, Mathematic Education Study Program, Mathematic Education and Science Department, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University, 2008. “ Analysis of

the Compatibility between the Questions National Examination of Mathematic in the Junior High School Level and Curriculum at the School Level for

Mathematic in Pangudi Luhur Junior High School, Moyudan “.

This research is done with the objective to know : 1) The competence demand of Junior High School graduation seen from the set of questions on the national examination on 2007 and 2008; 2) The competence demand of Junior high School graduation seen from Curriculum at the School Level in Pangudi Luhur Moyudan Junior High School; 3) The compatibility between the set of questions on the mathematic national examination on 2007 and 2008 with Curriculum at the School Level in Pangudi Luhur Moyudan Junior High School; and 4) The efforts that were done by the mathematic teacher in Pangudi Luhur Moyudan Junior High School in anticipating the national examination policy.

This is a kind of descriptive qualitative research. The subjects of this reseach are student and teacher in Pangudi Luhur Moyudan Junior High School and the documents that are related with the national examination and Curriculum at the School Level in the school. The object of this research is the mathematic learning process (with the document of lesson plan) which happens in the school and the compatibility between the set of questions on the mathematic national examination with Curriculum at the School Level in the school. The methods that are used: document check up, class observation, and interview with the mathematic teacher. The instruments that are used are the related documents, the observation sheet, and the interview guidance. The data of the document check up result is processed by showing data in the analysis table, then makes analysis table recapitulation, and then makes conclusion based on the analysis table recapitulation. The observation result data is processed by analyzing the observation sheet and also the observation result soft copy, then makes the observation result summary, and then makes a conclusion based on the observation result summary. The data of the interview result is processed by analyzing the interview record, then makes the summary of the interview result, and then makes a conclusion based on the summary of the interview result.

The result of the research shows that :

1. The competence demand of Junior High School graduation seen from the set of questions on the national examination on two years lasted contained in 34 basic competence from 59 basic competence how written at contens standart document in “ Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah”. More complete, that demand can show in chapter VI.

2. The competence demand of Junior high School graduation seen from Curriculum at the School Level in Pangudi Luhur Moyudan Junior High School contained in 52 basic competence from 59 basic competence is planned. That basic competence is planned same as how written at contens


(4)

x

standart document in “ Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah”. More complete, that demand can show in chapter VI.

3. The compatibility between the set of questions on the mathematic national examination on two years lasted with Curriculum at the School Level in Pangudi Luhur Moyudan Junior High School, show that The competence demand of Junior high School graduation seen from Curriculum at the School Level in Pangudi Luhur Moyudan Junior High School more than The competence demand of Junior High School graduation seen from the set of questions on the national examination on two years lasted

4. The efforts that are done by the mathematic teacher in Pangudi Luhur Moyudan Junior High School in order to fulfill the national examination demand are: learning the national examination demand, giving motivation and growing the student confidence, adding the learning process time, and cooperating with the parents. The efforts are still developed to find new efforts and ways which are more effective.


(5)

ANALISIS KESESUAIAN ANTARA SOAL - SOAL UJIAN

NASIONAL PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI

JENJANG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DENGAN

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN MATA

PELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH MENENGAH

PERTAMA PANGUDI LUHUR MOYUDAN

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh :

Aleksandrea Tri Amboro NIM : 041414058

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU

PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2008


(6)

i

ANALISIS KESESUAIAN ANTARA SOAL - SOAL UJIAN

NASIONAL PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI

JENJANG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DENGAN

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN MATA

PELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH MENENGAH

PERTAMA PANGUDI LUHUR MOYUDAN

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh :

Aleksandrea Tri Amboro NIM : 041414058

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU

PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2008


(7)

(8)

(9)

iv

...

Camar pun hendak jatuh, coba bertahan kepakkan sayap..! patah sayap

hilangkan daya...sayup memandang harapan hampa...! ringkih tergolek jauhkan

asa, lenyap impian tembus cakrawala!

Ketika sisa

sisa harapan hampir sirna, tetes embun sejukkan jiwa.

Coba kembali kepakkan sayap, coba berdiri mencari pasti. Tatapan mata tajam

ke depan, tapakkan langkah coba berlari. Butiran bening basahi bumi, tajamnya

duri tiada peduli.

Kepakkan kecil kuatkan hati, songsong mentari harapan pasti.

Kepakkan demi kepakkan bertambah kuat, terbuka lebar mendulang asa. Kini

sayap tlah kembali, mencoba terbang lebih tinggi. Sambut hangatnya sinar

mentari, songsong deburan ombak beriring berlari.

Satu persinggahan tlah tergenggam di jemari, mengawalii langkahku

menyambut rencana indahMu nanti...

Because I believe that Your plan is beutifull for me...

Trima kasih Tuhan, karena kekuatan dari

Mu tlah kulewati satu bagian

kehidupanku ini. Dengan penuh syukur, kupersembahkan karya kecilku ini

untuk :

1. Kedua orang tuaku tercinta, Bapak FH. Sudimin dan Ibu Y. Ngatilah

yang telah mencurahkan segenap doa, kasih dan dukungannya untukku.

2. Kakakku Aloysius Suryo Pujianto dan malaekat kecilku Fransiska Any

Tri Astuti yang telah menghibur dan memberikan semangat untukku.

3. Belahan hatiku Sani Nuryani yang telah mengepakkan kembali sayap

patahku dan selalu menemani perjalan hidupku dalam suka dan duka.

4. Ibu Rajiatul Hidayah dan Bapak Stephanus Sanija yang selalu memberi

semangat dan doanya untukku.


(10)

(11)

(12)

vii

ABSTRAK

Aleksandrea Tri Amboro, NIM : 041414058,Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, 2008. “ Analisis Kesesuaian antara Soal –Soal Ujian Nasional Pada Mata Pelajaran Matematika di Jenjang Sekolah Menengah Pertama dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Matematika di Sekolah Menengah

Pertama Pangudi Luhur Moyudan “.

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui : 1) Tuntutan kompetensi lulusan Sekolah Menengah Pertama dilihat dari soal – soal ujian nasional tahun 2007 dan 2008; 2) Tuntutan kompetensi lulusan Sekolah Menengah Pertama dilihat dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di SMP Pangudi Luhur Moyudan; 3) Kesesuaian antara soal – soal ujian nasional matematika tahun 2007 dan 2008 dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di SMP Pangudi Luhur Moyudan; dan 4) Usaha–usaha yang telah dilakukan oleh guru matematika di SMP Pangudi Luhur Moyudan dalam mengantisipasi kebijakan ujian nasional.

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Subyek penelitian ini adalah siswa dan guru di SMP Pangudi Luhur Moyudan serta dokumen – dokumen yang terkait dengan ujian nasional dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di SMP tersebut. Sedangkan obyek dalam penelitian ini adalah proses pembelajaran matematika yang terjadi di sekolah tersebut dan kesesuaian antara soal– soal ujian nasional dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di sekolah tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah : pemeriksaan dokumen, pengamatan kelas, dan wawancara dengan guru matematika, sedangkan instrumen yang digunakan adalah dokumen – dokumen yang terkait, lembar pengamatan, dan pedoman wawancara. Data hasil pemeriksaan dokumen diolah dengan menyajikan data ke dalam tabel analisis, kemudian membuat rekapitulasi tabel analisis, dan selanjutnya membuat kesimpulan berdasarkan rekapitulasi tabel analisis. Data hasil pengamatan diolah dengan menganalisis lembar pengamatan dan juga soft copy hasil pengamatan, kemudian membuat rangkuman hasil pengamatan, dan selanjutnya membuat kesimpulan berdasarkan rangkuman hasil pengamatan. Data hasil wawancara diolah dengan menganalisis hasil rekaman wawancara, kemudian membuat rangkuman hasil wawancara, dan selanjutnya membuat kesimpulan berdasarkan rangkuman hasil wawancara.

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa :

1. Tuntutan kompetensi lulusan Sekolah Menengah Pertama dilihat dari soal – soal ujian nasional dua tahun terakhir termuat dalam sejumlah 34 kompetensi dasar dari sejumlah 59 kompetensi dasar yang tertulis pada dokumen standar isi dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Secara lebih rinci, tuntutan tersebut dapat dilihat pada bab VI.


(13)

viii

2. Tuntutan kompetensi lulusan Sekolah Menengah Pertama dilihat dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di SMP Pangudi Luhur Moyudan termuat pada sejumlah 52 kompetensi dasar dari 59 kompetensi dasar yang direncanakan. Kompetensi dasar yang direncanakan tersebut merujuk atau sama yang tertulis pada dokumen standar isi dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Secara lebih rinci, tuntutan tersebut dapat dilihat pada bab VI.

3. Kesesuaian antara soal – soal ujian nasional dua tahun terakhir dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di SMP Pangudi Luhur Moyudan memperlihatkan bahwa tuntutan kompetensi lulusan Sekolah Menengah Pertama dilihat dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di SMP Pangudi Luhur Moyudan melebihi tuntutan kompetensi lulusan Sekolah Menengah Pertama dilihat dari soal–soal ujian nasional dua tahun terakhir.

4. Usaha – usaha yang sudah dilakukan oleh guru matematika di SMP Pangudi Luhur Moyudan dalam upaya memenuhi tuntutan ujian nasional di antaranya adalah : mempelajari tuntutan ujian nasional, memberikan motivasi dan menumbuhkan kepercayaan diri siswa, menambah jam pelajaran, dan bekerjasama dengan wali siswa. Tetapi usaha tersebut masih terus dikembangkan untuk menemukan usaha – usaha dan cara – cara baru yang lebih efektif.


(14)

ix

ABSTRACT

Aleksandrea Tri Amboro, NIM : 041414058, Mathematic Education Study Program, Mathematic Education and Science Department, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University, 2008. “ Analysis of

the Compatibility between the Questions National Examination of Mathematic in the Junior High School Level and Curriculum at the School Level for

Mathematic in Pangudi Luhur Junior High School, Moyudan “.

This research is done with the objective to know : 1) The competence demand of Junior High School graduation seen from the set of questions on the national examination on 2007 and 2008; 2) The competence demand of Junior high School graduation seen from Curriculum at the School Level in Pangudi Luhur Moyudan Junior High School; 3) The compatibility between the set of questions on the mathematic national examination on 2007 and 2008 with Curriculum at the School Level in Pangudi Luhur Moyudan Junior High School; and 4) The efforts that were done by the mathematic teacher in Pangudi Luhur Moyudan Junior High School in anticipating the national examination policy.

This is a kind of descriptive qualitative research. The subjects of this reseach are student and teacher in Pangudi Luhur Moyudan Junior High School and the documents that are related with the national examination and Curriculum at the School Level in the school. The object of this research is the mathematic learning process (with the document of lesson plan) which happens in the school and the compatibility between the set of questions on the mathematic national examination with Curriculum at the School Level in the school. The methods that are used: document check up, class observation, and interview with the mathematic teacher. The instruments that are used are the related documents, the observation sheet, and the interview guidance. The data of the document check up result is processed by showing data in the analysis table, then makes analysis table recapitulation, and then makes conclusion based on the analysis table recapitulation. The observation result data is processed by analyzing the observation sheet and also the observation result soft copy, then makes the observation result summary, and then makes a conclusion based on the observation result summary. The data of the interview result is processed by analyzing the interview record, then makes the summary of the interview result, and then makes a conclusion based on the summary of the interview result.

The result of the research shows that :

1. The competence demand of Junior High School graduation seen from the set of questions on the national examination on two years lasted contained in 34 basic competence from 59 basic competence how written at contens standart

document in “ Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006

tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah”. More

complete, that demand can show in chapter VI.

2. The competence demand of Junior high School graduation seen from Curriculum at the School Level in Pangudi Luhur Moyudan Junior High School contained in 52 basic competence from 59 basic competence is planned. That basic competence is planned same as how written at contens


(15)

x

standart document in “ Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun

2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah”. More complete, that demand can show in chapter VI.

3. The compatibility between the set of questions on the mathematic national examination on two years lasted with Curriculum at the School Level in Pangudi Luhur Moyudan Junior High School, show that The competence demand of Junior high School graduation seen from Curriculum at the School Level in Pangudi Luhur Moyudan Junior High School more than The competence demand of Junior High School graduation seen from the set of questions on the national examination on two years lasted

4. The efforts that are done by the mathematic teacher in Pangudi Luhur Moyudan Junior High School in order to fulfill the national examination demand are: learning the national examination demand, giving motivation and growing the student confidence, adding the learning process time, and cooperating with the parents. The efforts are still developed to find new efforts and ways which are more effective.


(16)

xi

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih kepada Allah Bapa di Surga, yang telah memberikan segala berkat dan karunia, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan

Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Skripsi ini tidak akan tersusun tanpa bimbingan dan bantuan dari semua

pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima

kasih kepada :

1. Bpk. Drs. Th. Sugiarto, M.T selaku Dosen Pembimbing yang telah

membimbing penulis dengan segala kasih, perhatian, kesabaran, dan

kesungguhan dari hati selama penulisan skripsi ini.

2. Bpk Dr. St. Suwarsono selaku Kaprodi Pendidikan Matematika yang

telah banyak membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Bpk Hongki Julie, S.Pd., M.Si. yang telah berkenan menjadi dosen

penguji pada ujian skripsi.

4. Kepala BAPPEDA Kabupaten Sleman yang telah memberikan izin

kepada penulis untuk melakukan penelitian.

5. Bpk Drs. F.A Budiyono, selaku Kepala Sekolah SMP Pangudi Luhur

Moyudan yang telah memberikan izin untuk tempat penelitian.

6. Ibu AG. Y. Dwi Ambarwati , S.Pd selaku guru matematika kelas VIII


(17)

xii

7. Ibu Theresia Sri Rahayu, S.Pd selaku guru matematika kelas VII yang

telah banyak membantu penulis selama melakukan penelitian.

8. Segenap guru, karyawan, dan siswa SMP Pangudi Luhur Moyudan

yang telah menerima dan membantu penulis selama penelitian.

9. Segenap Dosen Jurusan Pendidikan MIPA atas bantuan dan bimbingan

yang diberikan selama masa kuliah.

10. Bpk Sunardjo, Bpk Sugeng, Mas Agus dan segenap karyawan

sekretariat JP MIPA yang telah membantu guna kelancaran studi.

11. Kedua orang tuaku, Bpk FH Sudimin dan Ibu Y. Ngatilah, kakak

Aloysius Suryo Pujianto, adik Fransiska Any Tri Astuti atas segala

dukungan, cinta dan doanya.

12. Kekasihku adik Sani Nuryani, Ibu Rajiatul Hidayah serta Bpk

Stephanus Sanija, S.Pd atas segala dukungan, cinta dan doanya.

13. Andi Irianto B, segenap mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika,

khususnya ” Laskar 2004 ”, serta semua pihak yang tidak dapat penulis

sebutkan satu persatu atas dukungan serta bantuannya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh

karena itu, semua masukan akan penulis terima dengan senang hati. Dan akhirnya

penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 23 September 2008


(18)

xiii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ……… i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ……… ii

HALAMAN PENGESAHAN ………. iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ……….. iv

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ………. vi

ABSTRAK ………... vii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ………. xi

DAFTAR ISI ……….... xiii

DAFTAR TABEL ……… xv

DAFTAR LAMPIRAN ……… xx

BAB I PENDAHULUAN ……… 1

A. Latar Belakang Masalah ……… 1

B. Perumusan Masalah……… 6

C. Tujuan Penelitian ……… 6

D. Penjelasan Istilah dan Pembatasan Masalah ………….. 7

E. Manfaat Penelitian ………. 8

BAB II LANDASAN TEORI ………... 10

A. Ujian Nasional ……….... 10

B. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ……….…. 12

C. Kurikulum SMP Pangudi Luhur Moyudan ……… 15

D. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar …………... 23

E. Penilaian Pembelajaran Matematika ………... 25

F. Matematika Sekolah Menengah ………. 38

BAB III METODE PENELITIAN ……….. 44

A. Jenis Penelitian ……….... 44


(19)

xiv

Halaman

C. Ragam Data ……….. 45

D. Teknik Pengumpulan Data ……….... 46

E. Instrumen Penelitian ……….. 48

F. Teknik Analisis Data ……….. 53

BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN, TABULASI DATA, DAN ANLISIS DATA PENELITIAN ... 64

A. Pelaksanaan Penelitian ………….……… 64

B. Tabulasi Data Penelitian ………….……….. 67

C. Analisis Data Penelitian ………... 68

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ………. 121

A. Tuntutan Kompetensi Lulusan Sekolah Menengah Pertama Dilihat dari Soal–Soal Ujian Nasional Dua Tahun Terakhir ……….. 121

B. Tuntutan Kompetensi Lulusan Sekolah Menengah Pertama Dilihat dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di SMP Pangudi Luhur Moyudan ………... 127

C. Kesesuaian antara Soal–Soal Ujian Nasional dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di SMP Pangudi Luhur Moyudan ……… 141

D. Usaha–Usaha Yang Sudah Dilakukan Oleh Guru Matematika di SMP Pangudi Luhur Moyudan Dalam Upaya Memenuhi Tuntutan Ujian Nasional ….. 151

BAB VI PENUTUP ………. 154

A. Kesimpulan ……….... 154

B. Saran ……….. 162

DAFTAR PUSTAKA ……… 164


(20)

xv

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Struktur Muatan Kurikulum SMP Pangudi Luhur

Moyudan ………. 21

Tabel 2.2 Ketuntasan Ketuntasan Minimal Target Pencapaian

Kompetensi SMP Pangudi Luhur Moyudan ……… 22

Tabel 3.1 Kisi–Kisi Pembuatan Lembar Pengamatan Kegiatan

Pembelajaran di Kelas ... 49 Tabel 3.2 Kisi–Kisi Pembuatan Pedoman Wawancara ... 52 Tabel 4.1 Tabulasi Data Penelitian ... 67 Tabel 4.2.1 Analisis Data Tentang Tuntutan Kompetensi Lulusan

Sekolah Menengah Pertama Dilihat dari Soal–Soal

Ujian Nasional tahun 2007 Tipe A ……….. 68 Tabel 4.2.2 Analisis Data Tentang Tuntutan Kompetensi Lulusan

Sekolah Menengah Pertama Dilihat dari Soal–Soal

Ujian Nasional tahun 2007 Tipe B ……….. 70 Tabel 4.2.3 Analisis Data Tentang Tuntutan Kompetensi Lulusan

Sekolah Menengah Pertama Dilihat dari Soal–Soal

Ujian Nasional Tahun 2008 Tipe A ………. 71 Tabel 4.3 Rekapitulasi Analisis Data Tentang Tuntutan

Kompetensi Lulusan Sekolah Menengah Pertama Dilihat dari Soal–Soal Ujian Nasional Berdasarkan

Kategori Kelas ………. 74

Tabel 4.4 Rekapitulasi Analisis Data Tentang Tuntutan Kompetensi Lulusan Sekolah Menengah Pertama Dilihat dari Soal–Soal Ujian Nasional Berdasarkan


(21)

xvi

Halaman Tabel 4.5 Rekapitulasi Analisis Data Tentang Tuntutan

Kompetensi Lulusan Sekolah Menengah Pertama Dilihat dari Soal–Soal Ujian Nasional Berdasarkan

Kategori Kompetensi Dasar ………... 75

Tabel 4.6.1 Analisis Data Tentang Tuntutan Kompetensi Lulusan Sekolah Menengah Pertama Dilihat dari Silabus

Kelas VII ... 78 Tabel 4.6.2 Analisis Data Tentang Tuntutan Kompetensi Lulusan

Sekolah Menengah Pertama Dilihat dari Silabus

Kelas VIII ... 81 Tabel 4.6.3 Analisis Data Tentang Tuntutan Kompetensi Lulusan

Sekolah Menengah Pertama Dilihat dari Silabus

Kelas IX ... 82 Tabel 4.7.1 Rangkuman Hasil Pengamatan Terhadap Proses

Pembelajaran di dalam Kelas VII A ... 84 Tabel 4.7.2 Rangkuman Hasil Pengamatan Terhadap Proses

Pembelajaran di dalam Kelas VIII B ... 87 Tabel 4.7.3 Rangkuman Hasil Pengamatan Terhadap Proses

Pembelajaran di dalam Kelas IX B ... 89 Tabel 4.8.1 Analisis Tuntutan Kompetensi Lulusan Sekolah

Menengah Pertama Dilihat dari Soal Ulangan Umum

Kelas VII Semester I Tahun Ajaran 2007 / 2008 ……… 91

Tabel 4.8.2 Analisis Tuntutan Kompetensi Lulusan Sekolah Menengah Pertama Dilihat dari Soal Ulangan Umum

Kelas VII Semester 2 Tahun Ajaran 2007 / 2008 ……… 93

Tabel 4.8.3 Analisis Tuntutan Kompetensi Lulusan Sekolah Menengah Pertama Dilihat dari Soal Ulangan Umum


(22)

xvii

Halaman Tabel 4.8.4 Analisis Tentang Tuntutan Kompetensi Lulusan

Sekolah Menengah Pertama Dilihat dari Soal Ulangan umum Kelas VIII Semester 2

Tahun Ajaran 2007 / 2008 ... 95 Tabel 4.8.5 Analisis Tentang Tuntutan Kompetensi Lulusan

Sekolah Menengah Pertama Dilihat dari Soal Ulangan umum Kelas IX Semester I

Tahun Ajaran 2007/ 2008 ……….. 97

Tabel 4.8.6 Analisis Tentang Tuntutan Kompetensi Lulusan Sekolah Menengah Pertama Dilihat dari Soal Ulangan umum Kelas IX Semester I

Tahun Ajaran 2007/ 2008 ……….. 98

Tabel 4.8.7 Analisis Tentang Tuntutan Kompetensi Lulusan Sekolah Menengah Pertama Dilihat dari Soal Ulangan Mid Semester Kelas VII Semester I

Tahun Ajaran 2007 / 2008 ………. 99

Tabel 4.8.8 Analisis Tentang Tuntutan Kompetensi Lulusan Sekolah Menengah Pertama Dilihat dari Soal Ulangan Mid Semester Kelas VII Semester 2

Tahun Ajaran 2007 / 2008 ………. 101

Tabel 4.8.9 Analisis Tentang Tuntutan Kompetensi Lulusan Sekolah Menengah Pertama Dilihat dari Soal Ulangan Mid Semester Kelas VIII Semester 1

Tahun Ajaran 2007 / 2008 ………. 102

Tabel 4.8.10 Analisis Tentang Tuntutan Kompetensi Lulusan Sekolah Menengah Pertama Dilihat dari Soal Ulangan Mid Semester Kelas VIII Semester 2


(23)

xviii

Halaman Tabel 4.8.11 Analisis Tentang Tuntutan Kompetensi Lulusan

Sekolah Menengah Pertama Dilihat dari Soal Ulangan Mid Semester Kelas IX Semester 1

Tahun Ajaran 2007 / 2008 ………. 104 Tabel 4.9 Rekapitulasi Tuntutan Kompetensi Lulusan

Sekolah Menengah Pertama Dilihat dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di SMP Pangudi Luhur Moyudan Pada Penilaian Proses Berdasarkan Kategori

Materi Pokok ……….... 105

Tabel 4.10 Rekapitulasi Tuntutan Kompetensi Lulusan Sekolah Menengah Pertama Dilihat dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di SMP Pangudi Luhur Moyudan Pada Penilaian Proses Berdasarkan Kategori

Kompetensi Dasar ……… 106

Tabel 4.11 Analisis Kesesuaian antara Soal–Soal Ujian Nasional

dengan Soal– Soal Pada Penilaian Proses ………... 109 Tabel 4.12 Rekapitulasi Kesesuaian Soal–Soal Ujian Nasional

dengan Soal– Soal Pada Penilaian Proses ……… 118 Tabel 4.13 Rangkuman Hasil Wawancara dengan Guru Matematika

di SMP Pangudi Luhur Moyudan ………. . 119 Tabel 5.1 Indikator yang dituntut pada soal–soal penilaian proses,

tetapi tidak dituntut pada soal–soal ujian nasional dua

tahun terakhir... 147 Tabel 5.2 Pemetaan Indikator yang dituntut pada soal–soal

penilaian proses, tetapi tidak dituntut pada soal–soal

ujian nasional dua tahun terakhir... 149 Tabel 6.1 Tuntutan Kompetensi Lulusan Sekolah Menengah Pertama


(24)

xix

Halaman Tabel 6.2 Materi Pokok dari Tuntutan Kompetensi Lulusan

Sekolah Menengah Pertama dilihat dari Soal–Soal

Ujian Nasional Dua Tahun Terakhir ……… 156 Tabel 6.3 Tuntutan Kompetensi Lulusan Sekolah Menengah

Pertama dilihat dari Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan di SMP Pangudi Luhur Moyudan ... 157 Tabel 6.4 Materi Pokok dari Tuntutan Kompetensi Lulusan

Sekolah Menengah Pertama dilihat dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di SMP Pangudi Luhur


(25)

xx

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 : DOKUMEN NASKAH SOAL–SOAL UJIAN

NASIONAL MATEMATIKA SMP ………. 167

1.1 Naskah soal ujian nasional matematika tahun 2007 tipe A 1.2 Naskah soal ujian nasional matematika tahun 2007 tipe B 1.3 Naskah soal ujian nasional matematika tahun 2008 tipe A 1.4 Naskah soal ujian nasional matematika tahun 2008 tipe B

Lampiran 2 : DOKUMEN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN

UJIAN NASIONAL MATEMATIKA SMP ... 168 2.1 Standar Kompetensi Lulusan ujian nasional tahun 2007

2.1 Standar Kompetensi Lulusan ujian nasional tahun 2008

Lampiran 3 : DOKUMEN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN MATEMATIKA SMP PANGUDI

LUHURMOYUDAN ………....169 3.1 Standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran

matematika SMP

3.2 Silabus mata pelajaran matematika SMP Pangudi Luhur Moyudan.

3.3 Rencana pelaksanaan pembelajaran untuk kompetensi dasar :

3.3.1 Melakukan operasi hitung bilangan bulat 3.3.2 Melakukan operasi bentuk aljabar .

3.3.3 Mengidentifikasi sifat–sifat dua bangun datar sebangun dan kongruen.


(26)

xxi

Halaman Lampiran 4 : DOKUMEN NASKAH SOAL–SOAL PENILAIAN

PROSES MATA PELAJARAN MATEMATIKA

DI SMP PANGUDI LUHUR MOYUDAN... 170 4.1 Dokumen naskah soal–soal ujian mid semester

tahun pelajaran 2007 / 2008.

4.2 Dokumen naskah soal–soal ujian akhir semester tahun pelajaran 2007 / 2008 .

Lampiran 5 : PENGAMATAN TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SMP

PANGUDI LUHUR MOYUDAN ... 171 5.1 Lembar pengamatan beserta

5.2 Hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran matematika di sampel kelas VII, VIII, dan IX.

Lampiran 6 : DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA DENGAN GURU MATEMATIKA DI SMP PANGUDI LUHUR

MOYUDAN……….. 172

Lampiran 7 : SURAT IZIN PENELITIAN ... 173 7.1 Surat izin penelitian dari BAPPEDA Sleman.

7.2 Surat keterangan telah melakukan penelitian di SMP Pangudi Luhur Moyudan.

Lampiran 8 : SOFT COPY ...174 8.1 Soft copy hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran

di dalam kelas.

8.2 Soft copy hasil wawancara dengan dua guru matematika di SMP Pangudi Luhur Moyudan.


(27)

(28)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan mata pelajaran yang sangat penting karena mata

pelajaran matematika mendukung mata pelajaran yang lain dan bermanfaat dalam

kehidupan sehari – hari. Sujono ( 1988 : 19 ) mengatakan , karena materi matematika disajikan secara hirarki dari tahap materi yang mudah menuju ke arah

materi yang lebih kompleks dan berkesinambungan, maka mata pelajaran

matematika menjadi mata pelajaran wajib sejak Sekolah Dasar. Di Indonesia

matematika merupakan salah satu mata pelajaran pokok yang wajib di berikan di

jenjang pendidikan dasar sampai jenjang pendidikan menengah, bahkan sejak

tingkat taman kanak–kanak sudah diperkenalkan dengan matematika.

Mengingat pentingnya matematika bagi kehidupan manusia dan sebagai

dasar untuk mempelajari ilmu pengetahuan yang lain, maka pemerintah Indonesia

melalui Departemen Pendidikan Nasional berusaha membuat kurikulum mata

pelajaran matematika untuk jenjang sekolah yang selalu dikaji ulang dan

disempurnakan serta diselaraskan dengan perkembangan matematika itu sendiri

dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Pada pendidikan dasar, terutama pada Sekolah Menengah Pertama (SMP),

materi matematika yang ada sudah mengalami beberapa kali perubahan sejalan

dengan perubahan kurikulum yang terjadi di Indonesia. Sejak tahun 2006,

kurikulum yang berlaku di Indonesia adalah Kurikulum Tingkat Satuan


(29)

Pendidikan ( KTSP ). KTSP merupakan hasil penyempurnaan dari kurikulum

berbasis kompetensi. Kurikulum ini lebih menekankan pada standar isi dan

standar kompetensi lulusan. Kelebihan KTSP adalah memberi alokasi waktu pada

kegiatan pengembangan diri siswa. Siswa tidak melulu mengenal teori, tetapi

diajak untuk terlibat dalam sebuah proses pengalaman belajar. KTSP hanya

memuat dua kolom, yakni kolom standar kompetensi dan kompetensi dasar,

berbeda dengan Kurikulum 1994 atau Kurikulum 2004 yang masih memuat

materi pokok yang akan diajarkan guru. Konsekuensinya, materi pokok yang

dikembangkan sekolah sangat beragam sesuai dengan kondisi masing – masing satuan pendidikan. Perbedaan materi mungkin terjadi antarsekolah yang berada

dalam satu wilayah tertentu, baik muatan maupun kedalaman materinya.

Di lain pihak, sebagaimana termuat dalam Peraturan Pemerintah Nomor

19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan , pemerintah melalui Badan

Standar Nasional Pendidikan melaksanakan ujian yang bersifat nasional sekurang

– kurangnya satu kali dan sebanyak – banyaknya dua kali dalam satu tahun pelajaran. Sejak berlakunya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, ujian yang

bersifat nasional tersebut disebut ujian nasional. Ujian tersebut dilaksanakan

setiap tahun antara bulan April sampai Mei dan diperuntukan bagi siswa - siswa

diakhir masing–masing jenjang pendidikan. Mengingat kembali pentingnya mata pelajaran matematika, maka matematika merupakan salah satu mata pelajaran

yang wajib diujikan dalam ujian nasional.

Meskipun ujian nasional secara nasional merupakan kegiatan rutin, namun


(30)

pihak. Banyak pendapat dari berbagai pihak baik yang mendukung maupun tidak

mendukung pelaksanaan ujian nasional. Sebagian berpendapat bahwa ujian

nasional berdampak negatif terhadap pembelajaran di sekolah, menghamburkan

biaya, dan hanya mengukur aspek kognitif. Argumentasi lain menyebutkan bahwa

kondisi mutu sekolah yang sangat beragam sehingga tidak adil jika harus diukur

dengan menggunakan ukuran (standar) yang sama.

Namun, dipihak lain ada juga pihak yang mendukung tentang kebijakan

ujian nasional. Pendapat yang mendukung agar ujian nasional tetap dipertahankan

antara lain didasarkan kepada argumentasi tentang pentingnya ujian nasional

sebagai pengendali mutu pendidikan secara nasional dan pendorong bagi

pendidik, peserta didik, dan penyelenggara pendidikan untuk bekerja lebih keras

guna meningkatkan mutu pendidikan (prestasi belajar). Selain itu, mereka juga

melihat perlunya ukuran (skala) baku nasional yang dapat digunakan untuk

membandingkan posisi antara sekolah, kabupaten, dan antar propinsi, serta

perbandingan antar waktu bagi suatu sekolah, kabupaten / kota, propinsi, dan

nasional.

Marcellino ( 2007 ) mengatakan bahwa Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) yang dibuat sesuai kreativitas guru dan kondisi muatan lokal

sangat kontradiktif dengan penyelenggaraan ujian nasional berkualitas. Prinsip

ujian nasional yang sentralistik, justru menghambat otonomi sekolah dalam

mengembangkan kurikulumnya. Perbedaan materi dimungkinkan terjadi

antarsekolah yang berada dalam satu wilayah tertentu, baik muatan maupun


(31)

tertentu dan kedalaman materi yang sama di seluruh Indonesia. Menurut Marcell,

menyusun soal ujian nasional yang merangkum berbagai perbedaan muatan dan

kedalaman materi sehingga menjadi paket tes yang reliable, valid, dan adil sangat

sulit. Oleh sebab itu, diperlukan mereformasi berbagai kebijakan pelaksanaan

ujian nasional yang sejalan dengan KTSP.

Evi Shaleha ( 2006 ) mengatakan indikator pencapaian hasil KTSP dapat

dilihat dari hasil akhir (lulusan) kurikulum tersebut saat mengikuti ujian nasional,

sedangkan untuk dapat melihat sejauhmana tingkat keberhasilan pelaksanaan

KTSP sebagai kurikulum baru dapat dilihat pada 3– 5 tahun mendatang. Dengan kata lain, ujian nasional masih diperlukan untuk melihat indikator pencapaian

hasil KTSP.

Yunan Yusuf ( 2006 ) menegaskan ujian nasional masih relevan sebagai

alat ukur pencapaian kualitas pendidikan nasional. Karena itu, tidak ada alasan

bagi pemerintah untuk tidak mengadakan ujian nasional. Meskipun ujian nasional

menuai banyak kritik, namun pada kenyataannya ujian nasional merupakan faktor

penting dalam menilai standar pendidikan nasional, sehingga ujian nasional tetap

dilaksanakan.

Menurut pengalaman penulis sebagai alumni SMP Pangudi Luhur

Moyudan, SMP tersebut merupakan salah satu sekolah di Kabupaten Sleman yang

sebagian besar siswanya mendapatkan hasil baik dalam ujian nasional setiap

tahunnya. Dengan kondisi input siswa yang beragam dari segi akademis, dan

ketika mengalami beberapa kali perubahan kurikulum yang terjadi, SMP tersebut


(32)

hasil siswa ketika mengikuti ujian nasional setiap tahunnya. Pro dan kontra

seputar pelaksanaan ujian nasional, terutama jika dikaitkan dengan cakupan

materi pembelajaran pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, seakan tidak

berpengaruh besar terhadap SMP Pangudi Luhur Moyudan. Perbedaan cakupan

materi memang dimungkinkan terjadi antar sekolah, baik keluasan maupun

kedalaman materinya. Dalam hal ini, penulis menduga bahwa cakupan materi

yang terdapat pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di SMP Pangudi Luhur

Moyudan tidak jauh berbeda atau mendekati dengan cakupan materi yang dituntut

dalam soal–soal ujian nasional.

Dari uraian di atas, penulis tertarik untuk meneliti sejauhmana kesesuaian

antara soal–soal ujian nasional dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di SMP Pangudi Luhur Moyudan yang menyangkut cakupan materi, baik keluasan

maupun kedalaman materi, khususnya pada mata pelajaran matematika karena

sesuai dengan bidang penulis. Dengan penelitian tersebut, secara lebih lanjut

diharapkan dapat memberikan sumbangan positif bagi kemajuan pendidikan

khususnya dalam bidang ujian nasional dan Kurikulum Tingkat Satuan


(33)

B. Perumusan masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah - masalah yang akan

diteliti adalah sebagai berikut :

1. Sejauhmana tuntutan kompetensi lulusan Sekolah Menengah Pertama

dilihat dari soal–soal ujian nasional dua tahun terakhir?

2. Sejauhmana tuntutan kompetensi lulusan Sekolah Menengah Pertama

dilihat dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di SMP Pangudi Luhur

Moyudan?

3. Sejauhmana kesesuaian antara soal - soal ujian nasional dengan Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan di SMP Pangudi Luhur Moyudan?

4. Bagaimana usaha – usaha yang sudah dilakukan guru matematika dalam upaya memenuhi tuntutan ujian nasional?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Sejauhmana tuntutan kompetensi lulusan Sekolah Menengah Pertama

dilihat dari soal–soal ujian nasional dua tahun terakhir.

2. Sejauhmana tuntutan kompetensi lulusan Sekolah Menengah Pertama

dilihat dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di SMP Pangudi Luhur

Moyudan.

3. Sejauhmana kesesuaian antara soal – soal ujian nasional dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di SMP Pangudi Luhur Moyudan.


(34)

4. Bagaimana usaha – usaha yang sudah dilakukan guru matematika dalam upaya memenuhi tuntutan ujian nasional.

D. Penjelasan Istilah dan Pembatasan Masalah

1. Penjelasan Istilah

a. Ujian nasional adalah kegiatan pengukuran dan penilaian kompetensi

peserta didik secara nasional untuk jenjang pendidikan dasar dan

menengah (Depdiknas, 2003)

b. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,

isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan

pendidikan tertentu (Depdiknas, 2003). Sedangkan Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun

dan dilaksanakan oleh masing–masing satuan pendidikan (BSNP, 2006) c. Analisis kesesuaian antara soal – soal ujian nasional dengan Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan adalah penyelidikan terhadap kecocokan atau

keselarasan antara butir – butir soal ujian nasional dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dalam hal cakupan materi yang menyangkut

keluasan dan kedalaman materi.

2. Pembatasan Masalah

Karena keterbatasan penulis, maka penulis memberikan pembatasan


(35)

a. Soal – soal ujian nasional adalah butir - butir soal ujian nasional tahun 2007 dan 2008 untuk mata pelajaran matematika pada Sekolah Menengah

Pertama.

b. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah kurikulum dan pelaksanaan

kurikulum di SMP Pangudi Luhur Moyudan yang meliputi :

1) Dokumen silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran kelas VII,

VIII, dan IX untuk mata pelajaran matematika.

2) Dokumen penilaian proses mata pelajaran matematika yang

dilaksanakan di SMP Pangudi Luhur Moyudan untuk kelas VII, VIII,

dan IX pada tahun ajaran 2007 / 2008 yang meliputi : naskah ulangan

tengah semester sebagai tes formatif, dan ulangan umum akhir

semester sebagai tes sumatif.

3) Proses pembelajaran yang dilakukan di SMP Pangudi Luhur Moyudan

yang berupa sampel kegiatan pembelajaran mata pelajaran matematika

untuk kelas VII, VIII, dan IX masing– masing satu kompetensi dasar tertentu di semester satu tahun ajaran 2008 / 2009.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi petugas SMP Pangudi Luhur Moyudan sebagai tempat penelitian :

a. Bagi Guru mata pelajaran matematika, sebagai bahan masukan dan

bahan refleksi untuk secara bijaksana melakukan tugasnya dalam


(36)

b. Kepala Sekolah, agar mampu melaksanakan tugasnya sebagai

penanggungjawab pendidikan di tingkat satuan pendidikan dan dapat

memotivasi guru matematika sebagai rekan kerja dalam melaksanakan

tugas sekolah sebagai seorang pendidik.

2. Bagi masyarakat, sebagai bahan masukan agar dapat secara bijaksana

menyikapi masalah – masalah yang terkait dengan dunia pendidikan terutama tentang pelaksanaan ujian nasional dan Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan serta dapat mendukung dan berperan serta dalam

perbaikan pendidikan.

3. Bagi mahasiswa sebagai calon guru matematika, dapat digunakan sebagai

bekal untuk memperbaiki kualitas pendidikan ketika terjun di lapangan


(37)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Ujian Nasional

1. Pengertian Ujian Nasional

Ujian nasional adalah kegiatan pengukuran dan penilaian

kompetensi peserta didik secara nasional untuk jenjang pendidikan dasar

dan menengah ( Depdiknas, 2003 ).

2. Tujuan dan Manfaat Ujian Nasional

Tujuan diadakannya ujian nasional adalah untuk menilai

ketercapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran

tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi.

Sedangkan hasil ujian nasional dapat digunakan sebagai salah satu

pertimbangan untuk ( Depdiknas, 2003 ) :

a. Pemetaan mutu satuan dan/atau program pendidikan.

b. Seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya.

c. Penentuan kelulusan peserta didik dari suatu satuan pendidikan.

d. Akreditasi satuan pendidikan.

e. Pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam

upayanya untuk meningkatkan mutu pendidikan.

3. Landasan Yuridis

Secara yuridis formal, latar belakang diadakannya ujian nasional:

a. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.


(38)

b. PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

c. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006 tentang

Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

d. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 23 Tahun 2006 tentang

Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan

Menengah.

e. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 45 Tahun 2006 tentang

Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2006/2007.

f. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.34 Tahun 2007 tentang

Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2007/2008.

4. Mata Pelajaran Ujian Nasional

Mata pelajaran yang diujikan pada ujian nasional tahun 2007 untuk

Sekolah Menengah Pertama adalah Bahasa Indonesia, Matematika, dan

Bahasa Inggris. Sedangkan untuk ujian nasional tahun 2008 adalah Bahasa

Indonesia, Matematika, Bahasa Inggris, dan Ilmu Pengetahuan Alam

(IPA). Untuk mata pelajaran matematika, pada ujian nasional tahun 2007

soal berbentuk pilihan ganda berjumlah 30 butir soal dengan alokasi waktu

120 menit, sedangkan untuk ujian nasional tahun 2008 soal berbentuk

pilihan ganda berjumlah 40 butir dengan alokasi waktu 120 menit. Untuk

ujian nasional matematika, baik tahun 2007 maupun 2008 disediakan dua

tipe soal yaitu tipe A dan B dengan bobot yang sama. Dalam

pelaksanaannya setiap ruang ujian mendapatkan dua tipe soal yang


(39)

B. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

1. Pengertian Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai

tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai

pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan

pendidikan tertentu (Depdiknas, 2003).

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum

operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing – masing satuan pendidikan (BSNP, 2006).

KTSP adalah kurikulum yang mencerminkan semangat otonomi

yang diberikan oleh pemerintah bagi praktisi pendidikan untuk mendesain

kurikulum sesuai dengan kebutuhan satuan tingkat pendidikan maupun

daerah di mana satuan tingkat pendidikan tersebut berada ( Lukman A.

Irfan, 2008).

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada dasarnya merupakan

aplikasi Kurikulum Berbasis Kompetensi ( kurikulum 2004 ) di tingkat

satuan pendidikan, sebagai suatu konsep dan sekaligus sebagai sebuah

program, menurut Siskandar ( 2003 ) memiliki ciri–ciri :

a. Menekankan pada ketercapaian siswa baik secara individual maupun

klasikal.

b. Berorientasi pada hasil dan keberagaman.

c. Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan


(40)

d. Sumber belajar bukan hanya guru tetapi sumber belajar lainnya yang

memenuhi unsur edukatif.

e. Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya

penguasaan suatu kompetensi.

2. Landasan Yudisial Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan:

a. UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

b. PP No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

c. Permendiknas No. 22/2006 tentang Standar Isi.

d. Permendiknas No. 23/2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan.

e. Permendiknas No. 24/2006 tentang pelaksanaan Permendiknas No 22

dan 23/2006.

3. Prinsip–Prinsip Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dikembangkan berdasarkan

prinsip–prinsip sebagai berikut :

a. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan

peserta didik dan lingkungannya.

b. Beragam dan terpadu.

c. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan

seni.

d. Relevan dengan kebutuhan kehidupan.

e. Menyeluruh dan berkesinambungan.

f. Belajar sepanjang hayat.


(41)

4. Acuan Operasional Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan disusun dengan

memperhatikan hal–hal sebagai berikut :

a. Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia.

b. Peningkatan potensi kecerdasan dan minat sesuai dengan tingkat

perkembangan dan kemampuan peserta didik.

c. Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan.

d. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional.

e. Tuntutan dunia kerja.

f. Perkembangan Ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.

g. Agama.

h. Dinamika perkembangan global.

i. Persatuan nasional dan nilai–nilai kebangsaan. j. Kondisi sosial budaya masyarakat setempat.

k. Kesetaraan jender.

l. Karakteristik satuan pendidikan.

5. Komponen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Komponen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah sebagai

berikut :

a. Tujuan pendidikan sekolah.

b. Struktur dan muatan kurikulum ( mata pelajaran, muatan lokal,


(42)

dan kelulusan, penjurusan, pendidikan kecakapan hidup, pendidikan

berbasis keunggulan lokal dan global).

c. Kalender pendidikan.

d. Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP).

C. Kurikulum SMP Pangudi Luhur Moyudan

1. Garis Besar Kurikulum

Kurikulum SMP Pangudi Luhur Moyudan merupakan penyempurnaan

dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ) tahun 2006. Namun,

secara garis besar prinsip dan komponen dari Kurikulum SMP Pangudi Luhur

Moyudan ini sama dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada

umumnya. Kurikulum SMP Pangudi Luhur Moyudan ini disusun berdasarkan

Standar Isi ( SI ) dan Standar Kompetensi Lulusan ( SKL ) yang terdapat pada

Standar Nasional Pendidikan. Muatan lokal yang disajikan dalam kurikulum

ini merupakan mata pelajaran tambahan yang telah disesuaikan dengan situasi

dan kondisi sekolah, juga atas dasar kesepakatan dengan para guru dan

Komite Sekolah.

Kalender akademik yang dibuat dalam kurikulum ini didasarkan pada

kalender pendidikan dari Dinas Pendidikan Propinsi, Dinas Pendidikan

Kabupaten Sleman, Majelis Pendidikan Katolik Keuskupan Agung Semarang

( MPK KAS ), Yayasan Pangudi Luhur dan Badan Koordinasi Sekolah – sekolah katolik ( BKSK ) DIY.


(43)

2. Visi Sekolah

SMP Pangudi Luhur Moyudan mempunyai visi sekolah untuk meningkatkan

prestasi dengan berwawasan iptek dan berdasarkan iman kristiani yang kuat.

Indikator untuk pencapaian visi sekolah tersebut adalah :

a. Meningkatkan prestasi akademik.

b. Meningkatkan bidang komunikasi.

c. Melestarikan kegiatan kesenian.

d. Meningkatkan kegiatan keolahragaan.

e. Meningkatkan kegiatan keterampilan.

f. Meningkatkan kegiatan keagamaan.

g. Membudidayakan sikap dan perilaku sopan.

h. Memiliki lingkungan sekolah yang nyaman dan kondusif.

i. Meningkatkan kepercayaan dari masyarakat.

3. Misi Sekolah

Sebagai usaha untuk mencapai visi sekolah tersebut di atas, SMP Pangudi

Luhur Moyudan mempunyai misi sebagai berikut :

a. Menyelenggarakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif untuk

mengoptimalkan potensi akademik yang dimiliki peserta didik.

b. Mendorong dan membantu peserta didik untuk mengenali potensi dirinya

agar dapat berkomunikasi dengan baik.

c. Melestarikan dan mengembangkan seni budaya bangsa.

d. Menyelenggarakan pelatihan dan bimbingan untuk berprestasi di bidang


(44)

e. Mengembangkan budaya kompetitif bagi peserta didik dalam upaya

peningkatan prestasi akademik dan non akademik.

f. Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama yang dianut dan

memiliki budi pekerti yang luhur.

g. Menciptakan lingkungan sekolah yang nyaman, tertib, bersih, indah untuk

belajar ( aman ).

4. Tujuan Sekolah

Mengingat visi merupakan tujuan jangka panjang, maka SMP Pangudi Luhur

Moyudan mempunyai tujuan yang akan dicapai selama 5 tahun mendatang

adalah :

a. Peningkatan skor GSA ( Gross Skor Average / kenaikan rata –rata nilai ) mata pelajaran dari + 0,1 menjadi + 0,5.

b. Meraih juara berkomunikasi dengan Bahasa Jawa tingkat kabupaten.

c. Meraih kejuaraan lomba berkomunikasi dengan Bahasa Inggris tingkat

kabupaten.

d. Meraih kejuaraan lomba majalah dinding tingkat kabupaten.

e. Beberapa siswa terpanggil menjadi biarawan / biarawati, rohaniawan /

rohaniwati.

f. Sembilan puluh lima persen siswa memiliki sikap perilaku yang baik.

g. Memiliki tim bola basket yang mampu meraih kejuaraan.

h. Tim bola volly berprestasi di tingkat kabupaten.

i. Tim seni tari meraih kejuaraan dan atau tampil di tingkat kabupaten.


(45)

k. Sembilan puluh lima persen siswa menguasai keterampilan komputer

program windows.

l. Regu pramuka mampu tampil din tingkat kabupaten;

m. Sembilan puluh lima persen lingkungan sekolah tertata nyaman dan

kondusif untuk belajar.

n. Pemerintah dan masyarakat percaya atas bentuk – bentuk pelayanan sekolah.

o. Memiliki ruang multi media dan ruang keterampilan yang representatif

dan memanfaatkan secara optimal.

p. Meningkatkan pelayanan perpustakaan yang optimal dan dapat

mempertahankan juara 1 minat baca tingkat kabupaten dan propinsi.

5. Program Strategis Dalam Pencapaian Tujuan Sekolah

Untuk mencapai tujuan sekolah tersebut di atas, SMP Pangudi Luhur

Moyudan memiliki program – program strategis dalam pencapaian tujuan sekolah di antaranya :

a. Menjaring siswa tamatan SD yang berkualitas.

b. Meningkatkan dinamika dan kualitas KBM, bimbingan dan pelatihan.

c. Meningkatkan prestasi siswa baik akademik maupun non akademik.

d. Meningkatkan layanan bimbingan budi pekerti melalui kegiatan

pembiasaan.

e. Mengadakan sarana dan prasarana untuk mewujudkan standar fasilitas.

f. Meningkatkan layanan administrasi kesiswaan, kepegawaian, dan


(46)

g. Menjalin hubungan yang harmonis antara sekolah, masyarakat dan

pemerintah.

h. Meningkatkan layanan informasi kepada masyarakat dan pemerintah.

i. Menyediakan sarana prasarana kebersihan, peningkatan pemeliharaan

taman dan halaman sekolah, serta kamar mandi dan WC.

6. Strategi Pelaksanaan

Untuk melaksanakan program strategis dalam mencapai tujuan sekolah, SMP

Pangudi Luhur Moyudan memiliki strategi pelaksanaan di antaranya :

a. Memantapkan managemen sekolah.

b. Mengembangkan kinerja professional guru.

c. Menumbuhkan inovasi pembelajaran.

d. Mengembangkan lingkungan sekolah menuju komunitas belajar.

e. Meningkatkan dan mengembangkan partisipasi masyarakat.

7. Output Yang Diharapkan

Dengan strategi – strategi pelaksanaan di atas, SMP Pangudi Luhur Moyudan mengharapkan output sebagai berikut :

a. 100% siswa lulus dan memperoleh peringkat di tingkat Kabupaten pada

setiap tahunnya, dan terjadi peningkatan skor GSA ( Gross Skor Average /

kenaikan rata–rata nilai ) dari 0,1 menjadi 0,3.

b. Memperoleh kejuaraan dalam lomba keteladanan siswa tingkat kabupaten.

c. Memperoleh kejuaraan dalam lomba mata pelajaran tingkat kabupaten;

d. Memperoleh lomba berkomunikasi dengan Bahasa Jawa tingkat


(47)

e. Memperoleh lomba berkomunikasi dengan Bahasa Inggris tingkat

kabupaten.

f. 5 % siswa terpanggil menjadi biarawan / biarawati, 90% siswa

melaksanakan ibadah sesuai yang dianut.

g. Tim bola basket meraih kejuaraan di tingkat kabupaten.

h. Tim bola volly meraih kejuaraan di tingkat kabupaten.

i. Tim seni tari meraih kejuaraan tingkat kabupaten.

j. 90% siswa menguasai keterampilan komputer program windows.

k. Regu pramuka tampil di tingkat kabupaten.

l. 95% lingkungan sekolah tertata nyaman dan kondusif.

m. 100% pemerintah dan masyarakat percaya atas bentuk–bentuk pelayanan sekolah.

n. Memiliki ruang multimedia dan ruang keterampilan yang representatif dan

memanfaatkan secara optimal.

o. Memiliki buku – buku perpustakaan yang memadai dan memberikan pelayanan optimal.

8. Muatan Kurikulum.

Muatan kurikulum di SMP Pangudi Luhur Moyudan meliputi sejumlah

mata pelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama tiga

tahun mulai kelas VII sampai dengan kelas IX. Untuk kurikulum SMP terdiri

dari 10 mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan diri yang harus

diberikan kepada peserta didik. Berikut disajikan struktur muatan kurikulum


(48)

Tabel 2.1 Struktur Muatan Kurikulum SMP Pangudi Luhur Moyudan

Kelas dan alokasi waktu

No komponen

VII VIII IX

A Mata pelajaran

1. Pendidikan Agama 2+1 2 2 2. Pendidikan kewarganegaraan 2 2 2 3. Bahasa Indonesia 4+1 4+1 4+1 4. Bahasa Inggris 4 4+1 4+1 5. Matematika 4+2 4+2 4+2 6. Ilmu Pengetahuan Alam 4+2 4+2 4+2 7. Ilmu Pengetahuan Sosial 4+2 4+2 4+2 8. Seni Budaya 2+1 2+1 2+1 9. Pendidikan jasmani, olah raga,

dan kesehatan

2 2 2

10. Teknologi informatika dan komunikasi

2 2 2

B Muatan lokal

a. Bahasa jawa 2 2 2

b. Pendidikan Kesejahteraan Keluarga ( PKK )

1 1 1

c. Keterampilan jasa pembukaan 2 2 2

C Pengembangan diri 2 2 2

jumlah 37+9 37+9 37+9

SMP Pangudi Luhur Moyudan menambah jam pembelajaran per minggu

secara keseluruhan sesuai kebutuhan peserta didik dalam mencapai

kompetensi atau dimanfaatkan untuk mata pelajaran lain yang dianggap lebih


(49)

9. Ketuntasan Belajar

Ketuntasan Belajar setiap indikator yang dikembangkan sebagai suatu

pencapaian hasil belajar dari suatu kompetensi dasar berkisar antara 0–100%. Kriteria ideal ketuntasan untuk masing – masing indikator 75 %. Sekolah menentukan kriteria ketuntasan minimal sebagai target pencapaian kompetensi

(TPK) dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata – rata peserta didik serta kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan

pembelajaran. Sekolah secara bertahap dan berkelanjutan selalu

mengusahakan peningkatan kriteria ketuntusan belajar untuk mencapai kriteria

ketuntasan ideal. Berikut nilai tabel nilai ketuntasan belajar minimal yang

menjadi target pencapaian kompetensi ( TPK ) di SMP Pangudi Luhur

Moyudan yang berlaku saat ini.

Tabel 2.2 Ketuntasan Ketuntasan Minimal Target Pencapaian Kompetensi SMP Pangudi Luhur Moyudan

Kelas

No Mata Pelajaran

VII VIII IX

1 Agama 65 65 65

2 Pendidikan Kewarganegaraan 65 65 65 3 Bahasa Indonesia 65 65 67.5

4 Bahasa Inggris 60 60 65

5 Matematika 65 65 65

6 IPA 63 63 63

7 IPS 62 62 63

8 Seni Budaya 65 65 65


(50)

Kelas

No Mata Pelajaran

VII VIII IX

11 Pendidikan Bahasa Jawa 65 65 65 12 Pendidikan Kesejahteraan

keluarga

65 65 70

13 Keterampilan Jasa Pembukuan 65 65 65

D. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah kurikulum yang lebih

menekankan pada standar isi dan standar kompetensi lulusan ( Depdiknas,

2008 ). Standar isi mencakup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai

kompetensi lulusan pada jenjang pendidikan dan jenis pendidikan tertentu.

Cakupan materi pembelajaran meliputi dua macam yaitu menyangkut

keluasan materi dan kedalaman materi. Keluasan cakupan materi berarti

menggambarkan berapa banyak materi – materi yang dimasukkan ke dalam suatu materi pembelajaran, sedangkan kedalaman materi manyangkut

seberapa detail konsep–konsep yang terkandung di dalamnya harus dipelajari atau dikuasai oleh siswa. Sebagai contoh, konsep geometri pada matematika

dapat diajarkan di SD, SMP, dan SMA, juga di perguruan tinggi, namun

keluasan dan kedalaman materi pada setiap jenjang pendidikan tersebut akan

berbeda – beda. Semakin tinggi jenjang pendidikan akan semakin luas cakupan konsep geometri yang dipelajari dan semakin detail juga aspek yang


(51)

Dalam standar isi, juga diatur tentang kerangka dasar dan struktur

kurikulum, standar kompetensi dan kompetensi dasar dari setiap mata

pelajaran pada setiap semester dari setiap jenis dan jenjang pendidikan dasar

dan menengah. Standar kompetensi lulusan merupakan kualifikasi

kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Untuk meningkatkan kompetensi lulusan, sekolah dapat mengembangkan

kurikulum dengan standar yang lebih tinggi pada standar isi dan standar

kompetensi lulusan dengan melakukan inovasi, pengembangan dan perluasan

sesuai dengan tujuan yang diharapkan dari masing – masing satuan / jenjang pendidikan.

Standar kompetensi merupakan batas dan arah kemampuan yang harus

dimiliki dan dapat dilakukan siswa setelah mengikuti proses pembelajaran

dalam suatu mata ajar tertentu. Acuan yang diperlukan untuk melaksanakan

pembelajaran dan memantau perkembangan mutu pendidikan adalah standar

kompetensi, dengan demikian standar kompetensi dapat diartikan juga sebagai

pernyataan tentang pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai

siswa serta tingkat penguasaan yang diharapkan dicapai dalam mempelajari

suatu mata ajar tertentu. Standar kompetensi ( Depdiknas, 2008 ) mempunyai

dua penafsiran yaitu:

1. Pernyataan tujuan yang menjelaskan apa yang harus diketahui siswa dan

kemampuan melakukan sesuatu dalam mempelajari mata ajar tertentu.

2. Spesifikasi skor atau peringkat kinerja yang berkaitan dengan kategori


(52)

Standar kompetensi ditinjau dari cakupan materi dan kata kerja yang

digunakan bersifat umum, sehingga perlu dijabarkan menjadi sejumlah

kompetensi dasar, dimana istilah ini sering disebut sebagai kemampuan

minimal. Cakupan materi pada kompetensi dasar lebih sempit dan kongkrit

dibanding dengan standar kompetensi.

Standar kompetensi dan kompetensi dasar dari setiap mata pelajaran

yang tercantum dalam standar isi, dianalisis dan dikaji dengan memperhatikan

hal–hal berikut ( Depdiknas, 2008 ) :

1. Urutan berdasarkan hirarkis konsep disiplin ilmu dan atau tingkat

kesulitan materi.

2. Keterkaitan antar standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata

pelajaran.

3. Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata

pelajaran.

Pemaparan mengenai standar kompetensi dan kompetensi dasar pada

mata pelajaran matematika di jenjang Sekolah Menengah Pertama terletak

pada bagian lampiran laporan hasil penelitian ini.

E. Penilaian Pembelajaran Matematika

1. Pengertian Penilaian Pembelajaran

Penilaian adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat

penilaian untuk memperoleh berbagai ragam informasi tentang sejauh mana


(53)

peserta didik. Menurut Griffin dan Nix ( 1991 ), penilaian adalah suatu

pernyataan berdasarkan sejumlah fakta untuk menjelaskan karakteristik

sesorang atau sesuatu. Penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan dan

pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik.

Proses penilaian dalam pembelajaran tidak hanya menyangkut hasil belajar saja,

tetapi juga menyangkut semua proses belajar mengajar.

Menurut Harris, Guthrir, Hobart, dan Lundber ( 1995 ), dalam

mengembangkan sistem penilaian pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan,

sebagaimana kurikulum berbasis kompetensi, harus memperhatikan hal – hal berikut :

a. Definisi tentang apa yang dipelajari dan apa yang dinilai.

b. Spesifikasi peringkat atau unjuk standar.

c. Menekankan pada komparasi antara unjuk kerja peserta didik dengan

standar atau kriteria.

Sistem penilaian yang digunakan dalam Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan, artinya semua indikator

ditagih, kemudian hasilnya di analisis untuk menentukan kompetensi yang telah

dikuasai atau belum dikuasai, serta untuk mengetahui kesulitan peserta didik

dalam menguasai kompetensi yang telah ditetapkan.

Pengembangan sistem penilaian yang digunakan dalam Kurikulum

Tingkat Satuan pendidikan ( penilaian berkelanjutan ) mencakup hal – hal sebagai berikut ( Depdiknas, 2008 ):


(54)

a. Standar kompetensi yaitu kemampuan yang harus dimiliki oleh peserta didik

suatu jenjang pendidikan dalam mata ajar tertentu. Hal ini memiliki

implikasi yang signifikan dalam perencanaan, metodologi, dan pengolahan

penilaian.

b. Kompetensi dasar yaitu kemampuan minimal dalam mata ajar tertentu yang

harus dimiliki oleh peserta didik suatu jenjang pendidikan.

c. Rencana penilaian yaitu jadwal kegiatan penilaian dalam satu semester yang

dirancang dan dikembangkan bersama dengan rencana pembelajaran

ataupun silabus.

d. Proses penilaian yaitu proses pemilihan dan pengembangan teknik

penilaian, sistem pencatatan dan pengolahan proses.

e. Proses implementasi dengan berbagai teknik penilaian.

f. Pencatatan dan pelaporan yaitu pengolahan sistem penilaian dan pembuatan

pelaporan.

Pengembangan penilaian pada tingkat satuan pendidikan bersifat hirarkis

( secara berurutan ), yaitu standar kompetensi, kompetensi dasar, pencapaian

indikator, materi pokok, dan instrumen penilaian. Standar kompetensi dan

kompetensi dasar dikembangkan oleh Departemen Pendidikan Nasional,

sedangkan pencapaian indikator dan instrumen dikembangkan oleh masing – masing sekolah. Dalam pembuatan soal diharapkan mampu menampung


(55)

2. Prinsip Penilaian

Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan

menengah didasarkan pada prinsip–prinsip sebagai berikut ( Depdiknas, 2008): a. Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan

kemampuan yang diukur.

b. Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas,

tidak dipengaruhi subjektivitas penilai.

c. Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik

karena kebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku,

budaya, adat istiadat, status ekonomi, dan gender.

d. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen

yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.

e. Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar

pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan.

f. Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian oleh pendidik

mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik

penilaian yang sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan peserta

didik.

g. Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap

dengan mengikuti langkah–langkah baku.

h. Beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian


(56)

i. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi

teknik, prosedur, maupun hasilnya.

3. Teknik dan Instrumen Penilaian

Penilaian hasil belajar oleh peserta didik menggunakan berbagai teknik

penilaian berupa tes, observasi, penugasan perseorangan atau kelompok, dan

bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tingkat

perkembangan peserta didik. Teknik tes sendiri dapat dibagi menjadi tes tertulis,

tes lisan, dan tes praktek atau kinerja. Instrumen penilaian hasil belajar yang

digunakan pendidik harus memenuhi beberapa persyaratan, diantaranya :

a. Substansi, adalah merepresentasikan kompetensi yang dinilai.

b. Konstruksi, adalah memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk

instrumen yang digunakan.

c. Bahasa, adalah menggunakan bahasa yang baik dan benar serta komunikatif,

sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik.

4. Aspek Penilaian

Penilaian pada tingkat satuan pendidikan mencakup tiga aspek yaitu

aspek kognitif, psikomotorik dan afektif. Menurut Bloom ( 1979 ) aspek

psikomotor berhubungan dengan hasil belajar yang pencapaiannya melalui

keterampilan manipulasi yang melibatkan otot dan kekuatan fisik. Aspek

psikomotor adalah aspek yang berhubungan dengan aktivitas fisik, misalnya

menulis, memukul, melompat, dan sebagainya. Aspek kognitif berhubungan

erat dengan kemampuan berfikir, termasuk di dalamnya kemampuan menghafal,


(57)

mengevaluasi. Sedangkan aspek afektif mencakup watak perilaku seperti sikap,

minat, konsep diri, nilai dan moral. Secara eksplisit ketiga aspek tersebut tidak

dapat dipisahkan satu sama lain. Setiap mata pelajaran selalu mengandung

ketiga aspek tersebut, namun penekannya selalu berbeda. Mata pelajaran

praktek lebih menekankan pada aspek psikomotorik, sedangkan mata pelajaran

pemahaman konsep lebih menekankan pada aspek kognitif, namun kedua aspek

tersebut mengandung aspek afektif. Jenis tagihan yang digunakan dalam

penilaian yang berkaitan erat dengan aspek kognitif, psikomotor, dan afektif

antara lain : pertanyaan lisan, kuis, ulangan harian, tugas individu, tugas

kelompok, ujian blok, ujian semester, laporan praktikum, dan ujian praktek.

5. Penilaian Kelas

Salah satu pilar dalam penilaian pada tingkat satuan pendidikan adalah

penilaian kelas. Penilaian kelas adalah proses pengumpulan dan penggunaan

informasi oleh guru untuk pemberian nilai terhadap hasil belajar siswa

berdasarkan tahapan kemajuan siswa sesuai dengan daftar kompetensi yang

ditetapkan dalam kurikulum. Proses penilaian kelas dapat memberikan manfaat

diantaranya ( Depdiknas, 2008 ):

a. Memberikan umpan balik bagi peserta didik agar mengetahui kekuatan dan

kelemahan dalam proses pencapaian indikator.

b. Memantau kemajuan dan mendiagnosis kesulitan belajar yang dialami

peserta didik sehingga dapat dilakukan remedial dan pengayaan.

c. Umpan balik bagi guru dalam memperbaiki metode, pendekatan, kegiatan,


(58)

d. Sebagai input atau masukan bagi guru untuk malakukan perbaikan dalam

merancang kegiatan belajar.

e. Memberikan informasi kepada orang tua dan komite sekolah tentang

efektifitas pendidikan.

f. Memberikan umpan balik bagi para pengambil kebijakan dalam

mempertimbangkan konsep penilaian kelas yang baik untuk digunakan.

Selain memberikan manfaat, penilaian kelas juga memberikan fungsi,

diantaranya :

a. Menggambarkan sejauh mana peserta didik telah menguasai kompetensi.

b. Mengevaluasi hasil belajar peserta didik dalam rangka membantu peserta

didik memahami dirinya, membuat keputusan tentang langkah berikutnya,

misalnya pemilihan program / penjurusan bahkan sekolah jenjang

berikutnya.

c. Menemukan kesulitan belajar dan kemungkinan potensi / prestasi yang bisa

dikembangkan peserta didik dan sebagai alat untuk mendiagnosa yang

dilakukan oleh guru untuk menentukan apakah peserta didik yang

bersangkutan perlu remideal / pengayaan.

d. Menemukan kelemahan dan kekurangan proses pembelajaran yang sedang

berlangsung guna perbaikan rancangan proses pembelajaran berikutnya.

e. Sebagai kontrol bagi guru dan sekolah tentang kemajuan perkembangan

peserta didik.

Dalam melaksanakan proses penilaian kelas harus memperhatikan


(59)

a. Kriteria penilaian kelas , meliputi :

1) Validitas, artinya menilai apa yang seharusnya dinilai dengan

menggunakan alat yang sesuai untuk mengukur kompetensi.

2) Reabilitas, hal ini berkaitan dengan konsistensi ( keajegan ) hasil

penilaian.

3) Terfokus pada konsistensi, dalam pelaksanaan Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan, maka penilaian harus terfokus pada pencapaian

kompetensi dan bukan hanya sekedar penguasaan materi belaka.

4) Keseluruhan / komprehensif, Penilaian harus menyeluruh dengan

mengguanakan berbagai metode / teknik serta cara dan alat untuk

menilai beragam kompetensi atau kemampuan peserta didik.

5) Objektivitas, penilaian harus dilakukan secara objektif, adil, terencana,

berkesinambungan dan menerapkan kriteria yang jelas dalam penentuan

skor.

6) Mendidik, penilaian dilakukan untuk memperbaiki proses pembelajaran

bagi guru serta meningkatkan kualitas hasil belajar peserta didik.

b. Prinsip–prinsip penilaian kelas ( Depdiknas, 2008 ), meliputi :

1) Memandang penilaian dan kegiatan pembelajaran secara menyeluruh

dan terpadu.

2) Mengembangkan strategi yang mendorong dan memperkuat penilaian

sebagai cermin diri.

3) Melakukan berbagai strategi, model dan teknik penilaian dalam program


(60)

4) Mempertimbangkan berbagai kebutuhan khusus peserta didik.

5) Mengembangkan dan menyediakan sistem pencatatan yang bervariasi

dalam kegiatan belajar mengajar.

6) Menggunakan metode / teknik dan cara serta alat yang bervariasi.

7) Melakukan penilaian kelas secara berkesinambungan untuk memantau

proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar.

6. Mekanisme dan Prosedur Penilaian

Secara garis besar proses penilaian dapat dilakukan dengan langkah – langkah sebagai berikut ( Depdiknas, 2008 ) :

a. Perencanaan penilaian.

b Pengumpulan informasi melalui sejumlah bukti yang menunjukkan

pencapaian hasil belajar.

c. Pelaporan

d. Penggunaan informasi tentang hasil belajar.

Dalam implementasi di lapangan, langkah – langkah proses penilaian dapat dijabarkan sebagai berikut :

a. Penilaian Oleh Pendidik

Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan,

bertujuan untuk memantau proses dan kemajuan belajar peserta didik serta

untuk meningkatkan efektivitas kegiatan pembelajaran. Penilaian tersebut

meliputi kegiatan sebagai berikut :

1) Menginformasikan silabus mata pelajaran yang di dalamnya memuat


(61)

2) Mengembangkan indikator pencapaian kompetensi dasar dan memilih

teknik penilaian yang sesuai pada saat menyusun silabus mata pelajaran.

3) Mengembangkan instrumen dan pedoman penilaian sesuai dengan

bentuk dan teknik penilaian yang dipilih.

4) Melaksanakan tes, pengamatan, penugasan, dan atau bentuk lain yang

diperlukan.

5) Mengolah hasil penilaian untuk mengetahui kemajuan hasil belajar dan

kesulitan belajar peserta didik.

6) Mengembalikan hasil pemeriksaan pekerjaan peserta didik disertai

komentar yang mendidik.

7) Memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan pembelajaran.

8) Melaporkan hasil penilaian mata pelajaran pada setiap akhir semester

kepada pimpinan satuan pendidikan dalam bentuk satu nilai prestasi

belajar peserta didik disertai deskripsi singkat sebagai cerminan

kompetensi utuh.

9) Melaporkan hasil penilaian akhlak kepada guru Pendidikan Agama dan

hasil penilaian kepribadian kepada guru Pendidikan Kewarganegaraan

sebagai informasi untuk menentukan nilai akhir semester akhlak dan

kepribadian peserta didik dengan kategori sangat baik, baik, atau kurang


(62)

b Penilaian Oleh Satuan Pendidikan

Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dilakukan untuk menilai

pencapaian kompetensi peserta didik pada semua mata pelajaran. Penilaian

tersebut meliputi kegiatan sebagai berikut :

1) Menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) setiap mata

pelajaran dengan memperhatikan karakteristik peserta didik,

karakteristik mata pelajaran, dan kondisi satuan pendidikan melalui

rapat dewan pendidik.

2) Mengkoordinasikan ulangan tengah semester, ulangan akhir semester,

dan ulangan kenaikan kelas.

3) Menentukan kriteria kenaikan kelas bagi satuan pendidikan yang

menggunakan sistem paket melalui rapat dewan pendidik.

4) Menentukan kriteria program pembelajaran bagi satuan pendidikan yang

menggunakan sistem kredit semester melalui rapat dewan pendidik.

5) Menentukan nilai akhir kelompok mata pelajaran estetika dan kelompok

mata pelajaran pendidikan jasmani, olah raga, dan kesehatan melalui

rapat dewan pendidik dengan mempertimbangkan hasil penilaian oleh

pendidik.

6) Menentukan nilai akhir kelompok mata pelajaran agama dan akhlak

mulia dan kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian

dilakukan melalui rapat dewan pendidik dengan mempertimbangkan


(63)

7) Menyelenggarakan ujian sekolah dan menentukan kelulusan peserta

didik dari ujian sekolah.

8) Melaporkan hasil penilaian mata pelajaran untuk semua kelompok mata

pelajaran pada setiap akhir semester kepada orang tua / wali peserta

didik dalam bentuk buku laporan pendidikan.

9) Melaporkan pencapaian hasil belajar tingkat satuan pendidikan kepada

dinas pendidikan kabupaten / kota.

10) Menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan melalui

rapat dewan pendidik sesuai dengan kriteria :

a) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran.

b) Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh

mata pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia,

kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian;

kelompok mata pelajaran estetika, kelompok mata pelajaran jasmani,

olahraga, dan kesehatan.

c) Lulus ujian sekolah.

d) Lulus ujian nasional.

11) Menerbitkan Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional ( SKHUN ) setiap

peserta didik yang mengikuti ujian nasional bagi satuan pendidikan

penyelenggara ujian nasional.

12) Menerbitkan ijazah setiap peserta didik yang lulus dari satuan


(1)

Terdapat pada

Ulangan umum Ulangan mid Kelas Materi pokok

Jumlah soal

% soal Jumlah soal

% soal

Garis dan sudut 4 2,4 % 4 2,9 %

Segiempat 7 4,2 % 8 5,7 %

Segitiga 4 2,4 % 4 2,9 %

Bentuk aljabar 2 7 4,2 % 39 27,9 % Relasi dan fungsi 14 8,5 % 2 1,4 %

Garis lurus 4 2,4 % 3 2,1 %

SPLDV 12 7,3 % 1 0,7 %

Teorema pythagoras 8 4, 8 % 1 0,7 %

Lingkaran 11 6,7 % 4 2,9 %

VIII

Kubus, balok, prisma, limas

9 5,5 % 18 12,9 %

Kesebangunan 8 4,8 % 7 5 %

Tabung,kerucut,bola 10 6,1 % 0 0 %

Statistika 7 4,2 % 0 0 %

Peluang 5 3 % 0 0 %

IX

Bilangan berpangkat & bentuk akar

5 3 % 0 0 %

3. Kesesuaian antara soal – soal ujian nasional dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di SMP Pangudi Luhur Moyudan dibagi dalam bagian sebagai berikut :

a. Kesesuaian antara soal – soal ujian nasional dengan soal – soal pada penilaian proses, didapatkan 68,7 % kesesuaian, 29,6 % ketidaksesuaian (+), dan 1,7 % ketidaksesuaian (-). Dari hasil analisis kesesuaian, secara eksplisit di dapatkan 29,6 % ketidaksesuaian (+), yang artinya terdapat 29,6 % indikator yang dituntut pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di SMP Pangudi Luhur Moyudan, tetapi tidak dituntut pada soal – soal ujian nasional dua tahun terakhir. Tetapi secara implisit terdapat sejumlah indikator yang tercakup pada indikator lain, sehingga hasil ketidaksesuaian (+) menjadi 11,2 %. Sedangkan hasil 1,7 %


(2)

Ketidaksesuaian ( - ), meliputi beberapa indikator yang terdapat dalam soal

– soal ujian nasional tetapi tidak terdapat dalam soal – soal penilaian proses, yaitu : mengurutkan pecahan dari yang kecil ke yang besar dan sebaliknya, menemukan teorema pythagoras, dan mengelompokkan bangun ruang : kubus, balok, prisma tegak, dan limas.

b. Kesesuaian antara soal – soal pada ujian nasional dengan kurikulum yang direncanakan, didapatkan bahwa semua tuntutan kompetensi lulusan Sekolah Menengah Pertama dilihat dari soal – soal ujian nasional sudah terdapat pada tuntutan kompetensi lulusan Sekolah Menengah Pertama dilihat dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di SMP Pangudi Luhur Moyudan pada bagian perencanaan.

4. Usaha – usaha yang sudah dilakukan oleh guru matematika di SMP Pangudi Luhur Moyudan dalam upaya memenuhi tuntutan ujian nasional adalah sebagai berikut :

a. Mempelajari tuntutan ujian nasional.

b. Memberikan motivasi dan menumbuhkan kepercayaan diri siswa. c. Menambah jam pelajaran.

d. Bekerjasama dengan wali siswa.

Tetapi usaha tersebut masih terus dikembangkan untuk menemukan usaha–usaha dan cara–cara baru yang lebih efektif.


(3)

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian tentang analisis kesesuaian antara soal –soal pada ujian nasional matematika dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di SMP Pangudi Luhur Moyudan di atas, maka peneliti dapat memberikan saran -saran sebagai berikut :

1. Untuk pokok bahasan tertentu akan lebih jika digunakan alat peraga sebagai media pembelajaran. Hampir semua proses pembelajaran yang terdapat pada rencana pelaksanaan pembelajaran tidak menggunakan alat peraga sebagai media pembelajaran. Padahal untuk pokok bahasan tertentu seperti kesebangunan bangun datar akan lebih baik jika digunakan alat peraga berupa model– model bangun datar. Sebenarnya, pada pokok bahasan bilangan bulat pada rencana pelaksanaan pembelajaran sudah disiapkan alat peraga berupa mistar hitung, tetapi hal tersebut tidak terlihat pada proses pembelajaran yang terjadi di kelas.

2. Guru, khususnya guru matematika, dalam hal ini mempunyai dua tugas utama yaitu untuk mengembangkan kompetensi matematika dan juga untuk menyiapkan siswa menghadapi ujian. Disatu sisi,untuk mengembangkan kompetensi matematika, seorang guru harus dapat membimbing siswa untuk memahami konsep – konsep tertentu, namun dipihak lain untuk menyiapkan siswa menhadapi ujian, juga harus dapat mengajarkan strategi penyelesaian soal secara cepat dan benar. Kedua hal ini saling mendukung dan tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Strategi penyelesaian soal secara cepat dan benar tersebut baik digunakan setelah siswa memahami konsepnya terlebih dahulu.


(4)

3. Bekerjasama dengan wali siswa akan lebih baik jika dilakukan bukan hanya pada saat menjelang ujian nasional saja, tetapi jika dilakukan dengan frekuensi yang lebih banyak lagi. Proses pembelajaran akan berhasil baik jika terjadi interaksi yang baik pula antara siswa, wali siswa, dan juga pihak sekolah. 4. Masih terdapat sekitar 1,7 % dari keseluruhan indikator pada soal –soal ujian

nasional yang belum pernah disinggung pada indikator penilaian proses, baik pada ujian mid semester maupun ujian akhir semester. Indikator tersebut meliputi : mengurutkan pecahan dari yang kecil ke yang besar dan sebaliknya, menemukan teorema phytagoras, dan mengelompokkan bangun ruang : kubus, balok, prisma tegak, dan limas.

5. Untuk standar ujian nasional dua tahun terakhir, indikator yang dituntut pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di SMP Pangudi Luhur Moyudan masih berlebih. Muatan yang lebih tersebut, jika dianggap penting atau sudah terencana dengan baik, tidak menjadi permasalahan. Namun, jika menimbulkan masalah dapat dipertimbangkan atau ditinjau ulang.


(5)

164

DAFTAR PUSTAKA

Bismoko, J. 2004. Pedoman Penulisan Skripsi. Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma.

Depdiknas. 2008. Model dan Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta : CV Mini Jaya Abadi.

Depdiknas. 2006. Pedoman Model Penilaian Kelas Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: BP Cipta Jaya.

Depdiknas. Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang sisdiknas

Hamidi. 2004. Metode Penelitian Kualiatatif Aplikasi Praktis Pembuatan Proposal dan Laporan Penelitian. Malang :Universitas Muhammadiyah. Honi, Nikolaus. 2003. Pelaksanaan Kurikulum Sekolah Lanjutan Tingkat

Pertama di Kabupaten Lembata Propinsi Nusa Tenggara Timur. Skripsi: Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Mansur Muslich. 2007. KTSP ( Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual ).Jakarta : Bumi Aksara.

Mansur Muslich. 2007.KTSP ( Dasar Pemahaman dan Pengembangan ). Jakarta: Bumi Aksara.

Moleong, Lexy J. 2002. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Nana Sujana. 1989. Pelaksanaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah. Bandung: Sinar Baru.

Suharsimi Arikunto. 1998. Dasar Dasar Evalusasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Sujono. 1998. Pengajaran Matematika Sekolah Menengah. Jakarta : Dirjen Dikti PPLPT

Tim. 1996.Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta : Balai Pustaka. Tim. 1996. Kurikulum SMP Pangudi Luhur Moyudan


(6)

165

www.Atmajaya.ac.id. 1998. KTSP Kontradiktif Dengan Ujian Nasional ( diakses Maret 2008 )

riyanafirly.wordpress.com. 1997. KTSP Penyempurnaan Dari KBK ( diakses Maret 2008 )

www.wikipedia.org. 1997.Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan( diakses Maret 2008)