4 dengan variasi kadar aspal, yaitu : 5, 5,5, 6, 6,5, 7 terhadap berat total
campuran. 2.
Material agregat halus yang digunakan adalah agregat yang lolos saringan No.4 4,75 mm.
3. Variasi nilai sand equivalent yang digunakan adalah 80, 60, 40, 20 sesuai
perhitungan. 4.
Variasi waktu perendaman yang digunakan untuk uji durabilitas yaitu 24 jam dan 48 jam.
5. Spesifikasi yang digunakan adalah spesifikasi umum Bina Marga 2010 revisi 3.
1.5. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah : 1.
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pengetahuan yang baru bagi penulis dan pembaca pada umumnya.
2. Memberi kontribusi pemikiran tentang pengaruh nilai sand equivalent terhadap
karakteristik Marshall dan durabilitas pada campuran Asphalt Concrete, sehingga dalam aplikasinya akan diperoleh perkerasan yang baik.
3. Dapat dijadikan referensi penelitian selanjutnya.
1.6. Nilai Sand Equivalent
Nilai sand equivalent adalah perbandingan pembacaan skala pasir terhadap skala pembacaan lumpur pada alat uji sand equivalent yang dinyatakan dalam persen. Pengujian
sand equivalent sendiri merupakan suatu metode pengujian agregat halus atau pasir yang lolos saringan No.4 4,75 mm, menggunakan suatu alat uji cara setara pasir dan larutan
Calcium Cloride. Spesifikasi umum Bina Marga Revisi 3 2010, menyatakan bahwa nilai setara
pasir sand equivalent untuk agregat halus pada campuran agregat - aspal panas minimal
sebesar 60. 1.7.
Karakteristik Marshall
Pemahaman akan karakteristik Marshall secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut :
1.7.1. Nilai VIM Void In Mix
Void In Mix VIM adalah perbandigan prosentase volume rongga terhadap volume total campuran padat atau nilai yang menunjukkan banyaknya rongga
5 dalam suatu campuran. VIM dinyatakan dalam persentase terhadap volume
campuran aspal. 1.7.2.
Nilai VFWA Void Filled With Asphalt Void Filled With Asphalt VFWA adalah nilai yang menunjukkan besarnya rongga
yang terisi oleh aspal yang dinyatakan dalam persen . Besarnya nilai VFWA sangat berpengaruh terhadap keawetan suatu perkerasan. Apabila nilai VFWA
tinggi berarti banyak rongga yang terisi aspal, sehingga kekedapan campuran terhadap air dan udara menjadi tinggi.
1.7.3. Nilai Stabilitas
Stabilitas adalah kemampuan lapisan perkerasan untuk menahan deformasi atau perubahan bentuk tetap, seperti : gelombang, alur, bleeding. Nilai stabilitas
diperoleh melalui pembacaan dial atau arloji pada alat Marshall yang dikalikan dengan kalibrasi alat Marshall, nilai koreksi tinggi benda uji, dan konversi satuan
dari lbs ke kg. 1.7.4.
Nilai Flow Kelelehan Plastis Flow merupakan besarnya deformasi yang terjadi pada suatu lapis perkerasan
akibat menahan beban yang diterima. Besarnya nilai deformasi pada lapis perkerasan dipengaruhi oleh nilai VIM, VFWA, dan stabilitas Riyanto,1996. Nilai
flow diperoleh melalui pembacaan dial atau arloji pada alat Marshall. Nilai flow dinyatakan dalam mm.
1.7.5. Nilai Marshall Quotient.
Marshall Quotient adalah hasil bagi dari nilai stabilitas dengan nilai flow, yang digunakan sebagai pendekatan terhadap tingkat kekakuan campuran. Nilai MQ
akan memberikan nilai fleksibilitas pada campuran, semakin besar nilai MQ berarti perkerasan semakin kaku dan sebaliknya semakin kecil nilai MQ maka perkerasan
semakin lentur. 1.7.6.
Density Kepadatan Nilai density, yaitu nilai yang menunjukkan besaran kepadatan campuran.
Kepadatan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain gradasi campuran, jenis dan kualitas bahan penyusun, kadar aspal, kekentalan aspal, jumlah dan suhu
pemadatan.
6
1.8. Durabilitas