6
1.8. Durabilitas
Durabilitas adalah kemampuan campuran beton aspal menerima repetisi beban lalu lintas, seperti : berat kendaraan dan gesekan antar roda kendaraan dan permukaan jalan,
serta menahan keausan akibat pengaruh cuaca dan iklim seperti udara, air, atau temperatur. Durabilitas beton aspal dipengaruhi oleh tebalnya film atau selimut aspal, banyaknya pori
dalam campuran, kepadatan, dan kedap air. Nilai durabilitas yang menyatakan keawetan atau daya tahan campuran dihitung dari prosentase nilai stabilitas dengan variasi waktu
perendaman 48 jam dibandingkan nilai stabilitas pada perendaman normal 24 jam.
2. METODE
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen di laboratorium bahan jalan dengan melakukan percobaan terhadap beberapa bahan baku aspal, agregat dan sampel
campuran aspal – agregat sesuai kepentingan pendataan, proses penelitian dilaksanakan
dalam 7 tujuh tahap sebagai berikut :
2.1. Tahap I
: Persiapan
Hal – hal yang harus dilakukan dalam persiapan penelitian antara lain sebagai berikut :
2.1.1 Menyiapkan bahan seperti agregat, aspal.
2.1.2 Menyiapkan peralatan.
2.1.3 Menyiapkan form-form pengujian dan mengolah hasil pengujian.
2.1.4 Menyiapkan tenaga yang akan membantu jalannya penelitian di laboratorium.
2.2. Tahap II
: Pengujian bahan
2.2.1 Pemeriksaan agregat yang dilakukan meliputi :
2.2.1.1 Pemeriksaan berat jenis dan penyerapan agregat kasar dan agregat halus
2.2.1.2 Pemeriksaan keausan dengan mesin Los Angales abration test.
2.2.1.3 Pemeriksaan analisa saringan agregat kasar.
2.2.1.4 Pemeriksaan analisa saringan agregat halus.
2.2.1.5 Pemeriksaan sand equivalent.
2.2.1.6 Pemeriksaan kelapukan.
2.2.2 Pemeriksaan aspal yang dilakukan meliputi :
2.2.2.1 Pemeriksaan penetrasi
2.2.2.2 Pemeriksaan titik lembek
2.2.2.3 Pemeriksaan berat jenis
2.2.2.4 Pemeriksaan titik nyala dan titik bakar.
7 2.2.2.5
Pemeriksaan daktilitas.
2.3. Tahap III
: Mix design aggregate
Pada tahap ini dilakukan perencanaan campuran mix design dan pembuatan benda uji dengan kadar aspal 5, 5,5, 6, 6,5, 7 terhadap total berat agregat. Perencanaan
campuran mix design dilakukan untuk mendapatkan suatu perbandingan yang tepat antara agregat halus, agregat sedang dan agregat kasar. Pada penetilian ini desain
campuran mengacu pada Spisifikasi Umum Bina Marga Revisi 3.
2.4. Tahap IV
: Pengujian benda uji dengan Marshall test untuk menentukan
kadar aspal optimum Pada tahap ini benda uji dengan variasi kadar aspal dilakukan pengujian Marshall yang
sebelumnya telah ditimbang berat kering setelah pemadatan, berat kering permukaan jenuh dan beratsampel dalam air. Pengujian ini bertujuan untuk menentukan kadar aspal
optimum, properties Marshall dan durabilitas benda uji.
2.5. Tahap V
: Pembuatan benda uji dengan variasi nilai sand equivalent
Pada tahap ini dilakukan pembuatan benda uji dengan variasi nilai sand equivalent menggunakan kadar aspal optimum yang telah didapat dari pengujian sebelumnya. Variasi
nilai sand equivalent yang digunakan, yaitu : 80, 60, 40 dan 20. Jumlah benda uji, yaitu : 3 buah pada masing
– masing nilai sand equivalent.
2.6. Tahap VI