Analisis Empiris perbedaan Kinerja Keuangan (Cr,Qr,Roe,Npm,Tat)dan Harga Saham (Per,Pbv) antara perusahaan yang melakukan stock split dengan perusahaan yang tidak melakukan stock split : studi empiris pada perusahaan bursa efek indonesia tahun 2006-2007
3tP,6
/ftyN/b---
ANAL1s1s EMPIRIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN
(CR, QR, DER, ROE, NPM, TAT)
DAN HARGA SAHAM (PER, PBV)
ANTARA PERUSAHAAN YANG MELAICTJKAN STOCK SPLIT
DENGAN PERUSAHAAN YANG TIDAK MELAKUKAN
STOCK SPLIT
(Studi Empiris Pada Perusahaan Bursa Efek Indonesia Tahun 2006 - 2007)
SKRIP SI
Oleh:
TRI JULIA WAN
QPTッウキセ@
•
_._,.
セ@
llarl
' ... セ@ ..........................\ .. セ@ ..... セ@
'No.
IL セ@
' 1)'('/J\ ᄋZN[BQGゥセヲ@
セGIェ@
"C
11 .._.::;................ _ ...............
.
.
•
(Tii\
•
I)
k.la•tlrllluolil : ._.........................................
JURUSAN MANAJEMEN KEUANGAN
FAI(ULTAS EKONOM][ DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1430H/2009M
ANALISIS EMPIRIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN
(CR, QR, DER, ROE, NPM, TAT)
DAN HARGA SAHAM (PER, PBV)
ANTARA PERUSAHAAN YANG MELAI(UKAN STOCK SPLIT
DENGAN PERUSAHAAN YANG TIDAK l\llELAKUKAN
STOCK SPLIT
(Studi Empiris Pada Perusahaan Bursa Efek Indonesia Tahun 2006 - 2007)
r·>---
I
.....,.•._.
PEl'l(PIJSTAK."'.,\N. UTAl'vlA
LJIN SYAHID JAKAJlllTA
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Saijana Ekonomi
Oleh
TRI JULIAWAN
NIM: 104081002556
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I
セ@
Indoyama Nasarudin, SE. MAB
NIP: 150 317 955
NIP: 150 317 593
JURUSAN MANAJEMEN KEUANGAN
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1430H/2009M
j
Hari ini Senin Tanggal Dua Puluh Dua Bulan Juni Tahun Dua Ribu Sembilan telah
dilakukan Ujian Skripsi atas nama: Tri Juliawan, NIM: 104081002556 dengan judul
skripsi: "ANALISIS EMPIRIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN
(CR, QR, DER, ROE, NPM, TAT) DAN HARGA SAHAM (PER, PBV)
ANTARA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN STOCK SPLIT
DENGAN PERUSAHAAN YANG TIDAK MELAKUKAN STOCK
SPLIT" (Studi Empiris Pada Perusahaan Bursa Efek Indonesia Tahun 2006 2007). Memperhatikan penampilan tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini
sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 22 Juni 2009
Tim Penguji Ujian Skripsi
セ@
Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM
Ketua
Indoyama Nasarudin, SE. MAB
Sekretaris
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS
Penguji Ahli
Hari ini Rabu Tanggal Tiga Puluh Satu Bulan Desember Tahun Dua Ribu Delapan telah
dilakukan Ujian Komprehensif atas nama: Tri Juliawan, NIM: 104081002556 dengan
judul
skripsi:
"ANALISIS
EMPIRIS
PERBEDAAN
KINERJA
KEUANGAN (CR, QR, DER, ROE, NPM, TAT) DAN HARGA SAHAM
(PER, PBV) ANTARA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN STOCK
SPLIT DENGAN PERUSAHAAN YANG TIDAK MELAKUKAN
STOCK SPLIT" (Studi Empiris Pada Perusahaan Bursa Efek Indonesia Tahun
2006 - 2007). Memperhatikan penampilan tersebut selama ujian berlangsung, maka
skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Smjana
Ekonomi pada Jurnsan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam
Negeri SyarifHidayatullah Jakmia.
Jakarta, 31 Desember 2008
Tim Penguji Ujian Komprehensif
,;::
Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM
Ketu a
Indoyama Nasarudin, E. MAB
Sekretaris
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS
PengujiAhli
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama lengkap
Tempat taggal lahir
Jenis kelamin
Kebangsaan
Agama
Ala.mat
Telp
: Tri Juliawan
: Bekasi, 03 Juli 1985
: Laki-Laki
: Indonesia
: Islam
: Jl. H. Basyar Raya RT. 001 RW.003 No.22 Jaticempaka,
Pondok Gede, Bekasi Jawa Barat 17411
: 021 84997327, HP: 021 97333161
Pendidikan Formal:
セ@
SDN W aringin Indah (1997)
:>- SLTPN 17 Bekasi (2000)
>- SMK Kemala Bhayangkari I (2003)
>- UIN SyarifHidayatullah Jakarta FEIS Jur.Manajemen (2009)
Pendidikan Informal
:>- Kursus Bahasa Inggris Basic Grammar dan Basic Speaking (sertifikat)
>- Pelatihan Perpajakan, Pembicara : Ikatan Konsultan Pajak Indonesia Trainer :
Kantor Akuntan Publik Usman & Rekan (sertifikat)
:>- Seminar Entrepreneurship, Nara Sumber : Dr. Jhon N Parlinggi (Presdir PT.
Karsa Mulindo Semesta), Dede Yusuf (Publik Figur & Pengusaha), H. Achmad
Subianto (Dirut PT. TASPEN Indonesia) (sertifikat)
ABSTRACT
The objectives of this research to examine a difference of operating performance
and stock price of companies that conducting stock split and not conducting stock split.
26 companies that sub divided into issuer and non issuers sample have chosen.
Analysis performed using mann-whitney test for test the difference. The result
show current ratio, quick ratio, leverage ratio, return on equity, net profit margin, total
asset turnover, price earning ratio and price to book value have no significant on the
difference. These show that liquidity performance, the solvability, profitability, the
activity, and the stock price of companies that conducting stock split are better than not
conducting stock split. So, this research unsupport the signaling hypothesis.
Keyword: financial performance, stock price, stock split, signaling hypothesis.
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji perbedaan kinerja keuangan
perusahaan dan harga saham antara perusahaan yang melakukan stock split dengan
perusahaan yang tidak melakukan stock split. Sampel yang dipilih adalah 26 perusahaan
baik yang melakukan stock split dan perusahaan yang tidak melakukan stock split.
Penelitian ini menggunakan alat uji mann-whitney test untuk menguji perbedaan
tersebut. Hasil penelitian menunjukkan current ratio, quick ratio, leverage ratio, return
on equity, net profit margin, total asset turnover, price earning ratio dan price to book
value secara statistik tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Ini memntjukkan bahwa
tingkat Iikuiditas, tingkat solvabilitas, tingkat profitabilitas, tingkat aktivitas dan harga
saham perusahaan yang melakukan stock split tidak lebih baik dari perusahaan yang tidak
melakukan stock split. Jadi, penelitian ini tidak mendukung signaling hypothesis.
Kata kunci: kinerja keuangan, harga saham, pemecahan saham, signaling hypothesis.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT sang pencipta segalanya.
Dengan Kemurahan dan Kasih Sayang-Nya lah penulis dapat menyelesaikan penyusunan
skripsi ini. Tak lupa shalawat serta salam saya haturkan kepada Nabi Muhammad SAW
sangjunjungan yang telah membimbing kita hingga akhirat nanti.
Dengan do'a dan kerja keras akhirnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan
skripsi ini. Tak dapat dipungkiri pula dukungan dari orang di sekitar yang sangat
membantu penulis dalam menyelesaikan penyususan skripsi ini. Semoga jasa baik kalian
dibalas oleh Yang Maha Pencipta dengan beribu-ribu kebaikan. Ungkapan terima kasih
ini antara lain ditujukan kepada:
I. Kedua orang tua saya H.Abu Bakar (aim) dan Siti Marfu'ah, atas dukungan dan
do' a yang tiada hentinya.
2. Kakek dan Nenek yang kusayangi, H.Rohmatullah Amil dan Hj.Siti Maryam,
yang selalu mendoakan penulis setiap waktu.
3. Dekan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku
pimpinan Fakultas dan dosen penguji ahli ujian komprehensif.
4. Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM selaku pembimbing I dan Indo Yama Nasarudin,
SE, MAB selaku pembimbing II, yang telah banyak memberikan pengarahan dan
dengan rela meluangkan waktunya.
5. Seluruh dosen-dosen terima kasih atas ilmu yang telah di ajarkan dan karyawan
beserta staf FEIS terima lrnsih atas pelayanan j asa akademik.
6. Kakak yang saya sayangi Nur'aini dan Saifullah yang selalu memberikan
pengarahan serta nasehat dan motivasi saat beban terasa begitu hebat. Adik
tercinta Febri Susanto dan Yuli Agustiani yang selalu memacu semangat dalam
diri penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
7. Bibi Hayati dan Paman Burhanudin yang talc pernah lelah memberikan dukungan
moril dan selalu memberikan kasih sayangnya, dan Mumtaz sepupuku yang
gemuk, yang selalu menghibur penulis disaat merasakan kejenuhan. Bibi
Hamidah beserta suami dan anak-anaknya terima kasih atas segalanya.
8. Rizki Apriyani dan lbunda, yang selalu mendo'akan dan memberikan semangat
kepada penulis sehingga selesainya penyusunan skripsi ini.
9. Bambang, Sukmaja dan Yuto terima kasih atas nasehat dan do'a-nya.
I 0. Purwo, Gelar, dan Isna, terima kasih atas bantuannya.
11. Teman-teman kelas Manajemen D angkatan 2004, terima kasih atas kebersamaan
dan kekompakannya.
12. Teman-teman dikantor, Efendi, Solihin, Antoni, Aqwa, Jonianto, terima kasih atas
masukannya.
13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan, terima kasih atas segala bantuannya,
semoga Tuhan membalas dengan beribu-ribu kebaikan. Amin.
Jakarta, 01 Juni 2009
Penulis
DAFTARISI
Daftar Riwayat Hidup
Abstract
11
Abtrak
Ill
Kata Pengantar
IV
Daftar Isi
vi
Daftar Tabel
viii
Daftar Gambar
x
Daftar Lampiran
XI
BABI
BAB II
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
1
B. Perumusan Masalah
10
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
11
TINJAUAN PUSTAKA
A. Stock Split
I. Pengertian Stock Split
13
2. Jenis-Jenis Stock Split
16
3. Manfaat Stock Split
17
4. Dasar Teori Utama Stock Split
18
5. Pengaruh Stock Split pada Harga Saham
19
6. Pengaruh Stock Split pada Kine1ja Perusahaan
20
B. Laporan Keuangan
21
I. Kegunaan Laporan Keuangan
21
2. Pengguna Laporan Keuangan
22
C. Komponen Laporan Keuangan
24
1. Neraca
24
2. Laporan Laba Rngi
25
3. Laporan Arns Kas
26
D. Rasio Keuangan
1. Rasio Likuiditas
28
2. Rasio Solvabilitas
29
3. Rasio Profitabilitas
30
4. Rasia Aktivitas
32
E. I-!arga Saharn
BAB III
BAB IV
27
33
I. Price earning Ratio
34
2. Price to Book Value
35
F. Penelitian Dahulu yang Relevan
35
G. Kerangka Pemikiran
40
I-!. Hipotesis
42
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
43
B. Metode Penentuan Sarnpel
43
C. Metode Pengumpulan Data
44
D. Metode Analisis
44
E. Definisi Operasional Variabel Penelitian
47
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pengalahan Data dan Analisis Deskriftif
54
I. Rasia Likuiditas
55
2. Rasia Salvabilitas
62
3. Rasia Profitabilitas
66
4. RasiaAktivitas
74
5. Price Earning Ratio
78
6. Price to Book Value
80
B. Uji Mann-Whitney
84
C. Interpretasi
BABV
93
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan
99
B. Implikasi
100
DAFT AR PUSTAKA
102
LAMPIRAN
105
DAFTAR TABEL
Nomor
Keterangan
Hal am an
4.1
Current Ratio (Stock Split)
55
4.2
Current Ratio (Tidak melakukan Stock Split)
57
4.3
Quick Ratio (Stock Split)
59
4.4
Quick Ratio (Tidak melakukan Stock Split)
61
4.5
Debt to Equity Ratio (Stock Split)
62
4.6
Debt to Equity Ratio (Tidak melaknkan Stock Split)
64
4.7
Return On Equity (Stock Split)
66
4.8
Return On Equity (Tidak melakukan Stock Split)
68
4.9
Net Profit Margin (Stock Split)
70
4.10
Net Profit Margin (Tidak melakukan Stock Split)
72
4.11
Total Asset Turnover (Stock Split)
74
4.12
Total Asset Turnover (Tidak melakukan Stock Split)
76
4.13
Price Earning Ratio (Stock Split)
78
4.14
Price Earing Ratio (Tidak melakukan Stock Split)
79
4.15
Price To Book Value (Stock Split)
80
4.16
Price To Book Value (l'idak melakukan Stock Split)
81
4.17
Rasio rata-rata
83
4.19
Output SPSS Mann Whitney Test CR (Likuiditas)
84
4.20
Output SPSS Mann Whitney Test QR (Likuiditas)
85
4.21
Output SPSS .Mann Whitney Test DER (Solvabilitas)
86
4.22
Output SPSS Mann Whitney Test ROE (Profitabilitas)
87
4.23
Output SPSS Mann Whitney Test NPM (Profitabilitas)
88
4.24
Output SPSS Mann Whitney Test TAT (Aktivitas)
89
4.25
Output SPSS Mann Whitney Test PER (Harga Saham)
90
4.26
Output SPSS lvfann Whitney Test PBV (Harga Saham)
91
4.27
Output SPSS Rata-rata Rasio (Mann Whitney Test)
92
DAFTAR GAMBAR
Nomor
2.1
Keterangan
Halaman
Kerangka Pemikiran
40
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Keterangan
Halaman
I
Daftar Perusahaan yang Melakukan Stock Split Tahun 2006
105
2
Daftar Perusahaan yang Melakukan Stock Split Tahun 2007
105
3
Daftar Perusahaan yang Tidak Melakukan Stock Split
106
4
Data SPSS Kine1ja Keuangan dan Harga Sahan1 (Stock Split)
107
5
Data SPSS Kinerja Kuangan dan Harga Saham (Bukan Stock Split) I 08
6
Output SPSS Uji Mann-Whitney Current Ratio
109
7
Output SPSS Uji Mam1-Whitney Quick Ratio
110
8
Output SPSS Uji Maim-Whitney Debt to Equity Ratio
111
9
Output SPSS Uji Mann-Whitney Return On Equity
112
IO
Output SPSS Uji Maim-Whitney Net Profit Margin
113
11
Output SPSS Uji Malli1-Whitney Total Asset Turnover
114
12
Output SPSS Uji Malli1-Whitney Price Earning Ratio
115
13
Output SPSS Uji Mann-Whitney Price to Book Value
116
BABI
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kebijakan manajemen dapat dikelompokkan dalam tiga kelompok besar,
yaitu kebijakan investasi, kebijakan pembiayaan, dan kebijakan dividen, Van
Horne (1995) dalam Achmad Rifa'i dan Rudi Handoko (2005:149).
Perdagangan saham atau surat-surat berharga (efek) di Bursa Efek,
informasi sangat dibutuhkan bagi para investor untuk mengetahui tentang
kondisi perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek sebagai emiten. Informasi
juga sangat berperan terhadap semua transaksi perdagangan yang terjadi di
pasar modal. Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh investor dalam
memilih portofolio yang efisien dipengaruhi oleh informasi yang diperolehnya
dari perusahaan emiten. Aktivitas emiten yang terpampang dalam pengumuman
di pasar modal selalu diamati para investor. Berbagai infonnasi yang
dipublikasikan di pasar modal baik informasi yang mempengaruhi sebagian
perusahaan maupun memiliki pengaruh terhadap seluruh perusahaan yang ada
di pasar modal. Beberapa informasi atau fakta yang material yang terdapat di
pasar modal misainya adalah penggabungan usaha (merger), pengan1bilalihan
(acquisition), peleburan nsaha (consolidation), pemecahan saham (stock splits),
pembagian dividen saham (stock dividen), dan masih banyak lagi (lndah
Kurniawati, 2003:265).
Stock split adalah kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan emiten
untuk menambah jumlah saham yang akan diperdagangkan dengan memecah
{split) nilai nominal sahamnya. Aktivitas tersebut biasanya dilakukan pada saat
harga saham dinilai terlalu tinggi sehingga akan mengurangi investor untuk
membelinya. Stock split terjadi karena adanya keinginan dari para emiten untuk
mempertahankan agar saham yang dimilikinya tetap berada dalam rentang
perdagangan yang optimal. Secara sederhana, stock split berarti memecah
selembar saham menjadi n lembar saham. Stock Split mengakibatkan
bertambabnya jumlah saham yang beredar tanpa transaksi jual beli yang
mengubah besamya modal. Harga per lembar saham barn setelah stock split
adalah l/n dari harga saham sebelumnya (Elok Sri Utami, 2007:1)
Para ahli menyebutkan stock split sebagai salah satu kosmetika saham,
dalam arti bahwa tindakan perusahaan tersebut merupakan upaya pemolesan
saham agar lebih menarik dimata investor sekalipun tidak meningkatkan
kemakmuran bagi investor. Tindakan stock split akan menimbulkan efek
fatamorgana bagi investor, yaitu investor seolah-olah menjadi lebih makmur
karena memegang saham dalam jumlah yang lebih banyak. Jadi stock split
sebenarnya merupakan tindakan perusahaan yang tidak memiliki nilai ekonomis
(Marwata, 2001: 150). Meskipun secara teoritis stock split tidak memiliki nilai
ekonomis, tetapi banyak terjadi peristiwa stock split di pasar modal. Hal ini
mengindikasikan bahwa stock split telah menjadi suatu alat yang penting dalam
praktek pasar modal. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan jika banyak
penelitian yang dikembangkan untuk membahas tentang praktek stock split
dipasar modal (Elok Sri Utami, 2007:2).
Stock split merupakan suatu fenomena yang masih diperdebatkan dan
menjadi teka-teki dalam dunia ekonomi. Hal ini disebabkan karena stock split
merupakan suatu aktivitas perusahaan emiten yang tidak menambah nilai
ekonomis perusahaan atau tidak secara langsung mempengarnhi cash flow
perusahaan, tetapi banyak perusahaan yang melakukan aktivitas tersebut
(Brigham dan Gapenski 1994 dalam Beni Suhendra Winarso, 2005:209).
Walaupun stock split suatu aktivitas pernsahaan emiten yang tidak menambah
nilai ekonomis, namun aktivitas stock split mempengaruhi reaksi positif bagi
perdagangan saham di pasar modal. Abnormal return yang signifikan
merupakan bukti reaksi positif dari pengumuman tentang stock split. Secara
umum stock split hanya meningkatkan jumlah saham yang beredar sehingga
mempengaruhi perubahan harga saham, earnings, risiko, clan tingkat likuiditas
saham perusahaan emiten.
Aktivitas stock split sebaiknya perlu dipertimbangkan terlebih dahulu,
karena terdapat biaya yang ditimbulkan akibat melakukan stock split, selain itu
hanya perusahaan yang memiliki kinerja yang baik saja yang dapat menanggung
biaya tersebut. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Bre1111an Hughes
(1991) dalam Beni Suhendra Winarso (2005:210) yang menyatakan bahwa
stock split mengandung biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan yang
melakukan aktivitas stock split.
Stock split memberikan sinyal yang mahal (costly) terhadap informasi
manajer karena biaya transaksi saham tergantung pada besamya harga saham.
Biaya transaksi saham memiliki hubungan negatif
dengan harga saham,
sehingga ha! ini menunjukkan bahwa hanya perusahaan yang memiliki prospek
masa depan yang bagus yang mampu menanggung biaya transaksi akibat
adanya stock split tersebut (Beni Suhendra Winarso, 2005:210). Pengumuman
tentang stock split memiliki pengaruh yang besar terhadap reaksi pasar, yaitu
dengan adanya sinyal positif bagi investor, karena hanya perusahaan yang
memiliki kinerja keuangan yang baik yang melakukan stock split.
Motivasi emiten melakukan stock split antara lain untuk meningkatkan
likuiditas perdagangan saham tersebut di Bursa. Dengan stock split harga saham
lebih terjangkau oleh investor sehingga diharapkan transaksi jual beli di pasar
saham lebih banyak terjadi atau perdagangan lebih likuid. Akibatnya
pennintaan saham cendenmg baik, saham lebih aktif diperdagangkan di Bursa,
dan harganya pun boleh jadi naik lebih tinggi.
Optimal berarti bahwa jika harga saham berada dalam kisaran tersebut,
ras10 harga atau laba dan juga nilai perusahaan akan dimaksimumkan. Jika
harga saham naik cukup tinggi, manajemen mungkin akan mengumumkan stock
split, sehingga
menggandakan jumlah lembar saham yang beredar dan
menurunkan harga saham. Setiap pemegang saham akan memiliki lebih banyak
lembar saham, tetapi setiap lembarnya akan menjadi lebih kecil nilainya.
Kekayaan pemegang saham sesudah stock split sebenarnya sama sepe11i pada
saat sebelum terjadi stock split. Namun jika harga saham bergerak baik diatas
harga per lembar saham sesudah stock split, kekayaan pemegang saham akan
menjadi lebih baik.
Block dan Hirt (1992) dalam Indah Retno Rahayu (2009:18)
menegaskan bahwa tujuan utama dilakukannya stock split adalah untuk
menempatkan saham dalam kisaran perdagangan yang lebih populer (populer
trading range), dimana melibatkan banyak pembeli. Dengan harga saham yang
terjangkau oleh investor, maka akan mendorong investor untuk melakukan
transaksi atas saham tersebut. Hal ini alcan menyebabkan sahan1 suatu
pemsahaan alcan kembali aktif dan likuid dengan semakin meningkatnya
transaksi pembelian atas saham tersebut, sehingga akan membantu perusahaan
selaku emiten dari ancaman delisting.
Terdapat beberapa alasan mengapa perusahaan melakukan stock split
seperti: (!) untuk mengatur harga saham perusahaan pada level investor
individual akan lebih tertarik untuk menginvestasikan dananya pada saham
tersebut, (2) perusahaan ingin menambah jumlah lembar saham yang ada
sehingga jumlah lembar saham yang diharapkan bertambah dan dapat membuka
peluang yang lebih besar bagi para investor yang ingin menanam dananya serta
akan membuat aktivitas volume perdagangan menjadi meningkat,
(3)
memberikan sinyal pada investor bahwa perusahaan tersebut mempunyai
kinerja perusahaan yang cukup bagus, (4) memberikan manfaat bagi para
pemegang saham akan mendapat keuntungan setelah melakukan stock split
walaupun dalam keadaan pasar yang kurang bagus (Elok Sri Utami, 2007:2)
Beberapa studi empiris telah bernsaha untuk menjawab pertanyaan
tentang efek stock split atau stock dividend terhadap peningkatan nilai pasar
saham. Berikut ini adalah ikhtisar dari temuan-temuan tentang efek stock split
atau stock dividend terhadap peningkatan nilai pasar salmm: 1) secara rata-rata
harga saham akan naik tidak lama setelah perusalman mengumumkan stock
split, 2) kenaikan harga ini lebih merupakan akibat dari kenyataan bahwa
investor menganggap stock split sebagai isyarat laba dan dividen masa
mendatang yang lebih tinggi dari pada keinginan untuk memberlakukan stock
split semata, 3) jika suatu perusahaan mengumumkan suatu split, harga
sahamnya akan cenderung naik. Namun jika dalam waktu beberapa bulan
mendatang perusahaan tidak mengumumkan kenaikan laba atau kenaikan
dividen, maka harga sahamnya akan turun ke tingkat semula (Brigham, Houston
2006:71).
Hal ini didukung dengan adanya informasi dalam berita harian Koran
Tempo tanggal 22 Mei 2008 yang mengatakan bahwa PT. Perusahaan Gas
Negara Tbk (PON) berencana memecah nominal nilai saham (stock split)
dengan rasio 1 banding 5. Langkah ini bertujuan menjaga dan lebih
meningkatkan likuiditas saham perusahaan operator gas pelat merah. Rencana
pemecahan nominal saham itu akan menjadi salah satu agenda dalam Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS) pada tanggal 13 Juni 2008.
Dalam harian Tempo tanggal 22 Mei 2008, Analis PT BNI Securities
Norico Gaman, menilai rencana pemecahan nilai saham PGN sebagai sesuatu
yang menarik bagi investor retail. Dengan rasio 1:5, saham PGN akan lebih
menarik investor retail. Tingginya harga saham PGN yang mencapai Rp.14.750
membuat saham PGN lebih dikuasai investor institusi. Dengan adanya rencana
itu, diharapkan saham PGN akan lebih terdistribusi tidak hanya dimiliki
investor institusi, tapi juga bisa dimiliki oleh investor retail. Norico
memprediksi saham PGN nanti bisa menyentuh angka Rp.35.000 per saham
(sebelum stock split), dengan syarat produksi gas nasional bisa ditingkatkan dan
harga gas domestik juga naik. Rencana pemecahan nilai saham akan membuka
peluang bagi investor spekulatif untuk masuk dalam kepemilikan saham PGN.
Dengan semakin murahnya saham PGN, maka investor yang masuk bisa jadi
tidak sesuai dengan karakteristik yang diinginkan.
y11'
)!
'
Signalling hypothesis, yang dikembangkan oleh FFJR (1969) dan juga
GMT (1984) berargumentasi bahwa pasar bereaksi positif terhadap pemecahan
saham, karena pasar berasumsi bahwa pemecahan saham merupakan sinyal
akan adanya perubahan income yang diharapkan dalam bentuk kenaikan
dividen, dan reaksi positif ini merupakan antisipasi pasar terhadap kenaikan
dividen (Achmad Rifa'I dan Rudi Handoko, 2005:151).
Berdasarkan signaling hypothesis, pengujian ini difokuskan untuk
menganalisis kondisi kine1:ja keuangan perusahaan yang melakukan suatu
c017Jorate action yakni stock split. Hal ini disebabkan dengan adanya suatu
hipotesis yang menyebutkan bahwa stock split merupakan suatu bentuk
corporate action yang digunakan oleh perusahaan emiten untuk memberikan
sinyal yang baik kepada publik. Stock split memberikan sinyal yang baik bagi
(calon) investor karena adanya perusahaan yang memiliki kinerja yang bagus
saja yang dapat melakukan stock split. Stock split sebenarnya tidak menambah
nilai ekonomis bagi perusahaan tetapi justru menambah biaya bagi perusahaan
yang melakuknnya sepe1ii biaya penerbitan saham, biaya perijinan, dan lain
sebagainya (Grinblatt et al 1984 dalam Beni Suhendra Winarso, 2005:210).
Liquidity hypothesis, yaitu dengan pemecahan saham maka harga saham
akan lebih rendah, sehingga lebih banyak investor individual terdorong untuk
membeli saham dan diharapkan likuiditas saham tersebut meningkat (Achmad
Rifa'I dan Rudi Handoko, 2005:151).
Trading range theory menyatakan bahwa pemecahan saham akan
meningkatkan !ikuiclitas perdagangan saham. Manurut teori ini, harga saham
yang terlalu tinggi (overprice) menyebabkan kurang aktifnya sahan1 tersebut
cliperdagangkan. Dengan aclanya pemecahan saham, harga saham menjacli tidak
terlalu tinggi, sehingga akan semakin banyak investor yang mampu bertransaksi
(Harjanti Widiastuti clan Usmara, 2005:228).
Dari uraian tersebut, peneliti tertarik untuk menguji konsistensi dari
basil penelitian yang clilakukan oleh Elok Sri Utan1i (2007), Achmad Rifa'i clan
Rudi Handoko (2005), Beni Suhenclra Winarso (2005) clan Indah Kurniawati
(2003) clengan melihat perbeclaan kine1ja keuangan dan tingkat kemahalan
harga saham antara perusahaan yang melakukan slack split dengan perusahaan
yang tidak melakukan stock split.
Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian yang dilakukan
oleh Elok Sri Utami (2007), Achmad Rifa'i dan Rudi Handoko (2005), Beni
Suhendra Winarso (2005), Harjanti Widiastuti dan Usmara (2005), dan Indah
Kumiawati (2003). Adapun perbedaan dalam penelitian ini terletak pada:
1. Variabel eksogen (independen) yang digunakan merupakan kombinasi
antara keempat penelitian tersebut, yaitu kinerja keuangan dan harga saham.
2. Periode observasi yang digunakan oleh peneliti adalah tahun 2006 - 2007.
Elok Sri Utami dan Lilik Farida (2007) melakukan penelitian pada periode
tahun 2003 - 2005, Achmad Rifa'i dan Rudi Handoko (2005) melakukan
penelitian pada periode tahun 2001 - 2004, sedangkan Beni Suhendra
Winarso (2005) melakukkan penelitian pada periode tahun 1994 - 1998.
Penelitian ini
bezjudul "Analisis Empiris
Perbedaan Kinerja
Keuangan (Current Ratio, Quick Ratio, Debt Equity Ratio , Retum
011
Equity, Net Profit Margin, dan Total Asset Tumover) dan Harga Saham
(Price Eaming Ratio dan Price To Book Value) antara Perusahaan yang
Mclalmlrnn Stock Split dengan Pcrnsahaan yang Tidak Mclalmkan Stock
Split".
Untuk mengukur kine1ja keuangan perusahaan digunakan rasio-rasio
keuangan. Rasio keuangan adalah alat utama untuk menganalisis keuangan,
rasio dapat menstandardisasi informasi keuangan yang dapat dipakai sebagai
alat pembanding antar pernsahaan dengan ukuran yang berbeda (Keown et al,
200 I: I 08). Pertimbangan utama menggunakan rasio-rasio tersebut karena
menurut Beni Suhendra Winarso (2005:209) stock split menunjukkan sinyal
yang valid karena tidak semua pernsahaan dapat melakukannya. Hanya
perusahaan yang memiliki kinerja yang baik saja yang dapat melakukan stock
split.
B.
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang pemikiran tersebut serta hasil penelitian
sebelumnya mengenai kinerja keuangan perusahaan terhadap kebijakan stock
split, mal
/ftyN/b---
ANAL1s1s EMPIRIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN
(CR, QR, DER, ROE, NPM, TAT)
DAN HARGA SAHAM (PER, PBV)
ANTARA PERUSAHAAN YANG MELAICTJKAN STOCK SPLIT
DENGAN PERUSAHAAN YANG TIDAK MELAKUKAN
STOCK SPLIT
(Studi Empiris Pada Perusahaan Bursa Efek Indonesia Tahun 2006 - 2007)
SKRIP SI
Oleh:
TRI JULIA WAN
QPTッウキセ@
•
_._,.
セ@
llarl
' ... セ@ ..........................\ .. セ@ ..... セ@
'No.
IL セ@
' 1)'('/J\ ᄋZN[BQGゥセヲ@
セGIェ@
"C
11 .._.::;................ _ ...............
.
.
•
(Tii\
•
I)
k.la•tlrllluolil : ._.........................................
JURUSAN MANAJEMEN KEUANGAN
FAI(ULTAS EKONOM][ DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1430H/2009M
ANALISIS EMPIRIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN
(CR, QR, DER, ROE, NPM, TAT)
DAN HARGA SAHAM (PER, PBV)
ANTARA PERUSAHAAN YANG MELAI(UKAN STOCK SPLIT
DENGAN PERUSAHAAN YANG TIDAK l\llELAKUKAN
STOCK SPLIT
(Studi Empiris Pada Perusahaan Bursa Efek Indonesia Tahun 2006 - 2007)
r·>---
I
.....,.•._.
PEl'l(PIJSTAK."'.,\N. UTAl'vlA
LJIN SYAHID JAKAJlllTA
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Saijana Ekonomi
Oleh
TRI JULIAWAN
NIM: 104081002556
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I
セ@
Indoyama Nasarudin, SE. MAB
NIP: 150 317 955
NIP: 150 317 593
JURUSAN MANAJEMEN KEUANGAN
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1430H/2009M
j
Hari ini Senin Tanggal Dua Puluh Dua Bulan Juni Tahun Dua Ribu Sembilan telah
dilakukan Ujian Skripsi atas nama: Tri Juliawan, NIM: 104081002556 dengan judul
skripsi: "ANALISIS EMPIRIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN
(CR, QR, DER, ROE, NPM, TAT) DAN HARGA SAHAM (PER, PBV)
ANTARA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN STOCK SPLIT
DENGAN PERUSAHAAN YANG TIDAK MELAKUKAN STOCK
SPLIT" (Studi Empiris Pada Perusahaan Bursa Efek Indonesia Tahun 2006 2007). Memperhatikan penampilan tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini
sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 22 Juni 2009
Tim Penguji Ujian Skripsi
セ@
Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM
Ketua
Indoyama Nasarudin, SE. MAB
Sekretaris
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS
Penguji Ahli
Hari ini Rabu Tanggal Tiga Puluh Satu Bulan Desember Tahun Dua Ribu Delapan telah
dilakukan Ujian Komprehensif atas nama: Tri Juliawan, NIM: 104081002556 dengan
judul
skripsi:
"ANALISIS
EMPIRIS
PERBEDAAN
KINERJA
KEUANGAN (CR, QR, DER, ROE, NPM, TAT) DAN HARGA SAHAM
(PER, PBV) ANTARA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN STOCK
SPLIT DENGAN PERUSAHAAN YANG TIDAK MELAKUKAN
STOCK SPLIT" (Studi Empiris Pada Perusahaan Bursa Efek Indonesia Tahun
2006 - 2007). Memperhatikan penampilan tersebut selama ujian berlangsung, maka
skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Smjana
Ekonomi pada Jurnsan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam
Negeri SyarifHidayatullah Jakmia.
Jakarta, 31 Desember 2008
Tim Penguji Ujian Komprehensif
,;::
Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM
Ketu a
Indoyama Nasarudin, E. MAB
Sekretaris
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS
PengujiAhli
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama lengkap
Tempat taggal lahir
Jenis kelamin
Kebangsaan
Agama
Ala.mat
Telp
: Tri Juliawan
: Bekasi, 03 Juli 1985
: Laki-Laki
: Indonesia
: Islam
: Jl. H. Basyar Raya RT. 001 RW.003 No.22 Jaticempaka,
Pondok Gede, Bekasi Jawa Barat 17411
: 021 84997327, HP: 021 97333161
Pendidikan Formal:
セ@
SDN W aringin Indah (1997)
:>- SLTPN 17 Bekasi (2000)
>- SMK Kemala Bhayangkari I (2003)
>- UIN SyarifHidayatullah Jakarta FEIS Jur.Manajemen (2009)
Pendidikan Informal
:>- Kursus Bahasa Inggris Basic Grammar dan Basic Speaking (sertifikat)
>- Pelatihan Perpajakan, Pembicara : Ikatan Konsultan Pajak Indonesia Trainer :
Kantor Akuntan Publik Usman & Rekan (sertifikat)
:>- Seminar Entrepreneurship, Nara Sumber : Dr. Jhon N Parlinggi (Presdir PT.
Karsa Mulindo Semesta), Dede Yusuf (Publik Figur & Pengusaha), H. Achmad
Subianto (Dirut PT. TASPEN Indonesia) (sertifikat)
ABSTRACT
The objectives of this research to examine a difference of operating performance
and stock price of companies that conducting stock split and not conducting stock split.
26 companies that sub divided into issuer and non issuers sample have chosen.
Analysis performed using mann-whitney test for test the difference. The result
show current ratio, quick ratio, leverage ratio, return on equity, net profit margin, total
asset turnover, price earning ratio and price to book value have no significant on the
difference. These show that liquidity performance, the solvability, profitability, the
activity, and the stock price of companies that conducting stock split are better than not
conducting stock split. So, this research unsupport the signaling hypothesis.
Keyword: financial performance, stock price, stock split, signaling hypothesis.
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji perbedaan kinerja keuangan
perusahaan dan harga saham antara perusahaan yang melakukan stock split dengan
perusahaan yang tidak melakukan stock split. Sampel yang dipilih adalah 26 perusahaan
baik yang melakukan stock split dan perusahaan yang tidak melakukan stock split.
Penelitian ini menggunakan alat uji mann-whitney test untuk menguji perbedaan
tersebut. Hasil penelitian menunjukkan current ratio, quick ratio, leverage ratio, return
on equity, net profit margin, total asset turnover, price earning ratio dan price to book
value secara statistik tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Ini memntjukkan bahwa
tingkat Iikuiditas, tingkat solvabilitas, tingkat profitabilitas, tingkat aktivitas dan harga
saham perusahaan yang melakukan stock split tidak lebih baik dari perusahaan yang tidak
melakukan stock split. Jadi, penelitian ini tidak mendukung signaling hypothesis.
Kata kunci: kinerja keuangan, harga saham, pemecahan saham, signaling hypothesis.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT sang pencipta segalanya.
Dengan Kemurahan dan Kasih Sayang-Nya lah penulis dapat menyelesaikan penyusunan
skripsi ini. Tak lupa shalawat serta salam saya haturkan kepada Nabi Muhammad SAW
sangjunjungan yang telah membimbing kita hingga akhirat nanti.
Dengan do'a dan kerja keras akhirnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan
skripsi ini. Tak dapat dipungkiri pula dukungan dari orang di sekitar yang sangat
membantu penulis dalam menyelesaikan penyususan skripsi ini. Semoga jasa baik kalian
dibalas oleh Yang Maha Pencipta dengan beribu-ribu kebaikan. Ungkapan terima kasih
ini antara lain ditujukan kepada:
I. Kedua orang tua saya H.Abu Bakar (aim) dan Siti Marfu'ah, atas dukungan dan
do' a yang tiada hentinya.
2. Kakek dan Nenek yang kusayangi, H.Rohmatullah Amil dan Hj.Siti Maryam,
yang selalu mendoakan penulis setiap waktu.
3. Dekan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku
pimpinan Fakultas dan dosen penguji ahli ujian komprehensif.
4. Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM selaku pembimbing I dan Indo Yama Nasarudin,
SE, MAB selaku pembimbing II, yang telah banyak memberikan pengarahan dan
dengan rela meluangkan waktunya.
5. Seluruh dosen-dosen terima kasih atas ilmu yang telah di ajarkan dan karyawan
beserta staf FEIS terima lrnsih atas pelayanan j asa akademik.
6. Kakak yang saya sayangi Nur'aini dan Saifullah yang selalu memberikan
pengarahan serta nasehat dan motivasi saat beban terasa begitu hebat. Adik
tercinta Febri Susanto dan Yuli Agustiani yang selalu memacu semangat dalam
diri penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
7. Bibi Hayati dan Paman Burhanudin yang talc pernah lelah memberikan dukungan
moril dan selalu memberikan kasih sayangnya, dan Mumtaz sepupuku yang
gemuk, yang selalu menghibur penulis disaat merasakan kejenuhan. Bibi
Hamidah beserta suami dan anak-anaknya terima kasih atas segalanya.
8. Rizki Apriyani dan lbunda, yang selalu mendo'akan dan memberikan semangat
kepada penulis sehingga selesainya penyusunan skripsi ini.
9. Bambang, Sukmaja dan Yuto terima kasih atas nasehat dan do'a-nya.
I 0. Purwo, Gelar, dan Isna, terima kasih atas bantuannya.
11. Teman-teman kelas Manajemen D angkatan 2004, terima kasih atas kebersamaan
dan kekompakannya.
12. Teman-teman dikantor, Efendi, Solihin, Antoni, Aqwa, Jonianto, terima kasih atas
masukannya.
13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan, terima kasih atas segala bantuannya,
semoga Tuhan membalas dengan beribu-ribu kebaikan. Amin.
Jakarta, 01 Juni 2009
Penulis
DAFTARISI
Daftar Riwayat Hidup
Abstract
11
Abtrak
Ill
Kata Pengantar
IV
Daftar Isi
vi
Daftar Tabel
viii
Daftar Gambar
x
Daftar Lampiran
XI
BABI
BAB II
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
1
B. Perumusan Masalah
10
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
11
TINJAUAN PUSTAKA
A. Stock Split
I. Pengertian Stock Split
13
2. Jenis-Jenis Stock Split
16
3. Manfaat Stock Split
17
4. Dasar Teori Utama Stock Split
18
5. Pengaruh Stock Split pada Harga Saham
19
6. Pengaruh Stock Split pada Kine1ja Perusahaan
20
B. Laporan Keuangan
21
I. Kegunaan Laporan Keuangan
21
2. Pengguna Laporan Keuangan
22
C. Komponen Laporan Keuangan
24
1. Neraca
24
2. Laporan Laba Rngi
25
3. Laporan Arns Kas
26
D. Rasio Keuangan
1. Rasio Likuiditas
28
2. Rasio Solvabilitas
29
3. Rasio Profitabilitas
30
4. Rasia Aktivitas
32
E. I-!arga Saharn
BAB III
BAB IV
27
33
I. Price earning Ratio
34
2. Price to Book Value
35
F. Penelitian Dahulu yang Relevan
35
G. Kerangka Pemikiran
40
I-!. Hipotesis
42
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
43
B. Metode Penentuan Sarnpel
43
C. Metode Pengumpulan Data
44
D. Metode Analisis
44
E. Definisi Operasional Variabel Penelitian
47
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pengalahan Data dan Analisis Deskriftif
54
I. Rasia Likuiditas
55
2. Rasia Salvabilitas
62
3. Rasia Profitabilitas
66
4. RasiaAktivitas
74
5. Price Earning Ratio
78
6. Price to Book Value
80
B. Uji Mann-Whitney
84
C. Interpretasi
BABV
93
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan
99
B. Implikasi
100
DAFT AR PUSTAKA
102
LAMPIRAN
105
DAFTAR TABEL
Nomor
Keterangan
Hal am an
4.1
Current Ratio (Stock Split)
55
4.2
Current Ratio (Tidak melakukan Stock Split)
57
4.3
Quick Ratio (Stock Split)
59
4.4
Quick Ratio (Tidak melakukan Stock Split)
61
4.5
Debt to Equity Ratio (Stock Split)
62
4.6
Debt to Equity Ratio (Tidak melaknkan Stock Split)
64
4.7
Return On Equity (Stock Split)
66
4.8
Return On Equity (Tidak melakukan Stock Split)
68
4.9
Net Profit Margin (Stock Split)
70
4.10
Net Profit Margin (Tidak melakukan Stock Split)
72
4.11
Total Asset Turnover (Stock Split)
74
4.12
Total Asset Turnover (Tidak melakukan Stock Split)
76
4.13
Price Earning Ratio (Stock Split)
78
4.14
Price Earing Ratio (Tidak melakukan Stock Split)
79
4.15
Price To Book Value (Stock Split)
80
4.16
Price To Book Value (l'idak melakukan Stock Split)
81
4.17
Rasio rata-rata
83
4.19
Output SPSS Mann Whitney Test CR (Likuiditas)
84
4.20
Output SPSS Mann Whitney Test QR (Likuiditas)
85
4.21
Output SPSS .Mann Whitney Test DER (Solvabilitas)
86
4.22
Output SPSS Mann Whitney Test ROE (Profitabilitas)
87
4.23
Output SPSS Mann Whitney Test NPM (Profitabilitas)
88
4.24
Output SPSS Mann Whitney Test TAT (Aktivitas)
89
4.25
Output SPSS Mann Whitney Test PER (Harga Saham)
90
4.26
Output SPSS lvfann Whitney Test PBV (Harga Saham)
91
4.27
Output SPSS Rata-rata Rasio (Mann Whitney Test)
92
DAFTAR GAMBAR
Nomor
2.1
Keterangan
Halaman
Kerangka Pemikiran
40
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Keterangan
Halaman
I
Daftar Perusahaan yang Melakukan Stock Split Tahun 2006
105
2
Daftar Perusahaan yang Melakukan Stock Split Tahun 2007
105
3
Daftar Perusahaan yang Tidak Melakukan Stock Split
106
4
Data SPSS Kine1ja Keuangan dan Harga Sahan1 (Stock Split)
107
5
Data SPSS Kinerja Kuangan dan Harga Saham (Bukan Stock Split) I 08
6
Output SPSS Uji Mann-Whitney Current Ratio
109
7
Output SPSS Uji Mam1-Whitney Quick Ratio
110
8
Output SPSS Uji Maim-Whitney Debt to Equity Ratio
111
9
Output SPSS Uji Mann-Whitney Return On Equity
112
IO
Output SPSS Uji Maim-Whitney Net Profit Margin
113
11
Output SPSS Uji Malli1-Whitney Total Asset Turnover
114
12
Output SPSS Uji Malli1-Whitney Price Earning Ratio
115
13
Output SPSS Uji Mann-Whitney Price to Book Value
116
BABI
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kebijakan manajemen dapat dikelompokkan dalam tiga kelompok besar,
yaitu kebijakan investasi, kebijakan pembiayaan, dan kebijakan dividen, Van
Horne (1995) dalam Achmad Rifa'i dan Rudi Handoko (2005:149).
Perdagangan saham atau surat-surat berharga (efek) di Bursa Efek,
informasi sangat dibutuhkan bagi para investor untuk mengetahui tentang
kondisi perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek sebagai emiten. Informasi
juga sangat berperan terhadap semua transaksi perdagangan yang terjadi di
pasar modal. Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh investor dalam
memilih portofolio yang efisien dipengaruhi oleh informasi yang diperolehnya
dari perusahaan emiten. Aktivitas emiten yang terpampang dalam pengumuman
di pasar modal selalu diamati para investor. Berbagai infonnasi yang
dipublikasikan di pasar modal baik informasi yang mempengaruhi sebagian
perusahaan maupun memiliki pengaruh terhadap seluruh perusahaan yang ada
di pasar modal. Beberapa informasi atau fakta yang material yang terdapat di
pasar modal misainya adalah penggabungan usaha (merger), pengan1bilalihan
(acquisition), peleburan nsaha (consolidation), pemecahan saham (stock splits),
pembagian dividen saham (stock dividen), dan masih banyak lagi (lndah
Kurniawati, 2003:265).
Stock split adalah kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan emiten
untuk menambah jumlah saham yang akan diperdagangkan dengan memecah
{split) nilai nominal sahamnya. Aktivitas tersebut biasanya dilakukan pada saat
harga saham dinilai terlalu tinggi sehingga akan mengurangi investor untuk
membelinya. Stock split terjadi karena adanya keinginan dari para emiten untuk
mempertahankan agar saham yang dimilikinya tetap berada dalam rentang
perdagangan yang optimal. Secara sederhana, stock split berarti memecah
selembar saham menjadi n lembar saham. Stock Split mengakibatkan
bertambabnya jumlah saham yang beredar tanpa transaksi jual beli yang
mengubah besamya modal. Harga per lembar saham barn setelah stock split
adalah l/n dari harga saham sebelumnya (Elok Sri Utami, 2007:1)
Para ahli menyebutkan stock split sebagai salah satu kosmetika saham,
dalam arti bahwa tindakan perusahaan tersebut merupakan upaya pemolesan
saham agar lebih menarik dimata investor sekalipun tidak meningkatkan
kemakmuran bagi investor. Tindakan stock split akan menimbulkan efek
fatamorgana bagi investor, yaitu investor seolah-olah menjadi lebih makmur
karena memegang saham dalam jumlah yang lebih banyak. Jadi stock split
sebenarnya merupakan tindakan perusahaan yang tidak memiliki nilai ekonomis
(Marwata, 2001: 150). Meskipun secara teoritis stock split tidak memiliki nilai
ekonomis, tetapi banyak terjadi peristiwa stock split di pasar modal. Hal ini
mengindikasikan bahwa stock split telah menjadi suatu alat yang penting dalam
praktek pasar modal. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan jika banyak
penelitian yang dikembangkan untuk membahas tentang praktek stock split
dipasar modal (Elok Sri Utami, 2007:2).
Stock split merupakan suatu fenomena yang masih diperdebatkan dan
menjadi teka-teki dalam dunia ekonomi. Hal ini disebabkan karena stock split
merupakan suatu aktivitas perusahaan emiten yang tidak menambah nilai
ekonomis perusahaan atau tidak secara langsung mempengarnhi cash flow
perusahaan, tetapi banyak perusahaan yang melakukan aktivitas tersebut
(Brigham dan Gapenski 1994 dalam Beni Suhendra Winarso, 2005:209).
Walaupun stock split suatu aktivitas pernsahaan emiten yang tidak menambah
nilai ekonomis, namun aktivitas stock split mempengaruhi reaksi positif bagi
perdagangan saham di pasar modal. Abnormal return yang signifikan
merupakan bukti reaksi positif dari pengumuman tentang stock split. Secara
umum stock split hanya meningkatkan jumlah saham yang beredar sehingga
mempengaruhi perubahan harga saham, earnings, risiko, clan tingkat likuiditas
saham perusahaan emiten.
Aktivitas stock split sebaiknya perlu dipertimbangkan terlebih dahulu,
karena terdapat biaya yang ditimbulkan akibat melakukan stock split, selain itu
hanya perusahaan yang memiliki kinerja yang baik saja yang dapat menanggung
biaya tersebut. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Bre1111an Hughes
(1991) dalam Beni Suhendra Winarso (2005:210) yang menyatakan bahwa
stock split mengandung biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan yang
melakukan aktivitas stock split.
Stock split memberikan sinyal yang mahal (costly) terhadap informasi
manajer karena biaya transaksi saham tergantung pada besamya harga saham.
Biaya transaksi saham memiliki hubungan negatif
dengan harga saham,
sehingga ha! ini menunjukkan bahwa hanya perusahaan yang memiliki prospek
masa depan yang bagus yang mampu menanggung biaya transaksi akibat
adanya stock split tersebut (Beni Suhendra Winarso, 2005:210). Pengumuman
tentang stock split memiliki pengaruh yang besar terhadap reaksi pasar, yaitu
dengan adanya sinyal positif bagi investor, karena hanya perusahaan yang
memiliki kinerja keuangan yang baik yang melakukan stock split.
Motivasi emiten melakukan stock split antara lain untuk meningkatkan
likuiditas perdagangan saham tersebut di Bursa. Dengan stock split harga saham
lebih terjangkau oleh investor sehingga diharapkan transaksi jual beli di pasar
saham lebih banyak terjadi atau perdagangan lebih likuid. Akibatnya
pennintaan saham cendenmg baik, saham lebih aktif diperdagangkan di Bursa,
dan harganya pun boleh jadi naik lebih tinggi.
Optimal berarti bahwa jika harga saham berada dalam kisaran tersebut,
ras10 harga atau laba dan juga nilai perusahaan akan dimaksimumkan. Jika
harga saham naik cukup tinggi, manajemen mungkin akan mengumumkan stock
split, sehingga
menggandakan jumlah lembar saham yang beredar dan
menurunkan harga saham. Setiap pemegang saham akan memiliki lebih banyak
lembar saham, tetapi setiap lembarnya akan menjadi lebih kecil nilainya.
Kekayaan pemegang saham sesudah stock split sebenarnya sama sepe11i pada
saat sebelum terjadi stock split. Namun jika harga saham bergerak baik diatas
harga per lembar saham sesudah stock split, kekayaan pemegang saham akan
menjadi lebih baik.
Block dan Hirt (1992) dalam Indah Retno Rahayu (2009:18)
menegaskan bahwa tujuan utama dilakukannya stock split adalah untuk
menempatkan saham dalam kisaran perdagangan yang lebih populer (populer
trading range), dimana melibatkan banyak pembeli. Dengan harga saham yang
terjangkau oleh investor, maka akan mendorong investor untuk melakukan
transaksi atas saham tersebut. Hal ini alcan menyebabkan sahan1 suatu
pemsahaan alcan kembali aktif dan likuid dengan semakin meningkatnya
transaksi pembelian atas saham tersebut, sehingga akan membantu perusahaan
selaku emiten dari ancaman delisting.
Terdapat beberapa alasan mengapa perusahaan melakukan stock split
seperti: (!) untuk mengatur harga saham perusahaan pada level investor
individual akan lebih tertarik untuk menginvestasikan dananya pada saham
tersebut, (2) perusahaan ingin menambah jumlah lembar saham yang ada
sehingga jumlah lembar saham yang diharapkan bertambah dan dapat membuka
peluang yang lebih besar bagi para investor yang ingin menanam dananya serta
akan membuat aktivitas volume perdagangan menjadi meningkat,
(3)
memberikan sinyal pada investor bahwa perusahaan tersebut mempunyai
kinerja perusahaan yang cukup bagus, (4) memberikan manfaat bagi para
pemegang saham akan mendapat keuntungan setelah melakukan stock split
walaupun dalam keadaan pasar yang kurang bagus (Elok Sri Utami, 2007:2)
Beberapa studi empiris telah bernsaha untuk menjawab pertanyaan
tentang efek stock split atau stock dividend terhadap peningkatan nilai pasar
saham. Berikut ini adalah ikhtisar dari temuan-temuan tentang efek stock split
atau stock dividend terhadap peningkatan nilai pasar salmm: 1) secara rata-rata
harga saham akan naik tidak lama setelah perusalman mengumumkan stock
split, 2) kenaikan harga ini lebih merupakan akibat dari kenyataan bahwa
investor menganggap stock split sebagai isyarat laba dan dividen masa
mendatang yang lebih tinggi dari pada keinginan untuk memberlakukan stock
split semata, 3) jika suatu perusahaan mengumumkan suatu split, harga
sahamnya akan cenderung naik. Namun jika dalam waktu beberapa bulan
mendatang perusahaan tidak mengumumkan kenaikan laba atau kenaikan
dividen, maka harga sahamnya akan turun ke tingkat semula (Brigham, Houston
2006:71).
Hal ini didukung dengan adanya informasi dalam berita harian Koran
Tempo tanggal 22 Mei 2008 yang mengatakan bahwa PT. Perusahaan Gas
Negara Tbk (PON) berencana memecah nominal nilai saham (stock split)
dengan rasio 1 banding 5. Langkah ini bertujuan menjaga dan lebih
meningkatkan likuiditas saham perusahaan operator gas pelat merah. Rencana
pemecahan nominal saham itu akan menjadi salah satu agenda dalam Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS) pada tanggal 13 Juni 2008.
Dalam harian Tempo tanggal 22 Mei 2008, Analis PT BNI Securities
Norico Gaman, menilai rencana pemecahan nilai saham PGN sebagai sesuatu
yang menarik bagi investor retail. Dengan rasio 1:5, saham PGN akan lebih
menarik investor retail. Tingginya harga saham PGN yang mencapai Rp.14.750
membuat saham PGN lebih dikuasai investor institusi. Dengan adanya rencana
itu, diharapkan saham PGN akan lebih terdistribusi tidak hanya dimiliki
investor institusi, tapi juga bisa dimiliki oleh investor retail. Norico
memprediksi saham PGN nanti bisa menyentuh angka Rp.35.000 per saham
(sebelum stock split), dengan syarat produksi gas nasional bisa ditingkatkan dan
harga gas domestik juga naik. Rencana pemecahan nilai saham akan membuka
peluang bagi investor spekulatif untuk masuk dalam kepemilikan saham PGN.
Dengan semakin murahnya saham PGN, maka investor yang masuk bisa jadi
tidak sesuai dengan karakteristik yang diinginkan.
y11'
)!
'
Signalling hypothesis, yang dikembangkan oleh FFJR (1969) dan juga
GMT (1984) berargumentasi bahwa pasar bereaksi positif terhadap pemecahan
saham, karena pasar berasumsi bahwa pemecahan saham merupakan sinyal
akan adanya perubahan income yang diharapkan dalam bentuk kenaikan
dividen, dan reaksi positif ini merupakan antisipasi pasar terhadap kenaikan
dividen (Achmad Rifa'I dan Rudi Handoko, 2005:151).
Berdasarkan signaling hypothesis, pengujian ini difokuskan untuk
menganalisis kondisi kine1:ja keuangan perusahaan yang melakukan suatu
c017Jorate action yakni stock split. Hal ini disebabkan dengan adanya suatu
hipotesis yang menyebutkan bahwa stock split merupakan suatu bentuk
corporate action yang digunakan oleh perusahaan emiten untuk memberikan
sinyal yang baik kepada publik. Stock split memberikan sinyal yang baik bagi
(calon) investor karena adanya perusahaan yang memiliki kinerja yang bagus
saja yang dapat melakukan stock split. Stock split sebenarnya tidak menambah
nilai ekonomis bagi perusahaan tetapi justru menambah biaya bagi perusahaan
yang melakuknnya sepe1ii biaya penerbitan saham, biaya perijinan, dan lain
sebagainya (Grinblatt et al 1984 dalam Beni Suhendra Winarso, 2005:210).
Liquidity hypothesis, yaitu dengan pemecahan saham maka harga saham
akan lebih rendah, sehingga lebih banyak investor individual terdorong untuk
membeli saham dan diharapkan likuiditas saham tersebut meningkat (Achmad
Rifa'I dan Rudi Handoko, 2005:151).
Trading range theory menyatakan bahwa pemecahan saham akan
meningkatkan !ikuiclitas perdagangan saham. Manurut teori ini, harga saham
yang terlalu tinggi (overprice) menyebabkan kurang aktifnya sahan1 tersebut
cliperdagangkan. Dengan aclanya pemecahan saham, harga saham menjacli tidak
terlalu tinggi, sehingga akan semakin banyak investor yang mampu bertransaksi
(Harjanti Widiastuti clan Usmara, 2005:228).
Dari uraian tersebut, peneliti tertarik untuk menguji konsistensi dari
basil penelitian yang clilakukan oleh Elok Sri Utan1i (2007), Achmad Rifa'i clan
Rudi Handoko (2005), Beni Suhenclra Winarso (2005) clan Indah Kurniawati
(2003) clengan melihat perbeclaan kine1ja keuangan dan tingkat kemahalan
harga saham antara perusahaan yang melakukan slack split dengan perusahaan
yang tidak melakukan stock split.
Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian yang dilakukan
oleh Elok Sri Utami (2007), Achmad Rifa'i dan Rudi Handoko (2005), Beni
Suhendra Winarso (2005), Harjanti Widiastuti dan Usmara (2005), dan Indah
Kumiawati (2003). Adapun perbedaan dalam penelitian ini terletak pada:
1. Variabel eksogen (independen) yang digunakan merupakan kombinasi
antara keempat penelitian tersebut, yaitu kinerja keuangan dan harga saham.
2. Periode observasi yang digunakan oleh peneliti adalah tahun 2006 - 2007.
Elok Sri Utami dan Lilik Farida (2007) melakukan penelitian pada periode
tahun 2003 - 2005, Achmad Rifa'i dan Rudi Handoko (2005) melakukan
penelitian pada periode tahun 2001 - 2004, sedangkan Beni Suhendra
Winarso (2005) melakukkan penelitian pada periode tahun 1994 - 1998.
Penelitian ini
bezjudul "Analisis Empiris
Perbedaan Kinerja
Keuangan (Current Ratio, Quick Ratio, Debt Equity Ratio , Retum
011
Equity, Net Profit Margin, dan Total Asset Tumover) dan Harga Saham
(Price Eaming Ratio dan Price To Book Value) antara Perusahaan yang
Mclalmlrnn Stock Split dengan Pcrnsahaan yang Tidak Mclalmkan Stock
Split".
Untuk mengukur kine1ja keuangan perusahaan digunakan rasio-rasio
keuangan. Rasio keuangan adalah alat utama untuk menganalisis keuangan,
rasio dapat menstandardisasi informasi keuangan yang dapat dipakai sebagai
alat pembanding antar pernsahaan dengan ukuran yang berbeda (Keown et al,
200 I: I 08). Pertimbangan utama menggunakan rasio-rasio tersebut karena
menurut Beni Suhendra Winarso (2005:209) stock split menunjukkan sinyal
yang valid karena tidak semua pernsahaan dapat melakukannya. Hanya
perusahaan yang memiliki kinerja yang baik saja yang dapat melakukan stock
split.
B.
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang pemikiran tersebut serta hasil penelitian
sebelumnya mengenai kinerja keuangan perusahaan terhadap kebijakan stock
split, mal