Pengaruh Return Saham, Volume Perdagangan dan Volatilitas Harga Saham Terhadap BID – ASK Spread Pada Perusahaan Manufaktur Yang Melakukan Stock split di Bursa Efek Indonesia

(1)

SKRIPSI

PENGARUH RETURN SAHAM, VOLUME PERDAGANGAN DAN VOLATILITAS HARGA SAHAM TERHADAP BID – ASK SPREAD

PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG MELAKUKAN STOCK SPLIT DI BURSA EFEK INDONESIA

OLEH

FIFI SWANTI LUBIS 110521114

PROGRAM STUDI STRATA I MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

ABSTRAK

PENGARUH RETURN SAHAM, VOLUME PERDAGANGAN DAN VOLATILITAS HARGA SAHAM TERHADAP BID ASK SPREAD

PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG MELAKUKAN STOCK SPLIT DI BURSA EFEK INDONESIA

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh return saham, volume perdagangan, dan volatilitas harga saham terhadap bid ask spread pada perusahaan manufaktur yang melakukan stock split di Bursa Efek Indonesia.

Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang melakukan stock split di Bursa Efek Indonesia periode Januari 2010 sampai Oktober 2012. Adapun jumlah perusahaan manufaktur yang melakukan stock split sebanyak 21 perusahaan. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan model regresi linier berganda dengan taraf signifikansi 5%.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa return saham, volume perdagangan saham dan volatilitas harga saham secara serempak berpengaruh signifikan terhadap bid ask spread pada perusahaan manufaktur yang melakukan stock split di Bursa Efek Indonesia. Secara parsial, volatilitas harga saham, dan volume perdagangan saham berpengaruh positif tidak signifikan, hanya return saham yang memiliki pengaruh positif daan signifikan terhadap bid ask spread pada perusahaan manufaktur yang melakukan stock split di Bursa Efek Indonesia.

Kata Kunci: return saham, volume perdagangan, volatilitas harga saham, stock split, dan bid ask spread.


(3)

ABSTRACT

EFFECT OF STOCK RETURNS, STOCK TRADING VOLUME, AND STOCK PRICE VOLATILITY TOWARD BID-ASK SPREAD ON MANUFACTURE

COMPANIES THAT DOING STOCK SPLIT ACTIVITY IN INDONESIA STOCK EXCHANGE

The purpose of this research is to investigate and analyze the effect of stock returns, stock trading volume and stock price volatility toward bid-ask spread on manufacture companies that doing stock split activity in the Indonesia Stock Exchange.

Type of this research is asosiative research. The population that is used in this research is manufacture companies that doing stock split activity in the Indonesia Stock Exchange for January 2010 to October 2012. There are 21 manufacture companies that doing stock split. Hypothesis testing uses multiple regression method, with significance level 5%.

The results of this research indicates that stock returns, stock trading volume and stock price volatility simultaneously have significantly effect toward bid-ask spread in the stock on manufacture companies that doing stock split activity in the Indonesia Stock Exchange. Partially, stock trading volume and stock price volatility has positive effect and not significant, only the stock return has positive and significant effect toward bid-ask spread on manufacture companies that doing stock split activity in the Indonesia Stock Exchange.

Keywords: stock return, stock trading volume, stock price volatility, stock split, and bid-ask spread.


(4)

KATA PENGANTAR

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, karena hanya dengan berkat dan rahmatNya dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Return Saham, Volume Perdagangan, dan Volatilitas Harga Saham terhadap Bid Ask Spread Pada Perusahaan yang Melakukan Stock Split Di Bursa Efek Indonesia” tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan Strata-1 pada Universitas Sumatera Utara dan untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi jurusan Managemen.

Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih, khususnya kepada orang tua penulis, yaitu Bapak Masdin Lubis (Alm) dan Ibu Esniar Panjaitan atas dukungan beliau. Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac, Ak., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, S.E, ME., selaku Ketua Departemen S1 Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan juga selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah memberikan saran dan kritik bagi penulis dalam penyusunan skripsi ini.


(5)

Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, S.E, M.Si., selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak Drs. Syahyunan, M.Si., selaku Dosen Pembimbing atas ketulusan hati dan kesabarannya dalam membimbing, mendukung dan mengarahkan penulis.

6. Seluruh Dosen M a n a j e m e n , s t a f , d a n p e g a w a i F a k u l t a s E k o n o m i Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik, memberikan bimbingan, saran, dan informasi selama perkuliahan dan dalam penulisan skripsi ini.

7. Kakanda-kakanda penulis, yaitu:Freddy Lubis, Friswan Lubis dan Ferinita Lubis atas dukungan saran, motivasi dan materiil selama kuliah dan penyelesaian skripsi ini.

8. Teman-teman seperjuangan di jurusan Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara,

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik maupun saran yang membangun untuk perbaikan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat dan menjadi karya tulis yang memberikan dampak positif kepada semua pihak.

Medan, Oktober 2013


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 6

1.3. Tujuan Penelitian ... 7

1.4. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bid–Ask Spread ... 8

2.2. Stock Split ... 9

2.3. Return Saham ... 12

2.4. Volume Perdagangan ... 13

2.5. Volatilitas Harga Saham ... 15

2.6. PenelitianTerdahulu ... 16

2.7. Kerangka Konseptual ... 18

2.8. Hipotesis ... 20

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian ... 21

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian ... 21

3.3. Batasan Operasional ... 21

3.4. Definisi Operasional Variabel ... 22

3.5. Populasi Penelitian ... 24

3.6. Jenis Data ... 25

3.7. Metode Pengumpulan Data ... 25

3.8. Teknik Analisis Data ... 25

3.9. Uji Asumsi Klasik ... 26

3.9.1. Uji Normalitas ... 26

3.9.2. Uji Multikolinearitas ... 28

3.9.3. Uji Heteroskedastisitas ... 29


(7)

3.10. Uji Hipotesis ... 31

3.10.1. Uji Hipotesis Secara Serempak ... 31

3.10.2. Uji Hipotesis Secara Parsial ……….. 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Objek Penelitian ... 33

4.2. Hasil Penelitian ... 40

4.2.1. Statistik Deskriptif ... 40

4.2.2. Uji Asumsi Klasik ... 42

4.2.2.1. Uji Normalitas ... 42

4.2.2.2. Uji Multikolinearitas ... 46

4.2.2.3. Uji Heteroskedastisitas ... 47

4.2.2.4. Uji Autokorelasi ... 49

4.2.3. Analisis Regresi Linear Berganda ... 50

4.2.4. Uji Hipotesis ... 51

4.2.4.1. Uji Hipotesis Secara Serempak ... 51

4.2.4.2. Uji Hipotesis Secara Parsial ... 52

4.2.5. Koefisien Determinasi ... 54

4.3. Pembahasan ... ... 54

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... ... 57

5.2. Saran ... ... 57

DAFTAR PUSTAKA ... 59


(8)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

1.1 Bid-Ask Spread Untuk Perusahaan Manufaktur yang

Melakukan Stock Split Tahun 2010-Oktober 2012 ... 3

1.2 Return Saham Untuk Perusahaan Manufaktur yang Melakukan Stock Split Tahun 2010-Oktober 2012 ... 4

1.3 Volume Perdagangan Perusahaan Manufaktur yang Melakukan Stock Split Tahun 2010-Oktober 2012 ... 5

1.4 Volatilitas Harga Saham Perusahaan Manufaktur yang Melakukan Stock Split Tahun 2010-Oktober 2012 ... 5

2.1 Daftar Penelitian Terdahulu ... 16

3.1 Definisi Operasional Variabel ... 24

3.2 Daftar Sampel Penelitian ... 24

4.1 Statistik Deskriptif ... 41

4.2 Hasil Uji Normalitas (Uji Kolmogorov-Smirnov) ... 43

4.3 Hasil Uji Normalitas Setelah Transformasi Data(Uji Kolmogorov- Smirnov) ... 44

4.4 Hasil Uji Multikolinearitas (VIF-Tolerance) ... 46

4.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas (Uji Glejser)……… ` 49

4.6 Hasil Uji Autokorelasi (Durbin Watson) ... 49

4.7 Hasil Regresi Berganda ... 50

4.8 Hasil Uji Hipotesis Secara Serempak (Uji F) ... 51


(9)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Skema Prosedur Pelaksanaan Stock Split ... 12

2.2 Kerangka Konseptual ... 18

4.1 Hasil Uji Normalitas (Grafik Histogram) ... 45

4.2 Hasil Uji Normalitas Setelah Transformasi Data ... 45

4.3 Hasil Grafik Scatterplot ... 47


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

No.Lampiran Judul Halaman

1 Daftar Perusahaan Manufaktur Yang Melakukan Stock Split di BEI Periode Januari 2010-Oktober

2012 ... 53 2 Nilai Return Saham, Volume Perdagangan,

Volatilitas Harga Saham, dan Bid-Ask Spread

Perusahaan Yang Menjadi Populasi Penelitian ... 54 3 Nilai Return Saham, Volume Perdagangan,

Volatilitas Harga Saham, dan Bid-Ask Spread

Penelitian Setelah Transformasi Data ... 60 4 Hasil Penelitian Sebelum Transformasi Data ... 66 5 Hasil Penelitian Setelah Transformasi Data ... 68


(11)

ABSTRAK

PENGARUH RETURN SAHAM, VOLUME PERDAGANGAN DAN VOLATILITAS HARGA SAHAM TERHADAP BID ASK SPREAD

PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG MELAKUKAN STOCK SPLIT DI BURSA EFEK INDONESIA

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh return saham, volume perdagangan, dan volatilitas harga saham terhadap bid ask spread pada perusahaan manufaktur yang melakukan stock split di Bursa Efek Indonesia.

Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang melakukan stock split di Bursa Efek Indonesia periode Januari 2010 sampai Oktober 2012. Adapun jumlah perusahaan manufaktur yang melakukan stock split sebanyak 21 perusahaan. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan model regresi linier berganda dengan taraf signifikansi 5%.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa return saham, volume perdagangan saham dan volatilitas harga saham secara serempak berpengaruh signifikan terhadap bid ask spread pada perusahaan manufaktur yang melakukan stock split di Bursa Efek Indonesia. Secara parsial, volatilitas harga saham, dan volume perdagangan saham berpengaruh positif tidak signifikan, hanya return saham yang memiliki pengaruh positif daan signifikan terhadap bid ask spread pada perusahaan manufaktur yang melakukan stock split di Bursa Efek Indonesia.

Kata Kunci: return saham, volume perdagangan, volatilitas harga saham, stock split, dan bid ask spread.


(12)

ABSTRACT

EFFECT OF STOCK RETURNS, STOCK TRADING VOLUME, AND STOCK PRICE VOLATILITY TOWARD BID-ASK SPREAD ON MANUFACTURE

COMPANIES THAT DOING STOCK SPLIT ACTIVITY IN INDONESIA STOCK EXCHANGE

The purpose of this research is to investigate and analyze the effect of stock returns, stock trading volume and stock price volatility toward bid-ask spread on manufacture companies that doing stock split activity in the Indonesia Stock Exchange.

Type of this research is asosiative research. The population that is used in this research is manufacture companies that doing stock split activity in the Indonesia Stock Exchange for January 2010 to October 2012. There are 21 manufacture companies that doing stock split. Hypothesis testing uses multiple regression method, with significance level 5%.

The results of this research indicates that stock returns, stock trading volume and stock price volatility simultaneously have significantly effect toward bid-ask spread in the stock on manufacture companies that doing stock split activity in the Indonesia Stock Exchange. Partially, stock trading volume and stock price volatility has positive effect and not significant, only the stock return has positive and significant effect toward bid-ask spread on manufacture companies that doing stock split activity in the Indonesia Stock Exchange.

Keywords: stock return, stock trading volume, stock price volatility, stock split, and bid-ask spread.


(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pasar modal merupakan tempat bagi perusahaan untuk menghimpun dana yang berfungsi untuk membiayai secara langsung kegiatan perusahaan, dimana masyarakat diikutsertakan langsung didalamnya. Pasar modal memiliki dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan finansial. Untuk menjalankan fungsi ekonomi, pasar modal memiliki kemampuan untuk menyalurkan dana secara efektif dan efisien dari pemilik modal kepada pihak yang membutuhkan. Sedangkan fungsi finansial berarti pasar modal merupakan wadah untuk meningkatkan kesejahteraan pemilik modal melalui pembagian hasil (deviden) yang merupakan kompensasi atas dana yang telah ditanamkannya. Namun kondisi pasar modal yang penuh ketidakpastian mengakibatkan timbulnya risiko investasi yang harus dihadapi oleh para pelaku pasar modal. Untuk mengurangi ketidakpastian ini diperlukan informasi. Informasi merupakan kebutuhan yang penting bagi para pelaku pasar modal dalam mengambil keputusan. Contoh-contoh informasi tersebut adalah return saham, volume perdagangan, volatilitas harga saham, bid ask spread dan stock split.

Stock split bertujuan untuk mempertahankan sahamnya agar tetap berada dalam rentang perdagangan yang optimal, sehingga daya beli investor meningkat terutama untuk investor kecil. Stock split mengakibatkan bertambahnya jumlah lembar saham yang beredar tanpa transaksi jual beli yang mengubah besarnya modal.


(14)

Tindakan stock split akan menimbulkan efek fatamorgana bagi investor yaitu investor akan merasa seolah-olah menjadi lebih makmur karena memegang saham dalam jumlah yang lebih banyak. Stock split dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu pemecahan naik (split up) dan pemecahan kebawah (split down). Split up bertujuan menambah jumlah saham beredar dengan mengurangi nilai nominalnya. Sedangkan split down adalah mengurangi jumlah saham beredar tetapi meningkatkan nilai nominalnya. Pengaruh stock split yang besar yang diperoleh oleh perusahaan manufaktur setelah melakukannya dan jumlah perusahaan yang melakukan stock split cukup banyak yaitu 21 perusahaan dari Januari 2010 sampai dengan Oktober 2012 membuat peneliti memilih objek penelitian ini adalah perusahan-perusahaan manufaktur yang melakukan stock split.

Informasi lain yang dibutuhkan oleh para pelaku pasar modal dalam pengambilan keputusan selain stock split, yaitu bid ask spread. Menurut Chandra (2003), pengertian bid-ask spread adalah persentase selisih antara bid price dengan ask price. Menurut penelitian Ambarwti (2005) dengan variabel return saham, perdagangan saham, dan varian returns terhadap bid ask spread. Hasil penelitian menunjukkan bahwa return saham dan varian return saham berpengaruh positif dan signifikan terhadap bid ask spread, sedangkan volume perdagangan saham berpengaruh negatif dan signifikan terhadap bis ask spread.

Sedangkan menurut penelitian Nurmayanti (2009) dengan variabel return saham, earnings, dan volume perdagangan terhadap bid ask spread. Hasil penelitian menunjukkan bahwa return saham berpengaruh terhadap bis ask spread hanya pada


(15)

saat sesudah pengumuman laporan keuangan dalam kondisi bad news, sedangkan earnings dan volume perdagangan saham mempunyai pengaruh terhadap bid ask spread sebelum dan sesudah pengumuman laporan keuangan dalam kondisi good news maupun bad news. Dari berbagai tersebut dapat dilihat bahwa hasil penelitian berbeda dari tahun ke tahun dengan realita di lapangan. Para investor di tuntut untuk lebih jeli, teliti, dan kritis dalam memilih referensi yang cocok untuk menunjang kelangsungan kegiatannya terutama dalam pengambilan keputusan dalam melakukan stock split. Berikut ini adalah nilai bid-ask spread saham–saham yang 5 hari sebelum dan 5 hari sesudah melakukan stock split dari tahun 2010 sampai dengan Oktober 2012.

Tabel 1.1

Bid-Ask Spread Untuk Beberapa Perusahaan Manufaktur Yang Melakukan Stock Split Tahun 2010–Oktober 2012 (dalam %)

Emiten Hari

-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5

LSIP 0.06 0.03 0.02 0.03 0.03 0.04 0.04 0.05 0.05 0.02 0.03

KLBF 0.05 0.02 0.01 0.05 0.05 0.07 0.02 0.05 0.02 0.02 0.02

SSIA 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.06 0.02 0.03 0.03 0.07 0.04

INTA 0.03 0.03 0.03 0.03 0.02 0.04 0.04 0.04 0.05 0.04 0,04

ASII 0,01 0.03 0.02 0.02 0.04 0.04 0.06 0.07 0.03 0.05 0.03

RATA-RATA 0.03 0.03 0.02 0.03 0.03 0.05 0.04 0.05 0.04 0.04 0.03

Sumbe

Tabel 1.1 menunjukkan bahwa nilai bid ask spread masing-masing perusahaan ada yang mengalami penurunan, kenaikan, setelah perusahaan melakukan stock split. Pada perusahaan London Sumatera Plantation Tbk (LSIP), Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA), Intraco Penta Tbk (INTA), dan Astra International Tbk (ASII) mengalami penurunan bid ask spread setelah perusahaan tersebut melakukan stock split. Sementara Kalbe Farma Tbk (KLBF) cenderung mengalami kenaikan bid ask


(16)

spread setelah perusahaan tersebut melakukan stock split. Perusahaan yang mengalami penurunan nilai bid ask spread setelah melakukan stock split lebih banyak dibandingkan dengan perusahaan yang mengalami nilai bid ask spread yang naik. Rata-rata nilai bid ask spread pada saat terjadi stock split mengalami penurunan pesat sebesar 0,05% dan setelahnya mengalami peningkatan.

Tabel 1.2

Return SahamUntuk Beberapa Perusahaan Yang Melakukan Stock Split Tahun 2010–Oktober 2012 (dalam %)

Emiten Hari

-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5

LSIP 0.04 0.01 (0.01) (0.01) (0.03) 0.02 0 0.04 0.01 0.01 0.03

K LBF (0.03) 0.01 0 0.03 0.02 0.01 0.01 0.02 0 (0.01) 0.01

SSIA 0.02 (0.02) 0 0.06 (0.01) 0.02 (0.01) (0.01) (0.01) 0 (0.01)

INTA 0 (0.01) 0 0.01 0.01 0 (0.03) (0.01) (0.03) (0.01) 0

ASII (0.01) 0.01 (0.03) (0.02) (0.02) 0.05 0.05 (0.02) (0.02) (0.01) 0.01

RATA-RATA 0.004 0 (0.01) 0.01 (0.01) 0.02 0.004 0.004 (0.01) (0.004) 0.01

Sumbe

Tabel 1.2 menunjukkan bahwa return perusahaan mengalami peningkatan tepat pada hari perusahaan melakukan stock split. Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA), Intraco Penta Tbk (INTA), Astra International Tbk (ASII) merupakan perusahaan yang mengalami penurunan return setelah melakukan stock split. London Sumatera Plantation Tbk (LSIP), Kalbe Farma Tbk (KLBF) merupakan perusahaan yang mengalami kenaikan setelah perusahaan tersebut melakukan stock split. Rata-rata return pada saat terjadi stock split mengalami peningkatan pesat sebesar 0.02% dan setelahnya mengalami penurunan.


(17)

Tabel 1.3

Volume Perdagangan Beberapa Perusahaan Yang Melakukan Stock Split Tahun 2010–Oktober 2012 (dalam %)

Emiten Hari

-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5

LSIP 0.52 0.31 0.31 0.56 0.45 0.11 0.11 0.21 0.19 0.44 0.36

KLBF 0.21 0.10 0.06 0.10 0.09 0.07 0.06 0.13 0.06 0.05 0.04

SSIA 0.52 0.51 0.52 0.29 0.64 0.96 0.89 3.01 0.66 0.56 0.40

INTA 2.40 2.61 2.12 1.26 0.80 1.04 0.82 0.63 1.16 1.03 0.71

ASII 0.07 0.09 0.16 0.11 0.11 0.07 0.10 0.11 0.04 0.11 0.04

RATA-RATA 0.74 0.72 0.63 0.46 0.41 0.45 0.40 0.82 0.42 0.44 0.31

Sumbe

Tabel 1.3 menunjukkan bahwa volume perdagangan masing-masing perusahaan ada yang mengalami penurunan, kenaikan, setelah perusahaan melakukan stock split. Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA), Astra International Tbk (ASII) merupakan perusahaan yang mengalami kenaikan volume perdagangan setelah melakukan stock split. London Sumatera Plantation Tbk (LSIP), Kalbe Farma Tbk (KLBF), Intraco Penta Tbk (INTA) merupakan perusahaan yang mengalami penurunan volume perdagangan setelan melakukan stock split. Perusahaan yang mengalami penurunan lebih banyak dibandingkan dengan perusahaan yang mengalami volume perdagangan yang naik. Rata-rata volume perdagangan sebelum dan setelan stock split tidak mengalami perubahan yang besar yaitu 0.45%.

Tabel 1.4

Volatilitas Harga SahamBeberapa Perusahaan Yang Melakukan Stock Split Tahun 2010–Agustus 2012 (dalam %)

Emiten Hari

-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5

LSIP 0.008 0.002 0.006 0.006 0.011 0.004 0.003 0.007 0.001 0.001 0.006

KLBF 0.011 0.001 0.002 0.006 0.005 0.002 0.001 0.004 0.002 0.002 0.002

SSIA 0.004 0.004 0.001 0.020 0.005 0.004 0.004 0.004 0.004 0.001 0.004

INTA 0.003 0.001 0.003 0.001 0.001 0.001 0.012 0.001 0.011 0.001 0.003

ASII 0.004 0.004 0.010 0.005 0.005 0.015 0.020 0.010 0.010 0.002 0.002

RATA-RATA 0.006 0.002 0.004 0.010 0.005 0.005 0.010 0.005 0.010 0.001 0.003


(18)

Tabel 1.4 menunjukkan bahwa volatilitas masing-masing perusahaan ada yang mengalami kenaikan, dan tetap. London Sumatera Plantation Tbk (LSIP), Astra International Tbk (ASII), Kalbe Farma Tbk (KLBF), Intraco Penta Tbk (INTA) merupakan perusahaan yang cenderung mengalami kenaikan volatilitas harga saham setelah perusahaan tersebut melakukan stock split. Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) perupakan perusahaan yang cenderung tetap setelah melakukan stock split. Sebagian perusahaan mengalami kenaikan setelah perusahaan tersebut melakukan stock split namun ada juga perusahaan yang tetap setelah melakukan stock split. rata-rata volatilitas harga saham pada saat stock split tidak mengalami kenaikan namun cenderung tetap.

Dari penelitian terdahulu yang masih terdapat ketidakkonsistenan hasil penelitian dan perbedaan pengaruh nilai bid ask spread, return, volume perdagangan dan volatilitas harga saham sebelum dan sesudah stock split maka peneliti melakukan penelitian lanjutan tentang pengaruh return saham, volume perdagangan saham, dan volatilitas harga saham terhadap bid ask spread pada perusahaan manufaktur yang melakukan stock split di Bursa Efek Indonesia periode Januari 2010-Oktober 2012.

1.2 Perumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah return saham, volume perdagangan, dan volatilitas harga saham berpengaruh terhadap tingkat bid-ask spread pada perusahaan manufaktur yang melakukan stock split di Bursa Efek Indonesia?


(19)

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh return saham, volume perdagangan, dan volatilitas harga saham terhadap tingkat bid-ask spread pada perusahaan manufaktur yang melakukan stock split di Bursa Efek Indonesia.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian adalah: 1. Bagi Investor

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam mengambil keputusan investasi dengan melihat pengaruh return saham, volume perdagangan, dan volatilitas harga saham terhadap bid ask spread pada perusahan-perusahaan yang melakukan stock split di BEI.

2. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah penelitan mengenai bid ask spread dan mampu memberikan bukti mengenai pengaruh return saham, volume perdagangan, dan volatilitas harga saham terhadap bid ask spread pada perusahaan-perusahaan yang melakukan stock split di BEI.

3. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk memperhatikan return saham, volume perdagangan, dan volatilitas harga saham, bid ask spread, agar mampu menarik investor untuk berinvestasi di perusahaan.


(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bid-Ask Spread

Menurut Stoll (1989:115), Bid Ask Spread adalah kompensasi ekonomi yang diberikan kepada market maker atas pelayanan/jasanya. Bid Ask Spread dibedakan menjadi dua macam, yaitu quoted spread , yang merupakan perbedaan ntara harga penawaran dan permintaan yang ditawarkan oleh market maker kepada pelanggan potensial atau perbedaan antara kuota permintaan dan penawaran oleh dealer pada waktu tertentu dan effective spread/realized spread, merupakan perbedaan yang terjadi ketika seseorang market maker membayar dan menerima cadangan sekuritasnya atau perbedaan rata-rata antara harga ketika dealer menjual pada suatu waktu dan ketika dealer membeli pada suatu waktu lebih awal (Stoll, 1989)

Berikut adalah rumus untuk menghitung Bid Ask Spread (Stoll, 1978): Bid Ask Spread = (Pj-Pb)/Pt

Dimana:

Pj : harga jual Saham Pb : harga beli Saham Pt : True Price

Spread merupakan persentase selisih antara bid price dengan ask price. Berkaitan dengan pengukuran spread, Chandra (2003) berpendapat bahwa ada dua model spread yaitu:


(21)

1. Dealer Spread

Merupakan selisih antara harga bid dan harga yang menyebabkan individu dealer ingin memperdagangkan sekuritas dengan aktivanya sendiri.

2. Market Spread

Merupakan selisih antara highest bid dengan lower ask yang terjadi pada saat tertentu.

2.2 Stock Split

Salah satu informasi penting yang dibutuhkan oleh investor yaitu mengenai informasi pengumuman pemecahan saham (stock split). Menurut Ang (1997), Stock split merupakan suatu aksi emiten dimana dilakukan pemecahan saham nilai nominal saham menjadi nilai nominal yang lebih kecil. Menurut Bringham dan Gapenski (1993), stock split adalah suatu aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan go public untuk meningkatkan jumlah saham yang beredar.

Menurut Gitman (2009:508), stock split berpengaruh terhadap harga saham suatu perusahaan mirip dengan dividen saham. Sebuah stock split adalah metode yang umum digunakan untuk menurunkan harga pasar saham suatu perusahaan dengan meningkatkan jumlah saham milik pemegang saham masing-masing. Sebuah stock split tidak berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan dan biasanya tidak kena pajak. Stock split sering dilakukan sebelum menerbitkan saham tambahan untuk meningkatkan pemasaran yang saham dan merangsang aktivitas pasar.


(22)

Pada dasarnya stock split dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara (Husnan, 2005), yaitu:

1. Pemecahan Naik (Split up)

Pemecahan naik adalah penurunan nilai nominal per lembar saham yang mengakibatkan bertambahnya jumlah lembar saham yang beredar. Misalnya dengan faktor pemecahan 2:1.

2. Pemecahan Turun (Split Down/Reverse Split)

Pemecahan turun adalah peningkatan nilai nominal per lembar saham dan mengurangi jumlah saham yang beredar. Misalnya dengan faktor pemecah 1:2.

Stock Split dilakukan oleh perusahaan dengan harapan dapat memberi manfaat sebagai berikut (Annafi, 2007):

1. Menurunkan harga saham, membuat saham lebih likuid untuk diperdagangkan, menimbulkan marketability dan efisiensi pasar.

2. Mengubah investor odd lot (membeli saham di bawah 500 lembar) menjadi round lot (membeli saham minimal 500 lembar).

3. Memanfaatkan psikologi investor tentang tingkat keuntungan yang lebih tinggi karena basis harga yang lebih rendah.

4. Meningkatkan daya tarik masyarakat untuk berinvestasi. 5. Mensinyalkan kondisi perusahaan yang bagus.

Latar belakang perusahaan melakukan stock split dapat dijelaskan oleh dua teori, yaitu pertama, signalingtheory merumuskan bahwa stock split dianggap sebagai tindakan managemen untuk memberikan signal kepada publik bahwa perusahaan


(23)

memiliki prospek yang bagus di masa yang akan datang. Kedua, trading range theory menyatakan bahwa kemahalan harga saham merupakan salah satu motivator perusahaan melakukan stock split.

Dalam pelaksanaan stock split, terdapat beberapa tahapan yang perlu diperhatikan oleh pemegang saham. Masing-masing tahapan telah ditentukan tanggal pelaksanaannya oleh pihak emiten. Berikut adalah tanggal dari tahapan-tahapan yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan stock split

1. Tanggal mulai permohonan penggantian Surat Kolektif Saham (SKS) lama untuk stock split

2. Periode suspense

3. Tanggal mulai penyerahan SKS baru hasil stock split

4. Tanggal dimulainya perdagangan saham dan dimulainya pergantian.

Tanggal yang pertama merupakan tanggal dimulainya pendaftaran atau registrasi Surat Kolektif Saham (SKS) lama yang dimiliki pemegang saham untuk ditukarkan dengan saham baru. Mulai tanggal ini sampai dengan sebelum periode suspense (batas akhir registrasi), saham dengan nilai nominal lama masih diperdagangkan di bursa efek.

Tanggal ketiga adalah tanggal dimulainya penyerahan Surat Kolektif Saham (SKS) baru hasil stock split. Saham batu dengan nilai nominal baaru ini mulai dapat diperdagangkan di Bursa Efek sesuai dengan jadwal yang ditentukan. Biasanya tanggal mulai perdagangan saham nilai nominal baru sama dengan tanggal mulai penyerahan SKS baru hasil stock split.


(24)

Sumber : www.idx.co.id

Gambar 2.1. Skema Prosedur Pelaksanaan Stock Split

2.3 Return Saham

Return saham atau tingkat pengembalian saham merupakan salah satu variabel kunci di dalam berinvestasi. Return memungkinkan investor untuk membandingkan keuntungan aktual ataupun keuntungan yang diharapkan akan disediakan oleh berbagai saham pada berbagai tingkatan pengembalian yang diinginkan. Return saham yang tinggi mengindikasikan bahwa saham tersebut aktif diperdagangkan. Apabila suatu saham aktif diperdagangkan, maka dealer tidak akan lama menyimpan saham tersebut sebelum diperdagangkan. Hal ini akan mengakibatkan menurunnya biaya pemilikan dan pada akhirnya menurunkan tingkat bid ask spread (Nurmayanti, 2009).

Return dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang belum terjadi tetapi yang diharapkan akan terjadi di masa yang akan datang. Return realisasi merupakan return yang terjadi. Return ini dihitung atas dasar data di masa lalu, return ini penting karena bisa digunakan sebagai pengukur kinerja perusahaan. Sedangkan return ekspektasi adalah return yang diharapkan akan diperoleh di masa yang akan datang. Untuk surat berharga return yang diperoleh biasanya berupa dividen atau capital gain.


(25)

Return suatu saham dirumuskan sebagai harga saham pada hari ke-t dikurangi dengan harga saham pada hari sebelumnya (t-1) dibagi dengan harga saham pada hari sebelumnya (t-1). Berikut adalah rumus dari return saham tersebut.

Return =

1 1

− − −

t t t

P P P

Dimana:

Pt = Harga penutupan saham pada hari ke (t) Pt-1 = Harga penutupan saham pada hari ke (t-1)

Hasil perhitungan return akan menunjukkan tingkat imbal hasil yang diperoleh investor dalam berinvestasi. Return dapat bernilai positif maupun negatif, tergantung dari harga pasar (closing price) yang terbentuk. Apabila bernilai positif dapat diartikan bahwa saham tersebut mengalami kenaikan harga dibandingkan dengan harga sebelumnya. Demikian pula sebaliknya apabila return bernilai negatif dapat diartikan bahwa saham tersebut mengalami penurunan harga dibandingkan dengan hari sebelumnya.

2.4 Volume Pedagangan

Dalam membuat keputusan investasinya, seorang investor yang rasional akan mempertimbangkan risiko dan tingkat keuntungan yang diharapkan. Untuk itu investor seharusnya melakukan analisis sebelum menetukan saham yang akan mereka beli. Dalam melakukan analisis, investor memerlukan informasi. Adanya informasi


(26)

yang dipublikasikan akan merubah keyakinan para investor yang dilihat dari reaksi pasar. Salah satu reaksi pasar tersebut adalah volume perdagangan saham.

Volume perdagangan saham merupakan ukuran besarnya saham tertentu yang diperdagangkan, mengindikasikan kemudahan dalam memperdagangkan saham tersebut. Besarnya variabel volume perdagangan diketahui dengan mengamati kegiatan perdagangan saham yang dapat dilihat melalui indicator aktivitas perdagangan Trading Volume Activity (TVA).

Volume perdagangan diartikan sebagai jumlah lembar saham yang diperdagangkan pada hari tertentu (Abdul dan Nasuhi, 2000). Perdagangan suatu saham yang aktif, yaitu dengan volume perdagangan yang besar, menunjukkan bahwa saham tersebut digemari oleh para investor yang berarti saham tersebut cepat diperdagangkan.

Harga saham yang lebih rendah setelah dilakukan stock split akan meningkatkan investor kecil untuk melakukan investasi sehingga menunjukkan pasar yang semakin likuid. Hal ini akan meningkatkan frekuensi transaksi yang berpengaruh terhadap volume perdagangan saham. Naiknya volume perdagangan merupakan kenaikan aktivitas jual beli para investor di bursa. Semakin meningkat volume penawaran dan permintaan suatu saham, semakin besar pengaruhnya terhadap pergerakan harga saham di bursa dan semakin meningkatnya volume perdagangan saham menunjukkan semakin diminatinya saham tersebut oleh masyarakat sehingga akan membawa pengaruh terhadap naiknya harga return saham. Perhitungan Trading Volume Activity (TVA) dilakukan dengan membandingkan


(27)

jumlah saham perusahaam yang diperdagangkan dalam suatu periode tertentu dengan keseluruhan jumlah saham beredar perusahaan tersebut pada kurun waktu yang sama (Ang, 1997).

2.5 Volatilitas Harga Saham

Menurut Lamoureux dan Poon (1987) mengemukakan bahwa bertambahnya jumlah pemegang saham tersebut disebabkan karena dengan menurunnya harga, volatilitas saham menjadi bertambah besar sehingga menarik pemodal untuk memperbanyak jumlah saham yang dipegang. Volatilitas secara umum didefinisikan sebagai fluktuasi (kenaikan atau penurunan) harga secara cepat dan tajam. Volatilitas saham diukur dengan menggunakan varian return, berdasarkan return dari masing-masing emiten pada masing-masing-masing-masing hari perdagangan.

Perbedaan spread saham tergantung pada variabilitas return saham dan periode pemilikan saham. Pada periode volatilitas harga saham yang tinggi, pedagang yang memiliki informasi lebih mempunyai peluang untuk memperoleh keuntungan (gain), hal ini menyebabkan dealer memperbesar keuntungan sebagai kompensasi atas resiko kerugian dengan meningkatkan spreadnya (Stoll, 1989).

Volatilitas dapat terjadi akibat masuknya informasi baru ke dalam pasar atau bursa. Akibatnya para pelaku pasar melakukan penilaian kembali terhadap asset yang mereka perdagangkan. Pada pasar yang efisien, tingkat harga akan melakukan penyesuaian dengan cepat sehingga harga yang terbentuk mencerminkan informasi baru tersebut.


(28)

2.6 Penelitian Terdahulu

Berikut adalah penelitian terdahulu yang dijadikan referensi dalam penelitian ini:

Tabel 2.1

Daftar Penelitian Terdahulu

No Peneliti (tahun)

Judul Penelitian Variabel Teknik Analisis Data

Hasil Penelitian

1. Magdalena

Nany (2003)

Analisis Pengaruh Harga Saham, Return Saham,

Varian Return

Saham, Earnings

dan Volume Perdagangan Saham terhadap bid ask spread pra dan pasca pengumuman Laporan Keuangan

Dependen:

Bid Ask Spread

Independen: 1. Harga Saham 2. Return saham 3. Varia Return

Saham 4. Earnings 5.Volume pedagangan saham Regresi Linier Berganda

Harga saham dan volume perdagangan

berpengaruh negative signifikan terhadap bid ask spread, return saham dan Earnings

berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap bid ask spread,

varian return berpengaruh positif signifikan terhadap bid ask spread.

2. Ardha

Chandra (2003) Pengaruh harga saham, volume perdagangan, dan volatilitas harga saham terhadap bid ask spread pada perusahaan yang melakukan stock split di BEI tahun 1999-2003.

Dependen:

Bid-ask spread

Independen: 1. Harga saham 2. Volume perdagangan 3. Volatilitas harga saham Regresi Linier Berganda Secara parsial: 1.Harga saham

berpengaruh negatif dan tidak signifikan 2.Volume perdagangan

berpengaruh positif dan signifikan 3.Volatilitas harga

saham berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap

bid-ask spread.

Secara serempak: Harga saham, volume perdagangan, dan volatilitas harga saham berpengaruh terhadap

bid-ask spread. 3. Sri Dwi Ari

Ambarwti (2008)

Pengaruh return

saham, volume perdagangan saham, dan varian

return saham terhadap bid-ask spread saham pada

Dependen:

Bid-ask spread

Independen: 1.Return saham 2.Volume

perdagangan 3.Varian return

Regresi Linier Berganda

Secara parsial:

Return saham dan varian

return saham

berpengaruh positif dan signifikan, sedangkan volume perdagangan saham berpengaruh


(29)

perusahaan manufaktur yang tergabung dalam indeks LQ45 periode tahun 2003-2005

saham negatif dan signifikan

terhadap bid-ask spread.

Secara serempak:

Return saham, volume perdagangan, dan varian

return saham

berpengaruh signifikan terhadap bid-ask spread

saham.

4. Tanti

Yuliastari (2008)

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi bid-ask spread sebelum dan sesudah stock split di BEJ tahun 2001-2005.

Dependen:

Bid-ask spread

Independen: 1.Harga saham 2.Volume

perdagangan 3.Varian return

Regresi Linier Berganda

Secara parsial:

Harga saham dan varian

return tidak berpengaruh signifikan, sedangkan volume perdagangan berpengaruh signifikan terhadap bid-ask spread

baik sebelum maupun sesudah stock split.

Secara serempak: Harga saham, volume perdagangan, dan varian

return berpengaruh signifikan terhadap bid-ask spread baik sebelum dan sesudah stock split.

5. Poppy

Nurmayanti (2009)

Pengaruh return

saham, earnings, dan volume perdagangan saham terhadap bid-ask spread sebelum dan sesudah pengumuman laporan keuangan. Dependen: Bid-ask spread Independen: 1.Return saham

2.Earnings

3.Volume perdagangan

Regresi Linier Berganda

Return saham berpengaruh terhadap

bid-ask spread hanya pada saat sesudah pengumuman laporan keuangan dalam kondisi

bad news, sedangkan

earnings dan volume perdagangan saham mempunyai pengaruh terhadap bid-ask spread

sebelum dan sesudah pengumuman laporan keuangan dalam kondisi

good news maupun bad news.

6 Agung Nur

Isra Ciptaningsih (2010) Analisis Pengaruh harga saham, volume perdagangan, dan variansi return

saham terhadap

bid-ask spread pada masa sebelumdan sesudah stock split

pada perusahaan

Dependen:

Bid-ask spread

Independen: 1.Harga saham 2.Volume

perdagangan 3.Variansi

return saham 4.Dummy

sebelum/sesud

Regresi Linier Berganda

Secara parsial: 1.Harga saham

berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan 2.Volume perdagangan

berpengaruh negatif tetapi signifikan 3.Varian return

berpengaruh negatif dan signifikan


(30)

manufaktur di BEI tahun 2003-2009.

ah stock split 4.Dummy

sebelum/sesudah stock split berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap

bid-ask spread.

Secara serempak: Harga saham, volume perdagangan, variansi

return saham, dan dummy

sebelum/sesudah stock split berpengaruh terhadap bid-ask spread.

7. Veronica

Napitupulu (2013)

Pengaruh Return

saham, volume perdagangan, dan volatilitas harga saham terhadap bid ask spread pada perusahaan yang melakukan stock split di BEI.

Dependen: Bid Ask Spread Independen: 1. Return saham 2.Volume perdagangan 3.Volatilitas harga saham Regresi Linier Berganda

Return saham, volume perdagangan, dan volatilitas harga berpengaruh secara serempak terhadap bid-ask spread pada

perusahaan yang melakukan stock split di

Bursa Efek Indonesia.

2.7 Kerangka Konseptual

Motif utama perusahaan melakukan stock split adalah untuk meningkatkan likuiditas saham sehingga distribusi saham menjadi lebih luas. Berdasarkan penelitian Fatmawati dan Marwan (1999) menyatakan bahwa aktivitas stock split berpengaruh terhadap persentase bid ask spread. Menurut Erwin dan Miller (1998) bid ask spread dipengaruhi oleh return saham, volume perdagangan, dan volatilitas harga saham.


(31)

Kerangka konseptual pada penelitian ini sebagai berikut:

Sumber: Chandra, 2003

Gambar 2.2. Kerangka Konseptual

Besarnya Bid Ask Spread merupakan kompensasi atas biaya-biaya informasi, biaya order, dan biaya pemilikan saham (Stoll, 1989). Kompensasi atas biaya-biaya tersebut berakibat pada fluktuasi harga saham. Dalam penelitian Stoll (1989) menghitung persentasi Bid Ask Spread digunakan rumus (Pj-Pb)/Pt. hal ini berarti bahwa persentase bid ask spread akan semakin rendah apabila harga saham semakin tinggi, demikian pula sebaliknya apabila bid ask spread semakin tinggi maka harga saham semakin rendah. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa harga saham memiliki pengaruh negatif terhadap tingkat bid ask spread.

Jika suatu saham mempunyai volume perdagangan yang besar berarti memiliki jumlah bid ask spread yang kecil daripada sahan yang jarang diperdagangkan. Jika saham likuid maka bid ask spread akan mengecil begitu juga sebaliknya. Jika saham tidak likuid maka bid ask spread cenderung semakin besar. Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa volume perdagangan memiliki pengaruh negatif terhadap bid ask spread.

Return Saham

Volume Perdagangan

Volatilitas Harga


(32)

Stoll (1989) menemukan bahwa komponen spread adalah biaya informasi, biaya pesanan/order, dan biaya pemilikan saham. Pada periode volatilitas harga saham yang tinggi, pedagang yang memiliki informasi lebih mempunyai peluang untuk memperoleh keuntungan, hal ini menyebabkan dealer memperbesar keuntungan sebagai kompensasi atas resiko kerugian dengan meningkatkan spreadnya. Chandra (2003) menemukan bahwa volatilitas harga saham akan meningkat seiring meningkatnya saham yang diperdagangkan. Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa volatilitas harga saham memiliki pengaruh positif terhadap bid ask spread.

2.8 Hipotesis

Berdasarkan kerangka konseptual, maka dapat dihipotesiskan bahwa Return saham, volume perdagangan, dan volatilitas harga berpengaruh terhadap bid-ask spread pada perusahaan manufaktur yang melakukan stock split di Bursa Efek Indonesia.


(33)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. (Sugiyono, 2009:57).

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan menggunakan situs www.idx.co.id. Waktu pelaksanaan penelitian dari Juli 2013 sampai dengan Oktober 2013.

3.3. Batasan Operasional

Untuk memusatkan pembahasan dan menganalisis masalah, maka perlu pembatasan dalam penelitian yang sesuai dengan kemampuan penulis dan keterbatasan informasi yang didapat dari objek penelitian. Penelitian dilakukan dengan batasan–batasan pada masalah sebagai berikut:

a. Variabel independen dalam penelitian ini adalah return saham, volume perdagangan, dan volatilitas harga saham.

b. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah bid–ask spread.

c. Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang melakukan stock split tanpa melakukan kebijakan perusahaan yang lain (corporate action) secara bersamaan di Bursa Efek Indonesia selama periode Januari 2010–Oktober 2012.


(34)

3.4. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional suatu variabel adalah suatu definisi yang diberikan pada suatu variabel dengan cara membenarkan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur varibel tersebut. Definisi operasional variabel penelitian ini adalah:

1. Return Saham

Return saham merupakan hasil yang diperoleh investor dari investasi saham. Return saham dalam harian yang dibutuhkan dalam penelitian ini dapat dihitung dengan cara (Akmila dan Kusuma, 2003):

Retur Saham =

1 1

− − −

t t t

P P P

Keterangan:

Pt = Harga penutupan saham pada hari ke (t) Pt-1 = Harga penutupan saham pada hari ke (t-1)

2. Volume Perdagangan Saham

Volume perdagangan saham dilakukan dengan membandingkan jumlah saham perusahaam yang diperdagangkan dalam suatu periode tertentu dengan keseluruhan jumlah saham beredar perusahaan tersebut pada kurun waktu yang sama. Volume perdagangan saham dalam harian yang dibutuhkan dalam penelitian ini dapat dihitung dengan cara (Akmila dan Kusuma, 2003):

Jumlah saham yang diperdagangkan Volume Perdagangan =


(35)

3. Volatilitas Harga Saham

Volatilitas harga saham merupakan fluktuasi return-return suatu sekuritas atau portofolio dalam kurun waktu tertentu. Volatilitas harga saham dalam harian yang dibutuhkan dalam penelitian ini dapat dihitung dengan cara (Akmila dan Kusuma, 2003):

( )

( )

N R E R N

i

i i

=

= 1

2 2

σ

Dimana:

Ri = return saham yang terjadi E(Ri) = return saham yang diharapkan N = jumlah periode pengamatan

4. Bid-Ask Spread

Bid-ask spread merupakan selisih antara bid price dengan ask price. Bid-ask spread saham dalam harian yang dibutuhkan dalam penelitian ini dapat dihitung dengan cara (Stoll ,1989):

Bid-Ask Spread = (Pj – Pb)/Pt Dimana:

Pj = Harga jual Saham Pb = Harga beli Saham Pt = True Price


(36)

Tabel 3.1

Definisi Operasional Variabel

No Variabel Definisi Indikator Satuan Skala

Pengukuran

1. Return Saham (X1)

Hasil yang diperoleh investor

dari investasi. Return =

1 1 − − − t t t P P

P Persen Skala rasio

2. Volume

Perdagangan (X2)

Membandingkan jumlah saham perusahaan yang diperdagangkan dalam suatu periode tertentu dengan keseluruhan jumlah saham beredar perusahaan tersebut pada kurun waktu yang sama

Volume perdagangan = Jumlah saham yang diperdagangkan : Jumlah saham yang beredar.

Persen Skala rasio

3. Volatilitas harga saham (X3)

fluktuasi dari return harian

selama periode penelitian. ( ( ))

N R E R N i i i

= − = 1 2 2 σ

Persen Skala rasio

4. Bid-Ask Spread (Y)

Selisih antara bid price dengan

aks price

Bid-Ask Spread = (Pj – Pb)/Pt Persen Skala rasio

3.5. Populasi Penelitian

Berikut adalah daftar perusahaan Manufaktur yang melakukan stock split dan yang memenuhi kriteria periode Januari 2010-Oktober 2012 yang menjadi sampel dalam penelitian ini:

Tabel 3.2

Daftar Sampel Penelitian

No. Nama Perusahaan Kode Tanggal

Stock Split

1. Ciputra Development Tbk CTRA 15/06/2010

2. Tunas Redean Tbk TURI 17/06/2010

3. Charoen Pokphan Indonesia Tbk CPIN 08/12/2010

4. London Sumatera Plantation Tbk LSIP 25/02/2011

5. Intraco Penta Tbk INTA 06/06/2011

6. Malindo Feedmill Tbk MAIN 15/06/2011

7. Astra Otopart Tbk AUTO 24/06/2011

8. Surya Semesta Internusa Tbk SSIA 07/07/2011

9. Jasuindo Tiga Perkasa Tbk JTPE 26/07/2011

10. Metro Realty Tbk MTSM 18/10/2011

11. Petrosea Tbk PTRO 06/03/2012

12. Kalbe Farma Tbk KLBF 08/10/2012


(37)

Sampel dalam penelitian ini adalah 12 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang memiliki kriteria sebagai berikut:

1. Perusahaan yang melakukan stock split pada bulan Januari 2010 sampai dengan Oktober 2012, baik split up maupun split down.

2. Pada saat melakukan aktivitas stock split tidak mengeluarkan kebijakan– kebijakan lainnya seperti right issue, stock dividen, bonus share dan lain–lain. 3. Memiliki data lengkap yang dibutuhkan dalam penelitian, seperti: return saham,

volume perdagangan, volatilitas harga saham dan bid-ask spread dalam harian.

3.6. Jenis Data

Jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data sekunder dari perusahaan-perusahaan manufaktur yang melakukan stock split di Bursa Efek Indonesia.

3.7. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi dokumentasi, yaitu cara pengumpulan data melalui tinjauan menyeluruh terhadap karya publikasi dan nonpublikasi dari sumber sekunder (Sekaran, 2006). Dalam penelitian ini data diperoleh dari website BEI, jurnal, dan buku-buku yang mendukung.


(38)

3.8. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis regresi linear berganda. Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (X1, X2, X3) terhadap variabel terikat (Y) dengan persamaan regresi linear berganda sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e Keterangan:

Y = Bid-Ask Spread a = Konstanta

b1, b2, b3 = Koefisien Regresi Variabel Bebas X1 = Return Saham

X2 = Volume Perdagangan X3 = Volatilitas Harga Saham e = Error of Term

3.9. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui kelayakan dari model analisis data yang digunakan. Uji asumsi klasik terdiri dari:

3.9.1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar, maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil.


(39)

Cara-cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik.

1. Analisis Grafik

Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Namun demikian, jika hanya dengan melihat histogram, hal ini dapat menyesatkan khususnya untuk jumlah sampel yang kecil. Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan membandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonal (Ghozali, 2005).

Pada dasarnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusan:

a. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.


(40)

2. Analisis Statistik

Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan jika tidak hati-hati secara visual kelihatan normal, padahal secara spesifik bisa sebaliknya. Oleh sebab itu, dianjurkan disamping uji grafik dilengkapi dengan uji statistik. Pengujian normalitas ini akan dilakukan dengan uji statistic non-parametrik Kolmogrov-Smirnov (K-S) (Ghozali, 2005).

Untuk melihat apakah suatu data mempunyai distribusi normal, maka kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:

a. Jika angka signifikan > 0,05 maka data mempunyai distribusi normal b. Jika angka signifikan < 0,05 maka data tidak mempunyai distribusi normal

3.9.2. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas diartikan sebagai adanya hubungan erat dari variabel-variabel penjelas. Konsekuensi dari adanya multikolinearitas adalah varian dan kovarian menjadi lebih besar, interval kepercayaan akan menjadi lebih besar, nilai t-stat kecil dan R2 tinggi (Asnawi dan Wijaya, 2005). Multikolinearitas adalah korelasi sempurna (100%) diantara variabel penjelas yang dimasukkan ke dalam model. Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantar variabel bebas. Jika variabel independen saling berkolerasi, maka variabel-variabel ini tidak orthogonal. Variabel orthogonal


(41)

adalah independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol (Ghozali, 2005).

Untuk mendeteksi apakah model regresi yang dipakai bebas dari permasalahan multikolinearitas dapat dilihat dari besaran Variance Inflation Factor (VIF). Pedoman pengambilan keputusan pada pengujian ini adalah:

1. Jika Variance Inflation Factor (VIF) > 10 maka artinya terdapat persoalan multikolinearitas diantara variabel bebas

2. Jika Variance Inflation Factor (VIF) < 10 maka artinya tidak terdapat persoalan multikolinearitas diantara variabel bebas.

3.9.3. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas diartikan sebagai varian yang tidak konstan (Asnawi dan Wijaya, 2005). Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Kebanyakan data cross section mengandung situasi heteroskedastisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran (kecil, sedang, dan besar).

Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastistas dapat dilakukan


(42)

dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi–Y sesungguhnya).

Pengambilan keputusan untuk ada tidaknya heteroskedastisitas adalah sebagai berikut:

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas

2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2005)

Selain dapat dideteksi dengan menggunakan uji glejser. Uji glejser dilakukan dengan meregresi nilai absolut residual terhadap variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas.

3.9.4. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada masalah autokorelasi. Konsekuensi dari data yang mengalami autokorelasi adalah varian akan lebih besar sehingga tidak efisien (Asnawi dan Wijaya, 2005). Autokorelasi muncul karena observasi yang beruntutan sepanjang waktu yang berkaitan satu dengan


(43)

lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu (time series) karena “gangguan” pada seseorang individu/kelompok yang sama pada periode berikutnya. Pada data cross section (silang waktu), masalah autokorelasi relatif jarang terjadi karena gangguan pada observasi berbeda berasal dari individu/kelompok yang berbeda. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Untuk mengetahui adanya autokorelasi dapat dilakukan dengan Uji Durbin Watson (Ghozali, 2005).

Hipotesis yang akan diuji adalah: Ho : tidak ada autokorelasi (r = 0) Ha : ada autokorelasi (r ≠ 0)

Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:

- Jika nilai D-W dibawah 0 sampai 1,5 berarti ada autokorelasi positif - Jika nilai D-W diantara 1,5 sampai 2,5 berarti tidak ada autokorelasi - Jika nilai D-W diantara 2,5 sampai 4 berarti ada autokorelasi negative

3.10. Uji Hipotesis

3.10.1.Uji Hipotesis Secara Serempak (Uji F)

Uji F digunakan untuk menguji pengaruh variabel bebas secara serempak terhadap variabel terikat. Pengujian hipotesis secara serempak adalah sebagai berikut:


(44)

1. Ho : b1 = b2 = b3 = 0, artinya variabel return saham, volume perdagangan dan volatilitas harga saham secara serempak berpengaruh tidak signifikan terhadap bid-ask spread pada perusahaan yang melakukan stock split di Bursa Efek Indonesia.

2. Ha : Tidak semua bi adalah 0, artinya variabel return saham, volume perdagangan dan volatilitas harga saham secara serempak berpengaruh signifikan terhadap bid-ask spread pada perusahaan yang melakukan stock split di Bursa Efek Indonesia.

Kriteria pengambilan keputusan pada pengujian hipotesis secara serempak adalah sebagai berikut:

1. Jika Sig < 0,05 dan Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima 2. Jika Sig > 0,05 dan Fhitung < Ftabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak

3.10.2.Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji t)

Uji t digunakan untuk menguji pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat. Pengujian hipotesis secara parsial adalah sebagai berikut: 1. Ho : bi = 0, artinya variabel return saham, volume perdagangan dan volatilitas

harga saham secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap bid-ask spread pada perusahaan yang melakukan stock split di Bursa Efek Indonesia.

2. Ha : bi ≠ 0, artinya variabel return saham, volume perdagangan dan volatilitas harga saham secara parsial berpengaruh signifikan terhadap bid-ask spread pada perusahaan yang melakukan stock split di Bursa Efek Indonesia.


(45)

Kriteria pengambilan keputusan dalam pengujian hipotesis secara parsial adalah sebagai berikut:

1. Jika Sig < 0,05 dan thitung > ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima 2. Jika Sig > 0,05 dan thitung < ttabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak


(46)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskriptif Objek Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang melakukan stock split di Bursa Efek Indonesia periode Januari 2010 sampai dengan Oktober 2012 dengan target populasi yang sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 21 perusahaan manufaktur, tetapi perusahaan yang melakukan stock split dan memenuhi criteria sebanyak 12 perusahaan manufaktur. Adapun alasan penelitian ini memilih perusahaan manufaktur yang melakukan stock split sebagai objek penelitian adalah karena dalam kebijakan stock split perusahaan melakukan peningkatan jumlah saham yang beredar, sehingga secara otomatis akan mempengaruhi harga saham, return saham, volume perdagangan saham, dan volatilitas harga saham.

1. Perusahaan Tunas Ridean Tbk (TURI)

PT. Tunas Ridean Tbk merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang penyedia kendaraan yang ada di Indonesia. Perusahaan ini memiliki kantor pusat yang berlokasi di Jakarta. Awal berdirinya perusahaan ini terjadi pada tahun 1967 yang merupakan importir serta penjual mobil bekas dengan merek Fiat, Holden dan Mecedes-Benz. Pada tahun 1974, perusahaan ini ditunjuk sebagai Dealer resmi merek mobil Toyota, Daihatsu, BMW, Peugeot dan Renault untuk wilayah Jakarta dan sekitarnya. Tak hanya itu, perusahaan juga memiliki hak eksklusif untuk


(47)

mendistribusikan sepeda motor dengan merek Honda dan mobil Daihatsu untuk wilayah Lampung dan Sumatera Selatan. Perusahaan Tunas Ridean Tbk melakukan stock split pada tanggal 17 juni 2010. Perusahaan ini memiliki jumlah saham sebesar 5.580.000.000.

2. Perusahaan Malindo Feedmill Tbk (MAIN)

PT Malindo Feedmill Tbk didirikan untuk pertama kalinya pada tahun 1997 sebagai anak cabang dari dua perusahaan asal Malaysia yakni Leong Hup Holding Berhad dan Emivest Berhad. Perusahaan ini memproduksi dan mendistribusikan pakan ternak, khususnya pakan ternak broiler dan Commerciall Day Chicks (DOC). Disamping itu, perusahaan ini juga berinvestasi pada anak perusahaan yang memproduksi dan memasarkan induk produksi DOC, Commercial DOC dan ayam broiler. Perusahaan ini melakukan stock split pada tanggal 16 juni 2011. Perusahaan ini memiliki saham sebesar 1.695.000.000.

3. Perusahaan Astra Otopart Tbk (AUTO)

PT. Astra Otopart Tbk merupakan perusahaan milik Astra Group yang berdiri sejak tahun 1996. Perusahaan ini merupakan proses penggabungan antara PT. Federal Dinamika Lestari, PT. Astra Pradipta Internusa, PT. Astra Persada Nusantara dan PT. Astra Multi Trading. Astra Otoparts Tbk (Astra Otoparts) adalah perusahaan komponen otomotif terkemuka Indonesia yang memproduksi dan mendistribusikan suku cadang kendaraan bermotor baik kendaraan roda dua maupun roda empat. Saat ini perusahaan telah bertransformasi menjadi perusahaan industri komponen otomotif


(48)

terbesar di Indonesia yang didukung oleh 6 unit bisnis dan 33 anak perusahaan dengan 34.566 orang karyawan. Perusahaan ini memenuhi segala kebutuhan pelanggan dengan menyediakan inovasi, nilai tambah dan produk yang berorientasi pasar. Sebagai tambahan kepada pelanggan, perusahaan ini juga menyediakan pelayanan kepada masyarakat luas lewat Shop& Drive jaringan retail modern. Target utama dari jaringan ini adalah untuk mendukung pengembangan bisnis otomotif dari PT. Astra Otopart untuk memenuhi segala jenis kebutuhan otomotif yang ada di Indonesia. Perusahaan ini melakukan stock split pada tanggal 24 juni 2011 dan memiliki jumlah saham sebesar 4.819.733.000.

4. Perusahaan Kalbe Farma Tbk (KLBF)

PT. Kalbe Farma Tbk merupakan perusahaan multinasional yang memproduksi farmasi, suplemen, nutrisi dan layanan kesehatan yang bermarkas di Jakarta, Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1966. Perusahaan ini menghasilkan berbagai macam-macam bahan farmasi.

PT. Kalbe Farma Tbk didirikan pada tahun 1966, oleh 6 bersaudara: Khouw Lip Tjoen, Khouw Lip Hiang, Khouw Lip Swan, Boenjamin Setiawan, Maria Karmila, F. Bing Aryanto. PT Kalbe Farma Tbk telah jauh berkembang dari awal mulanya sebagai usaha farmasi yang dikelola di garasi rumah pendirinya di wilayah Tanjung Priok Jakarta Utara.

Saat ini, PT. Kalbe Farma Tbk adalah salah satu perusahaan farmasi terbesar di Asia Tenggara yang sahamnya telah dicatat di bursa efek dengan nilai kapitalisasi


(49)

pasar di atas US$ 1 miliar dan penjualan melebihi Rp 7 triliun. Kalbe memiliki 10 cabang di luar negeri yaitu Singapura, Filipina, Malaysia, Thailand, Kambodia, Vietnam, Myanmar, Sri Lanka, Nigeria dan Afrika Selatan. Perusahaan ini melakukan stock split pada tanggal 8 oktober 2012. Jumlah saham yang dimiliki oleh perusahaan yakni 40.624.057.688.

5. Perusahaan London Sumatera Plantation Tbk (LSIP)

PT. PP London Sumatera Indonesia Tbk didirikan pada tanggal 18 Desember 1962. Kemudian timbul pergolakan akibatadanya perubahan situasi antara pemerintah Indonesia dengan pemerintah Inggris. Pada tanggal 21 November 1991, PT. PP London Sumatera Indonesia melakukan merger dengan beberapa perusahaan yaitu: PT. Nagodang Plantation Company, PT. Seibulan Plantation Company, PT. Perusahaan Perkebunan Bajue Kidoel, PT. Perusahaan Perkebunan Sulawesi. Keempat perusahaan ini menggabungkan namanya menjadi PT. PP London Sumatera Indonesia. Namun pada tanggal 27 juli 1994, kepemilikan saham PT. PP London Sumatera Indonesia Tbk sepenuhnya diambil oleh Pan London Sumatera Plantation dengan komposisi saham beberapa kali mengalami perubahan.

PT. PP London Sumatera Indonesia Tbk adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang perkebunan dan pengolahan hasil produksi dari bahan mentah menjadi bahan baku. Usaha utama perusahaan ini meliputi penanaman, pemeliharaan, pengolahan, dan penjualan hasil produksi. Perusahaan ini mempunyai perkebunan yang terbesar di wilayah Republik Indonesia yaitu Sumatera Utara, Sumatera Selatan,


(50)

Jawa, Sulawesi, dan Kalimantan. Dimana hasil perkebunan terbanyak dihasilkan oleh perkebunan yang berada di Sumatera Utara. Hasil perkebunan yang diolah oleh perusahaan ini sangat bervariasi dan distribusi produknya sudah sampai ke luar negri. Perusahaan ini melakukan stock split pada tanggal 25 Februari 2011 dan jumlah saham yang dimiliki oleh perusahaan ini yaitu 6.822.863.955.

6. Perusahaan PT. Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA)

PT. Surya Semesta Internusa Tbk didirikan pada tanggal 15 Juni 1971 dengan nama PT. Multi Investments Limited. Perusahaan ini merupakan perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi. Kegiatan utama perusahaan ini adalah berusaha dalam bidang industry, perdagangan, pembangunan, pertanian, pertambangan dan jasa, termasuk mendirikan perusahaan di bidang perindustrian bahan bangunan, real estate, kawasan industry, pengelolaan gedung dan lain – lain. Pada saat ini kegiatan perusahaan adalah melakukan penyertaan dan memberikan jasa managemen serta pelatihan pada entitas anak yang bergerak dalam bidang usaha pembangunan atau pengelolaan dan jasa konstruksi. Perusahaan ini melakukan stock split pada tanggal 7 Juli 2011 dengan jumlaah saham yang dimiliki 3.528.937.080. Di tahun 1995, perusahaan ini mengubah namanya menjadi PT Surya Semesta Internusa Tbk sampai sekarang dengan tujuan mencerminkan strategi perusahaan yang luas.

7. Perusahaan PT. Jasuindo Tiga Perkasa Tbk (JTPE)

PT. Jasuindo Tiga Perkasa Tbk didirikan pada tanggal 10 Juli 1991. Perusahaan ini bergerak di bidang percetakan di Indonesia. Pada awal berdirinya, perusahaan ini


(51)

hanya bergerak di bidang percetakan umum, terutama mencetak dokumen niaga. Lima tahun setelah berdirinya, perusahaan menerima lisensi dari Botasupal untuk mencetak dokumen sekuriti.

Pada tahun 2010, perusahaan ini membuka pabrik baru untuk divisi kartu sekuriti. Kini, perusahaan telah memiliki tiga pabrik utama, yaitu pabrik untuk mencatat dokumen sekuriti, pabrik untuk memproduksi kartu VISA & Master dan kartu sekuriti lainnya, serta pabrik untuk mencetak dokumen niaga. pabrik-pabrik ini berada dalam lingkungan yang tertata asri serta dilengkapi dengan sistem dan peralatan terkini untuk menunjang kelancaran dan kinerja perusahaan. Perusahaan ini melakukan stock split pada tanggal 26 Juli 2011 dengan jumlah saham yang dimiliki sebesar 1.415.744.000.

8. Perusahaan Intraco Penta Tbk (INTA)

PT. Intraco Penta Tbk didirikan pada tanggal 10 Mei 1975 dan memulai usaha komersialnya pada tahun 1975. PT.Intraco Penta Tbk adalah salah satu perusahaan distributor alat-alat berat terkemuka di Indonesia. Untuk menjadi partner yang memenuhi seluruh kebutuhan pelanggan, perusahaan ini menawarkan jasa layanan pendukung lainnya yang mencakup persediaan suku cadang, perawatan, dan perbaikan.

Setelah berada di bisnis ini selama 38 tahun, perusahaan ini telah mendapat kepercayaan dari para pelaku, termasuk yang terkenal produsen alat-alat berat VOLVO, Ingersoll-Rand, dan Bobcat dan pelanggannya yang terdiri dari


(52)

perusahaan-perusahaan di bidang pertambangan, konstruksi atau infrastruktur, kehutanan, agrobisnis, minyak dan gas, dan industry umum. Pada tahun 1993 perusahaan ini telah mencatat sahamnya di Bursa Efek Indonesia. Perusahaan ini melakukan stock split pada tanggal 6 Juni 2011 dengan jumlah saham yang dimiliki sebesar 2.160.029.220.

9. Perusahaan PT. Petrosea Tbk (PTRO)

PT. Petrosea Tbk didirikan tanggal 21 Februari 1972 dalam rangka Penanaman Modal Asing (PMA) dan memulai kegiatan komersialnya pada tahun 1972. Kegiatan perusahaan ini selama sepuluh tahun pertama yaitu jasa-jasa alat berat, konstruksi kelautan, pertambangna, rekayasa sipil dan pengerjaan tanah. Pada tanggal 15 Maret 1990 perusahaan ini menjadi perusahaan konstruksi pertama yang tercatat di Bursa Efek, kini Perusahaan ini diakui sebagai salah satu kontraktor pertambangan, konstruksi dan rekayasa yang terkemuka di Indonesia dengan sejarah kuat pada proyek- proyek besar pengembangan sumber daya di Indonesia. Perusahaan ini melakukan stock split pada tanggal 6 Maret 2012 dengan jumlah saham sebesar 907.744.500.

10. Perusahaan Metro Realty Tbk (MTSM)

PT. Metro Realty Tbk didirikan pada tanggal 7 Februari 1980 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1982. Perusahaan iini bergerak di bidang pasar swalayan, sewa dan pengelolaan gedung, investasi, dan pengembangan real estate. Kegiatan komersial perusahaan dimulai sejak tahun 1982. Perusahaan ini


(53)

melakukan stock split pada tanggal 18 Oktober 2011 dengan jumlah saham sebesar 174.636.000.

11. Perusahaan Ciputra Development Tbk (CTRA)

PT. Ciputra Development Tbk didirikan tanggal 22 Oktober 1981 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1984. Perusahaan ini bergerak di bidang property dan real estate dan konstruksi bangunan. Sampai saat ini perusahaan ini telah mengembangkan dan mengelola 21 properti perumahan dan komersial yang tersebar di 14 kota besar di seluruh Indonesia. Properti komersial yang telah dikembangkan meliputi pusat perbelanjaan, hotel, apartemen servis dan lapangan golf. Perusahaan ini melakukan stock split pada tanggal 15 Juni 2010 dengan jumlah saham sebesar 7.582.907.997.

12. Perusahaan Charoen Pokphan Indonesia Tbk (CPIN)

PT. Charoen Pokphan Indonesia Tbk didirikan pada tanggal 7 Januri 1972 yang bergerak dalam produksi dan perdagangan pakan ternak, daging ayam olahan, peralatan peternakan dan pakan ikan serta penyertaan saham pada perusahaan lain. Pada awal didirikan PT. Charoen Pokphan Indonesia Tbk memfokuskan diri pada produksi pakan ternak dan pembibitan anak ayam usia satu hari komersial berkualitas tinggi untuk keperluan pasar domestic. Komitmen ini membuahkan hasil dengan diraihnya sekarang predikat sebagi produsen terbesar pakan ternak di Indonesia dengan total kapasitas produksi 2,3 juta ton pertahun. Perusahaan ini melakukan


(54)

stock split pada tanggal 8 Desember 2010 dengan jumlah saham sebesar 13.138.245.632.

4.2. Hasil Penelitian 4.2.1. Statistik Desktiptif

Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran umum tentang objek penelitian yang dijadikan sampel yang digunakan dalam penelitian. Pengujian statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, maksimum, minimum. Hasil statistik deskriptif untuk seluruh variabel yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut ini:

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Return saham 231 -.06 .70 .0069 .05683

Volume perdagangan 231 .00 3.02 .3543 .51107

Volatilita sharga saham 231 .01 .25 .0519 .04775

Bid-ask spread 231 .00 .58 .0368 .04133

Valid N (listwise) 231

Sumber: Hasil Penelitian, 2013 (data diolah)

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa nilai rata-rata return saham pada perusahaan manufaktur yang melakukan stock split di Bursa Efek Indonesia periode Januari 2010 sampai dengan Oktober 2012 adalah sebesar 0,0069% dengan standar deviasi sebesar 0,05683. Nilai return saham minimum adalah sebesar -0,06% yang dimiliki oleh Indomobil Sukses Internasional Tbk pada 4 Juni 2012, sedangkan nilai return saham


(55)

maksimum adalah sebesar 0,70% yang dimiliki oleh Pan Brothers Tbk pada 13 Juni 2011.

Nilai rata-rata volume perdagangan saham pada perusahaan yang melakukan stock split di Bursa Efek Indonesia periode Januari 2010 sampai Oktober 2012 adalah sebesar 0,3543% dengan standar deviasi sebesar 0,51107. Nilai volume perdagangan saham minimum adalah sebesar 0% yang dimiliki oleh Intiland Development Tbk pada 23 Juli 2010, Pan Brothers Tbk pada 21 Juni 2011 dan Malindo Feedmill Tbk pada 15 Juni 2011, sedangkan nilai volume perdagangan saham maksimum adalah sebesar 3,02% yang dimiliki oleh Surya Semesta Internusa Tbk pada 13 Juli 2011.

Nilai rata-rata volatilitas harga saham pada perusahaan manufaktur yang melakukan stock split di Bursa Efek Indonesia periode Januari 2010 sampai dengan Oktober 2012 adalah sebesar 0,0519% dengan standar deviasi sebesar 0,04775. Nilai volatilitas harga saham minimum adalah sebesar 0,01% yang dimiliki oleh London Sumatera Plantation pada 2 Maret 2011, Indospring Tbk pada 13 Juni 2012, sedangkan nilai volatilitas harga saham maksimum adalah sebesar 0,25% yang dimiliki oleh Surya Semesta Internusa Tbk pada 30 Juni 2011 dan Pan Brothers Tbk pada 9 Juni 2011.

Nilai rata-rataa bid ask spread pada perusahaan manufaktur yang melakukan stock split di Bursa Efek Indonesia periode Januari 2010 sampai dengan Oktober 2012 adalah sebesar 0,0368% dengan standar deviasi sebesar 0,04133. Nilai bid ask spread minimum adalah sebesar 0 yang dimiliki oleh Metro Realty Tbk pada 18


(56)

Oktober 2011, Kresna Graha Sekurindo Tbk pada 9 Agustus 2012, sedangkan nilai bid ask spread maksimum adalah sebesar 0,58% yang dimiliki oleh Pan Brothers Tbk pada 20 Juni 2011.

4.2.2. Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik digunakan untuk mendukung kebenaran hasil analisis dengan model regresi. Pengujian asumsi klasik meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.

4.2.2.1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Cara yang digunakan untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik.

Uji Kolmogorov Smirnov digunakan untuk uji statistic apakah data terdistribusi secara normal atau tidak terdistribusi secara normal. Uji kolmogorov Smirnov dengan ketentuan sebagai berikut: jika nilai signifikan Kolmogorov Smirnov lebih besar dari nilai signifikansi yang telah ditetapkan maka data terdistribusi secara normal. Uji Kolmogorov Smirnov dapat dilihat dalam Tabel 4.2 sebagai berikut:


(57)

Tabel 4.2

Hasil Uji Normalitas (Uji Kolmogorov-Smirnov) One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 231

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation .04123837

Most Extreme Differences

Absolute .195

Positive .195

Negative -.190

Kolmogorov-Smirnov Z 2.963

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

a. Test distribution is Normal.

Sumber: Hasil Penelitian, 2013 (Data diolah)

Tabel 4.2 menunjukkan Asym. Sig (2-tailed) atau angka signifikan lebih kecil dari 0,05. hal ini berarti data tidak mempunyai distribusi normal. Data yang tidak terdistribusi secara normal dapat ditransformasi ke dalam logaritma natural, maka di uji dengan menggunakan uji K-S dan dilihat apakah data tersebut sudah terdistribusi secara normal atau tidak. Berikut ini adalah hasil uji K-S setelah ditransformasikan.

Tabel 4.3

Hasil Uji Normalitas Setelah Transformasi Data (Uji Kolmogorov-Smirnov)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 94

Normal Parametersa Mean .0000000 Std. Deviation .49741947

Most Extreme Differences

Absolute .075 Positive .044 Negative -.075 Kolmogorov-Smirnov Z .727 Asymp. Sig. (2-tailed) .666 a. Test distribution is Normal.


(58)

Tabel 4.3 menunjukkan Asymp. Sig (2-tailed) atau angka signifikan adalah 0,666 (lebih besar dari 0,05). Hal ini berarti data mempunyai distribusi normal.

Metode lain yang digunakan untuk mengetahui normalitas adalah dengan menggunakan metode analisis grafik, baik dengan melihat grafik secara histogram ataupun dengan melihat secara Normal Probability Plot. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya.

Berdasarkan tampilan grafik histogram (Gambar 4.1), uji normalitas dengan melihat grafik secara histogram dapat disimpulkan bahwa data menyebar jauh dari garis diagonal dan/tidak mengikuti arah garis diagonal, serta grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal. Hal ini berarti model regresi tidak layak dipakai karena tidak memenuhi asumsi normalitas.

Sumber: Hasil Output Regresi

Gambar 4.1


(59)

Data yang tidak terdistribusi secara normal dapat ditransformasi ke dalam logaritma natural, maka dapat dilihat apakah data tersebut sudah terdistribusi secara normal atau tidak. Berikut ini adalah hasil uji setelah ditransformasikan.

Sumber: Hasil Penelitian, 2013 (Data diolah)

Sumber: Hasil Output Regresi

Gambar 4.2

Hasil Uji Normalitas Setelah Transformasi (Grafik Histogram)

Gambar 4.2 menunjukkan data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal. Hal ini berarti model regresi layak dipakai karena memenuhi asumsi normalitas.

4.2.2.2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Cara mendeteksi apakah model regresi bebas dari permasalah multikolinearitas dapat dilihat dari


(60)

besaran Variance Inflation Factor (VIF). Berdasarkan hasil pengujian model regresi diperoleh hasil untuk masing-masing variabel sebagai berikut:

Tabel 4.4

Hasil Uji Multikolineritas (VIF-Tolerance)

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1

(Constant)

Return saham 1.000 1.000

Volume perdagangan .997 1.003

Volatilitas harga saham .997 1.003

a. Dependent Variable: bidaskspread

Sumber: Hasil Penelitian, 2013 (Data diolah)

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa Variance Iflation Factor (VIF) dari variabel return saham, volume perdagangan, dan volatilitas harga saham lebih kecil dari 10, maka artinya tidak terdapat persoalan multikolinearitas diantara variabel bebas.

4.2.2.3. Uji Heteroskedatisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lainnya. Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat. Hasil grafik scatterplot sebagai berikut:


(61)

Sumber: Hasil Penelitian, 2013 (Data diolah)

Gambar 4.3 Hasil Grafik Scatterplot

Gambar 4.3 menunjukkan adanya pola tertentu seperti titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit). Hal ini mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

Data yang tidak terdistribusi secara normal dapat ditransformasi ke dalam logaritma natural, maka dapat dilihat apakah data tersebut sudah terdistribusi secara normal atau tidak. Berikut ini adalah hasil uji setelah ditransformasikan.

Sumber: Hasil Penelitian, 2013 (Data diolah)

Gambar 4.4


(1)

-0.44629

-3.91202

-3.91202

-1.23787

-6.90776

-3.91202

-3.91202

-0.65393

-5.52146

-3.91202

-0.67334

-5.52146

-3.21888

-0.65393

-5.80914

-3.21888

-0.34249

-6.90776

-2.99573

0.029559

-4.50986

-3.21888

0.14842

-6.90776

-3.21888

-0.46204

-4.42285

-3.21888

-4.60517

-0.19845

-6.90776

-3.91202

-4.60517

0.039221

-6.90776

-3.50656

-0.22314

-6.90776

-3.50656

0.231112

-5.80914

-3.50656

0.751416

-6.90776

-3.50656

-4.60517

0.95935

-5.80914

-3.50656

0.875469

-6.21461

-2.99573

-3.21888

-6.21461

-3.50656

-2.20727

-4.60517

-2.65926

-2.99573

-3.21888

-4.60517

-2.81341

-2.99573

-2.20727

-3.91202

-3.21888

-2.30259

-4.19971

-3.21888

-2.65926

-5.29832

-3.91202

-2.20727

-5.29832

-3.91202

-4.60517

-1.83258

-4.60517

-3.50656

-2.40795

-5.52146

-3.50656

-3.50656

-2.65926

-5.52146

-3.91202


(2)

Lampiran 4

Hasil Penelitian Sebelum Transformasi Data

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

returnsaham 231 -.06 .70 .0069 .05683

volumeperdagangan 231 .00 3.02 .3543 .51107

volatilitashargasaham 231 .01 .25 .0519 .04775

bidaskspread 231 .00 .58 .0368 .04133

Valid N (listwise) 231

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 231

Normal Parametersa

Mean .0000000

Std. Deviation .04123837

Most Extreme Differences

Absolute .195

Positive .195

Negative -.190

Kolmogorov-Smirnov Z 2.963

Asymp. Sig. (2-tailed) .000


(3)

Unstandardized Residual

N 231

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation .04123837 Most Extreme Differences

Absolute .195

Positive .195

Negative -.190

Kolmogorov-Smirnov Z 2.963

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

a. Test distribution is Normal.

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1

(Constant)

Returnsaham 1.000 1.000

Volumeperdagangan .997 1.003

Volatilitashargasaham .997 1.003

Model Summaryb Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .065a .004 -.009 .04151 1.882

a. Predictors: (Constant), volatilitashargasaham, returnsaham, volumeperdagangan b. Dependent Variable: bidaskspread


(4)

Lampiran 5

Hasil Penelitian Setelah Transformasi Data

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 94

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation .49741947 Most Extreme Differences

Absolute .075

Positive .044

Negative -.075

Kolmogorov-Smirnov Z .727

Asymp. Sig. (2-tailed) .666

a. Test distribution is Normal.

Coefficientsa

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1

(Constant)

Lnreturnsaham .905 1.105

Lnvolumeperdagangan .998 1.002 Lnvolatilitashargasaham .904 1.106 a. Dependent Variable: lnbidaskspread


(5)

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig. B Std. Error Beta

1

(Constant) -2.499 .296 -8.431 .000

lnreturnsaham .152 .067 .239 2.274 .025

lnvolumeperdagangan .078 .043 .180 1.800 .075

lnvolatilitashargasaham .033 .067 .052 .492 .624

a. Dependent Variable: lnbidaskspread ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1

Regression 2.648 3 .883 3.453 .020a

Residual 23.011 90 .256

Total 25.659 93

a. Predictors: (Constant), lnvolatilitashargasaham, lnvolumeperdagangan, lnreturnsaham

b. Dependent Variable: lnbidaskspread Model Summaryb Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

1 .321a .103 .073 .50564

a. Predictors: (Constant), lnvolatilitashargasaham, lnvolumeperdagangan, lnreturnsaham


(6)

Dokumen yang terkait

Analisis pengaruh harga, volume perdagangan, return, frekuensi perdagangan, dan volatilitas harga saham terhadap Bid Ask Spread perusahaan yang melakukan stock split periode 2004-2008

4 23 130

Analisa pengaruh risiko sistematis, likuditas, dan stock split terhadap return saham

0 10 120

Pengaruh Harga Saham, Volume Perdagangan, dan Varian Return Terhadap Bid-Ask Spread Pada Masa Sebelum dan Sesudah Stock Split Di Bursa Efek Indonesia

5 22 132

Pengaruh Harga Saham, Volume Perdagangan, dan Varian Return Terhadap Bid-Ask Spread Pada Masa Sebelum dan Sesudah Stock Split Di Bursa Efek Indonesia

0 0 12

Pengaruh Harga Saham, Volume Perdagangan, dan Varian Return Terhadap Bid-Ask Spread Pada Masa Sebelum dan Sesudah Stock Split Di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Harga Saham, Volume Perdagangan, dan Varian Return Terhadap Bid-Ask Spread Pada Masa Sebelum dan Sesudah Stock Split Di Bursa Efek Indonesia

0 0 14

Pengaruh Harga Saham, Volume Perdagangan, dan Varian Return Terhadap Bid-Ask Spread Pada Masa Sebelum dan Sesudah Stock Split Di Bursa Efek Indonesia

0 0 19

Pengaruh Harga Saham, Volume Perdagangan, dan Varian Return Terhadap Bid-Ask Spread Pada Masa Sebelum dan Sesudah Stock Split Di Bursa Efek Indonesia

0 0 3

Pengaruh Harga Saham, Volume Perdagangan, dan Varian Return Terhadap Bid-Ask Spread Pada Masa Sebelum dan Sesudah Stock Split Di Bursa Efek Indonesia

0 0 16

PENGARUH RETURN SAHAM, HARGA SAHAM, VOLUME PERDAGANGAN, DAN VARIAN RETURN SAHAM TERHADAP BID ASK SPREAD SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 14