171
Pemakaian Kata Reformasi dalam Media Masa Jawa Pos Agus Budi W. dan Atiqa S.
misalnya: direformasi, tereformasi merefor- masi, antireformasi, dan proreformasi.
Bentuk morfologis yang lain sebenarnya hanya terkendalai oleh proses morfologis semata,
reformasii, direformasii, memperefor- masi. Jadi, parameter produktivitas peng-
gunaannya berdasarkan berterimanya bentuk kata tersebut menjadi bentuk dasar dalam
proses morfologis dalam BI. Apabila berat menerima penggunaan produktif dapat digu-
nakan istilah kata tersebut telah bisa menjadi bentuk dasar dalam proses pembentukan kata
dalam BI. Produktivitas yang berhubungan dengan penggunaan kata reformasi dalam
struktur frase tidak dapat diragukan lagi. Memang kata reformasi ini menjadi salah satu
satuan lingual yang bernilai sejarah bagi bangsa Indonesai. Boleh dikatakan pada setiap detik
warga Negara Indonesia menggunakan kata tersebut pada tahun 1998. Kata reformasi
secara morfologi dapat dibentuk menjadi be- berapa deretan morfologis yang merupakan
turunannya, misal: direformasi, mereformasi, mereformasikan, tereformasi. Bentuk se-
perti: antireformasi, proreformasi, dan kontrareformasi menjadi bentuk morfologis
yang masih berhubungan dengan bentuk dasar reformasi. Reformasi merupakan rentetan
usaha mempersiapkan, bahkan menangkap masa depan melalui berbagai perubahan me-
nyeluruh untuk mewujudkan masa depan yang kita kehendaki. Reformasi dilihat dari konteks
kebudayaan merupakan rentetan upaya men- jadikan lingkungan sekitar kita dan variabel
yang ada di masyarakat berubah ke suatu tata- nan dan keadaan yang benar-benar diperlukan,
baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang.
Beberapa kata hasil bentukan dari dasar kata reformasi: anti + reformasi; pro +
reformasi; di + reformasi; me + reformas; dan reformasi N
Secara semantik kata tersebut masih merujuk pada usaha perbaikan di bidang sosial,
politik, dan agama suatu masyarakat atau negara. Padanan reformasi secara gampang
diartikan sebagai pembaharuan menuju ke- adaan yang lebih baik. Pelaku tindakan refor-
masi disebut reformis. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan, 1999:826 kata reformis berarti ‘orang yang menganjurkan adanya
usaha perbaikan bidang politik, sosial, agama tanpa kekerasan.
Kata reformasi ternyata berasal dari ba- hasa Inggris. Hasil analisis kata reformasi
berdasarkan kamus menunjukkan asal dan makna denotatif. Kata reformasi menjadi
tersohor di dalam kehidupan bangsa Indone- sia setelah sekian lama Orde Baru menduduki
pemerintahan di bawah pimpinan presiden Soeharto. Kata ini berasal dari bahasa Inggris
re form berarti ‘memperbaiki’ atau ‘mening- galkan tindakan-tindakan jelek, jahat, dsb.
menjadi orang baik, re form juga berarti ‘membentuk kembali’ atau ‘menyusun kembali’
Salim, 1991:1608-1609. Secara denonatif reformasi memiliki arti ‘tindakan untuk
memperbaiki dengan menyusun kembali tin- dakan yang jelek menjadi tindakan yang baik’.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
1999:826 kata reformasi N berarti ‘gerakan radikal untuk perubahan bidang
sosial, politik atau agama di suatu masyarakat atau negara. Kata ini sudah menjadi nama ge-
rakan, partai, semangat, cita-cita, dan seba- gainya. Penggunaan kata ini seiring dengan
semangat untuk mengubah tata kehidupan bangsa Indonesia. Kata ini tampak memiliki
nilai yang penting dalam sejarah kehidupan bangsa Indonesia. Dalam pemakaian di ma-
syarakat kata ini telah menunjukkan nilai his- toris, nilai hiroik, dan nilai politis.
3.2.2 Makna Kolokatif Kata Reformasi
Kata reformasi dikumandangkan di bumi pertiwi disertai peristiwa demonstrasi, unjuk
rasa massa, pengrusakan, pembakaran ge- dung-gedung, penjarahan toko-toko, gerakan
172
Kajian Linguistik dan Sastra, Vol. 18, No. 35, 2006: 164-174
massa yang tidak menerima status quo, tidak percaya lagi kepada pemerintahan yang dike-
mudikan oleh para pemimpin Orde Baru. Kondisi kehidupan masyarakat yang kacau
balau di segala bidang. Kondisi ini sebagai u- saha penciptaan atau kondisi logis dari peme-
rintahan yang sedang mendapat desakan dari masyarakat yang menginginkan adanya
perubahan.
Peristiwa pemunculan kata yang disertai oleh perilaku pribadi dan sosial yang sangat
kontras dengan kondisi yang sebelumnya ini, dalam sisi linguistik mendatangkan fenomena
bermunculan makna konotatifnya. Makna konotatif tersebut berkolokasi. Seseorang yang
mendengar kata reformasi seolah-olah di be- naknya bermunculan makna misal: pengrusa-
kan, pembakaran, perilaku brutal, bertin- dak dengan kekerasan, demo, turun ke ja-
lan, tidak percaya kepada pimpinan, ingin mengubah aturan yang sudah ada, dan se-
jenisnya.
Kata reformasi dan hasil turunannya memiliki makna bernuansa ‘segala sesuatu yang
menginginkan perubahan, yakni perubahan dari kondisi yang sudah ada’. Kondisi yang sudah
ada ini dinilai tidak menguntungkan bahkan tidak berguna lagi. Kata reformasi ini juga di-
gunakan dalam rangka politik. Kata ini di- gunakan dalam kancah pemerintahan yang
memberikan pemahaman kepada pemakai bahasa pada aktivitas politik pemerintahan.
3.2.3 Deskripsi Perkembangan Pema- kaian Kata
Reformasi
Kata reformasi bersanding dengan kata lain, baik kata dasar maupun kata berimbuhan.
Konstituen yang terbentuk atau bentukan baru berupa FN. Perhatikan bentuk berikut: Salam
reformasi, Rel reformasi, Kereta reformasi, Rangka reformasi, Alam reformasi, Orde re-
formasi, Era reformasi, Masa reformasi, Gaung reformasi, Arah reformasi, Proses
reformasi, Emosi reformasi, Agenda refor- masi, Atmosfir reformasi, Kaum reformasi,
Zamannya reformasi, Perjalanan reformasi, dan Gerakan reformasi.
Hubungan makna ini ditandai oleh satuan lingual reformasi. Permasalahan ini menarik
dalam BI dan sebagai fenomena bagi peneliti berikut tentang model pendeteksian kata pu-
ngut dalam BI. Proses pemungutan kata dari bahasa lain memang dibutuhkan oleh penutur
BI dan bukan hal yang sepele atau latah. Apa- bila kebutuhan penutur BI tidak mendalam,
maka kata yang dipungut mudah terlupakan dan tidak frekuentatif penggunaannya. Di sam-
ping itu, penutur bahasa tidak memiliki deretan morfologis yang berhubungan dengan kata
pungut tersebut.
Konstituen tersebut menandai penamaan yang seluruhnya berpangkal pada reformasi.
Penamaan tersebut menarik dan menjadi bukti bahwa penggunaan kata reformasi disertai
perkembangan bentukan baru telah terjadi pada tahun 1997 hingga 2005. Artinya, kata
reformasi bersanding dengan kata lain dalam rangka membentuk kontstituen yang baru. Kata
reformasi dapat dibuktikan eksistensinya. Kata-kata yang lain dapat digabungkan untuk
penamaan dari segala hal yang berhubungan dengan reformasi. Hal ini menunjukkan hal
yang berterima seandainya kata reformasi tersebut diganti oleh kata demokrasi, libe-
ralisasi, dan kolonialisasi. Dengan demikian, perkembangan penggunaan kata reformasi
sejajar dengan kata lain yang dipinjam dari bahasa Inggris dan sudah menjadi istilah dalam
dunia politik.
Hasil ini merupakan pandangan baru dalam perunutan kata reformasi. Reformasi
berasal dari bahasa Inggris danproses pemu- ngutan dalam sejarah perpolitikan Indonesia
diperlukan. Gerakan pembaharuan di dunia politik di Indonesia memanfaatkan satuan lin-
gual dari bahasa Inggris.Hal ini merupakan bukti bahwa keinternasionalan bahasa Inggris
telah terjadi nyata. Penggunaan bahasa dalam dunia politik suatu negara telah membuktikan
adanya kecenderungan pemilihan unsur satuan
173
Pemakaian Kata Reformasi dalam Media Masa Jawa Pos Agus Budi W. dan Atiqa S.
lingual yang dimaksud. Kata reformasi menjadi bukti bahwa ada
proses perubahan politik di Indonesia. Peru- bahan politik Indonesia dianalisis dari segi
bahasa dari Orde Lama ke Orde Baru, Orde Baru ke Orde Reformasi. Penggunaan kata
Lama dalam Orde Lama diganti dengan kata Baru dalam Orde Baru. Kata Baru tidak
mungkin diganti dengan kata yang secara se- mantik ‘lebih baru’. Kata reformasi akhirnya
dipilih sebagai istilah pengganti Orde Baru menjadi Orde Reformasi. Permasalahan se-
lanjutnya apakah pemunculan paradigma baru reformasi ini akan muncul paradigma baru lagi.
Hal ini tergantung pada pandangan global dan internasionalisasi dalam dunia politik. Kondisi
pemerintahan selanjutnyalah yang menentukan. Apakah akan muncul paradigma baru? Pa-
radigma apalagi yang diberlakukan dalam pemerintahan di Indonesia. Bahasa melayani
masyarakat; bahasa menjadi sarana untuk mengungkapkan kehidupan penutur bahasa.
Bahasa menyediakan media komunikasi dalam segala bidang. Bahasa menjadi sarana yang
siap untuk mengungkapkan segala hal yang dibutuhkan oleh penutur bahasa.
Penelitian ini merupakan usaha baru sehingga dibutuhkan kecermatan yang men-
dalam dalam menganalisis penggunaan kata reformasi. Belum ada penelitian yang meng-
khususkan diri pada pemantauan secara men- dalam terhadap satu kata yang ada dalam BI,
lebih-lebih kata yang baru dan masuk menjadi kata dalam BI. Kata reformasi ini memiliki
kemiripan dengan pemakaian kata Orde Lama dan Orde Baru yang seringkali digunakan pada
saat rezim berkuasa. Kata reformasi menjadi reformis ‘orang yang melakukan reformasi”
dapat ditemukan bentuk para reformis. Konstituen tersebut secara morfologi me-
mungkinkan hadirnya bentuk yang setipe, misal: kaum reformis, pejuang reformis, perilaku
reformis.
3.2.4 Deskripsi Perkembangan Pema- kaian Kata