B. Kerangka Pemikiran
Gambar 2 : Bagan Kerangka Pemikiran
Penjelasan :
Desa sebagai struktur pemerintahan terbawah dalam tata pemerintahan Indonesia secara legal formal pengaturannya diakomodasi melalui Peraturan
Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 ini, salah satu hal yang diatur di dalamnya adalah mengenai
Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa
Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 14 Tahun 2006
tentang Kedudukan Keuangan Kepala Desa dan Perangkat Desa
Problematika Implementasi
Peraturan Bupati Boyolali Nomor 40 Tahun 2006 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor
14 Tahun 2006
Solusi Surat Kawat
Mendagri Nomor
9001303SJ
kedudukan keuangan kepala desa dan perangkat desa. Lebih lanjut, Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 mengamanatkan agar dibuat suatu peraturan
daerah yang mengatur tentang kedudukan keuangan kepala desa dan perangkat desa secara lebih spesifik di tingkat KabupatenKota. Di Kabupaten Boyolali sendiri, telah
dibuat Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2006 tentang Kedudukan Keuangan Kepala Desa dan Perangkat Desa yang kemudian disusul dengan munculnya Peraturan
Bupati Boyolali Nomor 40 Tahun 2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2006 yang menimbulkan pro dan kontra di kalangan Kepala
Desa dan Perangkat Desa. Sebab dengan diberlakukannya peraturan tersebut, Kepala Desa mengeluhkan penghasilan mereka yang semakin menurun akibat adanya
ketentuan bahwa mereka tidak boleh mengelola tanah kas desa dan sebagai gantinya mereka akan mendapat penghasilan tetap dari Pemerintah Kabupaten Boyolali yang
nominalnya tidak seberapa jika dibandingkan hasil yang didapat dari mengolah tanah kas desa, namun Perangkat Desa justru mendukung diberlakukannya peraturan daerah
ini karena penghasilan mereka bisa meningkat. Dari kondisi ini perlu ditelusuri lebih lanjut implementasi Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2006 yang terjadi di lapangan
beserta problematika yang mengikutinya pasca keluarnya Surat Kawat Mendagri Nomor 9001303SJ perihal Kedudukan Keuangan Kepala Desa dan Perangkat Desa
di Seluruh Indonesia. Oleh karena itu, dengan problematika yang terjadi tersebut perlu ditemukan solusi pemecahannya.
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Kabupaten Boyolali
Kabupaten Boyolali merupakan salah satu dari 35 tiga puluh lima KabupatenKota yang ada di Provinsi Jawa Tengah. Kabupaten Boyolali memiliki luas
wilayah 101.510,0965 Ha. Wilayah Boyolali terletak antara 110
o
22’ BT – 110
o
50’ BT dan 7
o
36’ LS – 7
o
71’LS dengan ketinggian antara 100 meter sampai dengan 1.500 meter dari permukaan laut.
Kabupaten Boyolali di sebelah utara berbatasan dengan wilayah Kabupaten Semarang dan Kabupaten Grobogan, di sebelah timur berbatasan
dengan Kabupaten Sragen, Kabupaten Karanganyar, Kota Surakarta dan Kabupaten Sukoharjo, di sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Klaten dan Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta DIY, sedangkan di sebelah barat berbatasan dengan wilayah
Kabupaten Magelang
dan Kabupaten
Semarang Anonim,
www.boyolalikab.go.id[7 Juni 2010 pukul 07.00]. Penduduk Kabupaten Boyolali pada tahun 2009 berjumlah 951.717 jiwa dengan
komposisi laki-laki 466.481 jiwa dan perempuan 485.236 jiwa. Kepadatan penduduk 938 jiwakm². Jumlah penduduk Kabupaten Boyolali tahun 2009 terjadi penambahan
2.123 jiwa atau terjadi pertumbuhan 0,22 dari tahun sebelumnya yang mencapai 949.594 jiwa Anonim, www.boyolalikab.go.id[7 Juni 2010 pukul 07.00].
Kabupaten Boyolali meliputi 19 sembilan belas Kecamatan dan terdiri dari 263 dua ratus enam puluh tiga Desa dan 4 empat Kelurahan. Adapun Kecamatan di
Kabupaten Boyolali adalah sebagai berikut Anonim, www.boyolalikab.go.id[7 Juni 2010 pukul 07.00] :
1. Kecamatan Selo 10 Desa 2. Kecamatan Ampel 20 Desa
3. Kecamatan Cepogo 15 Desa