Berat Kering Tajuk PENGARUH KONSENTRASI SITOKININ DAN TAKARAN PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL PULE PANDAK(Rauvolfia serpentina (L.) Benth. ex Kurz)

F. Berat Kering Tajuk

Hasil pengamatan berat kering tajuk pule pandak disajikan pada Lampiran 12.a. Berdasarkan hasil analisis ragam Lampiran 12.b dan 12.c, diketahui bahwa perlakuan takaran pupuk organik dan konsentrasi sitokinin berpengaruh tidak nyata pada umur 90 HST dan 180 HST. Tidak terdapat interaksi antara kedua faktor perlakuan terhadap berat kering tajuk. Berat kering total tanaman merupakan peubah penting untuk mengetahui akumulasi biomassa serta imbangan fotosintesis pada masing- masing organ tanaman. Tabel 8 menunjukkan bahwa pada umur pengamatan 90 HST, pemberian pupuk 15 tonha maupun sitokinin 100 ppm cenderung meningkatkan berat kering tajuk dibanding kontrol. Sedangkan untuk umur 180 HST, peningkatan berat kering tajuk terjadi pada perlakuan pupuk 15 tonha. Tabel 8. Pengaruh konsentrasi sitokinin dan takaran pupuk organik terhadap berat kering tajuk pule pandak dalam g Purata berat tanaman kering Perlakuan 90 HST 180 HST Pupuk tonha 5 10 15 4,1 tn 4,2 tn 4,6 n 3,6 tn 3,9 tn 4,6 n Sitokinin ppm 25 50 75 100 4,5 tn 3,5 tn 4,0 tn 5,2 n 4,6 tn 4,1 tn 3,7 tn 3,7 tn Kontrol 2,5 1,7 Keterangan : § tn : berbeda tidak nyata dengan kontrol pada uji t 5 § n : berbeda nyata dengan kontrol pada uji t 5 Perlakuan konsentrasi sitokinin dan takaran pupuk organik pada taraf berbeda untuk umur 90 HST dan 180 HST memberikan hasil berat kering tajuk yang berbeda tidak nyata. Hal ini diduga akibat pengaruh komponen pertumbuhan lainnya yang juga berbeda tidak nyata. Tidak terjadinya pengaruh yang nyata pada sebagian besar parameter pertumbuhan maupun hasil diduga karena tanaman sudah jenuh akan unsur hara makro dari pupuk yang diberikan dan juga yang tersedia pada tanah. Akibatnya tanaman tidak mampu menyerap unsur mikro yang meskipun dalam jumlah sedikit keberadaannya adalah sebuah keharusan. Dengan ketiadaannya mengakibatkan pertumbuhan tanaman tidak optimal Dwijoseputro, 1980. Pemberian sitokinin juga belum optimal, diduga terkait faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitasnya. Berat kering tajuk pada umur 90 HST cenderung sama jika dibandingkan berat kering tajuk umur 180 HST. Hal ini bisa disebabkan oleh berat brangkasan yang juga tidak meningkat, akibat kondisi lingkungan yang tidak mendukung. Selain itu juga dimungkinkan persentase kandungan air brangkasan cukup besar, sementara biomassanya tidak meningkat. Namun demikian, sitokinin dan pupuk organik tetap memberikan pengaruh yang efektif terhadap tinggi, jumlah daun dan luas daun yang pada akhirnya berpengaruh pada berat kering tajuk.

G. Jumlah Cabang Akar