Seiring bertambahnya umur tanaman diikuti dengan penambahan berat basah akar. Hal ini mungkin disebabkan serapan unsur hara sudah dapat
dimanfaatkan oleh tanaman. Fungsi sitokinin terhadap aktivitas pembelahan sel dan penundaan senescence daun telah memberikan kontribusi terhadap
penambahan berat basah akar. Pengaruh jumlah cabang akar dan diameter akar tentu saja
mempengaruhi berat basah akar. Peningkatan kedua komponen tersebut biasanya akan diikuti peningkatan berat basah akar. Namun hal itu tidak
selalu, karena bagaimanapun juga berat basah akar dalam kondisi masih basah dipengaruhi juga oleh kandungan air dalam jaringan akar. Demikian
pula tingkat kelembaban. Luas daun yang meningkat mempengaruhi peningkatan pembentukan fotosintat yang pada akhirnya mempengaruhi
perakaran tanaman. Perlakuan konsentrasi sitokinin dan takaran pupuk organik pada taraf
berbeda menghasilkan berat basah akar yang tidak berbeda nyata untuk umur pengamatan 90 HST dan 180 HST. Hal ini kemungkinan terkait kondisi
jumlah cabang akar, panjang akar dan diameter akar yang juga tidak berbeda nyata.
K. Berat Kering Akar
Hasil pengamatan berat kering akar tanaman pule pandak pada umur 90 HST dan 180 HST disajikan pada Lampiran 17.a. Menurut hasil analisis
ragam yang disajikan pada Lampiran 17.b dan 17.c, diketahui bahwa kedua perlakuan memberikan pengaruh tidak nyata pada umur 90 HST dan 180
HST. Tidak terdapat interaksi antara perlakuan takaran pupuk organik dan konsentrasi sitokinin terhadap berat kering akar.
Berdasarkan Tabel 14 diketahui bahwa perlakuan konsentrasi sitokinin 100 ppm cenderung meningkatkan berat kering akar dibanding kontrol pada
umur 90 HST. Hasil akar pule pandak umur 90 HST ditunjukkan pada Lampiran 27. Sedangkan pada umur 180 HST, pemberian pupuk organik 15
tonha cenderung meningkatkan berat kering akar dibanding kontrol.
Perlakuan konsentrasi sitokinin dan takaran pupuk organik pada taraf berbeda untuk umur 90 HST dan 180 HST memberikan berat kering akar
yang tidak berbeda nyata. Hal ini diduga lebih terkait dengan variabel pengamatan akar yang lain yaitu panjang akar, jumlah cabang akar, diameter
akar, dan berat akar yang juga tidak berbeda nyata. Tabel 14. Pengaruh konsentrasi sitokinin dan takaran pupuk organik terhadap
berat kering akar pule pandak dalam g
Purata berat akar kering Perlakuan
90 HST 180 HST
Pupuk tonha 5
10 15
4,2
tn
3,7
tn
4,2
tn
5,6
tn
6,6
tn
7,5
n
Sitokinin ppm 25
50 75
100 3,2
tn
3,9
tn
3,8
tn
5,2
n
7,7
tn
7,1
tn
5,4
tn
6,0
tn
Kontrol 3,1
3,4
Keterangan : § tn
: berbeda tidak nyata dengan kontrol pada uji t 5 § n
: berbeda nyata dengan kontrol pada uji t 5
Seiring bertambahnya umur tanaman, diikuti dengan peningkatan berat kering akar. Diduga pemberian pupuk organik dan sitokinin berpengaruh
efektif terhadap berat kering akar. Pemberian pupuk organik yang tinggi dapat menambah unsur hara terutama unsur hara makro, dan juga dapat
meningkatkan ketersediaan unsur hara dalam tanah bagi tanaman terutama unsur N yang fungsi utamanya ialah untuk pertumbuhan vegetatif. Salah
satunya pertumbuhan vegetatif akar. Sitokinin diketahui mendorong aktivitas pembelahan sel dan juga
menghambat senescence daun. Tanaman yang mempunyai daun yang lebih luas pada awal pertumbuhan akan lebih cepat tumbuh karena kemampuan
menghasilkan fotosintat yang lebih tinggi. Fotosintat yang lebih besar akan memungkinkan membentuk seluruh organ tanaman menjadi lebih besar.
Seperti daun dan akar yang kemudian menghasilkan produksi bahan kering yang lebih besar.
L. Rasio Tajuk Akar