Coping ibu Terhadap kematian anak

COPING IBU TERHADAP
kematijセn@

ANAK

Diajukan kepada Fakultas Psikologi sebagai syarat untuk
meraih gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

Disusun Oleh :

Elisa Maynasari

103070028989

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1429 H / 2008 M
/'


MセLGᆱ@

/
//}J}; ,,,,,

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul COPING IBU TERHADAP KEMATIAN ANAK telah
diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Psikologi Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 27 Maret 2008. Skripsi ini
telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Psikologi.

Jakarta, 27 Maret 2008

Sidang Munaqasyah

Sekretaris

M£• angkap Aggota,


ah M. Si

Anggota:
Penguji II

n・BPN[QセエゥL@

NIP: 1502387'73
Pembimbing I

Pembimbing II

Nenenq Tati Sumi ti, M.Si. Psi
NIP: 150238773

Yufi Adriani,Jtl.Si. Psi
NIP:

M.SL Psi


Motto

Menjadi pribadi berbudi, berpotensi, dan selalu
di nanti

adalah sebaik-baik teman,
セオォ@

1aka bergadanglah dengan buku,
セュ。ョゥャィ@

ilmu, dan pergaulilah pengetahuan.
(DR. 'Awadh Bin Muhamrr1ad AL-Qarni)

'l(u persem6ahkgn teruntuk_;,

セウ・ッイ。ョァ@

I6u e1, \b。ーセ@


fi.!!Cuarga tercinta, serta

yang se{alu menyanyangi dan setia mendampingik,u.
Jfanya untaian kgta terimaftasih yang dapat ftu ucap,
semoga fi.!!Ca.ftaftu dapat mem6aCa.s jasa dan menjacfi
fi.!!6an,ggaan kg,Eian.

ABSTRAK

(A).
(8).
(C).
(D).
(E).
(F).

Fakultas Psikologi
Februari 2008
Elisa Maynasari

Coping lbu Terhadap Kematian Anak
CIX 94 Hal + 4 Lampiran
Allah SWT telah menciptakan manusia berpasang-pasangan untuk
dapat mengisi kekurangan masing-masing dengan cara yang halal, yaitu
menikah dengan tujuan memperoleh keturunan sebagai pelengkap
hidup, sebagai generasi penerus dalam keluarga, dan sebagai penawar
konflik yang terjadi dalam rumah tangga. Akan tetapi, kebahagiaan itu
seolah terhenti ketika orang tua harus di hadapkan pada keadaan sakit
yang menyebabkan kematian anak mereka.
Kematian oleh para ulama didefinisikan sebagai "ketiadaan hidup" atau
"antonym dari hidup". Kehilangan salah satu anggota keluarga yang
berusia muda (anak) umumnya menjadi peristiwa traumatis bagi orang
tua dalam hal ini khususnya ibu. Hal inilah yang menirnbulkan reaksi
emosional yang kuat (grief) pada orang yang ditinggalkan. Akan tetapi,
anggota keluarga harus dapat mengatasi keadaan tersebut dengan baik,
karena jika tidak, dapat menimbulkan patological grief atau gejala
gangguan kejiwaan. Oleh karena itu, diperlukan sejurnlah usaha yang
harus dilakukan untuk menanggulangi, menangani, mengatasi, atau
berusaha dengan cara yang sebaik-baiknya menurut l