DC Offset Harmonisa Distorsi Gelombang Waveform Distortion[3]

16 urutan nol dengan nilai tegangan komponen urutan positif dapat digunakan untuk menentukan persentase ketidakseimbangan. Gambar 2.4 menunjukkan contoh kedua buah perbandingan tersebut, yang menggambarkan ketidak-seimbangan tegangan selama 1 minggu yang terjadi pada saluran tenaga untuk perumahan. Besarnya ketidak-seimbangan tegangan yang pada sumber utama tidak boleh lebih dari 2 . Nilai kritis dari keadaan ketidakseimbangan tegangan adalah jika nilai persentase perbandingannya melebihi 5 , hal ini biasanya terjadi karena terputusnya salah satu fasa dari sistem tenaga listrik tiga fasa. 2.1.6 Distorsi Gelombang Waveform Distortion[3] Distorsi gelombang didefinisikan sebagai suatu penyimpangan bentuk gelombang dari benuk normal sinusoidal sesuai dengan frekuensi dayanya, pada keadaan tanpa gangguan steady state. Terdapat lima jenis penyimpangan bentuk gelombang yang terjadi, yaitu: DC Offset, Harmonisa, Interharmonisa, Nocthing dan Noise.

2.1.6.1 DC Offset

DC offset adalah suatu keadaan adanya sebuah tegangan atau arus dc dalam sistem tenaga listrik bolak-balik. DC offset dapat terjadi sebagai akibat dari gangguan geomagnetik atau disebabkan oleh penggunaan peralatan penyearah setengah gelombang. Salah satu sumber DC offset adalah lampu hemat energi dimana lampu tersebut menggunakan penyearah dioda, yang menghasilkan tegangan dc setengah gelombang yang digunakan untuk beroperasinya lampu tersebut. Arus searah direct current yang timbul akibat adanya erosi elektroda sistem pentanahan ataupun sambungan dari peralatan lain, dapat menyebabkan Universitas Sumatera Utara 17 efek merugikan pada inti transformator saat trafo beroperasi dalam keadaan jenuh. Kerugian yang ditimbulkan adalah adanya pemanasan pada trafo dan mengurangi umur penggunaan transformator tersebut.

2.1.6.2 Harmonisa

Harmonisa merupakan suatu fenomena yang timbul dari pengoperasian beban listrik yang sebagian besar diakibatkan dari beban non linear, dimana akan terbentuk gelombang yang berfrekuensi tinggi yang merupakan kelipatan dari frekuensi fundamentalnya, dalam hal ini 50Hz, sehingga bentuk gelombang arus maupun tegangan yang idealnya adalah sinusiodal murni akan cacat akibat distorsi harmonisa yang terjadi. Harmonisa didefenisikan sebagai gelombang-gelombang sinus arus dan tegangan yang mempunyai frekuensi kelipatan integer bilangan bulat dari frekuensi fundamentalnya.di Indonesia adalah 50 Hz. Jika frekuensi pada 5060 Hz Indonesia menggunakan 50 Hz dikatakan sebagai frekuensi fundamentalfrekuensi dasar f, maka jika gelombang tersebut mengalami distorsi atau dikatakan harmonisa bila mengalami kelipatan frekuensi dari frekuensi dasarnya, misalnya harmonik kedua 2f pada 100 Hz , ketiga 3f 150 Hz dan harmonisa ke-n memiliki frekuensi nf seperti ditunjukkan oleh Gambar 2.5. Gelombang-gelombang ini akan menumpang pada gelombang frekuensi dasarnya dan akan terbentuk gelombang cacat yang merupakan penjumlahan antara gelombang murni dengan gelombang harmonisa ke-3 seperti ditunjukkan oleh Gambar 2.6 sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 18 Gambar 2.5 Gelombang Fundamental, Harmonisa Kedua dan Harmonisa Ketiga[3] Gambar 2.6 Gelombang Fundamental yang Terdistorsi Harmonisa Ke-3[3] Pada Gambar 2.6 ditunjukkan bahwa gelombang harmonisa yang ketiga terbentuk menjadi tiga periode gelombang yang berulang pada saat gelombang yang berulang pada saat gelombang yang fundamentalnya masih berlangsung dalam satu periode. Hal ini juga untuk gelombang yang lainnya, seperti gelombang harmonisa yang ke lima juga terbentuk menjadi lima periode gelombang yang lebih kecil lagi amplitudonya saat gelombang harmonisa yang fundamental dari gelombang tersebut masih berlangsung dalam satu periode. Universitas Sumatera Utara 19

2.1.6.3 Interharmonisa