Soekanto Soerjono, 1994, Pengantar Penelitian Hukum, UI-Press, Jakarta. Sunggono Bambang. 2003, Metodologi Penelitian Hukum. Raja Grafindo
Persada. Jakarta.
B. Peraturan Perundang-Undangan:
KUH Perdata
C. Internet:
Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah, ―Outlet, Counter, dan Gerai‖, http:www.balaibahasajateng.web.idindex.phpreadhomeinfobahasa_
detail8Outlet-Counter-dan-Gerai. Hadori
Yunus Harnanto,
―Penjualan Konsinyasi‖,
http:dahlanforum.wordpress.com 20080421penjualan .
Investasi Online,
―Pengertian Sistem
Konsinyasi Distro‖,
http:www.investasionline.netnetpengertian-sistem-konsinyasi- distro.html.
Ruang Catatan,
―Peran Distributor
Dalam Pemasaran‖,
http:mulairuangcatatan.blogspot.com201212peran-distributor- dalam-pemasaran.html.
Sulaiman S
Manggala, ―Perkembangan
pola pemasaran‖,
http:unsri.ac.iddosensulaiman. Yahoo Answer, ―Ada yang tahu gak pengertian OUTLET‖,
http:id.answers.yahoo.comquestionindex?qid=20120214143518AAE hCRh.
Universitas Sumatera Utara
BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG DISTRIBUTOR OUTLET DISTRO
FASHION DAN SUPPLIER A. Pengertian Outlet dan Distro Fashion
Outlet diartikan sebagai tempat orang orang yang menjual barang dagangan dengan memakai stand yang biasanya berupa tempat duduk dan
lemari kaca di depan toko toko besar.
29
Jika dicermati, banyak ditemukan penggunaan kata outlet dan counter pada tulisan di media cetak. Penggunaan kedua kata itu pun sering tidak tepat
pemakaiannya. Padahal, kedua kata tersebut memiliki arti yang berbeda. Outlet Inggris berarti toko atau tempat penjualan. Kata outlet mengandung
pengertian bahwa toko atau tempat penjualan itu hanya menjual barang-barang yang merupakan satu produk tertentu, misalnya produk baju dengan merek
tertentu. Kata counter Inggris berarti toonbank, meja pajangankedai, kasir.
Kata tersebut mengandung pengertian bahwa counter bukanlah toko, tetapi mejakedai kecil tempat menjual barang-barang. Dengan demikian, di dalam
toko bisa terdapat beberapa counterkedai kecil yang menjual barang-barang, misalnya counter kosmetik, obat-obatan, majalah.
29
Yahoo A
nswer, ―Ada
yang tahu
gak pengertian
OUTLET‖, http:id.answers.yahoo.comquestionindex?qid=20120214143518AAEhCRh,
Diakses tanggal 10 Mei 2013.
34
Universitas Sumatera Utara
Kata gerai berarti kedai kecil, meja tempat menjual barang. Kata gerai ini pun mengandung pengertian bahwa gerai bukanlah toko, tetapi mejakedai kecil
tempat menjual barang-barang. Jadi, di dalam toko bisa terdapat beberapa gerai. Berdasarkan pengertian outlet, counter, dan gerai tersebut, kata gerai
merupakan padanan bahasa Indonesia dari kata counter. Jadi, penggunaan yang benar untuk penyebutan mejakedai kecil tempat menjual barang-barang adalah
gerai, bukan counter karena kata counter masih merupakan kata asing Inggris. Kata outlet masih sering dipakai karena padanannya dalam bahasa Indonesia
belum ada. Dalam hal ini kata outlet bisa diartikan toko. Berikut beberapa contoh penggunaan kata gerai dan outlet yang benar
dalam kalimat. 1
Temanku, Esty, sudah bekerja di gerai kosmetik sejak tahun 2005. 2
Toko swalayan itu menarik banyak pengunjung karena di dalamnya terdapat banyak gerai.
3 Outlet-outlet baju bermerek tertentu didirikan di sepanjang jalan daerah
Kesawan Medan. 4
Karena ada diskon besar-besaran di outlet itu, para pengunjung berebutan membeli.
30
30
Balai Bahasa
Provinsi Jaw
a Tengah, ―Outlet, Counter, dan Gerai‖, http:www.balaibahasajateng.web.idindex.phpreadhomeinfobahasa_detail8Outlet-Counter-
dan-Gerai, Diakses tanggal 10 Mei 2013.
Universitas Sumatera Utara
B. Distributor dan Supplier
Nama distributor dan supplier adalah suatu hal yang berbeda. Namun dalam praktek bisnis sehari-hari keduanya biasanya digabungkan. Richard
Burton menjelaskan‖bila seseorangbadan bertindak sebagai supplier, berarti ia bertindak untuk dan atas nama prinsipal, sedangkan bila seseorangbadan
bertindak sebagai distributor, berarti ia bertindak untuk dan atas namanya dirinya sendiri‖.
31
Supplier adalah ―orang atau perusahaan perantara yang mengusahakan penjualan bagi perusahaan lain atas nama pengusaha, perwakilan‖.
32
Sedangkan distributor adalah ―orang atau badan yang bertugas mendistribusikan barang
dagangan, penyalur‖.
33
Sumber yang lain menjelaskan supplier adalah seseorang atau suatu perusahaan yang mewakili pihak lainnya yang disebut dengan prinsipal untuk
melakukan kegiatan bisnis misalnya menjual produk untuk dan atas nama prinsipal kepada pihak ketiga dalam suatu wilayah pemasaran tertentu, dimana
sebagai imbalan atas jerih payahnya itu, supplier akan mendapatkan komisi tertentu‖.
34
Berdasarkan uraian di atas maka dapat dipahami bahwa supplier tersebut adalah hampir memiliki makna yang sama dengan istilah distributor yaitu
sama-sama bertugas melakukan penyaluran barang perdagangan. Tetapi letak
31
Richard Burton, Aspek Hukum Dalam Bisnis, Rineka Cipta, Jakarta, 1996., hal. 70.
32
Ibid
33
Ibid., hal. 71.
34
Munir Fuady, Pengantar Hukum Bisnis, Menata Bisnis Modern di Era Global, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2002, hal. 244.
Universitas Sumatera Utara
perbedaannya adalah supplier merupakan perpanjangan tangan prinsipal sementara distributor adalah berdiri sendiri.
Pada kegiatan bisnis, supplier biasanya diartikan sebagai suatu hubungan hukum dimana seseorangpihak supplier diberi kuasa bertindak untuk
dan atas nama orangpihak prinsipal untuk melaksanakan transaksi bisnis dengan pihak lain. Jadi kriteria utama untuk dapat dikatakan adanya suatu
supplier adalah adanya wewenang yang dipunyai oleh supplier tadi yang bertindak untuk dan atas nama prinsipal.
Prinsipal akan bertanggung jawab atas tindakan-tindakan yang dilakukan oleh seorang supplier, sepanjang hal tersebut dilakukan dalam batas-
batas wewenang yang diberikan kepadanya. Dengan perkataan lain, bila seorang supplier ternyata bertindak melampaui batas wewenangnya, maka
supplier itu sendiri yang akan bertanggung jawab atas tindakan-tindakannya tadi.
Sedangkan seorang distributor tidak bertindak untuk dan atas nama pihak yang menunjuknya sebagai distributor biasanya supplier, atau
manufacture. Seorang distributor bertindak untuk dan atas nama sendiri. Oleh karena itu, biasanya dalam perjanjian distributor secara tegas akan dinyatakan
dalam kalimat perjanjian. Hubungan yang terjadi antara para pihak dalam peristiwa
pendistribusian tentunya memiliki hak dan kewajiban. Masing-masing pihak yang terkait dalam pendistribusian tentunya memiliki kapasitas hubungan yang
berimbal balik.
Universitas Sumatera Utara
Hak distributor dalam hubungannya dengan pendistribusian suatu jenis produk adalah menerima produk yang akan didistribusikannya. Selanjutnya
distributor juga berhak untuk mendistribusikan produk tersebut dengan sistem pemasaran yang dipahaminya dapat memberikan keuntungan baginya. Dari hak
tersebut maka seorang distributor juga memiliki kewajiban untuk melakukan pembayaran atas produk yang dipesannya kepada principal. Kewajiban lainnya
adalah melakukan konsep pemasaran dengan tidak melanggar ketentuan tentang persaingan usaha yang tidak sehat.
Sedangkan pihak prinsipal sebagai pihak yang memiliki hubungan dengan distributor memiliki hak untuk menerima pembayaran atas barang yang
diproduknya tersebut.
Sedangkan kewajibannya
adalah melakukan
pendistribusian barang yang dibayarkan oleh distributor. Kapasitas dari tugas distributor pada dasarnya hampir memiliki
kemiripan dengan istilah kantor pemasaran, dan kantor cabang. Untuk hal demikian maka berikut ini akan diuraikan kedudukan distributor dan supplier
dengan pihak prinsipal. 1.
Hubungan prinsipal antara supplier dengan distributor. Seorang supplier akan menjual barang atau jasa untuk dan atas nama pihak
prinsipalnya, sementara seorang distributor bertindak untuk dan atas namanya sendiri independent tender.
2. Pendapatan perantara.
Pendapatan seorang supplier adalah berupa komisi dari hasil penjualan barangjasa kepada konsumen, sementara bagi distributor, pendapatannya
Universitas Sumatera Utara
adalah berupa laba dari selisih harga beli dari prinsipal dengan harga jual kepada konsumen.
3. Pengiriman barang.
Dalam hal supplier barang dikirim langsung dari prinsipal kepada konsumen, sedangkan dalam hal distribusi, barang dikirim kepada
distributor dan baru dari distributor dikirim kepada konsumen. Jadi dalam hal distribusi, pihak prinsipal bahkan tidak mengetahui siapa konsumen itu.
4. Pembayaran harga barang.
Pihak prinsipal akan langsung menerima pembayaran harga dari pihak konsumen tanpa melalui supplier, sedangkan dalam hal distribusi, maka
distribusila yang menerima harga bayaran dari konsumen.
35
Di samping itu dikenal juga apa yang disebut dengan kantor representatif. Kantor representatif berbeda dengan supplier atau distributor
sebab kantor representatif bukan pihak luar dari prinsipal melainkan merupakan orangnya prinsipal sendiri. Kantor representatif lebih banyak bertugas dalam
hal pemasaran produk saja. Sedangkan yang dimaksud dengan kantor cabang mirip dengan kantor
representatif. Hanya saja yang membedakannya adalah bahwa kantor cabang mempunyai wewenang yang lebih luas dari kantor representatif. Pada
prinsipnya kewenangan kantor cabang sama dengan kewenangan prinsipal, kecuali dalam melakukan kontrak-kontrak khusus dimana untuk kontrak-
35
Munir Fuady, Op.Cit., hal. 245.
Universitas Sumatera Utara
kontrak khusus tersebut haruslah ditandatangani oleh direksi atau kuasa direksi dari prinsipal, sesuai dengan anggaran dasar perusahaan yang bersangkutan.
C. Fungsi Outlet dan Distro