Flow Faktor Dasar Perencanaan Fasilitas Manufaktur

21 h. Mengimplementasikan rencana fasilitas terpilih. Proses instalasi tata letak terpilih dan mencoba manjalankan fasilitas. i. Mengatur dan menyesuaikan rencana fasilitas. Fasilitas yang baru mungkin membutuhkan penyesuaian fasilitas-fasilitas lain. j. Memperbaharui produk yang diproduksi atau dirakit dan mendefinisikan kembali tujuan fasilitas.

3.6. Faktor Dasar Perencanaan Fasilitas Manufaktur

Dalam merencanakan fasilitas manufaktur, terdapat tiga hal penting faktor dasar yang harus dipertimbangkan yaitu flow aliran, space ruang dan activity relationship hubungan kegiatan Tompkins et al, 2003. Flow tergantung pada lotsize, unit loadsize, alat penanganan material, susunan layout dan bentuk bangunan. Space adalah fungsi dari lotsize, sistem penyimpanan, tipe dan ukuran peralatan produksi, susunan layout, logitasi bangunan, pemeliharaan perusahaan dan kebijakan perusahaan, peralatan penanganan material, kantor, cafeteria, dan tempat istirahat. Activity relationship didefinisikan sebagai aliran material atau personil, pertimbangan lingkungan, struktur organisasi, metode peningkatan yang berkesinambungan, pengendalian isu dan kebutuhan proses.

3.6.1. Flow

Flow aliran meliputi aliran material, informasi, dan manusia antara departemen Tompkins, 2003. Suatu perencanaan aliran yang efektif meliputi 22 pengkombinasian suatu pola aliran dengan aisle yang mencukupi untuk memperoleh pergerakan yang baik dari tempat asal ke tempat yang dituju. Flow pattern atau pola aliran merupakan hal yang penting dalam perancangan fasilitas terutama dalam merencanakan aliran baik di dalam pabrik atau ke luar. Flow pattern dapat ditinjau sebagai pola aliran yang dibagi menjadi 3 bagian, yaitu: a. Aliran didalam workstationstasiun kerja Motion study atau studi gerakan dan ergonomi merupakan hal yang penting bagi aliran dalam workstation. Aliran gerak didalam workstation harus simultan, simetris, alami, rhytmical, dan habitual. Aliran yang simultan adalah penggunaan tangan, lengan, dan kaki yang terkoordinasi. Tangan, lengan dan kaki seharusnya memulai dan mengakhiri gerakan bersama-sama, dan tidak berhenti bersamaan kecuali selama waktu istirahat. Aliran yang simetris dihasilkan dari koordinasi gerakan terhadap center of body. Tangan kanan dan tangan kiri sebaiknya bekerja dengan koordinasi. Aliran yang alami adalah dasar dari pola aliran yang rhythmical dan habitual. Natural movement adalah yang kontinyu, membentuk kurva, dan menggunakan momentum. Aliran Rhythmical dan habitual menyatakan aktivitas yang metodis dan urutan yang otomatis sehingga dapat mengurangi kelelahan dan ketegangan mental, mata, dan otot. b. Aliran di dalam departemen Aliran di dalam departemen tergantung dari tipe departemen itu sendiri. Pada product dan product 23 familydepartment, aliran yang terjadi mengikuti aliran produknya. Pola aliran end-to-end, back-to-end dan odd-angle dapat menjadi indikator bagi product department di mana satu operator bekerja pada satu workstation. Pola front-to-front digunakan jika satu operator bekerja pada dua workstation. Pada process department hanya ada sedikit aliran antar workstation dalam departemen. Flow umumnya terjadi antara workstation gang aisle. Flow pattern dipengaruhi oleh orientasi arah dari workstation terhadap aisle. Ada tiga pola umum yaitu paralel, tegak lurus, dan diagonal. Jenis mana yang dipilih tergantung pada interaksi antar area workstation, space yang tersedia, dan ukuran material yang akan ditangani. Pola diagonal umumnya dipakai pada aisle satu arah. Pola diagonal juga memerlukan luas area yang lebih sedikit dibandingkan pola paralel dan tegak lurus. Namun aisle satu arah kurang fleksibel sehingga pola ini jarang diterapkan. c. Aliran antar departemen Aliran antar departemen merupakan kriteria yang sering digunakan untuk mengevaluasi keseluruhan aliran di dalam fasilitas. Pola aliran pada umumnya seperti ditunjukkan Gambar 3.1. 24 Gambar 3.1. Pola Aliran Umum Antar Departemen Hal yang penting pada pola aliran ini adalah lokasi untuk masuk receiving dan keluar shipping. Biasanya lokasi ini telah ditentukan pada saat pembuatan bangunan dan pola aliran kemudian menyesuaikan. Pola aliran berdasarkan letak lokasi receiving dan shipping ditunjukkan pada Gambar 3.2. Gambar 3.2. Pola Aliran Berdasarkan Letak Shipping dan Receiving 25 Perencanaan suatu aliran yang efektif merupakan suatu proses perencanaan yang hirarki Tompkins et al, 2003. Suatu aliran yang efektif dalam suatu fasilitas tergantung pada aliran yang efektif antar departemen, dalam suatu departemen, dan dalam suatu stasiun kerja. Untuk mendapatkan aliran yang efektif, maka prinsip berikut ini perlu dicapai: a. Maksimalkan aliran langsung b. Minimalkan terjadinya aliran c. Minimalkan biaya aliran Prinsip dalam meminimalkan biaya akibat dari aliran yang terjadi dapat dilihat dari dua pandangan sebagai berikut: a. Meminimalkan penanganan secara manual dengan cara meminimalkan kegiatan berjalan, jarak travel manual, dan gerakan. b. Menghilangkan penanganan secara manual dengan mekanisasi atau otomatisasi suatu aliran, sehingga pekerja dapat secara penuh mengerjakan suatu operasi produktif. Untuk mengevaluasi suatu alternatif, maka dibutuhkan suatu pengukuran aliran Tompkins et al, 2003. Aliran dapat digolongkan menjadi dua keadaan yaitu kualitatif dan kuantitatif. Pengukuran secara kuantitatif dapat berupa unitjam, jumlah perpindahanhari, atau satuan biayawaktu. Umumnya aliran tersebut ditampilkan berupa from to chart. From to chart juga disebut sebagai travel chart atau cross chart yang terdiri dari nomor yang mewakili beberapa ukuran dari aliran material 26 antara 2 mesin, departemen, bangunan, atau lokasi Francis, 1992. Pengukuran secara kualitatif dapat dilakukan dengan menggunakan nilai hubungan kedekatan Muther Tompkins, 2003. Richard Muther mengembangkan suatu metode keterkaitan untuk membantu menentukan kegiatan yang harus diletakkan pada suatu tempat, yaitu dengan menggunakan suatu pengelompokan derajat kedekatan, yang diikuti dengan tanda bagi tiap derajat kedekatan tersebut. Nilai hubungan kedekatan Muther dapat dilihat pada Tabel 3.1. Tabel 3.1. Derajat Kedekatan Muther Value Closeness A E I O U X Absolute necessary Especially important Important Ordinary Unimportant Undesirable Sandi tersebut digunakan dalam Activity Relationship Chart ARC atau peta keterkaitan. ARC adalah suatu metode untuk merencanakan dan menganalisis keterkaitan antara setiap kelompok kegiatan yang saling berkaitan.

3.6.2. Space