137894675 Analisis Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi Pabrik Lama Cv massitoh

ANALISIS PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI PABRIK LAMA PADA CV. MASSITOH CATERING SERVICES

Oleh RANGGA OKI NUGROHO

H24097098

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2012

ANALISIS PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI PABRIK LAMA PADA CV. MASSITOH CATERING SERVICES SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Manajemen Institut Pertanian Bogor

Oleh RANGGA OKI NUGROHO

H24097098

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2012

Judul Skripsi : Analisis Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas

Produksi Pabrik Lama pada CV. Massitoh Catering Services (Studi Kasus: CV. Massitoh Catering Services )

Nama : Rangga Oki Nugroho NIM

: H24097098

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

(Ir. Abdul Basith, MS) (Nur Hadi Wijaya, STP , MM) NIP 19570709 198503 1 006

Mengetahui Ketua Departemen

(Dr.Ir. Jono Mintarto Munandar, M. Sc.) NIP 19610123 198601 1 0002

Tanggal Lulus :

RINGKASAN

RANGGA OKI NUGROHO. H24097098. Analisis Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi Pabrik Lama pada CV. Massitoh Catering Services . Di bawah bimbingan ABDUL BASITH dan NUR HADI WIJAYA

Tuntutan jaminan mutu pangan yang menjadi perhatian khusus bagi perusahaan. CV Massitoh Catering Services merupakan salah satu perusahaan jasa boga di Kabupaten Bogor. Untuk itu perusahaan ini berambisi untuk mendapatkan sertifikasi ISO 22000. Salah satu upaya untuk memenuhi standar yang ditetapkan perlu adanya perancangan ulang tata letak dan fasilitas. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengidentifikasi aspek-aspek yang terkait dengan tata letak stasiun kerja dan fasilitas yang ada di CV Massitoh Catering Services , (2) menganalisis tata letak berdasarkan hasil kajian, (3) merancang ulang tata letak berdasarkan hasil kajian sebagai suatu rekomendasi.

Penelitian menggunakan analisis Activity Relation Chart (ARC) untuk mengetahui tingkat hubungan antar aktivitas produksi. Sementara untuk menyusun rancangan tata letak fasilitas produksi digunakan analisis Peta Dari-Ke (From-To Chart). Analisis Peta Dari-Ke menggunakan data masukan berupa aliran bahan, luas lantai, dan hubungan antara aktivitas produksi. Kemudian dilakukan perhitungan jarak antar stasiun kerja dengan perhitungan rectilinear . Setelah mendapatkan data dan informasi kemudian dilakukan perbandingan jika dilakukan perancangan ulang dengan menggunakan perangkat lunak Unequal- Area Facility Layout Problem (UA-FLP).

CV. Massitoh 2 Catering Services memiliki luas sekitar 569 m dibagi menjadi dua bangunan yang terpisah dengan jarak sekitar 60 m. Bangunan

pertama memiliki luas sekitar 425 m 2 terdiri dari kantor dan beberapa ruang penyimpanan bahan baku dan peralatan. Sementara untuk bangunan kedua

memiliki luas sekitar 144 m 2 merupakan tempat untuk memasak. Faktor-faktor yang mempengaruhi tata letak pada CV. Massitoh Catering Services antara lain:

(1) hubungan antar stasiun kerja, (2) aliran produksi dan (3) jarak antar stasiun kerja. Tata letak pada CV. Massitoh Catering Services digolongkan kedalam tata letak berdasarkan proses. Dengan menggunakan metode Peta Dari-Ke diperoleh jumlah perpindahan bahan dan barang antar stasiun kerja setiap harinya. Kemudian dengan menghitung jarak antar stasiun kerja dengan perhitungan rectilinier diperoleh jarak tempuh proses produksi dalam sehari sejauh 502,723 meter.

Analisis Activity Relation Chart (ARC) digunakan untuk mengetahui tingkat hubungan antar aktivitas produksi dan menghasilkan layout sementara. Analisis UA-FLP menghasilkan tata letak baru dan setelah menetukan titik pusat stasiun kerja yang baru, diperoleh jarak antar stasiun kerja yang baru. Total jarak material flow yang baru adalah sejauh 77,028 meter. Ini berarti material flow dapat berkurang sejauh 425,695 meter.

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 1 Oktober 1987. Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara, anak dari pasangan bapak Sunarya (almarhum) dan ibu Pujiharti.

Penulis menyelesaikan pendidikan sekolah dasar (SD) pada tahun 2000 di Sekolah Dasar Negeri 6 Cileungsi . Selanjutnya menyelesaikan pendidikan sekolah menengah pertama pada tahun 2003 di SLTPN 1 Cileungsi. Setelah itu penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Umum Negeri 1 Cileungsi dan lulus pada tahun 2006. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan ke Institut Pertanian Bogor (IPB) Program Diploma Tiga (D3) melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) dan terdafta sebagai mahasiswa Program Keahlian Perencanaan dan Pengendalian Produksi Manufaktur/Jasa. Pada tahun 2009 penulis menyelesaikan pendidikan D3 dengan predikan Sangat Memuaskan. Kemudian pada tahun yang sama, penulis melanjutkan kuliah pada Program Sarjan Alih Jenis Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin. Segala puji dan syukur panjatkan kehadirat Allah SWT atas taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “ Analisis Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas

Produksi Pabrik Lama Pada CV. Massitoh Catering Services ” . Penelitian ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Ekonomi pada Departemen, FEM IPB.

Perancangan tata letak fasilitas pada CV. Massitoh Catering Services merupakan salah satu faktor yang menentukan kelancaran proses produksi. Proses produksi yang lancar akan berdampak kepada peningkatan kualitas produk, sehingga bisa meningkatkan jaminan mutu produk tersebut. Tata letak pada CV. Massitoh Catering Services dianggap masih belum optimal karena masih banyak aspek yang masik kurang mendapat perhatian oleh perusahaan terkait perancangan tata letak dan fasilitas produksi. Penelitian ini diharapkan menjadi masukan untuk perancangan tata letak pada CV. Massitoh Catering Services.

Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan oleh penulis untuk menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkannya. Amin Ya Robbal Alamin .

Bogor, Maret 2012

Penulis

ii

UCAPAN TERIMA KASIH

Pada kesempatan ini penulis banyak dibantu oleh beberapa pihak baik secara moril maupun materil dan tidak lupa penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Ir. Abdul Basith, MS dan Bapak Nur Hadi Wijaya, STP , MM selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan selama penyusunan skripsi ini.

2. Bapak Alim Setiawan S, S.TP, MSi sebagai dosen penguji yang telah banyak memberikan pengarahan, saran, dan motivasi untuk terus berprestasi.

3. Kedua orang tua dan adikku atas kasih sayang dan ketulusan atas segala

dukungan moril, materil, waktu, tenaga, dan doa yang tak terbatas.

4. Ibu Hj. Massitoh sebagai pimpinan perusahaan yang memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian di CV. Massitoh Catering Services .

5. Seluruh karyawan CV. Massitoh Catering Services yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu pelaksanaan penelitian ini.

6. Seluruh staf pengajar dan karyawan/wati di Departemen Manajemen FEM IPB atas segala bantuan yang diberikan selama penulis jadi mahasiswa.

7. Rekan-rekan satu bimbingan: Najib, Satya dan Lestari yang telah bersama- sama saling memberikan motivasi selama proses bimbingan dan penyusunan skripsi ini.

8. Kepada Dini Septianingsih dan Ari Wijayanti yang telah memberikan dorongan semangat. Kepada Eka Astriani, Firsty Dilliana Romadhanti dan Yulia Citrawati, yang telah memberikan banyak masukan, semangat, dan doa. Teman-teman terbaik Program alih Jenis Manajemen, FEM IPB Angkatan 7 yang selalu bersama-sama membuat kenangan dan memberikan dukungannya.

Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi yang memerlukannya, khususnya yang terkait dengan perancangan tata letak.

iii

DAFTAR LAMPIRAN

No Halaman

1. Perhitungan jarak antar stasiun kerja ................................................................ 61

2. Perhitungan jarak antar stasiun kerja yang baru ............................................... 63

viii

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan industri makanan dan minuman di Indonesia cukup potensial, hal ini bisa dilihat dari pemanfaatan makanan dan minuman sebagai kebutuhan dasar manusia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Barat dari tahun 2003 sampai 2007 menunjukan adanya peningkatan pertumbuhan industri makanan dan minuman di Jawa Barat seperti yang tertera pada Tabel 1 dibawah ini :

Tabel 1. Jumlah Industri Makanan dan Minuman di Jawa Barat Tahun 2003

Sampai 2007

Tahun

Persentase Pertumbuhan 2003

- 6.8 Sumber: Badan Pusat Statistik Jawa Barat

Dari Tabel 1 diatas dapat dijelaskan jumlah industri makanan dan minuman di Jawa Barat dari tahun 2003 sampai 2006 mengalami peningkatan, akan tetapi pada tahun 2007 mengalami penurunan sebesar 6.8 persen. Di Indonesia banyak sekali ragam industri makanan dan minuman. Salah satunya adalah industri jasa boga atau biasa dikenal catering . Jasa boga mencakup penjualan makanan jadi yang terselenggara melalui pesanan-pesanan untuk berbagai kebutuhan pelanggan, misalnya penyediaan konsumsi pada suatu perusahaan, perayaan, pesta, seminar, rapat, dan lainnya.

Perkembangan jasa boga yang semakin meningkat menyebabkan persaingan yang semakin ketat. Hal ini menyebabkan pengelola jasa boga dituntut untuk tidak hanya mampu dalam mengelola bidang kuliner saja. Pengelola juga harus memahami dan mengerti konsep kesehatan dan gizi pangan terkait dengan penyusunan komposisi gizi yang seimbang berdasarkan tingkat kebutuhan konsumen.

Penyediaan produk yang sesuai dengan permintaan konsumen dan tepat pada waktunya mempengaruhi keputusan konsumen terhadap permintaan yang berulang dan kepercayaan dari konsumen. Pemahaman kebutuhan konsumen dapat meningkatkan nilai penjualan, penguasaan pangsa pasar yang lebih besar, dan akan mempengaruhi perolehan laba.

Proses produksi juga merupakan hal yang harus diperhatikan oleh perusahaan. Produk yang bersih dan higienis, bebas dari kontaminasi bahan kimia, fisik dan biologi. Kualitas produk yang baik dapat dicapai dengan melakukan pengendalian mutu secara menyeluruh produksinya dari mulai penerimaan bahan baku sampai produk siap dikonsumsi. Suatu perusahaan dapat mencapai tujuan tersebut jika menerapkan pengendalian mutu pada proses produksinya.

Selain itu juga tata letak fasilitas pada proses produksi juga menentukan kualitas produk. Tata letak pabrik atau tata letak fasilitas merupakan cara pengaturan fasilitas-fasilitas pabrik untuk menunjang kelancaran proses produksi. Dengan perancangan fasilitas yang tepat maka penanganan bahan dan perpindahan barang dapat berjalan efisien. Pada perusahaan jasa boga perancangan fasilitas produksi sangatlah penting mengingat bahan baku yang digunakan adalah bahan yang mudah terkontaminasi sehingga perlu penanganan dan pengawasan bahan baku yang lebih higienis.

Fasilitas fisik pada jasa boga antara lain seperti ruang penerimaan dan penyimpanan bahan makanan, ruang menyiapkan dan membersihkan bahan makanan, ruang memasak dan membagi makanan jadi, ruang mencuci dan menyimpan peralatan, ruang tata usaha dan ruang pegawai. Keseluruhannya harus diperhatikan baik dari segi luas, posisi dan jarak karena jika terjadi kesalahan atau perancangan yang kurang tepat maka akan menimbulkan biaya yang lebih besar.

Hal ini dikarenakan tipe tata letak pada jasa boga umumnya bertipe proses dimana tata letaknya menyesuaikan dengan aliran proses pengolahan bahan baku. Penanganan bahan baku merupakan sebuah kegiatan dalam mengangkut barang- barang dalam kegiatan produksi. Kegiatan ini diperkirakan membutuhkan waktu 60-80 persen dari total waktu produksi, jauh lebih besar dibanding proses pengolahan yang hanya sebesar 20-40 persen. Diperkirakan 3-5 persen dari seluruh bahan yang ditangani mengalami kerusakan, melihat kenyataan ini maka Hal ini dikarenakan tipe tata letak pada jasa boga umumnya bertipe proses dimana tata letaknya menyesuaikan dengan aliran proses pengolahan bahan baku. Penanganan bahan baku merupakan sebuah kegiatan dalam mengangkut barang- barang dalam kegiatan produksi. Kegiatan ini diperkirakan membutuhkan waktu 60-80 persen dari total waktu produksi, jauh lebih besar dibanding proses pengolahan yang hanya sebesar 20-40 persen. Diperkirakan 3-5 persen dari seluruh bahan yang ditangani mengalami kerusakan, melihat kenyataan ini maka

CV Massitoh Catering Services merupakan salah satu perusahaan jasa boga di Kabupaten Bogor. Perusahaan ini sudah melayani banyak perusahaan di Bogor seperti PT Mercedes-Benz Indonesia, PT Amerta Indah Otsuka dan PT Goodyear Indonesia Tbk. CV Massitoh Catering Services juga melayani pesanan acara pernikahan serta pesta yang lainya. Semakin meningkatnya permintaan, maka perusahaan ini harus meningkatkan kapasitas produksinya. Selain itu tuntutan jaminan mutu pangan juga menjadi perhatian khusus bagi perusahaan ini. Untuk itu perusahaan ini berambisi untuk mendapatkan sertifikasi ISO 22000 tentang jaminan mutu makanan pada jasa boga.

Salah satu upaya untuk memenuhi standar yang ditetapkan perlu adanya perancangan ulang tata letak dan fasilitas. Hal ini dikarenakan kondisi aktual tata letak dan dasilitas dinilai masih kurang efisien karena layout yang sekarang masih layout bangunan rumah yang telah ada sebelumnya. Oleh karena itu pihak perusahaan merencanakan untuk mendirikan bangunan baru karena bangunan yang saat ini digunakan merupakan rumah tempat tinggal yang dijadikan tempat untuk produksi. Lokasinya sendiri terletak di tengah perumahan dan ini sangat mengganggu masyarakat sekitar pada saat kegiatan produksinya. Selain itu juga tata letak ruangan dan fasilitas porduksi masih memerlukan perbaikan agar dengan tempat yang sekarang ada proses produksi berjalan dengan optimal sebelum pindah ke gedung baru.

Berdasarkan uraian diatas, penulis ingin menganalisis perancangan ulang tata letak dan fasilitas untuk mengoptimalkan proses produksi pada CV Massitoh Catering Services dengan mengambil judul penelitian Analisis Perancangan

Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi Pabrik Lama pada CV. Massitoh

Catering Services

1.2 Perumusan Masalah

Dari penjelasan latar belakang, bisa diperoleh rumusan masalah, antara lain:

1. Apa saja aspek-aspek yang terkait dengan tata letak pada CV Massitoh Catering Services ?

2. Bagaimana kondisi aktual tata letak pada CV Massitoh Catering Services ?

3. Berapakah optimalisasi yang diperoleh jika dilakukan perancangan ulang tata letak pada CV Massitoh Catering Services ?

1.3 Tujuan Penelitian

Mengacu pada latar belakang yang sudah dijelaskan, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Mengidentifikasi aspek-aspek yang terkait dengan tata letak stasiun kerja dan fasilitas yang ada di CV Massitoh Catering Services .

2. Menganalisis tata letak berdasarkan hasil kajian.

3. Merancang ulang tata letak berdasarkan hasil kajian sebagai suatu rekomendasi.

1.4 Ruang lingkup penelitian

Penelitian perancangan tata letak untuk mengoptimalkan proses produksi dilakukan di CV Massitoh Catering Services yang berlokasi di perumahan Taman Pagelaran Jl. Anggrek Raya blok F-2 No. 9, Bogor, hanya akan membahas tentang perancangan ulang tata letak pada unit produksi di perusahaan tersebut dan perancangan ulang hanya dilakukan pada bangunan utama. Penggunaan metode analisis From-To Chart (Peta Dari-Ke) digunakan yang bertujuan untuk mencari jumlah beban bahan baku yang mengalir (material flow) yang dibutuhkan pada

proses produksi dalam satu hari. Kemudian Activity Relationship Chart (ARC) digunakan untuk mendapatkan perencanaan tata letak berdasarkan derajat keterkaitan antara ruang kegiatan dan fasilitas yang ada. Selain itu digunakan juga

software Unequal Area Facility Layout Problem (UA-FLP) untuk mempermudah penentuan hasil yang optimum.

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak perusahaan sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam menggambil keputusan dan kebijakan yang berhubungan dengan tata letak dan penanganan bahan, selain itu juga bisa membantu perusahaan untuk mendapatkan sertifikasi ISO 22000. Sedangkan bagi pembaca, penelitian ini bisa dijadikan literatur bagi penelitian berikutnya

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Tata Letak Pabrik

Menurut Apple (1990), ”Tata letak pabrik dapat didefinisikan sebagai tata cara pengaturan fasilitas –fasilitas pabrik guna menunjang kelancaran proses produksi. Pengaturan tersebut akan memanfaatkan luas area ( space ) untuk penempatan mesin atau fasilitas penunjang produksi lainnya, kelancaran gerakan- gerakan material , penyimpanan material ( storage ) baik yang bersifat temporer

maupun permanen, personil pekerja dan sebagainya”. Sedangkan menurut Heizer dan Render (2006), tata letak merupakan suatu keputusan penting yang

menentukan efisiensi sebuah operasi dalam jangka panjang Dalam tata letak pabrik ada 2 (dua) hal yang diatur letaknya yaitu pengaturan mesin ( machine layout ) dan pengaturan departemen yang ada dari pabrik ( department layout ). Bilamana kita menggunakan istilah tata letak pabrik, seringkali hal ini diartikan sebagai pengaturan peralatan/fasilitas produksi yang sudah ada ( the existing arrangement ) ataupun bisa juga diartikan sebagai perencanaan tata letak pabrik yang baru sama sekali ( the new layout plan ).

2.1.1 Tujuan Perencanaan dan Pengaturan Tata Letak Pabrik

Menurut Heizer dan Render (2006), tata letak memiliki banyak dampak strategis karena tata letak menentukan daya saing perusahaan dalam hal kapasitas, proses, fleksibilitas, dan biaya, serta kualitas lingkungan kerja, kontak pelanggan dan citra perusahaan. Tujuan strategi tata letak adalah untuk membangun tata letak yang ekonomis yang memenuhi kebutuhan persaingan perusahaan.

Secara garis besar tujuan utama dari tata letak pabrik menurut Apple (1990) ialah mengatur area kerja dan segala fasilitas produksi yang paling ekonomis untuk beroperasi produksi aman dan nyaman sehingga akan dapat menaikkan moral kerja dan performance dari operator. Lebih spesifik lagi tata letak yang baik akan dapat memberikan keuntungan –keuntungan dalam sistem produksi, yaitu antara lain sebagai berikut :

1) Menaikkan output produksi. Suatu tata letak yang baik akan memberikan keluaran ( output ) yang lebih besar atau lebih sedikit, man hours yang lebih kecil dan/atau mengurangi jam kerja mesin ( machine hours ).

2) Mengurangi waktu tunggu ( delay ). Mengatur keseimbangan antara waktu operasi produksi dan beban dari masing –masing departemen atau mesin adalah bagian kerja dari mereka yang bertanggung jawab terhadap desain tata letak pabrik. Pengaturan tata letak yang terkoordinir dan terencana baik akan dapat mengurangi waktu tunggu ( delay ) yang berlebihan.

3) Mengurangi proses pemindahan bahan ( material handling ). Proses perencanaan dan perancangan tata letak pabrik akan lebih menekankan desainnya pada usaha –usaha memindahkan aktivitas–aktivitas pemindahan bahan pada saat proses produksi berlangsung.

4) Penghematan penggunaan areal untuk produksi, gudang dan service . Jalan lintas, material yang menumpuk, jarak antara mesin –mesin yang berlebihan, dan lain –lain semuanya akan menambah area yang dibutuhkan untuk pabrik. Suatu perencanaan tata letak yang optimal akan mencoba mengatasi segala masalah pemborosan pemakaian ruangan ini dan berusaha untuk mengkoreksinya.

5) Pendayaguna yang lebih besar dari pemakaian mesin, tenaga kerja dan/atau fasilitas produksi lainnya. Faktor –faktor pemanfaatan mesin, tenaga kerja dan lain–lain adalah erat kaitannya dengan biaya produksi. Suatu tata letak yang terencana baik akan banyak membantu pendayagunaan elemen –elemen produksi secara lebih efektif dan lebih efisien.

6) Mengurangi inventory in process. Sistem produksi pada dasarnya menghendaki sedapat mungkin bahan baku untuk berpindah dari suatu operasi langsung ke operasi berikutnya secepat – cepatnya dan berusaha mengurangi bertumpuknya bahan setengah jadi

( material in process ). Permasalahan ini terutama bisa dipecahkan dengan mengurangi waktu tunggu ( delay ) dan bahan yang menunggu untuk segera diproses.

7) Proses manufacturing yang lebih singkat. Dengan memperpendek jarak antara operasi satu dengan operasi berikutnya dan mengurangi bahan yang menunggu serta storage yang tidak diperlukan maka waktu yang diperlukan dari bahan baku untuk berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain dalam pabrik dapat diperpendek sehingga secara total waktu produksi akan dapat pula diperpendek.

8) Mengurangi resiko bagi kesehatan dan keselamatan kerja dari operator. Perencanaan tata letak pabrik adalah juga ditujukan untuk membuat suasana kerja yang nyaman dan aman bagi mereka yang bekerja didalamnya. Hal –hal yang bisa dianggap membahayakan bagi kesehatan dan keselamatan kerja dari operator haruslah dihindari.

9) Memperbaiki moral dan kepuasan kerja. Pada dasarnya orang menginginkan untuk bekerja dalam suatu pabrik yang segala sesuatunya diatur secara tertib, rapi dan baik. Penerangan yang cukup, sirkulasi yang enak dan lain –lain akan menciptakan suasana lingkungan kerja yang menyenangkan sehingga moral dan kepuasan kerja akan dapat lebih ditingkatkan. Hasil positif dari kondisi ini tentu saja berupa performance kerja yang lebih baik dan menjurus kearah peningkatan produktivitas kerja.

10) Mempermudah aktivitas supervise . Tata letak pabrik yang terencana baik akan dapat mempermudah aktivitas supervise . Dengan meletakkan kantor/ruangan diatas, maka seorang supervisor akan dapat dengan mudah mengamati segala aktivitas yang sedang berlangsung diarea kerja yang berada dibawah pengawasan dan tanggung jawabnya.

11) Mengurangi kemacetan dan kesimpangsiuran Material yang menunggu, gerakan pemindahan yang tidak perlu, serta banyaknya perpotongan ( intersection ) dari lintas yang ada akan menyebabkan kesimpangsiuran yang akhirnya akan membawa kearah kemacetan. Dengan 11) Mengurangi kemacetan dan kesimpangsiuran Material yang menunggu, gerakan pemindahan yang tidak perlu, serta banyaknya perpotongan ( intersection ) dari lintas yang ada akan menyebabkan kesimpangsiuran yang akhirnya akan membawa kearah kemacetan. Dengan

12) Mengurangi faktor yang bisa merugikan dan mempengaruhi kualitas dari bahan baku atau pun produk jadi. Tata letak yang direncanakan secara baik akan dapat mengurangi kerusakan –kerusakan yang bisa terjadi pada bahan baku ataupun produk jadi. Getaran –getaran, debu, panas dan lain–lain dapat secara mudah merusak kualitas material ataupun produk yang dihasilkan.

2.1.2 Jenis-Jenis Tata Letak

Menurut Assauri (2008), terdapat dua jenis pola yang utama dan sering digunakan, yaitu:

1. Process Layout Pada tipe tata letak jenis ini, semua mesin-mesin dan peralatan ditempatkan dalam departemen yang sama. Pola seperti ini biasanya diterapkan pada perusahaan yang berproduksi berdasarkan job order atau job shop. Keuntungan dari pola process layout, antara lain:

a) Investasi lebih rendah di dalam penggunaan mesin-mesin.

b) Fleksibilitas pelaksanaan produksi sangat tinggi.

c) Biaya produksi biasanya lebih rendah, karena walaupun ragamnya banyak tetapi jumlahnya sedikit.

d) Kerusakan pada salah satu mesin tidak menimbulkan gangguan yang berarti pada proses keseluruhan.

e) Karena mesinnya hampir sama, maka akan terbentuk spesialisasi dari para pengawas proses. Kerugian dari tipe ini antara lain:

a) Masuknya order baru membuat pekerjaan routing, scheduling dan cost accounting menjadi sukar karena adanya perencanaan ulang.

b) Material handling dan material transportation cost menjadi tinggi.

c) Kebutuhan ruangan untuk pelaksanaan proses produksi menjadi lebih besar.

2. Product Layout Pola penyusunan tata letak didasarkan atas urutan proses dari suatu kegiatan produksi. Keuntungan dari tipe ini antara lain:

a) Penggunaan mesin-mesin otomatis berakibat waktu penyelesaian tiap produk semakin singkat.

b) Penggunaan alat-alat penanganan bahan yang tetap berakibat kegiatan penanganan bahan lebih cepat dan biaya penanganan bahan lebih murah.

c) Pengawasan proses produksi dapat disederhanakan dan kegiatan pencatatan dapat disusun lebih cepat.

d) Kegiatan pengawasan proses produksi menjadi lebih sedikit.

e) Kebutuhan bahan baku dapat diperkirakan lebih cepat. Kekurangan dari tipe ini, antara lain:

a) Jika terjadi kerusakan pada salah satu mesin, maka proses produksi menjadi terganggu.

b) Efisiensi dan produktifitas pekerja dapat menurun karena pola produksi yang monoton, sehingga menimbulkan kebosanan.

c) Membutuhkan investasi yang cukup tinggi untuk pengadaan mesin.

d) Membutuhkan biaya yang cukup besar jika terjadi perubahan karena sifatnya yang tidak fleksibel.

e) Tingkat produksinya sudah tetap.

2.2 Perancangan Tata Letak Fasilitas Produksi

2.2.1 Pengertian Perancangan Fasilitas Produksi

Fasilitas produksi adalah sesuatu yang dibangun, diadakan atau diinvestasikan guna melaksanakan aktivitas produksi. Menurut Apple (1990),

”Perencanaan tata letak fasilitas sama dengan perancangan tata letak pabrik yang dapat didefinisikan sebagai tata cara pengaturan fasilitas –fasilitas pabrik guna menunjang kelancaran proses produksi”.

2.2.2 Pertimbangan–pertimbangan Dalam Perencanaan Pabrik Baru atau yang Sudah Ada

Menurut Apple (1990), perencanaan pabrik baru maka aktivitas disini meliputi perencanaan instalasi pabrik yang sama sekali baru yaitu dari perencanaan produk yang akan dibuat sampai dengan perencanaan bangunan pabriknya. Sedangkan pada perencanaan kembali ( redesign/replanning ) disini menyangkut perencanaan produk baru atau tata letak baru berdasarkan fasilitas – fasilitas produksi yang sudah ada. Pada umumnya perencanaan kembali suatu pabrik disebabkan oleh beberapa alasan tertentu, yaitu :

a) Adanya perubahan dalam design produk, model dan lain –lain.

b) Adanya perubahan lokasi pabrik suatu pemasaran.

c) Adanya perubahan ataupun peningkatan volume produksi yang akhirnya

membawa perubahan kearah modifikasi segala fasilitas produksi yang ada.

d) Adanya keluhan–keluhan dari pekerja terhadaap kondisi area kerja yang kurang memenuhi persyaratan tertentu.

e) Adanya kemacetan–kemacetan ( bottlenecks ) dalam aktivitas pemindahan bahan, gudang yang terlalu sempit, dan lain sebagainya.

2.2.3 Tipe Tata Letak Fasilitas Produksi

Menurut Apple (1990), secara umum tata letak fasilitas produksi dapat diklasifikasikan menjadi tiga macam yaitu :

A. Tata letak berdasarkan aliran produk ( product layout ). Jika suatu pabrik secara khusus akan memproduksi satu macam produk atau kelompok produk dalam jumlah/ volume yang besar dan waktu produksi yang lama, maka segala fasilitas –fasilitas produksi dari pabrik tersebut haruslah diatur sedemikian rupa sehingga proses produksi dapat berlangsung seefisien mungkin. Dengan layout berdasarkan aliran produk, maka mesin dan fasilitas produksi lainnya akan dapat diatur menurut prinsip “machine after machine” tidak perduli macam mesin yang digunakan. Dengan memakai tata letak tipe aliran produk ( product layout ), maka segala fasilitas –fasilitas untuk proses produksi (baik pabrikasi maupun perakitan) akan diletakkan berdasarkan garis aliran ( flow line ) A. Tata letak berdasarkan aliran produk ( product layout ). Jika suatu pabrik secara khusus akan memproduksi satu macam produk atau kelompok produk dalam jumlah/ volume yang besar dan waktu produksi yang lama, maka segala fasilitas –fasilitas produksi dari pabrik tersebut haruslah diatur sedemikian rupa sehingga proses produksi dapat berlangsung seefisien mungkin. Dengan layout berdasarkan aliran produk, maka mesin dan fasilitas produksi lainnya akan dapat diatur menurut prinsip “machine after machine” tidak perduli macam mesin yang digunakan. Dengan memakai tata letak tipe aliran produk ( product layout ), maka segala fasilitas –fasilitas untuk proses produksi (baik pabrikasi maupun perakitan) akan diletakkan berdasarkan garis aliran ( flow line )

1) Straight line . 1 2 3 4 5 6

Gambar 1. Straight Line

Pola aliran berdasarkan garis lurus atau straight line umum dipakai bilamana proses produksi berlangsung singkat, relatif sederhana dan umum terdiri dari beberapa komponen –komponen atau beberapa macam production equipment . Pola aliran bahan berdasarkan garis lurus ini akan memberikan :

i. Jarak yang terpendek antara dua titik.

ii. Proses atau aktivitas produksi berlangsung sepanjang garis lurus yaitu dari mesin nomor satu sampai ke mesin yang terakhir.

iii. Jarak perpindahan bahan ( handling distance ) secara total akan kecil karena jarak antara masing –masing mesin adalah sependek– pendeknya.

2) Serpentine atau zig zag ( S-Shaped ).

Gambar 2. Serpentine/Zig Zag

Pola aliran berdasarkan garis –garis patah ini sangat baik diterapkan bilamana aliran proses produksi lebih panjang dibandingkan dengan luasan area yang tersedia. Untuk itu aliran bahan akan dibelokkan untuk menambah panjangnya garis aliran yang ada dan secara ekonomis hal ini akan dapat mengatasi segala keterbatasan dari area, dan ukuran dari bangunan pabrik yang ada (Apple,2003).

3) U-Shaped .

Gambar 3. U-Shaped

Pola aliran menurut U-Shaped ini akan dipakai bilamana dikehendaki bahwa akhir dari proses produksi akan berada pada lokasi yang sama dengan awal proses produksinya. Hal ini akan mempermudah pemanfaatan fasilitas transportasi dan juga sangat mempermudah pengawasan untuk keluar masuknya material dari dan menuju pabrik. Aplikasi garis bahan relatif panjang, maka U-Shaped ini akan tidak efisien dan untuk ini lebih baik digunakan pola aliran bahan tipe zig zag .

4) Circular .

Gambar 4. Circular

Pola aliran berdasarkan bentuk lingkaran ( circular ) sangat baik dipergunakan bilamana dikehendaki untuk mengembalikan material atau produk pada titik awal aliran produksi berlangsung. Hal ini juga baik apabila departemen penerimaan dan pengiriman material atau produk jadi direncanakan untuk berada pada lokasi yang sama dalam pabrik yang bersangkutan.

5) Odd angle .

Gambar 5. Odd-Angle

Pola aliran berdasarkan odd-angle ini tidaklah begitu dikenal dibandingkan dengan pola –pola aliran yang lain. Menurut Apple (1990) pada dasarnya pola ini sangat umum dan baik digunakan untuk kondisi –kondisi seperti :

Bilamana tujuan utamanya adalah untuk memperoleh garis aliran yang produk diantara suatu kelompok kerja dari area yang saling berkaitan.

a) Bilamana proses handling dilaksanakan secara mekanis.

b) Bilamana keterbatasan ruangan menyebabkan pola aliran yang lain terpaksa tidak dapat diterapkan.

c) Bilamana dikehendaki adanya pola aliran yang tetap dari fasilitas– fasilitas produksi yang ada.

Odd-angle ini akan memberikan lintasan yang pendek dan terutama akan merasa kemanfaatannya untuk area yang kecil.

B. Tata letak berdasarkan aliran proses ( process layout ) Tata letak berdasarkan aliran proses ( process layout ) sering kali disebut pula

dengan functional layout . Functional layout adalah metode pengaturan dan penempatan dari mesin dan segala fasilitas produksi dengan tipe/macam yang sama dalam sebuah departemen. Disini semua mesin atau fasilitas produksi yang memiliki ciri –ciri operasi atau fungsi kerja yang sama diletakkan dalam sebuah departemen. Tata letak berdasarkan aliran proses umumnya diaplikasikan untuk

industri yang bekerja dengan jumlah/volume produksi yang relatif kecil dan terutama sekali untuk jenis produk –produk yang tidak distandartkan. Menurut Apple (1990), tata letak tipe aliran proses ini akan jauh lebih fleksibel bilamana dibandingkan dengan tata letak tipe aliran produk. Industri yang beroperasi industri yang bekerja dengan jumlah/volume produksi yang relatif kecil dan terutama sekali untuk jenis produk –produk yang tidak distandartkan. Menurut Apple (1990), tata letak tipe aliran proses ini akan jauh lebih fleksibel bilamana dibandingkan dengan tata letak tipe aliran produk. Industri yang beroperasi

C. Tata letak berdasarkan posisi ( fixed position layout ) Untuk tata letak berdasarkan posisi tetap, material dan komponen dari

produk utamanya akan tinggal tetap pada posisi/lokasinya sedangkan fasilitas produksi seperti tools , mesin, manusia serta komponen –komponen kecil lainnya akan bergerak menuju lokasi material atau komponen produk utama tersebut. Pada proses perakitan maka layout tipe posisi tetap akan sering dijumpai karena disini peralatan kerja ( tools ) akan mudah dipindahkan.

2.3 Analisis Activity Relationship Chart

Activity Relationship Chart atau Peta Hubungan Kerja kegiatan adalah aktifitas atau kegiatan antara masing-masing bagian yang menggambarkan penting tidaknya kedekatan ruangan. Metode ini menghubungkan aktivitas- aktivitas secara berpasangan sehingga semua aktivitas akan diketahui tingkat hubungannya. Hubungan aktivitas dapat ditinjau dari sisi keterkaitan secara organisasi, keterkaitan aliran, keterkaitan lingkungan dan keterkaitan proses. ARC disusun berdasarkan alasan –alasan tertentu dan tingkat kepentingan yang disimbolkan dengan huruf A, I, E, O, U, dan X. Huruf-huruf tersebut menunjukkan bagaimana aktivitas dari setiap stasiun kerja akan mempunyai hubungan secara langsung atau erat kaitannya dengan satu sama lain. Berikut adalah contoh dari diagram ARC:

Gambar 6. Contoh ARC

A = Mutlak perlu (Absolutely necessary)

E = Sangat penting (Especially important)

I = Penting (Important) O = Cukup/biasa (Ordinary) U = Tidak penting (Uninmportant)

X = Tidak dikehendaki (Undesirable)

2.4 Penentuan Luas Area yang Dibutuhkan

Penentuan luas ini diperlukan untuk mengetahui apakah luas area yang ada sesuai dengan kebutuhan area tersebut. Menurut Apple (1990) ruang yang dibutuhkan oleh fasilitas berkaitan dengan peralata, bahan, pegawai, dan kegiatan. Penentuan kebutuhan luas area ini, diperlukan penambahan kelonggaran 40% sampai 60% untuk gang (aisle) dan operator. Selain itu untuk tiap mesin atau fasilitas pendukung digunakan teloransi 0,50 - 1 meter pada setiap sisi mesin.

2.5 Hubungan Perancangan Tata Letak Pabrik Dengan Produktivitas

Perbaikan desain layout pabrik diperlukan karena adanya beberapa kondisi yang terjadi dalam perusahaan misalnya karena adanya kebijakan-kebijakan dari top level management terkait dengan target perusahaan untuk menaikkan output produksi, sehingga diperlukan perbaikan desain layout agar bisa memberikan Perbaikan desain layout pabrik diperlukan karena adanya beberapa kondisi yang terjadi dalam perusahaan misalnya karena adanya kebijakan-kebijakan dari top level management terkait dengan target perusahaan untuk menaikkan output produksi, sehingga diperlukan perbaikan desain layout agar bisa memberikan

banyaknya keluhan – keluhan dari pekerja dikarenakan kondisi area kerja yang kurang memenuhi syarat sehingga produktivitas pekerja menurun. Beberapa kondisi tersebut bisa digunakan sebagai alasan mengapa kita harus memperbaiki desain layout pabrik. Untuk lebih spesifik, berikut ini adalah beberapa alasan mengapa harus memperbaiki desain layout pabrik :

1) Menaikkan output produksi.

2) Mengurangi waktu tunggu.

3) Mengurangi proses material handling .

4) Penghematan penggunaan areal untuk produksi, gudang, dan service .

5) Pemanfaatan fasilitas produksi dan tenaga kerja dengan lebih optimal.

6) Mengurangi biaya simpan produk setengah jadi ( inventory in-process ).

7) Mempersingkat proses manufacturing .

8) Mengurangi resiko kesehatan dan keselamatan kerja operator.

9) Mempermudah aktivitas supervisi (pengawasan kerja).

10) Mengurangi kemacetan dan kesimpangsiuran aliran material .

11) Mengurangi faktor yang bisa mempengaruhi kualitas bahan baku dan produk jadi. Berdasarkan uraian diatas bisa disimpulkan bahwa alasan utama mengapa

desain layout harus diperbaiki adalah karena desain layout tersebut sudah tidak efisien lagi dilihat dari target produksi perusahaan dan karena banyaknya gangguan pada proses produksi sehingga menghambat kelancaran serta kesuksesan proses produksi.

2.6 Penelitian Terdahulu

Menurut Eko (2010 ), meneliti dengan judul yaitu : “Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi di CV. Dimas Rotan Gatak Sukoharjo. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : Merancang tata letak fasilitas produksi Kerajinan rotan CV. Dimas Rotan di lokasi yang baru sehingga dapat meminimalkan biaya material handling . Untuk penyelesaiannya digunakan metode Blocplan (model matematis berbantuan sofware komputer ). Metode

Blocplan ini lebih memperhitungkan derajat kedekatan antar stasiun kerja, membangun atau mengubah tata letak dengan mencari total jarak tempuh yang

minimal dilalui dalam perpindahan material dan proses ouput yang cepat secara automatic search dalam menemukan solusi terbaik. Membuat form to chart aliran material . Membuat form to chart jarak antar fasilitas. Menghitung material handling cost (MHC). Menghitung produktifitas material handling . Dalam penelitian ini dipilih satu layout usulan dengan hasil R – score tertinggi beserta koordinatnya yaitu dipilih layout nomor 13 dengan nilai R-score 0,92. Dari layout yang baru terbukti menurunkan ongkos penanganan bahan dari Rp 5.180.547,46 menjadi 3.178.996,00

Susetyo (2010), Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi dengan Pendekatan Group Technology dan Algoritma Blocplan untuk Meminimasi Ongkos Material Handling memproduksi berbagai macam produk logam. Berdasarkan permasalahan yang ada, perancangan dilakukan dengan mengunakan group teknologi yaitu mengelompokkan produk yang memiliki kesamaan desain atau kesamaan karakteristik manufaktur atau gabungan dari keduanya. Hasil pengelompokan ini berupa formasi mesin yang membentuk cell-cell. Metode penyusunan mesin didalam cell ini menggunakan metode rank order clustering (ROC). Sedangkan untuk menghitung jarak material handling dan ongkos material handling menggunakan metode algoritma bolcplan yaitu menghitung jarak rectilinear dan jarak euclidean.

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa relayout yang dirancang lebih baik dari layout . Relayout memiliki jarak rectilinear perpindahan material yang lebih kecil, selisihnya 116 m atau penurunan jaraknya sebesar 13,36% dari kondisi awal. Begitu juga dengan penurunan ongkos material handling berdasarkan jarak rectilinear adalah Rp 18.900/hari atau penurunan ongkos ongkos material handling sebesar 16%.

III. METODE PENELITIAN

3.1 Kerangka Pemikiran Konseptual

Penelitian ini diawali dengan melakukan studi tahap awal di CV Massitoh Catering Services , yaitu mengenai struktur organisasi, ruang lingkup, tujuan serta target yang ingin dicapai. Setelah itu dilakukan pengamatan terhadap lingkungan dan fasilitas produksi perusahaan. Pengamatan dalam sistem produksi didasarkan pada teori-teori mengenai tata letak dan penanganan bahan serta mengidentifikasi terhadap tata letak yang ada.

Berdasarkan hasil pengamatan , dilakukan analisis mengenai kondisi bagian produksi terutama pada tata letak dan kegiatan penanganan bahan. Pada penelitian ini analisis yang digunakan adalah analisis Activity Relation Chart (ARC). Analisis ini digunakan untuk mengetahui tingkat hubungan antar aktivitas produksi. Sementara untuk menyusun rancangan tata letak fasilitas produksi digunakan analisis Peta Dari-Ke (From-To Chart). Analisis Peta Dari-Ke menggunakan data masukan berupa aliran bahan, luas lantai, dan hubungan antara aktivitas produksi.

Setelah mendapatkan data dan informasi kemudian dilakukan perbandingan jika dilakukan perancangan ulang dengan menggunakan Unequal-Area Facility Layout Problem UA-FLP, kemudian hasil dari perbandingan tersebut dijadikan usulan kepada pihak manajemen. Jika dilakukan perancangan ulang hasilnya lebih baik, maka perusahaan perlu melakukan perancangan ulang. Kerangka pemikiran penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 7.

CV Massitoh Catering Services

Pengamatan keadaan terkini pada bagian produksi terkait

tata letak dan kegiatan penaganan bahan

Analisis terhadap kondisi Perancangan ulang dengan saat ini dengan metode

software UA-FLP Form-To Chart dan ARC

Perbandingan indikator optimasi tata letak terhadap

kegiatan penanganan bahan

Lebih baik ?

Tidak

Usulan dan

Ya

rekomendasi

perbaikan Gambar 7. Kerangka Pemikiran

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini di lakukan di CV. Massitoh Catering Services yang berlokasi di perumahan Taman Pagelaran Jl. Anggrek Raya blok F-2 No. 9, Bogor. Penelitian ini dilaksanakan mulai dari bulan Agustus sampai Oktober 2011

3.3 Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara mengenai organisasi dan proses produksi. Selain itu juga melakukan pengamatan langsung kegiatan produksi, kegiatan penanganan bahan serta melakukan pengukuran yang terkait dengan tata letak seperti luas lantai dan jarak antar fasilitas produksi. Sedangkan data sekunder berupa laporan produksi dan studi pustaka.

3.4 Metode Pengolahan Data

3.4.1 Analisis Activity Relationship Chart (ARC) Metode ini menghubungkan aktivitas-aktivitas secara berpasangan sehingga semua aktivitas akan diketahui tingkat hubungannya. Hubungan aktivitas dapat ditinjau dari sisi keterkaitan secara organisasi, keterkaitan aliran, keterkaitan lingkungan dan keterkaitan proses. ARC disusun berdasarkan alasan –alasan tertentu dan tingkat kepentingan yang disimbolkan dengan huruf A, I, E, O, U, dan X. Huruf-huruf tersebut menunjukkan bagaimana aktivitas dari setiap stasiun kerja akan mempunyai hubungan secara langsung atau erat kaitannya dengan satu sama lain. Simbol-simbol yang seringdigunakan untuk menunjukkan derajat keterkaitan aktivitas adalah sebagai berikut:

A = Mutlak perlu (Absolutely necessary)

E = Sangat penting (Especially important)

I = Penting (Important) O = Cukup/biasa (Ordinary) U = Tidak penting (Uninmportant)

X = Tidak dikehendaki (Undesirable)

Langkah-langkah dalam menyusun diagram keterkaitan meliputi:

1. Mendaftarkan semua ruangan dan fasilitas.

2. Memasukan nomor kegiatan dari peta keterkaitan pada tiap kolom untuk memnunjukan derajat kedekatan dengan kegiatan.

3. Melanjutkan prosedur untuk setiap baris pada lembar kerja, sampai seluruh kegiatan tercatat.

4. Memasukan nama-nama kegiatan yang telah ditentukan dengan menggunakan formulir diagram kegiatan.

5. Mengalirkan angka-angka dari kolom-kolom lembar kerja ke sudut-sudut model kegiatan tadi dengan menggunakan formulir.

6. Memindahkan model kegiatan dari formulir.

7. Menyusun model kedalam sebuah diagram keterkaitan kegiatan. Pasangkan A terlebih dahulu, kemudian E dan seterusnya, dalam susunan paling sesuai.

8. Menyalin susunan terakhir ke atas kertas berkotak (diagram keterkaitan kegiatan).

3.4.2 Analisis Tata Letak Dengan Peta Dari-Ke ( from-to chart )

Analisis kuantitatif aliran bahan akan diukur berdasarkan kuantitas material yang dipindahkan seperti berat, volume, jumlah unit dan satuan kuantitatif lainnya. Peta yang umum digunakan untuk melakukan analisis kuantitatif ini adalah from to chart . Teknik ini sangat berguna untuk kondisi-kondisi di mana banyak items yang mengalir melalui suatu area. Angka - angka yang terdapat dalam suatu from to char t akan menunjukkan total dari berat beban yang harus dipindahkan, jarak perpindahan bahan, volume atau kombinasi-kombinasi dari faktor-faktor ini.

3.4.3 Penggunaan Software Unequal-Area Facility Layout Problem (UA-FLP)

Plant Layout Problem (Tata Letak Pabrik, TLP) atau yang lebih populer dengan Unequal-Area F acility Layout Problem (UA-FLP) adalah permasalahan optimasi dalam tata letak fasilitas. Dalam UA-FLP diasumsikan ada sebuah fasilitas dengan panjang dan lebar tertentu. Selain itu ada sejumlah departemen ingin dialokasikan ke dalam fasilitas tadi. Tiap departemen diketahui hanya Plant Layout Problem (Tata Letak Pabrik, TLP) atau yang lebih populer dengan Unequal-Area F acility Layout Problem (UA-FLP) adalah permasalahan optimasi dalam tata letak fasilitas. Dalam UA-FLP diasumsikan ada sebuah fasilitas dengan panjang dan lebar tertentu. Selain itu ada sejumlah departemen ingin dialokasikan ke dalam fasilitas tadi. Tiap departemen diketahui hanya

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Sejarah Umum dan Perkembangannya

CV Massitoh Catering Services adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa boga yang terletak di Perumahan Taman Pagelaran Jalan Anggrek Raya Blok F-2 No. 9 Kota Bogor Jawa Barat. Perusahaan ini didirikan pada tanggal 12 November 1999 oleh Hj. Massitoh dengan Akta Notaris Nomor 08/CN/PR/P/1999/PN. Bogor.

CV Massitoh Catering Services melayani pesanan dari perusahaan- perusahaan sebagai penyelenggara makanan bagi karyawan perusahaan tersebut. Selain itu juga CV Massitoh Catering Services melayani pelanggan untuk berbagai acara pernikahan, perayaan tertentu, atau pesta-pesta yang diadakan atau dipesan oleh konsumen secara individual. Sampai saat ini ada beberapa perusahaan yang masih dan telah bekerja sama dengan CV Massitoh Catering Services diantaranya adalah:

1. PT. Good Year Indonesia

2. PT. Branta mulia Tbk

3. PT. Holcim Indonesia

4. Telkomsel

5. PT. Mercedes Benz Indonesia

6. PT. Boehringer Ingelheim

7. PT. Astra Aoutoparts Untuk memberikan pelayanan yang terbaik CV Massitoh Catering Services berkomitmen menjaga dan meningkatkan sistem dan standar yang berkesinambungan untuk menghasilkan produk makanan yang berkualitas dan memenuhi kebutuhan dan harapan para pelanggan. Adapun visi dari CV. Massitoh Catering Services adalah menjadikan perusahaannya sebagai perusahaan jasa boga terkemuka yang mengutamakan mutu dan kepuasan pelanggan serta mengedepankan proses produksi yang halal, bersih, sehat berkualitas dan inovatif. Sedangkan misi adalah untuk mengolah dan menyediakan mutu jasa boga yang 7. PT. Astra Aoutoparts Untuk memberikan pelayanan yang terbaik CV Massitoh Catering Services berkomitmen menjaga dan meningkatkan sistem dan standar yang berkesinambungan untuk menghasilkan produk makanan yang berkualitas dan memenuhi kebutuhan dan harapan para pelanggan. Adapun visi dari CV. Massitoh Catering Services adalah menjadikan perusahaannya sebagai perusahaan jasa boga terkemuka yang mengutamakan mutu dan kepuasan pelanggan serta mengedepankan proses produksi yang halal, bersih, sehat berkualitas dan inovatif. Sedangkan misi adalah untuk mengolah dan menyediakan mutu jasa boga yang

Untuk mewujudkan visi dan misi tersebut, CV. Massitoh Catering Sevices didukung oleh karyawan-karyawan yang produktif dan terampil dan telah melakukan berbagai proses sertifikasi, diantaranya adalah:

1. Sertifikasi kelayakan hygiene jasa boga

2. Sertifikasi uji laboratotium

3. Sertifikasi halal

4.1.2 Struktur Organisasi

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis Komposisi Struktur Modal Pada PT Bank Syariah Mandiri (The Analysis of Capital Structure Composition at PT Bank Syariah Mandiri)

23 288 6

Analisis Konsep Peningkatan Standar Mutu Technovation Terhadap Kemampuan Bersaing UD. Kayfa Interior Funiture Jember.

2 215 9

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63