USULAN TATA LETAK DI PABRIK CV. TATA HYD

USULAN TATA LETAK DI PABRIK CV. TATA HYDRAULICS
AKIBAT PEMINDAHAN LOKASI PABRIK
Randy Susanto, A.Md.1, V. Ariyono, ST., MT.2
1

Program Studi Teknik Industri, Kelas S1 UAJY-ATMI, Universitas Atma Jaya, Yogyakarta
Email : randysaintyoseph@gmail.com – Handphone : 08998765968
2
Fakultas Teknologi Industri, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Jl. Babarsari 43
Yogyakarta
Email : aron@mail.uajy.ac.id – Handphone : 081325195229

ABSTRAK
Penelitian dilakukan pada perusahaan CV. Tata Hydraulics, perusahaan pembuat mesin
press hidrolik semi otomatis yang terletak di daerah Bumiayu, Tegal, Jawa Tengah, yang
merencanakan relokasi pabrik dikarenakan tata letak pabrik menimbulkan permasalahan
yang menghambat proses produksi dan ketidaknyamanan bagi para pekerja. Jika tidak
direncanakan dengan baik, maka hasil relokasi pabrik yang baru masih membawa
permasalahan-permasalahan yang terjadi pada tata letak pabrik yang lama.
Permasalahan tersebut adalah peletakan mesin-mesin rusak dan mesin-mesin yang tidak
terpakai dillakukan secara sembarangan sehingga membuat luas area produksi menjadi

sempit, tidak adanya ruangan khusus untuk menyimpan material besi, drum oli hidrolik,
komponen hidrolik, komponen elektrik, dan ruangan untuk proses assembly panel box
elektrikal, serta tidak adanya area kerja khusus untuk jasa korter blok mesin. Tujuan dari
penelitian ini adalah mendapatkan rancangan tata letak untuk lokasi pabrik yang baru
sehingga proses produksi menjadi efektif dan efiisen serta permasalahan-permasalahan
pada tata letak yang sebelumnya tidak terjadi lagi. Metode Systematic Layout Planning
dipilih untuk mendapatkan rancangan tata letak yang baru dan memilih rancangan tata
letak yang terbaik dari beberapa alternatif tata letak yang ada. Metode Systematic Layout
Planning dipilih karena metode ini merupakan metode dengan perencanaan secara
sistematis untuk merancang tata letak suatu fasilitas manufaktur. Hasil dari penelitian
adalah rancangan tata letak baru yang telah menyelesaikan permasalahan yang terjadi
pada tata letak pabrik yang lama. Rancangan tata letak pabrik yang baru juga
memberikan jarak tempuh aliran material yang lebih efektif sebesar 478 meter dan
ketersediaan area produksi yang lebih baik daripada tata letak sebelumnya.
Kata kunci : tata letak, relokasi, systematic layout planning

PENDAHULUAN :
Latar Belakang Masalah
CV. Tata Hydraulics merupakan industri yang bergerak di bidang manufaktur pembuatan
mesin press semi otomatis. Perusahaan ini berlokasi di daerah Bumiayu, Kabupaten

Brebes, Jawa Tengah, Indonesia. CV. Tata Hydraulics merupakan perusahaan yang
mempunyai sistem produksi job order. Perusahaan ini dibangun pada tahun 1999 dengan
luas area sebesar 300m². Pada awalnya CV. Tata Hydraulics hanya mempunyai satu
produk tetap yakni mesin press hidrolik semi otomatis dengan kapasitas 30 ton.

Namun seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan teknologi, pesanan yang
diterima dari konsumen telah mengalami banyak perubahan sehingga banyak variasi
mesin yang dikerjakan dalam perusahaan. Ada lima orang pekerja termasuk pemilik
perusahaan, yang bekerja dalam perusahaan ini. Pada tahun 2010, CV. Tata Hydraulics
mempunyai kegiatan produksi baru yang menjadi produksi tidak tetap yakni jasa korter
blok mesin kendaraan roda empat. Dalam waktu 1 tahun, CV. Tata Hydraulics dapat
memproduksi setidaknya 5-6 mesin press semi otomatis dengan kapasitas 30 ton. Dalam
sehari, perusahaan biasa melayani jasa korter blok silinder mesin sebanyak 15-20 buah.
Konsumen utama produk mesin press dari CV. Tata Hydraulics adalah perusahaan atap
(genteng) logam yang tersebar di seluruh wilayah Jabodetabek.
Setelah 15 tahun kegiatan produksi berjalan di CV. Tata Hydraulics, perusahaan
mengalami perkembangan dan juga permasalahan dari segi fasilitas fisik yang ada di
dalam perusahaan. Beberapa masalah utama yang terjadi pada

CV. Tata Hydraulics


adalah pertama, luas area produksi dalam pabrik menjadi sempit karena peletakan mesinmesin rusak dan mesin-mesin yang tidak terpakai (tidak mengalami kerusakan) dillakukan
secara sembarangan dalam area produksi, akibatnya para pekerja kesulitan untuk
menemukan dan menggunakan perlengkapan yang menunjang kegiatan produksi seperti
alat potong untuk mesin turning, milling, drilling, hand grinding, portable compressor tools,
dan komponen-komponen lainnya. Kedua, tidak adanya ruangan khusus untuk
menyimpan material besi, drum oli hidrolik, komponen hidrolik dan komponen elektrik
serta untuk proses assembly panel box elektrikal untuk mesin press, akibatnya material
besi dan drum oli hidrolik hanya diletakan di sudut area produksi yang kosong, dan
ruangan untuk menyimpan komponen hidrolik, elektrik, dan assembly panel box
ditempatkan menjadi satu dengan kamar tidur pemilik perusahaan. Ketiga, tidak ada area
kerja yang khusus untuk jasa korter blok mesin, akibatnya proses korter dilakukan dengan
cara memindahkan mesin korter ke area yang kosong didalam pabrik. Permasalahanpermasalahan yang terjadi di CV. Tata Hydraulics terjadi karena tidak adanya
perencanaan awal yang dilakukan perusahaan mengenai peletakan fasilitas fisik seperti
mesin, material, perlengkapan produksi dan tata letak ruangan yang mendukung kegiatan
produksi. Tidak adanya perencanaan desain fasilitas manufaktur dalam bentuk denah
pabrik dapat dikatakan sebagai akar masalah yang menyebabkan munculnya sejumlah
permasalahan di CV. Tata Hydraulics.

Pada tahun 2016, perusahaan berencana untuk melakukan relokasi pabrik secara

menyeluruh. Perusahaan berencana akan memindahkan lokasi pabriknya dari daerah
Bumiayu, Brebes, ke kawasan industri Cikupa, Tangerang. Luas area yang direncanakan
adalah maksimal 1000 m². Hal ini disebabkan karena pemilik ingin melakukan
pengembangan terhadap produksi mesin press dan korter blok mesin yang telah
dimilikinya. Luas area akan menjadi lebih luas dikarenakan adanya penambahan ruangan
dalam perusahaan seperti ruangan untuk menyimpan komponen hidrolik, elektrik, gudang
material besi, gudang drum oli hidrolik, assy panel box, toilet untuk pekerja serta lahan
parkir perusahaan. Untuk mesin yang rusak dan mesin yang tidak terpakai (tidak
mengalami kerusakan), pemilik perusahaan berencana untuk melakukan proses
perbaikan mesin-mesin yang rusak dan melakukan perawatan yang lebih baik untuk
mesin-mesin yang sudah lama tidak terpakai. Dengan adanya pemindahan lokasi pabrik
dan permasalahan yang terjadi pada fasilitas fisik di dalam pabrik yang sekarang, maka
dibutuhkan perencanaan fasilitas manufaktur yang baru dalam bentuk denah pabrik.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah terjadinya pemindahan lokasi pabrik CV.Tata Hydraulics secara
menyeluruh (relokasi) dan apabila tidak ada perencaaan tata letak yang baru, maka
masalah-masalah yang ada pada tata letak sebelumnya akan terjadi lagi.
Tujuan
Denah pabrik yang baru ini bertujuan agar perusahaan dapat mengembangkan proses

produksi dengan aliran kerja yang optimal dan desain fasilitas manufaktur yang efektif dan
efisien serta mengatasi permasalahan yang terjadi pada tata letak pabrik yang sekarang.
Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah memberikan usulan bagi pemilik perusahaan CV. Tata
Hydraulics berupa alternatif tata letak yang optimal untuk lokasi pabrik baru sehingga
dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pemilik perusahaan ketika melakukan relokasi
pabriknya.
METODE
Metode Penelitian
Pada tahap analisis data, penulis menentukan metode yang tepat untuk menyelesaikan
masalah yang dialami oleh perusahaan terkait. Berdasarkan data yang diperoleh, maka
penulis menggunakan metode Sytematic Layout Planning untuk menyelesaikan penelitian
yang dilakukan.

3

Metode Sytematic Layout Planning dikembangkan oleh seorang warga negara Amerika
Serikat bernama Richard Muther pada tahun 1970. Metode ini merupakan salah satu
metode pendekatan perancangan konvensional untuk membuat tata letak baru. Metode ini
terdiri dari 4 fase yakni fase penentuan lokasi fasilitas, perancangan tata letak

keseluruhan secara umum, perancangan tata letak rinci, dan penerapan tata letak terpilih.
Metode Sytematic Layout Planning ini dipilih karena metode ini merupakan metode
dengan perencanaan secara sistematis untuk merancang tata letak suatu fasilitas
manufaktur. Perencanaan yang sistematis ini memberikan prosedur yang baku dan
terbagi dalam fase-fase project layout. Langkah-langkah yang terstruktur ini membuat
proses penelitian dapat berjalan dengan lancar dan memberikan hasil rancangan tata
letak yang efektif.
Alat dan Bahan
Perancangan tata letak untuk lokasi pabrik CV. Tata Hydraulics yang baru dilakukan
dengan pertimbangan berupa masukan dari pemilik perusahaan, untuk menyelesaikan
tiga permasalahan utama pada tata letak yang sebelumnya dan rencana pembangunan
tata letak yang baru. Perancangan tata letak yang baru akan menggunakan metode
systematic layout planning dengan bantuan tools Auto CAD 2013 dan Microsoft Visio
2010.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Metode Systematic Layout Planning (Muther, 1970) digunakan untuk menyusun denah
baru CV. Tata Hydraulics. Penyusunan denah baru menggunakan tabel Multi Part Process
Chart (MPPC) yang merupakan alat bantu dalam menganalisis peletakan fasilitas produksi
dalam pabrik. Dalam penyusunannya diperlukan beberapa hal, diantaranya adalah part

penyusun mesin press hidrolik, proses yang dilalui setiap part mulai dari gudang material
hingga selesai, ukuran atau dimensi dari setiap part penyusun produk, dan jumlah dari
setiap part penyusun produk
Melalui tabel MPPC yang sudah dibuat, diharapkan alternatif denah baru yang dibuat
dapat menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ada pada denah lama, sesuai
dengan perencanaan perusahaan kedepannya, dan memberikan tingkat produktivitas
yang efektif dan efisien. Tata letak awal dari CV. Tata Hydraulics dapat dilihat pada
gambar 1.1. dan keterangannya pada tabel 1.1. sedangkan untuk langkah penyusunan
denah baru dengan menggunakan tabel Multi Part Process Chart (MPPC) yang dapat
dilihat pada tabel 1.2.

Gambar 1.1. Tata Letak awal CV. Tata Hydraulics

Tabel 1.1. Keterangan Angka atau Huruf pada Tata Letak awal CV. Tata Hydraulics
Angka / Huruf
1
2
3
4
5

6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23

Keterangan

Drilling Machine
Honing Machine (Mesin Poles)
Floor Crane
Mesin Korter
Meja Kerja Korter
Turning Machine
Shapping Machine (Mesin Scrap)
Welding Machine Portable
Kompressor
Turning Machine
Rak Aksesoris Alat Potong
Turning Machine
Turning Machine
Rak Aksesoris Alat Potong
Electric Welding Machine
Bench Grinder
Milling Machine
Turning Machine
Gas Cutting Machine Portable
Kompressor

Manual Press Machine
Rak Aksesoris Kerja (Safety Tools)
Rak Aksesoris Permesinan & Assy

Angka / Huruf
24
25
26
27
28
29
30
31
32
A
B
C
D
E
F

G
H
I
J
K
L
M

Keterangan
Raw Material (plat besi)
Raw Material (silindris material)
Tabung Gas O² (Oksigen)
Tabung Gas Elpiji (LPG)
Hand Cutting Machine
Welding Machine
Drum Oli Hidrolik
Genset
Electric Welding
Assembling Area
Kitchen Area
Raw Material Area
Welding Area
Gudang
Area Parkir Sepeda Motor
Area Parkir Mobil
Ruang Tamu
Kamar Tidur Karyawan
Kamar Tidur Pemilik Perusahaan
Electric Panel Box Assembling Area
Rak untuk komponen Hidrolik
Toilet

Tabel 1.2. Multi Part Process Chart (MPPC)

7

Luas area pabrik baru yang direncanakan adalah maksimal 1000 m². Hal ini disebabkan
karena pemilik ingin melakukan pengembangan terhadap produksi mesin press dan korter
blok mesin yang telah dimilikinya. Luas area juga akan menjadi lebih luas dikarenakan
adanya penambahan ruangan dalam perusahaan seperti ruangan untuk menyimpan
komponen hidrolik, elektrik, gudang material besi, gudang drum oli hidrolik, dan assy
panel box dan powerpack. Selain itu, pemilik perusahaan juga berencana membuat lahan
parkir kendaraan, pos satpam, ruang tunggu konsumen, dan ruang hijau dalam area
pabrik. Untuk mesin yang rusak, pemilik berencana untuk menjualnya. Untuk mesin yang
tidak terpakai (tidak mengalami kerusakan), pemilik perusahaan berencana untuk
melakukan proses perbaikan dan melakukan perawatan yang lebih baik. Pemilik juga
berencana menambah beberapa mesin produksi diantaranya adalah mesin honing
hidrolik, mesin milling dan mesin korter. Mesin-mesin baru ini juga akan ikut dialokasikan
dalam denah baru supaya dapat mendukung kegiatan dalam pabrik dan tidak
menimbulkan permasalahan dikemudian hari. Fasilitias produksi bisa berupa mesin
produksi ataupun alat dan ruang penunjang kegiatan produksi. Kebutuhan luas area dari
fasilitas produksi yang direncanakan dibangun di pabrik baru CV. Tata Hydraulics dapat
dilihat pada tabel 1.3. dan tabel 1.4.
Tabel 1.3. Kebutuhan Luas Area Kerja Mesin / Alat Produksi
No.

Mesin / Alat

Luas Area (meter²)

Jumlah

1

Drilling Machine

3.91

1

2

Mesin Korter

0.60

2

3

Honing Machine

0.93

1

4

Turning Machine Shenyang 1

9.36

1

5

Turning Machine Ching Fong

6.60

1

6

Turning Machine Seryoun

3.64

1

7

Turning Machine TOS

7.05

1

8

Turning Machine Shenyang 2

4.80

1

9

Shapping Machine

7.22

1

10

Welding Machine Portable 1

3.60

1

11

Welding Machine Portable 2

3.60

1

12

Profil Gas Cutting Machine

3.60

1

13

Milling Machine

3.50

1

Tabel 1.4. Lanjutan
14

Electric Welding Machine

3.83

1

15

Manual Press Machine

3.25

1

16

Hand Cutting Machine

2.64

1

17

Portable Gas Cutting Machine

3.80

1

‘18

Bench Grinder

0.60

1

19

Crane

11.78

1

20

Kompressor 1

1.50

1

21

Kompressor 2

1.50

1

22

Genset 1

1.50

1

23

Genset 2

0.40

1

24

Rak Tools Milling dan Shapping

2.00

1

25

Rak Tools Turning

2.00

1

26

Rak Tools Assembling

2.00

1

27

Rak Tools Welding

2.00

1

28

Rak Tools Cutting dan Drilling

2.00

1

29

Rak Tools transportasi material

2.00

1

30

Rak Tools Packing

2.00

1

31

Meja Kerja Honing

1.00

1

32

Meja Kerja Korter

0.88

1

33

Lemari Arsip Jasa Korter

0.50

1

34

Kursi customer jasa korter

2.00

1

35

Electric Forklift

3.00

1

36

Manual Pallet Jack

6.00

2

37

Tabung Gas dan Elpiji

1.50

1

38

Hydraulic Honing Machine

14.40

1

39

Mesin Korter

0.60

1

40

Mesin Milling

3.50

1

Jumlah Kebutuhan Area Kerja

136.59

42

Jumlah Kebutuhan Area Kerja (pembulatan)

137.00

9

Perancangan Alternatif Tata Letak
Alternatif pertama dan kedua tata letak baru CV. Tata Hydraulics difokuskan pada hasil
penyusunan tabel Multi Part Process Chart (MPPC) dan penyelesaian tiga permasalahan
yang ada pada tata letak sebelumnya. Peletakan mesin produksi dilakukan mengikuti alur
produksi yang sudah disusun di tabel MPPC. Diharapkan dengan mengikuti tabel MPPC
dapat terbentuk sebuah alur produksi yang efektif dan efisien. Letak perbedaan antara
alternatif pertama dan kedua adalah pada posisi area penyimpanan material dan
peletakan beberapa mesin produksi. Pada alternatif pertama hanya terdapat satu area
penyimpanan semua raw material mulai dari material kotak pejal, plat, hingga silindris.
Namun pada alternatif kedua, terdapat area penyimpanan raw material yang baru. Area
ini dikhususkan untuk menyimpan raw material yang khusus dioperasikan di mesin
milling. Tujuannya adalah untuk memperpendek jarak perpindahan material pada area
tersebut. Alternatif kedua mempunyai area penyimpanan raw material yang tersebar,
bukan terpusat seperti alternatif pertama. Perbedaan lain terletak pada peletakan
beberapa mesin produksi antara alternatif pertama kedua. Tujuannya adalah sebagai
bahan pertimbangan dalam proses evaluasi alternatif tata letak yang lebih optimal.
Alur produksi tetap menjadi pertimbangan utama dalam menentukan tata letak tiap
fasilitas yang mengisi area produksi. Selain alur produksi yang menentukan efektifitas
dan efisiensi produksi mesin press, terdapat permasalahan-permasalahan yang harus
diselesaikan juga supaya tidak terulang di tata letak yang baru Setelah melakukan proses
analisis dan perancangan menggunakan alat bantu yang ada, peletakan fasilitas produksi
di area produksi pada alternatif pertama dan kedua sudah sesuai dengan alur produksi
dan memberikan jarak tempuh material yang lebih baik dari jarak tempuh material pada
tata letak sebelumnya serta dapat mengatasi permasalahan-permasalahan yang terjadi
pada tata letak sebelumnya.
Alternatif pertama dari CV. Tata Hydraulics secara keseluruhan dapat dilihat pada gambar
1.2. Alternatif kedua dari CV. Tata Hydraulics secara keseluruhan dapat dilihat pada
gambar 1.3. Keterangan dari gambar alternatif pertama dan kedua area produksi CV.
Tata Hydraulics adalah area garis putus-putus berwarna kuning merupakan area mesin
turning, berwarna merah merupakan area mesin cutting, berwarna ungu merupakan area
mesin drilling, berwarna hijau merupakan area mesin shaping, berwarna coklat
merupakan area mesin milling, berwarna biru merupakan area mesin welding, area garis
putus-putus berwarna hitam merupakan area assembling, dan khusus pada alternatif
kedua saja, area mesin yang berwarna biru muda merupakan area mesin yang
peletakannya berbeda dengan alternatif pertama.

Gambar 1.2. Alternatif Pertama Tata Letak CV. Tata Hydraulics
.

11

Gambar 1.3. Alternatif Kedua Tata Letak CV. Tata Hydraulics

Pembahasan
Alur produksi menjadi pertimbangan utama dalam menentukan tata letak tiap fasilitas
yang mengisi area produksi. Setelah melakukan proses analisis, peletakan fasilitas
produksi di area produksi sudah sesuai dengan alur produksi dan memberikan jarak
tempuh material yang lebih baik dari jarak tempuh material pada tata letak sebelumnya.
Selain alur produksi yang menentukan efektifitas dan efisiensi produksi mesin press,
terdapat permasalahan-permasalahan yang harus diselesaikan juga supaya tidak terulang
di tata letak yang baru. Berikut hasil analisis dari alternatif pertama dan kedua tata letak
baru CV. Tata Hydraulics dalam menyelesaikan masalah-masalah pada tata letak
sebelumnya :
1. Permasalahan pertama pada tata letak sebelumnya sudah teratasi pada alternatif
pertama dan kedua. Peletakan mesin produksi sudah sesuai dengan alur produksi.
Peletakan alat penunjang kegiatan produksi juga sudah ditempatkan tanpa menganggu
jalannya produksi dan keleluasaan karyawan dalam menjalankan kegiatan produksi.
Hal ini ditunjukkan dengan cara mensimulasikan alur produksi dari part terbesar yang
ada pada mesin press hidrolik, yakni plat H. Hasil simulasi menunjukkan bahwa part
plat H dapat melalui setiap mesin produksi yang ada tanpa menggangu jalannya
produksi dimasing-masing area produksi. Pada alternatif pertama dan kedua juga
terdapat sejumlah area kosong yang dapat dimanfaatkan untuk meletakkan mesinmesin produksi baru ataupun kebutuhan khusus lainnya. Beberapa alat penunjang
produksi seperti rak tools telah ditempatkan sesuai dengan kebutuhannya sehingga
mempermudah karyawan untuk menemukan dan menggunakan alat-alat tersebut
2. Permasalahan kedua pada tata letak sebelumnya dapat diatasi pada alternatif pertama
dan kedua. Alternatif pertama dan kedua tata letak baru secara jelas memberikan
sebuah ruangan khusus untuk menyimpan komponen hidrolik dan komponen elektrik.
Ruangan ini juga sekaligus digunakan untuk proses assembly panel box eletrik dan
powerpack. Tujuannya adalah supaya supaya proses assembly dapat berjalan dengan
efektif karena ditempatkan dekat dengan komponen-komponen yang disimpan didalam
rak penyimpanan. Dengan adanya ruangan khusus ini, komponen hidrolik dan elektrik
serta proses assembly panel box elektrik dan powerpack tidak lagi dijadikan satu
dengan kamar tidur pemilik perusahaan. Selain itu, untuk mendukung budaya
modernisasi dalam perusahaan, terdapat juga lemari arsip dan meja kerja komputer
untuk menyimpan semua data komponen hidrolik dan elektrik yang ada sehingga dapat
dikontrol dengan baik.

13

3. Permasalahan ketiga pada tata letak sebelumnya adalah tidak adanya area
khusus untuk jasa korter dan poles. Permasalahan ini dapat terselesaikan pada
alternatif pertama dan kedua. Alternatif pertama dan kedua menggambarkan sebuah
area khusus untuk jasa korter dan poles yang diletakkan dekat dengan pintu masuk
pabrik dan ruang tunggu konsumen. Tujuannya adalah untuk mempermudah proses
jasa korter dan poles serta memberikan kenyamanan bagi konsumen jasa korter, poles,
maupun jasa permesinan bubut. Didekat area jasa korter dan poles juga diletakkan
sejumlah bangku bagi konsumen yang ingin melihat langsung proses korter. Selain itu,
terdapat meja kerja yang berfungsi untuk mendukung kegiatan korter dan lemari arsip
yang mendukung proses administrasi khusus jada korter. Dengan adanya proses
monitoring jasa korter yang lebih baik diharapkan jasa korter dapat berjalan lebih
maksimal dan memberikan keuntungan yang lebih besar bagi perusahaan.
Terdapat dua alternatif tata letak baru CV. Tata Hydraulics, dan setiap alternatif memiliki
kelebihan dan kekurangan. Evaluasi setiap alternatif tata letak dilakukan agar
mendapatkan tata letak alternatif yang optimal untuk diterapkan dalam perusahaan dan
dapat

menyelesaikan

permasalahan-permasalahan

yang terjadi

pada

tata letak

sebelumnya. Evaluasi alternatif tata letak akan dilakukan berdasarkan jarak tempuh
material, kelebihan dan kekurangan masing-masing alternatif dan luas area pabrik. Jarak
tempuh material dimulai dari area penyimpanan sampai produk selesai. Jarak tempuh
material menjadi penting karena jarak tempuh dapat berdampak pada banyak hal seperti
waktu proses, total biaya, dan aspek-aspek lainnya. Berikut merupakan perbandingan
jarak tempuh antara tata letak awal, alternatif pertama dan alternatif kedua, yang dapat
dilihat pada tabel 1.5.

Tabel 1.5. Perbandingan Jarak Tempuh Aliran Part Penyusun Produk
(Denah Awal vs Alternatif 1 vs Alternatif 2)
(dalam satuan meter)

No.

Nama Part

TOTAL JARAK

TOTAL JARAK

TOTAL JARAK

(DENAH AWAL)

(ALTERNATIF 1)

(ALTERNATIF 2)

1

Plat H

57.71

26.28

20.77

2

Plat Cover Atas

51.33

26.28

20.77

3

Base

47.28

27.92

14.25

4

Silinder Hidrolik

53.57

36.67

31.45

5

House Silinder

53.57

36.67

31.45

6

As Hidrolik

14.54

16.76

17.85

7

Meja Dies

39.02

33.92

23.2

8

Rangka Tulang

51.33

26.28

20.77

9

Balancer Dies

51.33

26.28

20.77

10

Guide Sliding

39.02

33.92

23.2

11

Plat Cover Bawah

51.33

26.28

20.77

12

Penyangga Bawah

51.33

26.28

20.77

13

Penyangga Atas

51.33

26.28

20.77

14

Tangki Oli

51.33

25.06

21.45

15

Alas Kaki rangka

47.28

27.92

14.25

16

Komponen Pompa

51.33

26.28

20.77

17

Connector As-Meja

51.33

27.92

14.25

18

Komponen silinder

53.57

36.67

31.45

867.53

513.67

388.96

Total Jarak Tempuh

15

Pembahasan mengenai kelebihan dan kekurangan masing-masing alternatif tata letak
Alternatif pertama tata letak CV. Tata Hydraulics memliki kelebihan sebagai berikut :

-

Jarak antar mesin dalam satu departemen masih relatif dekat sehingga mempermudah

-

proses monitoring permesinan dan juga proses perawatan mesin secara rutin
Peletakan rak tools untuk setiap proses permesinan dilakukan secara efektif dengan
memanfaatkan setiap area kosong tanpa menggangu proses produksi dan kenyamanan

-

pekerja dalam melakukan pekerjaannya.
Alternatif pertama mempunyai area penyimpanan raw material yang terpusat. Hal ini
mempermudah proses monitoring raw material yang dilakukan oleh perusahaan karena
proses bongkar muat raw material dapat dilakukan langsung didepan area penyimpanan
raw material.

Kekurangan pada alternatif pertama tata letak CV. Tata Hydraulics adalah :

-

Peletakan mesin produksi dan alat penunjang produksi dilakukan secara terpusat di
tengah dari bangunan pabrik sehingga memberikan kesan kaku dan sempit.

-

Area penyimpanan raw material yang terpusat pada alternatif pertama membuat proses
perpindahan material menjadi kurang efisien dikarenakan jarak tempuh beberapa part
mesin press menjadi lebih jauh.

Alternatif kedua tata letak CV. Tata Hydraulics memliki kelebihan sebagai berikut:

-

Jarak antar mesin dalam departemen diletakkan tidak terlalu dekat dengan tujuan untuk

-

membuat jarak tempuh material menjadi lebih efektif.
Alternatif kedua mempunyai area penyimpanan raw material yang tersebar dalam
pabrik. Persebaran area penyimpanan raw material ini membuat proses perpindahan
material setiap part penyusun mesin press dapat dioptimalkan dalam hal jarak tempuh.

- Peletakan mesin produksi yang tersebar

di area tengah pabrik memberikan kesan tata

letak yang lebih fleksibel dan tidak kaku jika dibandingkan alternatif pertama.
Kekurangan pada alternatif kedua tata letak CV. Tata Hydraulics adalah sebagai berikut :

-

Area penyimpanan raw material yang tersebar membuat proses monitoring menjadi
lebih sulit karena harus dilakukan secara terpisah. Hal ini juga mempermudah timbulnya
kesalahan pada proses input data atau informasi dari raw material. Penyimpanan
material milling dan shaping menuju area penyimpanan raw material khusus material
milling dan shaping juga membutuhkan waktu yang lebih banyak dan jarak yang lebih
jauh jika dibandingkan alternatif pertama.

Pembahasan berikutnya adalah mengenai luas area pabrik dilakukan dengan cara
menghitung dimensi panjang dan lebar setiap area dalam pabrik. Pabrik CV. Tata
Hydraulics memiliki dua area besar yakni area gedung dan area halaman. Setiap area
mempunyai spesifikasinya masing-masing. Baik alternatif pertama maupun kedua
mempunyai luas area yang sama dikarenakan letak perbedaannya hanya pada lantai
produksi dan tempat penyimpanan material. Berikut adalah luas area hasil tata letak
alternatif pertama dan kedua, yang dapat dilihat pada tabel 1.6.

Tabel 1.6. Luas Area Pabrik CV. Tata Hydraulics

Area

Keterangan

Panjang
(Meter)

Lebar
(Meter)

Luas
(Meter²)

28.8

12.5

360

28.8

22.1

636

Parkir Mobil dan Truk
Halaman

Pos Satpam
Area Hijau

Gedung

Mesin dan Fasilitas Produksi

Catatan :
Luas total lahan CV. Tata Hydraulics = 996 meter²
Luas lahan hijau : 111.64 meter² (31% dari luas total Halaman)

Luas total lahan CV. Tata Hydraulics yang ada pada alternatif pertama dan kedua tata
letak yang baru adalah 996 meter². Hal ini menunjukkan bahwa jika dilihat dari aspek luas
lahan, baik alternatif pertama maupun kedua sudah memenuhi persyaratan yakni
maksimal 1000 meter². Selain itu luas area lahan hijau pada area halaman CV. Tata
Hydraulics pada alternatif pertama dan kedua sebesar 31% juga sudah memenuhi aturan
yang ada.

17

Setelah melakukan pembahasan adan evaluasi terhadap alternatif pertama dan
alternatif kedua, maka berikut merupakan hasil perbandingan alternatif tata letak yang
dapat dilihat pada tabel 1.7.

Tabel 1.7. Perbandingan Alternatif Tata Letak CV. Tata Hydraulics
Parameter
Pembanding
Total Jarak
Tempuh Material
Luas Total Area
Pabrik

Alternatif 1

Alternatif 2

513.67 meter

388.96 meter

996 meter²

996 meter²

Jarak

antara

penyimpanan
Kendala

raw

area Proses monitoring raw material di
material setiap area penyimpanan menjadi

dengan mesin produksi yang lebih sulit.
terlalu jauh untuk beberapa
part penyusun mesin press.
Bagaimana
cara
untuk Bagaimana
mengoptimalkan

cara

untuk

jarak mengoptimalkan proses monitoring

Tantangan

tempuh raw material dari area setiap

area

penyimpanan

raw

kedepan

penyimpanan menuju proses material dan mempertahankan jarak
permesinan secara seimbang tempuh material yang sudah lebih
untuk setiap partnya.

baik daripada alternatif pertama

Penentuan Alternatif Tata Letak
Permasalahan pada tata letak yang lama sudah dapat diselesaikan pada tata letak
yang baru. Tata letak yang baru juga memberikan tingkat produktivitas yang lebih baik
dalam hal jarak tempuh material dan juga persyaratan yang diminta oleh pemilik
perusahaan. Setelah melakukan proses evaluasi dan analisis terhadap kedua alternatif
tata letak yang sudah dirancang, maka alternatif kedua tata letak baru memberikan
nilai jarak tempuh yang paling pendek yakni sebesar 388.96 meter. Alternatif kedua
tata letak baru mempunyai nilai jarak tempuh material yang lebih pendek sebesar
478.57 meter daripada tata letak awal dan 124.71 meter lebih pendek daripada
alternatif pertama tata letak.

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Tata letak baru pabrik CV. Tata Hydraulics akibat pemindahan lokasi pabrik (relokasi) sudah dibuat.
Permasalahan yang terjadi pada tata letak yang lama yaitu luas area produksi dalam pabrik yang
sempit karena peletakan mesin-mesin rusak dan mesin-mesin yang tidak terpakai (tidak
mengalami kerusakan) dillakukan secara sembarangan dalam area produksi, tidak adanya
ruangan khusus untuk menyimpan material besi, drum oli hidrolik, komponen hidrolik dan
komponen elektrik serta untuk proses assembly panel box elektrikal untuk mesin press, dan tidak
ada area kerja yang khusus untuk jasa korter blok mesin, tidak terjadi lagi pada tata letak yang
baru. Terdapat dua alternatif tata letak yang baru. Alternatif kedua tata letak yang baru memberikan
nilai jarak tempuh yang lebih pendek sebesar 124.71 meter daripada alternatif pertama. Total jarak
tempuh alternatif kedua tata letak yang baru adalah 388.96 meter, lebih pendek sebesar 478.57
meter daripada tata letak awal yaitu 867.53 meter.

Saran
Penelitian telah memberikan hasil yang sesuai dengan yang diharapkan. Tata letak baru
yang sudah dirancang telah memberikan nilai jarak tempuh yang lebih pendek daripada
tata letak yang sebelumnya. Permasalahan-permasalahan pada tata letak yang lama juga
tidak terjadi lagi pada rancangan tata letak yang baru. Saran untuk kedepannya adalah
untuk mengatasi beberapa kendala dan tantangan yang harus dihadapi dan diselesaikan
dimasing-masing alternatif tata letak yang baru. Beberapa area kosong juga harus
dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya dalam mendukung kegiatan produksi dalam pabrik.
Hal ini bertujuan agar perusahaan dapat terus berkembang dan bersaing dengan
perusahaan lain yang menjadi kompetitornya

19

DAFTAR PUSTAKA
Apple J. M. (1990). Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan (Ed. 3) (terjemahan
Mardiono N. M. T.). Bandung : Penerbit Institut Teknologi Bandung.
Dhala R.S. dan Inglay R.S. (2010). Application of Systematic Layout Planning in
Hypermarkets. International Conference on Industrial Engineering and
Operations Management
Gunawan, A.A.S. (2013). Usulan Tata Letak di Bagian Sheet Metal Fabrication Akibat
Penambahan Mesin. (Skripsi). Program Studi Teknik Industri, Fakultas
Teknologi Industri, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Yogyakarta.
Institute Mechanical Engineers (1997). Plant layout improvements to a medium volume
manufacturing system using systematic techniques to form just-in-time
manufacturing cells. Diakses tanggal 21 September 2014 dari
http://people.stfx.ca/x2011/x2011bhd/391/essay/1.%20proceedings%20of
%20the%20institution.pdf
Kristantyo (2010). Perancangan Tata Letak Pabrik Pupuk Organik Granul. (Skripsi).
Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Atma
Jaya Yogyakarta, Yogyakarta.
MCB University Press (2000). Systematic layout planning : a study on semiconductor
wafer fabrication facilities. Diakses tanggal 21 September 2014 dari
http://konsys2.tanger.cz/files/proceedings/09/reports/1100.pdf
Meyers, Fred E. dan Stephens, Matthew P. (2005). Manufacturing Facilities Design and
Material Handling, 3RD edition. New Jersey : Prentice Hall, Inc.
Muther, Richard. (2001). Plant Layout Design, Handbook of Modern Manufacturing
Management, Mc Graw Hill.
Nath T. dan Bordoloi M.P. (2014). Modification of an Existing Layout of a Production
Line Based on Distance Function. International Journal of Science and
Technoledge.
Rao S. dan Sutari O. (2014). Development of Plant Layout Using Systematic Layout
Planning (SLP) to Maximize Production - a Case Study. IRF International
Conference.
Septiawan, H.E. (2013). Perancangan Ulang Tata Letak di CV. Kiwi Teknik Akibat
Penambahan Mesin dan Perluasan Area. (Skripsi). Program Studi Teknik
Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Atma Jaya Yogyakarta,
Yogyakarta.
Setiawan F. (2013). Usulan Perancangan Tata Letak Fasilitas Pada Perluasan Pabrik
CV. Sinar Albasia Utama. (Skripsi). Program Studi Teknik Industri, Fakultas
Teknologi Industri, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Yogyakarta
Tompkins, J.A., White, J.A., Bozer, Y.A., dan Tanchoco, J.M.A. (2003). Facilities
Planning, 3rd edition. Jhon Wiley & Sons, Inc., Kundli, India.
Wiyaratn W., Watanapa A., dan Kajondecha P. (2013). Improvement Plant Layout
Based on Systematic Layout Planning. International Journal of Engineering and
Technology