Perumusan Masalah Tinjauan Penelitian Terdahulu

mempertahankan kelangsungan hidup. Dengan demikian diharapkan perusahaan manufaktur memiliki prospek yang menguntungkan sekarang dan masa yang akan datang. Penelitian ini mengambil sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Tahun penelitian adalah 2008-2010.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: “Apakah struktur aset, pertumbuhan perusahaan, profitabilitas, ukuran perusahaan dan umur perusahaan berpengaruh signifikan baik secara parsial maupun simultan terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?”.

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penelitian ini adalah menganalisis secara empiris pengaruh struktur aset, pertumbuhan perusahaan, profitabilitas, ukuran perusahaan, dan umur perusahaan, terhadap struktur modal, baik secara parsial maupun simultan. Universitas Sumatera Utara

1.3.2 Manfaat penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi: 1. Penulis Sebagai pengaplikasian ilmu yang telah diperoleh selama di bangku perkuliahan. 2. Perusahaan Penulis menyadari bahwa penelitian ini jauh dari kesempurnaan, namun penulis berharap semoga penelitian ini bermanfaat bagi perusahaan, sebagai masukan yang dapat dijadikan sebagai tolak ukur pemikiran dalam menyusun suatu struktur modal yang optimum dengan harapan melalui pembentukan struktur modal yang maksimum, nilai perusahaan dapat ditingkatkan. 3. Investor Sebagai bahan pertimbangan dan informasi bagi manajer dan investor dalam menentukan alternatif pendanaan dan aspek-aspek yang mempengaruhinya, serta sebagai salah satu masukan mengenai kinerja perusahaan sehingga mempertimbangkan kebijakan investor dalam menanamkan modalnya. 4. Pembaca dan pihak-pihak lainnya Menambah referensi bukti empiris sebagai rekomendasi penelitian yang dilakukan di Indonesia di masa yang akan datang. Universitas Sumatera Utara BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Struktur Modal

2.1.1.1 Pengertian Struktur Modal

Struktur modal capital Structure berkaitan dengan penentuan bauran mix pembelanjaan jangka panjang perusahaan. Struktur modal mempunyai pengertian yang berbeda dengan struktur keuangan financial Structure. Struktur modal hanya merupakan bagian dari struktur keuangan. “Struktur keuangan merupakan kombinasi bauran dari segenap pos yang termasuk dalam sisi kanan neraca keuangan perusahaan sisi pasiva, sedangkan struktur modal merupakan bauran dari segenap sumber pembelanjaan jangka panjang yang digunakan perusahaan” Warsono, 2003 : 235. Struktur modal memberikan gambaran tentang pendanaan perusahaan. Pemenuhan pendanaan berasal dari internal perusahaan dan eksternal perusahaan. Pendanaan internal perusahaan berasal dari modal sendiri dan eksternal perusahaan berasal dari pinjaman. Weston dan Copeland dalam Situmorang, 2010 memberikan definisi struktur modal sebagai pembiayaan permanen utang jangka panjang, saham preferen, dan ekuitas pemegang saham. Nilai buku modal pemegang 9 Universitas Sumatera Utara saham terdiri dari saham biasa, modal disetor dan akumulasi laba ditahan. Jika perusahaan memiliki saham preferen, saham akan ditambahkan ke ekuitas pemegang saham. Menurut Gitman dalam Situmorang, 2010, “definisi struktur modal adalah campuran dari utang jangka panjang dan ekuitas yang harus dipertahankan oleh perusahaan. Struktur modal perusahaan menggambarkan perbandingan antara utang jangka panjang dan modal ekuitas yang digunakan oleh perusahaan. Menurut Warsono 2003 : 239, “struktur modal adalah perbandingan antara hutang perusahaan dengan total aset”.

2.1.1.2 Teori Struktur Modal

2.1.1.2.1 Agency Theory

Teori ini dikemukakan oleh Michael C. Jansen dan William H. Meckling pada tahun 1976 Horne dan Machowicz, 1998 : 482 dalam Situmorang, 2010 di mana agency theory mengemukakan hubungan antara agent manajer dengan principal kreditur dan investor. Manajemen merupakan agen dari pemegang saham, sebagai pemilik perusahaan. Para pemegang saham berharap agen akan bertindak atas kepentingan mereka sehingga mendelegasikan wewenang kepada agen. Untuk dapat Universitas Sumatera Utara melakukan fungsinya dengan baik, manajemen harus diberikan insentif dan pengawasan yang memadai. Pengawasan dapat dilakukan melalui cara-cara seperti pengikatan agen, pemeriksaan laporan keuangan, dan pembatasan terhadap keputusan yang dapat diambil manajemen. Kegiatan pengawasan tentu saja membutuhkan biaya yang disebut dengan biaya agensi. Biaya agensi menurut Horne dan Machowicz 2001 : 243 adalah “biaya- biaya yang berhubungan dengan pengawasan manajemen untuk meyakinkan bahwa manajemen bertindak konsisten sesuai dengan perjanjian kontraktual perusahaan dengan kreditor dan pemegang saham”. Menurut Horne dan Machowicz dalam Abimanyu, 2009 salah satu pendapat dalam teori agensi adalah “siapapun yang menimbulkan biaya pengawasan, biaya yang timbul pasti tanggungan pemegang saham”. Sebagai misal, pemegang obligasi mengantisipasi biaya pengawasan, serta membebankan bunga yang lebih tinggi. Semakin besar peluang timbulnya pengawasan, semakin tinggi tingkat bunga, dan semakin rendah nilai perusahaan bagi pemegang saham. Biaya pengawasan berfungsi sebagai diinsentif dalam penerbitan obligasi, terutama dalam jumlah yang besar. Jumlah pengawasan yang diminta pemegang obligasi akan Universitas Sumatera Utara meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah obligasi yang beredar. Menurut Horne dan Machowicz 2001:243, “pihak manajemen dapat dianggap sebagai agen dari para pemilik perusahaan, yaitu para pemegang saham”. Para pemegang saham, dengan harapan bahwa agen akan bertindak demi kepentingan para pemegang saham, akan mendelegasikan otoritas pengambilan keputusan ke pihak manajemen. Agar pihak manajemen dapat membuat keputusan yang optimal atas nama para pemegang saham, merupakan hal yang penting agar pihak manajemen tidak hanya mendapat insentif yang tepat tetapi mereka diawasi juga.

2.1.1.2.2 Signaling Theory

Teori signal menurut Brigham dan Houston 1999:36 “adalah suatu tindakan yang diambil manajemen perusahaan yang memberi petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan”. Dalam Brigham dan Houston 1999 : 36 “perusahaan dengan prospek yang menguntungkan akan mencoba menghindari penjualan saham dan mengusahakan setiap modal baru yang diperlukan dengan cara-cara lain, termasuk penggunaan hutang yang melebihi target struktur modal yang normal”. Perusahaan dengan prospek yang kurang menguntungkan Universitas Sumatera Utara akan cenderung untuk menjual sahamnya. Pengumuman emisi saham oleh suatu perusahaan umumnya merupakan suatu isyarat signal bahwa manajemen memandang prospek perusahaan tersebut suram. Apabila suatu perusahaan menawarkan penjualan saham baru lebih sering dari biasanya, maka harga sahamnya akan menurun, karena menerbitkan saham baru berarti memberikan isyarat negatif yang kemudian dapat menekan harga saham sekalipun prospek perusahaan cerah.

2.1.1.2.3 Asymmetric Information Theory

Asymmetric Information atau ketidaksamaan informasi menurut Brigham dan Housten 1999:35 adalah “situasi di mana manajer memiliki informasi yang berbeda yang lebih baik mengenai prospek perusahaan daripada yang dimiliki investor”. Untuk memahaminya perlu diperhatikan dua situasi yaitu: situasi pertama, para manajer mengetahui bahwa prospek perusahaannya sangat menguntungkan, dan situasi yang kedua, manajer mengetahui bahwa masa depan perusahaannya tidak menguntungkan. Bagi perusahaan yang prospeknya di anggab menguntungkan, akan mencoba menghindari penjualan saham dan mengusahakan setiap modal baru yang diperlukan dengan Universitas Sumatera Utara cara-cara lain termasuk penggunaan utang yang melebihi struktur modal yang normal. “Sedangkan untuk perusahaan yang prospeknya kurang menguntungkan akan cenderung untuk menjual sahamnya, yang berarti mencari investor baru untuk berbagi kerugian” Brigham dan Houston, 2001 : 39. “Asimetri informasi ini terjadi karena pihak manajemen mempunyai informasi yang lebih banyak daripada pemodal” Husnan, 1997 : 326. Dengan demikian, pihak manajemen tentu akan berpikir bahwa harga saham saat ini sedang overvalue terlalu mahal. Kalau hal ini diperkirakan terjadi, maka manajemen tentu akan berpikir untuk lebih baik menawarkan saham baru sehingga dapat dijual dengan harga yang lebih mahal dari yang seharusnya. Tetapi pemodal akan menafsirkan kalau perusahaan menawarkan saham baru salah satu kemungkinannya adalah harga saham saat ini sedang terlalu mahal sesuai dengan persepsi pihak manajemen. Sebagai akibatnya para pemodal akan menawar harga saham baru tersebut dengan harga yang lebih rendah. Karena itu emisi saham baru akan menurunkan harga saham.

2.1.1.2.4 Pecking Order Theory

Universitas Sumatera Utara Secara singkat teori ini menyatakan bahwa: a perusahaan menyukai internal financing pendanaan dari hasil operasi perusahan berwujud laba ditahan, b Apabila pendanaan dari luar akan menerbitkan sekuritas yang paling aman terlebih dahulu, yaitu dimulai dengan penerbitan obligasi, kemudian diikuti oleh sekuritas yang berkarakteristik opsi seperti obligasi konversi, baru akhirnya apabila masih belum mencukupi, saham baru diterbitkan. Sesuai dengan teori, tidak ada suatu target debt to equity ratio, karena ada dua jenis modal sendiri, yaitu internal dan eksternal. Modal sendiri yang berasal dari dalam perusahaan lebih disukai daripada modal yang berasal dari luar perusahaan. Menurut Myers dalam Situmorang, 2010, “perusahaan lebih menyukai pendanaan dari modal internal, yaitu dana yang berasal dari aliran kas, laba ditahan dan depresiasi”. Dana internal lebih disukai karena memungkinkan perusahaan untuk tidak perlu “membuka diri lagi” dari sorotan pemodal luar. Kalau bisa memperoleh sumber dana yang diperlukan tanpa memperoleh “sorotan dan publisitas publik” sebagai akibat saham baru. Dana eksternal lebih disukai dalam bentuk hutang daripada modal sendiri karena dua alasan. Pertama adalah pertimbangan biaya emisi. Biaya Universitas Sumatera Utara emisi obligasi akan lebih murah dari biaya emisi saham baru. Hal ini disebabkan karena penerbitan saham baru akan menurunkan harga saham lama. Kedua, manajer khawatir kalau penerbitan saham baru akan ditafsirkan sebagai kabar buruk oleh para pemodal, dan membuat harga saham akan turun. Hal ini disebabkan antara lain kemungkinan adanya asimetri informasi antara pihak manajemen dengan pihak pemodal.

2.1.1.3 Komponen Struktur Modal

Modal suatu perusahaan secara umum terdiri atas beberapa komponen modal sendiri dan modal asing. 1 Modal Sendiri Shareholder Equity Modal sendiri adalah modal yang berasal dari pemilik perusahaan dan yang tertanam dalam perusahaan untuk waktu yang tidak tertentu lamanya. Modal sendiri berasal dari sumber intern maupun sumber ekstern. Sumber intern di dapat dari keuntungan yang dihasikan oleh kegiatan operasi perusahaan. Sedangkan sumber ekstern adalah modal yang berasal dari pemilik perusahaan. Komponen modal sendiri terdiri dari: a. Modal Saham Universitas Sumatera Utara Saham adalah tanda bukti pengambilan bagian atau peserta dalam suatu P.T. Di mana modal saham terdiri dari saham biasa dan saham preferen. Saham biasa adalah bentuk komponen modal jangka panjang yang ditanamkan oleh investor, di mana pemilik saham ini, dengan memiliki saham ini berarti ia membeli prospek dan siap menanggung segala risiko sebesar dana yang ditanamkan. Pemegang saham bisa mendapatkan dividen pada akhir tahun pembukuan, hanya kalau perusahaan tersebut mendapatkan keuntungan. Namun, apabila perusahaan mengalami kerugian, maka pemegang saham tidak mendapat dividen. Saham preferen adalah bentuk komponen modal jangka panjang yang merupakan kombinasi antara modal sendiri dengan hutang jangka panjang obligasi. b. Laba Ditahan Laba ditahan adalah akumulasi laba rugi perusahaan yang tidak dibagi kepada pemegang saham. Atau laba yang diinvestasikan kembali. 2 Modal AsingHutang Jangka Panjang Long – Term Debt “Hutang jangka panjang adalah pengorbanan manfaat ekonomi yang sangat mungkin di masa depan akibat kewajiban sekarang yang tidak dibayarkan dalam satu tahun atau satu siklus operasi perusahaan, mana yang lebih lama” Kieso, 2008 : 238. Hutang jangka panjang Universitas Sumatera Utara merupakan hutang yang jangka waktunya adalah panjang, umumnya lebih dari sepuluh tahun. Hutang jangka panjang pada umumnya digunakan untuk membelanjai perluasan perusahaan ekspansi atau modernisasi dari perusahaan. Karena kebutuhan modal untuk keperluan tersebut meliputi jumlah yang besar. Komponen hutang jangka panjang terdiri dari: a. Hutang Hipotik Mortgage Hutang hipotik adalah bentuk hutang jangka panjang dengan jaminan aset tidak bergerak tanah, bangunan kecuali kapal dengan bunga, jangka waktu dan cara pembayaran tertentu, supaya bila pihak debitur tidak memenuhi kewajibannya, barang tersebut dapat dijual dan dari hasil penjualan tersebut dapat digunakan untuk menutup tagihannya. b. Obligasi Bond Obligasi adalah sertifikat yang menunjukkan pengakuan bahwa perusahaan meminjam uang dan menyetujuinya untuk membayarnya kembali dalam jangka waktu tertentu. “Obligasi merupakan kewajiban jangka panjang yang mempunyai berbagai ketentuan atau pembatasan untuk melindungi si pemberi pinjaman ketentuan dan persyaratan lain antara peminjaman dan pemberi pinjaman dinyatakan dalam kontrak obligasi atau perjanjian hutang” Rambe dan Nurjaimah, 2005 : 113 . Universitas Sumatera Utara Pada umumnya, hutang jangka panjang memiliki berbagai ketentuan atau pembatasan untuk melindungi peminjam maupun pemberi pinjaman. “Item-item yang sering kali dinyatakan dalam indeture atau perjanjian meliputi jumlah yang diotorisasi untuk diterbitkan, suku bunga, tanggal jatuh tempo, provisi penarikan, properti yang digadaikan sebagai jaminan” Kieso 2008 : 238. Pelunasan atau pembayaran kembali pinjaman obligasi dapat diambil dari penyusutan aset tetap yang dibelanjai dengan pinjaman obligasi tersebut dan dari keuntungan hasil operasi perusahaan.

2.1.2 Struktur Aset

Struktur aset adalah penentuan berapa besar jumlah alokasi dana masing-masing komponen aset lancar maupun aset tetap. Struktur aset diketahui dengan membandingkan antara aset tetap dengan total aset pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008- 2010. Aset menurut Reeve Fees 2005 : 18, “adalah sumber daya yang dimiliki perusahaan”. Menurut Brigham dan Houston 2001 : 39 bahwa “perusahaan yang asetnya sesuai untuk dijadikan jaminan kredit cenderung lebih banyak utang”. Menurut Sartono 2001 : 248 “perusahaan yang memiliki aset tetap dalam jumlah besar dapat menggunakan utang dalam jumlah besar”. Hal ini disebabkan karena dari skalanya perusahaan besar akan Universitas Sumatera Utara lebih mudah mendapatkan akses ke sumber dana dibandingkan dengan perusahaan kecil. Kemudian besarnya aset tetap dapat digunakan sebagai jaminan utang perusahaan. Sedangkan menurut Warsono 2005 : 237 “perusahaan yang sebagian besar asetnya berupa aset tetap fixed asset biasanya lebih banyak menggunakan modal sendiri dalam struktur modalnya”. Hal ini dapat dihubungkan dengan adanya aturan financial konservatif yang menyatakan bahwa besarnya modal sendiri paling sedikit dapat menutup jumlah aset tetap ditambah aset lain yang sifatnya permanen. Dalam penelitian ini, pengukuran terhadap struktur aset perusahaan diukur dengan membandingkan aset tetap dengan total aset.

2.1.3 Pertumbuhan Perusahaan

“Tingkat pertumbuhan suatu perusahaan akan menunjukkan sampai seberapa jauh perusahaan akan menggunakan hutang sebagai sumber pembiayaannya” Sriwardany, 2006. Menurut Sartono 2001 : 248 menyatakan bahwa: semakin cepat pertumbuhan perusahaan maka semakin besar kebutuhan dana untuk pembiayaan ekspansi. Semakin besar kebutuhan untuk pembiayaan mendatang maka semakin besar keinginan perusahaan untuk menahan laba. Jadi perusahaan yang sedang tumbuh sebaiknya tidak membagikan laba sebagai dividen tetapi lebih baik digunakan untuk pembiayaan investasi. Universitas Sumatera Utara Sedangkan menurut Safrida 2008 pertumbuhan perusahaan sangat diharapkan oleh pihak internal maupun eksternal perusahaan, karena pertumbuhan yang baik memberi tanda bagi perkembangan perusahaan. Dari sudut investor, pertumbuhan suatu perusahaan merupakan tanda perusahaan memiliki aspek yang menguntungkan dan investor pun akan mengharapkan tingkat pengembalian dari investasi yang dilakukan menunjukkan perkembangan yang baik. Tingkat pertumbuhan perusahaan diukur dengan rasio market to book. “Market to book MB adalah rasio nilai pasar perusahaan sama dengan harga saham per lembar dikalikan dengan jumlah saham yang beredar dibagi dengan nilai ekuitas masing-masing perusahaan” Talberg, et al, 2008.

2.1.4 Profitabilitas

“Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dari kegiatan bisnis yang dilakukannya” Ghosh, et al, 2000. Profitabilitas mengukur tingkat keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan. Profitabilitas mencakup seluruh pendapatan dan biaya yang dikeluarkan perusahaan sebagai penggunaan aset dan passiva dalam suatu periode. Profitabilitas dapat digunakan sebagai informasi bagi pemegang saham untuk melihat keuntungan Universitas Sumatera Utara yang benar-benar diterima dalam bentuk dividen. Investor menggunakan profitabilitas untuk memprediksi seberapa besar perubahan nilai atas saham yang dimiliki. Kreditor menggunakan profitabilitas untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar pokok dan bunga pinjaman bagi kreditor. Dalam penelitian ini, pengukuran terhadap profitabilitas diukur dengan membandingkan jumlah laba setelah pajak dengan total aset.

2.1.5 Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan ukuran atau besarnya aset yang dimiliki perusahaan. Perusahaan kecil akan cenderung menggunakan biaya modal sendiri dan hutang jangka pendek dari pada hutang jangka panjang, karena biayanya lebih rendah. Sedangkan perusahaan besar lebih cenderung memiliki sumber pendananaan yang kuat. Dalam penelitian ini, pengukuran terhadap ukuran perusahaan mengacu pada penelitian Talberg, et al 2008, di mana ukuran perusahaan diproxy dengan nilai logaritma natural dari total aset.

2.1.6 Umur Perusahaan

Widiastuti 2002, dalam Dewi, 2008 menyatakan bahwa umur perusahaan dapat menunjukkan bahwa “perusahaan tetap eksis dan mampu bersaing. Dengan demikian, umur perusahaan dapat dikaitkan dengan kinerja keuangan suatu perusahaan”. Perusahaan yang berumur lebih tua memiliki pengalaman lebih banyak dan mengetahui kebutuhan konstitennya atas Universitas Sumatera Utara informasi tentang perusahaan. “Umur perusahaan yaitu lama perusahaan berdiri. Umur perusahaan dihitung sejak tahun perusahaan tersebut berdiri hingga perusahaan tersebut dijadikan sampel dalam penelitia” Dewi, 2008. Dalam penelitian ini, pengukuran terhadap umur perusahaan mengacu pada penelitian Talberg, et al 2008, di mana umur perusahaan di proxy dengan nilai logaritma natural dari umur perusahaan.

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Berikut disajikan tinjauan hasil penelitian terdahulu untuk mendukung kerangka konseptual penelitian. Situmorang 2010 dalam penelitiannya menguji pengaruh struktur aset, profitabilitas, dan ukuran perusahaan terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan ketiga variabel independen mempengaruhi struktur modal. Secara parsial struktur aset berpengaruh signifikan terhadap struktur modal, sedangkan profitabilitas dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap struktur modal. Abimanyu 2009 dalam penelitiannya dengan menganalisis faktor- faktor yang mempengaruhi struktur modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode penelitian 2005-2007. Faktor- faktor tersebut adalah struktur aset, profitabilitas, operating laverage, dan likuiditas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan variabel independen berpengaruh terhadap struktur modal. Secara parsial profitabilitas, Universitas Sumatera Utara operatin laverage, likuiditas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal, sedangkan struktur aset tidak berpengaruh terhadap struktur modal. Al-Fayoumi, et al 2009 dalam journal of economics and finance dengan menganalisis ownership stucture and corporate finance. Di mana penelitian ini menguji pengaruh dan hubungan antara profitability, size, growth, kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional sebagai variabel independen terhadap capital structure sebagai variabel dependen. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa struktur modal dipengaruhi oleh profitability, size, dan growth. Dan kepemilikian manajerial memiliki hubungan negatif terhadap capital structure, sedangkan kepemilikan institusional memiliki hubungan positif terhadap capital structure. La Rocca, et al 2009 dalam journal of economics and finance dengan menganalisis effect of diversification on capital structure. Penelitian ini menguji pengaruh ROA, non-debt tax shield, tangibility, size, growth opportunities sebagai variabel independen terhadap capital structure sebagai variabel dependen. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa capital structure dipengaruhi oleh ROA, non-debt tax shield, tangibility, size, growth opportunities. Tinambunan 2008 dalam penelitiannya menguji pengaruh kebijakan dividen perusahaan dan profitabilitas terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan kebijakan dividen perusahaan dan profitabilitas tidak berpengaruh terhadap struktur modal. Secara parsial kebijakan Universitas Sumatera Utara dividen dan profitabilitas tidak berpengaruh terhadap struktur modal beberapa sektor industri yang dianalisis. Talberg, et al 2008 dalam jounal of economics and finance dengan menganalisis capital structure across industries. Penelitian ini menguji hubungan structure assets, growth, profitability, company size, company age revenue per employee sebagai variabel independen terhadap capital structure sebagai variabel dependen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa structure assets, company size memiliki hubungan positif terhadap capital structure. Profitability, growth, company age memiliki hubungan negatif terhadap capital structure. Sedangkan revenue per employee tidak memiliki hubungan terhadap capital structure. Penelitian terdahulu tersebut dapat terlihat sebagai berikut: Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu No. Nama Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian 1 Situmorang 2010 Pengaruh Struktur Aset, Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Variabel Independen: Struktur Aset, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan. Variabel Dependen: Struktur Modal Secara parsial: struktur aset berpengaruh signifikan terhadap stuktur modal. Sedangkan profitabilitas dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap struktur modal. Secara simultan sturktur aset, profitabilitas dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap struktur modal. 2 Abimanyu 2009 Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2005-2007 Variabel Independen: Struktur Aset, Profitabilitas, Operating Laverage, Likuiditas. Variabel Dependen: Secara parsial: profitabilitas, operating laverage dan likuiditas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal. Sedangkan struktur aset tidak berpengaruh terhadap struktur modal. Secara simultan: struktur aset, Universitas Sumatera Utara Struktur Modal profitabilitas, operating laverage, likuiditas berpengaruh terhadap struktur modal. 3 Al-Fayoumi, et al 2009 Ownership Structure and Corporate Financing Variabel Independen: Profitability, Size, Growth, Kepemilikan Manajerial, dan Kepemilikan Institusional. Variabel Dependen: Capital Structure Capital structure dipengaruhi oleh profitability, size dan growth. Kepemilikan manajerial berhubungan negatif dengan capital structure. Dan kepemilikan institusional berhubungan positif terhadap capital structure. 4 La Rocca, et al 2009 Effect of Diversification on Capital Structure Variabel Independen: ROA, Non-Debt Tax Shield, Tangibility, Size, Growth Opportunities. Variabel Dependen: Capital Structure Capital structure dipengaruhi oleh ROA, non-debt Tax Shield, tangibility, size, growth opportunities. 5 Tinambunan 2008 Pengaruh Kebijakan Dividen Perusahaan dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2007 Variabel dependen: kebijakan dividen dan profitabilitas. Variabel Dependen: struktur Modal. Secara parsial:kebijakan dividen dan profitabilitas tidak berpengaruh terhadap struktur modal beberapa sektor industri yang dianalisis. Secara simultan: kebijakan dividen perusahaan dan profitabilitas tidak berpengaruh terhadap struktur modal. 6 Talberg, et al 2008 Capital Structure Across Industries Variabel Independen: Structure Assets, Growth, Profitability, Company Size, Company Age, Revenue per Employee. Variabel Dependen: Capital Structure Structure assets dan company size memiiki hubungan positif terhadap capital structure. Profitability, growth, company age memiliki hubungan negatif terhadap capital structure. Sedangkan Revenue per Employee tidak memiliki hubungan terhadap capital Structure. Universitas Sumatera Utara

2.3 Kerangka Konseptual

Dokumen yang terkait

Pengaruh Struktur Aset, Pertumbuhan Perusahaan, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan dan Umur Perusahaan Terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Manufakttur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

0 31 113

ANALISA PENGARUH STRUKTUR MODAL, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, UKURAN PERUSAHAAN DAN PROFITABILITAS Analisa Pengaruh Struktur Modal, Pertumbuhan Perusahaan, Ukuran Perusahaan Dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek I

0 3 15

ANALISA PENGARUH STRUKTUR MODAL, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, UKURAN PERUSAHAAN DAN PROFITABILITAS Analisa Pengaruh Struktur Modal, Pertumbuhan Perusahaan, Ukuran Perusahaan Dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek I

0 5 14

PENGARUH STRUKTUR MODAL, UKURAN PERUSAHAAN, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN PROFITABILITAS Pengaruh Struktur Modal, Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan Dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Asuransi Yang Terdaftar DiBEI.

4 23 18

PENGARUH STRUKTUR MODAL, UKURAN PERUSAHAAN, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN PROFITABILITAS Pengaruh Struktur Modal, Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan Dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Asuransi Yang Terdaftar DiBEI.

0 3 17

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, STRUKTUR AKTIVA, DAN PROFITABILITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN Pengaruh Ukuran Perusahaan, Struktur Aktiva, dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal Perusahaan Food and Beverage Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 6 14

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, STRUKTUR AKTIVA, DAN PROFITABILITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN Pengaruh Ukuran Perusahaan, Struktur Aktiva, dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal Perusahaan Food and Beverage Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 3 18

PENGARUH STRUKTUR MODAL, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, UKURAN PERUSAHAAN DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

1 7 109

PENGARUH STRUKTUR ASET, PERTUMBUHAN PENJUALAN, UKURAN PERUSAHAAN DAN PROFITABILITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ARTIKEL ILMIAH

0 12 17

PENGARUH STRUKTUR ASET, PERTUMBUHAN PENJUALAN, UKURAN PERUSAHAAN DAN PROFITABILITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI

0 2 18