Strategi pengembangan produk unggulan wilayah pegunungan dan pesisisr Kabupaten Lampung Barat

STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK UNGGULAN
WILAYAH PEGUNUNGAN DAN PESlSlR
KABUPATEN LAMPUNG BARAT

BASUKI RAHMAT

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2009

PERNYATAAN MENGENAI TESlS DAN
SUMBER INFORMASI

Dengan

ini

saya

rnenyatakan bahwa


tugas

akhir

"Strategi

....
Wilayah Pegunungan dan Pesisir Kabupaten
Pengembangan Produk Unggulan

Larnpung Barat" adalah karya saya dengan arahan dari kornisi pernbirnbing dan
belurn diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi rnana pun.
Surnber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalarn teks dan dicanturnkan dalarn Daftar Pustaka
di bagian akhir tugas akhir ini.

Bogor, April 2009

Basuki Rahmat

NRP H252070105

ABSTRACT

BASUKI RAHMAT. Strategies for The Development of Main Products of The
Mwuntainous dan Coastal Areas of West Lampung District. Under the
supervision of YUSMAN SYAUKAT as coordinator and ERNAN RUSTIADI as the
member of the supervisory commission.
West Lampung D~strictof 17 Sub-Districts. Agriculture is the major
contributor the economy of West Lampung. Each sub-district has its different
development and potentials. It is necessary to identify the various commodities
produced in West Lampung so that the resulted identification can be used as the
basis for the development main products and an improved competitiveness of the
region. This study was conducted in West Lampung District with the following
objectives: l).to identify the degree of development in each district, 2) to identify
main products and potentials of all sub-districts, and 3) to formulate strategies
and programs to develop the main products of West Lampung. The study used
the method of scalogram and an LQ analysis. SWOT and QSPM analyses were
made to formulate the strategies for the development main products in West
Lampung. The scalogram analysis indicated that the mountainous region of the

sub districts of Balik Bukit and Sumber Jaya is potential for the center of growth,
while the coastal area of the sub districts of Pesisir Tengah and Bengkunat.
Based on the LQ analysis for five commodities (coffee, dammar mata kucing,
fish, pepper, and rice), the commodities of excellence as the basis for the
mountainous area are coffee, rice, and pepper; and for the coastal area are
dammar, fish, pepper, and rice. The SWOT and QSPM analyses resulted in 9
(nine) development strategies for the main products of West Lampung. With the
QSPM analysis, the study obtained two grand strategies, namely, the
development of regional potentials and the development of partnership with
private or other related institutions.
Keywords: Main Products, growth center economic development

RINGKASAN
BASUKI RAHMAT, Strategi Pengembangan Produk Unggulan Wilayah
Pegunungan dan Pesisir Kabupaten Lampung Barat.
Dibimbing oleh
YUSMAN SYAUKAT sebagai ketua, ERNAN RUSTlADl sebagai anggota
komisi pembimbing.
Kabupaten Lampung Barat mempunyai potensi sumber daya alam
yang sangat besar, namun potensi tersebut belum mampu mengangkat

kesejahteraan masyarakat Lampung Barat. Secara geografis, Lampung Barat
terbagi menjadi dua wilayah yakni wilayah pegunungan dan wilayah pesisir.
Wilayah pegunungan terdiri dari 9 Kecamatan Sukau. Balik Bukit, Batubrak,
Belalau, Suoh, Sekincau, Way Tenong, Sumber Jaya dan Gedung Surian
(baru terbentuk tahun 20Q7), sedangkan wilayah pesisir terbentang di 8
kecamatan yakni Kecamatan Lemong, Pesisir Utara, Karya Penggawa, Pesisir
Tengah, Pesisir Selatan, Bengkunat, Ngambur, Bengkunat Belimbing (dua
kecamatan terakhir baru terbentuk tahun 2007) Pertanian merupakan pilar
utama ekonomi Lampung Barat, ini ditunjukkan dari kontribusi pertanian
terhadap PDRB yang mencapai (62%). Pembangunan yang dilaksanakan
belum menunjukkan pernerataan, Terlihat dari ketersediaanfasiltas pelayanan
baik fasilias ekonomi, sosial dan pemerintah. Yang berbeda-beda
kelengkapannya di tiap-tiap kecamatan. Ketimpangan ini menciptakan
kecamatan yang sangat maju namun adapula kecamatan yang sangat
tertinggal.
Masing-masing kecamatan di Lampung Barat mempunyai potensi
yang berbeda-beda. Dalam kebijakan pembangunan, yang akan ditempuh,
Pemerintah Kabupaten Lampung Barat harus dapat menemukenali berbagai
potensi yang tersebar di tiap kecamatan agar pembangunan tepat sasaran
dan rnengurangi ketirnpangan yang terjadi. Berbagai komoditas yang

dihasilkan Lampung Barat perlu untuk diidentifikasi. Hasil identifikasi ini
diharapkan menjadi dasar bagi pengernbangan produk unggulan Lampung
Barat sebagai upaya meningkatkan daya saing daerah.
Kajian ini berlokasi di Kabupaten Lampung Barat meliputi 14
kecamatan dari 17 kecamatan yang ada. Tiga kecamatan yakni Kecamatan
Gedung Surian, Ngambur dan Bengkunat Belimbing tidak ditelii karena saat
pengambilan data kajian ini, data ketiga kecamatan tersebut masih tergabung
dengan kecamatan induknya. Adapun tujuan kajian ini adalah 1).
Mengidentifikasi status (tingkat perkembangan) masing-masing kecamatan di
Kabupaten Lampung Barat di lihat dari fasilitas ekonomi, sosial dan
pemerintahan. 2) Mengidentifikasi komoditas unggulan dan potensi yang
dimiliki kecamatan-kecamatan di Lampung Barat. 3). Merumuskan strategi
dan program pengembangan produk unggulan di Kabupaten Lampung Barat.
Metode kajian yang digunakan adalah metode skalogram untuk menjawab
tujuan pertama dari kajian ini., Metode scalogram membahas kelengkapan
fasilitas yang dimiliki masing-masing kecamatan. Selain itu, kajian ini juga
menggunakan analisis Location Quotient (LQ) untuk menjawab tujuan
penelitian yang kedua. Analisis LQ merupakan usaha untuk mengukur
konsentrasi dari kegiatan (industri) dalam suatu wilayah dengan cara
membandingkan peranannya dalam perekonomian itu dengan peranan

kegiatan industri sejenis dalam perekonomian regional atau nasional. Untuk
menjawab tujuan ketiga kajian yakni merumuskan strategi pengembangan
produk unggulan di Lampung Barat digunakan analisis SWOT dan QSPM.
Analisis SWOT digunakan untuk memaksimalkan peranan faktor yang bersifat

positif, meminimalisir kelemahan yang terdapat dalam tubuh organisasi dan
menekan dampak ancaman yang timbul. Langkah selanjutnya adalah
pengambilan keputusan untuk menetapkan strategi dengan menggunakan
quant3ive strategies planning matrix (QSPM) yang merupakan teknik secara
objektif memilih berbagai strategi altematii berdasarkan key success factors,
intemakkstemal yang telah diidentiikasi sebelumnya.
Kajian rnenunjukkan di wi!ayah pegunungan Kecamatan Balik Bukit
mempunyai fasiliias ekonomi, sosial dan pemerintah paling lengkap disusul
kemudian Kecamatan Sumber Jaya. Sementara untuk wilayah pesisir
kecamatan yang mempunyai nilai tertinggi menurut analisis skalogram adalah
Kecamatan Pesisir Tengah dan Kecamatan Bengkunat. Hasil analisis
skalogram ini menunjukkan untuk wilayah pegunungan wilayah yang
berpotensi berkembang menjadi pusat pertumbuhan adalah Kecamatan Balik
Bukit dan Sumber Jaya sementara wilayah pesisir adalah Kecamatan Pesisir
Tengah dan Bengkunat .

Berdasarkan analisis LQ atas 5 komoditas yakni kopi robusta, damar
mata kucing, ikan, lada dan padi, komoditas unggulan untuk wilayah
pegunungan adalah kopi karena dari 8 kecamatan yang dianalisis hanya satu
kecamatan saja yang mempunyai nilai LQsl. Damar mata kucing dan ikan
menjadi korn~diiasunggulan wilayah pesisir. TerbuMi komoditas darnar rnata
kucing menjadi sektor basis di Kecamatan Persisir Tengah, Pesisir Utara,
Lemong dan Pesisir Selatan. lkan juga menjadi komoditas basis wilayah
pesisir.Hasil perhitungan LQ atas ikan, tiga kecamatan memiliki nilai LQ>I
yakni Kecamatan Pesisir Tengah, Lemong dan Pesisir Utara. Lada menjadi
komoditas basis Kecamatan Belalau dan Sumber Jaya (wilayah pegunungan)
dan Kecamatan Lemong dan Bengkunat (wilayah pesisir). Demikian halnya
komoditas padi terdapat di masing-masing wilayah. Wilayah pegunungan padi
menjadi komoditas basis Kecamatan Sukau, Balik Bukii, Suoh dan Sekincau
dan wilayah pesisi~padi rnenjadi komoditas basis Kecamatan Pesisir Selatan,
Karya Penggawa dan Bengkunat.
Hasil analisis skalogram dan LQ serta kondisi wilayah didapat
kesimpulan kopi robusta dapat dipnoritaskan sebagai produk unggulan
wilayah pegunungan dan ikan mewpakan produk unggulan untuk wilayah
pesisir. Kemudian prioritas wilayah pengembangan produk unggulan untuk
wilayah pegunungan dipilih Kecamatan Sumber Jaya dan wilayah pesisir

adalah Kecamatan Pesisir Tengah.
Hasil analis SWOT dan QSPM didapat 9 strategi pengembangan
produk unggulan Kabupaten Lampung. Hasil analisis QSPM terdapat dua
grand strategi yakni pengembangan kompetensi daerah dan pengembangan
kemitraal: dengan swastallembaga lain.
Kata-kata kunci :produk unggulan, pusat pertumbuhan ekonomi.

O Hak Cipta milik IPB, tahun 2009
Hak Cipta dilindungi
-. Undang-undang
...
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh kaiya tulis ini tanpa mencanlumkan
atau m e ~ b u t k u nsumberwa, Pengutipan hawa untuk kepentinga.n pendidikn,
penelitian, penulisan k q a ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatrr rnasalah; dan pengutipan tersebwt tidak rnerugikan kpentingan
yung wajar IPB
Dilarmg mengumumkqn dun memperbanyak sebagian alau seluruh kaiya fulis
dalam benluk apapun tanpa izin IPB

STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK UNGGULAN

WILAYAH PEGUNUNGAN DAN PESlSlR
KABUPATEN LAMPUNG BARAT

BASUKI RAHMAT

Tugas Akhir
Sebagai salah satu syarat untuk rnernperoleh gelar
Magister Profesional Pada
Program Studi Manajernen Pembangunan Daerah

SEKOLAHPASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009

Judul Tugas Akhir

: Strategi Pengembangan Produk Unggulan Wiiayah
Pegunungan dan Pesisir Kabupaten Lampung Barat

Nama


: Basuki Rahmat

NRP

: H252070105

Disetujui
Komisi Pernbirnbing

Dr. Ir. Yusrnan Svaukat, M.Ec
Ketua

Dr. ~ r , & ~ d s t i a d M.Sc
i~

nggota

Diketahui


Ketua Program Studi
Manajernen Pembangunan D

Dr. Ir. Yusman Syaukat, M. E

Tanggai Ujian :11 April 2009

1 7 APR 2m9
Tanggal Lulus: ...............................

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala
karunia-Nya sehingga Kajian Pernbangunan Daerah ini berhasil diselesaikan.
Terna yang dipilih dalarn kajian ini adalah Strategi Pengembangan Produk
Unggulan Wilayah Pegunungan dan Pesisir Kabupaten Larnpung Barat
Terirna kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr. Ir. Yusrnan Syaukat,
M.Ec. dan Bapak Dr. Ir.Ernan Rustiadi. M.Sc. selaku kornisi pernbirnbing, serta
Bapak Dr. Ir. Dedi Budirnan Hakirn, M.Ec. selaku penguji luar kornisi, yang telah
banyak rnernberi saran.
Terirna kasih juga penulis sarnpaikan kepada:

1. Bapak Bupati Larnpung Barat yang telah rnernberikan kesernpatan untuk
rnenernpuh pendidikan di PS-MPD IPB.
2. Bapak Prof. Dr. Ir. Khairil A. Notodiputro selaku Dekan Sekolah Pascasarjana
IPB dan seluruh pengajar serta staf Program Studi Magister Manajernen
Pernbangunan Daerah IPB, yang telah mernbantu penulis selarna rnenernpuh
pendidikan.
3. Pernerintah Daerah Kabupaten Larnpung Barat, khususnya Dinas Koperasi,

Perindustrian.

Perdagangan dan

Pasar,

Pernbangunan Daerah, Dinas Pertanian,

BPS,

Badan

Perencanaan

Dinas Perkebunan. Bagian

dilingkungan Setdakab Larnpung Barat, Dinas Kehutanan, Dinas Perikanan
dan Kelautan, Badan Kesban Linrnaspol. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
atas kejasarna dan dukungan data selarna penelitian.
4. Pirnpinan dan staf Dinas Koperindag & Pasar Larnpung Barat serta Pirnpinan

dan staf Bagian Hurnas dan Protokol atas dukungan sernangat selarna ini.
5. Mas Arief atas pinjarnan buku-bukunya serta saran dan kritiknya.

6. Rekan-rekan MPD Larnpung Barat, atas kerjasarna dan dukungannya.
7. Belahan jiwaku Nafsiah, S.Pd atas do'a, support dan kesabarannya serta
buah hatiku Caca. Kia dan Raya yang selalu rnenjadi sernangat dalarn
hidupku.

8. Bapak, Ernak dan Alrn Bapak Harndani dan Alrnh Ibu Marliyah serta .adikadikku tercinta, atas do'a dan sernangat yang selalu diberikan.
Sernoga kajian ini berrnanfaat.
Bogor, April 2009
Basuki Rahmat

Penulis lahir di Tanggerang pada tanggal 2 Juni 1975 rnerupakan anak
pertarna dari lirna bersaudara pasangan Bapak Hadi Sugitho dan Saiyah. Pada
tahun 1982

- 1988 penulis menernpuh pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 2

Karang Rejo Kota Metro. Tahun 1991, penulis rnenarnatkan pendidikan Sekolah
Menengah Pertarna di SMPN 1 Way Jepara Larnpung Tirnur. Pendidikan SMA
ditempuh penulis di SMAN Way Jepara Larnpung Tirnur selarna tahun 1992

-

1994. Pada tahun 1994 penulis rnelanjutkan pendidikan pada Fakultas llrnu
Sosial dan llrnu Politik Universitas Larnpung J U N S llrnu
~ ~ Pernerintahan. Penulis
rnenyelesaikan pendidikan Strata Satu pada tahun 2001. Pada tahun 2002
penulis diterirna bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di unit kerja
Pernerintah Daerah Kabupaten Larnpung
. . Barat.
Pada tahun 2002- 2005 penulis di tugaskan di Kecarnatan Suoh
kernudian tahun 2005-2008 penulis ditugaskan di Bagian Hurnas dan Protokol
Setdakab Larnpung Barat dan tahun 2008 hingga sekarang penulis ditugaskan
pada Dinas Koperasi Perindustrian, Perdagangan dan Pasar Kabupaten
Larnpung Barat. Penulis rnenikah dengan Nafsiah, S.Pd yang merupakan putri
dari pasangan Bapak Harndani (alrn) dan Marliyah (alrnh) pada bulan April 2002.
Saat ini penulis telah dikaruniai tiga orang putra yaitu

Fidela Salsabilla

Maheswari, Ghularnan Zakia A1 Fallah dan Arfa Danadyaksa Raya.
Pada tahun 2007, penulis diberi kesernpatan oleh Pernerintah
Kabupaten Larnpung Barat untuk rnelanjutkan pendidikan pada Program Studi
Manajemen Pernbangunan Daerah, Sekolah Pascasarjana, lnstitut Pertanian
Bogor dan lulus pada bulan April 2009.

DAFTAR IS1
halan
DAFTAR IS1.............................................................................................
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................
DAFTAR TABEL ......................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................
I. PENDAHULUAN .....................................................................................
1.1 Latar Belakang..............................................................................
1.2 Perumusan Masalah ......................................................................
1.3Tujuan dan Manfaat Kajian ............................................................
1.3.1 Tujuan Umum........................................................................
I.3.2 Tujuan Khusus ......................................................................
1.3.3 Manfaat Kajian .....................................................................
II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................
2.1 Konsep Wilayah............................................................................
2.2 Konsep pusat pertumbuhan
2.3 Teori Tempat Pusat (Central Place Theory)..................................
2.4 Teori Ekonomi Basis (Economic Base Theory) .............................
2.5 Teori Pembangunan Ekonomi ....................................................
2.6 Produk Unggulan..........................................................................
2.7 Perencanaan Strategis ................................................................
2.8 Hasil Penefitian Sebelumnya .......................................................
Ill. METODE KAJIAN....................................................................................
..
.....................................................................
3.1 Kerangka Pem~k~ran
.
.
3.2 Lokasi Penelrt~an..........................................................................
3.3 Jenis dan Sumber Data.................................................................
..
3.4 Metode Anal~sls............................................................................
3.4.1 Analisis Skalogram..............................................................
3.4.2 Analisis Basis Kecamatan Berdasarkan Komoditas.............
3.5 Metode Perumusan Strategi dan Program ...................................
IV. GAMBRAN UMUM WlLAYAH ................................................................
4.1 Kondisi. Geografis
. . . dan Adrninistrasi ..............................................
4.2 Kondisl Fwk Wllayah ....................................................................
4.3 Struktur Ekonorni Lampung Barat .................................................
4.4 Potensi Unggulan .........................................................................
4.5 Sumber Daya Manusia .................................................................
V. HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................................
5.1 ldentifikasi Status (Tingkat Pertumbuhan) Kecamatan di
Kabupaten Lampung Barat ...........................................................
5.2 ldentifikasi Komoditas Unggulan...................................................
5.2.1 Komoditas Damar ...............................................................
5.2.2 Komoditas Kopi Robusta.....................................................
5.2.3 Komoditas ikan ...................................................................
5.2.4 Komoditas Lada ..................................................................
5.2.5 Komoditas Padi ...................................................................

i

iii
iv
vi

5.2.6 Hubungan Antar Wilayah ...................................................
5.2.7 Pengembangan Prioritas Produk Unggulan .......................
5.2.8 Prioritas Wilayah Pengembangan Produk Unggulan..........

VI . PERUMUSAN STRATEGI.......................................................................
6.1 Analisa Lingkungan lnternal dan Eksternal...................................
6.2.1 Analisa Lingkungan lnternal ................................................
6.2.2 Analisas Lingkungan Eksternal............................................
6.2 Evaluasi Faktor lnternal Eksternal ...............................................
6.2.1 Evaluasi Faktor internal.......................................................
6.2.2 Evaluasi Faktor Eksternal....................................................
6.3 Evaluasi Faktor lnternal dan Eksternal ..........................................
6.4 Perurnusan Strategi ......................................................................
6.4.1 Strategi S-0 ........................................................................
6.4.2 Strategi W-0 .......................................................................
6.4.3 Strategi S-T .........................................................................
6.4.4 Strategi W-T ........................................................................
6.4 Penentuan Prioritas Strategi .........................................................
VII . PERANCANGAN PROGRAM ...............................................................
7.1 Visi Pernbangunan Kabupaten Lampung Barat ...........................
7.2. Misi Pembangunan Kabupaten Lampung Barat ..........................
7.3 Strategi Pengembangan Produk Unggulan
Kabupaten Larnpung Barat ..........................................................
VIII. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................
8.1 Kesirnpulan ....................................................................................
8.2 Saran .............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR GAMBAR

Nomor

Teks

Halaman

Proses perencanaan strategis untuk organisasi nirlaba ................
Kerangka pemikiran kajian............................................................
Kerangka formulasi strategi

.........................................................

Kontribusi 9 sektor dalam pembentukan PDRB (persentase)

...................................................................................
PDRB sektor pertanian atas dasar berlaku 2005-2006 .................
Peta Lampung Barat.....................................................................
Produksi perikanan tangkap di laut pesisir Lampung Barat...........
Protil strategi pengembangan produk unggulan Lampung Barat...

tahun 2006

DAFTAR TABEL

Nomor

Teks

1. Jumlah dan luas kecamatan, desa dan penduduk
Kabupaten Lampung Barat tahun 2007 ....................................
2. Distribusi PDRB sektoral atas dasar harga konstan
tahun 2000 Kabupaten Lampung Barat 2001-2006 ...................

3. Sumber data, metode analisis data serta keterkaitan
antara tujuan kajian dengan jenis dan sumber data..................

4. Matrik evaluasi faktor internal ..................................................
5. Matrik evaluasi faktor eksternal.................................................
6. Matrik SWOT ............................................................................
7. Bentuk dasar QSPM .................................................................

8. Perkembangan PDRB, pendapatan perkapita dan
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lampung Barat
tahun 2002-2006 ......................................................................
9. Lima komoditas sektor pertanian penyumbang NTB
dalam pembentukan PDRB Lampung Barat, 2006 ...................

10.Luas panen dan produksi tanaman padi sawah dan
padi ladang per kecamatan, 2007 ............................................
11. Luas tanam perkebunan Lampung Barat per
kecamatan, 2007 ...................................................................
12. Produksi perkebunan rakyat menurut jenis
tanaman per kecamatan. 2007 ...............................................
13. Persentase penduduk menurut kelompok umur,
jenis kelamin Kabupaten Lampung Barat. 2007..........................
14. Hasil analisis skalogram atas fasiltas ekonomi
kecamatan di wilayah pegunungan Kabupaten
Lampung Barat............................................................................
15. Hasil analisis skalogram fasilitas ekonomi wilayah pegunungan
menurut nilai tertinggi ke terendah..............................................
16.Hasil analisis skalogram atas fasiltas ekonomi
kecamatan di wilayah pesisir Kabupaten
Lampung Barat .............................................................................

Halaman

17. Hasil
skalogram fasilitas ekonomi wilayah pesisir menurut
. tertlnggl
. analisis
. . ke
n11a1
terendah.............................................................
18. Hasil analisis skalogram atas fasiltas sosial
kecamatan di wilayah pegunungan Kabupaten
Lampung Barat............................................................................
19. Hasil analisis skalogram fasilitas sosial wilayah pegunungan
menurut nilai tertinggi ke terendah ...............................................
20. Hasil analisis skalogram atas fasiltas sosial
kecamatan di wilayah pesisir Kabupaten
Lampung Barat...........................................................................
21. Hasil analisis skalogram fasilitas sosial kecamatan wilayah pesisir
menurut nilai tertinggi ke terendah...............................................
22. Hasil analisis skalogram atas fasiltas pemerintahan
kecamatan di wilayah pegunungan Kabupaten
Lampung Barat...........................................................................
23. Hasil analisis skalogram fasilitas pemerintahan kecamatan wilayah
Pegunungan menurut nilai tertinggi ke terendah..........................
24. Hasil analisis skalogram atas fasiltas pemerintahan
kecamatan di wilayah
pesisir Kabupaten
.
Lampung Barat...........................................................................
~

25. Hasil analisis skalogram fasilitas pemerintahan kecamatan wilayah
Pesisir menurut nilai tertinggi ke terendah ...................................
26. Rangking kecamatan yang memiliki fasilitas terlengkap ..............
27. Produksi komoditas unggulan Kabupaten
Lampung Barat, 2007 ..................................................................
28. Nilai LQ untuk komoditas unggulan Kabupaten
Lampung Barat, 2007 ..................................................................
29. Luas areal dan produksi kopi robusta Lampung Barai,2007 ........
30. Data produksi perikanan tangkap di laut Lampung Barat.2007 ....
31. Matrik evaluasi faktor internal (IFE) .............................................
32. Matrik evaluasi faktor eksternal (EFE) .........................................
33. Matrik SWOT...............................................................................
34. Hasil analisis QSPM dalam perumusan strategi
pengembangan produk unggulan Larnpung Barat .......................
35. Prioritas strategi dan perancangan program pengembangan
unggulan Lampung Barat.............................................................

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor

Teks

Halarnan

Hasil analisis skalogram fasilitas ekonomi tiap kecamatan di wilayah
pegunungan Larnpung Barat ..........................................................................

vi

Hasil analisis skalogram fasilitas ekonorni tiap kecamatan di
..
wilayah peslstr Lampung Barat .......................................................................

vii

Hasil analisis skalogram fasilitas sosial tiap kecamatan di wilayah
pegunungan Larnpung Barat ..........................................................................

VIII

Hasil analisis skalogram fasilitas sosial tiap kecamatan di wilayah
..
peslsrr Lampung Barat ....................................................................................

ix

Hasil analisis skalogram fasilitas pemerintahan tiap kecamatan
di wilayah pegunungan Lampung Barat ..........................................................

x

Hasil analisis skalogram fasilias pemerintahan tiap kecamatan di
wilayah pesisir Lampung Barat .......................................................................

xi

7.

Nilai keseluwhan analisis skalogram .............................................................

xii

8.

Produksi komoditas unggulan Kabupaten Lampung Barat..............................

xiii

9.

Nilai produksi komoditas unggulan Kabupaten Lampung Barat ......................

xiv

10. Perhitungan LQ untuk tiap komoditas unggulan per kecamatan ....................

xv

11. Hasil perhitungan LQ untuk tiap komoditas unggulan per kecamatan .............

xvi

12. Hasil evaluasi faktor internal...........................................................................

xvii

13. Hasil evaluasi faktor ekstemal ........................................................................

xx

14. Hasil rekapitulasi IFE dan EFE .......................................................................

xxi

15. Hasil peringkat IFE dan EFE........................................................................

xxii

..
i6. Hasil anal~stsQSPM .......................................................................................

xxiii

1.
2.
3.

4.
5.
6.

...

I. PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Pernbangunan secara garis besar adalah suatu proses rnultidirnensi yang

rnelibatkan perubahan s t ~ k t u r sosial, kelernbagaan nasional, percepatan
perturnbuhan ekonorni, pernerataan pendapatan, dan pengentasan kerniskinan
yang kesernuanya itu bertujuan untuk rneningkatkan kualitas hidup rnasyarakat
(Todaro, 2000). Secara filosofis suatu proses pernbangunan dapat diartikan
sebagai upaya yang sisternatis dan berkesinarnbungan untuk rnenciptakan
keadaan yang dapat rnenyediakan berbagai alternatif yang sah bagi pencapaian
aspirasi setiap warga yang paling hurnanistik (Rustiadi et a/, 2006). Menurut
Jarnli (2003) terdapat tiga tujuan utarna dari pernbangunan ekonorni daerah;
pertama, pernbangunan kesernpatan kerja
. yang
. . berkualitas bagi penduduk;
kedua, rnencapai perekonornian daerah yang stabil; dan ketiga rnernbangun
berbagai rnacarn basis ekonorni dan kesernpatan kerja.
Untuk rnencapai tujuan di atas, daerah harus rnengenal dengan baik
potensi yang dirniliki serta rnernberdayakan berbagai surnber daya tersebut
sebagai dasar daiarn rnernbangun daerah, khususnya perekonornian daerah
dengan rnernperhatikan antara lain; kondisi ekonorni rnasyarakat, potensi sumber
daya

alarn

dan

rnanusia, serta

infrastruktur yang

tersedia.

Dengan

rnernpertirnbangkan aspek-aspek tersebut selanjutnya disusun perencanaan
pernbangunan daerah dalarn rangka meningkatkan perturnbuhan ekonorni.
Penekanannya adalah pernbangunan yang berdasarkan pernanfaatan surnber
daya rnanusia dan surnber daya fisik yang potensial untuk rnenciptakan peluang
pekerjaan dan rnenstirnulasi aktivitas ekonorni baru berbasis lokal (Blakely,
1994).

Daerah dituntut untuk dapat rnengenali setiap potensi yang ada di
wilayahnya. Pernbangunan ekonorni daerah yang berdasarkan kekhasan suatu
daerah sangat cocok diterapkan pada era otonomi sekarang ini dengan
rnenekankan pada pernanfaatan surnber daya rnanusia dan surnber daya alarn
untuk rnenciptkan peluang kerja dan rnenstirnulasi aktivitas
yang
. potensial
.
ekonorni baru.
Narnun dernikian, banyak terjadi di daerah, pernbangunan ekonorni yang
dilakukan secara seragarn di setiap wilayahnya rnenjadikan pernbangunan tidak

tepat sasaran. Ini karena pembangunan yang dilaksanakan tidak sesuai dengan
karakteristik dan potensi dari wilayah tersebut. Daerah dalam ha1 ini Kabupaten
dibagi menjadi wilayah-wilayah yang disebut kecamatan-kecamatan maka
seharusnya daerah atau kabupaten mengenali secara detail potensi dari masingmasing kecamatan tersebut. Upaya ini juga dalam rangka mengurangi
kesenjangan antar wilayah.

Dalam rangka penyelarasan pertumbuhan ekonomi

antara wilayah dalam suatu daerah dikemukakan konsep pendekatanya yaitu
pengembangan kecamatan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi. Pendekatan
dengan ruang lingkup kecamatan dimaksudkan agar pemerataan pembangunan
antarwilayah dapat lebih merata dengan menemukenali spesialisasi dari masingmasing wilayah sedangkan dari aspek fungsionalnya
karena di

kecamatan

sudah terjadi variasi kegiatan ekonomi, baik dalam kegiatan sektor primer
(pertanian dan pertambangan), sektor sekunder (industri dan pengolahan) dan
sektor tersier (pelayanan dan jasa). Kecamatan sebagai pusat pertumbuhan
ekonomi dimaksudkan untuk mengidentifikasi aktivitas-aktivitas ekonomi yang
menjadi keunggulan dari suatu kecamatan, sehingga dapat ditentukan kebijakan
pembangunan yang paling sesuai dengan melihat spesialisasi keunggulanya.
Pembangunan regional yang berimbang merupakan sebuah pertumbuhan
yang merata dari wilayah yang berbeda untuk meningkatkan pengembangan
kapabilitas dan kebutuhan mereka. Hal ini tidak selalu berarti bahwa semua
wilayah harus mempunyai perkembangan yang sama, atau mempunyai tingkat
industrialisasi yang sama, atau mempunyai pola ekonomi yang sama, atau
mempunyai kebutuhan pembangunan yang sama. Akan tetapi yang lebih penting
adalah adanya pertumbuhan yang seoptirnal mungkin dari potensi yang dimiliki
oleh suatu wilayah sesuai dengan kapasitasnya. Dengan dernlkian diharapkan
keuntungan dari pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan merupakan hasil dari
sumbangan interaksi yang saling memperkuat diantara semua wilayah yang
terlibat (Murty 2000 dalam Rustiadi eta/, 2006).
Dalam pengembangan
.
..
..
.
produk
unggulan, terkadang. pemerintah
.
kabupaten
tidak fokus karena banyaknya komoditas yang dihasilkan. Penetapan komoditas
unggulan diharapkan dapat meningkatkan efisiensi usaha tani. Selain itu,
program pengembangan pun akan terfokus pada beberapa produk unggulan saja
yang mempunyai potensi pengembagan dan daya saing tinggi.
Sebagai salah satu daerah otonom, Kabupaten Lampung Barat memiliki
luas wilayah 4950,4 kmz atau 13,99% luas wilayah Provinsi Lampung (BPS

Kabupaten Larnpung Barat, 2007). Dari luas wilayah tersebut berdasarkan
Keprnenhutbun No. 256lkpts-1112000, tanggal
. . 23 Agustus 2000, bahwa luas hutan
Kabupaten Larnpung Barat adalah 380.092,37 hektar atau 76,78% dari luas
wilayah Lampung Barat sedangkan sisanya sebesar 114.948 hektar atau 23,22%
rnerupakan kawasan yang dapat dibudidayakan.
Wilayah Kabupaten Larnpung Barat secara adrninistratif rneliputi 17
kecarnatan dan terdiri dari 194 desa dan 7 kelurahan yang merniliki topografi
wilayah berupa daerah pesisir di bagian barat dan pegununganlberbukit di
bagian tirnur. Kabupaten Larnpung Barat dibagi rnenjadi tiga daerah berdasarkan
topografi yakni: (1) Daerah dataran rendah dengan ketinggian 0 sarnpai 600
meter dari permukaan laut. (2) Daerah berbukit dengan ketinggian
. .
600 sarnpai
1.000 meter dari perrnukaan laut. (3) Daerah pegunungan dengan ketinggian
1.000 sarnpai dengan 2.000 meter dari permukaan laut). Daerah pesisir di
sebelah barat merupakan daerah dataran rendah terbentang di 8 kecamatan
yakni Kecarnatan Lernong, Pesisir Utara, Karya Penggawa. Pesisir Tengah.
Pesisir Selatan, Ngambur, Bengkunat dan Kecamatan Bengkunat Belirnbing.
Sementara di wilayah timur merupakan daerah berbukit dan daerah pegunungan
(daratan) yang rneliputi 9 kecamatan, yakni Kecarnatan Sukau, Balik Bukit.
Batubrak, Belalau. Suoh, Sekincau, Way Tenong, Sumber Jaya, dan Kecarnatan
Gedung Surian. Luas dan jurnlah penduduk per kecarnatan disajikan pada Tabel
1.
Perturnbuhan ekonomi Kabupaten Lampung Barat yang ditunjukkan oleh
PDRB atas dasar harga konstan dalarn kurun 5 tahun terakhir adalah sebagai
berikut: tahun 2001 sebesar 3,2%, tahun 2002 sebesar 4,1%, tahun 2003
sebesar 5.4 %, pada tahun 2004 sebesar 5.66 % dan tahun 2005 sebesar 4.6 %
dan tahun 2006 sebesar 2,5%. Penurunan pertumbuhan PDRB pada tahun 2005
dan 2006 tidak hanya terjadi di Kabupaten Lampung Barat saja tapi hampir
merata di seluruh kabupatenlkota se-Provinsi Larnpung, perturnbuhan ekonorni
Provinsi Larnpung
. juga
.
turun hingga
- - 3,76 % dari 5,07 %. Kondisi ini antara lain
disebabkan oleh terjadinya fluktuasi harga kornoditas pertanian dan perkebunan
seperti lada, kopi dan sayur-sayuran. Pada tahun 2006 PDRB Lampung Barat
mencapai 1,20 trilyun dan pendapatan perkapita rnencapai Rp. 3.465.298
dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 2,5 %. (BPS Larnpung Barat,2007)

Tabel 1. Jumlah dan Luas Kecarnatan, desalkelurahan, dan Penduduk
Kabupaten Lampung Barat 2007

No

Kecamatan

lbukota

Luas (km2)

%

Jumlah
desa

Jumlah
Penduduk

Wilavah Pesisir
I.

Lemong

Lemong

327,25

2.

Karya Penggawa

Kebuayan

62.46

3.

Pesisir Utara

Kuripan

307.18

4.

Pesisir Tengah

Pasar KN~

110.01

5.

Pesisir Selatan

Biha

6.

Ngambur

Negri Ratu Ngambur

7.

Bengkunat

8.

Bengkunat Belimbing

13

14.580

1,26

10

13.181

6.21

17

9.024

2,22

22

31.323

699.52

14.13

14

20.231

131.99

2.67

8

17.621

Pardasuka

634.41

12.82

5

8.049

Kota Jawa

634.41

12,82

10

21.675

Jumlah

2.907.292

6.61

58.73

99

135.684.

Wilavah Peqununaan
9.

Sukau

Tanjung Raya

218,46

4,41

12

25.770

10

Balik Bukit

Liwa

195,50

3.95

12

31.487

11

Batubrak

Pekon Balak

189,157

3.83

11

12.259

12

Belalau

Kenali

39506

7,98

14

36.160

13

Sekincau

Pampangan

270.90

5.47

10

35.064

14

SUO~

Sumber Agung

231.62

4.68

12

44.113

15

Way Tenong

Mutar Alam

185.46

3.75

15

39.194

16

Sumber Jaya

Tugu Sari

295,12

5,96

11

37.422

17

Gedung Surian

Gedung Surian

6134

1.24

5

13.560

2,043.17

41,27

102

275,039

jumlah

Total

4,490,40

100,oo

211

410,723

umber: BPS Kabupaten LampungBarat, Lampung Barat Dalam Angka (LBDAJ ,2006, 2007

Balam perhitungan PDRB terdapat sembilan sektor yang berperan
dimaiia sektor pertanian memiliki andil paling besar dalarn pembentukan nilai
pendapatan regional di wilayah Kabupaten Lampung
.
. Barat yaitu sebesar 66,80
%, sehingga perkernbangan perturnbuhan lapangan usaha ini akan berdampak

besar terhadap perekonomian Lampung Barat, secara umum dapat dilihat pada
Tabel 2.

Tabel 2. Distribusi PDRB Sektoral atas dasar harga konstan tahun 2000
Kabupaten Lampung Barat Tahun 2001-2006
LAPANGAN USAHA

2001

2002

2003

2004

2005

2006

64.46

65.01

64.30

65.29

64.68

62.09

2. Pertambangan & Penggalian

1.10

1.12

1.30

1.25

1.31

1.56

3. lndustri Peng~lahan

2.76

2.76

2.72

2.61

2.59

2.83

4. Listrik, Gas dan Air Bersih

0.27

0.18

0.23

0.25

0.24

0.24

5. Bangunan

3.63

3.72

3.72

3.55

3.75

3.77

6. Perdagangan. Hotel & Restoran

19.82

19.22

19.31

18.78

18.51

20.02

7. Pengangkutan & Komunikasi

2.30

2.35

2.84

2.88

2.87

3.14

8. Keuangan, Persewaan Dan Jasa Per.

1.68

1.68

1.65

1.62

2.33

2.62

9: Jasa-jasa

3,99

3.96

3.94

3,78

3.72

3.73

Total

100

100

100

100

100

100

1. Pertanian

Somber: BPS Kabupaten Lampung Barat Tahun 2007, PDRB LarnpungBarat 2001-2007

Wilayah Lampung Barat yang terbagi dalam wilayah pesisir dan
pegunungan secara tegas dipisahkan oleh kawasan Hutan Taman Nasional Bukii
Barisan Selatan (TNBBS). Kedua wilayah ini secara potensi sumber daya alam
maupun kultur budaya pun berbeda. Diantara 17 kecamatan pun mempunyai
potensi yang berbeda-beda pula demikian pula dengan perkembangan masingmasing kecamatan. Beberapa kecamatan mempunyai kelengkapan fasilitas
pelayanan dan sebagian besar kecamatan mempunyai fasilitas pelayanan yang
minim. Untuk itu, kiranya perlu untuk mengindentifikasi kecamatan-kecamatan
dari fasilitas pelayanan seperti fasilitas ekonomi, sosial dan pemerintahan yang
ada dimasing-masing kecamatan. ldentifikasi ini diperlukan agar dalam
pembangunan terutama dalam pengembangan produk unggulan kabupaten
dapat ditentukan dimana lokasi tepat yakni ketersediaan bahan baku dan
kelengkapan fasilitas pendukungnya.
Potensi daerah yang dapat dikembangkan di wilayah pegunungan adalah
luas area padi sawah 18.473 hektar dengan produksi 79.232 ton per tahun. Luas
areal tanaman kopi 53.225,70 hektar dari total luas areal di Kabupaten Lampung
Barat seluas 60.483,85 hektar dengan produksi 34.546,70 per tahun dari total
produksi Larnpung Barat 38.419,30 ton pertahun.

Wilayah pegunungan Lampung Barat juga merupakan penghasil tanaman
.
. merupakan daerah pokok penghasil sayur
holtikultura bewpa sayur mayur yang

mayur di Provinsi Lampung seperti cabai, terung, labu siam, wortel dan kubis.
Kemudian potensi energi meliputi potensi panas bumi yang cukup besar di
Kecamatan Sekincau dan Kecamatan Suoh. Berdasarkan hasil penelitian
beberapa lembaga memiliki daya terduga 430 MWe dengan luas 109.200 hektar.
jika potensi ini dapat dimanfaatkan tentunya akan berdampak positif pada
pengembangan ekonomi Lampung Barat. Sementara itu, luas wilayah pesisir
Kabupaten Lampung Barat adalah 2.907,23 km2 atau 58,72 % dari luas wilayah
kabupaten yang terbentang di 8 wilayah kecamatan, yaitu Kecamatan Pesisir
.
Bengkunat Belimbing.
.. Ngambur,
.
Pesisir Tengah, Karya
Selatan, Bengkunat,

Penggawa, Pesisir Utara, dan Lemong.
Wilayah pesisir mempunyai potensi sektor perikanan dan kelautan cukup
potensial untuk dikembangkan. Wilayah pesisir Lampung Barat memiliki garis
pantai sepanjang 210 km yang berbatasan langsung dengan Samudera
Indonesia. Potensi lestari perikanan tangkap sebesar 90.000 ton per tahun.
Selain itu pantai Lampung Barat juga me~pakan
jalur migrasi berbagai jenis ikan
tuna. Wilayah laut yang demikian luas membuka peluang untuk budidaya udang
dan ikan laut. Jenis-jenis ikan laut yang bemilai ekonomi tinggi dan terdapat di
wilayah pesisir Kabupaten Lampung Barat antara lain lobster, blue marlin,
tongkol, cakalang, tuna, kakap dan kerapu. Produksi perikanan pada tahun 2006
yang meliputi kegiatan penangkapan di laut barn mencapai 8.817,l ton.
Potensi lain pesisir yang dapat menjadi unggulan adalah produksi damar
mata kucing yang me~pakanhasil hutan non kayu yang telah dikembangkan
masyarakat pesisir lam pun^ Barat sejak tahun 1885 secara t u ~ n
temurun.
Damar pesisir Lampung Barat merupakan yang terbaik di dilnia. Komoditas ini
telah menembus pasar internasional diantaranya diekspor ke berbagai negara
seperti Belanda, Singapura, Jepang. China dan Dubai. Selain juga untuk
memenuhi kebutuhan dalam negeri. Potensi komoditas damar kini dac masa
yang akan datang mempunyai prospek yang baik karena banyaknya industri
besar yang mengelola produknya dengan mengunakan bahan baku damar.
Sektor lain yang menonjol di pesisir Lampung Barat adalah pariwisata.
Dengan panjang pantai 210 km, pesisir Lampung Barat mempunyai keindahan
laut yang luar biasa dan masih sangat alami. Beberapa pantai di daerah ini yang
menjadi favorit turis asing adalah Pantai Karang Ngimbur dan Tanjung Setia.

Kedua pantai ini mempunyai ornbak yang bagus untuk olahraga selancar. Tak
heran setiap tahun wisatawan di pesisir selalu menunjukan kenaikan yang
signifikan.
Potensi Lampung Barat baik di wilayah pegunungan maupun wilayah
pesisir menimbulkan wilayah-wilayah kecamatan yang mempunyai nilai strategis
untuk pengembangan produk unggulan. Pengembangan produk unggulan
diharapkan tidak terlalu menekankan pada batas-batas adrninistratif yang sering
tidak dapat mengakomodasikan keberagaman potensi, permasalahan lokal,
adanya saling keterkaitan antar daerah, serta bentuk dukungan lain yang
dibutuhkan. Namun dalam prateknya, pembangunan yang dilakukan Pemerintah
Kabupaten Larnpung
. . Barat masih menekankan pada pendekatan pembangunan
dengan batas-batas administratif. Pembangunanbelum dilakukan secara sinergis
antar kecamatan agar yang dapat mernpercepat pertumbuhan ekonorni di semua
kecarnatan sebagai sebuah kesatuan pembangunan yang strategis bagi
pembangunan daerah Lampung Barat. Daerahdaerah yang berpotensi untuk
dikernbangkan harus diternukenali dan keterkaitan antar daerah haws diperkuat
agar dapat mewujudkan mata rantai pembangunan ekonomi, sosial dan budaya
secara berkelanjutan dan berkeadilan.
1.2 Perumusan Masalah
Pengernbangan
..
produk unggulan
.. .
Kabupaten Lampung Barat haws
didukung dengan oleh ketersedian falitas-fasilitas pendukung agar program yang
dilaksanakan dapat direalisasikan secara efektif dan efisien. Sernentara itu,
perkembangan masing- rnasing kecarnatan di Kabupaten Lampung Barat satu
sama lain. Ada kecarnatan yang rnemang sudah cukup rnemadai fasilitas
pelayanannya publiknya namun disisi lain ada kecamatan yang masih sangat
minim fasilitas publiknya. Dalam kajian ini, fasilitas publik dibatasi pada fasilitas
ekonomi, sosial dan pemerintahan. Ketersedian fasilitas ini sangat penting bagi
pengernbangan produk unggulan karena tanpa didukung oleh fasilitas
pendukung
.. seperti
.
sarana air bersih dan listrik misalnya pengembangan produk
unggulan akan menciptakan biaya yang tinggi karena harus membangun
infrastruktur baru yang tentunya akan menelan biaya mahal. Selain itu rnenuwt
Hoover (1984) ketersediaan infrastruktur publik yang lengkap akan membuka
kesempatan kerja dan membuka peluang suatu wilayahlkecamatan menjadi
pusat pertumbuhan. Untuk itu diperlukan analisis fasilitas infrastruktur dan
pelayanan

kecamatan

sebagai

upaya

mengidentifikasi

status

(tingkat

perkernbangan) masing-masing kecarnatan di Kabupaten Larnpung Barat. Dari
uraian tersebut rnaka pertanyaan kajian ini adalah "fasilitas ekonomi, sosial
dan pemerintahan apa saja di masing-masing kecamatan di Lampung Barat
yang dapat mengidentifikasi status (tingkat perkembangan) masing-masing
kecamatan d i Kabupaten Lampung Barat?
Menurut Budiharsono (2001) arah dan perturnbuhan suatu wilayah
ditentukan oleh ekspor wilayah tersebut. Ekspor tersebut berupa barang-barang
dan jasa, terrnasuk tenaga kerja. Akan tetapi dapat juga berupa pengeluaran
orang asing yang berada di wilayah tersebut seperti berhubungan dengan aspek
geografi, iklirn, peninggalan sejarah atau daerah pariwisata.
Dengan
.
dernikian, arah kebijakan pernbangunan yang
.
. akan diternpuh
Pernerintah Kabupaten Larnpung Barat diharapkan dilakukan dengan rnelihat
spesialisasi keunggulan dari tiap kecarnatan agar alokasi dana pernbangunan
dapat betul-betul tepat sasaran sehingga ketirnpangan antar kecarnatan dapat di
perkecil.

Untuk rnelakukannya Pernerintah Kabupaten Larnpung Barat perlu

untuk rnenemukenali kornoditas unggulan dan potensi setiap kecarnatan yang
ada.

Mernang dalarn pelaksanaanya tidak harus setiap kecarnatan di

kernbangkan suatu produk unggulan karena ada kecarnatan yang rnemiliki
potensi yang sarna. ldentifikasi produk unggulan tiap kecarnatan ini diperlukan
sebagai dasar dalarn .pengernbangan
.
produk unggulan suatu wilayah. Karena
kajian ini rnernbagi wilayah Larnpung Barat rnenjadi dua yakni wilayah
pegunungan dan pesisir tentu berbeda potensi unggulannya. Kernudian
identifikasi diperlukan sebagai dasar untuk rnencari sentra-sentra produk
unggulan. Atas dasar uraian di atas pertanyaan kedua kajian ini adalah
"komoditas unggulan apa saja yang dirniliki tiap-tiap kecamatan?"
Dalarn rnenciptakan daya saing daerah dalarn rangka rneningkatkan
kesejahteraan rnasyarakatnya perlu strategi pengernbangan produk unggulan.
Setelah status perkernbangan kecarnatan dan produk unggulan teridentifikasi
lankah selanjutnya perlunya Pernerintah Kabupaten Larnpung Barat rnerurnuskan
strategi dan program pengernbangan produk unggulan Kabupaten Larnpung
Barat baik di wilayah pegunungan rnaupun wilayah pesisir.

Dari berbagai

kornoditas yang diteliti diharapkan dipilih produk khas masing-masing wilayah
untuk dikernbangkan agar program lebih terfokus.

Pertanyaannya adalah

"bagaimana strategi pengembangan produk unggulan di Lampung Barat?"

1.3 Tujuan dan Manfaat Kajian
1.3.1 Tujuan Kajian
Kajian strategi pengembangan produk unggulan di Kabupaten Lampung
Barat ini adalah untuk merumuskan strategi dan program pengembangan produk
unggulan dalam rangka meningkatkan daya saing daerah. Sementara tujuan
khusus kajian adalah:
1. Mengindentifikasi status (tingkat perkembangan) masing-masing kecamatan
di Kabupaten Lampung Barat dilihat dari kelengkapan fasilitas ekonomi,
sosial dan pemerintahan.
2. Mengidentifikasi komoditas unggulan yang dimiliki kecamatan-kecamatan di
Kabupaten Lampung
. .. Barat;
3. Merumuskan strategi dan program pengembangan produk unggulan di

Kabupaten Lampung Barat.
1.3.3 Manfaat Kajian
Hasil kajian ini diharapkan akan menjadi sumbangan bagi
- pemerintah
.
daerah dalam perencanaan kebijakan pembangunan Kabupaten Lampung Barat,
khususnya pengembangan produk unggulan di Kabupaten Lampung Barat.

I1 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Wilayah

Jhonston,l976 dalam Rustiadi et al,. 2006 memandang wilayah sebagai
bentuk istilah teknis klasifikasi spasial dan merekomendasikan dua tipe wilayah:
1) Wilayah formal, merupakan tempat-tempat yang memiliki kesamaan
karakteristik dan 2) wilayah fungsional atau nodal, merupakan konsep wilayah
dengan menekankan kesamaan keterkaitan antar komponen atau lokasiltempat.
Dengan cara lain Murty (2000) diacu Rustiadi et a/. 2006 mendefinisikan wilayah
sebagai suatu area geografis, tenitorial atau tempat, yang dapat berwujud
sebagai suatu negara, negara bagian, provinsi, distrik (kabupaten) dan
pedesaan. Tapi suatu wilayah tidak sekedar merujuk suatu tempat atau area,
rnelainkan merupakan suatu kesatuan ekonomi, poliitik, sosial, administrasi, iklim
hingga geografis, sesuai dengan tujuan pembangunan atau kajian.
Menurut Rustiadi et a/. 2006, kerangka konsep klasifikasi wilayah yang
lebih mampu menjelaskan berbagai konsep wilayah yang dikenal selama ini
adalah (1) wilayah homogenous (uniform), (2) wilayah funsional, dan (3) wilayah
perencanaanlpengelolaan (planning region). Dalam pendekatan klasifikasi
wilayah ini, wilayah nodal dipandang sebagai salah satu bentuk dari konsep
wilayah sistem, sedangkan dalam konsep kelompok wilayah perencanaan,
terdapat

konsep wilayah

administratif-politis dan wilayah

perencanaan

fungsional.
2.2 Konsep Pusat Pertumbuhan ( G r o w Centre)

Konsep pusat pertumbuhan berawal dari Frencois Perroux (1964) yang
melihat adanya kutub pertumbuhan sebagai penggerak dalam sektor ekonomi.
Kutub pertumbuhan ini ditandai dengan industri penggerak yang berskala besar
dan cende~ngmendominasi industri lain serta mempunyai p e n g a ~ hkaitan
antar industri yang kuat dan menunjukkan kemampuan tumbuh yang kuat.
Konsep ini tidak berhubungan dengan ruang, hanya mengacu pada industri atau
kelompok industri tertentu. Berbeda halnya dengan konsep pusat pertumbuhan
yang memang berkenaan dengan lokasi tertentu.

Friedmann dalam Darkoh, (1977) merupakan orang yang pertama
mencoba untuk memformulasikan secara sisternatis dan rnenyeluruh sebuah
model spasial mengenai konsep pusat pertumbuhan. Friedrnann berpendapat
bahwa pertumbuhan ekonorni berada dalarn sebuah rnatriks dari wilayah kota
atau pusat yang dikelilingi oleh daerah pinggiran. Proses pembangunan
rnerupakan pengintegrasian ekonorni dan sosiai di wilayah pusat dan pinggiran.
Daerah pinggiran bergantung pada pusat, dernikian juga pernbangunannya yang
ditentukan oleh kelembagaan di pusat perturnbuhan. Lebih jauh dikatakannya
bahwa pembangunan rne~pakankumulatif dari proses inovasi.
Sernentara itu Lausen dalarn Darkoh (1977) rnenyatakan bahwa kegagalan
teknik input-output untuk mengembangkan petunjuk bahwa aktivitas menciptakan
sebuah kutub pertumbuhan rnerupakan esensi dari pembangunan sektoral dan
geografi, bukan karena lebih besar dari ukuran rata-rata dan atau pengganda
yang lebih tinggi, rnelainkan karena sebuah inovasi. Untuk rnenentukan pusat
perturnbuhan rnenurut Hoover (1984), terutarna adalah ketersediaan infrast~ktur
publik dan ekstemalitas ekonomi yang paling dibutuhkan oleh kegiatan tersebut
sebagai persyaratan yang diperlukan untuk mernperluas kesernpatan kerja.
Pada

tahun

1969,

Higgins dkk

rnernperkenalkan konsep

pusat

pertumbuhan dan konsep lain yang terkait yang lebih jelas dan bersifat
operasional (Higgins dan Savoie, 1995). Dikatakan bahwa kutub pembangunan
adalah elastisitas kesejahteraan dari sebuah daerah pinggiran untuk berinvestasi
di pusat kota. Dalarn ha1 ini, wilayah terdiri dari pusat kota dan daerah pinggiran.
Dikatakan kutub pernbangunan jika investasi di pusat kota itu menghasilkan
perturnbuhan kesejahteraan di seluruh daerah pinggiran wilayah tersebut.
Sebagai contoh, kenaikan 5 pesen investasi di kutub rnenghasilkan kenaikan
lebih dari 5 % dari pendapatan di daerah pinggi