Pengembangan Produk Unggulan UMKM Kabupaten Sukabumi

Pengembangan Produk Unggulan UMKM Kabupaten Sukabumi

Dikdik Kusdiana

Fakultas Ekonomi Universitas Pasundan Jl. Tamansari No. 6-8, Bandung 40116 E-Mail: dkusdiana@yahoo.com

Ardi Gunardi

Fakultas Ekonomi Universitas Pasundan Jl. Tamansari No. 6-8, Bandung 40116 E-Mail: ardigunardi@unpas.ac.id

ABSTRACT

Micro, Small and Medium enterprises (MSMEs), in national economy, have an important and strategic role. This research examines the main product development of MSMEs in Sukabumi regency. The analysis method used is Analytic Hierarchy Process (AHP). This method is used to identify MSMEs main products in several sectors appropriate to be developed. The result shows that the potential products of MSMEs in each sector, after conducting AHP analysis based on the criteria of uniqueness, market force and economic benefits, are mangosteen, metal processing and workshop services.

Keywords: main products of MSMEs, analytic hierarchy process.

ABSTRAK

Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dalam perekonomian nasional memiliki peranan yang penting dan strategis. Penelitian ini ingin mengkaji pengembangan produk unggulan UMKM di Kabupaten Sukabumi. Metode analisis yang digunakan, yaitu Analytic Hierarchy Proccess (AHP) untuk melihat produk unggulan UMKM di berbagai sektor cocok untuk dikembangkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa potensi produk unggulan UMKM di setiap sektor setelah dilakukan analisis AHP berdasarkan kriteria keunikan, potensi pasar, dan manfaat ekonomi, maka dapat diidentifikasi potensi produk unggulan UMKM prioritas adalah manggis, pengolahan logam, dan jasa perbengkelan.

Kata Kunci: produk unggulan UMKM, analytic hierarchy process.

PENDAHULUAN

Berdasarkan data dari Dinas Koperasi dan Pembangunan ekonomi

tujuan UMKM tahun 2012 menunjukkan total nilai PDB menciptakan kesejahteraan, keadilan, dan kemakmuran Indonesia mencapai Rp8.241,8 triliun (Tabel 1). bagi masyarakat. Untuk melaksanakan hal tersebut, UMKM memberikan kontribusi sebesar Rp. 4.869,5 pemerintah menciptakan berbagai program dan triliun atau 59,08% dari total PDB Indonesia. proyek pembangunan untuk meningkatkan taraf Jumlah populasi UMKM Indonesia pada tahun hidup masyarakatnya. Penetapan otonomi daerah 2012 mencapai 56,53 juta unit usaha atau 99,99% melalui Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang terhadap total unit usaha di Indonesia, sementara otonomi daerah memberikan kewenangan daerah jumlah tenaga kerjanya mencapai 107,65 juta orang dalam mengurus rumah tangganya sendiri termasuk atau 97,16% terhadap seluruh tenaga kerja Indonesia. didalamnya upaya pemerintah daerah dalam percepatan Data tersebut menunjukkan bahwa peranan UMKM pembangunan wilayahnya sendiri. Salah satu upaya dalam perekonomian Indonesia sangat penting dalam pemerintah daerah dalam percepatan pembangunan menyediakan lapangan pekerjaan dan menghasilkan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat output yang bermanfaat bagi taraf hidup masyarakat. dilakukan melalui pengembangan UMKM.

memiliki

Peranan UMKM dalam perekonomian nasional UMKM dianggap tulang punggung pertumbuhan sangat penting dan strategis. UMKM berperan dalam ekonomi di semua negara. Demirbag et al., (2006) yang pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja. menyimpulkan bahwa keberhasilan UMKM memiliki Selain itu juga, UMKM mempunyai peran dalam dampak langsung terhadap pembangunan ekonomi pendistribusian hasil-hasil pembangunan. Keberadaan baik pada negara maju maupun negara berkembang. UMKM tidak hanya dianggap sebagai tempat Kegiatan UMKM berkontribusi dalam memberikan penampungan sementara bagi para pekerja yang lapangan kerja, bertindak sebagai pemasok barang belum masuk ke sektor formal, tetapi juga sebagai dan layanan untuk organisasi besar (Singh et al., motor penggerak pertumbuhan aktivitas ekonomi. Hal 2008). UMKM masih memegang peranan penting ini dikarenakan jumlah penyerapan tenaga kerjanya dalam pemulihan perekonomian nasional, baik dilihat yang demikian besar. Mengingat pengalaman yang dari jumlah usaha, segi penciptaan lapangan kerja, telah dihadapi oleh Indonesia selama krisis ekonomi, maupun dari segi pertumbuhan ekonomi nasional kiranya tidak berlebihan apabila pengembangan yang diukur dengan Produk Domestik Bruto (PDB).

sektor swasta difokuskan pada UMKM.

Tabel 1. Data Perkembangan UMKM Tahun 2012

Tahun 2012 No.

Indikator

Satuan

Jumlah Pangsa

1 Unit Usaha (A+B)

56.539.560 100 A. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)

(Unit)

56.534.592 99,99 • Usaha Mikro (Umi)

(Unit)

55.856.176 98,79 • Usaha Kecil (UK)

(Unit)

629.418 1,11 • Usaha Menengah (UM)

(Unit)

48.997 0,09 B. Usaha Besar (UB)

(Unit)

4.968 0,01 2 Tenaga Kerja (A+B)

(Unit)

110.808.154 100 A. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)

(Orang)

107.657.509 97,16 • Usaha Mikro (Umi)

(Orang)

99.859.517 90,12 • Usaha Kecil (UK)

(Orang)

4.535.970 4,09 • Usaha Menengah (UM)

(Orang)

3.262.023 2,94 B. Usaha Besar (UB)

(Orang)

3.150.645 2,84 3 PDB atas Dasar harga Berlaku (A+B)

(Orang)

8.241864,3 100 A. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)

(Rp. Milyar)

4.869.568,1 59,08 • Usaha Mikro (Umi)

(Rp. Milyar)

2.951.120,6 35,81 • Usaha Kecil (UK)

(Rp. Milyar)

798.122,2 9,68 • Usaha Menengah (UM)

(Rp. Milyar)

1.120.325,3 13,59 B. Usaha Besar (UB)

(Rp. Milyar)

3.372.296,1 40,92 Sumber: Kementerian Koperasi dan UKM, 2012

(Rp. Milyar)

154 Trikonomika Dikdik Kusdiana Vol. 13, No. 2, Desember 2014

Ardi Gunardi

Perkembangan pesat UMKM juga terjadi kerajinan kulit, rajutan, dan anyaman bambu, dan di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. UMKM di lainnya (lihat Gambar 2). Kinerja ini tentunya perlu Kabupaten Sukabumi sebanyak 21.795 unit usaha semakin ditingkatkan. Dilihat dari sisi pembinaan mikro, 4.328 unit usaha kecil, dan 877 unit usaha terhadap UMKM oleh Pemerintah Daerah Kabupaten menengah pada tahun 2014, dapat dilihat pada

Sukabumi, hanya 3.933 UMKM yang telah dibina Gambar 1. Sementara itu jika dilihat dari sisi dari total 27.000 UMKM (lihat Gambar 3). Dengan penyerapan tenaga kerja, terdapat total sebanyak demikian, keberadaan UMKM di Kabupaten 68.668 tenaga kerja yang terdiri dari unit usaha Sukabumi perlu didukung agar lebih menguatkan makanan dan minuman, perdagangan dan jasa, daya saing pemerintah daerah.

Usaha Menengah

Usaha Kecil

Usaha Mikro

Usaha Menengah Unit Usaha

Usaha Mikro

Usaha Kecil

Gambar 1. Jumlah UMKM Kabupaten Sukabumi Berdasarkan Skala Usaha Tahun 2014

20 40 60 80 100 120 Total

Belum Dibina

Dalam Pembinaan

Total Jumlah

Dalam Pembinaan

Belum Dibina

Gambar 2. Jumlah UMKM yang sudah Dibina Pemerintah Daerah Kabupaten Sukabumi Tahun 2014

Pengembangan Produk Unggulan UMKM 155 Kabupaten Sukabumi

Lainnya Kerajinan kulit, rajutan,

dan anyaman bambu Perdagangan dan jasa

Makanan minuman

Kerajinan kulit, rajutan,

Lainnya Total minuman

dan jasa

dan anyaman bambu

Tenaga Kerja

51,856 68,668 Unit Usaha

Gambar 3. Jumlah Unit Usaha dan Penyerapan Tenaga Kerja UMKM Kabupaten Sukabumi Tahun 2014

Selama ini pengembangan unggulan produk UMKM di Kabupaten Sukabumi. Dengan demikian, UMKM dalam menentukan daftar skala prioritasnya penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi upaya menggunakan kriteria data produksi, pendapat pengembangan potensi unggulan produk UMKM instansi, dan data primer responden UMKM, yang dapat dilakukan oleh Pemerintah Daerah namun saat ini telah terjadi perubahan yang cukup Kabupaten Sukabumi, sebagai bahan masukan dalam mendasar, di mana penetapan unggulan produk rangka perencanaan pengembangan produk UMKM UMKM di Kabupaten Sukabumi menggunakan Kabupaten Sukabumi. Analytic Hierarchy Proccess (AHP), dengan harapan Kabupaten Sukabumi akan mempunyai unggulan

METODE

produk UMKM di berbagai sektor yang sesuai dan cocok untuk dikembangkan.

Alat analisis yang akan digunakan dalam Dengan metode AHP ini, maka Pemerintah penelitian ini adalah Analytic Hierarchy Proccess

Daerah Kabupaten Sukabumi dapat menetapkan (AHP). AHP membuat proses seleksi yang sangat program yang lebih fokus untuk mengembangkan transparan yang memberikan manfaat relatif dari unggulan produk UMKM, sehingga diharapkan solusi alternatif untuk masalah Multi Criteria tercipta lapangan pekerjaan dan peningkatan taraf Decision Making (Drake, 1998). Pendekatan AHP hidup masyarakat, sehingga diharapakan angka juga merupakan metodologi subjektif (Cheng dan Li, kemiskinan akan dapat menurun, dan akan terjadi 2001), di mana informasi dan bobot prioritas elemen pertumbuhan ekonomi secara umum. Oleh karena itu, dapat diperoleh dari pembuat keputusan perusahaan dibutuhkan adanya informasi dari hasil penelitian yang menggunakan pertanyaan langsung atau metode berkaitan dengan pengembangan produk unggulan kuesioner.

156 Trikonomika Dikdik Kusdiana Vol. 13, No. 2, Desember 2014

Ardi Gunardi

Prinsip metode AHP adalah memberikan kondisi sektor/sub sektor di sentra masing- bobot tiap faktor, variabel, dan indikator dengan

masing.

perbandingan antar faktor, variabel, indikator satu

7. Hasil pembobotan responden diperoleh dengan dengan lainnya. Bobot yang lebih besar dari suatu

rata-rata geometris sehingga menghasilkan satu indikator, menunjukkan indikator yang lebih penting

bobot yang sama.

dibandingkan indikator lainnya dalam menentukan

8. Klasifikasi intensitas tiap indikator. Sebelum potensi unggulan produk UMKM. Dalam proses

diolah dengan software, setiap indikator baik AHP ini dilakukan 3 tahap utama, yaitu pembobotan,

yang berasal dari data primer maupun sekunder klasifikasi intensitas tiap indikator dan penentuan

diklasifikasikan untuk memperoleh intensitas nilai intensitas tiap indikator dan peringkat.

masing-masing. Daftar intensitas indikator-

1. Pembobotan terhadap faktor, variabel dan indikator yang berasal hasil olahan data primer indikator, dilakukan oleh stakeholders ahli

berupa persepsi pelaku usaha, dijadikan bahan (responden) di bidang pengembangan UMKM

masukan untuk memperoleh intensitas akhir di tingkat kabupaten dengan menggunakan

setiap indikator. Keputusan akhir atas intensitas kuesioner AHP.

setiap indikator dari panelis inilah yang

2. Langkah pertama yang digunakan adalah selanjutnya akan diolah dengan menggunakan pembobotan untuk tujuan. Pembobotan tujuan

software untuk mendapatkan nilai intensitas ini berguna untuk mengetahui faktor apa yang

tiap indikator dan peringkat potensi unggulan menjadi prioritas tujuan dalam melakukan

UMKM di Kabupaten Sukabumi. penguatan UMKM.

9. Penentuan nilai intensitas tiap indikator dan

3. Pembobotan berikutnya adalah pembobotan

peringkat.

kriteria. Pembobotan kriteria dimaksudkan untuk menetapkan kriteria yang akan digunakan dalam

HASIL

pengembangan UMKM di Kabupaten Sukabumi. Pembobotan dilakukan dua kali, yaitu:

Potensi Produk UMKM Kabupaten Sukabumi:

a. Memberi bobot pada variabel. Total bobot Pertanian

dalam variabel ini adalah 1. Semakin besar Kabupaten Sukabumi memiliki potensi pada bobot yang diberikan berarti semakin besar sektor pertanian. Pertanian di Kabupaten Sukabumi tingkat kepentingan kriteria tersebut.

terutama tersebar di bagian Utara aliran Sungai

b. Memberi bobot pada indicator. Cimandiri. Kondisi ini tidak terlepas dari keberadaan

4. Matriks bobot sektor/sub sektor setiap distrik Gunung Gede-Pangrango di sebelah Utara dan Gunung sampel. Matriks bobot sektor/sub sektor Salak di sebelah Barat. Selain karena didukung untuk setiap distrik yang digunakan sebagai kondisi lembah dan lereng di kedua gunung tersebut sampel ditujukan untuk melihat persepsi para yang melandai ke arah Selatan juga karena kondisi stakeholders di tingkat Kabupaten Sukabumi hutannya yang memberi daya dukung iklim dan tata mengenai kondisi sektor/sub sektor di masing- air yang baik, sehingga daerah pertanian relatif lebih masing distrik. Bobot yang lebih besar subur dibandingkan daerah pertanian bagian selatan menunjukkan bahwa sektor/sub sektor tersebut aliran Sungai Cimandiri. Dengan demikian, maka lebih potensial dibandingkan sektor yang lain.

daerah utara berkembang menjadi daerah persawahan,

5. Pembobotan juga dilakukan di sentra produk usaha tani sayur-mayur, peternakan dan budidaya unggulan. Sampel yang diambil di masing- ikan air tawar yang cukup potensial. masing sentra adalah 2 orang, yaitu staf

Kabupaten Sukabumi memiliki komoditi perekonomian kecamatan (1 orang) dan koperasi pertanian yang sangat beragam dan tersebar diseluruh yang beranggotakan UMKM (1 orang).

kecamatan. Berdasarkan kondisi saat ini yang

6. Matriks bobot sektor/sub sektor untuk setiap ada di Kabupaten Sukabumi, komoditi pertanian sentra produk unggulan yang digunakan sebagai yang paling diminati oleh UMKM di Kabupaten sampel ditujukan untuk melihat persepsi para Sukabumi, potensi yang dimiliki oleh Kabupaten stakeholders di tingkat sentra produksi mengenai Sukabumi, maupun kondisi permintaan masyarakat

Pengembangan Produk Unggulan UMKM 157 Kabupaten Sukabumi Pengembangan Produk Unggulan UMKM 157 Kabupaten Sukabumi

lain, UKM industri kelapa di Kabupaten Sukabumi, seperti dijelaskan melalui hasil kuesioner bahwa

Tabel 2. Prioritas Komoditi Sektor Pertanian di Kabupaten Sukabumi

produk ini secara aspek pasar masih kurang signifikan, nilai akhir dengan bobot 0,079 atau 7,9% saja.

Komoditi

Prioritas

Berdasarkan Gambar 7., dapat dilihat bahwa

1 pada kriteria keunikan, produk manggis memperoleh bobot skor paling tinggi, yaitu 0,272 atau 27,2%.

Manggis

Ikan Hias

2 Hal ini menyatakan bahwa secara umum keberadaan

Sapi Potong

3 industri ini mendapatkan perhatian paling tinggi, di

Ikan Laut

4 antara UKM industri penghasil produk lainnya. Di sisi lain, UKM kelapa di Kabupaten Sukabumi, seperti

5 dijelaskan melalui hasil kuesioner bahwa produk ini Sumber: Data diolah, 2014

Kelapa

secara aspek pasar masih kurang berkontribusi, nilai akhir dengan bobot 0,125 atau 12,5% saja.

Penggambaran hierarki ini mengikuti logika pendekatan AHP (Saaty, 1994) yang membagi

Ikan Hias tingkatan struktur dalam hierarkinya sebagai tujuan

Ikan Laut (goal), sub tujuan, kriteria (criteria), sub kriteria

Keunikan Manggis dan alternatif pada tingkatan kriteria yang paling

Kelapa bawah. Dengan menjelaskan bahwa tidak terdapat sub tujuan yang diinginkan, maka hierarki tersebut Sapi Potong

hanya berisikan tujuan, kriteria, sub kriteria dan Ikan Hias

alternatif. Dalam membuat hierarki model ini, maka

ditentukan: Ikan Laut

Goal: Produk

Aspek Tujuan

Unggulan UKM

: Menentukan Produk Unggulan UMKM

Pertanian

Manggis Pasar

Pertanian Kelapa Sub Tujuan : -

Sapi Potong Kriteria

: Tiga (3) variabel penentuan produk unggulan prioritas

Ikan Hias Sub-Kriteria : Sub variabel masing-masing variabel

Ikan Laut penentuan produk unggulan prioritas

Kontribusi Alternatif Manggis : Lima (5) produk unggulan (Gambar Ekonomi

4.) Kelapa Berdasarkan Gambar 5., dapat dilihat bahwa pada

Sapi Potong kriteria keunikan, produk manggis memperoleh bobot skor paling tinggi, yaitu 0,304 atau 30.4%. Hal ini

Gambar 4. Alternatif Lima Produk menyatakan bahwa secara umum keberadaan industri

Unggulan UMKM Pertanian ini mendapatkan perhatian paling tinggi, di antara

UKM industri penghasil produk lainnya. Di sisi lain, Dengan perlakukan yang sama pada kriteria UKM industri kelapa di Kabupaten Sukabumi, seperti dan sub kriteria lainnya, maka hasil akhir yang dijelaskan melalui hasil kuesioner bahwa produk ini diperoleh dengan menggunakan pendekatan AHP

tidak memiliki keunikan yang signifikan, nilai akhir diperlihatkan pada Gambar di bawah ini. Gambar dengan bobot 0,104 atau 10,4% saja.

tersebut diperoleh setelah seluruh penilaian terhadap Berdasarkan Gambar 6., dapat dilihat bahwa pada alternatif yang ditetapkan dilakukan terhadap sub- kriteria keunikan, produk manggis masih memperoleh kriteria dari masing-masing kriteria yang juga telah bobot skor paling tinggi, yaitu 0,294 atau 29.4%. ditentukan.

158 Trikonomika Dikdik Kusdiana Vol. 13, No. 2, Desember 2014

Ardi Gunardi

Synthesis with respect to: Keunikan (Goal: Produk Unggulan UKM > Keunikan (L: 242)) Overall Inconsistency = .03

Ikan Hias .276 Ikan Laut .148

Manggis .304 Kelapa .104 Sapi Potong .168

Gambar 5. Produk Unggulan UMKM Pertanian Berdasarkan Kriteria Keunikan

Synthesis with respect to: Aspek Pasar (Goal: Produk Unggulan UKM > Aspek Pasar (L: 292)) Overall Inconsistency = .07

Ikan Hias .259 Ikan Laut .176

Manggis .294 Kelapa .079 Sapi Potong .191

Gambar 6. Produk Unggulan UMKM Pertanian Berdasarkan Kriteria Aspek Pasar

Synthesis with respect to: Kontribusi Ekonomi (Goal: Produk Unggulan UKM > Kontribusi Ekonomi (L: .1)) Overall Inconsistency = .04

Ikan Hias .244 Ikan Laut .167

Manggis .272 Kelapa .125 Sapi Potong .192

Gambar 7. Produk Unggulan UMKM Pertanian Berdasarkan Kriteria Kontribusi Ekonomi

Synthesis with respect to: Goal: Produk Unggulan UKM Pertanian Overall Inconsistency = .04

Ikan Hias .261 Ikan Laut .168

Manggis .292 Kelapa .093 Sapi Potong .186

Gambar 8. Produk Unggulan UMKM Pertanian Berdasarkan Pengolahan AHP di Kabupaten Sukabumi

Pengembangan Produk Unggulan UMKM 159 Kabupaten Sukabumi

Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan Tujuan : Menentukan Produk Unggulan UMKM bahwa produk unggulan prioritas yang terpilih adalah

Industri Pengolahan (1) manggis dengan bobot sebesar 29,2% dan (2) Sub Tujuan : - ikan hias dengan bobot sebesar 26,1%. Tampilnya Kriteria

: Tiga (3) variabel penentuan produk produk manggis menjadi produk peringkat pertama

unggulan prioritas dalam penilaian akhirnya, banyak diperoleh dari Sub-Kriteria : Sub variabel masing-masing variabel indikator keunikan, aspek pasar, dan kontribusi

penentuan produk unggulan prioritas ekonomi. Dengan demikian, produk unggulan UKM Alternatif : Lima (5) produk unggulan di Kabupaten Sukabumi akan diarahkan pada rantai nilai yang dilakukan oleh produk manggis.

Logam Batu Aji

Potensi Produk UMKM Kabupaten Sukabumi:

Makanan

Industri Pengolahan

Keunikan Minuman Kabupaten Sukabumi memiliki komoditi pada

Alat Peraga sektor industri pengolahan yang sangat beragam dan

Pendidikan tersebar diseluruh kecamatan. Berdasarkan kondisi

Kerajinan saat ini yang ada di Kabupaten Sukabumi, komoditi

Tanduk sektor industri pengolahan yang paling diminati

Logam oleh UMKM di Kabupaten Sukabumi, potensi yang dimiliki oleh Kabupaten Sukabumi, maupun kondisi Batu Aji

permintaan masyarakat terhadap komoditi sektor

Makanan industri pengolahan, maka komoditi sektor industri Aspek

Goal: Produk

Unggulan UKM

Minuman Pasar

pengolahan di Kabupaten Sukabumi terbagi menjadi

Alat Peraga lima prioritas. Berikut ini adalah lima prioritas

Industri

Pendidikan komoditi industri pengolahan Kabupaten Sukabumi.

Kerajinan Tanduk

Tabel 3. Prioritas Komoditi Sektor Industri Logam Pengolahan di Kabupaten Sukabumi Batu Aji

Makanan Logam

Komoditi

Prioritas

1 Kontribusi Minuman Ekonomi Batu Aji

Alat Peraga Pendidikan

Kerajinan Tanduk

Kerajinan Alat Peraga Pendidikan

Tanduk Makanan dan Minuman

5 Gambar 9. Alternatif Lima Produk Unggulan UMKM Industri Pengolahan

Sumber: Data diolah, 2014 Berdasarkan Gambar 10., dapat dilihat bahwa Penggambaran hierarki ini mengikuti logika pada kriteria keunikan, produk logam memperoleh pendekatan AHP (Saaty, 1994) yang membagi bobot skor paling tinggi, yaitu 0,368 atau 36.8%. tingkatan struktur dalam hierarkinya sebagai tujuan Hal ini menyatakan bahwa secara umum keberadaan (goal), sub tujuan, kriteria (criteria), sub kriteria industri ini mendapatkan perhatian paling tinggi, dan alternatif pada tingkatan kriteria yang paling di antara UKM industri penghasil produk lainnya. bawah. Dengan menjelaskan bahwa tidak terdapat Menurut data yang ada, hal ini dapat diterima sub tujuan yang diinginkan, maka hierarki tersebut mengingat banyaknya pelaku usaha pada industri hanya berisikan tujuan, kriteria, sub kriteria dan penghasil logam, seperti: logam, pembuatan alat olah alternatif. Dalam membuat hierarki model ini, maka raga, menara mesjid, tapak kuda, pandai besi, besi tua ditentukan:

dan gilingan plastik di Kabupaten Sukabumi.

160 Trikonomika Dikdik Kusdiana Vol. 13, No. 2, Desember 2014

Ardi Gunardi

Synthesis with respect to: Keunikan (Goal: Produk Unggulan UKM > Keunikan (L: .276)) Overall Inconsistency = .07

Logam

Batu Aji

Makanan dan Minuman .096 Alat Peraga Pendidikan .137 Kerajinan Tanduk

Gambar 10. Produk Unggulan UMKM Industri Pengolahan Berdasarkan Kriteria Keunikan

Synthesis with respect to: Aspek Pasar (Goal: Produk Unggulan UKM > Aspek Pasar (L: .595)) Overall Inconsistency = .02

Logam

Batu Aji

Makanan dan Minuman .111 Alat Peraga Pendidikan .139 Kerajinan Tanduk

Gambar 11. Produk Unggulan UMKM Industri Pengolahan Berdasarkan Kriteria Aspek Pasar

Synthesis with respect to: Kontribusi Ekonomi (Goal: Produk Unggulan UKM > Aspek Pasar (L: .1)) Overall Inconsistency = .05

Logam

Batu Aji

Makanan dan Minuman .099 Alat Peraga Pendidikan .119 Kerajinan Tanduk

Gambar 12. Produk Unggulan UMKM Industri Pengolahan Berdasarkan Kriteria Kontribusi Ekonomi

Synthesis with respect to Goal: Produk Unggulan UKM Industri Overall Inconsistency = .03

Logam

Batu Aji

Makanan dan Minuman .106 Alat Peraga Pendidikan .135 Kerajinan Tanduk

Gambar 13. Produk Unggulan UMKM Industri Pengolahan Berdasarkan Pengolahan AHP di Kabupaten Sukabumi

Pengembangan Produk Unggulan UMKM 161 Kabupaten Sukabumi

Di sisi lain, UKM industri makanan dan minuman indikator keunikan, aspek pasar, dan kontribusi di Kabupaten Sukabumi, seperti dijelaskan melalui ekonomi. Dengan demikian, produk unggulan UKM hasil kuesioner bahwa produk ini tidak memiliki di Kabupaten Sukabumi akan diarahkan pada rantai keunikan yang signifikan, nilai akhir dengan bobot nilai yang dilakukan oleh industri logam. 0,096 atau 9,6% saja.

Berdasarkan Gambar 11., dapat dilihat bahwa Potensi Produk UMKM Kabupaten Sukabumi: pada kriteria keunikan, produk logam masih Perdagangan dan Jasa

memperoleh bobot skor paling tinggi, yaitu 0,347 Kabupaten Sukabumi memiliki komoditi pada atau 34.7%. Hal ini menyatakan bahwa secara umum sektor perdagangan dan jasa yang sangat beragam

keberadaan industri ini mendapatkan perhatian paling dan tersebar diseluruh kecamatan. Berdasarkan tinggi, di antara UMKM industri penghasil produk kondisi saat ini yang ada di Kabupaten Sukabumi, lainnya. Menurut data yang ada, hal ini dapat diterima komoditi sektor perdagangan dan jasa yang paling mengingat banyaknya pelaku usaha pada industri diminati oleh UMKM di Kabupaten Sukabumi, penghasil logam, seperti: logam, pembuatan alat olah potensi yang dimiliki oleh Kabupaten Sukabumi, raga, menara mesjid, tapak kuda, pandai besi, besi maupun kondisi permintaan masyarakat terhadap tua dan gilingan plastik di Kabupaten Sukabumi. Di komoditi sektor perdagangan dan jasa, maka komoditi sisi lain, UMKM industri makanan dan minuman di sektor perdagangan dan jasa di Kabupaten Sukabumi Kabupaten Sukabumi, seperti dijelaskan melalui hasil terbagi menjadi lima prioritas. Berikut ini adalah lima kuesioner bahwa produk ini secara aspek pasar masih prioritas komoditi perdagangan dan jasa Kabupaten kurang signifikan, nilai akhir dengan bobot 0,111 atau Sukabumi. 11,1% saja.

Berdasarkan Gambar 12., dapat dilihat bahwa Tabel 4. Prioritas Komoditi Sektor pada kriteria keunikan, produk logam memperoleh Perdagangan dan Jasa di Kabupaten Sukabumi

bobot skor paling tinggi, yaitu 0,416 atau 41,6%.

Komoditi

Prioritas

Hal ini menyatakan bahwa secara umum keberadaan

Jasa Perbengkelan

industri ini mendapatkan perhatian paling tinggi, di

antara UMKM industri penghasil produk lainnya. 2 Menurut data yang ada, hal ini dapat diterima

Pedagang Eceran

Penjahit

mengingat banyaknya pelaku usaha pada industri

Percetakan

penghasil logam, seperti: logam, pembuatan alat olah

Salon

raga, menara mesjid, tapak kuda, pandai besi, besi Sumber: Data diolah, 2014 tua dan gilingan plastik di Kabupaten Sukabumi. Di sisi lain, UMKM industri makanan dan minuman di

Penggambaran hierarki ini mengikuti logika Kabupaten Sukabumi, seperti dijelaskan melalui hasil pendekatan AHP (Saaty, 1994) yang membagi kuesioner bahwa produk ini secara aspek pasar masih tingkatan struktur dalam hierarkinya sebagai tujuan

kurang berkontribusi, nilai akhir dengan bobot 0,099 (goal), sub tujuan, kriteria (criteria), sub kriteria atau 9,9% saja.

dan alternatif pada tingkatan kriteria yang paling Dengan perlakukan yang sama pada kriteria dan bawah. Dengan menjelaskan bahwa tidak terdapat sub kriteria lainnya, maka hasil akhir yang diperoleh sub tujuan yang diinginkan, maka hierarki tersebut dengan menggunakan pendekatan AHP diperlihatkan hanya berisikan tujuan, kriteria, sub kriteria dan

pada Gambar di bawah ini. Gambar tersebut diperoleh alternatif. Dalam membuat hierarki model ini, maka setelah seluruh penilaian terhadap alternatif yang ditentukan: ditetapkan dilakukan terhadap sub-kriteria dari Tujuan

: Menentukan Produk Unggulan UMKM masing-masing kriteria yang juga telah ditentukan.

Perdagangan dan Jasa Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan Sub Tujuan : -

bahwa produk unggulan prioritas yang terpilih Kriteria : Tiga (3) variabel penentuan produk adalah (1) logam dengan bobot sebesar 36,0% dan

unggulan prioritas (2) batu aji dengan bobot sebesar 24,0%. Tampilnya Sub-Kriteria : Sub variabel masing-masing variabel produk logam menjadi produk peringkat pertama

penentuan produk unggulan prioritas dalam penilaian akhirnya, banyak diperoleh dari Alternatif : Lima (5) produk unggulan

162 Trikonomika Dikdik Kusdiana Vol. 13, No. 2, Desember 2014

Ardi Gunardi

Salon

Berdasarkan Gambar 15., dapat dilihat bahwa

Percetakan

pada kriteria keunikan, jasa perbengkelan memperoleh bobot skor paling tinggi, yaitu 0,323 atau 32.3%. Hal

Keunikan

Pedagang Eceran

ini menyatakan bahwa secara umum keberadaan

Penjahit

industri ini mendapatkan perhatian paling tinggi, di

Jasa Perbengkelan

antara UKM industri penghasil produk lainnya. Di sisi lain, UKM jasa salon di Kabupaten Sukabumi,

Salon

seperti dijelaskan melalui hasil kuesioner bahwa jasa Goal: Produk

Unggulan UKM Aspek ini tidak memiliki keunikan yang signifikan, nilai

Percetakan

Perdagangan Pasar

akhir dengan bobot 0,107 atau 10,7% saja. Jasa

Pedagang Eceran

Penjahit

Berdasarkan Gambar 16., dapat dilihat bahwa

Jasa Perbengkelan

pada kriteria keunikan, jasa perbengkelan masih memperoleh bobot skor paling tinggi, yaitu 0,242

Salon

atau 24.2%. Hal ini menyatakan bahwa secara umum

keberadaan industri ini mendapatkan perhatian paling Kontribusi

Percetakan

tinggi, di antara UKM industri penghasil produk Ekonomi

Pedagang Eceran

lainnya. Di sisi lain, UKM jasa salon di Kabupaten Sukabumi, seperti dijelaskan melalui hasil kuesioner

Penjahit

bahwa produk ini secara aspek pasar masih kurang Gambar 14. Alternatif Lima Produk

Jasa Perbengkelan

signifikan, nilai akhir dengan bobot 0,158 atau 15,8% Unggulan UMKM Perdagangan dan Jasa

saja.

Synthesis with respect to: Keunikan (Goal: Produk Unggulan UKM Industri > Keunikan (L: .331)) Overall Inconsistency = .04

Salon .107 Percetakan

.141 Pedagang Eceran .245 Penjahit

.185 Jasa Perbengkelan .323

Gambar 15. Produk Unggulan UMKM Perdagangan dan Jasa Berdasarkan Kriteria Keunikan

Synthesis with respect to: Aspek Pasar (Goal: Produk Unggulan UKM Industri > Aspek Pasar (L: .379)) Overall Inconsistency = .09

Salon .158 Percetakan

.194 Pedagang Eceran .207 Penjahit

.198 Jasa Perbengkelan .242

Gambar 16. Produk Unggulan UMKM Perdagangan dan Jasa Berdasarkan Kriteria Aspek Pasar

Pengembangan Produk Unggulan UMKM 163 Kabupaten Sukabumi

Synthesis with respect to: Kontribusi Ekonomi (Goal: Produk Unggulan UKM Industri > Kontribusi Ekonomi (L: .2)) Overall Inconsistency = .04

Salon .112 Percetakan

.157 Pedagang Eceran .240 Penjahit

.222 Jasa Perbengkelan .268

Gambar 17. Produk Unggulan UMKM Perdagangan dan Jasa Berdasarkan Kriteria Kontribusi Ekonomi

Synthesis with respect to: Goal: Produk Unggulan UKM Perdagangan dan Jasa Overall Inconsistency = .05

Salon .130 Percetakan

.168 Pedagang Eceran .228 Penjahit

.202 Jasa Perbengkelan .272

Gambar 18. Produk Unggulan UMKM Perdagngan dan Jasa Berdasarkan Pengolahan AHP di Kabupaten Sukabumi

Berdasarkan Gambar 17., dapat dilihat bahwa diperoleh dari indikator keunikan, aspek pasar, dan pada kriteria keunikan, jasa perbengkelan memperoleh kontribusi ekonomi (lihat Lampiran Pengolahan bobot skor paling tinggi, yaitu 0,268 atau 26,8%. Hal AHP). Dengan demikian, produk unggulan UKM ini menyatakan bahwa secara umum keberadaan di Kabupaten Sukabumi akan diarahkan pada rantai industri ini mendapatkan perhatian paling tinggi, di nilai yang dilakukan oleh jasa perbengkelan. antara UKM industri penghasil produk lainnya. Di sisi lain, UKM jasa salon di Kabupaten Sukabumi, seperti

PEMBAHASAN

dijelaskan melalui hasil kuesioner bahwa produk ini

secara aspek pasar masih kurang berkontribusi, nilai Prioritas Produk Unggulan UMKM Pertanian

akhir dengan bobot 0,112 atau 11,2% saja. Untuk mengoptimalkan potensi pertanian yang Dengan perlakukan yang sama pada kriteria dan dimiliki oleh Kabupaten Sukabumi, masyarakat sub kriteria lainnya, maka hasil akhir yang diperoleh Kabupaten Sukabumi sebagian besar lebih memilih dengan menggunakan pendekatan AHP diperlihatkan untuk menanam buah manggis. Manggis merupakan pada Gambar di bawah ini. Gambar tersebut diperoleh salah satu ciri khas buah Asia Tenggara, dan buah setelah seluruh penilaian terhadap alternatif yang unggulan Indonesia yang memiliki peluang ekspor ditetapkan dilakukan terhadap sub-kriteria dari yang cukup menjanjikan. masing-masing kriteria yang juga telah ditentukan.

Jika dilihat dari tahun ke tahun permintaan manggis Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan meningkat seiring dengan kebutuhan konsumen bahwa produk unggulan prioritas yang terpilih adalah terhadap buah yang mendapat julukan “Queen of (1) jasa perbengkelan dengan bobot sebesar 27,2% Fruits”, baik untuk konsumen dalam negeri maupun dan (2) pedagang eceran dengan bobot sebesar ekspor. Ekspor manggis di Indonesia mengalami 22,8%. Tampilnya jasa perbengkelan menjadi produk peningkatan. Volume ekspor buah manggis segar peringkat pertama dalam penilaian akhirnya, banyak dalam 5 (lima) tahun terakhir bervariasi, dan pada

164 Trikonomika Dikdik Kusdiana Vol. 13, No. 2, Desember 2014

Ardi Gunardi Ardi Gunardi

Selain memiliki kondisi alam yang sangat Di Indonesia, hingga saat ini buah manggis telah di mendukung pengembangan sektor pertanian, ekspor ke negara Taiwan, Hongkong, Singapura, Kabupaten Sukabumi juga memiliki potensi sumber Malaysia, Jepang, Belanda, dan Arab Saudi.

daya pesisir dan kelautan terutama tersebar ke dalam 7 Saat ini keberadaan manggis di Kabupaten (tujuh) wilayah kecamatan yang berbatasan langsung Sukabumi menjadi isu utama daerah yang sedang dengan Samudera Indonesia, yaitu sepanjang ± 117 hangat diperbincangkan oleh masyarakat Kabupaten km yang memanjang dari wilayah kecamatan Cisolok, Sukabumi maupun pemerintah daerah dan pusat. Palabuhanratu, Ciemas, Ciracap, Surade, Cibitung, Manggis Kabupaten Sukabumi menjadi wilayah dan Tegalbuleud. andalan manggis di Jawa Barat selain di Kabupaten

Dengan potensi tersebut, banyak UMKM Tasikmalaya, Purwakarta, Bogor, Ciamis, dan di Kabupaten Sukabumi yang memilih bergerak Cianjur (Ditjen Bina Produksi Hortikultura, 2004). Di pada komoditi ikan laut. Hal ini mengingat bahwa Kabupaten Sukabumi, sentra manggis salah satunya permintaan pasar terhadap ikan laut diberbagai berada di Kecamatan Cikembar. Produksi manggis di daerah bahkan dunia sangat tinggi. Saat ini, ikan laut Kabupaten Sukabumi dari tahun ke tahun mengalami Kabupaten Sukabumi merupakan salah satu daerah peningkatan. Data dari Dinas Pertanian dan Tanaman penghasil ikan laut andalan Jawa Barat. Komoditi Pangan (DPTP) Kabupaten Sukabumi menyebutkan, ikan laut Kabupaten Sukabumi selain dipasarkan di pada 2012 lalu produksi manggis mencapai sebanyak lokal kabupaten dan provinsi, ikan laut Kabupaten 22.329 ton.

Sukabumi juga menyuplai permintaan ikan laut Selain buah manggis sebagai komoditi utama nasional bahkan internasional. yang paling diminati oleh para UMKM di Kabupaten

Terakhir, komoditi pertanian yang paling diminati Sukabumi, sebagian besar masyarakat Kabupaten oleh UMKM di Kabupaten Sukabumi adalah kelapa. Sukabumi juga melakukan budidaya ikan hias. Para UMKM Kabupaten Sukabumi banyak yang Ikan hias menjadi pilihan kedua produk UMKM menanam kelapa. Hal ini mengingat bahwa permintaan di Kabupaten Sukabumi. Ikan hias cukup dikenal kelapa di lokal Kabupaten Sukabumi sangat tinggi. oleh masyarakat sebagai hiasan aquarium dan hobi. Tingginya permintaan kelapa di Kabupaten Sukabumi Perkembangan ikan hias di Indonesia mengalami karena kelapa Kabupaten Sukabumi memiliki kualitas kemajuan yang terus meningkat hingga awal tahun yang cukup baik. Daerah di Kabupaten Sukabumi yang 2014, terutama jenis ikan hias air tawar asli Indonesia. memiliki permintaan kelapa terbesar berada di daerah Peningkatan tersebut menyebabkan Indonesia kini pesisir Kabupaten Sukabumi. Hal ini disebabkan merupakan negara pengekspor ikan hias terbesar di 5 karena banyak wisatawan yang ingin makan dan besar di dunia Ikan hias yang di ekspor kebanyakan minum es kelapa muda setelah melakukan berjemur, berasal dari para peternak ikan hias di Jawa Barat. berenang ataupun ketika mereka mengunjungi pantai Kabupaten Sukabumi merupakan salah satu di Kabupaten Sukabumi. Selain tingginya permintaan pengekspor ikan hias terbesar di wilayah Jawa Barat, kelapa yang berasal dari lokal Kabupaten, kelapa bahkan di Indonesia. Ikan hias yang menjadi andalan Kabupaten Sukabumi diminati oleh berbagai daerah Kabupaten Sukabumi, yaitu ikan koi.

di Jawa Barat maupun daerah sekitar Kabupaten Sementara itu, komoditi pertanian di Kabupaten Sukabumi, seperti provinsi DKI Jakarta dan Banten. Sukabumi yang diminati selain manggis dan ikan Bahan kelapa Kabupaten Sukabumi terkadang harus hias, sapi potong menjadi komoditi pertanian yang memenuhi kebutuhan permintaan kelapa nasional diminati oleh para UMKM di Kabupaten Sukabumi. yang hingga kini permintaan kelapa di tingkat nasional Hal ini mengingat bahwa Kabupaten Sukabumi semakin meningkat. memiliki hamparan ladang rumput yang sangat

Secara umum analisis rantai nilai dari produk luas, sehingga hal tersebut sangat mendukung manggis dapat dijabarkan sebagai berikut:

Pengembangan Produk Unggulan UMKM 165 Kabupaten Sukabumi

Aktivitas Utama

sarana akses jalan darat menuju lokasi perkebunan

a. Logistik ke Dalam (Inbound Logistics) di Kabupaten Sukabumi. Kondisi inftastruktur Ketersediaan bahan baku untuk produksi di dapat transportasi cukup mendukung distribusi hasil dari pasar-pasar tradisional yang ada di Kabupaten produksi. Sukabumi, hingga saat ini tidak pernah mengalami

b. Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) kesulitan dalam mendapatkan bahan baku tersebut,

Kinerja SDM dalam budidaya manggis meskipun ada beberapa bahan baku khusus yang membutuhkan tenaga kerja dengan keterampilan yang didatangkan dari luar Kabupaten Sukabumi, seperti dimiliki secara turun-temurun. Pekerja berasal dari pupuk dan pestisida dapat disediakan oleh beberapa masyarakat sekitar dengan kriteria unskilled maupun pengusaha yang ada di Kabupaten Sukabumi. Lokasi skilled yang kemudian dilatih secara langsung atau perkebunan manggis pada dasarnya masih merupakan dituntun oleh pekerja yang sudah lama berkerja di usaha perorangan atau kelompok dan berlokasi lahan perkebunan. di lingkungan lahan pertanian milik masyarakat

Penerapan manajemen usaha sederhana dan Kabupaten Sukabumi.

bersifat tradisional/usaha keluarga. Dapat dijadikan

b. Operasi/Produksi usaha andalan/mata pencaharian masyarakat dalam Produksi-produksi pada saat ini sebagian besar pemberdayaan ekonomi kerakyatan terutama bagi masih menggunakan peralatan secara manual dan masyarakat petani sebagai alternatif kegiatanekonomi tradisional yang berkembang secara turun-temurun. bernilai tambah tinggi. Produksi manggis sebagaimana produk pertanian

c. Pengembangan Teknologi lainnya sangat tergantung pada musim. Kekhasan

Pengembangan budi daya produksi menggunakan produk manggis Kabupaten Sukabumi, secara kualitas teknologi yang relatif lambat berkembang dan lebih hasil panen lebih bagus dibandingkan manggis banyak menggunakan proses produksi secara manual yang dihasilkan daerah lain. Pengetahuan mengenai dan tradisional. Sistem penyediaan dan pelatihan teknologi tanam yang mudah difragmentasi oleh tenaga kerja dapat diperoleh di lingkungan industri pelaku usaha baru, sehingga berpotensi menimbulkan tersebut. Terdapat beberapa IKM yang menampung citra daerah sebagai penghasil manggis.

siswi-siswi SMK dari daerah sekitarnya untuk

c. Logistik ke Luar (Outbound Logistics) melakukan praktik kerja lapangan. Produk manggis yang dihasilkan dijual langsung

Kutlu dan Özturan (2008), berpendapat bahwa ke pasar atau melalui pedagang pengumpul yang dalam UMKM, pengembangan teknologi informasi berasal dari wilayah Sukabumi maupun dari luar dan komunikasi dapat digunakan sebagai alat bisnis wilayah Kabupaten Sukabumi.

untuk mengurangi biaya, membuat link kuat dengan

d. Pemasaran dan Penjualan pelanggan, membuat inovasi dan memfasilitasi ceruk Akses informasi pasar masih terbatas pada pasar. Ongori (2009) juga menyatakan bahwa UMKM pameran-pameran yang diadakan oleh dinas terkait. dipaksa untuk mengadopsi teknologi informasi dan Pangsa pasar di daerah masih cukup besar dan memiliki komunikasi dalam proses bisnis mereka dalam rangka peluang yang cukup besar untuk dikembangkan ke untuk mengatasi tantangan dalam lingkungan bisnis. luar daerah. Untuk pasar internasinal, manggis di

d. Pengadaan Barang

Kabupaten Sukabumi dipasarkan melalui pedagang Pengadaan bahan baku dilakukan sesuai besar yang berada di Jakarta.

kebutuhan. Ketersediaan bahan baku di pasar-pasar

e. Pelayanan lokal di Kabupaten Sukabumi membuat jaminan bahan Penjaminan kualitas produk yang dijual dilakukan baku terjaga. Bahan-bahan khusus yang didatangkan melalui penyortiran produk berdasarkan kualitas dari luar Kabupaten Sukabumi juga sudah tertata dan ukuran, menimbulkan kebutuhan pelatihan bagi dalam jaringan usaha yang baik. tenaga kerja untuk meningkatkan keterampilan pasca

Tidak terdapat gudang penyimpanan untuk panen.

menyimpan bahan baku dalam waktu yang panjang karena bahan baku yang ada langsung digunakan.

Aktivitas Pendukung

Terdapat gudang penyimpanan hasil produksi untuk

a. Infrastruktur Perusahaan sementara yang cukup memadai. Infrastruktur pendukung budi daya manggis

Dari penjelasan yang telah disampaikan, maka Kabupaten Sukabumi, pada dasarnya melingkupi dapat diperoleh kesimpulan awal dari rantai nilai

166 Trikonomika Dikdik Kusdiana Vol. 13, No. 2, Desember 2014

Ardi Gunardi Ardi Gunardi

Selain terkenal dengan batu ajinya, Kabupaten kontribusi penting dalam penciptaan nilai tambah Sukabumi juga terkenal dengan kerajinan tanduknya. adalah sub aktivitas operasi/produksi, sedangkan sub Kerajinan tanduk Kabupaten Sukabumi telah terkenal aktivitas pendukung berasal dari manajemen SDM di berbagai daerah bahkan mancanegara. Kerajinan yang sangat berkaitan dengan proses produksi yang tanduk terbuat dari tanduk kerbau yang bisa diukir, dilakukan. Dengan justifikasi ini, maka dipilihlah sehingga menghasilkan bentuk yang menarik mulai aktivitas rantai nilai proses produksi sub aktivitas dari bentuk burung, ikan, penggaruk, sendok, garpu, operasi/produksi dan aktivitas manajemen SDM.

gantungan kunci, sisir, dan lain-lain. Pemasaran tanduk Kabupaten Sukabumi sudah

Prioritas Produk Unggulan UMKM Industri

menembus pasar internasional. Negara di berbagai

Pengolahan

dunia, seperti Jerman, Jepang, Australia, dan Korea Logam menjadi salah satu produk unggulan memesan kerajinan tanduk untuk dijadikan bingkai industri dari Kabupaten Sukabumi. Produk logam kacamata Rodenstock. Jerman merupakan negara Sukabumi dinilai cukup berkualitas dan sudah terkenal yang paling berminat terhadap kerajinan tanduk. hingga ke luar daerah. Terpilih logam sebagai Namun demikan, karena keterbatasan sumber bahan produk industri unggulan daerah. Hal ini didasarkan baku, tidak semua permintaan bisa dipenuhi oleh para sejumlah pertimbangan antara lain sudah terdapat pengrajin tanduk di Kabupaten Sukabumi. Selain itu, beberapa sentra pembuatan logam yang tersebar ke para pengrajin tanduk di Kabupaten Sukabumi pun dalam 21 kecamatan. Data dari Diskopperindag terus mengalami penurunan. Kabupaten Sukabumi, keberadaan Industri Logam

Selain itu, industri alat peraga pendidikan dan Mesin (ILM) di Sukabumi tersebar ke dalam 21 Kabupaten Sukabumi juga terkenal di berbagai kecamatan, diantaranya: Kecamatan Cisaat, Nagrak, daerah di Indonesia. Industri alat peraga Kabupaten Sukaraja, Nyalindung, Jampang Kulon, Cibitung, dan Sukabumi telah menembus pasar mancanegara. Kebon Pedes. Pelaku usaha yang bergerak di logam Apalagi kini permintaan alat peraga pendidikan mencapai sebanyak 786 unit usaha. Sebagian besar baik di dalam negeri maupun mancanegara semakin diantaranya berada di kawasan Cibatu, Kecamatan meningkat. Jenis alat peraga pendidikan di Kabupaten Cisaat sebanyak 167 unit usaha.

Sukabumi diantaranya, yaitu puzzle, rambu lalu lintas, Peluang pasar industri logam di Sukabumi cukup abacus (bola lima tiang), geometri, dan alat peraga besar. Saat ini produk logam Sukabumi mayoritas pendidikan lainnya. Salah satu daerah di Kabupaten untuk pembuatan alat pertanian, kesehatan, dan suku Sukabumi yang memproduksi alat peraga pendidikan, cadang otomotif. Kabupaten Sukabumi memiliki yaitu berada di Kampung Paledang Desa Cimahi potensi sumber daya alam dan pengrajin batu aji yang Kecamatan Cicantayan. berlimpah. Sejak dahulu, produk batu aji Kabupaten

Daya serap industri alat peraga pendidikan Sukabumi dikenal luas masyarakat dan permintaan cukup besar, sehingga dapat mengurangi tingkat batu aji Kabupaten Sukabumi terus mengalami pengangguran di Kabupaten Sukabumi. Selain itu peningkatan setiap tahunnya. Salah satu daerah omzet industri alat peraga pendidikan di Kabupaten yang menjadi sentra batu aji berada di Kecamatan Sukabumi sangat menjanjikan. Dengan potensi Sukaraja. Hal ini merupakan potensi yang harus tersebut, hal itu menjadi peluang bagi para UMKM di dikembangkan. Sebagai barang berharga yang banyak Kabupaten Sukabumi untuk mengembangkan industri diminati, saat ini batu aji tidak hanya berupa batu alat peraga pendidikan. cincin saja, tetapi juga dalam bentuk berbagai jenis

Industri makanan Kabupaten Sukabumi sangat barang, mulai dari perhiasan wanita, cenderamata, beragam jenisnya diantaranya, yaitu kue mochi, dan berbagai barang kerajinan lainnya.

rangginang, aneka kue kering dan basah, manisan, Sebelumnya para pelaku usaha batu aji telah dan berbagai jenis olahan makanan lainnya. Hampir mendapatkan berbagai pelatihan dan pembinaan dari di seluruh Kecamatan di Kabupaten Sukabumi pemerintah daerah pusat dan daerah. Jumlah para memproduksi makanan. Hal ini mengingat bahwa pelaku usaha yang berada di Kabupaten Sukabumi masyarakat Kabupaten Sukabumi yang rajin, kreatif,

Pengembangan Produk Unggulan UMKM 167 Kabupaten Sukabumi Pengembangan Produk Unggulan UMKM 167 Kabupaten Sukabumi

luar daerah. Pelayanan

Hasil olahan makanan para UMKM Kabupaten Penjaminan kualitas produk yang dijual dilakukan Sukabumi dipasarkan baik ditingkat lokal, nasional, melalui penyortiran produk berdasarkan kualitas, maupun internasional. Permintaan hasil olahan menimbulkan kebutuhan pelatihan proses pengolahan Kabupaten Sukabumi di berbagai daerah, tingkat agar terjadi peningkatan kualitas produk. nasional maupun tingkat internasional terus

mengalami peningkatan seiring dengan meningkatnya Aktivitas Pendukung

jumlah penduduk pada suatu daerah ataupun negara.

a. Infrastruktur Perusahaan

Daya serap tenaga kerja pada komoditi ini juga cukup Infrastruktur pendukung industri pengolahan besar. Bentuk usaha olahan makanan di Kabupaten logam Kabupaten Sukabumi, pada dasarnya Sukabumi adalah berbentuk home industry.

melingkupi sarana akses jalan darat menuju Secara umum analisis rantai nilai dari produk lokasi usaha di Kabupaten Sukabumi dan kondisi olahan logam dapat dijabarkan sebagai berikut:

infrastruktur energi listrik yang merupakan variabel penting dalam peningkatan produksi.

Aktivitas Utama

b. Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)

a. Logistik ke Dalam (Inbound Logistics) Kinerja SDM dalam pengelolaan usaha Ketersediaan bahan baku untuk produksi di dapat membutuhkan tenaga kerja dengan keterampilan dari pedagang distributor di Kabupaten Sukabumi, manajerial yang memadai. Pekerja berasal dari hingga saat ini tidak pernah mengalami kesulitan masyarakat sekitar dengan kriteria unskilled maupun dalam mendapatkan bahan baku tersebut, meskipun skilled yang kemudian dilatih secara langsung atau ada beberapa bahan baku khusus yang didatangkan dituntun oleh pekerja yang sudah lama berkerja. dari luar Kabupaten Sukabumi, namun harga bahan

Penerapan manajemen usaha yang lebih modern baku cenderung cepat meningkat. Lokasi industri akan mendukung perkembangan usaha. Dapat pengolahan pada dasarnya masih merupakan usaha dijadikan usaha andalan/mata pencaharian masyarakat perorangan atau kelompok yang terkumpul dalam dalam pemberdayaan ekonomi kerakyatan terutama sentra industri logam Kabupaten Sukabumi.

bagi masyarakat petani sebagai alternatif kegiatan

b. Operasi/Produksi ekonomi bernilai tambah tinggi. Produksi-produksi pada saat ini sebagian besar

Untuk UMKM, dijelaskan bahwa proses masih menggunakan peralatan secara manual dan pengembangan produk yang masih buruk. Oleh karena sebagian menggunakan teknologi pengecoran dan itu, sangat sedikit informasi yang tersedia tentang mesin pembubutan yang berkembang. Produk bagaimana berhasil merancang, mengembangkan, olahan logam sebagian besar alat rumah tangga dan dan memasarkan produk baru di UMKM. Usaha komponen kendaraan bermotor. Kekhasan produk kecil yang dibatasi oleh keterbatasan pengetahuan, olahan logam Kabupaten Sukabumi, secara kualitas sumber daya dan keterampilan. Namun, di sisi lain lebih baik dibanding yang dihasilkan daerah lain.

mereka harus terus mengembangkan produk baru Pengetahuan mengenai teknologi pengecoran untuk mempertahankan pertumbuhan mereka (Senk dan pembubutan yang mudah difragmentasi oleh et al., 2010). pelaku usaha baru, sehingga berpotensi menimbulkan

c. Pengembangan Teknologi citra daerah sebagai penghasil olahan logam.

Pengembangan teknologi produksi relatif

c. Logistik ke Luar (Outbound Logistics) lambat berkembang dan lebih banyak menggunakan Produk logam olahan yang dihasilkan dijual proses produksi secara manual dan tradisional. langsung ke pasar atau melalui pedagang pengumpul Sistem penyediaan dan pelatihan tenaga kerja dalam yang berasal dari wilayah Sukabumi maupun dari luar penggunaan teknologi dapat diperoleh di lingkungan wilayah Kabupaten Sukabumi.

industri tersebut melalui sistem pemagangan.

d. Pemasaran dan Penjualan

d. Pengadaan Barang

Akses informasi pasar masih terbatas pada Pengadaan bahan baku dilakukan sesuai pameran-pameran yang diadakan oleh dinas terkait. kebutuhan. Ketersediaan bahan baku di pasar-pasar

168 Trikonomika Dikdik Kusdiana Vol. 13, No. 2, Desember 2014

Ardi Gunardi Ardi Gunardi