PENGEMBANGAN BUKU SISWA ELEKTRONIK (BSE) BERBASIS MULTIPLE REPRESENTATIONS PADA MATERI FISIKA UNTUK SMP KELAS VIII

(1)

ABSTRAK

PENGEMBANGAN BUKU SISWA ELEKTRONIK (BSE) BERBASIS MULTIPLE REPRESENTATIONS PADA MATERI FISIKA

UNTUK SMP KELAS VIII Oleh

Lisa Apriyani

Berdasarkan hasil wawancara peneliti terhadap siswa SMP di Bandar Lampung, diketahui bahwa banyak siswa belum memiliki sumber belajar seperti buku untuk digunakan di luar jam sekolah. Diketahui pula bahwa alasan siswa tidak memiliki sumber belajar adalah keterbatasan biaya serta kesulitan dalam mendapatkannya. Mempertimbangkan masalah-masalah tersebut, maka peneliti mengembangkan sebuah buku elektronik sebagai sumber belajar. Buku elektronik yang

dikembangkan berbasis multiple representations untuk materi fisika SMP kelas VIII. Tujuan pengembangan ini adalah agar siswa lebih tertarik untuk belajar dan mampu mengembangkan pemahaman konsep fisika siswa. Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini diadaptasi dari model pengembangan media pembelajaran menurut Suyanto dan Sartinem (2009:16). Model pengembangan ini meliputi lima prosedur pengembangan produk dan uji coba produk, yaitu :

penelitian pendahuluan, pembuatan naskah/ desain materi, pengembangan produk, uji coba produk (uji internal dan uji eksternal), dan diseminasi dan implementasi. Hasil uji internal menunjukkan bahwa sumber belajar yang dikembangkan telah


(2)

Lisa Apriyani sesuai dengan standar isi dan layak digunakan sebagai sumber belajar bagi siswa. Hasil uji eksternal menunjukkan bahwa kualitas sumber belajar sangat menarik yaitu mencapai 96% untuk tingkat kemenarikan produk dan efektif digunakan sebagai sumber belajar yaitu mencapai 82% siswa tuntas KKM. Jadi, dapat disimpulkan bahwa dihasilkan sumber belajar berupa buku elektronik berbasis multiple representations yang telah teruji dan layak digunakan dengan kualitas sangat menarik dan dinyatakan efektif digunakan sebagai sumber belajar.


(3)

PENGEMBANGAN BUKU SISWA ELEKTRONIK (BSE) BERBASIS MULTIPLE REPRESENTATIONS PADA MATERI FISIKA

UNTUK SMP KELAS VIII

Oleh LISA APRIYANI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Fisika

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2013


(4)

Judul Skripsi : PENGEMBANGAN BUKU SISWA

ELEKTRONIK (BSE) BERBASIS MULTIPLE REPRESENTATIONS PADA MATERI

FISIKA UNTUK SMP KELAS VIII Nama Mahasiswa : Lisa Apriyani

Nomor Pokok Mahasiswa : 0913022051 Program Studi : Pendidikan Fisika

Jurusan : Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Drs. I Dewa Putu Nyeneng,M.Sc. Drs. Nengah Maharta,M.Si. NIP 19580603 198303 1 002 NIP 19551213 198303 1 022

2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

Dr. Caswita, M.Si.


(5)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. I Dewa Putu Nyeneng,M.Sc. ____________

Sekretaris : Drs. Nengah Maharta, M.Si. ____________

Penguji

Bukan Pembimbing : Dr. Agus Suyatna, M.Si. ____________

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. H. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003


(6)

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini adalah: Nama : Lisa Apriyani

NPM : 0913022051

Fakultas / Jurusan : KIP / Pendidikan MIPA Program Studi : Pendidikan Fisika

Alamat : Jl. H. Khomaruddin Gg.Abung No.39 Rajabasa Raya, Rajabasa, Bandarlampung

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Bandarlampung,2 Mei 2013

Lisa Apriyani NPM 0913022051


(7)

ix RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Rajabasa, Bandar Lampung, pada tanggal 1 April 1991, anak keempat dari empat bersaudara dari pasangan Bapak A. Sanusi dan Ibu Ida

Darsini.

Penulis mengawali pendidikan formal di SD Negeri 1 Rajabasa Raya yang diselesaikan pada Tahun 2003, melanjutkan di SMP Negeri 8 Bandar Lampung yang diselesaikan pada Tahun 2006, dan masuk SMA Negeri 5 Bandar Lampung yang diselesaikan pada Tahun 2009. Pada tahun 2009 penulis diterima di Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).

Selama menempuh pendidikan pada Program Studi Pendidikan Fisika, penulis pernah menjadi asisten praktikum untuk Mata Kuliah Fisika Dasar mahasiswa Pendidikan Matematika pada tahun 2012. Selama menjadi mahasiswa, penulis memiliki pengalaman organisasi, yaitu sebagai Eksakta Muda Himasakta FKIP Unila pada tahun 2009/2010, Anggota Divisi Seni Dan Kreativitas Himasakta FKIP Unila pada tahun 2010/2011, sebelum akhirnya menjadi Sekretaris Divisi Seni Dan Kreativitas Himasakta FKIP Unila pada tahun 2011/2012. Pada tahun 2012/2013, penulis menjabat sebagai Anggota MMJ IX Himasakta FKIP Unila.


(8)

MOTTO

“Allah tidak akan membebani suatu kaum melainkan dengan kesanggupannya....” (Q.S Al-Baqarah : 286)

“Jangan pernah takut gagal sebelum mencoba” (Lisa Apriyani)

“Ucaplah basmallah sebelum memulai sesuatu, dan akhiri dengan hamdallah ketika mengakhirinya”


(9)

PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan limpahan rahmat serta hidayah-Nya. Dengan kerendahan hati, penulis persembahkan lembaran-lembaran sederhana lewat karya kecil ini kepada :

1. Ayahku A.Sanusi dan Ibuku Ida Darsini tercinta yang telah sepenuh hati membesarkan, mendidik, dan mendo’akanku tanpa pernah lelah.

2. Kakak-kakakku tersayang, Aa’ Taufik Hidayat, Mba’ Ana Sri Rahayu Ningsih, S.E., dan Mba’ Tri Yuli Prihatini, S.Pd. yang selalu memberikan dukungan semangat serta do’a dalam setiap langkah penulis.

3. Keluarga besar Ayah dan Ibu yang selalu memberikan dukungan.

4. Sahabat terbaikku, Anjar Septiani, Dian Aditya, Dita Haryaningtyas, Ernisa Pratiwi, dan Fitriyani April N yang tak henti-hentinya memberi motivasi dalam langkahku menyelesaikan studi.

5. Sahabat seperjuangan, Pramita Sylvia Dewi, Fajar Swasono, Fera Mulya Sari, Yeda Espita, Rista Fidianingsih, dan teman-teman lain yang tak bisa

disebutkan satu per satu, terimakasih atas do’a dan dukungan selama ini. 6. Almamater tercinta, Universitas Lampung yang telah memberi banyak


(10)

SANWACANA

Alhamdulillah segala puji bagi Allah, atas rahmat dan ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengembangan Buku Siswa Elektronik (BSE) Berbasis Multiple Representations Pada Materi Fisika Untuk SMP Kelas VIII”. Sholawat serta salam penulis haturkan kepada Rasulullah SAW beserta keluarga dan para sahabatnya dan kepada seluruh umatnya, mudah-mudahan kelak kita mendapat syafa’atnya di yaumil akhir kelak. Amiin.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA. 3. Bapak Dr. Agus Suyatna, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Fisika dan Pembahas yang banyak memberikan masukan dan kritik yang bersifat positif dan membangun.

4. Bapak Drs. I Dewa Putu Nyeneng, M.Sc., selaku Pembimbing Akademik (PA) dan Pembimbing I, atas kesabaran dalam memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi kepada penulis selama menyelesaikan skripsi.

5. Bapak Drs. Nengah Maharta, M.Si., selaku Pembimbing II, atas kesabarannya dalam memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi kepada penulis selama menyelesaikan skripsi.


(11)

6. Bapak Drs. Eko Suyanto, M.Pd., selaku evaluator uji ahli desain, terimakasih atas waktu dan masukannya.

7. Bapak Wayan Suana, M.Si., selaku evaluator uji ahli materi, terimakasih atas waktu dan masukannya.

8. Bapak dan ibu dosen Pendidikan Fisika Universitas Lampung yang telah memberikan pendidikan yang sangat berguna bagi penulis.

9. Siswa dan siswi kelas VIIIA SMP Negeri 8 Bandar Lampung atas bantuan dan kerjasamanya.

10.Sahabat-sahabat seperjuangan keluarga besar pendidikan fisika 2009. 11.Kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini. Penulis berdo’a semoga semua amal dan bantuan saudara/i mendapatkan balasan dari Allah SWT dan semoga skripsi ini bermanfaat. Amiin.

Bandar Lampung, Maret 2013 Penulis,


(12)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... xv

DAFTAR TABEL ... xviii

DAFTAR GAMBAR ... xix

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah... 3

1.3 Tujuan Pengembangan ... 4

1.4 Manfaat Pengembangan ... 4

1.5 Ruang Lingkup Pengembangan ... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Media Pembelajaran ... 6

2.2 Buku Elektronik (E-book) ... 9

1. Manfaat E-book ... 10

2. Kendala E-book ... 12

3. Format E-book ... 13

2.3 Multiple Representations ... 16

2.4 Energi dan Usaha ... 23

1. Energi ... 23

2. Usaha ... 25


(13)

xvi III.METODE PENGEMBANGAN

3.1 Model Penelitian Pengembangan ... 32

3.2 Prosedur Pengembangan ... 32

3.3 Uji Coba Produk ... 37

1. Desain Uji Coba ... 38

2. Subjek Uji Coba ... 38

3. Jenis Data ... 39

4. Instrumen Pengumpulan Data ... 40

5. Teknik Analisis Data ... 41

IV.HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengembangan ... 45

4.2 Pembahasan ... 61

1. Kesesuaian Produk yang Dihasilkan dengan Tujuan Pengembangan. 61 2. Kelebihan dan Kekurangan Produk ... 63

V. SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 65

5.2 Saran ... 65

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 1. Transkrip Wawancara Siswa SMP Di Bandar Lampung ... 70

2. Instrumen Uji Ahli Materi ... 76

3. Hasil Uji Ahli Materi ... 84

4. Instrumen Uji Ahli Desain ... 92

5. Hasil Uji Ahli Desain ... 97

6. Instrumen Uji Kelompok Kecil (Kemenarikan) ... 102

7. Daftar Penilaian Angket Kemenarikan ... 104


(14)

xvii

9. Pemetaan ... 107

10. Kisi-Kisi Soal Post-Test ... 109

11. Soal Post-Test ... 113

12. Hasil Uji Efektifitas... 117

13. Story Board Produk ... 119

14. Surat Izin Penelitian ... 127


(15)

xviii

DAFTAR TABEL.

Tabel

Halaman

3.1. Kriteria Konversi Nilai. ... 43

4.1 Hasil Identifikasi Kebutuhan Siswa ... 45

4.2 Hasil Uji Ahli Desain ... 56

4.3 Hasil Uji Ahli Materi ... 57

4.4 Hasil Uji Kemenarikan Terhadap Produk Prototipe II ... 59


(16)

xix

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Contoh Pesawat Sederhana yang Dapat Dijumpai Di Berbagai Tempat . 26

2.2 Pengungkit Jenis Pertama ... 28

2.3 Pengungkit Jenis Kedua... 28

2.4. Pengungkit Jenis Ketiga ... 29

3.1 Model Pengembangan Media Pembelajaran Termodifikasi ... 33

3.2 Desain Uji Coba Produk ... 38

4.1 Peta Konsep Materi ... 47

4.2 Desain Cover dan Halaman Judul ... 50

4.3 Layout Kata Pengantar dan Halaman ... 51

4.4 Format Tampilan Awal Bab dan Tampilan Teks dan Gambar ... 52

4.5 Tampilan E-book Format .pdf ... 53

4.6 Tampilan E-book Format .epub ... 54


(17)

I. PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Belajar merupakan suatu proses yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Sehingga, proses belajar itu dapat terjadi dimana saja dan kapan saja. Proses belajar di sekolah misalnya, interaksi yang terjadi selama proses belajar tersebut dipengaruhi oleh lingkungannya yaitu murid, guru, kepala sekolah, petugas perpustakaan, bahan atau materi pelajaran (buku, modul, selebaran, majalah, rekaman, dan video), serta berbagai sumber belajar dan fasilitas yang meliputi radio, televisi, komputer, perpustakaan, laboratorium, dan lain-lain.

Manusia memperoleh kemampuannya melalui belajar. Kemampuan manusia yang dikembangkan melalui belajar yaitu keterampilan intelektual, informasi verbal, strategi kognitif, keterampilan motorik, dan sikap. Dalam belajar siswa tentu membutuhkan media atau sumber belajar. Bukan hanya guru, sumber belajar juga dapat diperoleh dari bahan seperti buku, radio, majalah, film, bingkai, bahkan video.

Dalam pembelajaran Fisika, dibutuhkan berbagai cara yang efektif untuk


(18)

2 pembelajaran. Media merupakan suatu perantara untuk menyampaikan pesan dari pengirim ke penerima. Dalam pengertian ini, guru, buku, dan lingkungan

merupakan media. Secara khusus, pengertian media dalam proses belajar

mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.

Berdasarkan penelitian awal penulis yang berupa wawancara terhadap beberapa siswa SMP di Bandar Lampung, dalam belajar Fisika, guru mereka cenderung mengajar secara konvensional. Media yang digunakan sebagai sumber belajar berupa buku cetak dan LKS. Penggunaan buku cetak tersebut pun dinilai tidak efektif karena tidak semua siswa memilikinya, sehingga, proses belajar siswa hanya terjadi di sekolah, sementara di rumah, siswa hanya dapat melakukan hal lain selain belajar. Hal ini disebabkan karena tidak semua siswa memiliki

kemampuan cukup untuk membeli buku. Selain itu, buku yang biasa dipinjamkan oleh guru kurang menarik perhatian siswa sehingga, proses belajar di sekolah pun belum mampu mengembangkan pemahaman konsep Fisika siswa.

Dalam hal ini, siswa memerlukan cara yang tepat untuk mengatasi masalah dalam belajar Fisika khususnya. Diantaranya, mudah mendapatkan sumber belajar seperti buku. Buku yang dimaksud bukan buku cetak melainkan buku elektronik. Seiring dengan perkembangan teknologi saat ini, penggunaan gadget seperti handphone, i-phone, laptop, dan smartphone sangat berguna untuk membantu siswa belajar. Salah satunya dalam pembacaan buku elektronik itu sendiri.


(19)

3 karena siswa dengan mudah dapat mendownload secara gratis buku tersebut dan dapat belajar dimana saja dan kapan saja tanpa harus menunggu waktu sekolah. Buku elektronik untuk pembelajaran IPA pun sebenarnya sudah tersedia, namun, buku elektronik IPA yang ada tersebut hanya berupa teori dan memuat

persamaan-persamaan tanpa dilengkapi dengan gambar atau grafik yang sangat dibutuhkan dalam pemahaman konsep fisika siswa.

Selain buku yang mudah didapat dan murah, diperlukan juga pendekatan yang tepat agar siswa tidak merasa bosan dalam mempelajari buku tersebut. Sehingga, penulis mencoba untuk membuat buku elektronik yang menarik dengan

menggunakan pendekatan multiple representations berupa representasi verbal, persamaan, grafik, serta gambar. Representasi didefinisikan sebagai aktivitas atau hubungan dimana satu hal mewakili hal lain sampai pada suatu level tertentu, untuk tujuan tertentu, dan yang kedua oleh subjek atau interpretasi pikiran. Representasi menggantikan atau mengenai penggantian suatu objek,

penginterpretasian pikiran tentang pengetahuan yang diperoleh dari suatu objek, yang diperoleh dari pengalaman tentang tanda representasi.

Berdasarkan uraian di atas, penulis telah melakukan penelitian pengembangan

yang berjudul “ Pengembangan Buku Siswa Elektronik (BSE) Berbasis Multiple

Representations pada Materi Fisika untuk SMP Kelas VIII”. 1.2Rumusan Masalah

Rumusan masalah pengembangan ini adalah “Dibutuhkan buku siswa elektronik yang berbasis multiple representations pada materi fisika untuk SMP Kelas VIII”.


(20)

4 1.3Tujuan

Tujuan penelitian pengembangan ini adalah untuk menghasilkan buku siswa elektronik yang berbasis multiple representations pada materi fisika untuk SMP kelas VIII agar siswa tertarik untuk belajar dan mampu mengembangkan

pemahaman konsep mereka. 1.4Manfaat Pengembangan

Manfaat yang dapat diperoleh dari pengembangan ini diantaranya :

1. Memberikan alternatif bagi guru dalam penyajian materi pembelajaran kepada siswa secara keseluruhan.

2. Dapat digunakan siswa sebagai sumber belajar alternatif yang mudah didapat, menarik dan mampu mengembangkan pemahaman konsep mereka.

1.5Ruang Lingkup Pengembangan

Ruang lingkup dalam penelitian pengembangan ini adalah sebagai berikut : 1. Pengembangan yang dimaksud adalah pembuatan buku elektronik berbasis

multi representasi yang memuat representasi verbal, matematis, dan gambar pada materi fisika untuk SMP kelas VIII sesuai dengan ketentuan bahan ajar yang ditetapkan oleh BSNP.

2. Materi pokok yang disajikan dalam buku elektronik ini adalah materi Usaha dan Energi dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pada siswa kelas VIII sesuai dengan ketentuan bahan ajar yang ditetapkan oleh BSNP.

3. Subjek uji coba penelitian pengembangan ini meliputi uji ahli desain, uji ahli materi, uji kelompok kecil, dan uji lapangan.


(21)

5 4. Uji ahli desain dikenakan kepada seorang dosen FKIP Unila yang

berpengalaman dalam pembuatan modul baik cetak maupun elektronik. 5. Uji ahli materi dikenakan terhadap seorang dosen Pendidikan Fisika FKIP

Unila.

6. Uji kelompok kecil dan uji lapangan dikenakan kepada siswa SMP. Uji kelompok kecil dilakukan kepada 10 orang siswa SMP di Bandar Lampung, sedangkan uji lapangan dilakukan terhadap satu kelas sampel siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Bandar Lampung.


(22)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti “tengah”, “perantara”, atau “pengantar”. Gerlach & Ely dalam Arsyad (2011: 3) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.

Beberapa ahli telah pula mengemukakan pengertian media. Seperti dikutip dari Arsyad (2011:1) berikut ini :

1. Media merupakan segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi (Association of Education and Communication Technology, 1997).

2. Media adalah penyebab atau alat yang turut campur tangan dalam dua pihak dan mendamaikannya (Fleming, 1987 : 234).

3. Media atau medium merupakan perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima (Heinich,dkk, 1982).

4. Media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari antara lain buku, tape recorder, kaset, video kamera, video recorder, film, slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer (Gagne’ & Briggs, 1975).


(23)

7 Berdasarkan uraian batasan tentang media di atas, berikut ciri-ciri umum yang terkandung pada setiap bahasan itu menurut Arsyad (2011:6).

1. Media pendidikan memiliki pengertian fisik yang dewasa ini dikenal sebagai hardware (perangkat keras), yaitu sesuatu benda yang dapat dilihat, didengar, atau diraba dengan panca indera.

2. Media pendidikan memiliki pengertian nonfisik yang dikenal sebagai software (perangkat lunak), yaitu kandungan pesan yang terdapat dalam perangkat keras yang merupakan isi yang ingin disampaikan kepada siswa.

3. Penekanan media pendidikan terdapat pada visual dan audio.

4. Media pendidikan memiliki pengertian alat bantu pada proses belajar baik di dalam maupun di luar kelas.

5. Media pendidikan digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi guru dan siswa dalam proses pembelajaran.

6. Media pendidikan dapat digunakan secara massal (misalnya : radio, televisi), kelompok besar dan kelompok kecil, atau perorangan.

7. Sikap, perbuatan, organisasi, strategi, dan manajemen yang berhubungan dengan penerapan suatu ilmu.

Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang terpenting adalah metode mengajar dan media pembelajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media

pembelajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus diperhatikan dalam memilih media, antara lain tujuan pembelajaran, jenis tugas, dan respon yang diharapkan siswa kuasai setelah pembelajaran berlangsung, dan konteks pembelajaran termasuk karakteristik siswa. Meskipun demikian, dapat


(24)

8 dikatakan bahwa salah satu fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru.

Hamalik (1994: 15) mengemukakan bahwa :

Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa

pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.

Levie & Lentz (1982) dalam Arsyad (2011: 16) mengemukakan empat fungsi media pembelajaran, khususnya media visual, yaitu (a) fungsi atensi, (b) fungsi afektif, (c) fungsi kognitif, dan (d) fungsi kompensatoris. Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran. Fungsi afektif media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar atau membaca teks bergambar.

Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar. Fungsi kompensatoris media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali.


(25)

9 Heinich,dkk dalam Arsyad (2011: 67) mengajukan model perencanaan media yang efektif yang dikenal dengan istilah ASSURE (Analyze learner

characteristics, State objective, Select, or modify media, Utilize, Require learner response,and Evaluate). Model ini menyarankan enam kegiatan utama dalam perencanaan pembelajaran sebagai berikut :

( A ) menganalisis karakteristik umum kelompok sasaran. ( S ) menyatakan atau merumuskan tujuan pembelajaran.

( S ) memilih, memodifikasi, atau merancang dan mengembangkan materi dan media yang tepat.

( U ) menggunakan materi dan media. ( R ) meminta tanggapan dari siswa. ( E ) mengevaluasi proses belajar.

Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, bahwa media pembelajaran merupakan komponen instruksional yang meliputi pesan, orang, dan peralatan. Dalam perkembangannya, media pembelajaran mengikuti perkembangan teknologi. 2.2 Buku Elektronik (e-book)

Buku elektronik (e-book) atau buku digital adalah versi elektronik dari buku. Jika buku pada umumnya terdiri dari kumpulan kertas yang dapat berisikan teks atau gambar, maka buku elektronik berisikan informasi digital yang juga dapat berwujud teks atau gambar.

Menurut Wikipedia :

An electronic book (also e-book, ebook, digital book) is a text and image based publication in digital form produced on, published by, and readable on computers or other digital devices.

Sedangkan menurut The Oxford Dictionary of English sebagai berikut :

The e-book as an electronic version of a printed book, but e-books can and do exist without any print equivalent. E-books are usually read on


(26)

10 dedicated hardware devices known as e-Readers or e-book devices. Personal computers and some cell phones can also be used to read e-books.

Gutenberg membuat revolusi dengan mesin cetaknya. Buku yang tadinya ditulis dengan tangan akhirnya dapat dicetak dan diperbanyak dalam jumlah besar. Temuannya ini membuat banyak orang dapat mengakses informasi tulisan dengan lebih murah dan lebih cepat. Bayangkan bagaimana membuat ribuan buku jika semuanya harus ditulis dengan tangan secara manual. Revolusi ini telah terjadi ratusan tahun. Kini revolusi tulis cetak kembali terulang dengan bantuan teknologi.

Hal yang sama terjadi dengan e-book. Teknologi komputer semakin hebat dan semakin murah sehingga memungkinkan seseorang untuk memiliki komputer pribadi. Ada hukum Moore yang menyatakan bahwa kemampuan prosesor (komputer) meningkat dua kali lipat setiap delapan belas bulan.

Ribuan buku telah diubahsuaikan menjadi format digital, buku langka dan klasik telah berubah format dari kumpulan kertas dan cetakan menjadi format digital yang dapat diakses di mana saja dan kapan saja dengan menggunakan perangkat elektronik.

1. Manfaat E-book

Keuntungan dan manfaat jika menulis, membuat dan mempublikasikan e-book diantaranya adalah :


(27)

11 1. Ukuran fisik kecil

Karena buku elektronik memiliki format digital, dia dapat disimpan dalam penyimpan data (Hard disk, CD, USB). Puluhan, ratusan, bahkan ribuan buku dapat disimpan dalam sekeping CD, Flash Disk, dan lainnya, sehingga tidak mengambil banyak tempat.

2. Mudah dibawa

Beberapa buku dalam format buku elektronik dapat dibawa dengan mudah, baik melalui cakram DVD, USB dan media penyimpan lainnya. 3. Tidak lapuk

E-book tidak akan menjadi lapuk seperti layaknya buku biasa. Format digital dari e-book dapat bertahan sepanjang masa dengan kualitas yang tidak berubah. Baik dalam tempo 1 tahun, 10 tahun, atau bahkan lebih. 4. Gampang diproses

Isi dari buku elektronik atau e-book dapat dilacak atau dijelajahi dengan mudah dan cepat.

5. Dapat dibaca oleh orang yang tidak mampu/ tidak bisa membaca

Hal ini dikarenakan format e-book dapat diproses oleh komputer, isinya dapat “dibacakan” oleh sebuah komputer dengan menggunakan text to speech synthesizer.

6. Mudah digandakan

Penggandaan buku elektronik sangat mudah dan murah. Untuk membuat ribuan copy dari e-book dapat dilakukan dengan murah, mudah, dan cepat, sementara untuk mencetak ribuan buku membutuhkan biaya yang sangat mahal dan waktu yang tidak sebentar.


(28)

12 7. Mudah dalam pendistribusian

Pendistribusian dapat menggunakan media seperti internet. Pengiriman buku dari Amerika ke Indonesia dapat dilakukan dalam periode menit. Buku langsung dapat dibaca pada saat itu juga.

8. Interaktif

E-book mampu menyampaikan informasi yang interaktif bagi pembacanya.

9. Kecepatan publikasi

Rata-rata buku memerlukan waktu 1-3 bulan untuk terbit dan dijual kepasaran. Namun, e-book hanya memerlukan waktu beberapa jam saja. 10.Ragam e-reader

Banyak sekali e-book reader yang tersedia dipasaran, baik melalui PC, gadget e-reader dan lainnya.

11.Mendukung penghijauan

Menurut Cindy Katz dan Junnifer Wilkov dalam bukunya dengan judul “How to Go Green Books” bahwa jika suatu penerbit menjual 1 juta copy buku dengan masing-masing 250 lembar halaman per copy-nya untuk satu judul buku, maka hal itu berarti diperlukan sebanyak 12.000 pohon untuk memproduksi 1 buku saja.

2. Kendala E-book

Sebagai sebuah produk teknologi pasti mempunyai kendala. Kendala dari e-book diantaranya adalah :


(29)

13 1. Harus mudah digunakan

E-book digunakan oleh orang dari berbagai latar belakang pendidikan dan kultur. Oleh sebab itu, sistemnya harus mudah digunakan. Namun

penyebaran gadget e-reader masih belum merata dan masih mahal, meski perkembangan penggunaan komputer dan internet sudah semakin tinggi. 2. Mempunyai baterai yang tahan lama dan tidak bergantung listrik

Peralatan pembaca e-book harus menggunakan baterai agar dapat dibawa kemana-mana. Namun, lamanya masa operasi perangkat dengan baterai ini masih cukup singkat.

3. Harus tahan bantingan

Buku konvensional dapat dimasukkan ke dalam tas dan dibawa kemana-mana tanpa ketakutan akan rusak yang berlebihan. Perangkat pembaca e-book masih sensitive.

4. Hak cipta

Format digital membawa masalah pada hak cipta karena informasi yang dikemas dalam format digital sangat mudah untuk diduplikasi tanpa merusak sumbernya. Hasil duplikasi juga memiliki kualitas yang sama dengan aslinya.

3. Format E-book

Format book sangat erat kaitannya dengan book reader karena setiap e-book reader mendukung format tertentu. Format e-e-book yang biasa ditemui adalah .pdf dan .epub. Di bawah ini adalah beberapa contoh format yang umum dan sering dipakai oleh penulis e-book.


(30)

14 1. Plain Text (ASCII) - .txt

Format ini adalah format yang paling sederhana dalam format teks biasa, atau lebih sering disebut Plain Text atau ASCII. Format ini digunakan jika tulisan tidak memiliki gambar atau ilustrasi lain.

2. Open Electronic Package - .opf

OPF adalah format e-book yang diciptakan oleh E-Book Systems. 3. TomeRaider - .tr2, .tr3

Saat ini ada versi TomeRaider untuk Windows, Pocket PC, Palm, Symbian, iPhone.

4. Arghos Diffusion - .aeh

Format AEH dikembangkan oleh perusahaan Perancis Difusi Arghos. File AEH hanya dapat dibaca pada Arghos Player.

5. FictionBook - .fb2

FictionBook berbasis XML format, didukung oleh e-book reader seperti Haali Reader dan FBReader.

6. Microsoft CHM - .chm

Format CHM berdasarkan HTML. Sebagai pengembangan HTML, format CHM mampu menyimpan banyak halaman beserta link-nya serta gambar dalam suatu file.

7. Microsoft Word dan RTF - .doc, .rtf

Format MS Word ini dapat digunakan untuk menyampaikan tulisan yang memiliki layout sederhana.

Format RTF memiliki keuntungan dan kekurangan yang kurang lebih sama dengan MS Word.


(31)

15 8. Portable Document Format - .pdf

Pada saat ini format PDF menjadi salah satu format yang paling popular dalam distribusi tulisan. Keuntungan format PDF adalah sudah banyak digunakan oleh orang. Mekanisme pembuatan PDF ini pun sangat mudah. 9. DjVu - .djvu

DjVu adalah sebuah format e-book yang mengkhususkan diri dalam scanning dan menyimpan gambar. Keuntungan dari DjVu ini

memungkinkan untuk mengambil scan beresolusi tinggi (300-400 DPI). 10.Microsoft Reader - .lit

File LIT dapat dibaca pada program Microsoft Reader sebagai format LIT. 11.EReader - .pdb

EReader adalah freeware program untuk e-book Palm Digital Media. 12.Desktop Author – dnl, .exe

File DNL dapat dilihat di dalam web browser atau berdiri sendiri melalui DNL Reader.

13.Mobipocket - .prc

Mobipocket software ini gratis untuk membaca e-book format .prc pada PDA, smartphones, Handphone dan pembaca e-book (Symbian, Windows Mobile, Palm OS, webOS, Java ME, BlackBerry, Psion, Kindle, dan iLiad)

14.EPUB - .Epub (Electronik Publication)

Epub adalah salah satu standar e-book yang saat ini sedang diminati. Seiring dengan merebaknya perkembangan iPhone, iPad, dan iPod Touch. Epub dirilis oleh International Digital Publishing Forum (IDPF).


(32)

16 15.E-book Multimedia - .exe

Multimedia e-book mencakup kombinasi dari teks, audio, gambar diam, animasi, video, dan interaktivitas bentuk konten.

16.Hyper Markup Language dan XML - .Htm, .html

E-book dengan menggunakan HTML dapat dibaca menggunakan browser web, seperti Internet Explorer, Mozilla FireFox, Opera, dan

lainnya.HTML muncul di dunia internet sebagai standar untuk menampilkan tulisan.

2.3 Multiple Representations

Kress,dkk dalam Abdurrahman, Apriliyawati, & Payudi (2008 : 373) mengatakan bahwa secara naluriah manusia menyampaikan, menerima, dan

menginterpretasikan maksud melalui berbagai penyampaian dan berbagai komunikasi. Baik dalam pembicaraan bacaan maupun tulisan. Oleh karena itu, peran representasi sangat penting dalam proses pengolahan informasi mengenai sesuatu.

Suatu pendekatan pembelajaran dapat berpotensi menghasilkan proses pembelajaran yang efektif. Salah satu pendekatan yang baik adalah dengan Multiple Reprsentations. Multiple Representations sendiri berasal dari bahasa inggris yang berarti “banyak penyajian”, “beragam presentasi” atau “beragam penyajian” sebab menggunakan banyak cara untuk menyajikan suatu informasi untuk disampaikan kepada orang lain. Sedangkan pengertian representasi itu sendiri adalah sesuatu yang disimbolkan atau ditampilkan untuk objek-objek atau


(33)

17 proses. Tetapi berbagai pakar mengemukakan definisi representasi yang berbeda-beda, seperti dikutip dari Fadillah (2008: 1) mengenai definisi representasi :

1. Representasi adalah model atau bentuk pengganti dari suatu situasi masalah yang digunakan untuk menemukan solusi, sebagai contoh, suatu masalah dapat direpreentasikan dengan obyek, gambar, kata-kata, atau symbol matematika (Jones & Knuth, 1991).

2. Representasi merupakan cara yang digunakan seseorang untuk

mengkomunikasikan jawaban atau gagasan matematik yang bersangkutan (Cai, Lane, & Jacabcsin, 1996 :243).

3. Representasi didefinisikan sebagai aktivitas atau hubungan dimana satu hal mewakili hal lain sampai pada suatu level tertentu, untuk tujuan

tertentu, dan yang kedua oleh subjek atau interpretasi pikiran. Representasi menggantikan atau mengenai penggantian suatu obyek, penginterpretasian pikiran tentang pengetahuan yang diperoleh dari suatu obyek, yang

diperoleh dari pengalaman tentang tanda representasi (Parmentier dalam Ludlow, 2001 : 39).

4. Representasi merupakan proses pengembangan mental yang sudah dimiliki seseorang, yang terungkap dan divisualisasikan dalam berbagai model matematika, yakni : verbal, gambar, benda konkret, tabel, model-model manipulatif atau kombinasi dari semuanya (Steffe, Weigel, Schultz, Waters, Joijner, & Reijs dalam Hudoyo, 2002 : 47).

5. Representasi adalah suatu konfigurasi yang dapat menyajikan suatu benda dalam suatu cara (Goldin, 2002 :209)

6. Representasi adalah suatu konfigurasi dan sejenisnya yang berkorespondensi dengan sesuatu, mewakili, melambangkan atau menyajikan sesuatu (Palmer dalam Kaput & Goldin, 2004 : 2). 7. Dalam psikologi umum, representasi berarti proses membuat model

konkret dalam dunia nyata ke dalam konsep abstrak atau simbol. Dalam psikologi matematika, representasi bermakna deskripsi hubungan antara objek dengan simbol (Hwang, Chen, Dung, & Yang, 2007).

Representasi sendiri terbagi menjadi dua yaitu representasi internal dan representasi eksternal. Representasi internal dari seseorang sulit untuk diamati secara langsung karena merupakan aktivitas mental dari seseorang dalam pikirannya (minds-on). Tetapi representasi internal seseorang itu dapat

disimpulkan atau diduga berdasarkan representasi eksternalnya dalam berbagai kondisi misalnya dari pengungkapannya melalui kata-kata (lisan), melalui tulisan berupa simbol, gambar, grafik, tabel ataupun melalui alat peraga (hands-on)


(34)

18 (Fadillah, 2008: 1). Dengan kata lain, terjadi hubungan timbal balik antara

representasi internal dan eksternal dari seseorang ketika berhadapan dengan sesuatu masalah. Hal ini di dukung oleh pernyataan Airey J & Linder C dikutip dari Abdurrahman dkk (2008 :373) :

Melalui representasi yang multimodal akan menciptakan suasana pembelajaran dengan peran aktif seluruh potensi yang dimiliki siswa, mengaktifkan kemampuan belajar (learning ability) siswa baik minds-on maupun hands-on, merupakan faktor yang sering menjadi masalah dalam pembelajaran fisika.

Oleh karena itu, dengan adanya pendekatan Multiple Representations diharapkan siswa dapat lebih mudah memahami suatu konsep melalui format representasi yang disajikan. Khususnya fisika, pendekatan Multiple Representations ini akan sangat membantu siswa dalam memahami konsep fisika dan menyelesaikan masalah, seperti diungkapkan Dufresne, Gerace, & Leonard, 1997; Larkin, 1985; Van Heuvelen, 1991, dikutip dalam Solas-Portoles & Lopez (2007). “Physics education literature indicates that using multiple representations is beneficial for student understanding of physics ideas and for problem solving.”

Hal ini ditegaskan pula oleh Kohl, Rosengrant, dan Heuvelen (2007) : Good use of multiple representations is considered key to learning physics, and so there is considerable motivation both to learn how

students use multiple representations when solving problems and to learn how best to teach problem solving using multiple representations.

Namun, sebelum siswa dapat menyelesaikan masalah, mereka harus memahami terlebih dahulu tugas-tugas kognitif yang terkait dengan representasi, yaitu :

1. Siswa harus memahami suatu representasi (yaitu : mana yang merupakan bentuk dan operator dari suatu representasi).

2. Siswa harus memahami hubungan antara representasi dan domainnya. 3. Siswa harus menerjemahkan antar representasi.


(35)

19 4. Jika representasi dirancang mereka sendiri, siswa perlu memilih dan

membangun representasi yang sesuai. (Ainsworth, Labeke, dan Peevers, 2001)

Contoh representasi dalam fisika meliputi kata-kata, gambar, diagram, grafik, simulasi komputer, persamaan matematik dan sebagainya. Seperti yang diungkapkan oleh Rosengrant, dkk (2007):

A representation is something that symbolizes or stands for objects and or processes. Examples in physics include words, pictures, diagrams, graphs, computer simulations, mathematical equations, etc.

Cara penyampaian yang berbeda-beda tersebut mempunyai fungsi spesialisasi atau pencapaian yang berbeda sebagai contoh, penulisan (writing) cocok untuk menyampaikan even-even, sedangkan image lebih cocok untuk display

(memamerkan), demikian juga aspek-aspek yang berbeda dari maksud dijelaskan dengan cara-cara yang berbeda dalam communicational ensemble (Jewitt & Kress dalam Abdurrahman, dkk, 2008 : 403).

Beberapa represenatsi yang lebih konkrit (sebagai contoh, sketsa, gerak, dan diagram bentuk bebas) membantu referensi untuk banyak konsep abstrak seperti percepatan dan hukum Newton kedua, membantu pemahaman siswa. Representasi secara matematika dibutuhkan untuk pemecahan masalah kuantitatif. Representasi yang lebih konkrit dapat digunakan untuk mengaplikasikan konsep dasar

matematika. Sebagai contoh, siswa dapat menggunakan diagram bentuk bebas untuk menyusun hukum Newton kedua dalam bentuk komponen sebagai penolong dalam penyelesaian masalah. Akibatnya, banyak pendidik

merekomendasikan menggunakan Multiple Representations (bermacam-macam representasi) untuk membantu siswa belajar dan menyelesaikan masalah.


(36)

20 Bahkan dalam sebuah jurnal, Hinrichs (seperti dikutip dalam Rosengrant, dkk, 2007) menguraikan bahwa Multiple Representation dapat membantu siswa memahami suatu materi dinamika.

Hinrichs describes how using a system schema (object of interest is circled, objects that are interacting with it are circled and then connected to it via labeled arrows) helped his students learn dynamics. He used the system schema as part of a sequence of representations (problem text, sketch, system schema, free body diagram, and finally equations) to solve a problem.

Berdasarkan kutipan tersebut Hinrichs menguraikan bagaimana menggunakan bagan sistem (objek dari lingkaran penting, objek yang mengintegrasikan dengan lingkaran dan kemudian menghubungkannya melalui anak panah yang

disegelkan) membantu siswanya mempelajari dinamika. Hinrichs menggunakan sistem skema sebagai bagian dari akibat representasi (teks masalah, sketsa, sistem skema, diagram bentuk bebas, dan persamaan akhir) untuk menyelesaikan

masalah.

Kesepakatan umum dari uraian kerja adalah bahwa representasi sangat penting untuk pembelajaran siswa. Representasi membantu siswa dalam pembentukan pengetahuan dan penyelesaian masalah (Kohl & Finkelstein, 2006: 1). Siswa menggunakan banyak representasi untuk membantu mereka memahami keadaan masalah dan mengevaluasi hasilnya.

Representasi-representasi lain yang lebih verbal dalam pernyataan masalah dapat memiliki hasil berbeda pada pekerjaan siswa dan pada pilihan mereka yang menggunakan representasi lain. Menurut Meltzer dalam Rosengrant, dkk (2007) mengenai hal tersebut sebagai berikut: “Student performance of very similar


(37)

21 problems posed in different representations might yield strikingly different

results”.

Untuk beberapa masalah, representasi dengan animasi komputer dapat menerangkan situasi siswa dan membantu mereka memperagakan pemikiran nyata mereka. Siswa yang mempelajari bahan dalam sebuah lingkungan yang menggunakan banyak representasi, kurang dipengaruhi oleh format representasi dari pernyataan masalah.

Suatu analisa konseptual tentang pembelajaran Multiple Representations (MRs) menyarankan ada tiga fungsi utama di dalam situasi pembelajaran untuk

melengkapi, menghambat, dan membangun. Fungsi yang pertama adalah

menggunakan representasi yang berisi informasi komplementer atau pendukungan proses teori komplementer. Yang kedua, satu penyajian digunakan untuk

menghambat kemungkinan keinterpretasian di dalam penggunaan yang lain. Akhirnya, MRs dapat digunakan untuk mendorong siswa membangun suatu pemahaman yang lebih di dalam suatu situasi.

Beberapa model representasi yang digunakan dalam menyampaikan suatu materi pembelajaran berdasarkan Multiple Representations menurut Ainsworth (1999) yaitu :

1. Representasi verbal

Representasi bahasa atau verbal adalah kemampuan menerjemahkan sifat-sifat yang diselidiki dan hubungannya dalam masalah ke dalam representasi verbal atau bahasa. Representasi ini adalah representasi yang amat penting kedudukannya dalam suatu representasi.


(38)

22 2. Representasi matematik

Representasi ini digunakan dalam bentuk rumus dan merupakan

pengembangan dari representasi grafik, bart-chart, teks dan diagram serta verbal. Lebih sering digunakan untuk menyelesaikan suatu permasalahan atau contoh soal.

3. Representasi gambar

Representasi gambar adalah suatu cara menyajikan materi dengan menampilkan suatu gambar. Representasi ini juga banyak diminati oleh siswa dan sebagian dari mereka lebih cepat memahami suatu konsep materi dengan representasi ini.

4. Representasi grafik

Representasi grafik adalah suatu penyajian gagasan yang dihubungkan dengan pemikiran tentang konteks spesifik ilmu fisika. Hal ini diungkapkan oleh Wittmann (2006) “… a representation of linked ideas used when

reasoning about specific contexts in physics…” 5. Representasi dengan simulasi komputer

Untuk beberapa masalah, representasi dengan animasi komputer dapat menerangkan situasi siswa dan membantu mereka memperagakan pemikiran nyata mereka. Representasi ini lebih murah dibandingkan dengan

menggunakan alat langsung yang biayanya mahal.

Berbagai representasi yang telah disebutkan di atas dapat memudahkan siswa membangun pengetahuannya sendiri. Seperti dikemukakan oleh Feynman (1965) bahwa :


(39)

23 “kemungkinan suatu hal adalah sederhana jika kamu dapat

menggambarkan dalam beberapa jalan/ cara berbeda tanpa mengetahui bahwa kamu sedang menggambarkan hal yang sama.”

Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa berbagai representasi merupakan jalan yang baik untuk siswa memahami suatu pelajaran. Sebab berbagai representasi dapat memunculkan kemampuan-kemampuan lain dari penggabungan banyak penyampaian. Dari penjelasan mengenai Multiple Representastions dapat disimpulkan bahwa Multiple Representations adalah suatu model atau bentuk pengganti, cara, atau proses yang digunakan seseorang untuk mengkomunikasikan sesuatu atau pengetahuan yang disajikan atau diungkapkan melalui berbagai model (verbal, persamaan matematik, gambar, simulasi, benda nyata, dll). 2.4 Energi dan Usaha

1. Energi

Energi didefinisikan sebagai kemampuan untuk melakukan usaha, yakni menyebabkan sesuatu berpindah. Tetapi, ketika usaha ditunjukkan, selalu ada perubahan. Hubungan ini memberikan definisi umum bahwa energi adalah kemampuan untuk menyebabkan perubahan (Rahadjo,dkk, 2008: 265).

Energi terjadi pada berbagai bentuk yang berbeda. Api memiliki energi panas dan energi cahaya. Lemak yang tersimpan dalam tubuh mengandung energi kimia. Sebagai penyebab berubahnya benda-benda, energi itu sendiri seringkali mengalami perubahan dari satu bentuk ke bentuk lain. Ketika mobil terletak di tempat panas sepanjang hari, energi gelombang cahaya berubah menjadi energi panas yang menghangatkan bagian dalam mobil itu. Dalam api unggun, energi


(40)

24 kimia di dalam kayu berubah menjadi energi cahaya dan panas. Selama perubahan bentuk, misalnya saat cahaya berubah menjadi panas, banyaknya energi tetap sama. Tak ada energi yang hilang atau bertambah. Hanya bentuk energi yang berubah, bukan banyaknya energi.

a. Energi Kinetik dan Potensial

Energi kinetik adalah energi dalam bentuk gerak. Roda yang berputar, anak-anak yang berlari, dan plastik yang melayang semuanya memiliki energi kinetik. Besarnya energi kinetik bergantung pada massa dan kecepatan benda yang bergerak.

Energi potensial adalah energi yang tersimpan. Besar energi potensial pada suatu benda bergantung pada kedudukan atau kondisinya. Pot bunga yang terletak di ambang jendela lantai dua memiliki energi potensial gravitasi karena kedudukannya. Jika terdapat sesuatu yang membuat pot tersebut bergeser dari ambang jendela, gravitasi menyebabkan pot tersebut jatuh ke tanah. Saat jatuh, energi potensial pot berubah menjadi energi kinetik. Besar energi potensial gravitasi pada sebuah benda juga bergantung pada massa benda tersebut. Semakin besar massa sebuah benda, energi potensial gravitasi benda tersebut juga semakin besar.

b. Kekekalan Energi

Energi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lain, tetapi energi totalnya tetap. Dengan kata lain, energi adalah kekal. Fakta ini dikenal sebagai hukum


(41)

25 kekekalan energi. Yakni, energi dapat berubah bentuk, tetapi tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan pada kondisi biasa. Hukum ini berlaku untuk sistem tertutup, yakni energi tidak memasuki atau meninggalkan sistem. 2. Usaha

Dalam fisika, agar usaha berlangsung, gaya harus dikerahkan hingga menempuh jarak tertentu. Besar usaha yang dilakukan bergantung pada besar dan arah gaya yang dikerahkan dan perpindahan benda selama gaya dikenakan. Ketika sebuah gaya bekerja pada arah yang sama dengan arah gerak benda, usaha dapat dihitung dengan cara :

= � ×

Keterangan : W = usaha (Joule) F = gaya (N) d = jarak (m)

Usaha, seperti halnya energi, bersatuan joule. Satu joule sama dengan satu newton-meter (N.m), yakni besarnya usaha yang dilakukan ketika gaya satu newton bekerja sepanjang satu meter.

Terdapat dua faktor yang harus diingat bila memutuskan apakah terdapat usaha yang dilakukan, yaitu benda harus bergerak, dan arah gerakannya tidak tegak lurus dengan arah gaya yang dikerahkan. Perhatikan bahwa pada saat usaha dilakukan pada sebuah benda, selalu terjadi perubahan gerakan pada benda itu. Jadi, usaha merupakan pemindahan energi melalui gerak.


(42)

26 3. Pesawat Sederhana

Pesawat sederhana merupakan alat untuk memudahkan kerja/ usaha. Sebagian pesawat dijalankan oleh motor listrik atau motor bakar, sebagian lagi dijalankan oleh manusia. Pesawat sederhana adalah peralatan yang melakukan usaha dengan hanya satu gerakan. Gambar 2.1merupakan beberapa contoh pesawat sederhana.

Gambar 2.1 Contoh pesawat sederhana yang dapat dijumpai di berbagai tempat. Pesawat memudahkan kerja/ usaha dengan mengubah besar gaya yang

dikerahkan, arah gaya, atau keduanya. Beberapa keuntungan pesawat sederhana adalah :

1. Mengatasi Gravitasi dan Gesekan

Ketika kamu menggunakan pesawat sederhana, kamu mencoba menggerakkan sesuatu yang sulit digerakkan. Sebagai contoh, ketika kamu menggunakan sepotong kayu untuk menggerakkan sebongkah batu, kamu bekerja melawan gravitasi, yakni berat batu. Ketika kamu menggunakan pengumpil untuk membuka tutup kotak, kamu bekerja melawan gaya gesek, yaitu gesekan antara paku-paku di tutup kotak dan kotaknya.


(43)

27 2. Keuntungan Mekanik

Bilangan yang menunjukkan berapa kali lipat pesawat menggandakan gaya disebut keuntungan mekanik (KM) pesawat itu. Untuk menghitung

keuntungan mekanik, kamu bagi gaya beban dengan gaya kuasa.

=

� �

� �

=

� �

1) Jenis-jenis Pesawat Sederhana a. Pengungkit atau Tuas

Jika kamu pernah menaiki gerobak, membuka tutup botol, atau mengayunkan raket, kamu telah menggunakan pengungkit atau tuas. Pengungkit adalah batang yang dapat berputar terhadap titik tetap. Titik tetap pada pengungkit disebut tumpuan. Bagian pengungkit yang dikenal gaya kuasa disebut lengan kuasa. Begian pengungkit yang mengerjakan gaya beban disebut lengan beban.

Pengungkit memudahkan usaha dengan menggandakan gaya kuasamu dan mengubah arah gayamu. Panjang lengan kuasa adalah jarak dari tumpuan sampai titik bekerjanya gaya kuasa. Panjang lengan beban adalah jarak dari tumpuan sampai dengan titik bekerjanya gaya beban. Sehingga, keuntungan mekanik pengungkit dapat dicari dengan persamaan :

=� � �

� � � =


(44)

28 1. Jenis pertama

Dengan tumpuan terletak antara gaya kuasa dan gaya beban, biasanya digunakan untuk melipatkan gaya. Jika gaya kuasa dikenakan pada lengan yang lebih pendek pada pengungkit, pengungkit itu dapat juga digunakan untuk melipatkan jarak.

Gambar 2.2 pengungkit jenis pertama 2. Jenis kedua

Beban terletak antara gaya kuasa dan tumpuan. Pengungkit ini selalu melipatkan gaya.

Gambar 2.3 pengungkit jenis kedua 3. Jenis ketiga

Gaya kuasa terletak di antara gaya beban dan tumpuan. Lengan kuasa selalu lebih pendek daripada lengan beban, sehingga pengungkit ini tidak dapat melipatkan gaya dan keuntungan mekaniknya selalu kurang dari satu.

B

T K

B K


(45)

29

Gambar 2.4 pengungkit jenis ketiga b. Katrol

Katrol dapat tetap atau bebas. Katrol tetap dilekatkan pada sesuatu yang tidak bergerak, misalnya atap, dinding, atau pohon. Katrol tetap, seperti yang digunakan pada puncak tiang bendera, dapat mengubah arah gaya kuasa. Ketika kamu menarik ke bawah pada lengan kuasanya dengan tali, katrol itu menaikkan benda yang dihubungkan dengan lengan beban. Keuntungan mekanik katrol tetap sama dengan 1. Jadi, katrol tetap tunggal tidak menggandakan gaya kuasa.

Katrol bebas dikaitkan pada beban yang hendak diangkat. Tidak seperti katrol tetap, katrol bebas melipatkan gaya. Oleh karena itu, keuntungan mekaniknya lebih besar dari 1. Pada kenyataannya, keuntungan meakanik katrol bebas tunggal sama dengan 2. Ini berarti gaya kuasa 1 N akan mengangkat beban 2 N. sesuai dengan hukum kekekalan energi, jarak kuasanya harus dua kali lebih besar dari jarak beban.

Katrol tetap dan bebas dapat digabungkan untuk membuat sistem katrol yang disebut katrol gabungan. Bergantung pada jumlah katrol yang digunakan, katrol gabungan dapat memiliki keuntungan mekanik yang besar. Keuntungan

T


(46)

30 mekanik katrol gabungan sama dengan jumlah tali yang menyokong berat beban.

c. Roda dan Poros

Roda dan Poros adalah pesawat sederhana yang mengandung dua roda dengan ukuran berbbeda yang berputar bersamaan. Roda dan Poros adalah pesawat sederhana yang mengandung dua roda dengan ukuran berbeda yang berputar bersamaan. Gaya kuasa biasanya dikerahkan kepada roda yang besar, atau roda. Roda yang kecil, yang disebut poros, mengerjakan gaya beban. d. Bidang Miring

Bidang miring adalah sebuah permukaan melandai yang digunakan untuk menaikkan benda. Keuntungan mekanik bidang miring dapat dicari dengan persamaan :

= =� � � � � � �

� ��� =ℎ

e. Sekrup

Sekrup adalah bidang miring yang diputarkan pada tabung secara spiral. Jika kamu mengamati sebuah sekrup, kamu akan lihat uliran berupa bidang miring yang bergerak dari ujung sekrup hingga dekat puncaknya. Saat kamu memutar sekrup, uliran seolah-olah menarik sekrup ke dalam kayu.


(47)

31 f. Baji

Baji adalah bidang miring dengan satu atau dua sisi miring. Kapak, pisau, dan pahat adalah contoh-contohnya. Baji merupakan bidang miring yang bergerak. Benda-benda diam di suatu tempat saat baji melaluinya.


(48)

III. METODE PENGEMBANGAN

3.1Model Penelitian Pengembangan

Model penelitian ini menggunakan model penelitian dan pengembangan

pendidikan yang dikembangkan oleh Suyanto dan Sartinem (2009:16). Dimana, penelitian pengembangan merupakan penelitian yang berorientasi untuk

mengembangkan dan memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam pendidikan. Model ini dipilih karena pengujian dilakukan secara bertahap dan sebelum produk disebarkan luaskan terdapat langkah revisi.

3.2 Prosedur Penelitian Pengembangan

Penelitian pengembangan ini dilakukan berdasarkan prosedur pengembangan media pembelajaran menurut Suyanto dan Sartinem (2009:16). Dimana model pengembangan tersebut memiliki lima prosedur pengembangan produk dan uji coba produk, yaitu : (1) penelitian pendahuluan, (2) pembuatan naskah/ desain materi, (3) pengembangan produk, (4) uji coba produk, dan (5) diseminasi dan implementasi. Tahapan pengembangan produk ini dapat dilihat pada Gambar 3.1.


(49)

33 Tahap V :

Diseminasi dan Implementasi Tahap IV :

Uji coba produk

(Uji Internal dan Uji Eksternal)

Tahap III : Pengembangan produk

Tahap II :

Pembuatan naskah/ desain materi Tahap I :

Penelitian Pendahuluan

Gambar 3.1. Model Pengembangan Media Pembelajaran Termodifikasi (Suyanto dan Sartinem, 2009:16)

1. Penelitian Pendahuluan

Penelitian pendahuluan ini dilakukan dengan cara wawancara terhadap beberapa siswa SMP di Bandar Lampung. Berdasarkan hasil wawancara, didapatkan bahwa dalam pembelajaran IPA, guru terbiasa menggunakan metode konvensional yang membuat siswa merasa jenuh dalam belajar. Bukan hanya itu, media yang digunakan guru juga tidak menarik minat siswa untuk belajar. Media atau sumber belajar yang diberikan oleh guru hanya sebatas buku cetak atau LKS saja. Jumlah persediaan buku itu pun hanya sedikit sehingga proses belajar menjadi kurang efektif. Sementara dalam


(50)

34 pembelajaran IPA, Fisika khususnya, sangat dibutuhkan sumber belajar yang menarik dan tidak membosankan, serta dapat dipelajari dimana saja dan kapan saja. Siswa sangat menginginkan untuk memiliki buku tersebut agar mereka dapat belajar bukan hanya di sekolah. Akan tetapi, untuk memiliki buku tersebut siswa harus membeli dengan harga yang mahal.

Bukan hanya harganya yang cukup mahal, buku cetak yang tersedia juga berisikan penjelasan materi yang cukup sulit untuk dimengerti oleh siswa SMP. Selain adanya buku cetak, buku elektronik untuk pembelajaran IPA pun sebenarnya sudah tersedia. Namun, buku elektronik IPA yang ada tersebut hanya berupa teori dan memuat persamaan-persamaan tanpa dilengkapi dengan gambar atau grafik yang sangat dibutuhkan dalam pemahaman konsep fisika siswa.

Dalam membelajarkan materi usaha dan energi, keberadaan buku dengan tampilan gambar sangat bermanfaat bagi siswa. Selain materi usaha dan energi ini dinilai cukup sulit, siswa pun memerlukan sumber belajar yang efektif dan dapat menarik minat dalam belajar serta dapat dipelajari dimana saja. Hasil penelitian pendahuluan ini menjadi landasan dalam pembuatan latar belakang masalah dalam penelitian pengembangan ini.

2. Pembuatan Naskah/ Desain Materi

Pada tahap ini dilakukan langkah-langkah sebagai berikut : a) Membuat peta konsep/ materi


(51)

35 c) Membuat naskah materi pembelajaran

d) Menganalisis isi materi buku yang mungkin dikembangkan e) Membuat soal-soal latihan

f) Membuat balikan

g) Menyusun soal uji kompetensi 3. Pengembangan Produk

Pengembangan produk dilakukan berdasarkan naskah/ desain materi yang telah dirancang sebelumnya. Pengembangan ini menggunakan beberapa software diantaranya Microsoft Word, Bullzip pdf Printer, Adobe Reader, Calibre, dan Martview. Materi yang ada harus disusun dan dibuat semenarik mungkin menggunakan Microsoft Word yang kemudian dibuat buku

elektronik berformat .pdf, .epub (Elektronik Publication), dan format .mart. Ketiga format buku elektronik atau e-book ini memiliki kelebihan masing-masing. Inilah bagian penilaian yang menentukan baik tidaknya buku elektronik ini digunakan untuk pembelajaran. Produk pengembangan pada tahap ini disebut produk prototipe I.

4. Uji Coba Produk

Pada tahap uji coba ini, peneliti membagi kedalam dua jenis pengujian yaitu uji internal, dan uji eksternal.

a) Uji Internal

Uji internal ini dikenakan terhadap prototipe I yang terdiri dari uji spesifikasi dan uji kualitas produk. Uji ini dilakukan oleh ahli desain dan


(52)

36 ahli materi sesuai dengan instrumen uji yang telah ditentukan. Adapun langkah-langkah uji spesifikasi dan kualitas produk ini adalah sebagai berikut :

1. Menentukan indikator penilaian yang akan digunakan untuk menilai prototipe I yang sudah dibuat.

2. Menyusun instrumen uji spesifikasi dan kualitas produk menurut indikator penilaian yang telah dibuat sebelumnya.

3. Melakukan uji spesifikasi dan kualitas produk terhadap ahli desain dan ahli materi.

4. Menganalisis hasil uji spesifikasi dan kualitas produk 5. Melakukan perbaikan

6. Mengonsultasikan hasil perbaikan kepada ahli desain dan ahli materi. Dalam pengujian spesifikasi dan kualitas produk ini, peneliti melibatkan ahli desain yaitu seorang dosen FKIP Unila yang mengerti serta

berpengalaman dalam pembuatan buku baik cetak maupun elektronik dan ahli materi yaitu seorang dosen pendidikan fisika FKIP Unila.

Setelah dilakukan uji internal terhadap prototipe I, terdapat saran-saran perbaikan dari penguji (ahli desain dan ahli materi). Produk hasil perbaikan dari prototipe I kemudian disebut prototipe II.

b) Uji Eksternal

Terhadap hasil prototipe II, dilakukan uji eksternal yang dikenakan kepada siswa. Prototipe II ini akan digunakan siswa sebagai sumber belajar. Uji eksternal merupakan uji coba pemanfaatan produk oleh pengguna,


(53)

37 meliputi kemenarikan, kemudahan dalam memperoleh produk, serta

kemudahan dalam membantu siswa belajar. Uji coba ini juga digunakan untuk memperoleh data di lapangan guna perbaikan produk selanjutnya. Uji eksternal ini dilakukan terhadap kelompok kecil yaitu 10 orang siswa SMP kelas VIII di Bandar Lampung dan uji lapangan kepada satu kelas sampel siswa kelas VIII di SMP Negeri 8 Bandar Lampung pada semester genap tahun ajaran 2012/2013. Dari hasil uji eksternal ini akan diperoleh saran-saran tentang pemanfaatan produk. Berdasarkan saran-saran tersebut, akan dilakukan perbaikan produk yang kemudian disebut prototipe III. Prototipe III ini merupakan hasil akhir produk. 5. Diseminasi dan Implementasi

Setelah produk selesai dan layak digunakan, selanjutnya produk tersebut akan disebarluaskan ke sekolah tempat penelitian, beberapa orang siswa SMP kelas VIII, ke blog, dan social media (facebook atau twitter).

Implementasi produk dapat diperoleh dengan mendownload secara gratis produk yang telah disebarluaskan ke social media dan blog.

3.3 Uji Coba Produk

Tahap ini bertujuan untuk melihat kemenarikan dan keefektifan produk hasil pengembangan yang berupa buku elektronik berbasis multi representasi pada materi usaha dan energi. Dalam bagian ini secara berurutan akan dikemukakan : 1) desain uji coba, 2) subjek uji coba, 3) jenis data, 4) instrumen pengumpulan data, dan 5) teknik analisis data.


(54)

38 1. Desain Uji Coba

Tahap uji coba produk pengembangan ini merupakan tahap dilaksanakannya evaluasi formatif yang terdiri atas uji ahli, uji kelompok kecil, dan uji

lapangan. Tujuan dilakukannya tahap ini adalah untuk mengetahui tingkat kemenarikan dan keefektifan produk yang sedang dikembangkan sebelum produk digunakan oleh sasaran. Kegiatan uji coba produk ini dilakukan dengan rancangan uji coba yang ditunjukkan pada gambar 3.2 berikut :

Gambar 3.2 Desain Uji Coba Produk 2. Subjek Uji Coba

Subjek uji coba penelitian pengembangan ini terdiri dari uji ahli desain, uji ahli materi, dan uji kelompok kecil dan uji lapangan. Uji ahli desain

Draft Buku Siswa Elektronik berbasis multiple representations pada materi Usaha Dan Energi

Tahap I Uji Ahli Desain dan

Materi

Analisis Data

Revisi I

Tahap II Uji kelompok kecil

dan uji lapangan

Analisis Data

Revisi II

Produk Buku Siswa Elektronik berbasis multiple representations pada materi Usaha Dan Energi


(55)

39 merupakan seorang dosen FKIP Unila yang berpengalaman dalam pembuatan buku atau modul baik cetak maupun elektronik, uji ahli materi dilakukan terhadap seorang dosen pendidikan fisika FKIP Unila untuk mengevaluasi materi pembelajaran usaha dan energi. Sedangkan uji kelompok kecil

dilakukan terhadap 10 orang siswa SMP. Uji lapangan mengambil satu kelas sampel secara acak terhadap siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Bandar Lampung. 3. Jenis Data

Data yang diungkap dalam tahap hasil uji coba ini adalah :

1) Ketepatan desain buku elektronik yang diperoleh dari ahli desain. 2) Ketepatan isi buku elektronik yang diperoleh dari ahli materi.

3) Kemenarikan buku elektronik berbasis multi representasi diperoleh dari 10 siswa SMP kelas VIII di Bandar Lampung,

4) Keefektifan penggunaan buku elektronik berbasis multi representasi untuk mencapai tujuan pembelajaran diperoleh dari uji lapangan, yaitu satu kelas sampel siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Bandar Lampung.

Berdasarkan sifatnya, jenis data pada penelitian ini dikelompokkan menjadi dua yaitu data kualitatif, dan data kuantitatif. Data kualitatif dihimpun dari hasil penilaian, masukkan, tanggapan, kritik, dan saran perbaikan melalui angket pertanyaan terbuka dan hasil observasi. Sedangkan data kuantitatif dihimpun dengan menggunakan angket tertutup berupa penilaian produk secara umum dan tes pencapaian hasil belajar dengan menggunakan produk bahan ajar materi usaha dan energi berbasis multi representasi.


(56)

40 Data kuantitatif yang dikumpulkan melalui angket dan tes adalah (1) penilaian ahli desain, dan ahli materi tentang ketepatan komponen buku ajar, dan desain produk untuk mencapai tujuan pembelajaran fisika, (2) penilaian siswa SMP kelas VIII di Bandar Lampung terhadap kesesuaian dan kemenarikan buku elektronik, dan (3) hasil tes belajar satu kelas sampel siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Bandar Lampung setelah menggunakan produk hasil pengembangan. 4. Instrumen Pengumpulan Data

Dalam penelitian pengembangan ini, digunakan tiga metode pengumpulan data. Ketiga metode tersebut ialah :

1. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi dilakukan dengan cara mendata subjek penelitian pengembangan.

2. Metode Angket

Metode angket digunakan untuk mengukur indikator program yang berkenaan dengan kriteria pendidikan, tampilan program, dan kualitas teknis. Instrumen meliputi dua tahap, yaitu angket uji ahli dan angket respon pengguna. Instrumen angket uji ahli digunakan untuk menilai dan mengumpulkan data tentang kelayakan produk berdasarkan sesuai atau tidaknya produk yang dihasilkan sebagai sumber belajar dan media pembelajaran. Sedangkan angket respon pengguna dilakukan melalui uji kelompok kecil terdiri dari 10 orang siswa SMP dan digunakan untuk mengumpulkan data tingkat kemenarikan, kemudahan, dan kemanfaatan produk.


(57)

41 3. Metode Tes Khusus

Metode ini digunakan untuk mengetahui tingkat efektifitas ketergunaan produk yang dihasilkan sebagai media pembelajaran. Pada tahap ini, produk digunakan sebagai sumber belajar, pengguna (siswa) diambil berdasarkan teknik acak atas dasar kesetaraan subjek penelitian untuk memenuhi kebutuhan berdasarkan analisis kebutuhan dan menggunakan desain penelitian One-Shot Case Study. Gambar dari desain yang

digunakan adalah sebagai berikut :

Gambar 3.2 One-Shot Case Study

Keterangan : X = Treatment, penggunaan BSE O = Hasil belajar siswa

Tes khusus ini dilakukan oleh satu kelas sampel siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Bandar Lampung, pada tahap ini siswa menggunakan buku siswa elektronik sebagai sumber sekaligus media pembelajaran, kemudian siswa diberi soal post-test. Hasil post-test dianalisis ketercapaian tujuan

pembelajaran sesuai dengan nilai KKM yang harus terpenuhi. 5. Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan untuk memperoleh pemahaman yang konkret tentang keberhasilan produk. Hasil yang diperoleh digunakan sebagai bahan

pertimbangan dalam memperbaiki produk. Ada dua teknik analisis data yang


(58)

42 digunakan untuk mengolah data hasil pengembangan yaitu analisis isi, dan analisis deskriptif.

a. Analisis isi

Analisis isi dilakukan dengan analisis pengelompokkan untuk

merumuskan tujuan pembelajaran fisika berdasarkan standar kompetensi serta menata organisasi isi pembelajaran. Hasil analisis ini kemudian dipakai sebagai dasar untuk mengembangkan bahan ajar elektronik berbasis multi representasi pada materi usaha dan energi.

b. Analisis deskriptif

Pada tahap uji coba, data dihimpun meggunakan angket penilaian tertutup dan angket penilaian terbuka untuk memberikan kritik, saran, dan masukan perbaikan. Data kualitatif akan dianalisis secara logis dan bermakna, sedangkan data kuantitatif akan dianalisis dengan deskriptif persentase. Hasil analisis deskriptif ini digunakan untuk menentukan tingkat

keefektifan dan kemenarikan produk pengembangan berupa buku siswa elektronik berbasis multiple representations pada materi usaha dan energi. Kemenarikan dan keefektifan buku elektronik ini diketahui melalui hasil analisis kegiatan uji coba yang dilaksanakan melalui beberapa tahap, yakni: 1) review oleh ahli desain dan ahli materi, 2) uji coba kelompok kecil yang terdiri dari 10 orang siswa SMP kelas VIII di Bandar Lampung, dan 3) uji lapangan kepada satu kelas sampel siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Bandar Lampung. Rumus untuk mengelola data tanggapan hasil uji coba per aspek adalah:


(59)

43 1) Rumus untuk mengolah data per item

� =

× 100

Keterangan :

P : skor yang dicari

X : jumlah keseluruhan jawaban responden

Xi : jumlah keseluruhan nilai ideal dalam satu item 100: bilangan konstan

2) Rumus untuk mengolah data per kelompok item dan keseluruhan item

� =

× 100

Keterangan :

P : skor yang dicari

X : jumlah keseluruhan jawaban responden dalam seluruh item ƩXi : jumlah keseluruhan nilai ideal dalam satu item

100 : bilangan konstan

Pedoman untuk menginterprestasikan hasil analisis data ditetapkan menurut kriteria yang ditunjukkan pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Kriteria Konversi Nilai Persentase

(%)

Kualifikasi Keputusan

90 – 100 Sangat baik Produk baru siap dimanfaatkan di lapangan sebenarnya sebagai sumber belajar/ tidak revisi.


(60)

44 80 – 89

70 – 79

60 – 69

<60

Baik

Cukup baik

Kurang baik

Sangat kurang baik

Produk baru siap dimanfaatkan di lapangan sebenarnya sebagai sumber belajar/ tidak revisi.

Produk dapat dilanjutkan, dengan menambahkan sesuatu yang kurang, melakukan pertimbangan-pertimbangan tertentu, penambahan yang dilakukan tidak terlalu besar, dan tidak mendasar.

Merevisi dengan meneliti kembali secara seksama dan mencari kelemahan-kelemahan produk untuk disempurnakan.

Produk gagal, merevisi secara besar-besaran dan mendasar tentang isi produk.

Sumber : Suyanto, 2009 : 20

Apabila hasil yang diperoleh sudah mencapai kriteria minimal 70%, maka buku siswa elektronik ini dinyatakan sudah dapat dimanfaatkan dengan layak untuk proses belajar.

Sedangkan data hasil belajar yang diperoleh dari post-test dianalisis dengan membandingkan rerata hasil belajar dengan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM), jika rerata hasil belajar di atas KKM maka disimpulkan bahwa bahan ajar efektif.


(61)

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Simpulan penelitian pengembangan ini adalah dihasilkan buku siswa elektronik berbasis Multiple Representations pada materi fisika untuk SMP kelas VIII berformat .pdf, .epub, dan format . mart dan dapat dibaca pada gadget atau smartphone yang dimiliki siswa sebagai salah satu sumber belajar yang berisi penjabaran materi yang dilengkapi dengan ilustrasi gambar, soal-soal latihan lengkap dengan penyelesaian masalah, rangkuman materi, dan soal evaluasi yang dilengkapi gambar, dan telah teruji sesuai teori dengan kualitas : sangat menarik dengan persentase 95,90%, sangat mudah didapatkan, murah, dan dinyatakan efektif digunakan sebagai sumber belajar berdasarkan perolehan hasil belajar siswa yang mencapai nilai rata-rata 73,38 dengan persentase kelulusan sebesar 82,35 %.

5.2 Saran

Saran dari penelitian pengembangan ini adalah:

1. Guru hendaknya menggunakan sumber belajar yang telah penulis

kembangkan untuk membelajarkan materi pokok usaha dan energi untuk menarik perhatian siswa dalam belajar.


(62)

66 2. Guru hendaknya memperbolehkan siswa menggunakan gadget saat belajar di


(63)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Apriliyawati, Rita., & Payudi. 2008. Limitation of representation mode in learning gravitational concept and its influence toward student skill problem solving. The 2nd International seminar on science Education. PHY-31 : 373-377

Ainsworth,S. 1999. The Functions of Multiple Representations. ESRC Centre for Research in Development, Instruction and Training, School of Psychology, University Park, University of Nottingham, Nottingham, NG7 2RD, UK Ainsworth S, Labeke V.N, & Peevers G. 2001. Learning with Multiple

Representations. Diakses 2 November 2012 dari http://www.psychology. nottingham.ac.uk./staff/Shaaron, Ainsworth.html

Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta : Raja Grafindo.

Dale, E. 1969. Audiovisual Methos in Teaching. New York : The Dryden Press, Holt, Rinehart and Winston, Inc.

Fadillah, Syarifah. 2008. Representasi Dalam Pembelajaran Matematik. Diakses 3 November 2012 dari http ://fadilahatick.blogspot.com/2008//06

Representasi-matematik.html

Feynman, R. 1965. The development of the space-time view of quantum electrodynamics; Nobel lecture. Diakses pada 8 November 2012 dari http://nobelprize.org/physics/laureates/1965/feynman-lecture.html. Gagne, R.M. (Ed.). 1987. Instructional Technology: Foundations. Hillsdale :

Lawrence Erlmaum Associates, Publisher.

Gerlach, V.G. dan Ely, D.P. 1971. Teaching and Media. A SystematicApproach. Englewood Cliffs : Prentice-Hall, Inc.

Hamalik, Oemar. 1994. Media Pendidikan. Bandung : PT Citra Aditya Bakti. Haris, D. 2011. Panduan Lengkap E-book : StrategiPembuatan dan Pemasaran


(64)

68 Heinich, R., Molenda, M.,dan Russell, J.D. 1982. Instructional Media and The

New Technologies of Instructuction. New York : John Wiley & Sons.

Kohl, Patrick B., David Rosengrant., & Noah D. Finkelstein. 2007. Strongly and weakly directed approaches to teaching multiple representation use in physics. Physical Review Special Topics-Physics Education Research 3, 010108-2007.

Rahardjo., Pratiwi, Rinie., Kuswanti, Nur., Sukarmin., dan Suyono. 2008. Contextual Teaching And Learning Ilmu Pengetahuan Alam: Sekolah Menengah Pertama Kelas VIII. Jakarta :Departemen Pendidikan Nasional Rosengrant, D., Etkina, E., & Heuvelen, A. V. 2007. An Overview of Recent

Research on Multiple Representations, Rutgers, The State University of New Jersey GSE, 10 Seminary Place, New Brunswick NJ, 08904.

Sadiman, A.S., Rahardjo, R., Haryono, A. dan Rahardjito. 1986. Media

Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Solas-portoles, J.J., & Lopez, Vincent Sanjose. 2007. Representations in problem solving in science: Direction for practice. Asia-Pasific Forum on Science Learning and Teaching. 8: 4

Suyanto, Eko dan Sartinem. 2009. Pengembangan Contoh Lembar Kerja Fisika Siswa dengan Latar Penuntasan Bekal Awal Ajar Tugas Studi Pustaka dan Keterampilan Proses untuk SMA Negeri 3 Bandar Lampung. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan 2009. Bandarlampung : Unila.

Webster, Merriam. 1983. Websters’s Ninth New Collegiate Dictionary, Merriam-Webster Inc.


(1)

1) Rumus untuk mengolah data per item � =

× 100

Keterangan :

P : skor yang dicari

X : jumlah keseluruhan jawaban responden

Xi : jumlah keseluruhan nilai ideal dalam satu item 100: bilangan konstan

2) Rumus untuk mengolah data per kelompok item dan keseluruhan item � =

× 100

Keterangan :

P : skor yang dicari

X : jumlah keseluruhan jawaban responden dalam seluruh item ƩXi : jumlah keseluruhan nilai ideal dalam satu item

100 : bilangan konstan

Pedoman untuk menginterprestasikan hasil analisis data ditetapkan menurut kriteria yang ditunjukkan pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Kriteria Konversi Nilai Persentase

(%)

Kualifikasi Keputusan

90 – 100 Sangat baik Produk baru siap dimanfaatkan di lapangan sebenarnya sebagai sumber belajar/ tidak revisi.


(2)

44 80 – 89

70 – 79

60 – 69

<60

Baik

Cukup baik

Kurang baik

Sangat kurang baik

Produk baru siap dimanfaatkan di lapangan sebenarnya sebagai sumber belajar/ tidak revisi.

Produk dapat dilanjutkan, dengan menambahkan sesuatu yang kurang, melakukan pertimbangan-pertimbangan tertentu, penambahan yang dilakukan tidak terlalu besar, dan tidak mendasar.

Merevisi dengan meneliti kembali secara seksama dan mencari kelemahan-kelemahan produk untuk disempurnakan.

Produk gagal, merevisi secara besar-besaran dan mendasar tentang isi produk.

Sumber : Suyanto, 2009 : 20

Apabila hasil yang diperoleh sudah mencapai kriteria minimal 70%, maka buku siswa elektronik ini dinyatakan sudah dapat dimanfaatkan dengan layak untuk proses belajar.

Sedangkan data hasil belajar yang diperoleh dari post-test dianalisis dengan membandingkan rerata hasil belajar dengan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM), jika rerata hasil belajar di atas KKM maka disimpulkan bahwa bahan ajar efektif.


(3)

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Simpulan penelitian pengembangan ini adalah dihasilkan buku siswa elektronik berbasis Multiple Representations pada materi fisika untuk SMP kelas VIII berformat .pdf, .epub, dan format . mart dan dapat dibaca pada gadget atau smartphone yang dimiliki siswa sebagai salah satu sumber belajar yang berisi penjabaran materi yang dilengkapi dengan ilustrasi gambar, soal-soal latihan lengkap dengan penyelesaian masalah, rangkuman materi, dan soal evaluasi yang dilengkapi gambar, dan telah teruji sesuai teori dengan kualitas : sangat menarik dengan persentase 95,90%, sangat mudah didapatkan, murah, dan dinyatakan efektif digunakan sebagai sumber belajar berdasarkan perolehan hasil belajar siswa yang mencapai nilai rata-rata 73,38 dengan persentase kelulusan sebesar 82,35 %.

5.2 Saran

Saran dari penelitian pengembangan ini adalah:

1. Guru hendaknya menggunakan sumber belajar yang telah penulis

kembangkan untuk membelajarkan materi pokok usaha dan energi untuk menarik perhatian siswa dalam belajar.


(4)

66 2. Guru hendaknya memperbolehkan siswa menggunakan gadget saat belajar di


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Apriliyawati, Rita., & Payudi. 2008. Limitation of representation mode in learning gravitational concept and its influence toward student skill problem solving. The 2nd International seminar on science Education. PHY-31 : 373-377

Ainsworth,S. 1999. The Functions of Multiple Representations. ESRC Centre for Research in Development, Instruction and Training, School of Psychology, University Park, University of Nottingham, Nottingham, NG7 2RD, UK Ainsworth S, Labeke V.N, & Peevers G. 2001. Learning with Multiple

Representations. Diakses 2 November 2012 dari http://www.psychology. nottingham.ac.uk./staff/Shaaron, Ainsworth.html

Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta : Raja Grafindo.

Dale, E. 1969. Audiovisual Methos in Teaching. New York : The Dryden Press, Holt, Rinehart and Winston, Inc.

Fadillah, Syarifah. 2008. Representasi Dalam Pembelajaran Matematik. Diakses 3 November 2012 dari http ://fadilahatick.blogspot.com/2008//06

Representasi-matematik.html

Feynman, R. 1965. The development of the space-time view of quantum electrodynamics; Nobel lecture. Diakses pada 8 November 2012 dari http://nobelprize.org/physics/laureates/1965/feynman-lecture.html. Gagne, R.M. (Ed.). 1987. Instructional Technology: Foundations. Hillsdale :

Lawrence Erlmaum Associates, Publisher.

Gerlach, V.G. dan Ely, D.P. 1971. Teaching and Media. A SystematicApproach. Englewood Cliffs : Prentice-Hall, Inc.

Hamalik, Oemar. 1994. Media Pendidikan. Bandung : PT Citra Aditya Bakti. Haris, D. 2011. Panduan Lengkap E-book : StrategiPembuatan dan Pemasaran


(6)

68 Heinich, R., Molenda, M.,dan Russell, J.D. 1982. Instructional Media and The

New Technologies of Instructuction. New York : John Wiley & Sons.

Kohl, Patrick B., David Rosengrant., & Noah D. Finkelstein. 2007. Strongly and weakly directed approaches to teaching multiple representation use in physics. Physical Review Special Topics-Physics Education Research 3, 010108-2007.

Rahardjo., Pratiwi, Rinie., Kuswanti, Nur., Sukarmin., dan Suyono. 2008. Contextual Teaching And Learning Ilmu Pengetahuan Alam: Sekolah Menengah Pertama Kelas VIII. Jakarta :Departemen Pendidikan Nasional Rosengrant, D., Etkina, E., & Heuvelen, A. V. 2007. An Overview of Recent

Research on Multiple Representations, Rutgers, The State University of New Jersey GSE, 10 Seminary Place, New Brunswick NJ, 08904.

Sadiman, A.S., Rahardjo, R., Haryono, A. dan Rahardjito. 1986. Media

Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Solas-portoles, J.J., & Lopez, Vincent Sanjose. 2007. Representations in problem solving in science: Direction for practice. Asia-Pasific Forum on Science Learning and Teaching. 8: 4

Suyanto, Eko dan Sartinem. 2009. Pengembangan Contoh Lembar Kerja Fisika Siswa dengan Latar Penuntasan Bekal Awal Ajar Tugas Studi Pustaka dan Keterampilan Proses untuk SMA Negeri 3 Bandar Lampung. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan 2009. Bandarlampung : Unila.

Webster, Merriam. 1983. Websters’s Ninth New Collegiate Dictionary, Merriam-Webster Inc.