EXECUTIVE SUMMARY
JUDUL TUGAS PERANCANGAN PABRIK MALTODEXTRIN DARI
PATI TAPIOKA MENGGUNAKAN ENZIM α-AMILASE KAPASITAS PRODUKSI
100.000 tontahun
I. STRATEGI PERANCANGAN
Latar belakang
Pendirian pabrik maltodextrin di Indonesia dilatarbelakangi oleh peningkatan kebutuhan dextrin di dalam negeri yang belum dapat dipenuhi
permintaan seluruhnya oleh pabrik dextrin lokal. Maka salah satu solusi yang dapat ditempuh adalah dengan pendirian pabrik dextrin. Sebagai salah satu
sumber devisa negara, industri dextrin adalah lahan bisnis yang baik dan profitable. Di samping itu impor kebutuhan dextrin dalam negeri dapat ditekan
sehingga devisa negara dapat ditingkatkan bahkan lebih jauh lagi dimungkinkan untuk orientasi ekspor.
Dasar penetapan
kapasitas produksi
Penetapan kapasitas produksi didasarkan oleh 2 hal yaitu : 1.
Pada tahun 2013 diperkirakan kebutuhan dextrin adalah sebesar 200.000 tontahun. Dari total kebutuhan itu hanya 42.800 tontahun maltodextrin yang
terpenuhi. Hal ini berarti setiap tahun di dalam negeri kekurangan pasokan 57.200 ton maltodextrin.
2. Kapasitas
pabrik maltodextrin
minimal yang
sudah ada
adalah 42.800tontahun sehingga produksi minimal yang dirancang lebih besar dari
kapasitas tersebut yaitu 100.000Tontahun. Dasar
penetapan lokasi pabrik
• Ketersediaan bahan baku pati tapioka
Sumber bahan baku tepung tapioka yang digunakan dalam pembuatan dextrin diperoleh dari PT. Budi Acid Jaya, Lampung Tengah, yangmemproduksi tepung
tapioka sebesar 645.000 tontahun. •
Pemasaran produk Daerah Cilegon, Serang, Merak dan Jabotabek sebagai daerah industri merupakan
lahan potensial bagi pemasaran produk. Pemilihan lokasi pabrik dekat dengan pasar disebabkan produk dextrin bersifat weight gaining, dimana biaya
pengangkutan bahan baku lebih murah dibanding biaya pegangkutan produk.
Dengan dekatnya daerah pemasaran yang potensial ini, biaya distribusi produksi dan biaya investasi dalam pembangunan storage dapat ditekan.
• Ketersediaan Air dan Listrik serta Utilitas Lainnya
Didalam perencanaan pabrik ini, air diperlukan untuk memenuhi kebutuhan- kebutuhan selama berlangsungnya proses produksi. Air tersebut dipergunakan
sebagai air proses, air sanitasi dan air umpan boiler. Kebutuhan akan air ini diperoleh dari Sungai Wai Seputih.Sedangkan kebutuhan listrik dan PLN
menggunakan generator listrik •
Ketersediaan Tenaga Provinsi Jawa Barat memiliki jumlah penduduk yang padat sehingga mudah
untuk memperoleh tenaga kerja. •
Fasilitas Transportasi Dekatnya lokasi pabrik dengan pelabuhan serta dukungan transportasi darat yang
memadai, diharapkan pemasokan bahan baku danpemasaran hasil produksi baik, baik untuk dalam maupun, luar negeritidak mengalami kesulitan.
Pemilihan proses
• Proses yang dipilih dalam produksi maltodextrin ini adalah proses enzimatis.
Proses ini melibatkan aktivitas enzim α-Amilase. •
Proses pembuatan maltodextrin dari pati tapioka berlangsung dalam lima tahap yaitu tahap penyimpanan bahan baku, tahap penyiapan bahan baku,
tahap reaksi pembentukan dextrin, tahap pemurnian produk dan tahap penyimpanan produk.
BAHAN BAKU
Nama Tepung Tapioka
Spesifikasi -
Fase : Padat -
Starch : 70 min.
- Kecerahan : 98,2
- Moisture
: 15 max. -
Raw Fibre : 3 max.
- SandSilica
: 3 max. -
pH : 4 – 7 30 soluble
Kebutuhan
182,556
tonhari Asal
Surabaya
BAHAN PENUNJANG
Nama Enzim α-Amylase
Spesifikasi Wujud : cair
Warna : clear Brown Temperatur : aktif pada suhu 80
o
C - 85
o
C pH stabil : 6,2 – 7,5
pH optimum : 6,0-6,5 pH inaktivasi : 5,0
Kebutuhan 0,027363636 kghari
Asal Taka-Therm®
Nama Air
Spesifikasi -
fase :cair - pH :6,8 - 7,5
- kadar Cl2 : max 0,5 ppm
- kesadahan : max 50 ppm
- kekeruhan : max 2 Ntu
Kebutuhan 851,928tonhari
Asal Sungai Wai Seputih
Nama Karbon Aktif
Spesifikasi Bentuk : padatan bubuk granular
Warna : hitam Bau : tak berbau
Daya serap : 75-100 Ukuran partikel : 0.2-5 mm
Diameter pori : 10-200 Ᾰ Kebutuhan
390.96 kghari Asal
Surabaya
Nama HCl
Wujud Cair Bau Tidak Berbau
konsentrasi 32 Boiling Point 48 °C 321 K, larutan 32.
Melting Point −27,32 °C 247 K larutan 32
Kebutuhan 11144.4 KgJam
Nama NaOH
PRODUK
Jenis Maltodextrin
Spesifikasi -
Wujud : padat
- Warna
:putih hingga kuning tua -
pH : 5-7
- Solubility : 98 min
- fiber content : max 0.1
- ash content : max 0.2
- moisture content : max:5
- DE : 8-25
Daerah pemasaran
Jawa dan Bali
II. DIAGRAM ALIR DAN PENERACAAN