PENYALAHGUNAAN PERIZINAN SENJATA API AIRSOFT GUN DITINJAU DARI PERATURAN KAPOLRI NO 8 TAHUN 2012

(1)

Oleh

Raden Permata

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar

SARJANA HUKUM

Pada

Bagian Hukum Pidana

Fakultas Hukum Universitas Lampung

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2013


(2)

INDONESIAN POLICE CHIEF REGULATION No. 8 IN 2012 By

RADEN PERMATA

Students Part Of Criminal Law Faculty Of Law University Of Lampung radenpermatasardan@gmail.com

Airsoft gun game began to grow around 1999 and popular in Indonesia. The development of this game to be one of the reasons for the emergence of abuse

airsoft gun permit to carry the airsoft gun as a means of self-defense / penggaman tools , have airsoft gun without a license , selling airsoft gun without a permit and licensing abuse airsoft gun to commit a felony. Issue in this paper is what are the actions that can be classified as abuse airsoft gun licensing and how law enforcement in criminal abuse airsoft gun licensing. according permit in Indonesia, use / possession of airsoft gun and airsoft gun functions only for the purpose of sport is not used for a safety / self-defense . Airsoft gun sales have been arranged in the police chief regulatory No. 8 of 2012 which airsoft gun

should purchase from official importers who had been appointed Chief of Police . Unlicensed airsoft gun can be dealt with as illegal possession of firearms by Law No. 18 Tahun1951 Drt . Abuse airsoft gun as a means of crime can be punished by criminal acts committed shapes using airsoft gun in accordance with the Penal Code and can be done seizure . Law enforcement efforts against abuse airsoft gun

licensing by means of using the penal provisions of the Act No. 18 of 1951 Drt , Police Regulation No. 8 of 2012 , Skep 82/II/2004 . Effort to socialize with non-

penal , supervision , coaching , from the police .

Advice can be given that the police do not hesitate if needed foreclosure -related holdings unlicensed airsoft gun to suppress abuse airsoft gun , police are expected to carry out the control of the seller airsoft gun illegal and people, especially the user / airsoft gun owners and prospective users / owners menggurus airsoft gun

permits are expected to be in accordance with procedures in regulation Police No. 8 Year 2012 on the use / possession of firearm sports airsoft gun .


(3)

(4)

(5)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah dan Ruang Lingkup 8

C. Tujuan dan Kegunaan Penulisan 9

D. Kerangka Teoritis dan Konseptual 10

E. Sistematika Penulisan 14

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Senjata Api 16

B. Dasar Hukum Penggunaan Senjata Api Di Indonesia...18

C. Penyalahgunaan Senjata Api 22

D. Airsoft Gun 27

III. METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Masalah 39

B. Sumber dan Jenis Data 40

C. Penentuan Populasi dan Sampel 41

D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data 41

E. Analisis Data 43

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Karakteristik Narasumber 44

B. Perbuatan Yang Dapat Digolongkan Sebagai

Penyalahgunaan Perizinan Airsoft gun 45

C. Penegakan Hukum Pidana Penyalahgunaan Perizinan

Airsoft gun 67

V. PENUTUP

A. Simpulan 78

B. Saran 82


(6)

I. PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Sekitar tahun 1999 airsoft gun sudah mulai dikenal di Indonesia, Semenjak itu

airsoft gun mulai diminati dan perlahan menjadi suatu kegemaran baru.1 Peminat senjata replika berasal dari orang-orang yang memiliki hobi serta minat di dunia militer.2Airsoft merupakan sebuah olahraga atau permainan yang mensimulasikan kegiatan militer atau kepolisian, menggunakan replika senjata api yang disebut

airsoft gun. Permainan airsoft awalnya dimulai di Jepang pada tahun 1970-an, pada saat itu kepemilikan senjata api sangat sulit atau tidak mungkin untuk didapatkan karena ketatnya peraturan, sehingga menimbulkan ide dari para pencinta senjata dengan mencari alternatif yang legal untuk melakukan hobi mereka. 3

Dewasa ini kegiatan airsoft paling populer di Jepang, Tiongkok, Hong Kong, Taiwan, Macau, Korea Selatan, dan juga menyebar ke Filipina dan Indonesia. Permainan airsoft gun juga populer di Amerika Utara dan Eropa, khususnya di Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Jerman, Austria, Swiss, Perancis, Spanyol,

1

http://magz.wordpress.com/Airsoft diakses pada tanggal 28 Januari 2013 Pukul 08.00

2

Penyebutan istilah senjata replika mengacu pada bentuk airsoft gun yang meniru bentuk senjata api versi militer, dalam rapat antara airsofter,Perbakin dan Kepolisian RI (Dir Kemneg Baintelkam Mabes Polri dan utusan wasendak Mabes Polri). Jakarta, 13 Februari 2013

3


(7)

Polandia, Portugal, Swedia, Finlandia, Norwegia, Italia, Belgia, Denmark, dan Chili, dan semakin menyebar didukung dengan komunitas Internet yang aktif. 4

Airsoft gun dibuat untuk memenuhi hasrat pecinta senjata untuk merasakan pengalaman atau sensasi menembakkan senjata yang aman, dalam mengaplikasikan suatu strategi pertempuran dalam permainan perang-perangan (war game) di dalam suatu zona perperangan oleh suatu grup,club atau komunitas

airsoft. Komunitas airsoft yang baik dan bertanggung jawab memiliki kode etik permainan yang wajib dipatuhi oleh anggotanya, kode etik tersebut bertujuan sebagai pedoman keselamatan dan keamanan bagi pengguna airsoft. Hobi airsoft

sendiri termasuk hobi yang unik, karena menggunakan seragam dan peralatan yang meniru pasukan militer suatu Negara.5 Dampak yang diperlihatkan dari alat permainan ini jika tidak bijak dalam memperlakukannya dapat merugikan orang lain dan pelaku hobi ini sendiri. Karena itu jika ada seseorang atau sekelompok orang yang tidak mematuhi kode etik penggunaan airsoft, mereka layak untuk tidak dianggap atau dikucilkan dari lingkup dunia hobi airsoft nasional maupun internasional.

Memiliki bentuk luar yang sama dengan senjata api versi militer. Airsoft gun

dengan skala 1:1 dengan senjata asli, namun sistem kerja airsoft gun tidak sama dengan senjata api. Airsoft Gun dibagi menjadi tiga jenis utama berdasarkan

4

http://id.wikipedia.org/wiki/Airsoft diakses pada tanggal 30 Januari 2012 Pukul 13.00

5

seperti seragam pasukan spetsnaz Russia, SAS inggris, Navy seal/SWAT dari Amerika Serikat, GIGN prancis, GSG-9 dari jerman dan seragam pasukan negara lainya. Batasan penggunan seragam berupa larangan menggunakan seragam dari TNI serta POLISI dalam pengecualian jika seragam tersebut sekedar memiliki kemiripan, Aturan yang melarang pemakaian seragam militer dianggap suatu pelanggaran terhadap ketertiban umum seperti yang digunakan tentara nasional kita beserta perlengkapannya yakni dalam Pasal 517 (1) K.U.H. Pidana. “Dihukum dengan hukuman kurungan selama-lamanya satu bulan atau denda sebanyak-banyak seratus lima puluh rupiah”


(8)

tenaga penggeraknya: spring (berpenggerak pegas), elektrik, dan gas. Pada jenis

spring, peluru ditembakan oleh per, dan harus ditarik peloncok(dikokang) setiap sebelum menembak. Pada jenis elektrik, menggunakan motor / dinamo elektrik yang dijalankan dengan tenaga baterai. Pada jenis gas airsoft gun dioperasikan dengan menggunakan gas tekanan tinggi.6

Peluru yang dipergunakan berbentuk bulat berbahan plastik padat dan biasa disebut BB (Ball Bearing).7 Ukuran butiran ini berdiameter 6 mm dengan berat bervariasi dari 0.12 gram, 0.25 gram, 0.30 gram. Disamping itu juga ada beberapa ukuran khusus peluru yang mencapai berat 0.80 gram namun tidak boleh dipakai untuk skirmish atau war game karena terbuat dari besi atau kaca atau gotri.8

Memainkan airsoft wajib menggunakan protector ditubuh. Karena permainan ini melibatkan saling tembak antar pesertanya, maka peralatan untuk melindungi anggota tubuh sangat diperlukan.9 diberbagai kasus bahkan ditemukan bisa menembus jaringan kulit yang menimbulkan luka dan bila terkena mata dapat berakibat fatal. Oleh karena itu peralatan yang paling penting dalam permainan

airsoft adalah pelindung mata dan wajah. Para peserta permainan harus

6

http://softguncenter.wordpress.com/ctgory/sejarah-airsoftgun diakses pada tanggal 30 januari 2013 pukul 13.10

7

Bahasa yang mengacu pada penyebutan ‘BB’ atau ball bearing aslinya menjelaskan ukuran dari tembakan yang digunakan didalam sebuah peluru senjata api shotgun yaitu ‘B’ dan ‘BBB’, ‘BB’ sendiri memiliki diameter 0.18 inci (sekitar 4.6 mm). Dewasa ini penyebutan BB lebih mengacu pada airsoft gun atau mainan berpenggerak per yang menembakan peluru plastik yang ringan (pellet), dan semakin kuat tekanan angin suatu senjata bisa menggunakan peluru gotri dari besi, yang digunakan untuk menembak target. Dikutip dari literatur California Senate Office of Research Mei 2005 oleh max vanzi BB gun and pellet BB: Dangerous Playthings in the open market. Halaman 52

8

Loc.Cit.

9

Peluru airsoft ini pada umumnya ditembakkan pada kecepatan 200-400 kaki per detik (feet per second, fp/s), namun bisa di modifikasi melebihi 400 fp/s


(9)

melengkapi diri mereka dengan kacamata pelindung (goggle) atau topeng khusus untuk melindungi wajah (mirip dengan peralatan untuk paintball). Pakaian yang dipakai biasanya juga tebal agar mengurangi cedera atau rasa sakit.10

Mendapatkan airsoft gun sendiri di Indonesia tidaklah susah, toko-toko penjual

airsoft gun banyak ditemui di kota-kota besar contohnya di Jakarta, Palembang, Bandung, dan Surabaya. Para penjual menjual berbagai jenis dan bentuk dari

airsoft gun mulai dari replika handgun, revolver, shotgun dan assault rifle dengan spesifikasi yang beragam dengan harga bervariatif yang harga per unitnya tergolong mahal. Selain menjual airsoft gun para penjual juga melayani jasa servis perbaikan serta kelengkapan airsoft gun. Banyak didapati penjualan airsoft gun

yang dilakukan secara online disebabkan belum tersedianya penjual airsoft gun

dibeberapa daerah di Indonesia, dengan menggunakan jasa penjualan online pembelipun bisa memiliki airsoft gun dengan jasa pengiriman. penjualan juga dilakukan oleh pemilik yang ingin menjual airsoft miliknya kepada orang lain maupun kepada anggota komunitas airsoft gun.

Memiliki airsoft gun dibutuhkan izin kepemilikan dari Kepolisian. Calon pemilik harus terlebih dahulu mengusulkan dirinya untuk menjadi anggota Perbakin (Persatuan Menembak dan Berburu Indonesia) dan dibuktikan dengan memiliki kartu tanda anggota club airsoft gun dari Perbakin.11 Selanjutnya berdasarkan rekomendasi kemudian mengajukan izin ke polda setempat. Calon pemilik pun wajib mengikuti seleksi tes, sama halnya dengan penjual airsoft gun itu sendiri

10

Paintball permainan simulasi perang dengan senjata berpenggerak gas yang menggunakan peluru terbuat dari cat

11Airsoft

tergabung di organisasi Perbakin (Persatuan Menembak dan Berburu Indonesia) berada dalam kategori tembak reaksi


(10)

juga wajib memiliki izin penjualan, dimana kepemilikan airsoft gun maupun penjualan tanpa izin adalah ilegal menurut hukum.

Banyak dari penghobi maupun penjual masih menganggap airsoft gun tidak lebih dari mainan dikarnakan tergolong senjata yang tidak berbahaya dan belum mengerti apakah harus memiliki izin atau tidak. Perizinan airsoft gun telah diatur didalam Peraturan Kapolri No 8 Tahun 2012 tentang pengawasan dan pengendalian senjata api untuk kepentingan olahraga, serta dari penggunaanya

airsoft gun dapat membahayakan bagi keselamatan jiwa seseorang dan dapat digunakan untuk melakukan untuk tindakan yang melawan hukum.

Seperti beberapa kasus perampokan pada 23 November 2012 di Karang Anyar Surakarta pada sebuah mini market pelaku mengancam serta menodongkan senjata kepada kasir, pelaku berhasil menggondol uang tunai sebesar Rp 325.000 menurut penyelidikan polisi akhirnya diketahui senjata yang di gunakan merupakan airsoft gun.12 Contoh lainnya perampokan yang terjadi di medan sumatra utara, kendaraan pribadi milik ahwi (45) dirampas ketika memarkirkan mobil di garasi rumahnya, pelaku menembak korban sehingga menimbulkan cidera memar persis efek dari tembakan airsoft gun.13 Beda halnya yang terjadi di Jakarta selatan oleh pelaku bernama aditya (25) yang menodongkan airsoft gun ke pengendara motor yang dibebaskan karnakan tidak adanya pelaporan dari korban sehingga pelaku hanya dikenai hukuman wajib lapor di Kepolisian Jakarta

12

http://jogja.tribunnews.com/2012/11/23/perampok-bersenjata-airsoft-gun-rampok-mini-market-di-karanganyar/ diakses pada tanggal 30 November 2012 Pukul 23.00

13

http://harianandalas.com/Hukum-Kriminal/Ahwi-Ditembak-Senjata-Airsoft-Gun diakses tanggal 28 Desember 2012 Pukul 10.00


(11)

selatan.14 Kasus di Sumatra Utara Yuke Rahmadana (23), warga kompleks Abdul Hamid Blok VIII, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang, kritis setelah ditembak orang tak dikenal dengan menggunakan senjata airsoft gun, korban menderita luka tembak di bagian kening, leher dan punggung dimana proyektil

airsoft gun berupa ball bearing dikeluarkan dari tubuh korban.15Belum lagi serangkaian kasus perampokan, pencurian sepanjang tahun 2010 sampai 2012 di beberapa daerah di Indonesia yang diduga menggunakan airsoft gun.

Penyalahgunaan airsoft gun lain yang sering sekali terjadi, seperti membawa

airsoft gun diluar area/zona permainan, biasanya airsoft gun bertipe pistol/handgun diselipkan dipinggang celana maupun sengaja disimpan dikendaran. Hal ini dilakukan oleh pemilik airsoft gun dengan beragam alasan seperti sengaja dibawa untuk bela diri, bertujuan untuk menakut-nakuti maupun untuk gaya-gayaan. Bahkan didapati kasus airsoft gun yang sengaja dimodifikasi menjadi senjata api menggunakan peluru aktif/full metal jacket.16Belum selesai di permasalahan penggunaan airsoft gun yang menyalahi aturan, terkait kepemilikan ilegal dari pemilik maupun penjualan secara bebas airsoft gun yang masuk wilayah Indonesia tanpa izin.

Melihat realita yang ada, airsoft gun telah beralih fungsi menjadi sebuah barang yang bisa digunakan untuk kepentingan pribadi dan berpotensi disalahgunaakan. Padahal, seyogyanya kegiatan airsoft merupakan salah satu bentuk olahraga

14

http://news.detik.com/read/2011/12/04/123754/1782072/10/todongkan-airsoft-gun-ke-pemotor-aditya-tak-ditahan-polisi diakses pada tanggal 28 Desember 2012 Pukul 11.26

15

http://regional.kompas.com/read/2013/01/02/21445018/Yuke.Kritis.Ditembak.Pria.Bersenjata.Ai rsoft.Gun diakses pada tanggal 3 Februari 2013 pada Pukul 11.29

16

“Bawa pistol, supir mobil sewaan ditangkap”.Lampung Post Rabu,6 Februari 2012, wahyono tertangkap membawa senjata airsoft gun jenis semi automatis yang telah dimodifikasi menjadi senpi dengan jumlah 14 peluru aktif kaliber .99 mm ketika berniat melewati pos pemeriksaan seaport interdiction pelabuhan bakauheni.


(12)

ketangkasan, Perbakin yang mewadahi komunitas airsoft pun terkesan setengah hati. Perbakin yang baru pada tahun 2010 memasukan airsoft kedalam kategori tembak reaksi, Perbakin sendiri sejatinya merupakan wadah organisasi olah raga tembak sasaran berupa papan target dan berburu hewan hama, yang sama sekali tidak memperbolehkan adanya sasaran manusia, bertentangan dengan tujuan permainan airsoft gun yaitu war games/simulasi perang bagi para pemain airsoft gun. Perbakin sendiri pada tanggal 30 November 2012 secara resmi mengeluarkan Moratorium airsoft perihal menangguhkan/menghentian sementara kegiatan yang menggunakan senjata airsoft (airsoft gun) sampai ada peraturan yang mengikat terkait senjata airsoft gun, berkaitan penyalahgunaan airsoft gun untuk melakukan tindak pidana dan peredaran airsoft gun tanpa izin. Apabila ditemukan penyalahgunaan (ditunjukkan di muka umum) maka polisi hanya dapat menyita senjata replika tersebut berdasarkan wewenang diskresi17 dan pemiliknya akan dimintai keterangan mengenai senjata tersebut sudah memiliki izin dari Perbakin maupun Kepolisian, kecuali senjata replika tersebut digunakan untuk melakukan tindak pidana maka dipergunakan Undang-Undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951 Tentang Senjata Api.18Ketentuan yang mengatur mengenai airsoft gun

terdapat pada Peraturan Kapolri No 8 Tahun 2012 Tentang Pengawasan Dan Pengendalian Senjata Api Untuk Kepentingan Olahraga. Peraturan Kapolri No 8 Tahun 2012 lebih mengarah ketatacara perizinan, kepemilikan, penjualan dan

17

Rancangan Undang-Undang Administrasi Pemerintahan Draft bulan Juli 2008 didalam Pasal 6 mengartikan diskresi sebagai wewenang badan atau pejabat pemerintahan dan atau badan hukum lainnya yang memungkinkan untuk melakukan pilihan dalam mengambil tindakan hukum dan atau tindakan faktual dalam administrasi pemerintahan

18

Disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 12 Darurat Tahun 1951 pasal 1 “Senjata-senjata tekanan udara dan tekanan per dengan tanpa mengindahkan kalibernya” menggolongkan airsoft gun sebagai senjata api


(13)

menggolongkan airsoft gun sebagai senjata api olahraga tembak reaksi bukan sebagai peralatan keamanan.19

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis paparkan diatas, maka penulis tertarik untuk membuat karya tulis ilmiah dengan berbentuk skripsi dengan judul “Penyalahgunaan Serta Perizinan Senjata Api Airsoft Gun Ditinjau Dari Peraturan Kapolri No 8 Tahun 2012”.

B. Rumusan Masalah Dan Ruang Lingkup 1. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah :

1. Apa sajakah perbuatan yang dapat digolongkan sebagai penyalahgunaan perizinan airsoftgun?

2. Bagaimanakah penegakan hukum pidana penyalahgunaan perizinan airsoft gun?

2. Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian dari dua pokok bahasan diatas yaitu ruang lingkup ilmu meliputi materi penelitian dalam bidang ilmu hukum, yakni hukum pidana. Dengan melihat permasalahan di atas maka penulis mengambil ruang lingkup penelitian adalah hanya terbatas pada tindak pidana penyalahgunaan senjata api dan perizinanya yang berhubungan dengan airsoft gun sebagai senjata api olahraga, pada Peraturan Kepala Kepolisian negara Republik Indonesia Nomor 8

19


(14)

Tahun 2012 serta peraturan perundang-undangan lainya yang terkait dalam permasalahan dalam skripsi ini, yang masing-masing permasalahannya akan penulis uraikan dalam skripsi.

C. Tujuan dan Kegunaan Penulisan 1. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan ini adalah sejauh mana penerapan dan pemberlakuan ketentuan yang menyangkut penyalahgunaan penggunaan senjata api airsoft gun didalam Peraturan Kepala Kepolisian negara Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 dan peraturan perundang-undangan lainnya dalam menindaklanjuti permasalahan penyalahgunaan perizinan menggunakan senjata api airsoft gun yang merupakan bagian dari pelanggaran hukum yang terjadi dikehidupan masyarakat luas.

2. Kegunaan Penulisan a. Kegunaan Teoritis

Secara teori kegunaan penulisan skripsi ini adalah untuk memberi sumbangan ilmu pengetahuan bagi masyarakat pada umumnya, mahasiswa fakultas hukum dan para penegak hukum khususnya atas hasil analisis mengenai penyalahgunaan perizinan senjata api airsoft gun dengan berpedoman kepada Undang-Undang Darurat No 12 Tahun 1951 pasal 1, pasal 2, ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) yaitu pasal 351, pasal 352, pasal 353, pasal 354, pasal 368, pasal 362, Peraturan Kapolri No 8 Tahun 2012 Tentang Pengawasan dan Pengendalian Senjata Api Untuk Kepentingan Olahraga yaitu pasal 4, pasal 13, pasal 14, pasal 15, pasal 37, dan Surat Keputusan Kapolri : Skep /82/II/2004 serta


(15)

mengetahui bagaimanakah penegakan hukum pidana penyalahgunaan perizinaan

airsoft gun menggunakan sarana penal dan non penal.

b. Kegunaan Praktis

1. Berguna untuk dapat memotivasi dan menambah pengalaman serta menambah ilmu pengetahuan penulis tidak sebatas dari perkuliahan yang diberikan dosen yang bersangkutan mengenai penyalahgunaan perizinan senjata api airsoft gun

ditinjau dari peraturan Kapolri No 8 Tahun 2012.

2. Memberikan pengetahuan dan informasi bagi masyarakat luas mengenai apa sajakah perbuatan yang dapat digolongkan sebagai penyalahgunaan perizinan

airsoft gun serta bagaimanakah penegakan hukum pidana penyalahgunaan

airsoft gun.

3. Agar supaya pemerintah pada umumnya dan aparat penegak hukum pada khususnya dapat lebih meningkatkan pengawasan terhadap permasalahan penyalahgunan, kepemilikan tidak sah dan peredaran ilegal airsoft gun serta menindak secara tegas pelaku-pelakunya melalui proses peradilan, disamping itu pula melindungi masyarakat pada umumnya dan pengguna airsoft gun

khususnya agar tidak disalahgunakan.

4. Berguna sebagai bahan acuan untuk penelitian-penelitian berikutnya.

D. Kerangka Teoritis dan Konseptual 1. Kerangka Teoritis

Kerangka teoritis adalah konsep-konsep yang sebenarnya merupakan abstraksi dari hasil pemikiran atau kerangka acuan yang pada dasarnya bertujuan untuk


(16)

mengadakan identifikasi terhadap dimensi-dimensi sosial yang dianggap relevan oleh peneliti.20

Mengenai istilah atau pengertian tindak pidana di dalamnya juga terdapat unsur-unsur tindak pidana. Adapun unsur-unsur-unsur-unsur tindak pidana yang dikemukakan oleh para pakar hukum pun terdapat perbedaan pandangan, baik pandangan/aliran

monistis dan pandangan/aliran dualistis.21

Menurut aliran monistis, apabila ada orang yang melakukan tindak pidana maka sudah dapat dipidana. Sedangkan aliran dualistis dalam memberikan pengertian tindak pidana memisahkan antara perbuatan pidana dan pertanggungjawaban pidana, sehingga berpengaruh dalam merumuskan unsur-unsur tindak pidana.

Menurut pakar hukum Simon22, seorang penganut aliran monistis dalam merumuskan unsur-unsur tindak pidana sebagai berikut :

1. Perbuatan hukum (positif atau negatif; berbuat atau tidak berbuat atau membiarkan);

2. Diancam dengan pidana; 3. Melawan hukum;

4. Dilakukan dengan kesalahan;

5. Orang yang mampu bertanggungjawab.

Sedangkan menurut pakar hukum Moeljatno23, seorang penganut aliran dualistis merumuskan unsur-unsur perbuatan pidana/tindak pidana sebagai berikut :

1. Perbuatan (manusia);

2. Memenuhi rumusan dalam undang-undang (ini merupakan syarat formil);

20

Soekanto, Soerjono.1983 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum,Jakarta: Rajawali. Halaman 125

21

Tri Andrisman, 2007. Hukum Pidana, Asas-Asas Dan Dasar Aturan Umum Hukum Pidana Indonesia. Universitas Lampung. Bandar Lampung. Halaman 71

22Ibid.

Halaman 72

23


(17)

3. Bersifat melawan hukum (ini merupakan syarat formil).

Pengaturan mengenai airsoft gun yang sebelumnya terdapat dalam Surat Keputusan Kapolri No. Pol. : Skep / 82 / II / 2004 tanggal 16 Februari 2004 bahwa senjata mainan/menyerupai senjata api (airsoft gun) digolongkan sebagai peralatan keamanan. Sekarang persyaratan dan perizinan airsoft gun telah diatur dalam peraturan Kapolri Nomor 8 Tahun 2012 sebagaimana telah tercantum pada Pasal 4 peraturan Kapolri Nomor 8 Tahun 2012 airsoft gun dimasukan kedalam jenis senjata api olahraga. Terkait persyaratan terdapat dalam Pasal 13 ayat (1) dan terkait perizinan terdapat dalam Pasal 14.

Dasar hukum pidana Indonesia yang digunakan aparat hukum dalam penegakan hukum pidana terkait penyalahgunaan airsoft gun sebagai alat tindak pidana yaitu berdasarkan pasal-pasal dalamKUHP seperti:

1. Penganiayaan diatur dalam Pasal 351, 352, 353, 354 2. Pemerasan diatur dalam Pasal 368 ayat (1)

3. Pencurian diatur dalam Pasal 362

4. Modifikasi airsoft gun menjadi senjata api rakitan di pidana berdasarkan UU Drt Nomor 12 Tahun 1951

Penegakan hukum pidana merupakan satu kesatuan proses diawali dengan penyidikan, penangkapan, penahanan, peradilan terdakwa dan diakhiri dengan pemasyarakatan terpidana.24

Upaya penegakan hukum dalam penanggulangan tindak pidana biasa dikenal dengan istilah “politik kriminal” perlu ditempuh dengan pendekatan kebijakan, dalam arti:

1. Ada keterpaduan (integralitas) antara politik criminal dan poitik social;

24

Soekanto, Soerjono. 1986. Penelitian Hukum normatif Suatu Tinjauan Singkat. Rajawali Pers. Jakarta. Hal 58


(18)

2. Ada keterpaduan (integralitas) antara upaya penanggulangan kejahatan dengan “penal” dan “non penal”.25

Penanggulangan kejahatan secara garis besar dapat dibagi 2 (dua), yaitu lewat jalur “penal” (hukum pidana) dan lewat jalur “non penal” (bukan/di luar hukum pidana). Jalur “penal” lebih menitikberatkan pada sifat “repressive” (penindasan/pemberantasan/penumpasan) sesudah kejahatan terjadi, sedangkan jalur "non penal” lebih menitikberatkan pada sifat “preventive” (pencegahan/penangkalan/pengendalian) sebelum kejahatan terjadi. Dikatakan sebagai perbedaan secara kasar, karena tindakan represif pada hakikatnya juga dapat dilihat sebagai tindakan preventif dalam arti luas.26

2. Kerangka Konseptual

Konseptual adalah kerangka yang menggambarkan hubungan antara konsep-konsep khusus yang merupakan kumpulan dari arti-arti yang berkaitan dengan istilah yang ingin atau akan diteliti .27

Menghindari terjadinya kesalahpahaman terhadap pokok-pokok pembahasan dalam penulisan ini, maka penulis memberikan beberapa konsep yang digunakan untuk memberikan penjelasan terhadap istilah dalam penulisan ini. Adapun istilah yang dipergunakan dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :

a. Penyalahgunaan adalah proses, cara, perbuatan menyalahgunakan; benda.28 b. Izin adalah perkenaan atau pernyataan mengabulkan.29

25

Nawawi, Barda. 2002. Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana. Citra Aditya Bakti.Bandung. Hal. 4

26

Ibid. hal 42

27

Soekanto, Soerjono, 1986.Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta: UI press. Halaman 132

28

http://www.artikata.com/arti-376390-penyalahgunaan.html diakses pada tanggal 3 Februari 2012 Pukul 16.05


(19)

c. Senjata api adalah suatu alat yang sebagian atau seluruhnya terbuat dari logam yang mempunyai komponen atau alat mekanik seperti laras, pemukul/platuk, trigger, pegas, kamar peluru yang dapat melontarkan anak peluru atau gas melalui laras dengan bantuan bahan peledak.30

d. Airsoft gun adalah benda yang bentuk, sistem kerja dan/atau fungsinya menyerupai senjata api yang terbuat dari bahan plastik dan/campuran yang dapat melontarkan Ball Bullet (BB).31

E. Sistematika Penulisan

Untuk membahas masalah penyalahgunaan penggunaan serta perizinan senjata api jenis airsoft gun, agar supaya tersusun dengan baik, sistematis, dan mudah dipahami akhirnya dapat diambil suatu kesimpulan, penulis menggunakan sistematika penulisan yang berurutan sebagai berikut :

I. Pendahuluan

Memuat latar belakang penulisan, dari latar belakang tersebut ditarik pokok-pokok permasalahan dan ruang lingkup, tujuan, dan kegunaan penulisan, kerangka teoritis dan konseptual serta sistematika penulisan.

II. Tinjauan Pustaka

Untuk memudahkan pembahasan permasalahan, akan diuraikan yaitu penyalahgunaan senjata api, istilah senjata api, airsoft gun.

III. Metode Penelitian

29

http://www.wonkdermayu.wordpress.com/arti-0938049858094-izin.html diakses pada tanggal 24 September 2013 Pukul 20.01

30

Peraturan Kapolri No 8 Tahun 2012Loc.Cit., Halaman 2

31


(20)

Penulisan menggunakan metode penelitian Yuridis Normatif dan Yuridis Empiris di Kepolisian daerah Lampung, Perbakin cabang Provinsi Lampung dan komunitas/club airsoft di Bandar Lampung, yang kemudian dianalisis secara kualitatif dengan cara mengkaji pasal-pasal yang berhubungan dengan penyalahgunaan airsoft gun, kepemilikan tidak sah dan peredaran ilegal airsoft gun sebagai bahan dari tindak pidana.

IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Merupakan bab yang menjelaskan secara lebih terperinci tentang penyalahgunaan perizinan senjata api airsoft gun ditinjau dari peraturan Kapolri No 8 Tahun 2012 dengan mengacu kepada kepada Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), Undang-Undang Drt No 12 Tahun 1951 dan ketentuan lainya yang terkait dengan senjata api airsoft gun.

V. Penutup

Merupakan bab yag berisikan kesimpulan dari hasil penelitian dan saran atas dasar hasil penelitian.


(21)

II. TINJAUAN PUSTAKA.

A. Tinjauan Tentang Senjata Api

Sebelum mengenal senjata api, manusia menggunakan senjata tradisional dengan alat sederhana, seperti menggunakan busur panah atau ketapel. Setelah ditemukan bubuk mesiu untuk amunisi dan alat peledak, senjata api pun mulai berkembang diperadaban manusia. Penggunaan senjata api secara global pada perang dunia pertama menyebabkan penyebaran dan perkembangan inovasi dari senjata api sebagai alat pertahanan diri maupun alat serang. Pada masa sekarang senjata api digunakan sebagai senjata pertahanan diri, sebagai sarana olahraga tembak reaksi, dan Berburu Hewan.

Senjata api dapat diartikan suatu alat yang sebagian atau seluruhnya terbuat dari logam yang mempunyai komponen atau alat mekanik seperti laras, pemukul/pelatuk, trigger, pegas, kamar peluru yang dapat melontarkan anak peluru atau gas melalui laras dengan bantuan bahan peledak.

Dalam Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1976 yang menyatakan Senjata api adalah salah satu alat untuk melaksanakan tugas pokok angkatan bersenjata dibidang pertahanan dan keamanan, sedangkan bagi instansi pemerintah di luar angkatan bersenjata, senjata api merupakan alat khusus yang


(22)

penggunannya diatur melalui ketentuan Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 1976, yang menginstruksikan agar para menteri (pimpinan lembaga pemerintah dan non pemerintah) membantu pertahanan dan keamanan agar dapat mencapai sasaran tugasnya.

Lebih jauh dijelaskan dalam ordonansi Senjata Api tahun 1939 jo UU Darurat No.12 Tahun 1951, yang juga senjata api adalah :

1. Bagian-bagian dari senjata api

2. Meriam-meriam dan vylamen werpers (penyembur api) termasuk bagiannya

3. Senjata-senjata tekanan udara dan tekanan per dengan tanpa mengindahkan kalibernya

4. Slachtpistolen (pistol penyembelih/pemotong) 5. Sein pistolen (pistol isyarat)

6. Senjata api imitasi seperti alarm pistolen (pistol tanda bahaya), start revolvers (revolver perlombaan), shijndood pistolen (pistol suar),

schijndood revolvers (revolver suar) dan benda-benda lainnya yang sejenis itu, yang dapat dipergunakan untuk mengancam atau menakuti, begitu pula bagian-bagiannya

Berdasarkan Surat Direktur Intelpam atas nama Kapolri Nomor : R/WSD 404/VII/98/Dit LPP tertanggal 21 Agustus 1998, peralatan keamanan yang dapat digunakan untuk mengancam atau menakuti/mengejutkan adalah :

1. Senjata gas air mata yang berbentuk : pistol/revolver gas, stick/pentungan gas, spray gas, gantungan kunci gas, extinguising gun/pemadam api ringan, pulpen gas, dll

2. Senjata kejutan listrik yang berbentuk : stick/tongkat listrik, kejutan genggam, senter serba guna, dll

3. Senjata Panah : model cross bow (senjata panah), panah busur, dll 4. Senjata tiruan/replika

5. Senjata angin kaliber 4,5 mm 6. Alat pemancang paku beton

Sedangkan menurut Surat Direktur Intelpam Nomor : R/SWD-368/VII/1998/Dit LPP tertanggal 24 Juli 1998, senjata api tiruan:


(23)

1. Senjata api type clock 17 pistol dari plastik

2. Crossman 50 caliber poin gun 3. The cat pistol

4. Marksman semi auto pistol 5. 22 black revolver mini cross bow

6. Mainan berbentuk senjata api asli

7. Replika senjata mainan menyerupai senjata api 8. Alat keamanan/bela diri yang sejenis

Dengan demikian, yang disebut dengan Senjata Api tidak hanya terbatas pada bentuk utuh Senjata Api tersebut, namun bagian-bagian dari padanya pun termasuk dalam definisi dan kriteria Senjata Api.

B. Dasar Hukum Penggunaan Senjata Api Di Indonesia

Menurut Instruksi presiden RI No. 9 tahun 1976 senjata api adalah salah satu alat untuk melaksanakan tugas pokok Angkatan Bersenjata dibidang pertahanan dan keamanan, sedangkan bagi instansi pemerintah di luar Angkatan Bersenjata, senjata api merupakan alat khusus yang penggunannya diatur melalui ketentuan Inpres No. 9 Tahun 1976. Yang menginstruksikan agar para Menteri/Pimpinan lembaga pemerintahan dan non pemerintahan membantu Menteri Pertahanan dan Keamanan agar dapat mencapai sasaran tugasnya. Penggunan senjata api juga diperbolehkan di Indonesia untuk kalangan sipil penggunaanya diatur dalam undang-undang No. 8 Tahun 1948, tentang pendaftaran dan pemberian izin pemakaian senjata api.

Berdasarkan pasal 9 UU No 8 Tahun1948 tentang pendaftaran dan pemberian izin pemakaian senjata api. Polri merupakan satu-satunya instansi yang berwenang untuk mengeluarkan izin pemakaian senjata api. Berkaitan dengan undang-undang tersebut. Dimana Polri memperbolehkan masyarakat sipil menguasai senjata api. Berikut dasar hukum penggunaan senjata api di Indonesia :


(24)

1. UU No 8Tahun 1948

Undang-undang ini mengatur mengenai pendaftaran dan pemberian izin penggunaan senjata api. Senjata api yang dimiliki oleh masyarakat sipil harus didaftarkan di Kepolisian daerah, tempat orang tersebut berdomisili. Dalam Undang-undang ini ditetapkan bahwa yang bukan anggota TNI atau POLRI yang memiliki senjata api harus mempunyai surat izin dari kepolisian. Hal yang demikian telah diatur didalam pasal 9 ayat (1) Undang-undang No 8 Tahun 1948 yang berbunyi : “setiap orang yang bukan anggota tentara atau Polisi, yang mempunyai dan memakai senjata api harus mempunyai surat izin pemakaian senjata api menurut contoh yang ditetapkan oleh Kapolri”. Sedangkan surat izin yang dimaksud merupakan kewenangan dari Kapolri sebagaimana terdapat dalam pasal 9 ayat (3) UU No 8 Tahun 1948 yang berbunyi : “yang berhak memberikan surat izin pemakaian senjata api ialah Kepala Kepolisan karesidenan atau orang yang ditunjuknya”.

2. UU Drt No 12 Tahun 1951

Ketentuan UU Drt No 12 Tahun 1951 pada dasarnya mengatur mengenai peraturan hukuman istimewa sementara. Melalui peraturan ini pula ditetapkan sanksi pidana terhadap seseorang yang melakukan penyalahgunaan senjata api dan bahan peledak. Sebagaimana yang tertuang dalam pasal 1 ayat (1) peraturan ini berbunyi :

“Barangsiapa, yang tanpa hak memasukkan ke Indonesia, membuat, menerima, mencoba memperoleh, menyerahkan atau mencoba menyerahkan, menguasai, membawa, mempunyai persediaan padanya atau mempunyai dalam miliknya, menyimpan, mengangkut, menyembunyikan, mempergunakan atau mengeluarkan dari Indonesia sesuatu senjata api, munisi atau sesuatu bahan peledak, dihukum


(25)

dengan hukuman mati atau hukuman penjara seumur hidup atau hukuman penjara sementara setinggi-tingginya dua puluh tahun.”

Peraturan ini bisanya digunakan untuk kasus-kasus penyalahgunaan senjata api, maupun kasus penyelundupan senjata api ke Indonesia. Sebab UU Drt No 8 Tahun 1951 ini merupakan perundang-undangan yang masih berlaku dan belum dicabut, di dalamnya juga mengatur secara khusus mengenai sanksi penyalahgunaan senjata api.

3. Surat keputusan Kapolri : Skep/82/II/2004

Surat keputusan ini ialah tentang petunjuk pelaksanaan dan pengawasan dan pengendalian senjata api non organik TNI/POLRI dimana dalam buku petunjuk ini ditetapkan sebagai pedoman pengawasan dan pengendalian senjata api non organik TNI/POLRI yang dimiliki oleh instansi pemerintah, badan usaha swasta, ataupun perorangan, baik unutk kepentingan olahraga, bela diri, maupun unutuk kepentingan kelengkapan tugas bagi anggota Satpam/Polsus.

Kewenangan untuk membuat surat keputusan Kapolri di dalam UU No 20 Tahun 1960. Peraturan perundangan ini memberikan wewenang kepada Kapolri sebagai pihak yang dapat mengabulkan atau menolak suatu permohonan izin senjata api. Surat keputusan Kapolri berperan dalam mengatur lebih lanjut ketentuan mengenai senjata api meskipun sudah diatur secara konkret dalam Undang-Undang perlu adanya pengaturan mengenai hal-hal yang bersifat teknis. Selanjutnya dibuat surat keputusan Kapolri : Skep 82/II/2004 tentang Pengawasan dan Pengendalian Senjata Api Non Organik TNI/POLRI, yang di dalamnya mengatur lebih lanjut mengenai tata cara permohonan izin pemilikan senjata api.


(26)

Maksud dari dikeluarkanya peraturan ini adalah sebagai pedoman bagi kepolisain untuk melakukan pengawasan dan pengendalian senjata api, yang berhubungan dengan kewenangan Kapolri untuk mengabulkan izin kepemilikan senjata api.

Surat keputusan Kapolri pada dasarnya mengatur mengenai tahapan yang harus dilalui pemohon izin senjata api yaitu Kepolisian Negara Republik Indonesia dibuat pimpinanya dalam hal ini Kapolri. Dalam pelaksanaanya, surat keputusan ini mengikat masyarakat yang hendak mengajukan permohonan izin kepemilikan senjata api. Sedangkan apabila terjadi suatu pelanggaran atas pemilikan izin tersebut, sanksi yang dapat dijatuhkan tetap merujuk pada UU Drt No 12 Tahun1951.

4. Peraturan Kapolri No 8 Tahun 2012

Peraturan Kapolri ini ialah tentang pengawasan dan pengendalian senjata api untuk kepentingan olahraga dimana dalam peraturan ini ditetapkan sebagai pedoman pengawasan dan pengendalian senjata api untuk kepentingan olahraga yang dimiliki oleh pengguna senjata api olahraga khusus hanya untuk tujuan olaharaga.

Peraturan Kapolri pada dasarnya mengatur mengenai tahapan yang harus dilalui pemohon izin senjata api olahraga untuk memperoleh izin dari Kepolisian Negara Republik Indonesia dibuat pimpinanya dalam hal ini Kapolri. Dalam pelaksanaanya, peraturan Kapolri ini mengikat masyarakat yang hendak mengajukan permohonan izin kepemilikan senjata api olahraga.


(27)

Terkait tindakan yang dilakukan apabila ditemukan penyalahgunaan perizinan berdasarkan ketentuan peraturan Kapolri No 8 Tahun 2012, pasal 37 ayat 6, yang berbunyi :

6. mencabut izin kepemilikan dan melakukan penggudangan senjata api apabila:

a) izin kepemilikannya sudah mati/tidak diperbarui/tidak didaftarkan ulang setiap tahunnya di Polda setempat; dan b) terbukti melakukan penyalahgunaan izin.

Sanksi administratif yang bisa diberikan oleh aparat kepolisian berdasarkan peraturan Kapolri No 8 Tahun 2012 berdasarkan pasal 6 diatas serta bentuk dari perbutan penyalahgunaan perizinan airsoft gun dapat dilihat pada pasal 14 ayat 1.

C. Penyalahgunaan Senjata Api

Peredaran senjata api di Indonesia mengalami peningkatan, hal ini dapat dilihat banyaknya kasus – kasus penyalahgunaan senjata api di masyarakat. Peredaran senjata api ilegal sampai kepada masyakat tentu tidak terjadi begitu saja, beberapa sumber penyebab terjadinya yang berkaitan dengan peredaran senjata api, antara lain :1

1. Penyelundupan. Hal ini tidak hanya berkaitan dengan impor, namun juga ekspor. Hal ini sering dilakukan baik oleh perusahaan–perusahaan eksportir/importir ataupun secara pribadi dengan cara melakukan pemalsuan dokumen tentang isi dari kiriman.

2. Pasokan dari dalam negeri, maka hal ini erat kaitannya dengan keterlibatan oknum militer ataupun oknum polisi, karena memang mereka dilegalkan oleh undang-undang untuk menyimpan, memiliki dan menggunakan senjata api. Namun pada kenyataannya kepemilikan senjata api yang legal tersebut sering disalahgunakan dengan cara menjual senjata api organik TNI / POLRI dengan harga yang murah kepada masyarakat sipil.

1

M.Tito Karnavian.2008.Indonesia Top Secret Membokar Konflik Poso,Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Halaman 197


(28)

Munculnya berbagai kasus terhadap penyalahgunaan senjata api sudah sering terjadi di tengah masyarakat. Terkadang penggunaan senpi tak lagi sesuai fungsi dan tak jarang pemilik menggunakannya semena-mena dengan sikap arogan yang memicu terjadinya ketidaktenangan masyarakat. Lantas, bagaimana dengan senpi-senpi ilegal yang sering digunakan untuk melakukan aksi kejahatan. Larangan penyalahgunaan senjata api meliputi empat hal, yaitu :

1. Memiliki senjata api tanpa izin.

2. Menggunakan senjata api untuk berburu binatang yang dilindungi. 3. Meminjamkan/menyewakan senjata api kepada orang lain.

4. Serta menggunakan senjata api untuk mengancam atau menakut-nakuti orang lain.

Maraknya penggunaan senjata api tanpa izin orang yang tidak bertanggungjawab berdampak meresahkan masyarakat dan mengganggu stabilitas keamanan nasional. Kondisi ini memaksa aparat keamanan untuk bekerja keras memberantas para pemasok senjata api gelap. Penyalahgunaan senjata tersebut mulai dari pengancaman, pemukulan, penembakan, modikfikasi senjata, terlibat narkoba dan apabila terjadi penyalahgunaan senjata api, otomatis izin kepemilikannya dicabut, izin kepemilikan senjata api juga dicabut apabila sang pemilik meninggal dunia.

Masalah senjata api baik legal maupun illegal sungguh menjadi suatu yang dilematis. Di satu pihak untuk menjaga diri, tapi di pihak lain bisa juga disalahgunakan untuk gagah-gagahan dan menakuti orang. Bahkan di tengarai ada oknum yang menyewakan senjatanya untuk warga sipil. Yang jelas, kepemilikan senjata api sudah kebablasan, dan sulit diawasi. Maka pihak-pihak Polri harus bekerja keras mengenai hal itu.


(29)

Asas hukum pidana Indonesia mengatur sebuah ketentuan yang mengatakan bahwa suatu perbuatan tidak dapat dihukum selama perbuatan itu belum diatur dalam suatu perundan-undangan atau hukum tertulis. Asas ini dapat dijumpai pada Pasal 1 ayat (1) KUHP yang disebut dengan asas legalitas yaitu asas mengenai berlakunya hukum. Untuk itu dalam menjatuhkan atau menerapkan suatu pemidanaan terhadap saeorang pelaku kejahatan harus memperhatikan hukum yang berlaku.2

Dalam ketentuan Pasal I ayat (1) KUHP, asas legalitas mengandung 3 (tiga) pengertian, yaitu :

1. Tidak ada perbuatan yang dilarang dan diancam dengan pidana kalau hal itu terlebih dahulu belum dinyatakan dalam suatu aturan undang-undang.

2. Untuk menentukan adanya tindak pidana tidak boleh digunakan analogi. 3. Aturan-aturan hukum pidana tidak berlaku surut.3

Dari pengertian point I menyebutkan harus ada aturan undang-undang. Dengan demikian harus ada aturan hukum yang tertulis terlebih dahulu terhadap suatu perbuatan sehingga dapat dijatuhi pidana terhadap pelaku yang melakukan perbuatan pidana. Dengan demikian berdasarkan peraturan yang tertulis akan ditentukan perbuatan apa saja yang dilarang untuk dilakukan yang jika dilanggar menimbulkan konsekuensi hukum yaitu menghukum pelaku.

Berbicara mengenai tindak pidana yang ditimbulkan oleh penggunaan senjata api yang tidak sesuai dengan prosedur, maka yang akan dibahas adalah adalah tindak pidana yang terjadi akibat penggunaan senjata api yang tidak sesuai dengan

2

Moeljatno. 2000. Asas-asas Hukum Pidana di Indonesia. Jakarta: PT Rineka Cipta. Halaman 25

3Ibid


(30)

prosedur. Beberapa tindak pidana lainnya yang ditimbulkan oleh penggunaan senjata api yang tidak sesuai dengan prosedur yaitu :

1. Penganiayaan

a. Undang-undang tidak memberikan ketentuan mengenai apakah yang dimaksud dengan penganiayaan. Menurut yurisprudensi yang dimaksud dengan penganiayaan adalah sengaja menyebabkan perasaan tidak enak (penderitaan), rasa sakit (pijn), atau luka. Di dalam KUHP, penganiayaan diatur dalam Pasal 351, 352, 353, 354.

2. Pemerasan

Diatur dalam Pasal 368 ayat (1) KUHP, yang dinamakan dengan pemerasan dengan kekerasan. Pasal 368 ayat (1) menyatakan diantaranya bahwa : ‘Barangsiapa dengan maksud hendak menguntungkan diri sendiri atau orang lain dengan melawan hak, memaksa orang dengan kekerasan atau ancaman kekerasan, supaya orang itu memberikan barang, yang sama sekali atau sebagainya termasuk kepunyaan orang itu sendiri, kepunyaan orang lain……”

3. Pencurian

Diatur dalam Pasal 362 KUHP yang menyatakan diantaranya bahwa : “Baarangsiapa mengambil sesuatu barang, yang sama sekali atau sebagian termasuk kepunyaan orang lain, dengan maksud akan memiliki barang itu dengan melawan hak, dihukum karena pencurian………….”

4. Pembunuhan


(31)

“Barangsiapa dengan sengaja menghilangkan nyawa orang dihukum karena bersalah melakukan pembunuhan dengan hukuman penjara selama-lamanya lima belas tahun”.

Berdasarkan bunyi Pasal 338 KUHP, maka unsur-unsur pembunuhan adalah:4

a. Barang siapa

Hal ini berarti ada orang tertentu yang melakukannya. b. Dengan sengaja

Dalam ilmu hukum pidana, dikenal 3 (tiga) jenis bentuk sengaja (dolus) yakni:

1. Sengaja sebagai maksud

2. Sengaja dengan keinsyafan pasti

3. Sengaja dengan keinsyafan kemungkinan/dolus eventualis c. Menghilangkan nyawa orang lain

5. Kelalaian yang menyebabkan kematian

Diatur dalam Pasal 359 KUHP, yang menyatakan bahwa :

“Barangsiapa karena kesalahannya menyebabkan orang mati, dihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya lima tahun”. Rumusan karena salahnya adalah unsur kelalaian atau culpa yang menurut ilmu hukum pidana terdiri dari :

a. Culpa dengan kesadaran b. Culpa tanpa kesadaran

4

Leden Marpaung. 2002. Tindakan Pidana Terhadap Nyawa Dan Tubuh,Jakarta,Sinar Grafika Halaman 22.


(32)

D. Airsoft Gun

Airsoft gun merupakan senjata replika dimana bentuk fisik dari airsoft gun

sengaja di bentuk menyerupai senjata api sungguhan dengan perbandingan 1:1 dengan meniru berbagai model/jenis senjata api militer seperti beberapa contoh populer dalam militer M16‐A1, M16‐A2, M4A1 Carbine, M733, XM177E2, MP5‐SD6, MP5‐A5, AK47, Steyr AUG, FAMAS, dan banyak jenis lainnya telah diproduksi dalam jenis hand gun maupun revolver. Kemiripan dari airsoft gun

sendiri berpengaruh terhadap harga maupun prestise dari pemilik airsoft gun, semakin mirip airsoft gun dengan senjata api sungguhan semakin disukai oleh para pengguna airsoft gun dan harganya pun semakin mahal.

Cara kerja dari airsoft gun secara perinsip tidak sama dengan senjata api militer,

airsoft gun menembakan proyektil peluru berupa bola plastik (ball bearing) berdiameter 6 mm dengan menggunakan gas atau pegas. Cara memainkan airsoftgun melalui suatu permainan seperti simulasi tempur (combat) atau

perang-perangan. Umumnya permainan airsoftgun dimainkan oleh laki-laki. Selain itu, ketika turut bermain wajib memiliki stamina yang baik dan prima. Karena menguras energi Kadang tiarap, kadang lari-lari atau sembuyi semirip mungkin dengan situasi perang (simulasi). Jenis permainan ini adalah permainan antar team bukan individu. Ada peserta yang menjadi posisi komandan regu yang lainnya anggota. Setiap peserta harus mengenakan artibut militer.

Airsoft gun diciptakan untuk memenuhi keinginan pecinta senjata untuk mengalami pengalaman menembakkan senjata yang relatif aman untuk pengguna


(33)

individu dan pengaplikasian strategi pertempuran dalam permainan perang-perangan/skirmish (wargame) jika dalam suatu komunitas.

Setiap komunitas yang baik dan bertanggung jawab selalu memiliki kode etik tersendiri, namun memiliki kesamaan prinsip demi keamanan dan kelangsungan kegiatan airsoft ini sendiri. Dikarena menggunakan alat permainan dan aksesoris lainnya yang merupakan replika dari senjata api (senpi). Tampak dan kesan yang diperlihatkan dari alat permainan ini jika tidak bijak dalam memperlakukannya akan dapat merugikan orang lain dan pengguna airsoft gun sendiri. Karena itu jika ada seseorang atau sekelompok orang yang tidak mematuhi kode etik penggunaan

airsoft, mereka layak untuk tidak dianggap atau dikucilkan dari lingkup dunia hobby airsoft nasional maupun internasional.

Berikut beberapa pedoman kepemilikan airsoft gun secara umum yang digunakan dalam komunitas airsoft :5

a. Perlakukan unit airsoft anda seperti senjata sebenarnya. Dengan memperlakukan unit airsoft anda seperti senjata sebenarnya, Anda dapat membiasakan diri untuk tidak membahayakan diri anda maupun diri orang lain. Hobby ini dapat merugikan orang lain jika kita tidak mendisplinkan diri dalam memakai atau memperlakukan airsoft.

b. Biasakanlah untuk memperlakukan unit airsoft anda seakan-akan airsoft anda selalu dalam kondisi terisi peluru. Walaupun anda yakin anda baru saja mengeluarkan peluru (BB bullet) atau magazine, karena hampir semua

5

http://magg12.com/read-article/2/kode-etik-pengguna-airgun-dan-airsoftgun.html diakses pada tanggal 18 maret 2013 pukul 12.01


(34)

kecelakaan adalah karena kekhilafan manusia (human error), bisa saja kita lupa. Karena itu patuhilah pedoman di atas.

c. Jangan mengarahkan laras airsoft anda pada seseorang maupun sesuatu yang bukan sasaran yang ingin anda tembak, anda dapat tidak sengaja menyakiti orang lain atau merusak benda-benda di sekitar anda.

d. Jangan membiasakan diri meletakan jari anda pada trigger/pemicu. Jauhkan jari dari trigger ketika tidak menggunakan unit airsoft anda. Juga selalu kunci unit airsoft anda saat tidak digunakan.

e. Selalu kosongkan magazine unit airsoft anda bila tidak digunakan. Selain untuk alasan keselamatan, anda dapat memperpanjang umur mekanisme pegas yang ada dalam magazine.

f. Selalu lepaskan battery atau dan kunci airsoft anda bila sedang tidak digunakan.

g. Jangan bermain di dalam rumah, peluru dapat memantul dan dapat melukai penghuni lain atau merusak barang yang ada. Jika memiliki balita, peluru (BB bullet) sangat menarik bagi mereka karena berwarna-warni, jika ditelan akan dapat membuat balita tersedak, sehingga sangat berbahaya jika kita tidak menjauhkan peluru tersebut dari jangkauan anak-anak/ balita.

Dan pedoman keselamatan pribadi didalam menggunakan airsoft gun yaitu : a. Dilarang gunakan unit airsoft anda untuk tujuan iseng/usil. Selain dapat

melukai seseorang tindakan anda pun dapat dituntut secara hukum, dan imbasnya rekan-rekan anda dapat kehilangan kesempatan bermain atau memiliki airsoft jika sampai dilarang.


(35)

b. Selalu gunakan tutup pengaman unit airsoft anda bila tidak sedang digunakan. Ini dapat mencegah hal-hal yang tidak diinginkan selain bila anda biarkan unit airsoft anda tetap terbuka.

c. Selalu pilih tempat yang aman untuk menggunakan unit airsoft anda. Hindari tempat-tempat umum/ramai yang banyak dilalui oleh orang maupun kendaraan seperti taman, kebun, tempat parkir, dll.

d. Selalu simpan unit airsoft anda dalam tempat yang aman dan tertutup (gunbag, dus kemasan airsoft, dll) dengan posisi trigger terkunci. Jangan biasakan membawa unit airsoft anda secara ekspresif, selain dapat menakut-nakuti orang lain, anda dapat mengundang polisi dan berakibat kepada ekses hukum.

e. Lepaskan magazine peluru secara hati-hati. Kadangkala masih ada peluru yang tertinggal dalam unit airsoft anda.

f. Cara yang aman adalah menembakannya ke arah kosong/atas, sebelum anda menyimpannya.

g. Jika tidak digunakan, biasakan untuk menjauhkan jari anda dari trigger untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

Dalam memainkan airsoft gun dalam suatu zona permainan juga terdapat prosedur agar terhindar dari cedera atau luka serius yaitu :

a. Selalu gunakan pengaman mata (safety goggle) atau masker tertutup (seperti pada olahraga motorcross) untuk keselamatan mata anda dari tembakan langsung maupun kemungkinan pantulan dari peluru.

b. Gunakan pakaian yang baik (dan agak tebal). Akan lebih berguna jika anda menggunakan seragam militer / polisi daripada sekedar t-shirt saja.


(36)

c. Penggunaan sarung tangan dan sepatu militer/ polisi juga disarankan sebagai perlindungan sekunder.

Peraturan permainan dapat berbeda-beda di lain tempat, tetapi secara umum antara lain adalah :

a. Pastikan bahwa anda dalam keadaan sehat jasmani

b. Tidak diperkenankan untuk bermain jika Anda sedang dalam pengaruh obat yang tidak memperkenankan anda melakukan aktifitas berat.

c. Tidak diperkenankan menembak bagian leher ke atas sebagai sasaran tembak.

d. Jika sasaran/musuh anda berada dalam jarak 10m atau kurang, teriakan peringatan untuk menyerah. Jika sasaran /musuh menyerah, anda tidak diperkenankan untuk menembaknya. Sebaliknya jika sasaran/musuh tidak menyerah, anda diperkenankan menembak ke arah kaki.

e. Hentikan tembakan anda, jika sasaran/musuh anda telah mengaku tertembak. f. Jika anda tertembak, anda dapat segera mengangkat kedua tangan anda agar

tidak ditembaki lagi (jika peraturan di tempat anda mengharuskan anda membawa peluit, tiuplah keras-keras), dan segeralah berjalan ke luar arena permainan yakni ke arah tempat perlindungan (safety zone) dengan tangan terus diangkat sampai ke tempat aman. Jika tidak, anda dapat dikira sebagai pemain aktif dan ditembaki lagi.

g. Jangan menembak ke arah tempat perlindungan (safety zone)6.

6


(37)

Mengingat kegiatan dan keberadaan komunitas olahraga airsoft gun di Indonesia, saat ini berada dibawah pengawasan serta binaan dari Perbakin sebagai Induk Organisasi Olahraga Menembak di Indonesia maka diperlukan adanya Peraturan dan Tata Tertib yang dapat mengatur seluruh kegiatan airsoft ini yang pada dasarnya mencakup kegiatan olahraga menembak asaran dan menembak target serta simulasi perang (war games). untuk menghindari terjadinya hal-hal yang kurang berkenan terhadap komunitas airsoft sehingga dapat menimbulkan image yang tidak baik dikalangan olahragawan ataupun aparat keamanan, maka Komite membuat peraturan dan tata tertib yang akan diterapkan di seluruh wilayah Pengda Perbakin di Indonesia. Sebagaimana tercantum dalam Pasal 3 Peraturan dan tata tertib bidang olahraga menembak airsoft gun oleh Perbakin , mengenai penggunaan airsoft gun dan peralatannya yaitu :

a. Airsoft gun dan peralatannya hanya dapat digunakan untuk kegiatan yang terkait dengan olahraga dan permainan Airsoft gun seperti tembak sasaran, tembak reaksi.

b. Airsoft gun dan peralatannya hanya dapat digunakan di tempat yang khusus diperuntukkan bagi kegiatan olahraga menembak, seperti lapangan tembak yang sudah mendapat rekomendasi dari Perbakin.

c. Airsoft gun dan peralatannya dapat juga digunakan dilokasi lain dengan syarat lokasi tersebut sudah mendapat izin dan rekomendasi dari Pengda Perbakin serta pihak keamanan setempat untuk melaksanakan kegiatan


(38)

d. Airsoft gun dan peralatannya tidak boleh dipergunakan untuk keperluan yang dapat menganggu keamanan dan ketertiban umum serta tindak pidana lainnya.

e. Pelanggaran atas peraturan penggunaan airsoft gun dan peralatannya ini akan dikenakan sanksi administratif dari pihak Perbakin.

Dan didalam pasal 4 mengenai persyaratan keselamatan (safety regulation) dan keamanan yaitu :

a. Menggunakan safety googles.

b. Menggunakan holster/gunbag dengan pelindung magazin yang kedudukannya terpisah dari airsoft gun nya.

c. Dilarang mengarahkan airsoft gun kepada orang lain.

d. Dilarang mengarahkan tembakan percobaan kepada manusia atau binatang. e. Dilarang memperlihatkan atau mempertontonkan airsoft gun dan

peralatannya di tempat umum/keramaian (kecuali ada izin). f. Wajib membawa kartu tanda kepemilikan airsoft gun.

g. Apabila event dan atau kegiatan dilakukan di luar kota/daerah maka anggota harus membawa surat jalan sebagai utusan dari perkumpulan/club yang bersangkutan.

h. Surat jalan sebagaimana dimaksud diterbitkan oleh sekretariat (rekomendasi Pengda Perbakin) mewadahi divisi airsoft gun yang menerangkan maksud dan tujuan membawa airsoft gun dan Peralatannya serta menetapkan batas waktu yang jelas.


(39)

Berikut beberapa peraturan/regulasi dari beberapa Negara terkait legalitas dari

airsoft gun, yaitu:

A. Amerika serikat

kepemilikan airsoft gun diwajibkan memakai orange tip (penanda oranye) di ujung laras sebagai penanda bahwa senjata yang mereka bawa bukanlah senjata api versi militer melainkan airsoft gun, sehingga masyarakat awam akan menyadari bahwa senjata tersebut bukan senjata versi militer. Seperti pada Title 10 chapter 1 of the New York City Administrative Code states yaitu:

1. It shall be unlawful for any person to sell or offer for sell, possess or use or attempt to use or give away, any toy orimitation firearm which substantially duplicates or can reasonably be perceived to be an actual firearm unless:

(a) the entire exterior surface of such toy or imitation firearm is colored white, bright red, bright orange, bright yellow, bright green, bright blue, bright pink or bright purple, either singly or as the predominant color in combination with other colors in any pattern; or

(b) such toy or imitation firearm is constructed entirely of transparent or translucent materials which permits unmistakable observation of the imitation or toy firearm's complete contents;

Dalam aturan tersebut diterangkan bahwa melanggar hukum bagi siapapun yang menjual atau menawarkan untuk menjual, memiliki atau menggunakan atau mencoba untuk menggunakan atau memberikan,setiap senjata api mainan atau imitasi senjata api yang secara substansial replika atau bisa dianggap senjata api yang sebenarnya tidak dapat dikenakan hukuman kecuali apa bila keseluruhan permukaan bagian luar senjata api mainan atau replika senjata api berwarna putih, merah terang, oranye


(40)

terang, kuning terang, hijau terang, biru terang, merah muda terang, atau ungu terang, atau beberapa bagian yang lebih dominan dari kontras warna dasarnya, senjata api mainan atau replika senjata api keseluruhan berbahan dasar transparan atau tembus cahaya yang dapat secara jelas dikenali sebagai senjata mainan. Jika senjata yang dibawa dan tidak mempunyai ciri khusus diatas maka senjata yang di bawa dianggap sama dengan senjata api sungguhan dimata hukum.

Pada law state of america Title 15, Chapter 76, Section 5001 (b) :

(b) Distinctive marking or device; exception; waiver; adjustments and changes (1) Except as provided in paragraph (2) or (3), each toy, look-alike, or imitation firearm shall have as an integral part, permanently affixed, a blaze orange plug inserted in the barrel of such toy, look-alike, or imitation firearm. Such plug shall be recessed no more than 6 millimeters from the muzzle end of the barrel of such firearm.

Ditegaskan mengenai pemberian tip warna pada bagian ujung laras pada imitasi senjata api yang disertakan secara permanen tidak lebih dari 6 milimeter dari ujung laras.

B. Australia

Airsoft guns dilarang secara umum, meskipun secara hukum Australia telah membuat kemajuan dalam proses pelegalisasian airsoft. Tetapi masih illegal di beberapa Negara bagian dan kepemilikan airsoft gun bisa dihukum sebagaimana kepemilikan senjata api ilegal.7

C. Bulgaria

7

http://www.socomtactical.net/World-laws-of-airsoft.php diakses tanggal 25 Agustus 2013 11:29:10


(41)

1) Airsoft adalah olahraga legal menurut hukum di Bulgaria dan tidak ada pelarangan terhadap airsoft.

2) Masyarakat berumur antara 14-18 tahun perlu izin dari orang tua. Untuk umur 18 tahun keatas tidak ada izin maupun batasan

3) Hukum Bulgaria mengizinkan airsoft gun di rubah menjadi air gun dan tidak diperlukan izin maupun surat kepemilikan atau apapun untuk melakukan perubahan tersebut.

4) Dilarang Menembak di area-area Tertentu yang telah ditentukan. Area yang telah ditentukan seperti area sekolah, gedung administratif, dan di tempat-tempat area umum baik itu menggunakan airsoft gun maupun airgun.

5) Tidak ada pelarangan terkait membawa, menyimpan, menggunakan

airsoft gun di bulgaria.

6) Tidak ada pelaranggan terkait umur pengguna airsoft gun (penjual tidak menjual airsoft gun/airgun dibawah umur 18 tahun).

7) Tidak ada pelaranggan terkait penggunaan laser, flash light (senter) dan sebagainya. Dapat diartikan, diperbolehkan memasang apapun. 8) Tidak diperlukan pemasangan orange tip.

9) Tidak ada pelaranggan terkait power/fp/s dari airgun/airsoft.

10) Tidak ada pelaranggan terkait membawa-bawa airsoft gun di area umum.8

D.Canada

1. Airsoft guns yang sangat menyerupai senajata api sungguhan diklasifikasikan sebagai replika senjata api dan hanya diimport oleh perusahaan yang telah memperoleh izin bisnis senjata api. Penjualan maupun pemindahan secara impor tanpa memiliki izin merupakan tindakan melawan hukum.

2. Air gun dengan muzzle velocity lebih dari 152.4 metres per second (500 ft/s) dan muzzle energy lebih dari 5.7 joules (4.2 ft/s) dianggap sebagai senjata api sesuai dengan Canadian Firearms Act. Sebagai contoh, jika kecepatan BB airsoft lebih dari 213 mp/s (700 ft/s) dengan berat BB 0.20 grams (3.1 gr), dipastikan muzzle energy yang dikeluarkan 4.43 joules (3.27 ft/s).

3. Tidak ada perbedaan hukum dibuat antara airsoft dan senjata api sungguhan apabila ketika digunakan untuk tujuan.

4. Di wilayah Ontario usia minimum untuk membeli airsoft gun adalah 18 tahun. anak-anak dibawah usia 18 tahun harus diawasi oleh dewasa.

5. Airsoft guns yang diimport oleh warga sipil dapat disita dan dimusnahkan oleh pihak bea cukai.9

8

WorldLaws,Airsoft gun.2013, Loc.Cit

9

Aturan terkait airsoft guns dijelaskan dalam the Royal Canadian Mounted Police/Canadian Firearms dalam Firearms Act (S.C. 1995, c. 39) negara canada.


(42)

D. Denmark

1. Usia minimal harus 18 tahun untuk membeli serta menggunakan dan memiliki airsoft gun.

2. Penggunaan airsoft gun hanya di wilayah yang telah memperoleh izin dari kepoisian.

3. Tidak dibutuhkan izin kepemilikan senjata api.10

E. Portugal

Airsoft gun legal di Portugal dikenal dengan nama softair. Softair dimasukan didalam kategori khusus dalam “Arma de Softair’’. Dikutip berdasarkan Guns and Ammunitions Act (DR - Lei n.°5/2006 de 23 de Fevereiro - Regime Jurídico das armas e suas munições) yaitu :

1. setiap softair gun secara keseluruhan atau sebagian harus diwarnai merah atau kuning fluorescent.

2. Kepemilikan softair gun tidak membutuhkan pertanggung jawaban dalam jaminan keselamatan umum.

3. Batasan khusus lainya diberikan kepada pengerajin softair

4. energy maksimal tidak lebih dari 1.3 joules (374 ft/s).

5. Softair gun terbatas untuk : a) Usia minimal 18.

b) Hanya untuk tujuan olahraga.

c) Pembelian dan kepemilikan harus didaftarkan dalam federasi softair.11

Di Indonesia airsoft gun diragukan mengenai legalitasnya sebagai senjata api olahraga atau sebagai mainan oleh para pengguna airsoft gun, dikarnakan tujuan dari penggunaanya untuk simulasi perang-perangaan dan dianggap tidak berbahaya seperti senjata api militer yang menggunakan peluru dengan ujung

10

Aturan terkait airsoft guns dijelaskan dalam the Danish "Våbenlov"(Arms control legislation) negara Denmark.

11

Aturan terkait airsoft guns/soft air dijelaskan Guns and Ammunitions Act (DR - Lei n.°5/2006 de 23 de Fevereiro - Regime Jurídico das armas e suas munições) negara Portugal.


(43)

runcing. Jika melihat undang-undang dan peraturan yang mengatur mengenai penggolongan senjata api dalam artian airsoft gun sebagai senjata api, yaitu :

a. UU Senjata Api tahun 1939 jo UU Darurat No.12 Tahun 1951 pasal 1 ayat (2) disebutkan Senjata-senjata tekanan udara dan tekanan per dengan tanpa mengindahkan kalibernya. Mekanisme airsoft gun sendiri dalam melontarkan proyektilnya dibagi menjadi tiga jenis utama berdasarkan tenaga penggeraknya: spring (berpenggerak pegas), elektrik, dan gas (tekanan udara). Dalam melontarkan proyektil airsoft gun tidak menggunakan sistem pembakaran mesiu seperti senjata api konvensional.

b. Bahwa senjata mainan/ menyerupai senjata api (airsoft gun) digolongkan sebagai peralatan keamanan sebagaimana dimaksud Surat Keputusan Kapolri No. Pol. : Skep / 82 / II / 2004 tanggal 16 Februari 2004.

c. Dalam peraturan Kepala Kepolisian negara Republik Indonesia no 8 Tahun 2012 pada Bab II senjata api olahraga mengenai bagian kesatu di dalam pasal 4 ayat (1) jenis senjata api olahraga, meliputi senjata api, pistol angin (air pistol),senapan angin (air rifle) dan airsoft gun.

Penyebutan senjata api olahraga juga minimbulkan ambigu apakah yang dimaksud dengan senjata api olahraga (airsoft gun) ini senjata api konvensional/senjata api yang menggunakan prinsip ledakan gas mesiu yang di peruntukan sebagai sarana olahraga seperti dalam tembak reaksi.


(44)

III. METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Masalah

Penulisan skripsi ini menggunakan dua macam pendekatan masalah, yaitu pendekatan yuridis normatif dan pendekatan yuridis empiris.

1. Pendekatan yuridis normatif adalah pendekatan yang dilakukan berdasarkan bahan hukum utama dengan cara menelaah teori-teori, konsep-konsep, asas-asas hukum serta peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan penelitian ini. Pendekatan ini dikenal pula dengan pendekatan kepustakaan, yakni dengan mempelajari buku-buku, peraturan perundang-undangan dan dokumen lain yang berhubungan dengan penelitian ini.

2. Pendekatan yuridis empiris yaitu pendekatan yang dikenal dengan pendekatan secara sosiologis yang dilakukan secara langsung ke lapangan yaitu dengan melihat secara langsung penerapan peraturan perundang-undangan atau aturan hukum yang lain yang berkaitan dengan penyalahgunaan perizinan senjata api

airsoft gun ditinjau dari Peraturan Kapolri No 8 Tahun 2012 serta dilakukan wawancara dengan beberapa responden yang dianggap dapat memberikan data dan informasi terkait dengan penelitian ini guna mendapatkan data dan informasi yang akurat serta dapat dipercaya kebenarannya.


(45)

B. Sumber dan Jenis Data

Sumber dan jenis data-data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Data primer adalah data-data yang didapat secara langsung di lapangan dengan cara mendapatkan informasi dari para responden yang dilakukan melalui wawancara di lapangan.

2. Data sekunder ini bersifat melengkapi hasil penelitian yang dilakukan yaitu data yang diperoleh dari studi kepustakaan yakni bahan-bahan hukum yang terdiri dari :

a. Bahan hukum primer, yaitu bahan-bahan hukum yang memiliki kekuatan yang mengikat, antara lain :

1. Undang-Undang No 1 Tahun 1946 (KUHP) 2. Undang-Undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951

b. Bahan Hukum sekunder yaitu bahan-bahan yang berhubungan dengan bahan hukum primer yang berkaitan dengan penelitian, yang dapat membantu menganalisa dan memahami bahan hukum primer yang diperoleh dari data sekunder, antara lain :

1. Surat Keputusan Kepala Kepolisian No 82/11/2004

2. Peraturan Kepala Kepolisian negara Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012

c. Bahan hukum tersier adalah bahan-bahan yang berguna sebagai petunjuk atau informasi tentang bahan hukum primer dan dapat membantu menganalisa dan memahami bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, antara lain literatur, artikel, makalah, kamus, dan bahan lain yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas dalam skripsi ini.


(46)

C. Penentuan Populasi dan Sampel

Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit yang ciri-cirinya dan karakteristik yang sama.1Dalam penelitian ini nantinya yang akan dijadikan populasi penelitian adalah Ketua Perbakin cabang Lampung, Penyidik Tindak Pidana Tertentu di Polda Lampung, Dosen Fakultas Hukum Bagian Pidana, dan Ketua Umum Komunitas airsoft gunlover Lampung.

Sampel adalah bagian dari populasi atau yang mewakili populasi secara representatif. Dalam penentuan sampel metode yang digunakan yaitu pengambilan sampel berdasarkan atas pertimbangan efisiensi yang mengarah pada sentralisasi permasalahan. Pemilihan responden disesuaikan dengan maksud dan tujuan yang hendak dicapai dan dianggap telah mewakili populasi terhadap masalah yang ada. Sesuai dengan metode pengambilan sampel, responden yang dianggap dapat mewakili populasi dan mencapai tujuan penulisan ini adalah sebagai berikut :

1. Ketua Perbakin cabang Lampung : 1 Orang

2. Penyidik Tindak Pidana Tertentu di Polda Lampung : 2 Orang

3. Dosen Fakultas Hukum Bagian Pidana : 1 Orang

4. Ketua Umum Komunitas airsoft gun Lampung : 1 Orang Jumlah : 5 Orang

D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data 1. Prosedur Pengumpulan Data

1


(47)

Dalam prosedur pengumpulan data, baik data primer maupun data sekunder penulis menggunakan alat-alat pengumpulan sebagai berikut :

a. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan dilakukan dengan serangkaian kegiatan studi dokumentasi dengan cara membaca, mencatat, mengutip, serta menelaah peraturan perundang-undangan, dokumen serta informasi lainnya yang berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan.

b. Studi Lapangan

Studi lapangan dilakukan untuk memperoleh data sekunder dengan mewawancarai langsung nara sumber yang ditunjuk. Dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara langsung dilingkungan dan masyarakat sekitarnya, serta yang pernah penulis lihat secara alami dalam kehidupan sehari-hari kemudian penulis menggunakan sistem metode wawancara yang dilaksanakan secara langsung den terbuka dengan sistem tanya jawab dimana semua pertanyaan disusun secara sistematik, jelas dan terarah sesuai dengan isu hukum yang diangkat dalam penelitian oleh peneliti guna mendapatkan informasi yang dibutuhkan.

2. Prosedur Pengolahan Data

Data yang sudah terkumpul melalui kegiatan pengumpulan data, baik dari data kepustakaan maupun dari data di lapangan, kemudian diproses melalui pengolahan dan pengkajian data. Prosedur pengolahan data adalah sebagai berikut:


(48)

a. Editing, yaitu data yang diperoleh dari penelitian diperiksa dan diteliti kembali mengenai kelengkapannya, kejelasan dan kebenarannya sehingga meminimalkan kesalahan dan kekurangan dalam penulisan untuk dapat diperbaiki kembali.

b. Interpretasi, yaitu menghubungkan, membandingkan, dan menguraikan data seta mendeskripsikan data dalam bentuk uraian, kemudian ditarik kesimpulan. c. Sistematisasi data, yaitu penyusunan data secara sistematis sesuai dengan

pokok permasalahan, sehingga memudahkan analisis data.

E. Analisis Data

Analisis yang digunakan pada penelitian ini yaitu analisis yang bersifat deskriptif kualitatif. Analisis ini dilakukan dengan cara mendeskripsikan dan menggambarkan dari hasil yang di dapatkan, baik dari hasil data kepustakaan maupun dari hasil data dilapangan untuk selanjutnya diketahui serta diperoleh kesimpulan dari hal-hal yang bersifat khusus menjadi hal-hal yang bersifat umum, selanjutnya kesimpulan yang didapat tersebut diajukan saran sebagai rekomendasi.


(49)

V. PENUTUP A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan :

1. Perbuatan yang dapat digolongkan sebagai penyalahgunaan perizinan airsoft gun, maka ditarik simpulan yang dapat diuraikan sebagai berikut :

a) Penyalahgunaan perizinan airsoft gun sebagai alat pengaman maupun alat beladiri, dapat dikenakan sanksi berupa penyabutan izin kepemilikan dan melakukan penggudangan sebagaimana Pasal 37 peraturan Kapolri No 8 Tahun 2012, baik itu airsoft gun maupun air gun dan berdasarkan ketentuan dari Perbakin juga dapat dikenakan sanksi administratif, sebagaimana tercantum dalam Pasal 3 ayat (e) Peraturan dan Tata tertib bidang olahraga menembak airsoft gun oleh Perbakin. Bagi pengguna

Airsoft gun yang tidak memiliki izin/tidak terdaftar dan mempergunakan

Airsoft gun sebagai alat pengaman maupun alat beladiri, dapat ditindak sebagaimana kepemilikan senjata api berdasarkan UU Drt No 12 Tahun 1951 Pasal 1 dan Pasal 2 dimana airsoft gun dapat dimasukan kedalam definisi senjata api, dan diperlakukan sebagaimana senjata api illegal atau senjata api rakitan.


(50)

b) Berjualan airsoft gun tidak memiliki izin resmi serta tidak jelas izin pemasukanya (impor) sebagaimana tertera dalam Pasal 15 peraturan Kapolri No 8 Tahun 2012 dimana pembelian airsoft gun harus melalui importer resmi. Dasar hukum yang dapat digunakan aparat hukum terhadap tindakan Kepemilkan senjata api olahraga airsoft gun tanpa izin (illegal) oleh para penjual airsoft gun yaitu dapat ditindak sebagaimana kepemilikan senjata api berdasarkan UU Drt No 12 Tahun 1951 Pasal 1 dan Pasal 2, airsoft gun dapat dimasukan kedalam definisi senjata api, dan diperlakukan sebagaimana senjata api illegal atau senjata api rakitan.

c) Kepemilkan senjata api olahraga airsoft gun tanpa izin (illegal) dan KTA palsu, dapat ditindak sebagaimana kepemilikan senjata api berdasarkan UU Drt No 12 Tahun 1951 Dikenakan Pasal 1 dan Pasal 2 dimana airsoft gun dapat dimasukan kedalam definisi senjata api, dan diperlakukan sebagaimana senjata api illegal atau senjata api rakitan.

d) Merubah airsoft gun sehingga memiliki kemampuan mematikan/dirubah menjadi senjata api rakitan jika dilakukan oleh pemilik airsoft gun berizin, Pihak kepolisian dapat memberikan dan merapkan sanksi administratif dalam Pasal 37 ayat (b) butir 6. Bagi pengguna Airsoft gun yang tidak memiliki izin/tidak terdaftar dan melakukan tindakan merubah airsoft gun

sehingga memiliki kemampuan mematikan/dirubah menjadi senjata api rakitan ditindak sebagaimana kepemilikan senjata api rakitan berdasarkan UU Drt No 12 Tahun 1951 Pasal 1 ayat (1).


(51)

2. Penegakan hukum pidana terhadap penyalahgunaan perizinan airsoft gun

dengan sarana penal dan non penal,yaitu :

a. Sarana penal dengan menggunakan ketentuan hukum yang terdapat dalam:

1. Undang-Undang No 1 Tahun 1946 (KUHP). 1. UU Darurat No.12 Tahun 1951.

2. Peraturan Kepala Kepolisian negara Republik Indonesia no 8 Tahun 2012.

b. Penegakan hukum pidana terhadap penyalahgunaan airsoft gun lewat sarana non penal, yaitu:

1. Dari pihak komunitas sendiri perlu adanya pendisiplian serta pengawasan terhadap anggotanya. Menerapkan aturan sebagai berikut :

a) Wajib pasang orange tip

Hal ini dilakukan masyarakat awam dapat membedakan antara senjata api dan airsoft gun.

b) Teknis dalam membawa airsoft gun

Ketika dibawa airsoft gun dalam keadaan magazine terlepas dan dimasukan kedalam tas yang disimpan di bagian bagasi mobil, sehingga tidak timbul niat-niat dari pengguna airsoft gun

menggunakanya sebagai alat beladiri. c) Pembatasan fp/s


(52)

pembatasan fp/s ini dilakukan agar airsoft gun sendiri tidak lebih sebagai alat/sarana olahraga yang minim resiko dimana kerusakan yang ditimbulkan masih dapat ditolerir bukan sebagai senjata api. d) Wajib mentaati peraturan, pedoman kepemilikan, kode etik

airsoft gun yang ada didalam komunitas/club

2. Pihak POLRI dan TNI bisa melakukan pengawasan berupa tindakan pembinaan atau sosialisasi terhadap komunitas/club airsoft gun. sehingga olahraga airsoft gun bisa diarahkan kepada tindakan yang positif agar nantinya Indonesia bisa berprestasi di cabang olah-raga tembak reaksi internasional.

3. Upaya simpatik dari pihak kepolisian

Dahulunya memang airsoft gun tidak membutuhkan izin terkait kepemilikan maupun penggunaanya karna belum diatur dan dikategorikan sebagai mainan. Hanya 500 pucuk airsoft gun yang berizin di Indonesia dan terdata. Untuk itu dari pihak kepolisian bisa melakukan upaya menarik hati/simpatik dari para pemilik airsoft gun

agar tertarik menggurus izin kepemilikan airsoft gun, sepeti diberikan subsidi/keringanan mengenai izin dari pihak kepolisian.


(53)

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis, maka penulis memberikan saran dalam skripsi ini sebagai berikut :

1. Upaya penertiban yang lebih tepat sasaran harusnya dilakukan kepolisian kepada para penjual airsoft gun yang tak berizin, agar para penjual airsoft gun

tidak sembarangan menjual airsoft gun tanpa melihat kelayakan/kepantasan dari pembeli dan tidak hanya mementingkan keuntungan ekonomi yang diperoleh. Memberikan sanksi tegas baik terhadap pelaku penyalahgunaan

airsoft gun sebagai alat tindak pidana, maupun terhadap para penjual airsoft gun illegal. Terkait regulasi baru yang dikeluarkan oleh Kepolisian yakni Peraturan Kapolri No 8 Tahun 2012 hendaknya perlu pensosialisasian.

2. Aparat kepolisian menghimbau/mensosialisasikan terhadap masyarakat pemilik dan pengguna airsoft gun, terkait kepemilikan airsoft gun yang tidak memiliki izin agar melakukan pendataan serta pemberian izin resmi di Kepolisian dan aparat kepolisian jangan ragu jika memang dibutuhkan penyitaan terkait kepemilikan airsoft gun yang tak berizin sendiri untuk menekan penyalahgunaan airsoft gun.


(1)

81

pembatasan fp/s ini dilakukan agar airsoft gun sendiri tidak lebih sebagai alat/sarana olahraga yang minim resiko dimana kerusakan yang ditimbulkan masih dapat ditolerir bukan sebagai senjata api. d) Wajib mentaati peraturan, pedoman kepemilikan, kode etik airsoft gun yang ada didalam komunitas/club

2. Pihak POLRI dan TNI bisa melakukan pengawasan berupa tindakan pembinaan atau sosialisasi terhadap komunitas/club airsoft gun. sehingga olahraga airsoft gun bisa diarahkan kepada tindakan yang positif agar nantinya Indonesia bisa berprestasi di cabang olah-raga tembak reaksi internasional.

3. Upaya simpatik dari pihak kepolisian

Dahulunya memang airsoft gun tidak membutuhkan izin terkait kepemilikan maupun penggunaanya karna belum diatur dan dikategorikan sebagai mainan. Hanya 500 pucuk airsoft gun yang berizin di Indonesia dan terdata. Untuk itu dari pihak kepolisian bisa melakukan upaya menarik hati/simpatik dari para pemilik airsoft gun agar tertarik menggurus izin kepemilikan airsoft gun, sepeti diberikan subsidi/keringanan mengenai izin dari pihak kepolisian.


(2)

82

B.Saran

Berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis, maka penulis memberikan saran dalam skripsi ini sebagai berikut :

1. Upaya penertiban yang lebih tepat sasaran harusnya dilakukan kepolisian kepada para penjual airsoft gun yang tak berizin, agar para penjual airsoft gun tidak sembarangan menjual airsoft gun tanpa melihat kelayakan/kepantasan dari pembeli dan tidak hanya mementingkan keuntungan ekonomi yang diperoleh. Memberikan sanksi tegas baik terhadap pelaku penyalahgunaan airsoft gun sebagai alat tindak pidana, maupun terhadap para penjual airsoft gun illegal. Terkait regulasi baru yang dikeluarkan oleh Kepolisian yakni Peraturan Kapolri No 8 Tahun 2012 hendaknya perlu pensosialisasian.

2. Aparat kepolisian menghimbau/mensosialisasikan terhadap masyarakat pemilik dan pengguna airsoft gun, terkait kepemilikan airsoft gun yang tidak memiliki izin agar melakukan pendataan serta pemberian izin resmi di Kepolisian dan aparat kepolisian jangan ragu jika memang dibutuhkan penyitaan terkait kepemilikan airsoft gun yang tak berizin sendiri untuk menekan penyalahgunaan airsoft gun.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

CL Tsui , KL Tsui, YH Tang.2011.Ball Bearing (BB) Gun Injuries.Hongkong Jurnal of Emergency Medicine,HongKong.

Leden,Marpaung.2002.Tindakan Pidana Terhadap Nyawa Dan Tubuh.Sinar Grafika,Jakarta.

Mardjono Reksodiputro.1993.Sistem Peradilan Pidana Indonesia ( Malihat kepada kejahatan dan penegakan hukum di dalam batas-batas toleransi) Pidato Pengukuhan Penerimaan Jabatan Guru Besar Tetap dalam Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Indonesia.

---.1984.Sistem Peradilan Pidana Indonesia ( Peran penegak hukum melawan kejahatan dan HAM dalam Sistem Peradilan Pidana), Raja Grafindi Persada, Jakarta.

Masri Singarimbun dan Sofian Efendi.1989. Metode Penelitian Survai. LP3ES, Jakarta.

Moeljatno.2000. Asas-asas Hukum Pidana di Indonesia.PT Rineka Cipta,Jakarta. ---,1987.Azas-Azas Hukum Pidana.Bina Aksara,Jakarta.

Nawawi, Barda. 2002. Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana. Citra Aditya Bakti.Bandung.

Karnavian,M.Tito.2008.Indonesia Top Scret Membokar Konflik Poso.Gramedia Pustaka Utama,Jakarta.

Liliana,Tedjosaputro.2003.Etika Profesi Notaris Dalam Penegakan Hukum Pidana, Bigraf Publishing, Yogyakarta.

Soekanto, Soerjono.1983.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum.

Rajawali,Jakarta.


(4)

---,1986.PenelitianHukum normatif Suatu Tinjauan Singkat.Rajawali Pers, Jakarta.

Soedarto. 1981. Kapita Selekta Hukum Pidana. Alumni. Bandung.

Tri Andrisman, 2007. Hukum Pidana, Asas-Asas Dan Dasar Aturan Umum Hukum Pidana Indonesia. Universitas Lampung. Bandar Lampung. Vanzi,max.2005.BB gun and pellet BB: Dangerous Playthings in the open

market,California Senate Office of Research,California. Undang-Undang :

Undang-Undang No 1 Tahun 1946 (KUHP). Undang-Undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951. Peraturan Pemerintah :

Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 8 tahun 2012. Surat Keputusan Kepala Kepolisian No 82/11/2004.

Surat Direktur Intelpam Nomor : R/SWD-368/VII/1998/Dit LPP tanggal 24 Juli 1998.

Surat Direktur Intelpam atas nama Kapolri Nomor : R/WSD 404/VII/98/Dit LPP tanggal 21 Agustus 1998.

Dokumen Resmi :

Maklumat Kepala Kepolisian Daerah Lampung No: Mak/1/XI/2012.

Surat Baintelkam Mabes Polri No: B/744/XI/2012/Baintelkam, Perihal Penghentian Sementara Kegiatan Yang Menggunakan Senjata Airsoft gun (Airsoft gun).

Surat P.B. Perbakin No: 574/KU/PB/XII/2012, Perihal Moratorium Senjata Airsoft gun (Airsoft gun).

Website :

http://magz.wordpress.com/Airsoft http://id.wikipedia.org/wiki/Airsoft


(5)

http://jogja.tribunnews.com/2012/11/23/perampok-bersenjata-airsoft-gun-rampok mini-market-di-karanganyar/

http://intelijenkorem051.blogspot.com/2012/02/tinjauan-teori-mengenai-penjualan.html

http://jogja.tribunnews.com/2012/11/23/perampok-bersenjata-airsoft-gun-rampok-mini-market-di-karanganyar

http://harianandalas.com/Hukum-Kriminal/Ahwi-Ditembak-Senjata-Airsoft-Gun http://news.detik.com/read/2011/12/04/123754/1782072/10/todongkan-airsoft-gun-ke-pemotor-aditya-tak-ditahan-polisi

http://regional.kompas.com/read/2013/01/02/21445018/Yuke.Kritis.Ditembak.Pri a.Bersenjata.Airsoft.Gun

http://www.artikata.com/arti-376390-penyalahgunaan.html

http://www.wonkdermayu.wordpress.com/arti-0938049858094-izin.html http://id.wikipedia.org/wiki/Airsoft

http://news.detik.com/read/2011/12/04/123754/1782072/10/todongkan-airsoft-gun-ke-pemotor-aditya-tak-ditahan-polisi

http://regional.kompas.com/read/2013/01/02/21445018/Yuke.Kritis.Ditembak.Pri a.Bersenjata.Airsoft.Gun

http://www.artikata.com/arti-376390-penyalahgunaan.html http://www.artikata.com/arti-357837-pengancaman.html http://pakarhukum.site90.net/pemerasan1.php

http://softguncenter.wordpress.com/category/sejarah-airsoftgun

http://magg12.com/read-article/2/kode-etik-pengguna-airgun-dan-airsoftgun.html http://www.socomtactical.net/World-laws-of-airsoft.php

http://id.wikipedia.org/wiki/submachinegun

http://www.tribunnews.com/nasional/2013/08/15/cuma-ada-500-airsoft-gun-legal-di-indonesia


(6)

Dokumen yang terkait

PENGAWASAN TERHADAP PELAKSANAAN PASAL 40 PERATURAN KAPOLRI NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN SENJATA API UNTUK KEPENTINGAN OLAHRAGA KHUSUSNYA TENTANG AIRSOFT GUN.

0 3 10

SKRIPSI PENGAWASAN TERHADAP PELAKSANAAN PASAL 40 PERATURAN KAPOLRI NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN SENJATA API UNTUK KEPENTINGAN OLAHRAGA KHUSUSNYA TENTANG AIRSOFT GUN.

0 3 12

PENDAHULUAN PENGAWASAN TERHADAP PELAKSANAAN PASAL 40 PERATURAN KAPOLRI NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN SENJATA API UNTUK KEPENTINGAN OLAHRAGA KHUSUSNYA TENTANG AIRSOFT GUN.

0 6 14

PENUTUP PENGAWASAN TERHADAP PELAKSANAAN PASAL 40 PERATURAN KAPOLRI NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN SENJATA API UNTUK KEPENTINGAN OLAHRAGA KHUSUSNYA TENTANG AIRSOFT GUN.

0 5 5

UPAYA POLRI DALAM MEMINIMALISIR KEJAHATAN PENYALAHGUNAAN AIRSOFT GUN.

0 2 12

UPAYA POLRI DALAM MEMINIMALISIR KEJAHATAN PENYALAHGUNAAN AIRSOFT GUN UPAYA POLRI DALAM MEMINIMALISIR KEJAHATAN PENYALAHGUNAAN AIRSOFT GUN.

0 5 11

PENDAHULUAN UPAYA POLRI DALAM MEMINIMALISIR KEJAHATAN PENYALAHGUNAAN AIRSOFT GUN.

0 2 10

IMPLEMENTASI PERATURAN KAPOLRI NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN SENJATA API UNTUK KEPENTINGAN OLAHRAGA TERHADAP PENJUALAN SENJATA AIRSOFT MELALUI MEDIA INTERNET BERDASARKAN UNDA.

0 0 1

Penerapan Pasal 1 Ayat (1) Undang-Undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951 Tentang Senjata Api Terhadap Pelaku Penyalahgunaan Senjata Api Replika (Airsoft Gun).

0 0 1

FAST CUTTING DALAM MEMBANGUN ADEGAN PADA DOKUDRAMA AIRSOFT GUN BUKAN SENJATA API - Institutional Repository ISI Surakarta

0 2 104