Penerapan Pasal 1 Ayat (1) Undang-Undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951 Tentang Senjata Api Terhadap Pelaku Penyalahgunaan Senjata Api Replika (Airsoft Gun).

PENERAPAN PASAL 1 AYAT (1) UNDANG-UNDANG DARURAT NOMOR
12 TAHUN 1951 TENTANG SENJATA API TERHADAP PELAKU
PENYALAHGUNAAN SENJATA API REPLIKA (AIRSOFT GUN)
Topan Rian Pratama
110111100054
ABSTRAK
Airsoft gun adalah benda yang bentuk, sistem kerja dan/atau
fungsinya menyerupai senjata api yang terbuat dari bahan plastik dan/atau
campuran yang dapat melontarkan Ball Bullet (BB). Seiring dengan
perkembangannya banyak terjadi kasus penyalahgunaan airsoft gun. Para
pelaku penyalahgunaan airsoft gun ini dijerat sanksi pidana sebagaimana
tercantum dalam Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Darurat Nomor 12 Tahun
1951 Tentang Senjata Api. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan
untuk mengkaji mengenai upaya penegakan hukum terhadap
penyalahgunaan airsoft gun terkait tujuan pemidanaan serta mengkaji politik
kriminal dalam menangani kasus penyalahgunaan airsoft gun terkait
penerapan undang-undang senjata api terhadap pelaku penyalahgunaan
airsoft gun.
Penelitian ini bersifat deskriptif analitis, yaitu bertujuan untuk
memperoleh gambaran menyeluruh dan sistematis terhadap norma hukum,
asas hukum, dan pengertian hukum dalam suatu hukum positif. Pendekatan

hukum yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis normatif, yaitu
menitikberatkan pada studi dokumen untuk mempelajari data sekunder yang
terkumpul berupa bahan-bahan yang ada kaitannya dengan permasalahan
yang diteliti.
Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa penegakan hukum
tersebut tidak berjalan dengan baik karena disini para aparat penegak hukum
hanya menganggap airsoft gun sebagai senjata api berdasarkan Perkap No.
8 Tahun 2012 Tentang Pengawasan dan Pengendalian Senjata Api untuk
Kepentingan Olahraga. Selain itu karena airsoft gun dinilai tidak seberbahaya
senjata api maka penjatuhan sanksi pidana yang ringan dianggap sudah
dapat untuk menghukum pelaku penyalahgunaan airsoft gun sebagaimana
tujuan pemidanaan. Kemudian 2. Politik kriminal yang terkandung di dalam
Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951 Tentang
Senjata Api dengan Perkap No. 8 Tahun 2012 Tentang Pengawasan dan
Pengendalian Senjata Api untuk Kepentingan Olahraga adalah berbeda.
Maka tidak tepat tidak tepat apabila politik kriminal penyalahgunaan senjata
api diterapkan kepada penyalahgunaan airsoft gun.

iv