IMPLEMENTASI PERATURAN KAPOLRI NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN SENJATA API UNTUK KEPENTINGAN OLAHRAGA TERHADAP PENJUALAN SENJATA AIRSOFT MELALUI MEDIA INTERNET BERDASARKAN UNDA.
ABSTRAK
Senjata airsoft bukanlah senjata mainan namun dalam transaksi
jual beli melalui media internet seolah-olah senjata airsoft adalah senjata
mainan. Peredaran, pemilikan maupun penggunaan senjata airsoft harus
memiliki izin yang melekat padanya, permasalahan semakin rumit ketika
penjual tidak menginformasikan kepada calon pembelinya bahwa
pemilikan, penggunaan dan penyimpanan sejata tersebut haruslah
memiliki izin, hal ini tentunya sangat merugikan konsumen yang pada
dasarnya tidak mengetahui akan perizinan yang melekat pada senjata
airsoft. Identifikasi masalah yang dilakukan adalah bagaimanakah dampak
pemberlakuan Peraturan KAPOLRI Nomor 8 Tahun 2012 Tentang
Pengawasan dan Pengendalian Senjata Api Untuk Kepentingan Olah
Raga terhadap penjualan senjata airsoft melalui media internet
berdasarkan Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi
dan Transaksi Elektronik dan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999
Tentang Perlindungan Konsumennya serta bagaimana tanggung jawab
penjual dalam penjualan senjata airsoft melalui media internet
berdasarkan Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi
dan Transaksi Elektronik dan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999
Tentang Perlindungan Konsumen.
Metode penelitian menggunakan metode yuridis normatif, yang
dilakukan dengan menggunakan penelitian kepustakaan dan penelitian
lapangan yang dilakukan pada lembaga-lembaga yang terkait dengan
permasalahan Jual beli senjata air soft gun melalui media internet
Kesimpulan yang didapatkan dalam penelitian ini adalah dampak
Pemberlakuan PerKap Terhadap Penjualan Senjata airsoft Melalui Media
Internet Berdasarkan UU ITE Dan UU PK adalah meskipun keterkaitan
transaksi yang dilakukan mendasarkan pada ketentuan Pasal 1320 dan
1338 KUHPerdata, akan tetapi dengan berlakunya perkap berdampak
pada munculnya informasi baru tentang senjata airsoft yang harus
diberitahukan oleh penjual kepada pembeli melalui websitenya dan
berdampak pula pada jual beli senjata airsoft yang tidak lagi dapat
dilakukan secara bebas karena harus sesuai dengan ketentuan yang ada
pada perkap tersebut. Tanggung Jawab Penjual Dalam Penjualan Senjata
Airsoft Melalui Media Internet Berdasarkan UU ITE Dan UU PK penjual
yang menjual senjata airsoft yang tidak dibarengi dengan izin tentu saja
merupakan suatu tindakan yang melanggar hak pembeli selaku
konsumen, konsumen merupakan korban atas transaksi jual beli Senjata
airsoft melalui media internet, informasi yang tepat mengenai hal-hal yang
melekat pada keberadaan maupun penggunaan senjata airsoft yang
merupakan hak konsumen telah nyata dihilangkan oleh penjual demi
kemudahan penjualan Senjata airsoft, sehingga pertanggungjawaban
penjual atas keberadaan serta penggunaan Senjata airsoft oleh pembeli
merupakan tanggungjawab mutlak pihak penjual.
iv
Senjata airsoft bukanlah senjata mainan namun dalam transaksi
jual beli melalui media internet seolah-olah senjata airsoft adalah senjata
mainan. Peredaran, pemilikan maupun penggunaan senjata airsoft harus
memiliki izin yang melekat padanya, permasalahan semakin rumit ketika
penjual tidak menginformasikan kepada calon pembelinya bahwa
pemilikan, penggunaan dan penyimpanan sejata tersebut haruslah
memiliki izin, hal ini tentunya sangat merugikan konsumen yang pada
dasarnya tidak mengetahui akan perizinan yang melekat pada senjata
airsoft. Identifikasi masalah yang dilakukan adalah bagaimanakah dampak
pemberlakuan Peraturan KAPOLRI Nomor 8 Tahun 2012 Tentang
Pengawasan dan Pengendalian Senjata Api Untuk Kepentingan Olah
Raga terhadap penjualan senjata airsoft melalui media internet
berdasarkan Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi
dan Transaksi Elektronik dan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999
Tentang Perlindungan Konsumennya serta bagaimana tanggung jawab
penjual dalam penjualan senjata airsoft melalui media internet
berdasarkan Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi
dan Transaksi Elektronik dan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999
Tentang Perlindungan Konsumen.
Metode penelitian menggunakan metode yuridis normatif, yang
dilakukan dengan menggunakan penelitian kepustakaan dan penelitian
lapangan yang dilakukan pada lembaga-lembaga yang terkait dengan
permasalahan Jual beli senjata air soft gun melalui media internet
Kesimpulan yang didapatkan dalam penelitian ini adalah dampak
Pemberlakuan PerKap Terhadap Penjualan Senjata airsoft Melalui Media
Internet Berdasarkan UU ITE Dan UU PK adalah meskipun keterkaitan
transaksi yang dilakukan mendasarkan pada ketentuan Pasal 1320 dan
1338 KUHPerdata, akan tetapi dengan berlakunya perkap berdampak
pada munculnya informasi baru tentang senjata airsoft yang harus
diberitahukan oleh penjual kepada pembeli melalui websitenya dan
berdampak pula pada jual beli senjata airsoft yang tidak lagi dapat
dilakukan secara bebas karena harus sesuai dengan ketentuan yang ada
pada perkap tersebut. Tanggung Jawab Penjual Dalam Penjualan Senjata
Airsoft Melalui Media Internet Berdasarkan UU ITE Dan UU PK penjual
yang menjual senjata airsoft yang tidak dibarengi dengan izin tentu saja
merupakan suatu tindakan yang melanggar hak pembeli selaku
konsumen, konsumen merupakan korban atas transaksi jual beli Senjata
airsoft melalui media internet, informasi yang tepat mengenai hal-hal yang
melekat pada keberadaan maupun penggunaan senjata airsoft yang
merupakan hak konsumen telah nyata dihilangkan oleh penjual demi
kemudahan penjualan Senjata airsoft, sehingga pertanggungjawaban
penjual atas keberadaan serta penggunaan Senjata airsoft oleh pembeli
merupakan tanggungjawab mutlak pihak penjual.
iv