ANALISIS PENDEKATAN KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN JOKOWI SEBAGAI GUBERNUR D.K.I JAKARTA

(1)

ABSTRACT

ANALYSIS APPROACH LEADERSHIP COMMUNICATION OF JOKOWI AS GOVERNOR D.K.I JAKARTA

By

ANITA OKTAVIA

Jokowi known as a leader pro the people, more loved by the people of Indonesia, specially Jakarta, because of its a firm with a relaxed self carriage. If we look back many people who do not know who the figure of Jokowi, but so many report, that there will be local officials Solo which ran as Governor of Jakarta. In the context of communicating Jokowi figure in the book Jokowi leadership soulless people rocker, portrayed as a democratic and addored many people. Indonesian pro longed for a leader to the people and always worked for the people. The purpose of this research is to investigate Jokowi leadership communication used in the approach to the community and to determine what style leadership of Jokowi is used for approaching the community, especially in Jakarta.

This study uses qualitative research methods to the type of descriptive research. Source of data used in this study is that the data obtained from the study of literature by studying and analyzing the books, articles, magazines etc.

The results were obtained Blusukan into leadership communication styles used Jokowi in the approach to the public. Blusukan is a simple way Jokowi in managing capital and Blusukan help Jokowi to define reality. Blusukan make the eyes see, the ears hear, and hearts open. Blusukan also avoid any provincial or mistakenly recognize the problem. Jokowi leadership style used in approaching people in Jakarta as Primal Leadership democratic while providing little more affiliative style to create a sense of togetherness among the team members.

In his leadership, Jokowi prove that serving has advantages because of the relationship between the leader to the people, oriented to serve with nature as much as possible.

Servant leaders have a responsibility to serve the interest of the people so they are more prosperous. Several facts are evident from Jokowi is not like wearing Voorojider, Jokowi down immediately to make unannounced visits to the village offices, and touring the country side to see the situation of the city, an extremely rare thing done by the previous governor.


(2)

ABSTRAK

ANALISIS PENDEKATAN KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN JOKOWI SEBAGAI GUBERNUR D.K.I JAKARTA

Oleh

ANITA OKTAVIA

Jokowi yang dikenal sebagai seorang pemimpin yang pro pada rakyat ini, semakin digandrungi oleh masyarakat Indonesia, Jakarta khususnya dikarenakan sifatnya yang tegas dengan pembawaan diri yang santai. Pada konteks berkomunikasi sosok Jokowi dalam buku Jokowi Pemimpin Rakyat Berjiwa Rocker, digambarkan sebagai sosok yang demokratis dan dipuja banyak rakyatnya. Indonesia merindukan sosok pemimpin yang pro kepada rakyat dan selalu berkerja untuk rakyat. Tujuan peneltian ini adalah untuk mengetahui komunikasi kepemimpinan yang digunakan Jokowi dalam melakukan pendekatan kepada masyarakat dan untuk mengetahui gaya kepeminpinan apa yang digunakan Jokowi dalam melakukan pendekatan terhadap masyarakat khususnya di Jakarta.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan tipe penelitian deskriftif. Sumber data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari studi kepustakaan yaitu dengan mempelajari dan menganalisa buku-buku, artikel-artikel, majalah-majalah dan lain sebagainya yang berhubungan dengan penelitian ini. Hasil penelitian diperoleh Blusukan menjadi gaya komunikasi kepemimpinan yang digunakan Jokowi dalam melakukan pendekatan kepada masyarakat. Blusukan adalah jalan sederhana Jokowi dalam menata ibukota dan Blusukan membantu jokowi untuk mendefinisikan realitas. Blusukan membuat mata melihat, telinga mendengar, dan hati terbuka. Blusukan juga menghindarkan pemprov salah atau keliru mengenali masalah. Gaya kepemimpinan yang digunakan Jokowi dalam melakukan pendekatan terhadap masyarakat Jakarta adalah Primal Leadership, Demokrtis sambil memberikan sedikit gaya afiliatif untuk lebih menimbulkan rasa kebersamaan di antara anggota tim. Pemimpin–pelayan mempunyai tanggung jawab untuk melayani kepentingan rakyat agar mereka lebih sejahtera. Beberapa fakta yang terlihat dari Jokowi adalah tidak suka memakai Voorijder, Jokowi turun langsung untuk melakukan inspeksi mendadak ke kantor-kantor kelurahan, serta berkeliling di kampung-kampung untuk melihat situasi kota, suatu hal yang amat sangat jarang dilakukan oleh gubernur sebelumnya.


(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 03 Oktober 1989. Penulis merupakan putri ke-empat dari lima bersaudara, buah hati dari pasangan Tamrin Sarro dan

Nur’aida. Penulis menyelesaikan pendidikan SD

Kartika II-V Bandar Lampung pada tahun 2001, SMP Negeri 6 Bandar Lampung pada tahun 2004, SMA Taman Siswa Bandar Lampung pada tahun 2007. Pada tahun 2008 penulis terdaftar sebagai mahasiswi jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.


(8)

Moto

“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, Dan sesungguhnya

yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-

orang yang khusyu”

(Al-Baqarah: 4-5)


(9)

Kupersembahkan karya ini untuk……

-Mama dan keluargaku tercinta-


(10)

SANWACANA

Alhamdulillahhirobbil’alamin.....

Segala puji dan syukur penulis hanturkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan berkah dan karunia-Nya lah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat waktunya sesuai dengan harapan penulis dengan judul “Analisis Pendekatan Komunikasi Kepemimpinan Jokowi Sebagai Gubernur D.K.I JAKARTA” sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Ilmu Komunikasi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini tak luput dari kesalahan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan yang lebih baik lagi nantinya. Semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat dikemudian hari.

Berbekal pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki, tanpa adanya bantuan, dukungan, motivasi, dan semangat dari berbagai pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini tidak mungkin dapat terselesaikan. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada :


(11)

Maha Segalanya.

2. Bapak Drs. Agus Hadiawan, M.Si, Selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

3. Bapak Drs. Teguh Budi Raharjo, M.Si selaku ketua jurusan Ilmu Komunikasi dan selaku Dosen Pembimbing, yang telah meluangkan banyak waktu untuk sabar membimbing dan memberikan penulis banyak ilmu dan pengetahuan baru yang bermanfaat. Terima kasih untuk segala keramahan, kesabaran serta keiklasannya mendidik dan membantu mahasiswa selama ini.

4. Bapak Drs. Andy Corry W,Msi selaku Dosen Pembahas skripsi yang telah banyak membantu serta memberikan saran dan masukan dalam penulisan skripsi penulis.

5. Bapak Toni Wijaya, S.Sos., M.A. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah banyak membantu dari awal perkuliahan hingga akhir perkuliahan.

6. Ibu Dhanik Sulistyarini, S.Sos., MComn&MediaSt, selaku sekretaris jurusan Ilmu Komunikasi, dan seluruh jajaran dosen FISIP Universitas Lampung khususnya jurusan Ilmu Komunikasi yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan bermanfaat selama penulis menuntut ilmu di jurusan ini.

7. Mama dan Papaku tercinta, Dengan segenap hati, aku sangat mencintai dan menyayangi Mama dan Papa, terima kasih telah merawat diriku terima


(12)

kasih telah memberikan kasih sayang yang begitu besar padaku. Terima kasih telah menjadi orang tua yang sangat membanggakan, semoga, aku bisa menjadi pribadi yang Mama dan Papa banggakan, semoga aku bisa membuat Mama dan Papa tersenyum dengan keberhasilanku telah menjadi seseorang yang Mama dan Papa impikan, amin... Aku sadar beribu terimakasih tak cukup membalas semua keikhlasan dan pengorbanan yang selalu memberikan kasih sayang, cinta, perhatian, semangat, dan doa yang tulus dalam membesarkanku selama ini. Semoga Allah SWT memberikan balasan dan kebahagiaan yang luar biasa indah untuk kalian di dunia maupun akhirat nanti.

8. Suhadi Family‟s.. Kapung & Kak Shanty, terimakasih untuk segala kasih sayang, perhatian, motivasi, semangat, dan dukungan sehingga aku bisa menyelesaikan pendidikan sampai sarjana ini. Maaf jika banyak menyusahkan dan merepotkan selama ini. Doakan agar segera sukses sehingga dapat membalas semua yang telah kalian berikan dan terimakasih untuk pelajaran hidupnya selama ini, Ponakan ku yang paling Ter-Dahsyat Raihan yang suka bikin lucu, yang gak pernah nolak keinginan miminya untuk ngelakuin hal yang lucu-lucu kalo miminya lagi bete..dan yang tanpa disadari suka memberikan masukan positif dari celotehannya... Suka rumpi-rumpi dulu sebelum tidur dan selalu bilang “mimi nanti kita lihat adek berduaan ya” you are so AMAZING My Raihan.

9. Bunda Ayu a.k.a Jawa yang sudah menjelma menjadi wanita jepang thanks for all bun, kamu kakak yang bisa diajak menggila dan bermenel-menel ria kalo lagi hangout, dan selama duit masih di kandung badan gak


(13)

Aamiin, You‟re so inspiring

10.Abang nanda, walaupun suka gak jelas pulangnya kapan, nelvonya juga bisa sebulan sekali tapi abang tetap abang yang WOW banget buat gue.. Yang kelihatannya cuek gak perduli tapi di dalam hatinya sangat sayang sama nita ^^ Zahra ponakan yang jauh di mata dekat dihati, gak banyak memori tentang zahra dan onty tp semoga kakak zahra sehat selalu dan menjadi anak yg sholeha dan selalu inget sama keluarga ayah dan keluarganya :)

11.Adikku tersayang M.Thariq Waliyyan Sarro, yang pendiam kalo dirumah nyinyir kalo disekolah ^^ yang rajin mandinya dek.. :p Doakan kakak cepet kerja ya, biar bisa kasih uang jajan. Semoga kamu kelak menjadi anak yang pintar dan sholeh yang selalu membuat bangga keluarga.

12.Keluarga besarku, Nenek, Kakek, Tante, Om, dan semua sepupuku di Makassar. Meskipun kita jauh dan jarang bertemu tapi semoga kita selalu mendoakan. Keluarga Sutaryo ( Sumur Batu ) & Badarudin ( Kemiling ), Terimakasih telah berbagi dan memberikan kebahagian keakraban kekeluargaan selama ini, semoga Allah SWT melimpahkan berkahNya dan selalu menjaga silaturahmi dalam keluargaan kita.

13.Seseorang yang akan mendampingiku kelak, semoga kamu menjadi imam yang jujur, taat, tanggung jawab, selalu menuntun dijalan kebenaran, serta memberikan cinta dan kasih sayang tulus dalam mendampingiku kelak.


(14)

14.Windaku semoga gak bosen ya nda sahabatan sama gw dari kita piyik masih ngomongin bepe-bepean eh sekarang gak kerasa udah ngomongin jodoh..Udah lah nda lupain keles, masih banyak keles-keles yang lain khaaannn.. Haha, Buat keluarga ASP, Papa Amrullah dan mama eliyah yang selalu perhatian sama aku selalu nanyain kapan wisuda nita ? Kebaya udah diambil belom ta ? Udah makan belom ? Nginep sini aja sih ta.. Teteh, kakak, uni, abang, tia, udh seperti sodara kandung buat penulis..Terima kasih buat smw canda tawanya :) buat ZR (Zilfint Rinata) Selama punya teman baru kamu yang tanggal lahirnya sama sm gw dan ternyata itu seru banget, entah kapan lagi kita bisa ngerayaain ultah bareng ya pin.. Makasih pin buat semua dukungan dan dorongannya, semoga gw bisa membalas semua kebaikanmu... Buat RDP (mantili) entah gw juga lupa dari mana nama mantili itu kebuat dan lo manggil gw juga dengan markonah, temen konfersi bareng pipin awalnya curhat masalah masing-masing tapi lama-lama rumpi ..terus istighfar lagi trs rumpi lagi, hahaha... Masih inget tragedi karcis parkir simpur, karna ide aneh lo gw hampir nabrakin diri ke palang parkiran.. Til buruan donk berhijab, gw sama pipin udah nih :D Buat Verades si wanita bermulut sakti, aduh tajemnya kayak pisau sunat, kalo ngomong nusuk banget.. Tapi walaupun begitu km selalu sabar membantu menyelesaikan perkara-perkara gue.. Haha :* Buat Neng Onah, Aduh ini sih gak bisa diucapin makasih aja, harus disembah ini wanita, temen seperjuangan jalan dari gedung satu ke gedung satu, bolak balik kek seterikaan, keringetan bareng sampe ke ubun-ubun sangking kita pengen pake toga ya neng..semoga


(15)

keceriannya.. Buat Tara, makasih udh selalu ngasih pengetahuan tentang agama, sharing seputaran masalah anak bungsu dan tata cara memilih teman hidup yang baik hahaha, pengalaman ESQ gak akan pernah bisa gw lupain che , semoga kita bisa umroh bareng ya suatu saat.. Aamiin.. You are My Best Friend I Ever Had

15.Genk kantin belakang, yang selalu konyol dan pada putus semua urat malunya.. Tiada hari tanpa heemmmmpppp kalian ini..hehe.. Ali Akbar si hitam masha Allah, tampang doank serem tapi hatinya sutra... Makasih buat semua sharing nya dari yang serius sampe kadang gak masuk akal obrolan kita.. Semoga usaha konveksinya lancar, kado donk kaos aja setengah lusin, katanya temen :p Satria no comment dah haha, cuma pesen cepetan kelarin sat, jangan sampe kuliahnya digendong haha.. MBK buruan ntr ayah lo bener-bener nyewain toga buat lo foto gimana coba haha.. si gondrong Pandu, Kak yayink, kak isa, teteh aderizki, umi ma’eeeeeeeee temenan krn populasi angkatan makin berkurang dan ternyata anaknya seru banget, kesana sini bareng, kerokan bareng, yang selalu membantu penulis, temen curhat di akhir skripsi, semoga perkenalan kita bukan hanya sebatas skripsi yaa mbaa :* , kak doni, kak aghi yg selalu ngasih semangat tiap percakapan seputaran skripsi fitri, Estu & Nanda jangan kebanyakan bro :p rina, dewi, putri, tia yang selalu support dan membantu penulis..dan adek2 tingkat yang gw gak tau siapa namanya tapi selalu buat lucu di kantin oyaaaaa para


(16)

bidadari-bidadari surga Astrid (ali‟s girl friend) & Rima Jevita (satria‟s wife :p Aamiin ).. Makasih udah mau berteman sama penulis, aku pengen liburan bareng kalian :( Cucurku Sari & Seva, Oki, dudu, sindy, ajeng, memet, dwi, ayu, alya, angel I miss u all :( Buat Koral + Gudang Rupa + IMAGO + LSA Family ( bang: kiki, budi, wicak, dave, merry, angga, david, teny, deta, mba yaya, mba lala, kyai fajrin, sinatrio (thanks a lot master), ayub, makasih buat pertemanannya.. Meskipun kita gak pernah kenalan jabat tangan langsung tapi di dalam hati bersyukur bisa kenal kalian dan semoga kita bisa selalu respect satu sama lain.. Terus berkarya dan semoga sukses ^^ and my favorite girl DEANDRAAAAAAAAAA, doain onty cepet kerja yaa biar kita bisa beli kokok.. Hehe, maaf gak bisa disebutin satu-satu karna keterbatasan memori penulis yang lupa nama-namanya..hehe dan Personil Yukitasenyum ( Alex, maruli, bayu, pandi, fitrah, nana, etc....) band reggae terkece di lampung, semoga semua mimpi bisa terwujud yah..

Alafyu all like I love coffee and sunshine in the morning. Big Hug!! Semoga Perkenalan kita semua sampai ke dunia selanjutnya..

16.And FOR YOU Thank you so much for being there for me, you’re one of reason for me to still grateful.

17.Teman-teman KKN Way Kanan: Oma Karin, Mbohay Giska, Mpok Iphet, Maco Inggret, Jabir Fiqih, Tulang Saur, Mas Dedi, Tante Daniela, Mak don, Dendi. Dan pemilik rumah Mas Endi hehe.. Empat puluh hari bareng kalian, benar-benar menyenangkan. Semoga 7icons kita tetap jaya di way kanan eeiiiimmm..


(17)

19.Semua orang yang pernah penulis jumpai selama hidup, terimakasih untuk segalanya.

20.Serta kepada anda yang membaca skripsi ini, semoga dapat berguna dan bermanfaat bagi anda dan yang lainnya.

Bandar Lampung, Agustus 2014 Penulis,


(18)

DAFTAR ISI

Halaman

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Kegunaan Penelitian ... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Analisis Pendekatan ... 9

2.2 Tinjauan Pendekatan Komunikasi ... 10

2.2.1Pendekatan Komunikasi Organisasi... 11

2.3 Teori Komunikasi ... 12

2.3.1Pengertian Komunikasi Interpersonal ... 13

2.3.1.1Efektifitas Komunikasi Interpersonal ... 14

2.3.2Teori Komunikasi Organisasi ... 17

2.3.3Teori Konsep Kepemimpinan ... 17

2.3.4 Teori Model Lasswell ... 19

2.4 Stimulus Respon ... 19

2.5 Komunikasi Dua Tahap dan Pengaruh Antar Pribadi ... 20

2.6 Tinjauan Tentang Kepemimpinan ... 21

2.7 Gaya Kepemimpinan di Indonesia ... 24

2.7.1 Tanggung Jawab Pemimpin ... 25

2.8 Fenomena Jokowi ... 29

2.9 Kerangka Pikir ... 32

III. METODE PENELITIAN 3.1Tipe Penelitian ... 35

3.2Fokus Penelitian ... 36

3.3Jenis Data ... 37

3.3.1 Data Primer ... 38

3.3.2 Data Sekunder ... 38

3.4Sumber Data ... 38

3.5Teknik Pengumpulan Data ... 39

3.6Teknik Analisis Data ... 40

3.6.1 Reduksi Data ... 40


(19)

4.1Latar Belakang dan Pendidikan Joko Widodo (Jokowi) ... 42

4.2Masa Perjuangan Joko Widodo (Jokowi) ... 45

4.3Ketika Menjabat Sebagai Walikota Solo ... 47

4.4Jokowi dan Musik Rock ... 53

4.5Menuju DKI ... 55

V. HASIL PENELITIAN 5.1Komunikasi Kepemimpinan yang digunakan Jokowi dalam Melakukan Pendekatan Kepada Masyarakat ... 60

5.1.1 Fashion Ala Jokowi... 60

5.1.2 Blusukan Jokowi... 63

5.1.3 Manfaat blusukan Jokowi... 67

5.2Gaya Kepemimpinan yang Digunakan Jokowi dalam Melakukan Pendekatan Terhadap Masyarakat Khususnya di Jakarta ... 70

5.2.1 Jokowi tidak suka bertele-tele... 72

VI. PEMBAHASAN 6.1Komunikasi Kepemimpinan yang digunakan Jokowi dalam Melakukan Pendekatan Kepada Masyarakat ... 76

6.2Gaya Kepemimpinan yang Digunakan Jokowi dalam Melakukan Pendekatan Terhadap Masyarakat Khususnya di Jakarta ... 78

VII. SIMPULAN DAN SARAN 7.1Simpulan ... 84

7.2Saran ... 85 DAFTAR PUSTAKA


(20)

I. PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Kemajuan suatu Negara dalam hal ini Negara Indonesia akan dipengaruhi oleh penilaian Negara lain yang diinterprestasikan dengan citra positif yang dimiliki Indonesia dalam membangun manusia seutuhnya dan membangun masyarakat Indonesia seluruhnya. Penilaian–penilaian tersebut didasarkan pada hal–hal yang berkaitan dengan pencapaian prestasi dalam bidang tertentu yang memiliki kontribusi terbangunnya sebuah kepercayaan, untuk itu diperlukan peran aktif seluruh pihak baik individu maupun organisasi/institusi untuk ikut berperan aktif dalam kemajuan Bangsa dan Negara.

Pencapaian prestasi yang dirasa mampu membawa perubahan bagi kemajuan Bangsa dan Negara juga diharapkan bagi kualitas individu yang berperan dalam menentukan langkah bagi kemajuan sektor pemerintah. Dalam lingkup pemerintahan, setiap aspek kebijakan yang berujung bagi kepentingan masyarakat, berkaitan erat dengan faktor kepemimpinan. Dengan kepemimpinan yang baik, maka semua permasalahan dapat teratasi. Sebaliknya, dengan kepemimpinan yang buruk, maka makna seorang pemimpin akan semakin mundur. Karenanya, faktor kepemimpinan bisa menjadi kunci sukses atau penyebab kegagalan (S. Pamudji, 1992:22).


(21)

Wacana tentang kepemimpinan memang menjadi topik yang selalu menarik untuk dikaji dan diteliti. Hal ini karena masalah kepemimpinan merupakan persoalan yang besar di tengah isu kesejahteraan masyarakat luas. Fakta-fakta kepemimpinan di Indonesia juga telah membuktikan bagaimana kepemimpinan telah berpengaruh sangat besar terhadap kehidupan berpolitik dan bernegara. Dalam sebuah Negara, kepemimpinan berpengaruh sangat kuat terhadap jalannya kelangsungan hidup Negara tersebut.

Mencuatnya wacana kepemimpinan saat ini adalah reaksi kejenuhan dari masyarakat yang umumnya mengharapkan pemimpin-pemimpin yang baik, yang tidak hanya gemar mengumbar janji, tetapi ternyata pasif, alias tak berbuat apa-apa untuk kemajuan masyarakat.

Berkaitan dengan uraian mengenai kepemimpinan, pada sektor pemerintah. Pemerintah daerah memiliki wewenang untuk mengatur dan mengurus rumah tangga daerahnya sendiri, berkewajiban untuk menentukan seorang pemimpin/kepala daerah yang mampu bertanggung jawab atas segala urusan kepemerintahan. Dimana seorang kepala daerah, dituntut untuk mempunyai sikap kepemimpinan yang baik bagi majunya pembangunan di daerah.

Kartini Kartono (2002:79), menyatakan pada bukunya yang memaparkan mengenai UU yang menjelaskan tentang daerah. Dimana didalamnya terdapat pasal-pasal tentang kepala daerah mengenai tugas, pokok dan fungsi kepala daerah sebagai motor penggerak pada bidang kepemerintahan. Berkenaan dengan hal tersebut, kepala daerah dimaksudkan sebagai pemimpin di daerahnya, untuk mewujudkan visi dan misi daerah tersebut.


(22)

3

Kepemimpinan secara umum adalah kemampuan seseorang untuk mengontrol atau mengendalikan kegiatan orang lain. Kepemimpinan dibutuhkan manusia karena adanya keterbatasan-keterbatasan tertentu pada diri manusia. Manusia sebagai makhluk sosial senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya, karena terdapat berbagai kebutuhan yang harus dipenuhi menyebabkan manusia saling bergantung satu sama lainnya, ia tidak dapat menghindarkan diri dengan orang lain. Aktivitas semacam ini merupakan suatu bentuk interaksi sosial, yang terjadi di kehidupan bermasyarakat, dengan demikian sebagai penunjang interaksi sosial tersebut maka diperlukan komunikasi yang menumbuhkan saling pengertian.

Komunikasi merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia dalam menjalani kehidupannya. Setiap manusia pasti melakukan proses komunikasi dalam kehidupannya. Secara terminology, komunikasi dapat diartikan sebagai proses penyampaian suatu pernyataan (pesan) oleh sumber kepada penerima baik secara verbal maupun non-verbal yang menimbulkan makna tertentu yang dapat dipahami baik sumber sendiri adalah suatu proses perubahan sosial dengan parsipatori yang luas dalam suatu masyarakat yang bertujuan untuk kemajuan sosial.

Kepemimpinan dan motivasi merupakan sebagian dari masalah-masalah yang paling sering dibahas dalam kebanyakan organisasi. Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Cara alamiah mempelajari kepemimpinan adalah "melakukannya dalam kerja" dengan praktik seperti pemagangan pada


(23)

seorang seniman ahli, pengrajin, atau praktisi. Dalam hubungan ini sang ahli diharapkan sebagai bagian dari peranya memberikan pengajaran/instruksi

Tujuan kepemimpinan yaitu membantu orang untuk menegakkan kembali, mempertahankan, dan meningkatkan motivasi para anggota organisasi. Jadi pemimpin adalah orang yang membantu orang lain untuk memperoleh hasil-hasil yang diinginkan. Contohnya yaitu di dalam suatu organisasi, manajer memberikan tugas-tugas kepada bawahannya untuk melakukan tugas tersebut dan memberikan hasil yang diinginkan oleh bawahan.

Kepemimpinan diwujudkan melalui gaya kerja atau cara kerja sama dengan orang lain yang konsisten. Cara seseorang berbicara dan bersikap kepada orang lain merupakan suatu gaya kerja yang dimilikinya. Kebanyakan orang mempunyai gaya kerja yang sistematis, teratur, sesuai aturan organisasi yang berlaku.

Beberapa pendekatan gaya kerja yang membantu orang lain mencapai hasil yang diinginkan seperti:

1. Mengendalikan atau mengarahkan orang lain. Misalnya, seorang manajer memberikan arahan kepada pekerja baru yang akan menjalankan tugas dan peranannya dalam organisasi.

2. Memberi tantangan atau rangsangan kepada orang lain. Misalnya, Seorang pekerja atau bawahan diberikan perintah oleh manajer untuk melakukan kunjungan ke sebuah pabrik.

3. Menjelaskan kepada atau memberi instruksi kepada orang lain. Misalnya, seorang manajer memberikan perintah untuk melakukan tugas-tugasnya.


(24)

5

4. Mendorong atau mendukung orang lain. Misalnya, seorang karyawan mempunyai ide untuk membuat suatu program acara event di televisi, maka hal tersebut harulah didukung oleh manajernya.

5. Memohon atau membujuk orang lain. Misalnya, seorang direktur meminta kepada seorang supervisor untuk mengerjakan pekerjaan bawahannya yang sedang cuti bekerja.

6. Melibatkan atau memperdayakan orang lain. Misalnya, sebuah tim produksi bekerja sama satu dengan yang lainnya.

7. Memberi ganjaran atau memperkuat orang lain. Misalnya, seorang direktur memotong gaji karyawannya yang telat hadir ke kantor.

Komunikasi dikatakan berhasil apabila timbul saling pengertian, yaitu pihak-pihak yang terlibat di dalamnnya dapat saling memahaminya. Kegagalan komunikasi terjadi jika tidak adanya saling memahami pesan yang disampaikan masing-masing pihak, misalnya kesalahpahaman yang kadang terjadi menandakan kegagalan komunikasi yang dibangun. Selain komunikasi sebagai penyampaian informasi, komunikasi berfungsi sebagai sarana untuk mempengaruhi, memberi, motivasi, mendorong untuk mengikuti kemauan orang lain melalui apa yang dilihat, dibaca dan didengar serta memperkenalkan nilai-nilai baru untuk mengubah sikap dan prilaku. Kunci keberhasilan kepemimpinan Jokowi salah satunya adalah komunikasi efektif yang berhasil dibangunnya dalam berinteraksi dengan masyarakat. Jokowi memilih melakukan dialog dan menampung keinginan rakyat daripada melakukan tindakan yang represif.


(25)

Pendekatan komunikasi yang dilakukan Jokowi adalah pendekatan yang memanusiakan manusia, istilah jawanya “nguwongke uwong”. Dalam pendekatan ini memang dibutuhkan kesabaran ekstra untuk mewujudkannya, tapi itu sudah konsekuensi logis dari sebuah tugas yang ada di pundak pemegang amanah rakyat. Dalam rangka komunikasi efektif yang dibangunnya itu, Jokowi bahkan pernah “mulucuti” 600 pentungan dan tameng milik Satpol PP, dan yang paling fenomenal dari keberhasilannya merelokasi PKL tanpa adanya keributan sama sekali.

Jokowi yang dikenal sebagai seorang pemimpin yang pro pada rakyat ini, semakin digandrungi oleh masyarakat Indonesia, Jakarta khususnya dikarenakan sifatnya yang tegas dengan pembawaan diri yang santai. Jika kita melihat ke belakang banyak orang yang tidak mengenal siapa sosok Jokowi, tetapi begitu banyak pemberitaan bahwa akan ada pejabat daerah Kota Solo yang mencalonkan diri sebagai Gubernur Jakarta.

Berkembangnya pemberitaan oleh media massa mengenai Jokowi tersebut memberikan dampak positit dan negatif di Indonesia. Dalam Negara demokrasi, media massa memiliki posisi yang strategis dalam masyarakat. Media menjadi salah satu tonggak dari demokrasi, sebab media massa yang benar dianggap dapat membangun demokratisasi melalui pemberitaan sehingga mendewasakan masyarakat dalam memandang keberagaman politik, ekonomi, sosial dan budaya.

Pada konteks berkomunikasi sosok Jokowi dalam buku Jokowi Pemimpin Rakyat Berjiwa Rocker, digambarkan sebagai sosok yang demokratis dan dipuja banyak


(26)

7

rakyatnya, semenjak zaman kepemimpinan Soekarno. Indonesia merindukan sosok pemimpin yang pro kepada rakyat dan selalu berkerja untuk rakyat.

Hal inilah yang mendasari peneliti untuk membahas mengenai pendekatan komunikasi Jokowi dalam merepresentasikan gaya kepemimpinannya di Indonesia. Dimana, peneliti ingin melakukan penelitian berdasarkan buku-buku, dan tulisan-tulisan.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas rumusan masalah dalam penelitian ini bahwa penulis ingin bermaksud menggali lebih lanjut mengenai komunikasi kepemimpinan dan gaya kepemimpinan apa yang digunakan Jokowi dalam melakukan pendekatan terhadap masyarakat khususnya di Jakarta.

1.3Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan penelitan yaitu :

1. Untuk mengetahui komunikasi kepemimpinan yang digunakan Jokowi dalam melakukan pendekatan kepada masyarakat?

2. Untuk mengetahui gaya kepemimpinan apa yang digunakan Jokowi dalam melakukan pendekatan terhadap masyarakat khususnya di Jakarta?


(27)

1.4Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian penulisan ini yaitu : a. Secara Akademis

Dapat memberikan kontribusi baik sebagai literatur maupun refrensi bagi mahasiswa lainnya dalam ilmu pengetahuan terutama berkaitan dengan bidang ilmu komunikasi yang tertarik pada penelitian analisis pendekatan komunikasi.

b. Secara Praktis

Hasil Penelitian diharapkan dapat dijadikan sebagai tambahan informasi dan pengetahuan bagi masyarakat terhadap pendekatan komunikasi terhadap pemimpin dan masyarakat.


(28)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1Tinjauan Analisis Pendekatan

Menurut Little John, dalam bukunya Theoris of Hument Comunication diterbitkan didalam edisi: 2002), secara umum dunia masyarakat ilmiah menurut cara pandang serta objek pokok pengamatan dapat di bagi dalam 3 (tiga) kelompok aliran atau pendekatan. Ketiga kelompok tersebut pendekatan scientific (ilmiah-empiris), pendekatan humanistik (humaniora interpretatif), serta pendekatan social sciences (ilmu-ilmu sosial).

Pendekatan scienctific umumnya berlaku dikalangan para ahli ilmu-ilmu eksata seperti fisika, biologi, kedokteran, matematika, dll. Menurut pandangan ini ilmu diasosiasikan dengan objektivitas yang dimaksudkan disini adalah objektivitas yang menekankan prinsip standar observasi.

Ciri utama lainnya dari kelompok pendekatan ini adalah adanya pemisahan yang tegas antara know (objek atau hal yang ingin di ketahui dan di teliti) dan knower (subjek pelaku atau pencari pengetahuan atau pengamat. prosedur yang umum dilakukan adalah dengan cara memberikan atau mengadakan suatu perlakuan khusus pada objek yang diteliti serta meneliti dampak dan pengaruhnya.


(29)

Pandangan klasik dari aliran humanistik adalah cara pandang seseorang tentang sesuatu hal akan menentukan penggambaran dan uraiannya tentang hal tersebut. Dipergunakan dua pendekatan scienctific dan humanistik yang masing-masing beda prinsip ini, adalah karna menjadi objek study dalam ilmu ke pengetahuan sosial adalah kehidupan manusia untuk memahami tingkah laku manusia diperlukan pngamatan yang cermat dan akurat

2.2Tinjauan Pendekatan Komunikasi

Sebuah definisi yang dibuat oleh kelompok sarjana komunikasi yang mengkhususkan diri pada studi komunikasi antar manusia (Human Communication dalam Cangara 2002: 18) memberikan pengertian bahwa “komunikasi adalah suatu transaksi proses simbolik yang menghendaki orang- orang mengatur lingkungannya yaitu dengan:

1. Membangun hubungan antar manusia 2. Melalui pertukaran informasi

3. Untuk mengkuatkan sikap dan tingkah laku orang lain 4. Serta berusaha mengubah sikap dan tingkah laku itu.

Definisi ini kemudian dikembangkan oleh Rogers bersama D. Lawrence Kincaid dalam Cangara (1981: 35) sehingga melahirkan suatu definisi baru yang menyatakan bahwa : “komunikasi adalah suatu proses dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba ada saling pengertian yang mendalam. Dijelaskan


(30)

11

bahwa komunikasi merupakan proses penyampaian pesan atau berbagi informasi anatara satu orang dan laiinya”.

Pesan dalam komunikasi terdiri dari atas dua jenis, yakni verbal dan non verbal. Komunikasi nonverbal meliputi ekspresi wajah, postur, gestur (gerak tubuh sebagai isyarat), nada suara, sentuhan, penggunaan jeda waktu secara sistematis, dan gerak-gerak fisik lainnhya yang secara sengaja digunakan sebagai cara menyampaikan pesan. Sedangkan komunikasi verbal meliputi tiga kelompok disiplin, yakni sintaksis, semantik, dan pragmatis. Sintaksi berkaitan dengan hubungan antarkata, sedangkan semantik berhubungan dengan kata-kata dan perilaku. Sebagai komunikator, orang mengelola pesan-pesan melalui komunikasi verbal dan non-verbal guna menciptakan makna menurut konteks tertentu. (Effendy, 2005)

2.2.1 Pendekatan Komunikasi Organisasi

Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi (Wiryanto, 2005: 20). Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja di dalam organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi. Misalnya: memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan surat-surat resmi. Adapun komunikasi informal adalah


(31)

komunikasi yang disetujui secara sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya secara individual.

Fenomena manusia dalam masyarakat dapat didekati dengan pemahaman secara subjektif dan objektif. Secara subjektif, perilaku manusia dipahami dari sudut pandang dirinya, dengan kerangka pengalaman secara penuh dari individu itu sendiri. Peneliti hanya merangkai dan menstrukturkan pengalaman itu untuk temuan-temuan ilmiah dan berusaha memecahkan masalah masyarakat yang dihadapi. Hakekatnya ontologi, epistemologi, dan aksiologi dalam penedekatan subjektif berfokus pada manusia sebagai pelaku sosial yang menterjemahkan perilaku mereka tersebut. Peneliti hanya berperan sebagai pengamat dan penemu. Hal ini tentu sebaliknya dengan pendekatan objektif yang melihat peneliti sebagai penguji dan interpreter atas fenomena menusia dari kacamata teori yang digunakan.

1. Aspek Objektif

Pertunjukan dan penafsiran pesan diantara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu.

2. Aspek Subjektif

Komunikasi organisasi dipandang sebagai proses penciptaan makna atas interaksi yang merupakan organisasi.

2.3Teori Komunikasi

Pengertian mengenai ilmu komunikasi, pada dasarnya mempunyai karakteristik yang sama dengan pengertian ilmu secara umum sebagai mana telah dijelaskan


(32)

13

pada bagian sebelumnya, hanya saja objek perhatiannya di fokuskan pada peristiwa-peristiwa komunikasi antar manusia. salah satu definisi yang cukup jelas mengenai ilmu komunikasi di berikan oleh berger chaffee dalam buku mereka hand of comunication scienc terbitan tahun 1987.

Secara umum istilah teori dalam ilmu sosial mengandung beberapa pengertian secara berikut:

a. Teori adalah abstraksi dari realitas.

b. Teori terdiri dari sekumpulan prinsif-prinsif yang secara kobseptual mengaorganisasi aspek-aspek dunia empiris secara sistematis.

c. Teori terdiri dari asumsi-asumsi, profosisi-profosisi, dan aksioma-aksioma dasar yang saling berkaitan.

d. Teori terdiri dari teroema-teroema, yakni generalisasi-generalisasi yang di terima atau terbukti secara empiris. sifat dan tujuan teori, menurut abraham kaplan (1964), adalah bukan semata untuk menemukan fakta yang bersembunyi tetapi secara untuk melihat fakta, mengorganisasikan serta mempresentasikan fakta tersebut. suatu teori harus sesuai dengan dunia ciptaan tuhan, dalam arti dunia yang sesuai dengan ciri yang di miliki sendiri.

2.3.1 Pengertian Komunikasi Interpersonal

Menurut Effendi (2003: 30), pada hakekatnya komunikasi interpersonal adalah komunikasi antar komunikator dengan komunikan, komunikasi jenis ini dianggap paling efektif dalam upaya mengubah sikap, pendapat atau perilaku seseorang, karena sifatnya yang dialogis berupa percakapan. Arus balik bersifat langsung, komunikator mengetahui tanggapan komunikan ketika itu juga. Pada saat komunikasi dilancarkan, komunikator mengetahui secara pasti apakah komunikasinya positif atau negatif, berhasil atau tidaknya. Jika ia dapat memberikan kesempatan pada komunikan untuk bertanya seluas-luasnya.


(33)

2.3.1.1Efektivitas Komunikasi Interpersonal

Efektivitas Komunikasi Interpersonal dimulai dengan lima kualitas umum yang dipertimbangkan yaitu keterbukaan (openness), empati (empathy), sikap

mendukung (supportiveness), sikap positif (positiveness), dan kesetaraan (equality).

1. Keterbukaan (Openness)

Kualitas keterbukaan mengacu pada sedikitnya tiga aspek dari komunikasi interpersonal. Pertama, komunikator interpersonal yang efektif harus terbuka kepada orang yang diajaknya berinteraksi. Ini tidaklah berarti bahwa orang harus dengan segera membukakan semua riwayat hidupnya.memang ini mungkin menarik, tapi biasanya tidak membantu komunikasi. Sebaliknya, harus ada kesediaan untuk membuka diri mengungkapkan informasi yang biasanya disembunyikan, asalkan pengungkapan diri ini patut.

Aspek keterbukaan yang kedua mengacu kepada kesediaan komunikator untuk bereaksi secara jujur terhadap stimulus yang datang. Orang yang diam, tidak kritis, dan tidak tanggap pada umumnya merupakan peserta percakapan yang menjemukan. Kita ingin orang bereaksi secara terbuka terhadap apa yang kita ucapkan dan kita berhak mengharapkan hal ini. Tidak ada yang lebih buruk daripada ketidak acuhan, bahkan ketidaksependapatan jauh lebih menyenangkan. Kita memperlihatkan keterbukaan dengan cara bereaksi secara spontan terhadap orang lain. Aspek ketiga menyangkut “kepemilikan” perasaan dan pikiran (Bochner dan Kelly, 1974). Terbuka dalam pengertian ini adalah mengakui bahwa perasaan dan pikiran yang anda lontarkan adalah memang milik anda dan anda bertanggungjawab atasnya. Cara terbaik untuk


(34)

15

menyatakan tanggung jawab ini adalah dengan pesan yang menggunakan kata Saya (kata ganti orang pertama tunggal).

2. Empati (empathy)

Henry Backrack (1976) mendefinisikan empati sebagai kemampuan seseorang untuk „mengetahui‟ apa yang sedang dialami orang lain pada suatu saat tertentu, dari sudut pandang orang lain itu, melalui kacamata orang lain itu.Bersimpati, di pihak lain adalah merasakan bagi orang lain atau merasa ikut bersedih. Sedangkan berempati adalah merasakan sesuatu seperti orang yang mengalaminya. Orang yang empatik mampu memahami motivasi dan pengalaman orang lain, perasaan dan sikap mereka, serta harapan dan keinginan mereka untuk masa mendatang.

Kita dapat mengkomunikasikan empati baik secara verbal maupun non verbal. Secara nonverbal, kita dapat mengkomunikasikan empati dengan memperlihatkan (1) keterlibatan aktif dengan orang itu melalui ekspresi wajah dan gerak-gerik yang sesuai; (2) konsentrasi terpusat meliputi komtak mata, postur tubuh yang penuh perhatian, dan kedekatan fisik; serta (3) sentuhan atau belaian yang sepantasnya.

3. Sikap mendukung (Supportiveness)

Hubungan interpersonal yang efektif adalah hubungan dimana terdapat sikap mendukung (supportiveness). Suatu konsep yang perumusannya dilakukan berdasarkan karya Jack Gibb. Komunikasi yang terbuka dan empatik tidak dapat berlangsung dalam suasana yang tidak mendukung. Kita memperlihatkan sikap mendukung dengan bersikap (1) deskriptif, bukan


(35)

evaluatif, (2) spontan, bukan strategic, dan (3) provisional, bukan sangat yakin.

4. Sikap positif (Positiveness)

Kita mengkomunikasikan sikap positif dalam komunikasi interpersonal dengan sedikitnya dua cara: (1) menyatakan sikap positif dan (2) secara positif mendorong orang yang menjadi teman kita berinteraksi. Sikap positif mengacu pada sedikitnya dua aspek dari komunikasi interpersonal. Pertama, komunikasi interpersonal terbina jika seseorang memiliki sikap positif terhadap diri mereka sendiri. Kedua, perasaan positif untuk situasi komunikasi pada umumnya sangat penting untuk interaksi yang efektif. Tidak ada yang lebih menyenangkan daripada berkomunikasi dengan orang yang tidak menikmati interaksi atau tidak bereaksi secara menyenangkan terhadap situasi atau suasana interaksi.

5. Kesetaraan (Equality)

Setiap situasi barangkali terjadi ketidaksetaraan, salah seorang mungkin lebih pandai. Lebih kaya, lebih tampan atau cantik, atau lebih atletis daripada yang lain. Tidak pernah ada dua orang yang benar-benar setara dalam segala hal. Terlepas dari ketidaksetaraan ini, komunikasi interpersonal akan lebih efektif bila suasananya setara. Artinya, harus ada pengakuan secara diam-diam bahwa kedua pihak sama-sama bernilai dan berharga, dan bahwa masing-masing pihak mempunyai sesuatu yang penting untuk disumbangkan. Dalam suatu hubungan interpersonal yang ditandai oleh kesetaraan, ketidak-sependapatan dan konflik lebih dillihat sebagai upaya untuk memahami


(36)

17

perbedaan yang pasti ada daripada sebagai kesempatan untuk menjatuhkan pihak lain. Kesetaraan tidak mengharuskan kita menerima dan menyetujui begitu saja semua perilaku verbal dan nonverbal pihak lain. Kesetaraan berarti kita menerima pihak lain, atau menurut istilah Carl Rogers, kesetaraan meminta kita untuk memberikan ”penghargaan positif tak bersyarat” kepada orang lain.

2.3.2 Teori Komunikasi Organisasi

Komunikasi merupakan tindakan untuk berbagi informasi. Tindakan komunikasi tersebut dalam beragam konteks, salah satunya dalam konteks organisasi. Dalam konteks organisasi, pemahaman–pemahaman mengenai peristiwa komunikasi yang terjadi didalamnya, contoh komunikasi antara karyawan dan atasan. Komunikasi merupakan aspek penting dalam suatu organisasi, baik organisasi profit maupun nonprofit.

2.3.3 Teori Konsep Kepemimpinan

Teori kepemimpinan merupakan penggeneralisasian suatu seri perilaku pemimpin dan konsep-konsep kepemimpinannya, dengan menonjolkan latar belakang historis, sebab-sebab timbulnya kepmimpinan, persyaratan pemimpin, sifat utama pemimpin, tugas pokok dan fungsinya serta etika profesi kepemimpinan (Kartini Kartono, 1994: 27).


(37)

Teori kepemimpinan pada umumnya berusaha untuk memberikan penjelasan dan interpretasi mengenai pemimpin dan kepemimpinan dengan mengemukakan beberapa segi antara lain :

1. Latar belakang sejarah pemimpin dan kepemimpinan Kepemimpinan muncul sejalan dengan peradaban manusia. Pemimpin dan kepemimpinan selalu diperlukan dalam setiap masa.

2. Sebab-sebab munculnya pemimpin, Ada beberapa sebab seseorang menjadi pemimpin, antara lain:

a. Seseorang ditakdirkan lahir untuk menjadi pemimpin. Seseorang menjadi pemimpin melalui usaha penyiapan dan pendidikan serta didorong oleh kemauan sendiri

b. Seseorang menjadi pemimpin bila sejak lahir ia memiliki bakat kepemimpinan kemudian dikembangkan melalui pendidikan dan pengalaman serta sesuai dengan tuntutan lingkungan.

3. Syarat-syarat kepemimpinan

Konsepsi mengenai persyaratan kepemimpinan selalu dikaitkan dengan kekuasaan, kewibawaan, dan kemampuan.

4. Tipe dan gaya kepemimpinan

Pemimpin mempunyai sifat, kebiasaan, temperamen, watak dan kepribadian sendiri yang khas, sehingga tingkah laku dan gayanya berbeda dari orang lain.


(38)

19

2.3.4 Teori Model Lasswell

Seorang ahli ilmu politik Amerika Serikat, Harold Lasswell, dalam artikel klasiknya tahun 1948 mengemukakan model komunikasi yang sederhana dan sering dikutip banyak orang yakni: Siapa (who), berbicara apa (says what), dalam saluran yang mana (in which channel), kepada siapa (to whom) dan pengaruh seperti apa (what that effect).

Pertanyaan-pertanyaan Lasswell meskipun sangat sederhana atau terlalu menyederhanakan suatu fenomena komunikasi massa, namun sangat membantu mengorganisasikan dan memberikan struktur pada kajian terhadap komunikasi massa. Selain dapat menggambarkan komponen-komponen dalam proses komunikasi massa, Lasswell sendiri menggunakan pertanyaan-pertanyaan tersebut untuk membedakan berbagai jenis penelitian komunikasi.

2.4Stimulus Respon

Teori stimulus respons ini pada dasarnya merupakan suatu prinsip belajar yang sederhana, dimana efek merupakan reaksi terhadap stimulus tertentu. Dengan demikian, seseorang dapat menjelaskan suatu kaitan erat antara pesan-pesan media dan reaksi audience. Elemen-elemen utama dari teori ini adalah : pesan (stimulus), penerima atau receiver (organism), dan efek (respon). Dalam masyarakat massa, dimana prinsip stimulus-respons mengasumsikan bahwa pesan informasi dipersiapkan oleh media dan didistribusikan secara sistematis dan dalam skala yang luas. Sehingga secara serempak pesan tersebut dapat diterima


(39)

oleh sejumlah besar individu, dan sejumlah individu itu akan merespons pesan informasi itu. (Marshall McLuhan)

2.5Komunikasi Dua Tahap dan Pengaruh Antarpribadi

Mengacu pada Sedjaja, teori komunikasi dua tahap dan konsep pendapat memiliki asumsi-asumsi sebagai berikut :

1. Individu tidak terisolasi dari kehidupan social, tetapi merupakan anggota dari kelompok-kelompok sosial. Responds dan reaksi terhadap pesan dan media tidak terjadi secara langsung dan segera tetapi melalui perantara dan dipengaruhi oleh hubungan-hubungan sosial. Ada dua proses yang berlansung, yang pertama mengenai penerimaan dan perhatian, dan yang kedua berkaitan dengan respons dalam bentuk persetujuan atau penolakan terhadap pentyampaian informasi.

2. Individu tidak bersikap sama terhadap pesan media, melainkan memiliki berbagai pesan yang berbeda dalam proses komunikasi. individu-individu yang berperan lebih aktif ditandai oleh penggunaan media massa yang lebih besar. Secara garis besar, menurut teori ini media massa tidak bekerja dalam suatu situasi sosial yang pasif, tetapi memiliki suatu akses kedalam jaringan hubungan sosial yang sangat kompleks dan bersaing dengan sumber-sumber gagasan, pengetahuan, dan kekuasaan lainnya.


(40)

21

2.6Tinjauan Tentang Kepemimpinan

Setiap dan semua organisasi apapun jenisnya pasti memiliki dan memerlukan seorang pimpinan tertinggi dan manajer tertinggi (top manager) yang harus menjalankan kegiatan kepemimpinan dan manajemen bagi keseluruhan organisasi sebagai satu kesatuan (Nawawi, 2003:15).

Lebih Lanjut menyatakan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi suatu kelompok ke arah pencapaian (tujuan), pendapat ini memandang semua anggota kelompok/organisasi sebagai satu kesatuan, sehingga kepemimpinan diberi makna sebagai kemampuan mempengaruhi semua anggota kelompok/organisasi agar bersedia melakukan kegiatan/bekerja untuk mencapai tujuan kelompok/organisasi.

Menurut Mangkuprawira (2004:18) ”Kepemimpinan” bukanlah sekedar bakat atau sesuatu yang hanya dapat diperoleh sebagai faktor keturunan atau bawaan, tetapi dapat dimiliki oleh setiap orang melalui proses belajar artinya kepemimpinan itu dapat dipelajari. Suatu usaha mempengaruhi orang antar perseorangan (interpersonal) lewat proses komunikasi untuk mencapai sesuatu atau beberapa tujuan. Suatu bentuk dominasi yang didasari oleh kapabilitas/kemampuan pribadi: yaitu mampu mendorong dan mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu guna mencapai tujuan bersama (Kartono, 1991:10).

Berdasarkan beberapa pengertian tentang kepemimpinan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kepemimpinan erat kaitannya dengan kemampuan seseorang untuk memprakarsai tindakan anggota kelompok dalam upaya memecahkan masalah kelompok atau mencapai tujuan kelompok. Kepemimpinan adalah suatu


(41)

fungsi yang harus dilaksanakan dalam suatu organisasi, sebab kepemimpinan itulah yang setiap kali mengambil keputusan tentang hal-hal yang harus dilakukan oleh organisasi atau kelompok (Mangkuprawira, 2004:27).

Mengingat kepemimpinan bukan merupakan sifat bawaan atau turunan, maka setiap orang mempunyai peluang untuk dapat melaksanakan fungsi kepemimpinan. Fungsi kepemimpinan dapat dilakukan setiap orang, namun orang yang memiliki hak dan wewenang untuk menjalankan tugas kepemimpinan disebut pimpinan. Meskipun demikian tidak sedikit pemimpin yang kurang mampu menjalankan tugas kepemimpinan dengan baik, sebaliknya seseorang yang bukan pemimpin dapat menjalankan fungsi kepemimpinan secara baik.

Menurut Sutarto (1998:24), kepemimpinan adalah suatu rangkaian kegiatan penataan berupa kemampuan mempengaruhi perilaku orang lain dalam situasi tertentu agar bersedia kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Mangkunegara (2007:26) menyatakan bahwa dalam mendiskripsikan kepemimpinan senantiasa terdapat variabel-variabel: (1) adanya seorang pemimpin, (2) adanya kelompok yang dipimpin, (3) adanya tujuan yang ingin dicapai, (4) adanya aktivitas, (5) adanya interaksi, dan (6) adanya otoritas.

Mangkuprawira (2004:26) menyebutkan bahwa kepemimpinan merupakan suatu kemampuan, proses, atau fungsi pada umumnya untuk mempengaruhi orang-orang agar berbuat sesuatu dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Selanjutnya Mangkuprawira (2004:27) menyatakan bahwa kepemimpinan penting dalam kehidupan bersama dan kepemimpinan itu hanya melekat pada diri individu, dan


(42)

23

kepemimpinan itu harus mengena kepada setiap pegawai yang dipimpinnya. Hal ini berarti harus diakui secara timbal balik, misalnya sasaran yang dipimpin harus mengakui bahwa orang tersebut adalah pimpinannya.

Terkait dengan soal kepemimpinan organisasi dan kemampuan memotivasi, sangat tergantung pada potensi keupayaan dan kemampuan seorang pemimpin membentuk arah, wawasan, tujuan, prinsip, dan membina budaya. Kemampuan memotivasi juga sangat dipengaruhi oleh kesiapan pemimpin dalam menimbulkan motivasi dalam dirinya, sehingga dapat dijadikan teladan dalam memotivasi orang lain atau pengikutnya.

Hubungan pemimpin dengan anggota berkaitan dengan derajat kualitas emosi dari hubungan tersebut, yang mencakup tingkat keakraban dan penerimaan anggota terhadap pemimpinnya. Semakin yakin dan percaya anggota kepada pemimpinnya, semakin efektif kelompok dalam mencapai tujuannya. Dalam hubungan pemimpin dengan anggotanya perlu diperhatikan antisipasi kepuasaan anggota dan harus dipadukan dengan tujuan kelompok, motivasi anggota dipertahankan tinggi, kematangan anggota dalam pengambilan keputusan dan adanya tekad yang kuat dalam mencapai tujuan (Mangkuprawira, 2004:29). Faktor-faktor penting yang terdapat dalam pengertian kepemimpinan: a. Pendayagunaan pengaruh

b. Hubungan antar manusia c. Proses komunikasi d. Pencapaian suatu tujuan


(43)

Kepemimpinan tergantung pada kuatnya pengaruh yang diberikan serta intensitas hubungan antara pemimpin dengan pengikut (Rivai, 2004:11). Berdasarkan uraian-uraian di atas berarti setiap pemimpin dan calon pemimpin perlu memahami pengertian kepemimpinan, sebelum melakukan usaha meningkatkan efektivitas organisasinya. Untuk itu pada giliran berikutnya seorang pemimpin dan calon pemimpin perlu pula mengetahui dan memahami berbagai teori kepemimpinan dan teori-teori pendukungnya, agar memiliki wawasan sejalan dengan orientasi baru dalam kepemimpinan.

2.7Gaya Kepemimpinan di Indonesia

Wawasan sebagai orientasi baru itu selain perlu dipahami juga harus dapat dimplementasikan dalam mewujudkan kepemimpinannya untuk mengefektifkan organisasi, agar memberi manfaat yang lebih besar bagi pemimpin, anggoita organisasi yang dipimpin, masyarakat khususnya pihak yang dilayani organisasinya, bahkan juga untuk bangsa dan negaranya. Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan dalam mempengaruhi anggotanya untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Menurut Siagian (2008:23), ada empat macam gaya kepemimpinan yang telah dikenal secara luas, yaitu:

1. Demokratis, yaitu gaya kepemimpinan yang mengarah kepada pengambilan keputusan sebagai keputusan bersama dan seluruh anggota sistem sosial yang bersangkutan.

2. Otokrasi, yaitu kepemimpinan yang mengarah kepada pengambilan keputusan tergantung kepada pemimpinnya sendiri.


(44)

25

3. Afiliatif, yaitu seorang pemimpin yang memberikan jalan bagi anggotanya untuk bertindak.

4. Primal Leadership yaitu kepemimpinan berdasarkan kecerdasan emosi. Gaya kepemimpinan yang ada dalam suatu kelompok atau masyarakat tergantung pada situasi yang terdapat pada kelompok masyarakat tersebut. Dalam situasi yang sangat menguntungkan atau sangat tidak menguntungkan cenderung gaya kepemimpinannya bersifat otoriter. Pada situasi di mana hubungan antara anggota dengan pemimpinnya sedang-sedang saja atau anggota kelompok sangat dipentingkan, maka gaya kepemimpinan lebih diarahkan pada gaya kepemimpinan yang demokratis.

2.7.1 Tanggung Jawab Pemimpin

Seorang pemimpin yang baik harus memiliki tanggung jawab dalam melaksanakan tugas kepemimpinannya. Tanggung jawab merupakan salah satu bentuk manifestasi dari kewenangan yang diberikan anggota sistem sosialnya kepada pemimpinnya. Rivai (2004:17) menguraikan 10 tanggung jawab pemimpin, yang merupakan petunjuk cara pemimpin menyelesaikan banyak hal yang luar biasa dalam organisasi, yaitu mencari kesempatan yang menantang untuk mengubah, mengembangkan, dan melahirkan inovasi, komitmen ini dapat dilakukan dengan:

a. Memperlakukan setiap tugas sebagai petualangan

b. Memperlakukan setiap tugas baru sebagai permulaan, bahkan seandainya bukan

c. Mempertanyakan status quo

d. Mendorong orang mencari gagasan

e. Memasukkan pengumpulan gagasan sebagai agenda pemimpin f. Pergi ke luar dan menemukan sesuatu yang perlu diperbaiki g. Menugaskan orang untuk memanfaatkan dan meraih kesempatan, h. Memperbaharui tim atau anggota


(45)

i. Menambah petualangan dan kesenangan kepada setiap orang (bawahan) j. Mempelajari keahlian baru dan mengikuti pelajaran tambahan.

Melakukan eksperimen, mengambil resiko, dan belajar dari kesalahan yang menyertai:

a. Melakukan eksperimen (percobaan) dalam skala kecil.

b. Menciptakan suasana aman bagi orang lain untuk melakukan eksperimen. c. Menyingkirkan tindakan yang dapat memunculkan amarah

d. Bekerja bahkan dengan gagasan yang mula-mula kedengaran aneh e. Menghargai orang yang berani mengambil resiko

f. Melakukan evaluasi tentang setiap kegagalan g. Memberikan teladan mengambil resiko

h. Mendorong pemikiran adanya peluang atau kemungkinan i. Memaksimalkan kesempatan untuk berbagai pilihan j. Membuat jabatan resmi sebagai pilihan

Membayangkan masa depan untuk meningkatkan semangat, hal ini ditempuh dengan:

a. Memikirkan lebih dulu masa lalu b. Menetapkan tujuan yang diinginkan

c. Menulis artikel tentang bagaimana membuat perbedaan d. Menulis pernyataan wawasan secara singkat

e. Bertindak berdasarkan intuisi (bisikan hati) 18 f. Menguji pengandaian

g. Menjadi pakar masa depan

Mengajak orang lain dalam wawasan bersama dengan menghimbau nilai-nilai, perhatian, harapan, dan impian mereka, dengan cara-cara berikut:

a. Mengenali pengikut

b. Menemukan sesuatu landasan bersama c. Mengembangkan kecakapan antarpribadi

d. Menghembuskan nafas kehidupan ke dalam wawasan pemimpin e. Bicara secara positif

f. Membuat apa yang tidak nyata menjadi nyata


(46)

27

Menganjurkan kerja sama dengan mengemukakan tujuan dengan penuh kerjasama dan membina kepercayaan

a. Selalu mengatakan kita bukan “aku” atau “kami” b. Meningkatkan interaksi

c. Berfokus pada perolehan, bukan kehilangan d. Membuat daftar alat pembayaran alternatif

e. Membentuk kemitraan perencanaan dan pemecahan masalah f. Melakukan pemeriksaan kerjasama

g. Berjalan lebih dahulu atau di depan anggota

Memperkuat orang dengan memberikan kekuasaan, menyediakan pilihan, mengembangkan kecakapan, memberikan tugas penting, dan menawarkan dukungan yang kelihatan dengan cara:

a. Memperbesar lingkup pengaruh orang lain

b. Memastikan bahwa tugas yang didelegasikan relevan c. Mendidik dan mendidik

d. Melangsungkan pertemuan

e. Membuat dan menjalin hubungan-hubungan dengan pihak lain f. Menjadikan orang lain sebagai pahlawan.

Memberikan teladan dengan berperilaku secara konsisten dengan wawasan bersama, hal ini dapat dilakukan dengan:

a. Instrospeksi diri

b. Menulis kegiatan kepemimpinan

c. Menulis pujian pribadi dan pujian kepada organisasi d. Membuka dialog tentang nilai-nilai pribadi dan bersama e. Memeriksa tindakan

f. Bertukar tempat g. Bersikap dramatis

h. Menceritakan kisah (pengalaman) saat memberi pelajaran

Mencapai kemenangan kecil yang dapat meningkatkan kemajuan secara konsisten dan membina komitmen

a. Mengambilnya secara pribadi. b. Membuat rencana

c. Menciptakan model d. Menghimbau sukarelawan


(47)

f. Menjual keuntungan

g. Mengajak orang lain makan malam (atau makan pagi)

Menghargai sumbangan individu kepada keberhasilan setiap proyek

a. Bersifat kreatif tentang imbalan dan penghargaan serta memberikannya secara pribadi.

b. Memberikan penghargaan di muka umum

c. Merancang imbalan dan penghargaan sistem peran serta d. Memberikan umpan balik sambil berjalan

e. Menciptakan Pygmalion

f. Menemukan orang yang melakukan banyak hal dengan benar g. Melatih anak buah.

Merayakan keberhasilan tim secara teratur, dengan cara: a. Jadwalkan perayaan

b. Memberi pujian

c. Menjadi bagian orang yang memberi penghargaan d. Bersenang-senang

e. Menetapkan jaringan sosial dan mendukungnya f. Tetap mencintai

g. Merencanakan perayaan sekarang juga.

Berdasarkan beberapa definisi tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan merupakan ciri-ciri aktivitas seseorang yang dapat mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan. Gaya kepemimpinan pada dasarnya mengandung pengertian sebagai suatu perwujudan tingkah laku dari seorang pemimpin yang menyangkut kemampuannya dalam memimpin. Perwujudan tersebut biasanya membentuk suatu pola atau bentuk tertentu. Pengertian gaya kepemimpinan yang demikian merupakan pola tindakan pemimpin secara keseluruhan seperti yang dipersepsikan atau diacu oleh bawahan.


(48)

29

Menurut Tjiptono (2001:161), gaya kepemimpinan adalah suatu cara yang digunakan pemimpin dalam berinteraksi dengan bawahannya. Pendapat lain menyebutkan bahwa gaya kepemimpinan adalah pola tingkah laku (kata-kata dan tindakan-tindakan) dari seorang pemimpin yang dirasakan oleh orang lain (Hersey, 2004:29)

2.8Fenomena Jokowi

Begitu banyaknya tanggapan atas gaya kepemimpinan Jokowi saat ini menjadi satu pemandangan menarik atas dampak keterbukaan dan transparansi dari suatu sistim kepemimpinan. Betapa tidak, para pendukung gebrakan Jokowi datang dari seluruh penjuru negri ini, meskipun mereka bukan penduduk jakarta tetapi mereka tetap menganggap Jokowi sebagai salah satu dari ‟sekian sedikit‟ panutan dijajaran kepemimpinan negeri ini yang harus terus bergerak maju menembus dan membenahi carut marutnya karakter dan perilaku para penanggung jawab amanat rakyat indonesia setelah sekian lama (Warih, 2013: 56).

Pada hal ini yang cukup unik justru adalah kenyataan bahwa belakangan begitu banyak tokoh-tokoh ataupun petinggi-petinggi bangsa yang justru terlalu emosional melontarkan kritikan terhadap kinerja Jokowi dan timnya, sementara jutaan masyarakat tetap setia menyemangati upaya yang dilakukan gubernur DKI ini. Hal tersebut semakin memperjelas betapa gerakan Pro Rakyat sangat lemah diterapkan justru oleh para wakil- wakil rakyat dijajaran kepemimpinan negri ini sehingga saat muncul satu gerakan yang cukup kuat untuk kembali memperjuangan hal tersebut secara nyata telah membuat para wakil rakyat yang


(49)

duduk nyaman dengan kebiasaan mengelabui rakyat bangsa mulai merasa gelisah, kenyamanan mereka terganggu oleh gerakan penuh tanggung jawab yang dimotori oleh Jokowi Dapat kita saksikan bahwa hampir dalam setiap minggunya muncul komentar-komentar sinis terhadap gerakan pro-rakyat gaya Jokowi, sementara semakin banyak juga masyarakat yang setiap hari bertambah antusias mengikuti perkembangan, gagasan dan kinerja Jokowi melalui media pemberitaan yang ada, gerakan Jokowi justru jauh lebih menarik di bandingkan info-info selebriti (yang isinya semakin hari semakin banyak menayangkan berita-berita tentang perilaku buruk mereka) (Suwiknyo, 2012, 78)

Masyarakat semakin kritis memilih panutan yang ideal ketimbang pemimpin yang pandai mengumbar kata-kata manis dan janji-janji surga, memilih tindakan nyata dan berdampak langsung pada kesejahteraan rakyat daripada kebijakan-kebijakan yang dibuat hanya untuk kepentingan pihak-pihak penguasa, lebih mendukung aksi-aksi yang mengedepankan solusi ketimbang opini. Sungguh suatu pemandangan yang luarbiasa menggembirakan karena masyarakat semakin matang dan tidak terlena oleh para pemimpin-pemimpin penjual janji sambil membangun kerajaannya sendiri dengan korupsi dan penggelapan uang rakyat. Semoga semakin banyak lagi masyarakat yang terbuka matanya sehingga semakin sedikit yang memilih calon-calon pemimpin berkualitas rendah, semakin berkurang wakil-wakil rakyat yang berjuang demi diri sendiri dan semakin bermunculan tokoh-tokoh baru seperti Jokowi di posisi-posisi vital pemimpin negri ini (Suwiknyo, 2012, 78).


(50)

31

Beberapa fakta yang terlihat dari gaya Kepempinan Jokowi memang berbeda dari pemimpin lainnya antara lain adalah beliau lebih senang turun langsung ke lapangan untuk menemui masyarakat, untuk berdialog/beridiskusi bersama untuk memecahkan persoalan yang ada pada masyarakat daripada beliau bekerja di dalam ruangan, atau sering kita dengar dengan istilah “blusukan”. Untuk masalah kegiatan sehari-hari jokowi tidak mau memakai pengamanan dan pengawalan voorijder ketika beliau menjalankan tugas, sehingga beliau mengalami dan tahu persis kondisi kemacetan di jalan raya, muncul gagasan bagaimana menyelesaikan masalah kemacetan, dan pemikiran untuk membuat monorel, Mass Rapid Transit (MRT) dan lain sebagainya, untuk mengurai permasalahan yang kemacetan yang ada. Suatu hal yang amat sangat jarang dilakukan oleh Gubernur sebelumnya, gaya yang dapat digolongkan sebagai gaya afiliatif dan demokratis (Warih, 2013: 57).

Jokowi juga telah melakukan terobosan yang luar biasa yang tidak banyak, bahkan belum banyak ada di daerah-daerah lain di Indonesia ketika melantik walikota Jakarta Timur. Jokowi menggelar pelantikan ini di kampung kumuh, beliau berasumsi bahwa ketika pelantikan pejabat daerah dilakukan di kampung-kampung kumuh yang terpinggirkan, seperti kampung-kampung kumuh, paling tidak semua masyarakat, terutama masyarakat kampong kumuh tersebut dapat berinteraksi langsung dengan para pemimpin mereka (Warih, 2013: 56).

Menurut Daniel Goleman, tidak ada gaya kepemimpinan yang ideal untuk semua situasi. Terutama karena Jokowi dan Ahok memiliki audiens yang berbeda, oleh


(51)

karena itu gaya kepemimpinan kedua orang tersebut berbeda. Jadi, apabila kita sering melihat bahwa sebagai Pemimpin, Jokowi tampil lebih afiliatif dan demokratis, serta Ahok tampil lebih keras dengan Gaya Pacesetting dan authoritative adalah karena kepemimpinan tersebutlah yang dirasakan bekerja lebih efektif dan efisien dalam membantu Pemerintah DKI Jakarta mengembangkan pelayanan dan memenuhi semua janjinya untuk mengatasi banjir dan macet.

2.9 Kerangka Pikir

Pemahaman akan sosok pemimpin di Indonesia tersebut menjadikan fenomena tersendiri bagi masyarakat, Fenomena gaya kepemimpinan di Indonesia menjadi sebuah masalah menarik dan berpengaruh besar dalam kehidupan politik dan bernegara. Dalam pemerintahan, gaya kepemimpinan berpengaruh kuat terhadap jalannya fungsi pemerintahan. Peran kepemimpinan sangat strategis dan penting dalam sebuah kepemerintahan, dimana dapat sebagai salah satu penentu keberhasilan dalam pencapaian misi, visi dan tujuan suatu pemerintahan daerah. Maka dari itu, tantangan dalam mengembangkan strategi kepemimpinan yang jelas terutama, Salah satunya di Negara Indonesia. Secara terminologi, komunikasi dapat diartikan sebagai proses penyampaian suatu pernyataan (pesan) oleh sumber kepada penerima baik secara verbal maupun non-verbal yang menimbulkan makna tertentu yang dapat dipahami baik sumber sendiri adalah suatu proses perubahan sosial dengan parsipatori yang luas dalam suatu masyarakat yang bertujuan untuk kemajuan sosial. Berkaitan dengan peran komunikasi tersebut, dalam hal berinteraksi manusia terkadang lebih


(52)

33

mengedepankan pendapat mereka dibandingkan dengan mempertimbangkan pendapat orang lain. Jika kita telaah lebih dalam komunikasi merupakan mediator yang terjadi antara orang satu dan lainnya untuk dapat menimbulkan interaksi yang positif antara kedua belah pihak. Fenomena komunikasi yang terjadi di Indonesia belakangan ini yaitu marakya pemberitaan mengenai sosok pejabat daerah yang tidak hanya disorot oleh media nasional melainkan juga media internasional, sosok tersebut adalah Jokowi. Mengacu pada buku yang berjudul “Jokowi-Ahok” Duet Maut Pendobrak Wajah Kaku Birokrat, dikatakan bahwa karakter dan model kepemimpinan Jokowi dan Ahok sudah mereka buktikan dalam sepak terjangnya ketika memangku jabatan struktural pemerintahan. pada sebagian masyarakat berasumsi dalam berkomunikasi mereka telah memberikan spirit baru bagi semua rakyat untuk lebih terbuka, transparan, dinamis, komunikatif, turun langsung, tidak ada atasan dan bawahan. Sikap dan kepribadian Jokowi tersebut melandaskan pemikiran penulis dimana sebagai seorang pemimpin Jokowi melakukan cara-cara berkomunikasi dengan rakyat secara berbeda dan menyeluruh tanpa melupakan lapisan masyarakat tertentu.


(53)

Adapun bagan pemikiran yang dapat penulis berikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Pendekatan Komunikasi dan Gaya Kepemimpinan

Jokowi

Mendeskripsikan Pendekatan Komunikasi dan Gaya Kepemimpinan Jokowi

Pendekatan Komunikasi Secara

Umum

Gaya Kepemimpinan di Indonesia dan Gaya Kepemimpinan Jokowi Jokowi dalam buku “Duet Maut Pendobrak Wajah Kaku Birokrat


(54)

III. METODE PENELITIAN

3.1 Tipe Penelitian

Menurut Denzin dan Licoln (2009) dalam Juliansyah Noor „metodelogi penelitian‟ (2011: 33), kata kualitatif menyiratkan penekanan pada proses dan makna yang tidak dikaji secara ketat atau belum diukur dari sisi kuantitas, jumlah, intensitas, atau frekuensinya. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, menggambarkan, dan menjelaskan sistem pemerintahan adat yang termarjinalkan oleh sistem pemerintahan negara. Oleh karena itu, tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian analisis deskriptif kualitatif.

Berkaitan dengan itu maka analisis deskriptif kualitatif adalah sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaaan objek penelitian berdasarkan fakta yang tampak atau bagaimana adanya secara utuh M. Hadari (1992: 60), bahwa analisi kualitatif digunakan untuk menjelaskan, mendeskripsikan hasil penelitian dengan susunan kata dan kalimat sebagai jawaban atas permasalahan yang diteliti.


(55)

Alasan peneliti menggunkan tipe penelitian ini adalah karna peneliti ingin membuat deksripsi, gambaran atau tulisan secara sistematis, faktual dan aktual mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena mengenai pendekatan komunikasi Jokowi dalam Merepresentasikan Gaya Kepemimpinannya di Indonesia.

3.2 Fokus Penelitian

Fokus penelitian dalam penelitian kualitatif yaitu apa yang menjadi sasaran peneliti dalam penelitiannya. Fokus penelitian merupakan hal yang penting jika kita melakukan sebuah penelitian yang bersifat kualitatif. Melalui fokus penelitian, diharapkan dapat membatasi studi yang akan dilaksanakan, dapat memandu peneliti untuk mengarahkan suatu penelitian. Tanpa adanya fokus penelitian, maka seorang peneliti akan mudah terjebak oleh melimpahnya volume data yang diperoleh di lapangan.

Miles dan Huberman (Miles dan Huberman, 1992:60) mengemukakan bahwa Memfokuskan dan membatasi pengumpulan data dapat dipandang kemanfaatannya sebagai reduksi data yang sudah diantisipasi. Ini merupakan bentuk pra analisi yang mengesampingkan variabel-variabel dan yang memperhatikan lainnya. Dengan adanya pemfokusan akan menghindari pengumpulan data yang sembarangan dan hadirnya data yang melimpah ruah.”

Dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan penelitian pada pendekatan komunikasi yang digunakan Jokowi dalam mempresentasikan Gaya


(56)

37

Kepemimpinan di Indonesia. Dimana jokowi sebagai sosok pemimpin yang mampu mendobrak wajah kaku birokrat memantapkan kepemimpinannya dengan orang yang juga memliki kompetensi yang handal di bidangnya.

Peneliti kemudian menggunakan salah satu kajian dalam sebuah penelitian pada pendekatan komunikasi secara umum, selanjutnya peniliti mencari titik kesamaan yang akan peneliti uraikan secara terperinci dengan mengacu pada tulisan-tulisan, dokumen-dokumen yang memuat tentang Jokowi, selain itu peneliti juga memfokuskan penelitian ini dengan mendeskripsikan permasalahan dalam penelitian sesuai dengan isi pada buku “ Jokowi-Ahok Duet Maut Pendobrak Wajah Kaku Birokrat”.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat penulis jelaskan bahwa dalam penelitian ini fokus penilitian hanya dibatasi pada tulisan-tulisan, dokumen-dokumen serta buku yang berjudul “Jokowi-Ahok Duet Maut Pendobrak Wajah Kaku Birokrat, dengan cara menganalisa isi buku yang membahas mengenai gaya kepemimpinan yang dipakai oleh Jokowi dan mencari perbedaan pada gaya kepemimpinan yang berlaku di Indonesia yaitu gaya kepemimpinan demokratis, gaya kepemimpinan otokrasi serta gaya kepemimpinan laisses faire.

3.3Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam suatu penilitian kepustakaan biasanya adalah sumber sekunder, dalam arti bahwa peneliti memperoleh bahan dari tangan kedua


(57)

dan bukan data orisinil dari tangan pertama dilapangan. Namun demikian data pustaka pada tingkat tertentu terutma dilihat dari sudut pandang metode sejarah, juga bisa berarti sumber primer apabila ia ditulis secara langsung oleh tangan pertama atau oleg pelaku sejarah itu sendiri (Zed, 2004:5). Jadi jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

3.3.1. Data Primer

Data Primer yaitu data yang dikumpulkan dari tangan pertama dan diolah oleh organisasi atau perorangan. Yaitu buku-buku, tulisan-tulisan dan pernyataan-pernyataan langsung dari Jokowi serta buku-buku karangan mengenai Jokowi yang bisa menjadi sumber data primer.

3.3.2. Data Sekunder

Data Sekunder yaitu data yang diperoleh suatu organisasi atau perorangan melalui pihak lain yang telah mengumpulkan dan mengolahnya. Yaitu dari pihak lain yang membahas buku-buku, tulisan-tulisan mengenai Jokowi atau kutipan-kutipan yang ada disumber lain dan bisa dijadikan sumber data sekunder.

3.4.Sumber Data

Sumber data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari studi kepustakaan dan studi dokumentasi, yaitu mempelajari, melakukan pencatatan, pengutipan terhadap sumber-sumber data dan informasi yang ada kaitannya dengan permasalahan yang akan diteliti yang diambil dari buku-buku,


(58)

39

artikel-artikel, majalah-majalah, dan lain sebagainya yang berhubungan dengan penelitian.

3.5.Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini dikumpulkan dengan teknik mempelajari literature, melalui media cetajk dan elektronika. Hal ini dilakukan secara manual atau online serta dengan melakukan wawancara terhadap orang-orang yang sudah ditentukan untuk melengkapi data. Secara manual peneliti mengujungi perpustakaan, dan tempat-tempat informasi serta melakukan pencarian melaluin media internet.

Selain itu penulis juga menggunakan metode studi pustaka, dimana studi pustaka adalah teknik yang bertujuan untuk memperoleh data yang bersifat teoritis yang berasal dari buku-buku yang mendukung penelitian ini. Kegiatan ini dilakukan dengan cara mengkaji dan menganalisis literatur serta bacaan yang berkaitan dengan penelitian. Penulis mengumpulkan data-data dari literatur yang relevan dan dapat dipertanggungjawabkan.

3.6.Teknik Analisis Data

Analisis data menurut Patton (1980) adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar. Adapun teknik analisis data kualitatif dilakukan dengan tahap sebagai berikut:


(59)

3.6.1 Reduksi Data

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data ”kasar” yang muncul dari hasil wawancara. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisa yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa hingga kesimpulan-kesimpulan dapat ditarik dan diverivikasi.

Menurut Sugiyono (2011:247) mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.

3.6.2 Display (Penyajian Data)

Penyajian data dibatasi sebagai sekumpulan informasi tersusun yang disesuaikan dan diklarifikasi untuk mempermudah peneliti dalam menguasai data dan tidak terbenam dalam setumpuk data.

3.6.3 Verifikasi (Menarik Kesimpulan)

Menurut Basrowi dan Suwandi (2008:210), makna-makna yang muncul dari data harus selalu di uji kebenaran dan kesesuaiannya sehingga validitasnya terjamin.


(60)

41

Menurut Sugiyono (2011:253), kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori.


(61)

IV. BIOGRAFI JOKO WIDODO (JOKOWI)

Di tengah semangat reformasi bangsa Indonesia saat ini, hiruk pikuk di segala bidang terus berjalan. Semangat perubahan untuk menjadikan bangsa ini lebih baik terus didengungkan. Namun sangat disayangkan, semangat itu tergerus oleh gencarnya berita-berita yang yang membuat geram masyarakat, Kaum elite yang menjadi pimpinan bangsa ini memberikan gambaran sikap yang tidak pro rakyat. Citra negatif para pemimpin bangsa Indonesia saat ini sedang mengalami sebuah krisis, krisis pemimpin yang memiliki integritas. Oleh karena itu pada bab ini, penulis mencoba memberikan gambaran secara umum tentang kehidupan Joko Widodo dimulai dari sedikit mengurai tentang latar belakang keluarga, dan penidikan (Suwiknyo, 2012, 78).

4. 1 Latar Belakang dan Pendidikan Joko Widodo (Jokowi)

Jokowi lahir di Solo 21 Juni 1961 dengan nama asli Joko Widodo. Ayahnya bernama Noto Miharjo dan ibunya bernama Sujiatmi. Beliau anak sulung dari empat bersaudara. Tiga adiknya semuanya perempuan. Dari kecil beliau sudah terbentuk dengan sendirinya untuk bisa menjadi panutan bagi ketiga adik perempuannya. Ia tidak hanya berusaha menjadi contoh yang baik, tapi juga berusaha semaksimal mungkin untuk bisa melindungi dan memberi rasa aman bagi ketiga adiknya dan segenap anggota keluarganya (Suwiknyo, 2012, 78).


(62)

43

Jokowi berasal dari keluarga yang tergolong miskin. Ayahnya adalah seorang penjual kayu dan bambu di bantaran kali Karanganyar Solo. Oleh karena itu, beliau sedari kecil tumbuh di lingkungan yang dekat dengan tukang kayu, hingga kelak beliau menjadi penguasaha mebel. Kehidupan Jokowi pun jauh sekali dari kemewahan. Laki-laki yang murah senyum tersebut mengatakan bahwa mereka pun pernah mengalami pahit getirnya kehidupan. Mulai dari masalah kesulitan untuk makan hingga kesulitan untuk membayar uang sekolah.

Gambaran keluarga orang tua Jokowi dulu cukup sulit, kesulitan yang umumnya dialami keluarga miskin, seperti kesulitan memenuhi kebutuhan makan dan kesulitan dalam hal pembayaran uang untuk biaya sekolahnya. Masa kecil Jokowi banyak dihabiskan di bantaran kali karanganyar. Banyak aktivitas bermainnya di lakukan sepanjang sungai, mandi, cari telur bebek, memancing ikan, bermain laayang-layang, main sepak bola dan sebagainya. Meskipun demikian, Jokowi kecil juga tahu bagaimana mengatur waktunya kapan ia harus bermain dan kapan beliau harus belajar (Warih, 2013: 57).

Sebagai seorang muslim sejati, aktivitas Jokowi kecil memang tak jauh-jauh dari mengaji. Beliau juga seorang anak yang cukup patuh kepada kedua orangtuanya. Sehari-hari beliau selalu mencoba untuk menyempatkan diri membantu sang ayah yang bekera sebagai seorang tukang kayu tersebut. Selain itu Jokowi juga suka membantu orangtua selepas sekolah, misalnya menagih pembayaran kepada


(63)

pelanggan yang membeli kayu atau menaikkan kayu yang sudah dibel orang ke atas gerobak atau becak (Warih, 2013: 57).

Jokowi adalah nama panggilan yang diberikan oleh kliennya saat masih aktif dalam bisnis eksport mabel. Ceritanya, waktu itu ada seorang pembeli yang bernama Michl Romaknan asal Perancis. Orang ini merasa bingung membedakan nama Joko Widodo dengan Joko-Joko lainnya yang juga berprofesi sama sebagai eksportir. Untuk membedakannya, Michl pun memeberi nama panggilan kepada Joko Widodo dengan „JOKOWI‟. Hingga saat ini, nama Jokowi telah melekat pada dirinya, selain unik nama ini juga terasa gampang diingat walau terdengar sekali.

Setelah menyelesaikan studinya di sekolah tingkat menengah atas, Jokowi melanjutkan kuliah ke jurusan Teknologi Kayu, Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada (UGM) dan lulus tahun 1985. Saat menjadi mahasiswa, Jokowi muda sudah belajar hidup prihatin. Prinsip hidup ini menjadi pengalaman berharga buat dirinya dalam berwirausaha. Kondisi yang miskin membuatnya terpacu untuk tetap bersemangat belajar dan cepat lulus.

Seorang politikus biasanya berangkat dari menjadi aktivis, tapi Jokowi berbeda, semasa kuliah Jokowi lebih senang ikut kegiatan-kegiatan minat dan bakat seperti naik gunung, main basket dan sebagainya ketimbang sebagai aktivis.


(64)

45

Setelah lulus kuliah pada tahun1985, Jokowi bekerja di sebuah BUMN di aceh selama 1, 5 tahun. Tidak lama kemudia, tahun1986, Jokowi pun menikah dengan Iriana, seorang gadis yang dipacarinya sejak masih kuliah dulu. Kini pasangan ini telah dikaruniai tiga buah hati, Gibran Rakabumi (25), Kahiyang Ayu (21), dan Kaesang Pangerap (17).

4. 2 Masa Perjuangan Joko Widodo (Jokowi)

Berhenti dari BUMN, Jokowi selanjutnya memutuskan pulang kampung ke Solo dan bekerja di CV. Roda Jati, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang perkayuan. Sekitar tahun 1998, Jokowi kemudian merintis bisnis mebel sendiri. Bisnis mebel ini dimulainya dengan modal hutang. Jokowi menjaminkan sertifikat tana milik orang tuanya untuk mendapatkan pinjaman dari Bank.

Awal perjuangan Jokowi dalam berbisnis mebel dimulai dari menyewa tempat yang sangat sederhana, sebuah tempat kecil yang terbuat dari gedheg, yaitu dinding yang terbuat anyaman bambu. Waktu itu, pekerjaan dari mengolah kayu hingga membuat konstruksi dan mengecat mebel, dia lakukan sendiri dengan dibantu tiga orang tenaga.

Tiga tahun setelahnya, bisnis mebel Jokowi mulai menampakan hasilnya. Ia mulai bisa mengekspor produksi mebelnya keluar negeri. Perjuangan Jokowi menjadi eksportir dimulai dari menjadi anak angkat Perum Gas Negara. Jokowi mengenal perum gas negara melalui Desperindag. Saat itu ia diikutkan dalam kualisifikasi sehingga bisa mendapatkan bapak angkat. Pada awalnya, oleh Perum Gas Negara


(1)

59

3. Ketua Asosiasi Permebelan dan Industri Kerajinan Indonesia Surakarta (2002-2007)

Penghargaan:

1. Joko Widodo terpilih menjadi salah satu dari “10 Tokoh 2008″ 2. Menjadi walikota terbaik tahun 2009

3. Pak Joko Widodo jg meraih penghargaan Bung Hatta Award, atas kepemimpinan dan kinerja beliau selama membangun dan memimpin kota Solo.

4. Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS) Award

Selain itu, berkat kepemimpinan beliau (dan tentunya semua pihak yang membantu), kota Solo juga banyak meraih penghargaan, di antaranya

1. Kota Pro-Investasi dari Badan Penanaman Modal Daerah Jawa Tengah 2. Kota Layak Anak dari Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan 3. Wahana Nugraha dari Departemen Perhubungan

4. Sanitasi dan Penataan Permukiman Kumuh dari Departemen Pekerjaan Umum 5. Kota dengan Tata Ruang Terbaik ke-2 di Indonesia


(2)

VII. SIMPULAN DAN SARAN

7.1Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka penulis menyimpulkan sebagai berikut:

1. Blusukan menjadi gaya komunikasi kepemimpinan yang digunakan Jokowi dalam melakukan pendekatan kepada masyarakat. Blusukan adalah jalan sederhana Jokowi dalam menata ibukota dan Blusukan membantu jokowi untuk mendefinisikan realitas. Blusukan membuat mata melihat, telinga mendengar, dan hati terbuka. Blusukan juga menghindarkan pemprov salah atau keliru mengenali masalah.

2. Gaya kepemimpinan yang digunakan Jokowi dalam melakukan pendekatan terhadap masyarakat Jakarta adalah Primal Leadership, Demokrtis sambil memberikan sedikit gaya afiliatif untuk lebih menimbulkan rasa kebersamaan di antara anggota tim.

3. Dalam kepemimpinannnya, Jokowi membuktikan bahwa melayani memiliki kelebihan karena hubungan antara pemimpin (leader) dengan masyarakat (followers), berorientasi pada sifat melayani dengan sebanyak-banyakanya. Pemimpin–pelayan mempunyai tanggung jawab untuk melayani kepentingan rakyat agar mereka lebih sejahtera.


(3)

85

7.2Saran

1. Jokowi bicara langsung ke tujuan, tegas, berani dan sederhana dalam pilihan katanya. Semoga beliau akan terus begitu agar rakyat di Jakarta khususnya dan di Indonesia pada umumnya akan tetap memiliki figur pemimpin yang amanah.

2. Inspeksi mendadak atau sidak yang dilakukan terhadap para lurah dan camat merupakan sekian dari kebijakan-kebijakannya yang dapat membuat efek jera bagi mereka yang suka lalai terhadap kepentingan masyarakat. Semoga Jokowi bisa menjadi teladan bagi pemimpin lainnya, yang tidak hanya bekerja di belakang meja tanpa mengetahui keadaan yang sesungguhnya di lapangan.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Adiguna, Rangga Warih. 2013. Jokowi Ahok: Duet Maut Pendobrak Wajah Kaku Birokrat + Program-Program Dahsyat. Yogyakarta: Palapa.

Alfian, D., 1991, Komunikasi Politik dan Sistem Politik Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Ariane, L., 2010, Komunikasi Politik. Bandung: Widya Padjajaran. Azwar, S., 2009, Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Dessler, G. 1997. Human Resource Management (Seventh Edition). London: Prince Hall International Inc.

Dessler, G. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia. London: Prince Hall International Inc.

Devito, Joseph. A. 1997. Communicology: An Introductio to The Study of Communication. Harper & Row, Publishing, New York-London.

Devito, Joseph. A. 1997. Komunikasi Antarmanusia. Kuliah Dasar. Edisi Kelima. Profesional Book. Jakarta.

Harold D. Lasswell (1999) Structure an Function of Communication in Society” dalam. Wilbur Schramm. (Ed)


(5)

Dwi Suwiknyo, 2012, Jokowi Pemimpin yang Rendah Hati, Arus Timur, Jakarta Firmanzah., 2008, Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas. Jakarta:

Yayasan Obor Indonesia.

Hasan, I., 2002, Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Laouw, P. E., 2005, The Media and Political Process. London: Sage Publication. Lichtenberg, J., 1991, Democracy and The Mass Media. New York: Cambridge

University Press.

Matondang, M.H. 2008. Kepemimpinan Budaya Organisasi dan Manajemen Strategik. Cetakan ke-1. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Moleong, L. J., 2009, Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mulyana, Deddy. 2001. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Mulyana, Deddy; Rakhmat, Jalaluddin. 2002. Komunikasi Antarbudaya, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Mulyana, Deddy. 2002, Metode Penelitian Kualitatif Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sugiyono., 2008, Metode Penelitian Kualitatif dan R&D. Bandung: CV. Alfabeta.

Internet :

http://moehramadan.blogspot.com/2012/12/gaya-kepemimpinan-jokowi.html#XmhchALG3eG16OYp.99


(6)

http://www.republika.co.id/berita/menuju-jakarta-1/news/12/04/02/m1uuej-jokowi-dan-politik-identitas-baju-kotakkotak