Penelitian Terdahulu Kamera Lubang Jarum

5

Bab 2 Tinjauan Pustaka

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui konsep pengambilan gambar, konsep tentang kamera lubang jarum, dan konsep pencahayaan. Untuk itu penting bagi peneliti memahami dengan baik sejumlah konsep yang relevan. Konsep-konsep ini baik bersumber dari penelitian-penelitian yang sudah ada, buku-buku maupun jurnal-jurnal yang terkait.

2.1 Penelitian Terdahulu

Pembuatan media pembelajaran yang pernah ada hanya berupa buku atau yang sudah dikembangkan menjadi sebuah jurnal. Seperti dalam jurnal yang berjudul “Melukis dengan Cahaya Melalui Kamera Lubang Jarum KLJ” yang mengungkap bagaimana proses pembuatan kamera hingga pengambilan gambar Prasetyo, 2005. Kesimpulan pada penelitian tersebut adalah kesederhanaan dan kemudahan pinhole camera , sangat berguna untuk memberikan pemahaman tentang prinsip fotografi, yaitu pengembangan teknik dan konsep melukis dengan cahaya. Pada buku-buku dan jurnal- jurnal yang ada hanya mengungkapkan sebatas gambaran bahan- bahan yang dibutuhkan tanpa adanya penggambaran proses penggambilan gambar ataupun pencetakan gambar secara jelas. Berdasarkan penelitian tersebut, penulis merancang dan membangun sebuah video pembelajaran pinhole camera yang materinya sangat lengkap dari proses awal hingga akhir. Pembuatan video ini yang memuat gambar, suara, dan teks dirasa membantu bagi siswa untuk lebih mengerti tentang pinhole camera dibandingkan hanya belajar dengan membaca saja.

2.2 Kamera Lubang Jarum

Keberadaan Kamera Lubang Jarum atau PinHole Camera yang saat ini mulai banyak diminati di Indonesia mendorong berdirinya komunitas – komunitas Kamera Lubang Jarum di berbagai kota. KLJ membantu fotografer agar lebih mudah menghayati cahaya dan pencahayaan Dradjat, 2011. Sebagai sebuah filosofi KLJI Komunitas Lubang Jarum Indonesia sebenarnya tidak mempersoalkan masalah “kamera”, tapi makna “lubang jarum” yang di garis bawahi. Karena lubang jarum bisa berarti kondisi dimana saat sulit datang bertamu dan pada saat seperti itu kita harus mampu meloloskan diri Dradjat, 2011. Tentu sangat ekslusif, karena hanya orang – orang tertentu saja yang mampu membuat bahan KLJ dengan tangan mereka sendiri handmade . Bagi Indonesia yang kaya akan bahan baku dan orang-orang kreatif, peristiwa seperti itu bukan sebuah khayalan. Membangkitkan kembali proses saltprint , albumen print , cyanotype dan banyak lagi, sepertinya bukan masalah besar. Terbukti keterbatasan alat dan bahan yang selama ini menghantui, berubah menjadi kelebihan bahkan pada akhirnya malah menjadi khas daerah. Sebagai misal, karena di Jogja kaleng rokok mudah didapat lahirlah KLJ kaleng rokok, bahkan ditemukan pula KLJ kaleng yang bisa menghasilkan distorsi yang luarbiasa dan ini lahir dan menjadi khas KLJ Jogja. Tapi karena di Malang kaleng susah didapat, maka lahirlah KLJ pralon bahkan lahir pula seorang ahli kamera KLJ kotak tripleks. Dan di jakarta lahir kamera KLJ “ pocket ” dalam arti sebenarnya, bisa dimasukan ke dalam saku. Dan jika efek KLJ disebutkan tidak akrab lingkungan, justru sebaliknya yang akan didapat, yaitu menyisipkan pesan dan memperkenalkan cara menangani limbah yang ditimbulkan dalam proses fotografi analog dengan benar. KLJ mengajarkan untuk menata limbah dan puing dunia menjadi lebih berarti. KLJ mengingatkan akan dunia materi yang fana sekaligus menjadi alat untuk pendidikan jiwa, penggemblengan rasa, dan eksplorasi kreativitas bagi para kreator fotografi Indonesia.

2.3 Fotografi