PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

Laporan Kinerja Politeknik STTT Bandung Tahun 2016 8

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

2.1. RENCANA STRATEGIS ORGANISASI 2.1.1 Visi dan Misi Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi Politeknik STTT Bandung sebagai salah satu unit Pendidikan Tinggi dibawah Pusdiklat Industri Kementerian Perindustrian, maka Visi yang akan dicapai tidak terlepas dari visi yang telah ditetapkan oleh Pusdiklat Industri yaitu “Menjadi Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Industri yang Unggul, Berbasis Kompetensi dan Berdaya Saing pada Tahun 2025”. Sebagaimana lembaga atau organisasi Pendidikan Tinggi, Politeknik STTT Bandung memiliki Visi “Menjadi Perguruan Tinggi Tekstil dan Garmen sebagai role model pendidikan vokasi industri yang menghasilkan lulusan berkarakter dan berdaya saing global”, Serta Misi yang merupakan jabaran tindakan terarah dalam rangka pencapaian Visi Adapun pedoman tersebut adalah : Visi : Menjadi Perguruan Tinggi Tekstil dan Garmen sebagai role model pendidikan vokasi industri yang menghasilkan lulusan berkarakter dan berdaya saing global Misi : 1. Menyelenggarakan pendidikan vokasi meliputi pengajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat Tridharma Perguruan Tinggi yang mampu memenuhi tuntutan masyarakat dan industri. 2. Menghasilkan tenaga ahli bergelar sarjana terapan dan tersertifikasi profesi pada levelnya di bidang tekstl dan garmen yang kompeten, mandiri dan berbudaya untuk kepentingan bangsa. Laporan Kinerja Politeknik STTT Bandung Tahun 2016 9 3. Memberikan sumbangsih aksi dan solusi bagi dunia Tekstil dan Produk Tekstil di Indonesia dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tekstil dan garmen. 4. Membentuk brand image positif Politeknik STTT Bandung yang bernilai jual tinggi. 5. Mengelola Politeknik STTT Bandung secara profesional, transparan, dan akuntabel. 6. Menjalin kerjasama dengan berbagai pihak untuk kemajuan dan keunggulan Politeknik STTT Bandung dalam penyelenggaraan Tridharma Perguruan Tinggi. 7. Mengoptimalkan peranan Unit Teaching Factory, Inkubator Bisnis dan Laboratorium yang terintegrasi. 8. Meningkatkan Jenjang Pendidikan sesuai kebutuhan industri. Peranan Politeknik STTT Bandung dalam pembangunan Industri nasional serta pengembangan Usaha kecil-menengah industri adalah menghasilkan Sumber Daya Manusia yang kompeten di bidang industri tekstil dan produk tekstil. Banyak upaya yang akan dilakukan Politeknik STTT Bandung dalam rangka pemenuhan kebutuhan pasar kerja serta penajaman kompetensi lulusan . Hal tersebut dilakukan dengan cara : 1. Lembaga Sertifikasi Profesi LSP P1 untuk membekali lulusan dengan sertifikat kompetensi spesifik dan berbasis spesialisasi; 2. Tempat Uji Kompetensi untuk mendapatkan Sertifikat Uji Kompetensi bagi lulusan; 3. Pengembangan Teaching Factory untuk membantu mahasiswa mempelajari dan mempertajam kompetensi keahlian dan kompetensi spesialisasi. 4. Pengembangan program pelatihan dan pendidikan berbasis kompetensi; Laporan Kinerja Politeknik STTT Bandung Tahun 2016 10 5. Peningkatan kerja sama Politeknik STTT Bandung dengan stakeholder baik tingkat nasional maupun tingkat Internasional; 6. Peningkatan kualitas tenaga pendidik Dosen dan tenaga kependidikan melalui pendidikan formal maupun non formal untuk meningkatkan kualitas kegiatan belajar mengajar mahasiswa; 7. Peningkatan dan pengadaan sarana dan prasarana yang sesuai dengan kebutuhan. Tuntutan demi tuntutan dari stakeholder selalu muncul menjadi dinamika dalam kehidupan kampus, sehingga Politeknik STTT Bandung selalu berupaya untuk melakukan pembenahan secara kontinyu dan berkesinambungan di segala aspek untuk dapat menjawab tuntutan tersebut.

2.1.2. Tujuan Strategis

Dalam rangka mewujudkan Visi dan melaksanakan Misi, Politeknik STTT Bandung merumuskan dalam bentuk yang lebih terarah dan operasional yaitu berupa perumusan tujuan strategis yang akan dicapai dalam 5 lima tahun ke depan sesuai dengan Peta Strategis Kementerian Perindustrian yaitu “Menjadi role model pendidikan vokasi industri dan pelatihan industri berbasis kompetensi yang menghasilkan SDM Industri yang kompeten dan berdaya sai ng”. Dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh Kementerian Perindustrian, maka Politeknik STTT Bandung menetapkan Tujuan Strategis, yaitu : 1. Menyiapkan sumber daya manusia SDM industri yang memiliki kemampuan akademik dan profesional sebagai ahli tekstil dan garmen pada Instansi pemerintah, Lembaga pendidikan dan penelitian maupun institusi lainnya serta industri penunjang lainnya. Laporan Kinerja Politeknik STTT Bandung Tahun 2016 11 2. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang tekstil dan garmen melalui penelitian yang bermanfaat bagi kemajuan bangsa. 3. Mengembangkan program pengabdian kepada masyarakat dalam rangka pembentukan kepribadian sivitas akademika dalam mengamalkan hasil penelitian teknologi tekstil dan garmen guna kepentingan masyarakat. Adapun ukuran keberhasilan pencapaian tujuan tersebut akan dijelaskan dalam bagian Sasaran Strategis.

2.1.3. Sasaran Strategis

Sasaran strategis yang dirumuskan untuk mencapai tujuan strategis dijabarkan ke dalam sasaran-sasaran strategis. Sasaran strategis dan Indikator Kinerja Sasaran Strategis Politeknik STTT Bandung untuk periode tahun 2015 – 2019 adalah sebagai berikut: 1. Peningkatan penyelenggaraan kegiatan akademik untuk menjamin kompetensi lulusan yang berkarakter dan berdaya saing global. Animo masyarakat terhadap minat untuk menjadi mahasiswa Politeknik STTT Bandung pada kenyataannya meningkat setiap tahun, hal ini menjadi sasaran strategis agar terus meningkatkan kualitas lulusan dan keberterimaan lulusan di industri. Ratio atau perbandingan antara peminat dengan mahasiswa yang diterima menjadi tolak ukur tingkat pemilihan raw material SDM yang semakin baik kualitas. Adapun tenaga pendidik lokal yang berkualitas diperlukan untuk menciptakan mutu pembelajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang baik. Melihat dua hal di atas menjelaskan bahwa atmosfir akademik harus terus ditingkatkan agar kompetensi lulusan dapat terus meningkat dan mendapat Laporan Kinerja Politeknik STTT Bandung Tahun 2016 12 kepercayaan dari luar dan dalam negeri. Kompetensi lulusan juga didorong agar sesuai dengan level pada KKNI Kualifikasi Kerja Nasional Indonesia untuk lulusan program Diploma IV atau sarjana terapan. 2. Penguatan Politeknik STTT Bandung sebagai role model pendidikan vokasi industri dengan mengembangkan tri dharma perguruan tinggi, teaching factory, dan inkubator bisnis. Strategi penguatan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut: a. Penguatan peran Politeknik STTT Bandung melalui jejaring, kolaborasi, dan kemitraan dalam bentuk kerjasama Industri dan Institusi Pendidikan dalam dan luar negeri. Peran strategis Politeknik STTT Bandung ditunjukkan melalui kinerja Tridharma perguruan tinggi yang menunjukkan reputasi Politeknik STTT Bandung ditingkat nasional dan internasional. Untuk peningkatan reputasi tersebut Politeknik STTT Bandung melakukan peningkatan dan penguatan jejaring nasional dan internasional tersebut secara intensif dengan industri, pemerintah dan perguruan tinggi. Peran kepakaran dosen dan alumni Politeknik STTT Bandung harus ditingkatkan dalam kegiatan tridharma perguruan tinggi, yaitu sebagai tenaga ahli, narasumber maupun konsultan dan pendamping dalam pengembangan industri tekstil, garmen dan fashion. Peran kepakaran tersebut dilakukan melalui program kemitraan yang sinergi yang saling menguntungkan dengan alumni melalui Ikatan Alumni ITT-STTT yang tersebar di seluruh Indonesia baik yang bekerja di industrI dalam dan luar negeri serta pemerintahan maupun yang menjadi enterpreuner. b. Penguatan sistem pendidikan vokasi dengan meningkatkan kualitas kurikulum pendidikan tinggi vokasi, dengan penerapan sistem pembelajaran Teaching Factory, praktik kerja lapangan Laporan Kinerja Politeknik STTT Bandung Tahun 2016 13 PKL di industri, dan uji kompetensi mahasiswa. Politeknik STTT Bandung adalah pendidikan tinggi vokasi yang mencetak tenaga terampil, kompeten, dan berdaya saing global di bidang tekstil, garmen dan fashion yang di butuhkan dunia industri. Untuk itu, Politeknik STTT Bandung menerapkan Model Pembelajaran yang berbasis proses produksi yaitu Teaching Factory. Teaching Factory itu sendiri merupakan metode pembelajaran dengan menciptakan corporate culture untuk menjembatani kesenjangan kompetensi antara kebutuhan dunia industri dengan pengetahuan yang dipelajari di institusi pendidikan, baik dari segi keterampilan, pengetahuan dan perilakunya SKA - skill, knowledge, attitute. Dengan model pembelajaran Teaching Factory mahasiswa akan belajar proses produksi yang sesungguhnya real job yang menghasilkan produk yang sesuai tuntutan pasar atau konsumen. Dengan penguatan Teaching Factory diharapkan lulusan Politeknik STTT Bandung menjadi SDM industri yang terampil, kompeten, dan berdaya saing global. c. Penguatan penelitian terapan dan pengabdian kepada masyarakat. Penguatan penelitian terapan dengan melakukan peningkatan kualitas penelitian yaitu setiap hasil penelitian terapan harus diseminasikan dan diterbitkan di jurnal nasional danatau internasional, serta dapat diproses untuk mendapatkan Hak Kekayaan Intelektual. Penguatan pengabdian kepada masyarakat dengan meningkatkan kegiatan pengabdian kepada masyarakat berupa pelatihan, konsultasi, dan tenaga ahli untuk pengembangan industri tekstil dan garmen di Indonesia. d. Penguatan Inkubator bisnis. Politeknik STTT Bandung harus berperan dalam menghasilkan wirausahawan entrepreneur yang masih rendah. Kegiatan yang Laporan Kinerja Politeknik STTT Bandung Tahun 2016 14 dilakukan untuk meningkatkan jumlah wirausahawan adalah pelatihan, mentoring atau coaching, serta mendorong terbentuknya komunitas wirausahawan tekstil dan garmen. Dalam komunitas ini diharapkan mahasiswa mendapatkan kemampuan wirausaha, menanamkan jiwa soft skill wirausaha, mengetahui etika usaha, serta mengetahui pentingnya kekayaan intelektual bagi usahawan. e. Penyelenggaraan Jenjang Pendidikan Magister Terapan Industri TPT sudah sejak lama menjadi salah satu penyumbang devisa terbesar bagi negara dan penggerak perekonomian nasional. Di dalam peta jalan pengembangan industri dan RIPIN 2015 – 2035, TPT ditempatkan sebagai industri strategis dan andalan. Persoalan yang paling utama di dalam pengembangan industri TPT adalah kebutuhan untuk meningkatkan daya saing dan salah satu strategi yang diyakini akan memberikan keunggulan komparatif yang signifikan untuk jangka waktu yang lama adalah dengan mengembangkan SDM yang unggul dan inovatif melalui pendidikan pada jenjang lebih tinggi, yaitu S2 terapan khusus bidang tekstil. Penguasaan teknologi untuk pengembangan produk-produk baru yang inovatif dan teruji maupun untuk pengembangan proses manufaktur yang lebih efisien dan ramah lingkungan menjadi kata kunci yang dapat memenangkan persaingan global. Pada saat ini, industri TPT Indonesia masih sangat tergantung dengan bahan baku impor, mulai dari kapas hingga bahan-bahan kimia antara intermediate untuk pembuatan serat sintetik poliester, nilon, dan akrilat dan zat warna maupun zat-zat pembantu tekstil textile auxiliaries. Untuk itu, penguasaan teknologi juga menjadi sangat penting untuk membangun kemandirian yang lebih besar. Program studi Laporan Kinerja Politeknik STTT Bandung Tahun 2016 15 magister terapan khusus bidang tekstil sangat diperlukan untuk meningkatkan daya saing dan memajukan industri TPT Indonesia pada tataran global. Hingga saat ini belum ada lembaga pendidikan tinggi yang menyelenggarakan program studi S2 maupun S2 terapan bidang tekstil di Indonesia. Program studi magister terapan “Teknologi Tekstil Fashion” akan menjadi yang pertama di Indonesia. Dengan semua pengalaman dari tradisi panjang sebagai lembaga pendidikan tinggi di bidang tekstil dan didukung sarana maupun prasarana yang lengkap serta dukungan kuat dari pemerintah, dalam hal ini Kementerian Perindustrian, dan hubungan baik dengan industri, Politeknik STTT Bandung merupakan satu-satunya lembaga yang paling siap untuk menyelenggarakan pendidikan program studi magister terapan tekstil. Ketersediaan sumber input yang melimpah dan terjamin dari program Diploma 4 di bawahnya juga merupakan modal lain yang tak kalah penting dan menjadi satu kelebihan yang belum tentu dapat dipenuhi institusi lain. Dari perspektif pembangunan industri TPT nasional, penyelenggaraan program studi magister tekstil di Politeknik STTT Bandung seyogyanya dijadikan proyek nasional untuk revitalisasi dan penguatan industri TPT dalam jangka panjang. f. Perintisan Wisata Pendidikan Education Tour wisata pendidikan, yaitu suatu perjalanan wisata yang dimaksudkan untuk memberikan gambaran, studi perbandingan ataupun pengetahuan mengenai bidang kerja atau proses pembuatan produk yang dikunjunginya. tujuan pokoknya adalah memperoleh pengetahuan atau penyelidikan suatu bidang ilmu pengetahuan. motivasi yang mendorong pengunjung untuk mengadakan wisata pendidkan adalah dorongan kebutuhan untuk berekreasi serta dorongan Laporan Kinerja Politeknik STTT Bandung Tahun 2016 16 kebutuhan pendidikan dan penelitian ataupun hanya sekedar perasaan ingin tahu. Adapun konsep wisata Pendidikan di Politeknik STTT Bandung adalah perjalanan keliling pada suatu tempat yang diselenggarakan oleh suatu institusi pendidikan untuk melihat urutan proses produksi dalam hal ini proses pembuatan pakaian jadi garmen. Perjalanannya dilakukan dengan rileks guna memenuhi rasa ingin tahu untuk menambah wawasan pengetahuan mengenai rangkaian proses pembuatan produk tekstil mulai dari raw material atau bahan baku pembuatan benang sampai produk jadi bahkan sampai pada proses pemasarannya. Ada tujuan yang ingin dicapai dalam perjalanan wisata tersebut, yaitu mencari pengetahuan dan pengalaman baru yang dikemas dengan menarik. Perjalanan ini telah direncanakan terlebih dahulu, artinya pengunjung akan dibawa ke dalam ruangan studio yang mana mereka akan diberikan pemaparan secara audio visual proses produksi pembuatan produk tekstil, kemudian akan berjalan yang dilakukan dengan santai, yang mana pada perjalanannya terdapat unsur-unsur produk wisata, misalnya melewati workshop desain fashion, workshop proses pembatikan atau tenun tradisional. Sehingga pengunjung akan diantarkan para rangkaian proses pembuatan produk tekstil, mulai dari raw material kemudian menjadi benang, kemudian proses pembuatan kain secara pertenunan ataupun perajutan, kemudian dijelaskan proses-proses penyempurnaan kain yang dapat dilakukan sebelum akhirnya sampai pada urutan proses pembuatan garmen sejak pembuatan desain, pola, penjahitan sampai pada kegiatan finishingnya, terakhir pengunjung dapat melihat hasil akhir berupa produk garmen yang ditawarkan. Sasaran stategi yang ingin dicapai adalah membangun brand image serta bentuk suguhan yang menarik bagi pengunjung untuk memotret Laporan Kinerja Politeknik STTT Bandung Tahun 2016 17 proses tekstil, garmen dan fashion dalam skala kecil dan mudah dipahami. 3. Peningkatan kualitas dan kuantitas pendukung tridharma perguruan tinggi yaitu bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, dengan kegiatan sebagai berikut: a. Peningkatan kompetensi sumber daya manusia. b. Peningkatan kapasitas sarana dan prasarana. c. Peningkatan sumber dan kapasitas pendanaan. d. Peningkatan efektifitas sistem pengelolaan organisasi dan layanan dengan memanfaatkan teknologi informasi. Indikator Kineja Utama IKU yang digunakan dalam pengukuran kinerja dan pengendalian pelaksanaan program dan kegiatan Politeknik STTT Bandung adalah sebagai berikut: Laporan Kinerja Politeknik STTT Bandung Tahun 2016 18 MATRIKS SASARAN STRATEGIS DAN RUMUSAN INDIKATOR KINERJA UTAMA IKU TAHUN 2016 POLITEKNIK STTT BANDUNG Perspektif Sasaran Strategis Rumusan Indikator Kinerja Utama IKU Target Satuan S TAK E HOLD E R SS STTT - 1.1 Terbangunnya Pendidikan Tinggi vokasi berbasis kompetensi sebagai penyedia SDM industri IKU 1.1.1 Jumlah Lulusan Tepat Waktu 65 persen IKU 1.1.2 Jumlah animo pendaftar mahasiswa baru meningkat 1000 orang IKU 1.1.3 Persentase penyerapan dan penempatan lulusan yang kompeten pada DUDI 80 persen IKU 1.1.4 Jumlah Kelulusan Uji Kompetensi LSP- P1 300 orang IKU 1.1.5 Jumlah Program Studi dengan Akreditasi A 3 Program Studi P ros e s P e la k s a na a n Tugas P oko k T SS STTT- 2.1 Tersedianya Produk Penelitian yang Inovatif IKU 2.1.1 Jumlah Penelitian Dosen 8 judul penelitian SS STTT - 3.1 Penguatan peran Institusi Pendidikan sebagai role model Pendidikan Tinggi Vokasi di Indonesia IKU 3.1.1 Jumlah Laboratorium yang terintegrasi 3 Laboratorium IKU 3.1.1 Penerapan Sistem Pembelajaran Teaching Factory 1 Program Studi IKU 3.1.3 Jumlah kerjasama pelatihan, konsultasi dan Pengabdian kepada Masyarakat dengan industri maupun institusi pendidikan di dalam dan luar negeri 10 kegiatan Laporan Kinerja Politeknik STTT Bandung Tahun 2016 19 Dalam memilih dan menetapkan kegiatan tahun 2016 berpedoman dari Renstra yang telah disusun dalam hal ini Renstra tahun 2015 – 2019. Secara garis besar, program yang dilaksanakan pada tahun 2016 adalah sebagai berikut:

1. Kegiatan Akademik

No. KEGIATAN KETERANGAN 1. Jumlah Lulusan Tepat Waktu 2016 2. Jumlah animo pendaftar mahasiswa baru meningkat 2016 3. Persentase penyerapan dan penempatan lulusan yang kompeten 2016 4. Jumlah Kelulusan Uji Kompetensi LSP-P1 2016 5. Jumlah Program Studi dengan Akreditasi A 2016

2. Peningkatan Kualitas SDM dengan Penelitian yang

Inovatif No. Pendidikan Jumlah Tahun 1. Penelitian Dosen penelitian 2016

3. Penguatan peran Institusi Pendidikan sebagai Role

Model Pendidikan Tinggi Vokasi No. KEGIATAN TAHUN 1. Laboratorium Terintegrasi 2016 2. Sistem Pembelajaran Teaching Factory 2016 3. Pemeliharaan alat laboratorium 2016 5. Jumlah Kerjasama 2016 Laporan Kinerja Politeknik STTT Bandung Tahun 2016 20

2.2. RENCANA KINERJA 2016

Dengan berdasarkan usulan program Politeknik STTT Bandung yang telah disetujui PUSDIKLAT Industri, dalam upaya melaksanakan tugas pokok dan fungsinya ditetapkan program kerja Tahun Anggaran 2016. Strategi pengembangan Politeknik STTT Bandung pada tahun 2016 adalah sebagai berikut : 1. Peningkatan kualitas SDM 2. Pengembangan sarana – prasarana 3. Peningkatan kerjasama dan jejaring dengan stakeholder 4. Peningkatan manajemen 5. Branding unit kerja Arah kebijakan pendidikan pada Politeknik STTT Bandung pada tahun 2016 adalah sebagai berikut : 1. Evaluasi serta penyempurnaan kurikulum 2. Peningkatan kompetensi Dosen dengan Pendidikan gelar, Studi banding maupun diklat sejenis 3. Meningkatkan fasilitas pembelajaranpendidikan ekstrakurikuler 4. Pembentukan wadah kerjasama dengan pihak eksternal. 5. Penambahan tenaga fungsional Dosen dan Pranata Laboratorium Pendidikan Program yang didukung DIPA 1. Penyelenggaraan Pendidikan dan Kejuruan Berbasis Spesialisasi Kompetensi A. Penyelenggaraan Pendidikan 1. Penerimaan Mahasiswa Baru 2. Penyelenggaraan Kegiatan Pengenalan Kampus 3. Pembinaan Kemahasiswaan 4. Penyekenggaraan Proses Belajar Mengajar 5. Penyelenggaraan Ujian Akhir 6. Penyelenggaraan Uji Kompetensi Laporan Kinerja Politeknik STTT Bandung Tahun 2016 21 7. Penyelenggaraan Pelatihan Bahasa 8. Pengelolaan PNBP 9. Wisuda 10. Kegiatan Kunjungan Industri B. Penguatan Kelembagaan Internal 1. Publikasi, Promosi dan Tracer Studi 2. ISO 9001-2008 3. Reakreditasi Program Studi 4. Evaluasi Kurikulum 5. Penelitian Dosen 6. Pembinaan Dosen 7. Pembinaan Kompetensi Pegawai 8. Penyusunan Modul Pembelajaran 9. Peningkatan Kerjasama dengan Dunia Industri 10. Pengembangan Sertifikasi BNSP 11. Tempat Uji Kompetensi 12. Pengembangan program Lembaga Sertifikasi Profesi LSP C. Laporan Monitoring dan Evaluasi ProgramKegiatan - Laporan Kegiatan Tupoksi 1. Penyusunan LAKIP 2. Penyusunan Laporan SAI 3. Penyusunan Laporan PP 39 4. Penyusunan Laporan Akademik - Dokumen Program dan Kegiatan 1. Penyusunan RKAKL 2017 2. Penyusunan PNBP 2017 D. Layanan Perkantoran - Layanan Perkantoran pendidikan 1. Pembayaran Gaji dan Tunjangan Laporan Kinerja Politeknik STTT Bandung Tahun 2016 22 2. Honor Dosen Tidak Tetap dan Pegawai Tidak Tetap 3. Tunjangan Sertifikasi Dosen - Penyelenggaraan Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran 1. Penambaha Daya Tahan Tubuh 2. Pengadaan Pakaian Kerja 3. Pemeliharaan Peralatan Kantor dan Laboratorium 4. Pemeliharaan Gedung 5. Pemeliharaan kendaraan Operasional 6. Pembayaran Biaya Listrik dan Telepon 7. Langganan Internet 8. Penyelenggaraan Administrasi Kantor 9. Pembinaan Pengelolaan Keuangan 10. Pengelolaan BMN 11. Pengelolaan Pengadaan BarangJasa E. Peningkatan Sarana Prasarana 1. Pengadaan Inventaris kantor 2. Pengadaan Renovasi Gedung Pendidikan 3. Pengadaan Buku Perpustakaan 4. Pengadaan Alat - alat Laboratorium 5. Pengadaan Peralatan Pendidikan

2.3. RENCANA ANGGARAN

Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran DIPA Politeknik STTT Bandung Tahun 2016 sebesar Rp. 27.580.067.000,- dua puluh tujuh milyar lima ratus delapan puluh juta enam puluh tujuh ribu rupiah. Laporan Kinerja Politeknik STTT Bandung Tahun 2016 23 Adapun perinciannya adalah sebagai berikut: DIPA Tahun 2016 Kegiatan Uraian Belanja 000,- Pegawai Barang Modal 5277.002 SDM Industri Berbasis Spesialisasi dan Kompetensi Pendidikan Viokasi 9.216.686 5277.003 Tenaga Pendidik dan Kependidikan Vokasi Industri yang Difasilitasi 447.200 5277.004 Laporan Monitoring dan Evaluasi Program kegiatan 539.296 5277.005 Dokumen Pendidikan Vokasi Indusri Berbasisi Kompetensi 1.371.319 5277.006 Sarana Prasaran Pendidikan Vokasi Industri Berbasis Kompetensi yang difasilitasi 3.465.340 5277.994 Layanan Perkantoran 9.189.271 3.350.955 JUMLAH 9.189.271 14.925.456 3.465.340 JUMLAH TOTAL Rp 27.580.067 Laporan Kinerja Politeknik STTT Bandung Tahun 2016 24

2.4. DOKUMEN PENETAPAN KINERJA Berdasarkan uraian di atas, indikator kinerja dari rencana kerja

Politeknik STTT Bandung tahun 2016 dapat dilihat pada tabel berikut ini : PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 POLITEKNIK STTT BANDUNG NO SASARAN PROGRAMKEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET 1 Meningkatnya produktivitas, kualitas dan efisiensi yang berdaya saing ke arah competitive advantage Jumlah Mahasiswa yang terampil dan kompeten jumlah lulusan tepat waktu 249 orang 78 Persentase animo pendaftar mahasiswa baru meningkat 5 Persentase penyerapan dan penempatan tenaga kerja industri yang kompeten 90 Jumlah dunia industri yang bekerja sama dengan Politeknik STTT Bandung 30 MoU Jumlah jurusan pada lembaga pendidikan yang terakreditasi A 3 Program studi 2 Meningkatnya daya saing melalui spesialisasi pada produk TPT bernilai tambah tinggi dan high fashion yang berbahan baku lokal Persentase kelulusan Uji Kompetensi LSP P1 100 Hasil pembinaan unit inkubator bisnis 1 tenant Jumlah Produk Teaching Factory 4 produk 3 Tersedianya produk penelitian yang inovatif Jumlah penelitian dosen 10 judul Kegiatan Anggaran Peningkatan Kualitas Pendidikan Vokasi Industri Rp 27.580.067.000,- Dokumen Perjanjian Kinerja yang telah ditandatangani tanggal 25 Januari 2016. Laporan Kinerja Politeknik STTT Bandung Tahun 2016 25

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA