Prinsip Pengelolaan Usaha Perkebunan

Edisi 3, Volume 2, Tahun 2014 6 perkebunan harus memiliki komitmen sosial,kemasyarakatan dan pengembangan potensi kearifan lokal. 13. Pemberdayaan Masyarakat Adat Penduduk Asli; Pengelola perkebunan berperan dalam mensejahterakan masyarakat adat penduduk asli. 14. Pemberdayaan Kegiatan Ekonomi Masyarakat; Pengembangan Usaha Lokal Pengelola perkebunan memprioritaskan untuk memberi peluang pembelian pengadaan barang dan jasa kepada masyarakat di sekitar kebun. 15. Peningkatan Usaha Secara Berkelanjutan; Pengelola perkebunan dan pabrik harus terus menerus meningkatkan kinerja sosial ekonomi dan lingkungan dengan mengembangkan dan mengimplementasikan rencana aksi yang mendukung peningkatan produksi berkelanjutan.

E. Prinsip Pengelolaan Usaha Perkebunan

Kelapa Sawit Minyak Kelapa Sawit dan Perekonomian Indonesia,Diketahui bahwa Indonesia merupakan negara produsen utama minyak kelapa sawit. Share minyak kelapa sawit Indonesia terhadap total produksi dunia minyak kelapa sawit tahun 2005-2008 berkisar 41.64-44.67 dan share terhadap total produksi dunia minyak hayati sekitar 10- 12.12 8 . Produksi minyak kelapa sawit Indonesia memiliki tren meningkat sekitar 11.31tahun. Dari sisi peruntukannya, sekitar 25 dari total produksi minyak kelapa sawit Indonesia digunakan untuk konsumsi dan selebihnya ditujukan untuk pasar ekspor. Kondisi ini setidaknya menggambarkan industri kelapa sawit Indonesia sebagai berikut: Kelapa sawit telah menjadi komoditas strategis di dalam perekonomian Indonesia. Kelapa sawit dinilai sebagai salah satu komoditi unggulan perkebunan Indonesia yang memiliki fungsi sebagai pemacu pertumbuhan ekonomi, pemerataan pendapatan dan pengurangan kemiskinan. 8 Hariadi Kartodihardjo, Ibid, hlm 176 Peran strategis kelapa sawit bagi perekonomian Indonesia antara lain terkait dengan 9 : 1. Sumber bahan pangan, khususnya di dalam pemenuhan kebutuhan minyak goreng nasional. Sekitar 77 pasokan minyak goreng nasional yaitu 12.7 kg dari 16.5 kg perkapitatahun berasal dari minyak kelapa sawit dengan tren yang akan terus meningkat. 2. Komoditas ekspor unggulan dan penghasil devisa negara. Kelapa sawit dalam lima tahun terakhir termasuk kedalam 10 besar komoditi ekspor Indonesia dengan share yang terus meningkat dari 4 pada 2003 menjadi 6.9 di tahun 2007. 3. Penyediaan lapangan kerja dan motor penggerak roda perekonomian. Di dalam industri kelapa sawit diperlukan tenaga kerja sekitar 56 orang100 ha, terdiri dari 33 orang di kebun, 3 di orang di pengolahan, 5 orang administrasi dan 15 di sektor jasa, terutama di sektor jasa angkutan Pusat Penelitian Kelapa Sawit, 2006. Di tahun 2008 luas areal perkebunan kelapa sawit Indonesia telah mencapai ±7 juta ha maka industri kelapa sawit setidaknya telah menyerap 3.9 juta orang tenaga kerja dengan multiplier effect yang besar terhadap perekonomian. Berdasarkan pelaku usaha, seiiring dengan perkembangan luas areal perkebunan kelapa sawit di Indonesia telah terjadi perubahan komposisi share kepemilikan perkebunan kelapa sawit di Indonesia 10 .Di awal tahun 80an, perkebunan besar milik negara PBN merupakan pelaku utama dengan share sebesar 67.74, sedangkan perkebunan besar swasta PBS dan perkebunan rakyat PR masing-masing sebesar 30.16 dan 2.10. Namun, mulai pertengahan tahun 90an, perkebunan kelapa sawit Indonesia didominasi oleh PBS dan PR. Pada tahun 2008, share masing-masing pelaku usaha adalah 8.61 PBN, 49.90 PBS dan 9 Suyatno Risza, Perkebunan Kelapa Sawit Indonesia, Kanisius A IKAPI, Yogyakarta 2010, hlm 78; http:www.perkebunan_kelapasawit.com 10 Suyatno Risza,Ibid, hlm 81; Edisi 3, Volume 2, Tahun 2014 7 41.43 PR. Namun, dihubungkan dengan potensi keragaan usaha masing-masing pelaku, khususnya dari aspek pencapaian produktivitas lahan dan akses modal, maka eksistensi dan keberlanjutan usaha perkebunan kelapa sawit bagi pelaku usaha yang dengan keragaan usaha rendah akan sangat ditentukan oleh perkembangan harga di masa depan. F. Bentuk KerjaSama Dalam Pengelolaan Usaha Perkebunan Kelapa Sawit Melalui Pola Inti Rakyat PIR Bentuk Kerjasama Usaha Melalui Pola Inti Rakyat yaitu dengan pemberdayaan usaha perkebunan, kemintraan usaha perkebunan dan kawasan pengembangan perkebunan. Provinsi Sulawesi Tengah yang memiliki letak geografis yang sangat baik, karena berada di tengah wilayah Sulawesi, yang semakin memperlihatan pertumbuhan ekonomi yang pesat dan luar biasa.Berdasarkan data biro pusat statistic BPS pada tahun 2006 sampai maret 2007. Pertumbuhan ini mencapai 8,66 tanpa sector migas. Angka ini lebih tinggi dibanding rata- rata nasional yaitu, 6,09. Pendorong pertumbuhan provinsi Sulawesi tengah adalah kekayaan akan sumber daya alam. Di samping industry pertambangan minyak tanah dan kehutanan, dewasa ini sector perkebunan besar. Di antaranya perkebunan besar xkelapa sawit sedang berkembang dan terus berkembang dengan tanah luas yg di siapkan dan di buka di dalam hutan dan agroklimat yang cocok untuk tanaman kelapa sawit, luas areal perkebunan kelapa sawit di provinsi Sulawesi tengah salah satu terluas di Indonesia, khususnya di daerah kabupaten luwuk dan kabupaten morowali.. Usaha perkebunan merupakan suatu usaha yang paling rawan terhadap gangguan dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Indikator yang terjadinya sering munculnya gangguan terhadap usaha perkebunan adalah, karena terjadinya kecemburuan sosial yang terjadi pada masyarakat yang berada di sekitar perkebunan, hal ini terjadi karena tedapat warga yang dikeluarkan bekerja dari perkebunan dengan jalan pemutusan hubungan kerja PHK. Sejalan dengan kegiatan usaha pemberdayaan usaha perkebunan di atas, maka salah satu upayan yang perlu dilakukan oleh perusahaan perkebunan adalah membangun hubunga yang harmonis antara semua pemangku kepentingan yang terlibat dalam usaha perkebunan tersebut. Dalam Pasal 22 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2004 dinyatakan bahwa, perusahaan perkebunan melakukan kemitraan yang saling menguntungkan, saling bertanggung jawab, saling memperkuat dan saling ketergantungan dengan perkebunan, karyawan, dan masyarakat sekitar oerkebunan ayat 1. III. PENUTUP A. Kesimpulan 1. Bahwa Prinsip Pengelolaan Usaha Perkebunan Kelapa Sawit berdasarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2004 Tentang Perkebunan adalah manfaat dan berkelanjutan; Keterpaduan; kebersamaan; keterbukaan serta Berkeadilan. 2. Bentuk Kerjasama Usaha Melalui Pola Inti Rakyat yaitu, pemberdayaan usaha perkebunan, kemitraan usaha perkebunan dan kawasan pengembangan perkebunan. Pemberdyaan merupakan tugas pokok baik, Pemerintah, pemerintah provinsi maupun pemerintah kabupatenkota terhadap segala aspek kehidupan dan penghidupan. Oleh karena Pemerintah maupun pemerintah provinsi dan pemerintah kabupatenkota memiliki tugas untuk melindungi dan mensejahtrakan masyarakatnya. Pemberdayaan juga perlu dilakukan terhadap dunia usaha, khususnya dunia usaha yang berkaitan dengan pengelolaan sumber daya alam.

B. Saran