Legal Opinion Kasus Pencemaran Lingkunga

Legal Opinion Kasus Pencemaran Lingkungan Oleh Pabrik Kulit di Malang
Cairin Melina
cairinmelina@gmail.com

Pendahuluan
Posisi Kasus
PT Usaha Loka dan PT Kasin merupakan pabrik kulit yang berada di Kelurahan
Ciptomulyo, Kecamatan Sukun, Kota Malang, Jawa Timur, namun dalam
menjalankan kegiatan dari pabrik tersebut menimbulkan dampak yang serius bagi
lingkungan sekitar pabrik. Kedua pabrik tersebut telah melakukan pencemaran
terhadap lingkungan di Kali Badek, dengan tidak mengelola terlebih dahulu air
limbah secara maksimal. Air limbah tersebut dibuang begitu saja ke sungai. Hal
tersebut dapat dibuktikan melalui uji laboratorium atas air limbah yang telah
dilakukan dua kali. Hasil dari kedua uji laboratorium tersebut bahwa air limbah
yang dibuang ke sungai telah melebihi baku mutu dan terbukti telah mencemari
lingkungan. Dari adanya uji laboratorium tersebut maka Badan Lingkungan Hidup
Kota Malang, Jawa Timur, telah mengeluarkan surat teguran terhadap kedua
pabrik kulit tersebut. Karena kedua pabrik tersebut telah terbukti mencemari
lingkungan. Namun salah satu pihak pabrik mengaku telah mengolah air limbah
sebelum dibuang ke sungai, serta instalasi befungsi dengan baik dan tak ada
kerusakan. Karena itu ia memastikan bahwa air limbah yang dibuang ke aliran

sungai sesuai dengan baku mutu. Namun fakta lain terdapat keluhan dari warga
Kelurahan Ciptomulyo yang mengeluh bahwa sumur mereka telah tercemar berat.
Air sumur mengeluarkan bau menyengat dan tak layak konsumsi. Sebanyak 500an penduduk terimbas pencemaran sungai dan sumur. Hal tersebut
mengakibatkan penduduk kesulitan untuk mendapatkan ait minum lantaran 70
persen di antara merela menggunakan air sumur. Namun pada kenyataannya
Badan Lingkungan Hidup tak menindak secara tegas kedua pabrik pengolah kulit
tersebut, seperti menghentikan izin operasi ataupun pabrik. Alasannya adalah
kedua perusahaan tersebut akan dibina serta perusahaan pencemar lingkungan
itu akan didampingi oleh tenaga ahli untuk mengolah limbah. Masyarakat juga
sudah berulang kali melaporkan pencemaran tersebut ke pemerintah kota Malang
dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Malang. Namun laporan tersebut tidak
digubris.
Isu Hukum
Bahwa setelah melihat posisi kasus diatas maka isu hukum yang dapat diambil
adalah:
1. Apa saja yang telah dilanggar oleh PT Usaha Loka dan PT Kasin selama
menjalankan aktivitas perusahaan?
2. Apa yang seharusnya dilakukan oleh masyarakat yang berada di sekitar
kedua pabrik tersebut berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup setelah

mengalami kerugian bahwa lingkungan sekitar menjadi tercemar?

3. Tindakan apa yang wajib dilakukan oleh pemerintah?
4. Bagaimana sanksi yang dapat diterapkan apabila memang kedua pabrik
tersebut terbukti melakukan pencemaran?
Fakta Hukum
1. Telah terjadi pencemaran lingkungan oleh dua pabrik di Malang yaitu PT
Usaha Loka dan PT Kasin yang berdampak sangat serius terhadap
masyarakat sekitar pabrik, seperti masyarakat kesulitan untuk
memperoleh air minum karena sumur meraka telah tercemar limbah
pabrik serta masyarakat sekitar dilanda kekhawatiran akan mengancam
kesehatan mereka.
2. Bahan yang menjadi penyebab tercemarnya lingkungan sekitar pabrik
adalah limbah cair dari pabrik kulit yang dibuang ke aliran sungai tanpa
melalui proses pengelolaan secara maksimal
3. PT Usaha Loka dan PT Kasin yang melakukan kegiatan di Kelurahan
Ciptomulyo telah mengakibatkan lingkungan sekitar menjadi tercemar,
hal tersebut dapat dibuktikan secara kuat dari hasil uji laboratorium yang
dilakukan sebanyak dua kali, dan hasil dari dua uji laboratorium tersebut
terbukti bahwa air limbah yang dibuang ke sungai telah melebihi baku

mutu hal ini berarti bahwa kedua pabrik tersebut terbukti telah
mencemari lingkungan.
Konsep Hukum
1. Pasal 70 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
2. Pasal 80 ayat (1) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
3. Pasal 91 ayat (1) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
4. Pasal 98 ayat (1) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Analisis Hukum
1. Kasus yang terjadi di Kelurahan Ciptomulyo, Kecamatan Sukun,
Kabupaten Malang, Jawa Timur yang disebabkan oleh kegiatan dari dua
pabrik kulit yaitu PT Usaha Loka dan Kasin telah mengakibatkan dampak
yang serius bagi lingkungan sekitar. Kedua pabrik tersebut telah
melakukan pencemaran lingkungan sebagai akibat dari kegiatan pabrik
yang berupa pembuangan limbah cair yang dibuang di sungai atau kali
badek yang ada disekitar pabrik. Pencemaran lingkungan sendiri
memiliki pengertian sesuai dengan yang tercantum dalam pasal 1 ayat

14 Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan hidup dijelaskan bahwa “pencemaran
lingkungan hidup adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup,
zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh
kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup
yang telah ditetapkan”. berdasarkan penjelasan tersebut dapat

menggambarkan apa yang sedang terjadi di Kelurahan Ciptomulyo yang
diakibatkan oleh kegiatan dua pabrik tersebut. Sebenarnya pabrik
tersebut telah mendapatkan teguran dari Badan Lingkungan Hidup Kota
Malang, Jawa Timur melalui surat teguran yang dikeluarkan. Dalam surat
teguran tersebut Badan Lingkungan Hidup Kota Malang mendesak agar
kedua pabrik pengolah kulit tersebut dapat mengelola air limbah secara
maksimal. Tujuannya untuk mencegah pencemaran sungai yang
mengalir di wilayah Kota Malang. Larangan untuk melakukan
pencemaran lingkungan sendiri juga diatur dalam pasal 69 ayat 1 huruf a
UUPPLH dijelaskan bahwa:
Setiap orang dilarang:
a. Melakukan perbuatan yang mengakibatkan pencemarab dan/atau
perusakan lingkungan hidup.

Kedua pabrik kulit tersebut terbukti telah melakukan pelanggaran sesuai
dengan Pasal 69 atat 1 huruf a, bahwa pabrik tersebut dapat dibuktikan
telah melakukan pencemaran lingkungan hidup dari hasil uji
laboratorium sebanyak dua kali, dari dua uji laboratorium tersebut
hasilnya bahwa kedua pabrik tersebut terbukti telah mencemari kali
badek dengan membuang air limbah tersebut yang melebihi baku mutu
lingkungan. Baku mutu lingkungan hidup sendiri juga telah dijelaskan
dalam Pasal 1 ayat 13 UUPPLH bahwa “Baku mutu lingkungan hidup
adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi, atau
komponen yang ada atau harus ada dan/atau unsur pencemar yang
ditenggang keberadaannya dalam sumber daya tertentu sebagai unsur
lingkungan hidup”. Kedua pabrik tersebut telah terbukti telah melakukan
pencemaran lingkungan hidup, dengan membuang air limbah tersebut
ke sungai. Hal tersebut diperkuat dengan uji laboratorium yang telah
dilakukan oleh Badan Lingkungan Hidup Kota Malang yang hasilnya
kedua pabrik tersebut telah membuang air limbah ke sungai yang telah
melewati batas baku mutu lingkungan.
2. Masyarakat telah melakukan berbagai upaya untuk memprotes kedua
pabrik tersebut dengan melaporkan berulang kali ke Pemerintah Kota
Malang dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Malang. Namun

sayangnya laporan dari masyarakat tersebut tidak digubris sama sekali
oleh pemerintah. Masyarakat sendiri memiliki hak untuk melaporkan
terkait dengan adanya pencemaran lingkungan yang terjadi di
daerahnya. Hal tersebut diatur dalam Pasal 65 ayat 3 UUPPLH yang
dijelaskan bahwa:
“Setiap orang berhak mengajukan usul dan/atau keberatan terhadap
rencana usaha dan/atau kegiatan yang diperkirakan dapat
menimbulkan dampak terhadap lingkungan hidup”
Maka masyarakat di Kelurahan memiliki hak penuh untuk mengajukan
protes atau usul kepada Pemerintah Kota Malang atas peristiwa
pencemaran lingkungan oleh kedua pabrik kulit sehingga mengakibatkan
dampak yang serius bagi kelangsungan lingkungan dan kehidupan
masyarakat sekitar. Hal tersebut dapat dikatakan bahwa masyarakat

memiliki peran untuk memantau atau melakukan pengawasan terhadap
segala aktivitas lingkungan hidup. Masyarakat memiliki hak untuk
melakukan pengawasan terhadap lingkungan hidup. Hal ini diatur dalam
pasal 70 ayat 1 UUPPLH dijelaskan bahwa “Masyarakat memiliki hak dan
kesempatan yang sama dan seluas-luasnya untuk berperan aktif dalam
perlindungan dan pengelolaan Lingkungan Hidup” jadi jelas bahwa

masyarakat diberikan kesempatan untuk berperan aktif dalam
melakukan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Selain itu
wujud dari peran masyarakat untuk melakukan perlindungan dan
pengeolaan lingkungan hidup dapat dilihat dalam pasal 70 ayat 2 yang
dijelaskan bahwa:
Peran masyarakat dapat berupa:
a. Pengawasan sosial;
b. Pemberian saran, pendapat, usul, keberatan, pengaduan;
dan/atau
c. Penyampaian informasi dan/atau laporan.
Hal tersebut dapat diwujudkan dengan melakukan pengawasan serta
kontrol terhadap segala kegiatan kelingkungan hidup. Apa yang
dilakukan oleh masyarakat di Kelurahan Ciptomulyo sangat dibenarkan
terkait dengan tindakan masyarakat yang mengeluh dan memprotes
dengan melakukan pelaporan kepada Pemeribtah Kota Malang atas
kegiatan kedua pabrik tersebut. Hal ini berarti bahwa masyarakat di
Kelurahan Ciptomulyo sangat peduli dengan kelangsungan lingkungan
hidup. Dari aksi protes dan keluhan dari masyarakat atas tercemarnya
lingkungan mereka akibat kegiatan pabrik menjadi perhatian tersendiri
oleh pemerintah, karena setiap masyarakat memiliki hak untuk

mendapatkan lingkungan hidup yang layak. Hak masyarakat untuk
mendapatkan lingkungan hidup yang layak dijelaskan dalam Pasal 65
ayat 1 bahwa “Setiap orang berhak atas lingkungan hidup yang baik dan
sehat sebagai bagian dari hak asasi manusia”. Jadi sudah jelas bahwa
masyarakat di Keluarahan Ciptomulyo berhak untuk mendapatkan
lingkungan hidup yang layak, namun pada kenyataannya lingkungan
sekitar mereka telah tercemar oleh kegiatan pabrik kulit yang
mengakibatkan dampak yang serius bagi kehidupan masyarakat.
beberapa dampak yang sudah dirasakan oleh masyarakat disana ilah
sumur mereka telah tercemar oleh limbah dengan mengeluarkan bau
yang menyengat, air yang keruh sehingga tidak layak untuk dikonsumsi.
Dampak serius yang dialami oleh masyarakat selanjutnya adalah mereka
kesulitan untuk mendapatkan air minum karena memang 70 persen dari
mereka mengandalkan air sumur.

3. Tindakan dari Pemerintah Kota Malang yang harus dilakukan ialah
menindak tegas kepada kedua pabrik tersebut yang telah terbukti
melakukan pencemaran lingkungan hidup. Tindakan pemerintah sendiri
dapat berupa paksaan yang dijelaskan dalam pasal 80 ayat 1 UUPPLH
bahwa:


Paksaan pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76 ayat (2)
hutur b berupa:
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Penghentian sementara kegiatan produksi.
Pemindahan sarana produksi;
Penutupan saluran pembuangan air limbah atau emisi;
Pembongkaran;
Pembongkaran;
Penyitaan terhadap barang atau alat yang berpotensi menimbulkan
pelanggaran;
g. Penghentian sementara seluruh kegiatan atau
h. Tindakan lain yang bertujuan untuk menghentikan pelanggaran
dan tindakan memulihkan fungsi lingkungan hidup.

Jadi Pemerintah Kota Malang seharusnya melaksanakan perintah
Undang-Undang sesuai dengan ketentuan pasal diatas. Karena pada
faktanya kegiatan pabrik kulit tersebut telah mengakibatkan lingkungan
menjadi tercemar serta merugikan bagi masyarakat. Pemerintah kota
malang seharusnya menindak dengan tegas kedua pabrik tersebut demi
kepentingan umum. Sebelumnya Badan Lingkungan Hidup Kota Malang
telah melakukan teguran melalui surat teguran kepada dua pabrik
tersebut yang mendesak agar kedua pabrik tersebut segera melakukan
pengolahan air limbah secara maksimal sebelum dibuang ke sungai.
Merujuk pada laporan warga yang telah merasakan secara langsung
dampak dari kegiatan kedua pabrik kulit tersebut, bahwa pada faktanya
pemerintah belum melakukan tindakan tegas bahkan tidak menggubris
laporan dari warga sekitar. Pemerintah menyatakan akan melakukan
pembinaan terlebih dahulu. Namun jika dilihat dari fakta-fakta
dilapangan pabrik tersebut seharusnya sudah tidak lagi dibina, namun
harus langsung diberikan sanksi yang tegas oleh pemerintah agar jera
untuk tidak melakukan tindakan pencemaran lingkungan. Kewenangan
pemerintah untuk memberikan paksaan kepada perusahaan yang telah
melakukan pencemaran dapat dilihat dalam Pasal 82 Ayat (1) dijelaskan
bahwa”

“Menteri, gubernur, atau bupati/walikota berwenang untuk memaksa
penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan untuk melakukan
pemulihan lingkungan hidup akibat pencemaran dan/atau perusakan
lingkungan hidup yang dilakukannya”
Maka Pemerintah Kota Malang memiliki kewenangan untuk melakukan
tindakan paksaan kepada dua pabrik kulit yaitu PT Usaha Loka dan PT
Kasin untuk segara melakukan pemulihan lingkungan hidup atas
perbuatannya yang mencemari sungai dan air sumur warga. Maka
paksaan pemerintah tersebut juga harus dipatuhi oleh kedua pabrik
tersebut. Apabila kedua pabrik tersebut terbukti tidak melaksanakan
paksaan dari pemerintah maka akan dikenakan denda, hal tersebut
dapat dilihat dalam pasal 81 UUPPLH yang menyatakan bahwa:

“Setiap penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang tidak
melaksanakan paksaan pemerintah dapat dikenai denda atas setiap
keterlambatan pelaksanaan sanksi paksaan pemerintah”
4. Sanksi yang dapat diterapkan kepada kedua pabrik yaitu PT Usaha Loka
dan PT Kasin apabila terbukti telah melakukan pencemaran lingkungan
hidup. Berdasarkan fakta-fakta yang telah dijelaskan diatas PT Usaha
Loka dan PT Kasin terbukti telah melakukan pencemaran lingkungan
hidup berdasarkan hasil uji laboratorium yang dilakukan oleh Badan
Lingkungan Hidup Kota Malang. Kedua pabrik tersebut telah melakukan
pencemaran lingkungan sehingga berdampak serius bagi lingkungan.
Akibat dari kegiatan pabrik tersebut kali badek yang merupakan salah
satu sungai yang menjadi lokasi pembungan limbah cair dari pabrik telah
tercemar sehingga sungai tersebut tidak dapat digunakan oleh
masyarakat sekitar, selain itu dampak lain dari pencemaran lingkungan
oleh kedua pabrik tersebut ialah sumur warga. Sumur warga sekitar juga
menjadi tercemar dengan mengeluarkan aroma tidak sedap serta air
sumur berubah warna. Hal tersebut sangat berbahaya apabila
dikonsumsi oleh masyarakat, karena akan mengakibatkan gangguan
kesehatan bahkan mengakibatkan kematian. Dari hal tersebut
mengakibatkan masyarakat sekitar mengalami kesulitan mencari air
minum yang layak konsumsi karena sebanyak 70 persen masyarakat
menggunakan air sumur. Hal inilah yang seharunsya menjadi perhatian
yang serius bagi pemerintah untuk segera melakukan tindakan tegas
kepada PT Usaha Loka dan PT Kasin. Pemerintah harus menjatuhkan
sanksi tegas kepada kedua pabrik tersebut. merujuk pada penjelasan
diatas maka sanksi apa yang seharusnya diterapkan kepada PT Usaha
Loka dan PT Kasin. Upaya penegakan hukum yang dapat dilakukan
sesuai dengan UUPPLH bagi pelaku pencemar lingkungan sendiri dapat
diterapkan beberapa jenis sanksi yaitu sanksi administratif, pidana
maupun perdata.
Sanksi administratif merupakan tindakan hukum yang pertama diberikan
terhadap perusahaan yang melaukan pencemaran dan perusakan lingkungan,
sanksi administrasi mempunyai fungsi instrumental, yaitu pencegahan dan
penanggulangan perbuatan terlarang dan terutama ditunjukan terhadap
perlindungan kepentingan yang dijaga oleh ketentuan hukum yang dilanggar
tersebut.1

1 Gunawan, I. G. (2015). Penegakan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup Terhadap Pelaku Pembakaran Lahan/Hutan. Satya Dharma, 96-97.

Dokumen yang terkait

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN DAN PENDAPATAN USAHATANI ANGGUR (Studi Kasus di Kecamatan Wonoasih Kotamadya Probolinggo)

52 472 17

ANALISA BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN PENGANGKUT SAMPAH KOTA MALANG (Studi Kasus : Pengangkutan Sampah dari TPS Kec. Blimbing ke TPA Supiturang, Malang)

24 196 2

PENERAPAN METODE SIX SIGMA UNTUK PENINGKATAN KUALITAS PRODUK PAKAIAN JADI (Study Kasus di UD Hardi, Ternate)

24 208 2

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25

Partisipasi Politik Perempuan : Studi Kasus Bupati Perempuan Dalam Pemerintahan Dalam Kabupaten Karanganyar

3 106 88

Pengaruh Rasio Kecukupan Modal dan Dana Pihak Ketiga Terhadap Penyaluran Kredit (Studi Kasus pada BUSN Non Devisa Konvensional yang Terdaftar di OJK 2011-2014)

9 104 46

KAJIAN ASPEK HYGIENE SANITASI TERHADAP KONDISI KANTIN MAKANAN JAJANAN ANAK SEKOLAH DASAR (Studi Kasus di Sekolah Dasar Kota Bandar Lampung)

40 194 64

ANALISIS SEBELUM DAN SESUDAH PENERAPAN TAX PLANNING TERHADAP LABA KENA PAJAK DAN PPH TERUTANG PADA PERUSAHAAN PT. IER (Studi Kasus Pada PT. IER)

16 148 78