8
Karena begitu pentingnya persediaan bagi perusahaan dibidang penjualan eceran retail,
maka perusahaan haruslah merencanakan dan menerapkan suatu metode penilaian persediaan.
Ada 6 enam metode yang paling lazim dalam melakukan penilaian persediaan, yaitu:
1. Metode Identifikasi khusus
2. Metode Masuk Pertama Keluar Pertama
MPKP atau FIFO 3.
Metode Masuk Terakhir Keluar Pertama MTKP atau LIFO
4. Metode rata-rata tertimbang
5. Metode Eceran
6. Metode Laba kotor
Setiap perusahaan mempunyai kebijakan tersendiri dalam menentukan metode penilaian
persediaan yang
akan diterapkan
dalam perusahaannya. Pada umumnya perusahaan
menggunakan salah satu metode penilaian persediaan. Begitu pula dengan cabang PT CLI
sebuah perusahaan yang bergerak dibidang penjualan eceran, dimana perusahaan saat ini
menerapkan metode eceran retail method dalam menghitung harga pokok penjualan dan
juga harga pokok persediaan akhir.
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam melakukan
penelitian, penulis
menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :
Riset Kepustakaan Library Research
Dalam hal ini penulis memperoleh data dengan mempelajari literatur yang berhubungan
dengan landasan teori tentang Akuntansi persediaan, serta hal-hal lain yang berkaitan
dengan permasalahan yang akan dibahas, sebagai dasar penyusunan skripsi ini.
Riset Lapangan Field Research
Dalam hal ini penulis memperoleh data dan informasi secara langsung dari obyek yang
diteliti. Dalam memperoleh data dan informasi tersebut penulis melakukan tanya jawab kepada
pimpinan dan karyawan perusahaan dengan mengajukan
beberapa pertanyaan,
juga melakukan pengamatan langsung terhadap
kegiatan-kegiatan perusahaan yang berhubungan dengan penyusunan skripsi ini.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Kebijakan dan
Metode Penilaian
Akuntansi Persediaan.
Klasifikasi Persediaan Persediaan dapat diklasifikasikan dalam
beberapa kategori, tergantung pada jenis kegiatan usaha perusahaan. Karena cabang PT
CLI bergerak dalam bidang penjualan eceran retail, maka persediaannya disebut sebagai
persediaan barang dagangan merchandise inventory. `
Pada cabang PT CLI barang dagangan dikelompokkan dalam 5 lima divisi, yaitu:
Divisi A1 : Divisi Pakaian Wanita Divisi A2 : Divisi Pakaian Pria
Divisi A3 : Divisi Pakaian Anak Balita Divisi A4 : Divisi Sepatu, Tas dan mainan
Divisi A5 : Divisi Obral
Dimana masing-masing divisi dikepalai oleh 1
satu orang
kabag pembelian,
yang bertanggung jawab kepada kadiv pembelian.
Dalam 1 satu divisi terbagi dalam beberapa departemen. Masing-masing Departemen dijabat
oleh 1 satu orang staff pembelian, yang bertanggung jawab kepada kabag pembelian.
Sedangkan dalam 1 satu departemen terbagi dalam beberapa class.
Dalam 1 satu class juga terbagi lagi dalam beberapa SKU sistem kontrol unit, yang
merupakan gabungan dari divisi, departemen, class, dan nomor urut running number.
SKU menerangkan secara rinci detail nama barang, artikel, merk barang, dan harga jual
barang yang bersangkutan.
Unsur Harga Pokok Persediaan
Salah satu pengukuran persediaan pada akhir periode
adalah menghitung
laba bersih.
Perhitungan laba bersih dilakukan dengan menandingkan matching antara pendapatan
dengan beban
yang dikeluarkan
untuk menghasilkan pendapatan tersebut. Diantara
beban yang dikeluarkan untuk menghasilkan pendapatan tersebut salah satu beban yang
proporsinya terbesar diantara beban lainnya yaitu harga pokok barang yang dijual atau lebih
9
dikenal dengan istilah harga pokok penjualan. Harga pokok penjualan yang terdapat pada
perusahaan disesuaikan dengan jenis barang yang diperdagangkannya.
Berikut ini beberapa biaya selain biaya pembelian adalah sebagai berikut :
1. Potongan pembelian
Potongan harga dalam pembelian diskon yang
diperoleh dari
supplier karena
perusahaan membeli barang dagangan dalam batas pemberian potongan harga atau
pembelian dalam
jumlah besar,
oleh perusahaan diperlakukan sebagai pengurang
dari total pembelian yang secara otomatis akan mengurangi harga pokok persediaan.
2. Retur pembelian Cabang PT CLI mengenal 2 dua istilah
untuk retur pembelian, yaitu : retur QC quality control, dimana barang yang dibeli
secara tunai akan di seleksi kembali oleh kadiv pembelian terutama mengenai kualitas
barang. Dan retur normal, dimana barang yang dibeli secara kredit dikemudian hari
karena sesuatu hal seperti : barang tersebut tidak sesuai dengan pesanan motiv, model,
cacat dan barang yang lamban dalam penjualannya
slow moving
harus dikembalikan kepada supplier.
Dasar Penilaian Persediaan
Dasar penilaian yang digunakan oleh Cabang PT CLI dalam menilai persediaan barang dagang
adalah harga pokok perolehan, yang didasarkan pada nilai masukan input value. Penilaian
persediaan dengan nilai masukan merupakan pengukuran
sumber-sumber daya
yang digunakan untuk memperoleh persediaan pada
kondisi dan lokasinya sekarang. Apabila pengorbanan yang diberikan dalam bentuk kas
atau ekuivalennya, maka penafsiran tentang nilai masukan akan menjadi cukup jelas. Cabang PT
CLI dalam kegiatannya tidak melakukan produksi
pada persediaannya,
sehingga pengorbanan yang dilakukan perusahaan dalam
bentuk kas atau ekuivalennya. Tetapi untuk perusahaan yang melakukan proses produksi
terhadap persediaannya, maka nilai masukannya merupakan penjumlahan dari semua nilai
sumber-sumber daya yang dipergunakan dalam proses produksi dan sumber daya lainnya yang
dibebankan kepada produk. Harga perolehan yang dipergunakan oleh
Cabang PT CLI merupakan jumlah pengorbanan moneter yang dibayarkan untuk memperoleh
barang dagangan dalam kondisi siap jual. Dalam melakukan penilaian persediaan
perusahaan perlu
memperhatikan tujuan
pengukuran persediaan, yaitu : 1.
Menandingkan biaya dengan pendapatan yang
berkaitan untuk
mendapatkan penghasilan periodik.
2. Menyajikan
nilai barang-barang
bagi perusahaan.
3. Menyediakan informasi mengenai nilai
persediaan yang dapat membantu pemakai laporan keuangan dalam meramalkan arus
kas perusahaan di masa yang akan datang.
Untuk mencapai tujuan-tujuan diatas, maka harus dapat diketahui arus kas keluar di masa
lalu, perkiraan arus kas keluar sekarang atau di masa yang akan datang sebagai akibat dari
pembelian barang secara tunaipelunasan hutang dan arus kas masuk sekarang atau perkiraan kas
masuk di masa yang akan datang yang dihasilkan dari penjualan barang secara tunai.
Dengan demikian untuk mengukur arus kas yang dihasilkan dari operasi persediaan dapat
dinilai dengan 2 cara yaitu nilai keluaran output value dan nilai masukan input value. Cabang
PT CLI
dalam penilaian
persediaannya berdasarkan harga perolehan historical cost,
sehingga dapat
disimpulkan bahwa
cara penilaian yang diterapkan oleh perusahaan
adalah berdasarkan nilai masukan input value. Beberapa keuntungan dari penggunaan harga
perolehan historical cost untuk menilai persediaan antara lain :
1. Harga pokok perolehan merupakan ukuran
terbaik dari kuantitas persediaan yang ada, karena didasarkan atas apa yang telah terjadi.
2. Harga pokok persediaan didasarkan atas
transaksi penukaran dimasa yang lalu dan karena itu dapat diperiksa veriable dan
bersifat obyektif.
3. Penilaian persediaan berdasarkan harga
pokok perolehan
memungkinkan pertanggungjawaban
pihak manajemen
mengenai kas dan sumber-sumber lain yang dipergunakan dalam memperoleh barang dan
pertanggungjawaban atas persediaan yang
10
didasarkan atas transaksi yang benar-benar terjadi bukan bersifat hipotesis belaka.
Namun Penerapan dasar penilaian berdasarkan harga pokok perolehan juga memiliki beberapa
kelemahan, antara lain : 1.
Nilai harga pokok perolehan cepat usang apabila terjadi perubahan-perubahan harga
masukan atau adanya nilai tambah yang timbul dari kegiatan perusahaan, sehingga
tidak dapat mencerminkan nilai persediaan yang sebenarnya.
2. Penandingan antara biaya dan penghasilan
tidak memberikan ukuran yang berarti mengenai operasi sekarang, karena biaya
bersifat historis sedangkan penghasilan usaha diperoleh dari harga yang berlaku saat
ini.
Dilihat dari jenis dan sifat perusahaan dan persediaannya, maka penerapan dasar penilaian
persediaan berdasarkan nilai masukan pada Cabang PT CLI mencerminkan nilai persediaan
yang tepat, karena : 1.
Barang dagangan
yang dimiliki
oleh perusahaan
merupakan barang
yang perputarannya normal dan dapat dijual
dalam waktu kurang dari 1 satu tahun, sehingga fluktuasi harga tidak berubah
secara drastis.
2. Perusahaan tidak melakukan pengolahan
sebelum barang yang bersangkutan dijual kepada konsumen, sehingga kontribusi
perusahaan yang mengakibatkan nilai barang bertambah masih sedikit atau tidak ada sama
sekali.
3. Kondisi barang baik, sehingga manfaatnya
masih sepadan dengan nilai perolehan barang yang bersangkutan.
Selain mudah dan praktis, penerapan dasar
penilaian dengan
harga perolehan
akan menghasilkan
harga pokok
yang dapat
dipertanggungjawabkan, artinya dapat ditelusuri kepada bukti pengeluaran perolehan barang.
Harga perolehan historical cost sebagai dasar penilaian persediaan diakui oleh Standar
Akuntansi Keuangan sebagaimana tercantum dalam PSAK No. 14 tentang persediaan dalam
paragraf 1.
Sistem Pencatatan Persediaan
Sistem pencatatan yang dilakukan oleh cabang PT CLI adalah menggunakan sistem
pencatatan periodik. Dalam sistem ini, maka setiap transaksi pembelian maupun penjualan
barang tidak langsung dibukukan pada rekening persediaan, sehingga jumlah persediaan pada
periode berjalan tidak dapat segera diketahui. Oleh karena itu perlu adanya perhitungan fisik
stock opname untuk mengetahui secara pasti jumlah
persediaan yang
dimiliki oleh
perusahaan. Perusahaan
melakukan stock
opname 1 satu kali dalam setahun, yaitu pada akhir tahun, karena jumlah item yang dimiliki
oleh perusahaan mencapai puluhan ribu item, maka stock opname dilakukan pada malam hari
setelah berakhirnya kegiatan operasi toko tutup toko dengan menggunakan alat percon. Dengan
alat ini percon petugas stock opname hanya melakukan scann pada barcode yang terdapat
pada label harga lalu memasukkan kuantitas barang yang ada. Jumlah persediaan akhir
dihitung dengan menjumlahkan dari setiap perkalian kuantitas fisik barang dengan nilainya.
Sistem pencatatan periodik yang dilakukan oleh perusahaan untuk mencatat hasil stock opname
dan transaksi perdagangan adalah sebagai berikut :
Jurnal persediaan akhir hasil stock opname pada awal Januari 2002 :
Persediaan Rp 1.291.709.521,-
Ikhtisar Rugi Laba Rp 1.291.709.521,-
Penulis sengaja mengambil contoh data pembelian, retur pembelian, dan penjualan, yaitu
data bulan November 2002, karena pada bulan tersebut kegiatan perusahaan sedang melonjak
high season.
Untuk mencatat pembelian barang dagangan pada bulan November 2002 :
Pembelian Rp 2.294.075.903,-
Kas Rp 344.111.385,-
Hutang dagang Rp 1.949.964.518,-
11
Mencatat retur pembelian barang dagangan pada bulan November 2002 :
Kas Rp 1.645.956,-
Hutang dagang Rp 12.070.340,-
Retur pembelian Rp 13.716.296,-
Mencatat penjualan barang dagangan pada bulan November 2002 :
Kas Rp 2.993.824.198,-
Potongan penjualan Rp 7.493.202,- Penjualan
Rp 3.001.317.400,- Selama tahun 2002 tidak terdapat transaksi
retur pengembalian barang yang telah dijual, hal ini dikarenakan umumnya konsumen hanya
melakukan pertukaran barang yang dibeli dengan barang yang sejenis yang memiliki
warna dan ukuran yang berbeda, penukaran ini juga harus ada perjanjian terlebih dahulu antara
konsumen dengan pihak toko dan diberi waktu 1 x 24 jam dan harus disertai oleh bukti pembelian
bon dan strooke penjualan. Retur penjualan terjadi dikarenakan barang yang dibeli oleh
konsumen kurang sesuai dengan kebutuhannya.
Metode Penilaian Persediaan
Metode penilaian persediaan yang digunakan oleh cabang PT CLI adalah metode eceran
retail method. Metode ini umumnya digunakan oleh perusahaan yang bergerak dalam penjualan
eceran untuk
mengestimasi harga
pokok persediaan akhir. Metode eceran didasarkan
pada hubungan antara harga pokok barang yang tersedia dengan harga eceran retail price
barang yang bersangkutan. Penggunaan metode ini adalah dengan cara mengumpulkan harga
eceran semua barang dagangan yang diperoleh, lalu persediaan eceran ditentukan dengan
mengurangkan penjualan untuk periode berjalan dari harga eceran barang yang tersedia.
Metode FIFO masuk pertama keluar pertama,mengasumsikan bahwa barang yang
digunakan sesuai dengan urutan pembeliannya, dengan perkataan lain barang pertama yang
dibeli adalah barang yang pertama dijual, sehingga unsur nilai persediaan berasal dari
barang yang terakhir dibeli. Salah satu tujuan dari metode FIFO adalah memperkirakan arus
fisik dari barang mendekati identifikasi spesifik dan tidak memperkenankan manipulasi laba,
karena perusahaan tidak bebas untuk mengambil pos harga pokok tertentu untuk dibebankan
kepada harga pokok penjualan.
Metode LIFO masuk terakhir keluar pertama, mengasumsikan bahwa biaya barang
yang terakhir dibeli digunakan sebagai biaya barang yang pertama dijual dan biaya persediaan
akhir terdiri dari biaya barang yang dibeli lebih dahulu.
Metode rata-rata, memungkinkan setiap harga beli mempengaruhi penilaian persediaan
dan harga pokok penjualan, yang menggunakan suatu harga pokok tunggal untuk menghitung
harga pokok barang yang dijual atau barang yang masih ada dalam persediaan. Metode rata-
rata tidaklah mencerminkan penandingan antara harga
pokok penjualan
sekarang dengan
pendapatan sekarang seperti halnya metode LIFO yang memiliki kelebihan dalam penyajian
harga pokok penjualan dalam laporan rugi laba. Metode ini juga tidak menghasilkan nilai
persediaan akhir yang mendekati harga pokok sekarang pada neraca sebagaimana metode FIFO
memiliki kelebihan tersebut.
Keuntungan penggunaan dari metode eceran adalah praktis perhitungannya, sehingga akan
menghemat waktu dan biaya. B. Metode penilaian persediaan lain, yaitu
metode rata-rata bergerak Dan metode ini dapat digunakan baik pada
sistem pencatatan periodik maupun pada sistem pencatatan perpetual. Penggunaan pada sistem
pencatatan periodik disebut rata-rata tertimbang weighted average method, sedangkan pada
sistem pencatatan perpetual disebut rata-rata bergerak moving average method.
Dengan metode
rata-rata bergerak,
perusahaan akan menghitung harga pokok rata- rata per unit untuk setiap jenis barang dagangan
setiap kali pembelian terjadi dan harga pokok per unit tersebut dijadikan dasar untuk
menentukan harga pokok penjualan dan nilai persediaan barang. Dan dalam melakukan
perhitungan dengan metode ini, penulis sengaja menampilkan total harga jual baik pada saldo
awal, pembelian, retur pembelian, dan saldo akhir agar terlihat jelas pengaruh dari perubahan
harga yang dilakukan oleh perusahaan, selain itu
12
penulis juga menggunakan beberapa asumsi sebagai berikut :
1. Bila transaksi pembelian bersamaan dengan retur pembelian, maka harga rata-rata yang
digunakan untuk retur pembelian adalah harga
rata-rata sebelum
terjadinya pembelian.
2. Bila transaksi pembelian bersamaan dengan transaksi penjualan, maka harga rata-rata
yang digunakan untuk menghitung harga pokoknya adalah harga rata-rata sebelum
terjadinya pembelian.
3. Kuantitas perubahan harga yang digunakan adalah berdasarkan kuantitas buku.
C. Dampak Penerapan Metode Penilaian