Analisis Pengendalian Persediaan Barang Bahan Baku | Makalah Dan Jurnal Gratis

(1)

Jurnal Manajemen Vol.10 No.1 Oktober 2012 1071

Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Pada Pt Nt Piston Ring Indonesia di

Karawang

Edi Suswardji, SE., MM, Eman S, SE., MM., Ria Ratnaningsih, SE.

ABSTRACT

Inventory control is the activity of maintaining the amount of inventory at the desired level.

Inventory control policy will be raw materials become very important because with the policy of the

company are expected to be able to determine the amount of supplies that are effective and

balanced in its operational activities.

The research has the aims (1) to determine, describe and analyze how the raw material

Inventory control methods in PT. NT Piston Ring Indonesia, (2) to find out, explain and analyze how

the behaviour of the economic order quantity in pt. NT Piston Ring Indonesia, (3) to find out, explain

and analyze how to determine safety stock of raw material production of Piston Ring on PT. NT

Indonesia Piston Indonesia. Doing research on PT NT Piston Ring Indonesia, Karawang in July-August

2011. Primary Data were obtained from interviews with Assistant Manager Purchasing Planing

Control, as well as secondary data obtained from libraries, internet studies, as well as the document

company (sales data, financial reports, and data warehouses) that are relevant to research topics

Company performs the raw materials to the maker for the year 2011 the frequency as much as

12 times total order bookings amounted 309.688,7 kg. Most recent done the Production Planning and

Inventory Control (PPIC) by submitting a purchase order document to the maker. The waiting time of

procurement of required raw materials since the raw materials were ordered up to the raw materials

arrive at the company. PT. NT Piston Ring Indonesia, ordering raw materials from a variety of makers

have lead time for 4 months. The Production Planning and Inventory Control (PPIC) is responsible for

the storage of raw materials made by performing record-keeping of goods and warehouse

maintaining conditions of transitions of goods during in the warehouse . Analysis of EOQ inventory

control by the method of generating the quantity which is optimum for most raw materials for piston

ring 60.582,79 kg with the frequency of the most recent 5 times a year. The company must make a

reservation Reorder Point (ROP) while the level of inventory in the warehouse of 28.022 351 kg with

a Safety Stock (SS) of 28.018 351 kg. A comparative analysis of the cost of inventories conducted

between the company's inventory control by the method of EOQ. Inventory control company

produce the cost of inventories amounting to Rp. 16.185.034, 41 while the cost of the inventory with

the inventory control cost EOQ inventory yield Rp 15.175.989 Rp 1.009.044 Savings 40,41,43,98 or

6.23% can occur when companies do the EOQ method of inventory control.

A. PENDAHULUAN

Saat ini dunia industri otomotif berkembang dengan sangat pesat. Adanya permintaan yang

semakin banyak dan fluktuasi yang tinggi, maka setiap perusahaan otomotif dituntut dapat

beroperasi secara lebih efektif dan efisien dalam mengahadapi persaingan. Mereka berlomba-lomba

memajukan usahanya demi mempertahankan eksistensinya dengan menghasilan produk-produk

yang semakin berinofatif demi menarik minat konsumen.

Seiring dengan perkembangan pasar di Indonesia, maka persaingan pasar pun semakin ketat,

produsen kendaraan bermotor bersaing dalam hal kualitas,

Design, ataupun harga,

produsen-produsen kendaraan bermotor yang ada di Indonesia, diantaranya yaitu PT. Toyota Manufacturing

Motor Indonesia (TMMIN), PT. Astra Daihatsu Motor (ADM), PT. Astra Honda Motor (AHM), PT.

Yamaha Indonesia Motor MFG. (YIMM), PT. Indomobil Suzuki Indonesia (ISI), PT. Kawasaki Motor

Indonesia (KMI), dan masih banyak lagi produsen-produsen kendaraan bermotor lainnya.

Produsen-produsen kendaraan bermotor tersebut tentunya bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan yang

memproduksi komponen-komponen kendaraan bermotor, karena kendaraan bermotor merupakan


(2)

Jurnal Manajemen Vol.10 No.1 Oktober 2012 1072

gabungan dari komponen-komponen yang saling mendukung dan memiliki fungsinya masing-masing.

Komponen ini tidak di produksi langsung oleh produsen kendaraan bermotor, melainkan di produksi

oleh mitra atau partner dari perusahaan-perusahaan produsen kendaraan bermotor, salah satunya

adalah PT. NT Piston Ring Indonesia.

PT. NT Piston Ring Indonesia adalah Perusahaan yang bergerak dalam bidang Automotif

memproduksi komponen kendaraan bermotor dimana didalam persaingan yang sangat ketat

diantara perusahaan-perusahaan sejenis seperti Riken Piston Ring.Co.,Ltd (Jepang), Malaysia Piston

Ring Manufacturing, Korea Piston Ring INC, Zhejiang Huadong Piston Ring.Co.,Ltd. PT. NT Piston Ring

Indonesia bertekad untuk menghasilkan produk-produk yang kualitsanya bermutu tinggi dan dengan

harga yang bersaing.

Kegiatan perusahaan mempunyai hubungan yang sangat erat dengan kegiatan produksi.

Perusahaan mengadakan kegiatan produksi untuk memenuhi kebutuhan pasar. Untuk mengadakan

kegiatan produksi harus ada bahan baku. Oleh karena itu didalam dunia usaha masalah bahan baku

adalah masalah yang sangat penting. Sehingga diperlukan pengendalian persediaan bahan baku yang

efektif dan efisien. Pengendalian persediaan bahan baku merupakan salah satu aspek yang sangat

penting bagi berlangsungnya kelancaran suatu produksi. Hal ini berlaku untuk semua industri

terutama industri yang bergerak dalam bidang manufakturing, seperti industri

otomotive.

Pengendalian persediaan bahan baku pada produk Ring Piston merupakan salah satu sistem yang

dapat menjamin kelancaran akan ketersediaan bahan baku, sehingga proses produksi akan berjalan

dengan lancar. Pengendalian tersebut dapat mencegah terjadinya kekurangan bahan baku yang

dapat mengakibatkan terhambatnya proses produksi atau dapat menghentikan kegiatan produksi

yang menyebabkan perusahaan menderita kerugian.

B. TINJAUAN PUSTAKA

1.

Manajemen Operasi

Manajemen Operasi merupakan salah satu fungsi perusahaan yang akan digunakan

untuk mengendalikan aktivitas-aktivitas operasi didalam suatu perusahaan untuk mencapai

tujuan-tujuan umum maupun khusus yang telah ditetapkan. Berikut adalah pendapat beberapa pakar

tentang Manajemen Operasi:

Menurut Bary Render dan Jay Haizer (2001:2) dalam bukunya yang berjudul

Pri sip

Ma aje e Operasio al , e ge ukaka ah a:

Ma aje e Operasio al adalah sera gkaia kegiata a g e

uat ara g da jasa elalui

peru aha dari asuka e jadi keluara . Adapu e urut Ma aha P. Ta pu olo

:

dalam bukun

a a g erjudul Ma aje e Operasio al , erpe dapat: Ma aje e Operasi adalah

sebagai manajemen proses konversi dengan bantuan fasilitas seperti tanah, tenaga kerja, modal dan

manajemen masukan (inputs) yang diubah menjadi keluaran yang diinginkan berupa barang atau jasa

atau la a a .

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen operasi merupakan suatu proses

perubahan, pengaturan dan pengkoordinasian input-input atau sumber daya menjadi output

yang berupa barang atu jasa secara efektif dan efisien sehingga mempunyai nilai tambah. Dalam

proses perubahan tersebut dibutuhkan fasilitas-fasilitas penunjang seperti tanah dan bangunan,

tenaga kerja, modal serta sumber-sumber pengadaan fasilitas lainnya.

2. Pengendalian Persediaan

Menurut Sofyan Assauri (2004:176) mengungkapkan bahwa :

Pe ge dalia Persediaa adalah se agai suatu kegiata u tuk e e tuka ti gkat da

komposisi dari persediaan parts, bahan baku dan barang hasil atau prodak , sehingga

perusahaan dapat melindungi kelancaran produksi dan penjualan serta kebutuhan

ke utuha pe

ela jaa perusahaa de ga efektif da efisie .


(3)

Jurnal Manajemen Vol.10 No.1 Oktober 2012 1073

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pengendalian persediaan adalah kegiatan untuk

memelihara dan mengendalikan, juga suatu teknik pemesanan dan pemantauan barang-barang

dalam kuantitas, jumlah dan waktu sesuai dengan yang direncanakan.

Me urut Yola da “iagia

:

, didala uku a

Supply Chain Management dalam

du ia Bis is , e gu gkapka ah a :

Ma aje e persediaa se ara u u e ge

a gka

dua filosofi dasar, yaitu pendekatan

sistem tarik (pull system) dan pendekatan sistem dorong (push system) yang memiliki

pe dekata er eda .

Pendekatan sistem tarik (pull system

prinsip pada sistem ini sangat cocok dilakukan pada perusahaan yang melakukan sistem Just In

Time. Sistem tarik adalah suatu sistem yang memproduksi satu unit lalu ditarik ke tempat yang

memerlukannya pada saat diperlukan. Sedangkan sistem dorong (push system), pada sistem ini

pesanan ditumpuk di departemen pemerosesan agar dapat dikerjakan pada saat ada kesempatan.

Dalam sistem dorong, bahan baku didorong ke stasiun-stasiun kerja hulu dengan pengendalian yang

baik, sistem ini akan menghasilkan tingkat persediaan rendah, karena sifatnya selalu merespon

permintaan dan melihat kondisi setiap titik stok.

3. Biaya Persediaan

Menurut Zulian Yamit (2008: 9), Tujuan manajemen persediaan adalah untuk menyediakan

jumlah material yang tepat, lead time yang tepat dan biaya rendah. Biaya persediaan merupakan

keseluruhan biaya operasi atas sistem persediaan. Biaya persediaan didasarkan pada parameter

ekonomis yang relevan dengan jenis biaya sebagai berikut :

1.

Biaya Pembeliaan (purchase cost) adalah harga perunit apabila item dibeli dari pihak luar, atau

biaya produksi perunit apabila diproduksi dalam perusahaan. Biaya perunit akan selalu menjadi

bagian dari biaya item dalam persediaan. Untuk pembelian item dari luar, biaya per unit adalah

harga beli ditambah biaya pengangkutan. Sedangkan untuk item yang diproduksi di dalam

perusahaan, biaya per unit adalah termasuk biaya tenaga kerja, bahan baku dan biaya overhead

pabrik.

2.

Biaya pemesanan (Order cost/set up cost) adalah biaya yang berasal dari pembelian pesanan dari

supplier atau biaya persiapan (set up cost) apabila item diproduksi di dalam perusahaan. Biaya

pemesanan dapat berupa : biaya membuat daftar permintaan, menganalisis

supplier, membuat

pesanan pembelian, penerimaan bahan, inspeksi bahan, dan pelaksanaan proses transaksi.

Sedangkan biaya persiapan dapat berupa biaya yang dikeluarkan akibat perubahan proses

produksi, pembuatan schedule kerja, persiapan sebelum produksi, dan pengecekan kualitas.

3.

Biaya simpan (carriying cost/holding cost) adalah biaya yang keluarkan atas investasi dalam

persediaan dan pemeliharaan maupun investasi sarana fisik untuk menyimpan persediaan. Biaya

simpan dapat berupa : biaya modal, pajak, asuransi, pemindahan persediaan, keusangan, dan

semua biaya yang dikeluarkan untuk memelihara persediaan.

Biaya Kekurangan persediaan (stock out cost) adalah konsekuensi ekonomis atas kekurangan dari luar

maupun dari dalam perusahaan. Kekurangan dari luar terjadi apabila pesanan konsumen tidak dapat

dipenuhi. Sedangkan kekurangan dari dalam terjadi apabila departemen tidak dapat memenuhi

kebutuhan departemen yang lain. Biaya kekurangan dari luar dapat berupa biaya

backorder,

biaya

kehilangan kesempatan penjualan, dan biaya kehilangan kesempatan menerima keuntungan. Biaya

kekurangan dari dalam perusahaan dapat berupa penundaan pengiriman maupun idle kapasitas. Jika

terjadi kekurangan atas permintaan satu item lain atau membatalkan pengiriman. Dalam situasi

seperti ini bukan kerugian penjualan yang terjadi tetapi penundaan dalam pengiriman. Untuk

mengatasi masalah ini secara khusus perusahaan melakukan pembelian darurat atas item tersebut

dan perusahaan akan menanggung biaya tambahan (extra cost) untuk pesanan khusus yang dapat

berupa biaya pengiriman secara cepat, dan tambahan biaya pengepakan.


(4)

Jurnal Manajemen Vol.10 No.1 Oktober 2012 1074

4. Model Persediaan

Menurut Yolanda M. Siagan (2007:175), terdapat Model-model ini secara garis besar

dibedakan atas dua jenis permintaan terhadap bahan/komponen, yaitu sebagai berikut :

1.

Permintaan dependen (dependent demand), yaitu persediaan barang atau bahan atau komponen

yang permintaannya atau penggunannya bergantung pada item lainnya.

2.

Permintaan independent (independent demand), yaitu persediaan barang atau bahan atau

komponen yang permintaannya berdiri sendiri sesuai dengan itemnya, tidak tergantung pada

item lain.

5. Metode Pengendalian Persediaan

1. Economic Order Quantity (EOQ).

Economic Order Quantity adalah jumlah kuantitas barang yang dapat diperoleh dengan biaya

yang minimal, atau sering dikatakan sebagai jumlah pembelian yang optimal. Dalam pelaksanaanya

dapat dirumuskan seperti berikut :

EOQ

Dimana :

EOQ = Jumlah satuan per pesanan

D = Kebutuhan tahunan

S = Biaya pemesanan per order (Annual Demand)

H = Biaya simpanan / unit / tahun (Holding/Carring Cost)

2. Reorder point (ROP)

Yang dimaksud dengan

Reorder Point System adalah titik/ tingkat persediaan, dimana

pemesanan kembali harus dilakukan, model persediaan sederhana mengasumsikan bahwa

penerimaan suatu pesanan bersifat seketika, artinya model persediaan mengasumsikan bahwa

setiap perusahaan akan menunggu sampai tingkat persediaannya mencapai nol, sebelum perusahaan

memesan kembali dan dengan seketika kiriman yang dipesan akan diterima.

Reorder Point dapat ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Reorder Point = (permintaan perhari) x (waktu tunggu untuk pemesanan baru dalam hari)

= d x l

Di mana d dicari dengan membagi permintaan tahunan (D), dengan jumlah periode yang

digunakan (bisa dalam setahun, bulan dalam setahun tergantung periode yang digunakan oleh

perusahaan).

3.

Safety stock (Persediaan Pengamanan)

Menurut Edyy Herjanto (1999:241), Safety Stock (SS) adalah persediaan yang dilakukan untuk

melindungi atau menjaga kemungkinan terjadinya kekurangan bahan / barang, misalnya karena

penggunaan bahan yang lebih besar dari perkiraan semula atau keterlambatan dalam penerimaan

bahan yang dipesan.

4.

Metode Penilaian Persediaan

1. First in First out (FIFO)

Metode ini didasarkan atas asumsi bahwa harga barang pembelian yang sudah terjual atau

terpakai dinilai menurut harga pembelian barang terdahulu masuk. Dengan demikian, Persediaan

akhr dinilai menurut harga pembelian barang yang terakhir masuk.

2. Last in First out (LIFO)

2 x D x S

H


(5)

Jurnal Manajemen Vol.10 No.1 Oktober 2012 1075

Berbeda dengan FIFO, Metode ini mengasumsikan bahwa nilai barang yang terjual atau

terpakai dihitung berdasarkan harga pembelian barang yang terakhir masuk, dan nilai persedian akhir

dihitung berdasarkan harga pembelian yang terdahulu masuk.

3. Rata-rata terimbang

Nilai persediaan atas harga rata - rata dimana harga tersebut dipengaruhi oleh jumlah barang

yang diperoleh pada masing- masing harganya.

Dari tujuan-tujuan pengendalian persediaan diatas dapat diambil simpulan bahwa penyerahan

barang harus sesuai dan dikirimkan tepat pada waktu yang telah ditetapkan. Dengan meminimalisir

kesalahan dan penghilangan sumber- sumber biaya yang dianggap tidak perlu akan berdampak pada

harga jual.

6. Kerangka Pemikiran

Gambar 2.

Kerangka Pemikiran Penelitian

Gambar 2.


(6)

Jurnal Manajemen Vol.10 No.1 Oktober 2012 1076

C.

METODOLOGI PENELITIAN

1. Metode dan Prosedur Penelitian

1.

Berdasarkan Tujuan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian terapan dalam menganalisis Pengendalian Persediaan

Bahan Baku di PT NT Piston Ring Indonesia, penulis akan menjelaskan dan mengggambarkan

permasalahan ini yang didasarkan pada data yang diperoleh untuk dianalisis.

2.

Berdasarkan Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian survey karena dilakukan dengan wawancara langsung

dengan pihak-pihak yang terkait.

3.

Berdasarkan Tingkat Ekplanasinya

Dalam penyususunan proposal skripsi ini penulis menggunakan metode penelitian deskriptif,

yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskriptifkan atau

memaparkan data kejadian berdasarkan fakta yang ada dan sedang terjadi dengan di terapkan pada

teori yang berkaitan dengan permasalahan yang diangkat dalam judul penelitian ini.

4.

Berdasarkan Jenis Data

Berdasarkan jenis data dan analisisnya, rancangan penelitian ini termasuk penelitian data

kuantitatif yang akan dijelaskan secara deskriptif.

2. Variabel Penelitian

Tabel 2

Variabel Penelitian

Variable

SubVariable

Indikator

Pengendalian

Persediaan

Economic Order

Quantity (EOQ)

-

Volume atau jumlah yang

dibutuhkan.

-

Kontinuitas

produksi

tidak

terhenti.

-

Sifat bahan baku.

-

Jumlah

pembelian

yang

ekonomis.

Reorder Point (ROP)

-

Jumlah persediaan maksimum

dan tingkat pemesanan

kembali.

Safety Stock

-

Jumlah persediaan yang harus

ada dalam perusahaan untuk

mencegah

kehabisan

persediaan.

-

Penggunaan bahan baku

rata-rata.

-

Faktor waktu atau leadtime

Metode penilaian

persediaan

-

FIFO

-

LIFO

-

Rata-rata terimbang

Sumber. Sofyan Assauri, 2004 & Agus Ristono, 2009


(7)

Jurnal Manajemen Vol.10 No.1 Oktober 2012 1077

3. Metode Pengumpulan Data

1. Economic Order Quantity( EOQ)

adalah jumlah pembelian yang paling ekonomis untuk dilaksanakan pada setiap kali

pembelian. Dalam pelaksanaannya dapat dirumuskan seperti berikut :

EOQ =

H

EOQ = Jumlah satuan perpesanan

D = Kebutuhan tahunan

S = Biaya pemesanan per order (Annual Demand)

H = Biaya simpanan / unit / tahun (Holding/Carring Cost)

2. Analisis Reorder point (ROP)

Yang dimaksud dengan Reorder Point System adalah titik/ tingkat persediaan, dimana

pemesanan kembali harus dilakukan, model persediaan sederhana mengasumsikan bahwa

penerimaan suatu pesanan bersifat seketika, artinya model persediaan mengasumsikan

bahwa setiap perusahaan akan menunggu sampai tingkat persediaannya mencapai nol,

sebelum perusahaan memesan kembali dan dengan seketika kiriman yang dipesan akan

diterima.

Reorder Point dapat ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

3. Safety stock (Persediaan Pengamanan)

Menurut Edyy Herjanto (1999:241), Safety Stock (SS) adalah persediaan yang dilakukan untuk

melindungi atau menjaga kemungkinan terjadinya kekurangan bahan / barang, misalnya

karena penggunaan bahan yang lebih besar dari perkiraan semula atau keterlambatan dalam

penerimaan bahan yang dipesan.

4.

Analisis metode penilaian persediaan Dalam menilai persediaannya perusahaan menggunakan

metode rata-rata dengan tujuan untuk menanggulangi apabila terjadi fluktuasi harga (harga

yang tidak stabil) tetapi dalam pemakaian bahan baku perusahaan menggunakan metode FIFO

(first in first out), LIFO (Last in First out), dan Rata-rata terimbang, guna menghindari kerusakan

atau kebocoran pada kemasan bahan baku.

D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Sejarah Singkat Perusahaan

Sejarah singkat PT. NT Piston Ring Indonesia, pertama kali berdiri di Indonesia Nama PT.

NT PISTON RING Merupakan penggabungan 2 Perusahaan dari Jepang, yaitu PT. NPR (Nihon

Piston Ring) dan PT.TPR (Teikoku Piston Ring) yang masing-masing induk perusahaan tersebut

memegang 50% saham dari saham milik PT. NT Piston Ring. PT. NT PISTON RING didirikan &

diresmikan Pada tanggal 30 Maret 2001 Dengan Investasi Awal sebesar 26.000.000 Dollar

Amerika. Customer Utama PT. NT Piston Ring pada saat itu ialah :

1.

PT. AHM (Astra Honda Motor)

2.

PT. TMMIN (Toyota Motor Manufacturing Indonesia)

Reorder Point = (permintaan perhari) x (waktu tunggu untuk pemesanan baru dalam hari)

= d x l


(8)

Jurnal Manajemen Vol.10 No.1 Oktober 2012 1078

Seiring dengan peningkatan produksi, maka

Customer bertambah baik dari domestik

maupun non domestik , seperti :

Customer Domestik :

3.

PT. YIMM - Parts Center Cibitung (POD)

4.

PT. KMI (Kawasaki Motor Indonesia)

5.

PT. YIMM (Yamaha Indonesia Motor Manufacturing)

6.

PT. ADM (Astra Daihatsu Motor)

7.

PT. MKM (Mitsubishi Kramayuda Motor)

8.

PT. SIM (Suzuki Indomobil Motor)

9.

PT. Hino Motor Mfg Indonesia

10.

PT. Mesin Isuzu Indonesia

11.

PT. Honda Trading Indonesia

PT. NT Piston Ring memproduksi ring piston yang digunakan untuk berbagai macam

mesin yang menggunakan bahan bakar minyak sebagai pembangkit tenaganya, baik mesin roda

dua maupun mesin roda empat dan lain sebagainya khususnya produsen otomotif dari jepang

seperti Honda, Yamaha, Kawasaki, Toyota dan lain sebagainya.

2. Pengendalian Persediaan Bahan Baku Pada PT. NT Piston Ring Indonesia

Pengendalian persediaan bahan baku merupakan salah satu aspek yang sangat penting

bagi berlangsungnya kelancaran suatu produksi. Hal ini berlaku untuk semua industri terutama

industri yang bergerak dalam bidang manufakturing, seperti industri

Automotive. Pengendalian

persediaan bahan baku pada produk sepatu merupakan salah satu sistem yang dapat menjamin

kelancaran akan ketersediaan bahan baku, sehingga

proses produksi akan berjalan dengan lancar. Tujuan lain dari sistem pengendalian

persediaan bahan baku adalah untuk meminimumkan biaya persediaan bahan baku.

Dalam menentukan jumlah pemesanan bahan baku PT. NT Piston Ring Indonesia pada

melakukan perhitungan jumlah kebutuhan bahan baku sesuai dengan target produksi

perusahaan berdasarkan pada PO (Purchasing order)

customer dan dihitung dalam kalkulasi

pemakaian aktual material selama setahun terakhir, Order dari

customer selama setahun

terakhir dan Forecast dari customer.

2.1

Economic Order Quantity

(EOQ).

Metode manajemen persediaan yang dipakai adalah

EOQ =

Dimana :

EOQ = Jumlah satuan per pesanan

D = Kebutuhan tahunan

S = Biaya pemesanan per order (Annual Demand)

H = Biaya simpanan / unit / tahun (Holding/Carring Cost)

Data yang diperoleh dari hasil penelitian yaitu jumlah bahan baku yang dibutuhkan selama satu

tahun adalah 309.688,7 Kg, biaya pemesanan setiap kali pesan adalah Rp. 989.600 harga

pembelian per kg yang dibayar Rp. 213.440 dan biaya penyimpanan dan pemeliharaan digudang

sebesar Rp. 167,00 Formula dalam mencari jumlah optimum order per unit adalah sebagai

berikut :

Menghitung biaya pemesanan Tahun 2011 :

2 x D x S


(9)

Jurnal Manajemen Vol.10 No.1 Oktober 2012 1079

Tabel 6. Biaya pemesanan

Sumber : Dept Accounting

Jenis Biaya

(Rp/Kg/Th)

Tahun 2011

Nilai

(Rp/Kg/Th)

%

Telepon

199.503,36

20.16

Alat tulis kantor

153.882,8

15.55

Transportasi

636.213,84

64.29

Total

989.600,00

100

Menghitung biaya penyimpanan Tahun 2011

Tabel 7. Biaya pemesanan

Sumber : Dept Accounting

Frekuensi pembelian tahun 2011 adalah :

D / Q = 309.668.7 kg / 60.582,79 kg

= 5,11 dibulatkan menjadi 5 kali

Jenis Biaya

(Rp/Kg/Th)

Tahun 2011

Nilai

(Rp/Kg/Th)

%

Kebersihan

Gedung

&

Pemeliharaan

82,00

50.94

Listrik

85,00

49.07


(10)

Jurnal Manajemen Vol.10 No.1 Oktober 2012 1080

Tabel 8. Hasil perhitungan biaya total pengendalian persediaan bahan baku ring berdasarkan

system yang digunakan PT Piston Ring Indonesia Tahun 2011

Variabel

00000000000Tahun

Notasi

2011

Frekuensi (x)

(a)

12

Jumlah Pesanan (kg/pesanan)

(b)

25.807,39

Biaya Pemesanan (kg/pesanan)

(c )

989.600,00

Biaya Penyimpanan (Rp/kg/th)

(d)

167,00

BiayaTotal Pemesanan (Rp/kg/th)

(e)=a x c

11.875.200,00

Biaya Total Penyimpanan (Rp/kg/th)

(f)=b x d

4.309.834,41

Biaya Total Persediaan (Rp/kg/th)

(g) =e + f

16.185.034,41

Biaya Pengendalian Persediaan bahan baku terdiri atas biaya pemesanan dan biaya

penyimpanan. Perhitungan biaya total pengendalian persediaan bahan baku berupa

Steel wire

pada PT. NT Piston Ring Indonesia dapat dilihat pada Tabel 7. frekuensi pembelian yang

dilakukan perusahaan sebesar 12 kali. Biaya total pemesanan bahan baku sebesar

Rp.11.875.200,00 dan biaya total persediaan sebesar Rp 16.185.034,41.

Pada perhitungan yang disajikan Tabel 8. Diperoleh frekuensi pembelian yang optimal

pada tahun 2011 secara berturut

turut adalah sebesar 5 kali pesanan dengan jumlah pesanan

optimal sebaesar 60.582,69Kg pada tahun 2011, berbeda dengan hasil perhitungan oleh

Perusahaan yang terdapat pada Tabel ,bahwa besarnya frekuensi pembelian pada tahun 2011

secara berturut

turut adalah 12 kali, dengan jumlah pesanan sebesar 25.807,39Kg pada tahun

2011.

Tabel 9. Hasil perhitungan biaya total pengendalian persediaan bahan baku ring berdasarkan

Economic Order Quantity (EOQ), PT Piston Ring Indonesia tahun 2011.

Variabel

0000000000Tahun

Notasi

2011

Frekuensi (x)

(a)

5

Jumlah Pesanan (kg/pesanan)

(b)

60.582,79

Biaya Pemesanan (kg/pesanan)

(c )

989.600,00

Biaya Penyimpanan (Rp/kg/th)

(d)

167,00

BiayaTotal Pemesanan (Rp/th)

(e)=a x c

5.058.663,14

Biaya Total Penyimpanan (Rp/th)

(f)=b x d

10.117.326,28

Biaya Total Persediaan (Rp/th)

(g) =e + f

15.175.989,43

2.2

Reorder point

(ROP)

Yang dimaksud dengan

Reorder Point System adalah titik/ tingkat persediaan, dimana

pemesanan kembali harus dilakukan, model persediaan sederhana mengasumsikan bahwa

penerimaan suatu pesanan bersifat seketika, artinya model persediaan mengasumsikan bahwa

setiap perusahaan akan menunggu sampai tingkat persediaannya mencapai nol, sebelum

perusahaan memesan kembali dan dengan seketika kiriman yang dipesan akan diterima.

Reorder Point dapat ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :


(11)

Jurnal Manajemen Vol.10 No.1 Oktober 2012 1081

Reorder Point = (permintaan perhari) x

(waktu tunggu untuk Pemesanan baru dalam hari)

= d x l

Di mana d dicari dengan membagi permintaan tahunan (D), dengan jumlah periode yang

digunakan (bisa dalam setahun, bulan dalam setahun tergantung periode yang digunakan oleh

perusahaan).

= 309.688,7 Kg

12 bln

= 25.807,39 Kg

Hasil penelitian yang dilakukan di PT. NT Piston Ring Indonesia, didapatkan safety

stocknya sebesar 0.9 bulan dimana penggunaan rata-rata bahan baku perbulan yaitu 25.807.39

Kg, sehingga 25.807,39 Kg x 0.9 = 23.226,65 Kg, tetapi jika dihitung menurut metode Reorder

Point pemesanan kembali yaitu 25.807,39 kg dan lead time pemesanan bahan baku adalah 4

bulan.

Reorder Point = Safety Stock +

Penggunaan

selama Leadtime

Rop = 28.018,813 + 4

= 28.022,813 kg

Reorder point untuk bahan baku adalah 28.022,813 kg.

2.3

Safety stock

(Persediaan Pengamanan)

Safety Stock (SS) adalah persediaan yang dilakukan untuk melindungi atau menjaga

kemungkinan terjadinya kekurangan bahan / barang, misalnya karena penggunaan bahan yang

lebih besar dari perkiraan semula atau keterlambatan dalam penerimaan bahan yang dipesan.

Oleh sebab itu pengadaan persediaan pengaman dimaksudkan untuk mengurangi

kerugian yang timbul karena kekurangan bahan tetapi pada saat itu diusahakan agar

penyimpanan dapat ditekan serendah mungkin.

Faktor-faktor yang menentukan besarnya persediaan penyelamat yaitu :

Penggunaan Bahan Baku Rata-rata Data Pemakaian Bahan Baku Material dari bulan Januari

sampai dengan Desember 2011, yaitu :

Tabel 10. Penggunaan Bahan Baku selama Tahun 2011

Sumber : Dept. PPC

Bahan Bak

Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

ALL

26.363,4

20.995,9

24.602,6

25.459,3

24.669,0

29.022,6

Jul

Aug

Sept

Okt

Nov

Des


(12)

Jurnal Manajemen Vol.10 No.1 Oktober 2012 1082

Rata-rata penggunaan perbulan selama setahun adalah (dalam kg)

26.363,40+20.995,90+24.602,60+25.459,30+24.669,00+29.022,60+29.314,30+27.092,20+23.815,

10+26.622,40+24.556,00+27.175,90

12

X = 25.807,37 Kg

dengan deviasi standarnya adalah :

= (26.363,40-25.807,39)

2

+ (20.995,90-25.807,39)

2

+ (24.602,60 -25.807,39)

2

+

(25.459,30-25.807,3)

2

+ (24.669,00-25.807,3)

2

+ (29.022,60-25.807,3)

2

+ (29.314,30-25.807,3)

2

+

(27.092,20-25.807,39)

2

+ (23.815,10-25.807,39)

2

+ (26.622,40-25.807,39)

2

+

(24.556,00-25.807,3)

2 +

(27.175,90-25.807,3)

2

12

= 309,147.12 + 23,150,436.02 + 1,451,518.94 + 121,166.65 + 1,295,931.79 +

10,337,575.34 + 12,298,417.75 + 1,650,736.74 + 3,969,219.44 + 664,241.30 +

1,565,976.93 + 1,870,357.11

12

= 58,684,725.14

12

= 4,890,393.76

= 2.211,423 kG

Kebijakan Safety Stock di PT. NT Piston Ring Indonesia yaitu :

Rata-rata penggunaan perbulan + standar deviasi

25.807,39 kg + 2.211,423 kg

= 28.018,813 kg

Rata-rata penggunaan bahan baku perbulan yaitu 25.807,39 kg dengan standar deviasi 2.211,423

kg, Safety stock untuk material adalah 28.018,813 kg.

2.4

Metode Penilaian Persediaan

1.

First in First out (FIFO)

PT. NT Piston Ring Indonesia telah menggunakan Metode ini didasarkan atas asumsi

bahwa harga barang pembelian yang sudah terjual atau terpakai dinilai menurut harga


(13)

Jurnal Manajemen Vol.10 No.1 Oktober 2012 1083

pembelian barang terdahulu masuk. Dengan demikian, Persediaan akhir dinilai menurut

harga pembelian barang yang terakhir masuk.

2.

Last in First out (LIFO)

Berbeda dengan FIFO, Metode ini mengasumsikan bahwa nilai barang yang terjual

atau terpakai dihitung berdasarkan harga pembelian barang yang terakhir masuk, dan nilai

persedian akhir dihitung berdasarkan harga pembelian yang terdahulu masuk.

3.

Rata-rata terimbang

Nilai persediaan atas harga rata - rata dimana harga tersebut dipengaruhi oleh

jumlah barang yang diperoleh pada masing- masing harganya.

Berdasarkan hasil analisis perbandingan, terlihat bahwa teknik Economic Order Quantity

(EOQ)

memiliki % penghematan dalam mengendalikan persediaan bahan baku.

Penghematan

jumlah pembelian terbesar terjadi pada biaya pemesanan karena frekuensi nya dari 12 menjadi 5,

teknik EOQ memiliki penghematan jumlah

pembelian terkecil. Dengan berkurangnya jumlah

pembelian

bahan baku, maka akan menghemat modal dalam bentuk penghematan biaya

pembelian.

E. PENUTUP

1. Simpulan

Dalam menentukan jumlah pemesanan bahan baku PT. NT Piston Ring Indonesia pada

melakukan perhitungan jumlah kebutuhan bahan baku sesuai dengan target produksi perusahaan

berdasarkan pada Pemakaian aktual material selama setahun terakhir, Order dari

customer selama

setahun terakhir, Forecast dari customer.

Pengendalian persediaan bahan baku yang dilakukan PT NT Piston Ring Indonesia belum

sepenuhnya optimal dibandingkan dengan metode MRP teknik EOQ, ROP dan

Safety Stock. Biaya

persediaan dengan teknik EOQ untuk semua jenis Material lebih rendah dibandingkan dengan

metode yang diterapkan perusahaan selama ini. Walaupun pada teknik ini tidak ada sama sekali

terjadi penghematan penyimpanan tetapi pada biaya pemesanannya lebih rendah dibandingkan

dengan teknik yang lain. Kelemahan teknik yang digunakan Perusahaan yaitu menimbulkan

persediaan yang cukup besar dan dalam jangka waktu yang cukup lama sehingga resiko kerusakan

bahan baku sangat tinggi. Berdasarkan penghematan biaya persediaan yang telah dianalisis ketiga

metode EOQ, ROP, dan Safety Stock dapat memberikan penghematan.

Data yang diperoleh dari hasil penelitian yaitu jumlah bahan baku yang dibutuhkan selama

satu tahun adalah 309.688,7 Kg, biaya pemesanan setiap kali pesan adalah Rp. 989.600,00 harga

pembelian per kg yang dibayar Rp. 213.440 dan biaya penyimpanan dan pemeliharaan digudang

sebesa 167,00 Formula dalam mencari jumlah optimum order per unit adalah Frekuensi pembelian

tahun 2011 adalah :

D / Q = 309.668.7 kg / 60.582,79 kg

= 5,11 dibulatkan menjadi 5 kali

Frekuensi pembelian yang dilakukan perusahaan sebesar 12 kali. Biaya total pemesanan bahan

baku sebesar Rp.11.875.200,00 dan biaya total persediaan sebesar Rp 16.185.034,41. frekuensi

pembelian yang optimal pada tahun 2011 secara berturut

turut adalah sebesar 5 kali pesanan

dengan jumlah pesanan optimal sebesar 60.582,69Kg pada tahun 2011, berbeda dengan hasil

perhitungan oleh Perusahaan, bahwa besarnya frekuensi pembelian pada tahun 2011 secara berturut

turut adalah 12 kali, dengan jumlah pesanan sebesar 25.807,39Kg pada tahun 2011.

Perbandingan biaya persediaan dilakukan antara Pengendalian persediaan yang dilakukan

perusahaan dengan metode EOQ. Pengendalian persediaan yang dilakukan perusahaan menghasilkan

biaya persediaan sebesar Rp 16.185.034,41 Sedangkan biaya persediaan dengan pengendalian

persediaan EOQ menghasilkan biaya persediaan Rp 15.175.989,43. Penghematan sebesar Rp

1.009.044,98 atau 6.23% dapat terjadi apabila perusahaan melakukan pengendalian persediaan

dengan metode EOQ.


(14)

Jurnal Manajemen Vol.10 No.1 Oktober 2012 1084

Rata-rata penggunaan bahan baku perbulan yaitu 25.807,39 kg dengan standar deviasi

2.211,423 kg, Safety stock untuk material adalah 28.018,813 kg. Hasil penelitian yang dilakukan di

PT. NT Piston Ring Indonesia, didapatkan safety stocknya sebesar 0.9 bulan dimana penggunaan

rata-rata bahan baku perbulan yaitu 25.807.39 Kg, sehingga 25.807,39 Kg x 0.9 = 23.226,65 Kg, tetapi jika

dihitung menurut metode Reorder Point pemesanan kembali yaitu 25.807,39 kg dan

lead time

pemesanan bahan baku adalah 4 bulan.

Berdasarkan uraian diatas tersebut maka alternatif teknik EOQ, Safety stock dan ROP. Metode

ini mampu mengurangi frekuensi pemesanan dan biaya pemesanan. Biaya pemesanan tersebut

sangat tinggi jika dibandingkan dengan biaya penyimpanannya, bahkan untuk material Ring Piston

biaya pemesanan per pesanannya cukup tinggi karena adanya biaya transportasi yang cukup tinggi.

Teknik EOQ sangat cocok diterapkan dalam perusahaan yang memiliki perbandingan biaya

pemesanan dan biaya penyimpanan yang sangat besar. Disamping hal tersebut, teknik ini bisa

diterapkan karena perusahaan memproduksi Ring Piston berdasarkan kapasitas mesin sebesar

42.000.000,00Pcs dalam setahun. Kuantitas yang diperoleh dalam memakai teknik ini sebesar

42.000.000,00Pcs sehingga sesuai dengan jumlah kuantitas Ring Piston yang ditentukan oleh

perusahaan.

2. Saran

1.

Perusahaan dapat menggunakan teknik EOQ sebagai alternatif dalam sistem pengendalian

persediaan Bahan baku Material karena memberikan penghematan yang cukup besar. Agar

metode EOQ lebih bermanfaat bagi perusahaan maka penentuan biaya-biaya persediaan

hendaknya dilakukan lebih cermat. Selain itu, perusahaan juga harus membuat perencanaan

yang baik dalam hal pemakaian bahan baku Ring Piston agar asumsi yang digunakan dalam EOQ

dapat terpenuhi.

2.

Tenggang waktu (lead time) harus tepat dengan cara berusaha meminimisasi segala

kemungkinan yang menyebabkan keterlambatan datangnya bahan baku.

3.

Perusahaan perlu melakukan pemeliharaan persediaan bahan baku untuk menghindari

kerusakan akibat adanya penyimpanan material yang terlalu banyak dan

4.

Perusahaan juga harus memperhatikan efisiensi produksi guna menghemat bahan baku dan

mengurangi pemborosan bahan baku.

Daftar Pustaka

Puji Isyanto, 2011.

Metodologi Penelitian. Modul Kuliah, Karawang, Lembaga Penerbit Fakultas

Ekonomi Universitas Singaperbangsa Karawang

Bambang Riyanto, 2011.

Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, BPFE Universitas Gadjah Mada,

Yogyakarta.

Sofyan Assauri, 2004. Manajemen Produksi dan Operasi, Lembaga Penerbit FE UI, Jakarta.

Bary Render dan Jay Haizer, 2001. Prinsip Manajemen Operasional, Salemba Empat, Jakarta

Bary Render dan Jay Haizer, 2010. Manajemen Operasi, Salemba Empat, Jakarta

DR. Manahan P. Tampubolon, 2004.

Manajement Operasional

, Ghalia Indonesia, Jakarta

Yolanda Siagian, 2007.

Supply Chain Management

dalam Dunia Bisnis,

PT Gramedia Widiasarana

Indonesia, Jakarta


(15)

Jurnal Manajemen Vol.10 No.1 Oktober 2012 1085

Agus Ristono, 2009. Manajemen Persediaan, Candi Gebang Permai, Yogyakarta

Prof. Dr. Sugiyono, 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, Alfabeta, Bandung

D.T. Johns dan H.A. Harding, 2001.

Manajemen Operasi

, PPM, Jakarta

Richardus Eko Indrajit dan Richardus Djokopranoto, 2003.

Manajemen Persediaan Barang Umum

dan Suku Cadang untuk Pemeliharaan, Perbaikan dan Operasi,

Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta

Coyle, Bardi, langkey, 2003. The Management of Bussines

Richard B. Chase dan Nicholas J. Aquilano (Chase&Aquilano, 2005)

Freddy Rangkuti, 2002. Manajemen Persediaan Aplikasi di Bidang Bisnis, PT. Raja Grafindo Persada,

Jakarta.

Handoko, T. H. 2000. Dasar-Dasar Manajemen Produksi dan Operasi. BPFE,

Yogyakarta.

Viale, J. D. 2000. Dasar-Dasar Manajemen. Terjemahan. Penerbit PPM, Jakarta.

Baroto, T. 2002. Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Penerbit Gahlia

Indonesia, Jakarta

Gaspersz, V. 2002.

Production Planning and Inventory Control

. PT. Gramedia

Pustaka Umum, Jakarta.

Taryana, N 2008.

Analisis Pengendalian Persediaan Bahan baku Pada Produk Sepatu Dengan

pendekatan Teknik

Lot Sizing

Dalam Mendukung Sistem MRP di PT. Sepatu Mas Idaman, Bogor

Jawa Barat.

Skripsi. Departemen Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian. Institut

Pertanian Bogor.

Uswatun Khasanah, 2010

Analisis Sistem Informasi Perencanaan dan Pengendalian Bahan Baku

Pada PT. Cahaya Mas,

Malang.

Skripsi

Fakultas Ekonomi.

Universitas Islam Negeri Maulana Malik

Ibrahim, Malang.

Rahmasari, 2004 Perencanaan Pengendalian Persediaan Bahan baku Kimia di PT. Dankoss

Laboratories TBK, Jakarta Timur. Skripsi Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor.

Rahmawati, A. 2003

Pengendalian Persediaan Bahan Baku Untuk Meningkatkan Efisiensi Biaya

Pada PT. Pesona Remaja Indutri Malang. Skripsi Fakultas Ekonomi. Universitas Muhammadiyah

Malang.

Center for Inventory Management www.inventorymanagement.com

Library Gunadarma http://librarygunadarma.ac.id


(16)

Jurnal Manajemen Vol.10 No.1 Oktober 2012 1086

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan http://www.unnes.ac.id

http://www.docstoc.com

http://www.belbuk.com/manajemen-edisi-2-p-17935.html

Welcome to International Education College http://intec.uitm.edu.my/

Universitas Mercubuana

http://www.mercubuana.ac.id/file/JURNAL%20TA%20MRZ_.pdf


(1)

Jurnal Manajemen Vol.10 No.1 Oktober 2012 1081 Reorder Point = (permintaan perhari) x

(waktu tunggu untuk Pemesanan baru dalam hari) = d x l

Di mana d dicari dengan membagi permintaan tahunan (D), dengan jumlah periode yang digunakan (bisa dalam setahun, bulan dalam setahun tergantung periode yang digunakan oleh perusahaan).

= 309.688,7 Kg

12 bln = 25.807,39 Kg

Hasil penelitian yang dilakukan di PT. NT Piston Ring Indonesia, didapatkan safety stocknya sebesar 0.9 bulan dimana penggunaan rata-rata bahan baku perbulan yaitu 25.807.39 Kg, sehingga 25.807,39 Kg x 0.9 = 23.226,65 Kg, tetapi jika dihitung menurut metode Reorder Point pemesanan kembali yaitu 25.807,39 kg dan lead time pemesanan bahan baku adalah 4 bulan.

Reorder Point = Safety Stock + Penggunaan selama Leadtime

Rop = 28.018,813 + 4 = 28.022,813 kg

Reorder point untuk bahan baku adalah 28.022,813 kg. 2.3 Safety stock (Persediaan Pengamanan)

Safety Stock (SS) adalah persediaan yang dilakukan untuk melindungi atau menjaga kemungkinan terjadinya kekurangan bahan / barang, misalnya karena penggunaan bahan yang lebih besar dari perkiraan semula atau keterlambatan dalam penerimaan bahan yang dipesan.

Oleh sebab itu pengadaan persediaan pengaman dimaksudkan untuk mengurangi kerugian yang timbul karena kekurangan bahan tetapi pada saat itu diusahakan agar penyimpanan dapat ditekan serendah mungkin.

Faktor-faktor yang menentukan besarnya persediaan penyelamat yaitu :

Penggunaan Bahan Baku Rata-rata Data Pemakaian Bahan Baku Material dari bulan Januari sampai dengan Desember 2011, yaitu :

Tabel 10. Penggunaan Bahan Baku selama Tahun 2011 Sumber : Dept. PPC

Bahan Bak Jan Feb Mar Apr Mei Jun

ALL 26.363,4 20.995,9 24.602,6 25.459,3 24.669,0 29.022,6

Jul Aug Sept Okt Nov Des


(2)

Jurnal Manajemen Vol.10 No.1 Oktober 2012 1082 Rata-rata penggunaan perbulan selama setahun adalah (dalam kg)

26.363,40+20.995,90+24.602,60+25.459,30+24.669,00+29.022,60+29.314,30+27.092,20+23.815,

10+26.622,40+24.556,00+27.175,90

12 X = 25.807,37 Kg

dengan deviasi standarnya adalah :

= (26.363,40-25.807,39) 2 + (20.995,90-25.807,39)2 + (24.602,60 -25.807,39)2 + (25.459,30-25.807,3)2 + (24.669,00-25.807,3)2 + (29.022,60-25.807,3)2 + (29.314,30-25.807,3)2 + (27.092,20-25.807,39)2 + (23.815,10-25.807,39)2 + (26.622,40-25.807,39)2 + (24.556,00-25.807,3)2 + (27.175,90-25.807,3)2

12

= 309,147.12 + 23,150,436.02 + 1,451,518.94 + 121,166.65 + 1,295,931.79 + 10,337,575.34 + 12,298,417.75 + 1,650,736.74 + 3,969,219.44 + 664,241.30 + 1,565,976.93 + 1,870,357.11

12

= 58,684,725.14 12

= 4,890,393.76

= 2.211,423 kG

Kebijakan Safety Stock di PT. NT Piston Ring Indonesia yaitu : Rata-rata penggunaan perbulan + standar deviasi

25.807,39 kg + 2.211,423 kg = 28.018,813 kg

Rata-rata penggunaan bahan baku perbulan yaitu 25.807,39 kg dengan standar deviasi 2.211,423 kg, Safety stock untuk material adalah 28.018,813 kg.

2.4 Metode Penilaian Persediaan 1. First in First out (FIFO)

PT. NT Piston Ring Indonesia telah menggunakan Metode ini didasarkan atas asumsi bahwa harga barang pembelian yang sudah terjual atau terpakai dinilai menurut harga


(3)

Jurnal Manajemen Vol.10 No.1 Oktober 2012 1083 pembelian barang terdahulu masuk. Dengan demikian, Persediaan akhir dinilai menurut harga pembelian barang yang terakhir masuk.

2. Last in First out (LIFO)

Berbeda dengan FIFO, Metode ini mengasumsikan bahwa nilai barang yang terjual atau terpakai dihitung berdasarkan harga pembelian barang yang terakhir masuk, dan nilai persedian akhir dihitung berdasarkan harga pembelian yang terdahulu masuk.

3. Rata-rata terimbang

Nilai persediaan atas harga rata - rata dimana harga tersebut dipengaruhi oleh jumlah barang yang diperoleh pada masing- masing harganya.

Berdasarkan hasil analisis perbandingan, terlihat bahwa teknik Economic Order Quantity

(EOQ) memiliki % penghematan dalam mengendalikan persediaan bahan baku. Penghematan

jumlah pembelian terbesar terjadi pada biaya pemesanan karena frekuensi nya dari 12 menjadi 5, teknik EOQ memiliki penghematan jumlah pembelian terkecil. Dengan berkurangnya jumlah pembelian bahan baku, maka akan menghemat modal dalam bentuk penghematan biaya pembelian.

E. PENUTUP 1. Simpulan

Dalam menentukan jumlah pemesanan bahan baku PT. NT Piston Ring Indonesia pada melakukan perhitungan jumlah kebutuhan bahan baku sesuai dengan target produksi perusahaan berdasarkan pada Pemakaian aktual material selama setahun terakhir, Order dari customer selama setahun terakhir, Forecast dari customer.

Pengendalian persediaan bahan baku yang dilakukan PT NT Piston Ring Indonesia belum sepenuhnya optimal dibandingkan dengan metode MRP teknik EOQ, ROP dan Safety Stock. Biaya persediaan dengan teknik EOQ untuk semua jenis Material lebih rendah dibandingkan dengan metode yang diterapkan perusahaan selama ini. Walaupun pada teknik ini tidak ada sama sekali terjadi penghematan penyimpanan tetapi pada biaya pemesanannya lebih rendah dibandingkan dengan teknik yang lain. Kelemahan teknik yang digunakan Perusahaan yaitu menimbulkan persediaan yang cukup besar dan dalam jangka waktu yang cukup lama sehingga resiko kerusakan bahan baku sangat tinggi. Berdasarkan penghematan biaya persediaan yang telah dianalisis ketiga metode EOQ, ROP, dan Safety Stock dapat memberikan penghematan.

Data yang diperoleh dari hasil penelitian yaitu jumlah bahan baku yang dibutuhkan selama satu tahun adalah 309.688,7 Kg, biaya pemesanan setiap kali pesan adalah Rp. 989.600,00 harga pembelian per kg yang dibayar Rp. 213.440 dan biaya penyimpanan dan pemeliharaan digudang sebesa 167,00 Formula dalam mencari jumlah optimum order per unit adalah Frekuensi pembelian tahun 2011 adalah :

D / Q = 309.668.7 kg / 60.582,79 kg = 5,11 dibulatkan menjadi 5 kali

Frekuensi pembelian yang dilakukan perusahaan sebesar 12 kali. Biaya total pemesanan bahan baku sebesar Rp.11.875.200,00 dan biaya total persediaan sebesar Rp 16.185.034,41. frekuensi pembelian yang optimal pada tahun 2011 secara berturut – turut adalah sebesar 5 kali pesanan dengan jumlah pesanan optimal sebesar 60.582,69Kg pada tahun 2011, berbeda dengan hasil perhitungan oleh Perusahaan, bahwa besarnya frekuensi pembelian pada tahun 2011 secara berturut – turut adalah 12 kali, dengan jumlah pesanan sebesar 25.807,39Kg pada tahun 2011.

Perbandingan biaya persediaan dilakukan antara Pengendalian persediaan yang dilakukan perusahaan dengan metode EOQ. Pengendalian persediaan yang dilakukan perusahaan menghasilkan biaya persediaan sebesar Rp 16.185.034,41 Sedangkan biaya persediaan dengan pengendalian persediaan EOQ menghasilkan biaya persediaan Rp 15.175.989,43. Penghematan sebesar Rp 1.009.044,98 atau 6.23% dapat terjadi apabila perusahaan melakukan pengendalian persediaan dengan metode EOQ.


(4)

Jurnal Manajemen Vol.10 No.1 Oktober 2012 1084 Rata-rata penggunaan bahan baku perbulan yaitu 25.807,39 kg dengan standar deviasi 2.211,423 kg, Safety stock untuk material adalah 28.018,813 kg. Hasil penelitian yang dilakukan di PT. NT Piston Ring Indonesia, didapatkan safety stocknya sebesar 0.9 bulan dimana penggunaan rata-rata bahan baku perbulan yaitu 25.807.39 Kg, sehingga 25.807,39 Kg x 0.9 = 23.226,65 Kg, tetapi jika dihitung menurut metode Reorder Point pemesanan kembali yaitu 25.807,39 kg dan lead time

pemesanan bahan baku adalah 4 bulan.

Berdasarkan uraian diatas tersebut maka alternatif teknik EOQ, Safety stock dan ROP. Metode ini mampu mengurangi frekuensi pemesanan dan biaya pemesanan. Biaya pemesanan tersebut sangat tinggi jika dibandingkan dengan biaya penyimpanannya, bahkan untuk material Ring Piston biaya pemesanan per pesanannya cukup tinggi karena adanya biaya transportasi yang cukup tinggi. Teknik EOQ sangat cocok diterapkan dalam perusahaan yang memiliki perbandingan biaya pemesanan dan biaya penyimpanan yang sangat besar. Disamping hal tersebut, teknik ini bisa diterapkan karena perusahaan memproduksi Ring Piston berdasarkan kapasitas mesin sebesar 42.000.000,00Pcs dalam setahun. Kuantitas yang diperoleh dalam memakai teknik ini sebesar 42.000.000,00Pcs sehingga sesuai dengan jumlah kuantitas Ring Piston yang ditentukan oleh perusahaan.

2. Saran

1. Perusahaan dapat menggunakan teknik EOQ sebagai alternatif dalam sistem pengendalian persediaan Bahan baku Material karena memberikan penghematan yang cukup besar. Agar metode EOQ lebih bermanfaat bagi perusahaan maka penentuan biaya-biaya persediaan hendaknya dilakukan lebih cermat. Selain itu, perusahaan juga harus membuat perencanaan yang baik dalam hal pemakaian bahan baku Ring Piston agar asumsi yang digunakan dalam EOQ dapat terpenuhi.

2. Tenggang waktu (lead time) harus tepat dengan cara berusaha meminimisasi segala kemungkinan yang menyebabkan keterlambatan datangnya bahan baku.

3. Perusahaan perlu melakukan pemeliharaan persediaan bahan baku untuk menghindari kerusakan akibat adanya penyimpanan material yang terlalu banyak dan

4. Perusahaan juga harus memperhatikan efisiensi produksi guna menghemat bahan baku dan mengurangi pemborosan bahan baku.

Daftar Pustaka

Puji Isyanto, 2011. Metodologi Penelitian. Modul Kuliah, Karawang, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Singaperbangsa Karawang

Bambang Riyanto, 2011. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, BPFE Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Sofyan Assauri, 2004. Manajemen Produksi dan Operasi, Lembaga Penerbit FE UI, Jakarta. Bary Render dan Jay Haizer, 2001. Prinsip Manajemen Operasional, Salemba Empat, Jakarta Bary Render dan Jay Haizer, 2010. Manajemen Operasi, Salemba Empat, Jakarta

DR. Manahan P. Tampubolon, 2004. Manajement Operasional, Ghalia Indonesia, Jakarta

Yolanda Siagian, 2007. Supply Chain Management dalam Dunia Bisnis, PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta


(5)

Jurnal Manajemen Vol.10 No.1 Oktober 2012 1085 Agus Ristono, 2009. Manajemen Persediaan, Candi Gebang Permai, Yogyakarta

Prof. Dr. Sugiyono, 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, Alfabeta, Bandung D.T. Johns dan H.A. Harding, 2001. Manajemen Operasi, PPM, Jakarta

Richardus Eko Indrajit dan Richardus Djokopranoto, 2003. Manajemen Persediaan Barang Umum dan Suku Cadang untuk Pemeliharaan, Perbaikan dan Operasi,

Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta

Coyle, Bardi, langkey, 2003. The Management of Bussines Richard B. Chase dan Nicholas J. Aquilano (Chase&Aquilano, 2005)

Freddy Rangkuti, 2002. Manajemen Persediaan Aplikasi di Bidang Bisnis, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Handoko, T. H. 2000. Dasar-Dasar Manajemen Produksi dan Operasi. BPFE, Yogyakarta.

Viale, J. D. 2000. Dasar-Dasar Manajemen. Terjemahan. Penerbit PPM, Jakarta. Baroto, T. 2002. Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Penerbit Gahlia Indonesia, Jakarta

Gaspersz, V. 2002. Production Planning and Inventory Control. PT. Gramedia Pustaka Umum, Jakarta.

Taryana, N 2008. Analisis Pengendalian Persediaan Bahan baku Pada Produk Sepatu Dengan pendekatan Teknik Lot Sizing Dalam Mendukung Sistem MRP di PT. Sepatu Mas Idaman, Bogor Jawa Barat. Skripsi. Departemen Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Uswatun Khasanah, 2010 Analisis Sistem Informasi Perencanaan dan Pengendalian Bahan Baku Pada PT. Cahaya Mas, Malang. Skripsi Fakultas Ekonomi. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, Malang.

Rahmasari, 2004 Perencanaan Pengendalian Persediaan Bahan baku Kimia di PT. Dankoss Laboratories TBK, Jakarta Timur. Skripsi Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Rahmawati, A. 2003 Pengendalian Persediaan Bahan Baku Untuk Meningkatkan Efisiensi Biaya Pada PT. Pesona Remaja Indutri Malang. Skripsi Fakultas Ekonomi. Universitas Muhammadiyah Malang.

Center for Inventory Management www.inventorymanagement.com

Library Gunadarma http://librarygunadarma.ac.id


(6)

Jurnal Manajemen Vol.10 No.1 Oktober 2012 1086 Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan http://www.unnes.ac.id

http://www.docstoc.com

http://www.belbuk.com/manajemen-edisi-2-p-17935.html

Welcome to International Education College http://intec.uitm.edu.my/ Universitas Mercubuana

http://www.mercubuana.ac.id/file/JURNAL%20TA%20MRZ_.pdf