13
3.3.10 Uji Kualitatif Kemampuan Produksi ACC Deaminase Isolat Azospirillum spp. asal rizosfer lahan pasir besi Modifikasi Penrose dan Glick,
2003; Husen at al., 2009 Sebanyak satu ose kultur padat isolat Azospirillum spp. digoreskan pada medium
DF Salt Dworkin-Foster Salt yang telah ditambahkan dengan 3 mM ACC 1- aminocylopropane-1-carboxylic acid sebagai sumber nitrogen. Sebelumnya dibuat
larutan induk ACC sebanyak 0,5 M dengan cara melarutkan 0,1 g ACC ke dalam 1,987 ml akuades steril kemudian disterilisasi dengan menggunakan milipore
berukuran 0,22 µm dan disimpan pada kulkas bersuhu -20
o
C. Medium yang telah diinokulasi oleh isolat diamati tiap hari dan dibandingkan dengan perlakuan kontrol
negatif medium DF Salt tanpa N dan perlakuan kontrol positif medium DF dengan Ammonium Sulfate. Suatu isolat mampu menghasilkan enzim ACC
Deaminase apabila isolat tersebut mampu tumbuh pada medium dengan ACC dan
Ammonium Sulfate namun tidak mampu tumbuh pada medium DF tanpa N.
3.3.11 Uji Kemampuan Antagonisme Isolat Azospirillum spp. asal rizosfer
lahan pasir besi Uji kemampuan antagonisme isolat Azospirillum spp terhadap fungi patogen
menggunakan metode dual culture test. Kultur padat isolat Azospirillum spp. diinokulasikan dengan cara digoreskan sepanjang 3 cm pada satu bagian medium
PDA dan di seberangnya diinokulasi dengan satu plug isolat fungi patogen Fusarium oxysporum, Rhizoctonia solani, Cercospora sp., dan Aspergillus sp.
Inkubasi pada suhu ruang hingga miselium jamur menutupi seluruh permukaan cawan. Batas yang terbentuk antara pertumbuhan isolat Azospirillum spp. dan fungi
patogen uji diindikasikan sebagai aktivitas antagonisme oleh Azospirillum spp. aktivitas antagonisme diamati dan diukur. Persentase nilai penghambatan diukur
menggunakan rumus yang dipaparkan oleh Kumar et al. 2002 yaitu:
bio.unsoed.ac.id
14
Tahap III : Uji perkecambahan dan Seedling Bioassay tanaman Jagung Zea
mays L. 3.3.12 Uji Perkecambahan Biji Jagung Modifikasi Dey
et.al., 2004
Biji yang memiliki ukuran seragam dipisahkan kemudian dicuci bersih dengan air mengalir. Biji yang telah bersih kemudian disterilisasi permukaannya dengan cara
dicelupkan pada NaOCl 5,25 sebanyak satu kali selama 3 menit lalu dicelupkan pada alkohol 70 sebanyak 2 kali pengulangan selama 2 menit. Biji kemudian
dibilas menggunakan akuades steril sebanyak 3 kali pengulangan selama 30 detik. Biji ditiriskan pada cawan Petri steril yang berisi kapas yang telah dilembabkan
dengan akuades steril. Tiap cawan diisi dengan masing-masing 10 biji jagung dengan tiga pengulangan yang telah direndam selama 10 menit pada inokulum isolat
dengan kepadatan sel 10
8
CFU’sml sedangkan untuk kontrol digunakan NaCl fisiologis steril. Biji diinkubasi dalam cawan Petri berisi tissue steril pada suhu
ruang selama 7 hari. Persentase biji yang berkecambah kemudian dihitung berdasarkan rumus Copeland and Donald, 1995 :
3.3.13 Seedling Bioassay dengan metode Axenic Sand Culture Assay Modifikasi