Target Strength Analysis of Fresh Water Giant Prawn (Macrobrachium rosenbergii De Man) Using Split Beam Acoustic in Mahakam River

ANALISIS TARGET STRENGTH UDANG GALAH
(Macrobrachium rosenbergii De Man) MENGGUNAKAN
AKUSTIK SPLIT BEAM DI DELTA MAHAKAM

WIDYA KUSUMANINGRUM

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis saya berjudul Analisis Target
Strength Udang Galah (Macrobrachium rosenbergii De Man) Menggunakan
Instrumen Simrad EY 60 di Sungai Mahakam adalah benar karya saya dengan
arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada
perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Agustus 2013

Widya Kusumaningrum
NIM C552100091

RINGKASAN
WIDYA KUSUMANINGRUM. Analisis Target Strength Udang Galah
(Macrobrachium rosenbergii De Man) Menggunakan Akustik Split Beam di
Sungai Mahakam. Dibimbing oleh SRI PUJIYATI dan HENRY M. MANIK.
Udang galah merupakan spesies yang bernilai ekonomis tinggi, tetapi saat
ini sudah mengalami penurunan populasi akibat perubahan lahan kualitas perairan
diantaranya feeding ground, dan nursery ground. Penurunan populasi ini ditandai
dengan hasil tangkapan nelayan yang cenderung menurun, salah satu diantaranya
adalah udang galah. Disamping itu penyebarannya pun masih belum diketahui
secara spasial dan selama ini identifikasi keberadaan udang galah masih dilakukan
dengan cara kasat mata (visual). Penelitian ini mencoba mengawali dengan tujuan
untuk menduga nilai target strength udang galah yang dipengaruhi oleh faktor
biologi termasuk didalamnya adalah kondisi ontogeni (panjang total, panjang

karapas dan berat) dan fisiologi (bertelur dan lepas telur).
Metode penelitian yang digunakan adalah hidroakustik secara stasioner dan
terkontrol, berlokasi di Sungai Mahakam Kalimantan Timur. Alat yang digunakan
adalah instrumen Simrad EY 60. Jumlah sampel yang diukur sebanyak 5 ekor
dengan lama perekaman masing-masing 50 kB, ulangan yang dilakukan sebanyak
20 kali dengan cara membuat region di setiap objek udang galah pada echogram.
Perhitungan nilai target strength terhadap hasil morfometrik udang galah
menggunakan model regresi sederhana, principal component analysis (PCA) dan
uji z. Nilai target strength yang diperoleh masing-masing sampel secara berurutan
sebesar -64.45, -65.30, -65.15, -65.21 dan -55.27 dB.
Pada hasil uji statistik menggunakan regresi linier sederhana telah diperoleh
nilai R2 yaitu 0.91 (panjang karapas), 0.47 (panjang total) dan 0.36 (berat). Hasil
pengamatan pada kondisi bertelur (fisiologi) ternyata memiliki indikasi pengaruh
terhadap nilai target strength lebih tinggi dibandingkan yang tidak bertelur.
Perhitungan principal component analysis (PCA) adalah apabila keempat variable
(target strength, panjang total, panjang karapas dan berat) direduksi menjadi 2
variabel, maka kedua variabel baru dapat menjelaskan 99,8% dari total variabilitas
keempat variabel. Grafik biplot PCA menunjukan bahwa panjang karapas
memiliki keeratan yang lebih besar jika dibandingkan dengan peubah yang lain.
Sampel 2, 3, dan 4 memiliki kemiripan karakteristik, tetapi sampel 1 dan 5 tidak

memiliki kemiripan karakteristik antara satu dengan yang lainnya. Hasil uji z
yaitu thitung > ttabel maka
ditolak. Artinya, kedua sampel bertelur dan lepas telur
tidak sama, karena nilai t hitung jatuh di wilayah kritik bagian kanan. Jadi diduga
bahwa pada kondisi bertelur memberikan pengaruh lebih besar terhadap nilai
target strength daripada yang kondisi lepas telur. Kesimpulannya adalah nilai
target strength pada udang galah paling besar dipengaruhi oleh panjang karapas
(ontogeni) dan pada kondisi bertelur (fisiologi).
Kata kunci:

hidroakustik, Macrobrachium rosenbergii De Man, target strength

SUMMARY
WIDYA KUSUMANINGRUM. Target Strength Analysis of Fresh Water Giant
Prawn (Macrobrachium rosenbergii De Man) Using Split Beam Acoustic in
Mahakam River. Supervised by SRI PUJIYATI and HENRY M. MANIK.
Fresh water giant prawn is one of the most abundant species of the high
quality economic. Unfortunately water quality condition was changed and it’s
feeding ground and nursery ground. This Population declined by indicated
fishermen catches were tends to decrease, one of them is fresh water giant prawn.

On the other hand, information of the spatial dispersal is limited and the
identification of fresh water giant prawn still used by visual. This research tried to
estimate target strength value of fresh water giant prawn influenced by biological
factors associated with the ontogeny (total length, carapace length and weight)
and physiology (gravid and non-gravid).
The research was conducted by using stationary position and controlled the
acoustic method in Mahakam River, East Kalimantan. The hydroacoustic
instrument used was Simrad EY 60. Five samples of prawns were measured for
memories 50 kB and 200 region on echogram each of. The variables of ontogeny
were analyzed by simple regression model, principal component analysis and z
test. The results showed that target strength of each samples were -64,45; -65,30; 65,15; -65,21; and -55,27 dB, respectively. The regression (r2) between target
strength with carapace length were 0,9103; total length 0,4704 and weight 0,3633,
respectively.
Calculation of principal component analysis (PCA) is used the fourth
variable (target strength, total length, carapace length and weight) reduced to 2
variables. Then two new variables can explain 99.8% of the total variability of the
four variables. PCA biplot graph shows that have a carapace length greater
closeness when compared with the other variables. Samples 2, 3, and 4 have
similar characteristics, but samples 1 and 5 do not have similar characteristics
with each other. Z test results are tcalculate> ttabel then H0 rejected. This result show

the sample gravid and non-gravid are not the same, because the t value falls in the
region of the right of criticism. The gravid conditions suspected exerts a greater
influence on the value of the target strength than the conditions non-gravid. The
conclusion are value of the target strength on fresh water giant prawn influenced
by the length of the carapace (ontogeny) and gravid condition (physiology).
Keywords:

hydroacoustic, Macrobrachium rosenbergii De Man, target strength

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2013
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

ANALISIS TARGET STRENGTH UDANG GALAH

(Macrobrachium rosenbergii De Man) MENGGUNAKAN
AKUSTIK SPLIT BEAM DI DELTA MAHAKAM

WIDYA KUSUMANINGRUM

Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains
pada
Program Studi Teknologi Kelautan

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

Penguji pada Ujian Tertutup: Dr Ir Chandra Nainggolan, MSc

Judul Tesis : Analisis Target Strength Udang Galah (Macrobrachium
rosenbergii De Man) Menggunakan Akustik Split Beam di Sungai

Mahakam
Nama
: Widya Kusumaningrum
NIM
: C552100091

Disetujui oleh
Komisi Pembimbing

Dr Ir Sri Pujiyati, MSi
Ketua

Dr Henry M. Manik, SPi MT
Anggota

Diketahui oleh

Ketua Program Studi
Teknologi Kelautan


Dekan Sekolah Pascasarjana

Dr Ir Jonson L. Gaol, MSi

Dr Ir Dahrul Syah, MScAgr

Tanggal Ujian:
(tanggal pelaksanaan ujian tesis)

Tanggal Lulus:
(tanggal penandatanganan tesis
oleh Dekan Sekolah
Pascasarjana)

PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena karunia dan
hidayah yang telah diberikan, sehingga tesis ini dapat diselesaikan. Adapun judul
tesis ini adalah Analisis Target Strength Udang Galah (Macrobrachium
rosenbergii De Man) Menggunakan Akustik Split Beam di Sungai Mahakam yang
diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Magister Sains pada

Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Penghargaan dan terima kasih
yang sebesarnya dari hati yang tulus saya ucapkan kepada :
1. Masyhari Fatawi (Ayah) dan Ni’matul Fauziah (Ibu) yang telah banyak
memberikan dukungan atas materi, nasehat dan doa selama ini demi citacita penulis.
2. Komisi pembimbing Dr Ir Sri Pujiyati, M.Si dan Dr Henry M. Manik, SPi
MT atas bimbingan yang telah diberikan selama menempuh studi.
3. Ir Syarifah Nurdawati, MSi dan rekan tim peneliti Balai Riset Perikanan
Perairan Umum (BRPPU) Palembang atas bantuan penelitian yang telah
diberikan.
4. Adik tercinta Putri dan Fauzan atas motivasi dan pengertiannya. Keluarga
Mansyur Fatawi, Yulia Citra Wahyuni dan Firdaus Zubaidi atas segala
dukungan moral dan materi.
5. Susilo Kristantyo atas kasih sayang dan pengertiannya.
6. Dosen program studi teknologi kelautan IPB, staf pascasarjana teknologi
kelautan, teman-teman pascasarjana teknologi kelautan khususnya
angkatan 2010 dan keluarga Wisma Flora atas dukungan dan
pengertiannya.
Hanya Allah SWT yang dapat membalas semua kebaikan dari keluarga,
pembimbing, dosen, rekan, kerabat dan teman. Sebagai penulis menyadari bahwa
tesis ini masih banyak kekurangannya. Akhir kata disampaikan semoga tesis ini

dapat memberikan faedah dan manfaat bagi yang membacanya. Amin.
Bogor, Agustus 2013
Widya Kusumaningrum

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

ix

DAFTAR GAMBAR

ix

DAFTAR LAMPIRAN

x

1

2


3

4

PENDAHULUAN
Latar belakang
Perumusan masalah
Tujuan
Manfaat
Ruang lingkup penelitian

1
2
3
3
3

METODE
Waktu dan lokasi penelitian
Perangkat dan bahan
Prosedur penelitian
Pengolahan data akustik
Analisis data menggunakan statistik

4
4
4
9
9

HASIL DAN PEMBAHASAN
Morfometrik udang galah
Analisis foto telur udang galah
Pengukuran kurungan jaring
Nilai varian target strength udang galah
Diagram pencar pada nilai varian target strength udang galah
Karakteristik nilai target strength udang galah
Uji statistik nilai target strength udang galah menggunakan
regresi linier sederhana
Uji statistik keeratan hubungan antara nilai target strength
dengan hasil morfometrik udang galah menggunakan
principal component analysis
Uji statistik contoh dua dan contoh empat menggunakan uji z
SIMPULAN DAN SARAN

12
12
13
13
19
21
22

27
29
31

DAFTAR PUSTAKA

32

DAFTAR LAMPIRAN

34

RIWAYAT HIDUP

40

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Alat penelitian
Bahan penelitian
Spesifikasi kurungan jaring
Parameter yang digunakan dari instrumen echosounder
Spesifikasi SIMRAD EY 60 scientific echosounder system
Spesifikasi transducer seri ES 120-7C
Morfometrik udang galah
Hasil pengukuran target strength udang galah
Interpretasi target strength terhadap panjang total, panjang karapas
dan berat

6
7
7
7
7
8
12
21
24

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23

Hemisquilla californiensis dalam rumbling group yang terdiri dari
3 rumble yaitu label 1,2 dan 3 (Staaterman et al. 2011)
Morfologi udang galah (New, 2002)
Peta lokasi penelitian
Ilustrasi gambar pemeruman
Diagram alir perolehan nilai target strength
Contoh 2 telur udang galah a. Pembesaran 4 kali b. Pembesaran 10
kali
Contoh 4 telur udang galah a. Pembesaran 4 kali b. Pembesaran 10
kali
Echogram pada pengukuran kurungan jaring
a. Echogram udang galah contoh 1 b. Grafik titik sebaran terhadap
target strength
a. Echogram udang galah contoh 2 b. Grafik titik sebaran terhadap
target strength
a. Echogram udang galah contoh 3 b. Grafik titik sebaran terhadap
target strength
a. Echogram udang galah contoh 4 b. Grafik titik sebaran terhadap
target strength
a. Echogram udang galah contoh 5 b. Grafik titik sebaran terhadap
target strength
Sebaran ulangan (region) nilai target strength pada contoh 1
Sebaran ulangan (region) nilai target strength pada contoh 2
Sebaran ulangan (region) nilai target strength pada contoh 3
Sebaran ulangan (region) nilai target strength pada contoh 4
Sebaran ulangan (region) nilai target strength pada contoh 5
Grafik nilai target strength (dB) udang galah
Grafik morfometrik kelima contoh udang galah
Hubungan target strength dengan panjang total udang galah
Hubungan target strength dengan panjang karapas udang galah
Hubungan target strength dengan berat udang galah

2
2
4
8
9
12
13
13
14
15
16
17
18
19
19
20
20
21
21
22
23
23
24

24
25
26
27
28
29
30
31
32

Internal anatomy (Johnson, 1995)
Bagian-bagian telur pada ikan salmon (Piper,1982)
Ruang perivitellin (perivitelline space) pada black tiger shrimp
(Taweepreda et al. 2004)
Hasil PCA (principal component analysis)
Grafik biplot target strength terhadap morfometrik udang galah
Grafik biplot pengelompokkan
Grafik perbandingan morfometrik contoh 2 dan 4
Hasil uji z
Boxplot contoh 4 (bertelur) dan contoh 2 (lepas telur)

25
25
26
27
28
28
29
29
30

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Data grafik udang galah di Indonesia
Contoh udang galah (Macrobrachium rosenbergii De Man)
Contoh udang galah (Macrobrachium rosenbergii De Man) bertelur
Foto telur udang galah tampak samping tubuh
Foto telur udang galah tampak bawah tubuh
Foto kurungan jaring
Sketsa kurungan jaring
Foto transducer seri ES 120-7C
Foto laptop, GPS dan receiver
Foto alat tangkap udang galah

34
34
35
35
36
36
37
38
38
39

1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Di Indonesia spesies Macrobrachium rosenbergii De man lebih dikenal
dengan sebutan udang galah, siklus hidupnya memerlukan perairan tawar dengan
sungai-sungainya yang bermuara ke laut. Juliani (2004) menyatakan, udang galah
masih banyak ditemukan di muara Sungai Mahakam Kalimantan timur. Udang
galah merupakan spesies yang dapat beradaptasi dengan kisaran salinitas yang
luas (Hamzah, 2004). Biasanya hidup di sungai-sungai besar yang dekat dengan
muara (laut) dan beruaya (berpindah secara berkelompok). Ciri-ciri fisik udang
galah yang paling menonjol adalah adanya kaki panjang udang yang seperti galah
dengan ujungnya terdapat capit berfungsi sebagai alat pertahanan diri terhadap
serangan pemangsanya (Ali, 2009).
Eksploitasi lahan tanpa memperhatikan aspek lingkungan telah membawa
banyak dampak bagi habitat udang galah. Perubahan kualitas perairan merupakan
salah satu penyebab atas penurunan jumlah populasi pada tangkapan khususnya
udang galah yang memiliki nilai ekonomis bagi masyarakat nelayan. Tahun 2010
jumlah produksi udang galah di Indonesia mencapai 9.398 ton, sedangkan untuk
daerah Kalimantan Timur hanya mencapai 815 ton (KKP, 2011).
Pada umumnya pengamatan keberadaan udang galah masih menggunakan
metode visual (kasat mata). Pada era kini, metode hidroakustik dinilai efektif dan
efisien dalam mendeteksi biota perairan. Penggunaan metode hidroakustik sudah
dimulai pada tahun 1827 oleh ahli fisika Swiss dan ahli matematika Perancis,
secara komersial sudah dikembangkan pula oleh Inggris pada Perang Dunia ke 2
yang digunakan untuk mendeteksi kapal selam (submarine) (Urick, 1983).
Peneliti mencoba disini untuk mendapatkan karakteristik sinyal hambur balik dari
udang galah (dalam hal ini adalah nilai target strength). Namun karena
keterbatasan, data penelitian ini hanya bisa digunakan sebagai data awal yang
nanti harapannya adalah data ini dapat dijadikan sebagai pendukung dalam
mendeteksi keberadaan udang galah di alam.
Penelitian menggunakan metode hidroakustik khususnya pada udang sudah
sering dilakukan oleh peneliti lainnya, tetapi berbeda tujuan dengan penelitian ini.
Penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya mengenai akustik udang yaitu oleh
Au & Banks (1998); Potter & Koay (2000); Legg et al. (2008); Kim et al. (2009)
dan Staaterman et al. (2011) dimana mereka menggunakan sistem audio video,
hidrofon dan recording. Misalnya, Staaterman et al. (2011) menggunakan metode
akustik untuk jenis hewan crustacea laut (bentos) khususnya udang mantis
(Hemisquilla californiensis). Hal pertama yang Staaterman lakukan adalah dengan
mencoba mendapatkan suatu frekuensi suara rendah dari udang mantis
(Hemisquilla californiensis) untuk disamakan antara yang didapat ketika berada di
lapangan dengan di laboratorium (Gambar 1). Kedua, memferifikasi suara yang
didapat dan mengeksplor suara rumble yang berasal dari udang mantis (multiple
individuals). Ketiga, mempelajari hubungan antara behavioural dan acoustic
activity. Jenis spesies udang yang diamati dapat berupa udang air tawar dan udang
air laut. Penelitian mengenai target strength yang dipengaruhi oleh faktor biologi
(ontogeni, fisiologi dan tingkah laku) sudah pernah dilakukan oleh Horne (2003).
Menurut
Simmonds dan Mc Lennan (1992) target strength merupakan

2
backscattering cross section dari target yang mengembalikan sinyal. Penelitian ini
dilakukan untuk mendapatkan pendugaan karakteristik nilai target strength udang
galah yang terbatas dipengaruhi oleh panjang tubuh udang galah (ontogeni)
(Gambar 2) serta secara fisik dalam kondisi bertelur dan lepas telur (fisiologi).

Gambar 1 Hemisquilla californiensis dalam rumbling group yang terdiri dari 3
rumble yaitu label 1,2 dan 3 (Staaterman et al. 2011)

Gambar 2 Morfologi Udang Galah (New, 2002)

Perumusan Masalah
Udang galah merupakan spesies yang hidup di Sungai Mahakam provinsi
Kalimantan Timur dan memiliki berat tubuh (jantan dan betina) dapat mencapai
62 sampai 92 gram (Mohanta, 2000). Siklus hidupnya menempati pada dua
habitat yaitu perairan air tawar dan payau sedangkan fase larva dilewati di
perairan payau yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut (Ling, 1967). Dalam
Ali (2009), badan udang terdiri atas 3 bagian, yaitu kepala dan dada
(cephalothorax), badan yang bersegmen-segmen (abdomen), serta ekor (uropoda).
Adapun taksonomi udang galah adalah sebagai berikut :
Kingdom
: Animalia
Filum
: Arthropoda
Subfilum
: Crustacean
Kelas
: Malacostraca
Subkelas
: Eumalacostraca
Superorder
: Eucarida
Order
: Decapoda
Suborder
: Pleocyemata
Infraorder
: Caridea
Superfamili
: Palaemonoidea
Famili
: Palaemonoidae
Subfamili
: Palaemoninae

3
Genus
: Macrobrachium
Species
: Macrobrachium rosenbergii De man
Sungai Mahakam merupakan habitat asli udang galah di Kalimantan Timur,
dimana sungai tersebut bermuara di hilir dan membentuk suatu delta yang
dinamakan Delta Mahakam. Kondisi perairannya dipengaruhi oleh arus pasang
surut dengan material yang mengandung lumpur carbonaceous, yaitu dimana
kondisi substrat yang sangat baik untuk mangrove (Wolanski, 1992). Berdasarkan
tersebut peneliti memiliki ketertarikan untuk meneliti dari segi biologi (fisiologi
dan ontogeni) udang galah di Sungai Mahakam.
Menurut Ona (1990), bahwa panjang tubuh (length), orientation, feeding
state dan reproductive state termasuk faktor yang mempengaruhi target strength
pada ikan. Pada penelitian ini, peneliti ingin membuktikan dari beberapa faktor
yang dinyatakan oleh Ona (1990), apakah juga menjadi pengaruh bagi pendugaan
karakteristik nilai target strength pada udang galah. Namun faktor yang
digunakan tidak semua dibuktikan, adapun faktor tersebut diantaranya adalah
length (panjang tubuh) dan reproductive state (bertelur dan lepas telur). Secara
spesifik disebutkan dalam penelitian ini untuk penggunaan faktor yang dapat
mempengaruhi pendugaan karakteristik nilai target strength udang galah adalah
kondisi ontogeni (panjang tubuh, panjang karapas dan berat) dan kondisi fisiologi
(bertelur dan lepas telur). Penelitian ini sudah pernah dilakukan oleh Horne (2003),
perbedaanya adalah objek yang digunakan. Penelitian Horne (2003) menggunakan
ikan walleye pollock (Theragra chalcogramma) sedangkan penelitian ini
menggunakan udang galah (Macrobrachium rosenbergii De man).
Tujuan
1.
2.

1.
2.

Tujuan penelitian ini adalah :
Pengukuran nilai target strength udang galah.
Menguji dan membuktikan hubungan panjang total, panjang karapas dan
berat udang galah dalam kondisi bertelur dan lepas telur terhadap nilai
target strength.
Manfaat
Manfaat yang akan didapat adalah :
Hasil penelitian diharapkan dapat memberi gambaran tentang karakteristik
hambur balik udang galah.
Data hasil penelitian dapat menjadi pelengkap data base udang galah yang
sudah ada.

Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah pengukuran secara kuantitatif
menggunakan instrumen SIMRAD EY 60 untuk mendapatkan karakteristik nilai
target strength udang galah (Macrobrachium rosenbergii) berdasarkan faktor
biologi (fisiologi dan ontogeni) dan dianalisis menggunakan uji statistik.

2 METODE
Waktu dan Lokasi Penelitian
Pengukuran ini dilakukan secara stasioner dengan metode terkontrol di
Sungai Mahakam desa Sungai Mariam. Survei pendahuluan telah dilaksanakan
pada bulan Februari 2012, sedangkan penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-Juli
2012 dan pengolahan data dilakukan di laboratorium akustik Departemen Ilmu
dan Teknologi Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Adapun letak lokasi penelitian
di Sungai Mahakam dekat Delta Mahakam Provinsi Kalimantan Timur pada
Gambar 3. Pelaksanaan kegiatan penelitian ini dilakukan dengan bekerjasama
dengan pihak Balai Riset Perikanan Perairan Umum (BRPPU) Palembang,
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

Perangkat dan Bahan
Pengambilan data akustik menggunakan perangkat SIMRAD EY 60
scientific echosounder system jenis split beam dengan frekuensi 120 kHz. Bahan
penelitian yaitu udang galah (Macrobrachium rosenbergii De Man) sebanyak
lima ekor (Tabel 2), peralatan (Tabel 1) serta spesifikasi kurungan jaring,
parameter yang digunakan dari instrumen echosounder, Spesifikasi SIMRAD EY
60 scientific echosounder system dan spesifikasi transducer seri ES 120-7C dapat
dapat dilihat pada Tabel 3, Tabel 4, Tabel 5 dan Tabel 6.

Gambar 3 Peta lokasi penelitian

Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan secara stasioner untuk mengukur target strength
dengan menggunakan instrumen SIMRAD EY 60 dan alat bantu kurungan jaring

5
beserta contoh udang galah mati yang diperoleh di pusat penjualan udang grosir.
Sebelum melakukan pengukuran menggunakan instrumen SIMRAD EY 60,
contoh udang galah terlebih dahulu diukur secara morfometrik yang terdiri dari
panjang total, panjang karapas dan berat. Dalam pemasangan dan peletakkan
peralatan SIMRAD EY 60 harus berada pada tempat yang aman dan mudah
dioperasikan. Pengukuran target strength dilakukan pada saat pasang naik dengan
posisi transducer terbenam di dalam air dengan kedalaman berkisar ± 0,5 m,
tujuannya agar sinyal suara dapat langsung berinteraksi dengan air. Kurungan
jaring berfungsi sebagai alat penampung sementara untuk udang galah guna
memudahkan dalam pengukuran target strength, Ilustrasi pengukuran target
strength tertera pada Gambar 4. Sebelum memulai perekaman mengukur suhu dan
salinitas adalah hal pertama yang harus dilakukan dengan tujuan untuk
mendapatkan nilai kecepatan suara ( ) m/detik dan nilai koefisien absorpsi,
adapun persamaan yang digunakan Medwin (1975) dalam Urick (1983) sebagai
berikut :
(2.1)

Dengan limit

Persamaan koefisien absorpsi dalam Urick (1983) adalah sebagai berikut :
(2.2)
α adalah koefisien absorpsi (dB/km ), adalah kedalaman (m), adalah
salinitas (ppt), adalah suhu (derajat celcius) dan adalah frekuensi (kilo Hertz),
kemudian langkah selanjutnya adalah menyesuaikan parameter pada instrumen
SIMRAD EY 60 (Tabel 4). Jika nilai (kecepatan suara, m/detik) sudah diperoleh,
maka nilai near field dapat kita hitung sesuai dengan persamaan sebagai berikut
menurut Simmonds dan MacLennan (2005) :
-1

(2.3)
adalah near field, adalah jarak linier terhadap permukaan transduser, λ
adalah panjang gelombang, maka didapat nilai near field adalah 0,6143 m.
Pengukuran pertama yaitu mengukur tanpa menggunakan contoh namun hanya
kurungan jaring saja, hal ini bertujuan untuk memperoleh hasil nilai yang valid
untuk perbandingan dalam menganalisis nilai target strength. Selanjutnya contoh
(udang galah) dimasukkan dan digantung ke dalam kurungan jaring yang telah
terendam di dalam air. Pemasangan sampel dilakukan dengan mengikat udang
galah secara horizontal menggunakan benang nilon ukuran 1 mm tipe
polyethylene (PE) (Gambar 4), daerah yang diikat adalah pada bagian tengah
karapas dan pangkal uropod. Letak contoh udang berada di bawah nearfield, juga
lebar beam (18,32 cm) ada didalam kurungan agar hambur balik dari udang tidak
terganggu oleh jaring yang bergerak ke dalam - luar akibat ombak. Letak udang
berjarak lebih dari
(9,63 cm) dari kurungan bagian bawah. Hal ini agar
gambar hambur balik udang tidak over lapping dengan jaring bagian bawah.

6
Selanjutnya perekaman sampel udang bisa dimulai kemudian dihentikan pada
setiap 50 kB kemudian dilanjutkan ke sampel berikutnya.
Menurut Lurton (2002), target strength (TS) adalah definisi rasio dalam satuan
desibel dari intensitas hambur balik ( Ibs ) dan intensitas sinyal yang datang, ( Ii ) :
(2.4)
dimana jumlah relatif dari energi yang dikirim kemudian dikembalikan oleh
target. Hal tersebut tergantung pada sifat fisik dari target (eksternal dan internal)
dan karakteristik dari sinyal (sudut dan frekuensi). Echo yang diterima oleh sistem
sonar setelah hambur balik dinamakan Intensitas echo level (EL) :
(2.5)
Source level (SL) adalah sumber suara yang dikirim. TL (transmission loss)
adalah hilangnya penjalaran (dihitung dua kali perjalanan, satu kali dalam
perjalanan menuju, satu kali dalam perjalanan kembali), TS adalah target strength,
R adalah jarak perambatan dan α adalah koefisien absorpsi.
Penelitian target strength ikan dengan spesies yang berbeda sudah lama
dilakukan oleh Love (1969) dalam Urick (1983). Menurut Urick (1983),
penelitian ikan hidup dapat dilakukan di dalam sebuah tangki percobaan dengan
membius ikan tersebut agar bergerak lebih lambat sehingga pengukuran
konvensional dapat dilakukan. Frekuensi yang digunakan berkisar antara 12
hingga 200 kHz, panjang sampel ikan yang digunakan berkisar antara 1,9 dan 8,8
inchi. Hasil yang ditunjukan adalah kekuatan target strength tergantung pada
ukuran ikan (panjang) dan akan lemah tergantung pada frekuensi atau panjang
gelombang. Kemudian ditemukanlah pengukuran pada sisi dorsal (punggung atas)
dimana merupakan posisi yang paling tepat, sesuai dengan persamaan empiris :
(2.6)
dimana L adalah panjang ikan dalam inchi (in), dan f adalah frekuensi (kHz). Jika
L dalam sentimeter (cm), maka persamaan empirisnya adalah :
(2.7)
Tabel 1 Alat penelitian

Nama
Echosounder tipe SIMRAD EY 60
Kamera
Alat tulis
Kayu
Tali nylon
Log book
Genset
Kurungan Jaring Tabel 2 Bahan Penelitian
Software minitab
Software echoview
Software exel

Jumlah
1 unit
1 unit
1 unit
2 batang
2m
1 unit
1 unit
1 unit
1 unit
1 unit
1 unit

7
Tabel 2 Bahan Penelitian
Nama

Jumlah

Udang galah bertelur

2 ekor

Udang galah lepas telur

3 ekor

Tabel 3 Spesifikasi kurungan jaring
Spesifikasi
Lebar kurungan
Tinggi kurungan
Nilon polyethylene (PE)
Lingkaran diameter rangka besi (jumlah 3)
Tinggi rusuk besi per tangkai (jumlah 6 rusuk)
Tinggi rusuk tali per tangkai (jumlah 6 rusuk)

Besaran
1
2
1
1
1
1

Satuan
m
m
mm
m
m
m

Tabel 4 Parameter yang digunakan dari instrumen echosounder
Parameter
Frekuensi (kHz)
Power transmit (Watt)
Kecepatan suara (m/s)
TS threshold (dB)
Pulse duration (ms)

Nilai
120
50
1.504
-70
0.128

Tabel 5 Spesifikasi SIMRAD EY 60 scientific echosounder system
Spesifikasi Alat
Operating frequency
Operating modes
Transmission power
Ping rate
Maximum ping rate
Data collection range
Receiver filtering
Receiver noise figure
Split-beam
Synchronization
Bottom detection settings
Transmit power
Receiver instantenous dynamic range
Sumber: Simrad 1993

Operasi Pengaturan
120 kHz
Active
adjustable in steps 50 Watt
adjustable 60 m
20 pings/sec
0 to 1500 m
matched digital filters
4 dB
complete digital demodulation
internal and external
Adjustable
maximum 4 kW
150 dB

8
Tabel 6 Spesifikasi transducer seri ES 120-7C
Spesifikasi
Resonant frequency
Circular beamwidth
Directivity
DI=10 log D
Equivalent two-way beam angle
10 logΨ
Impedance
Transmitting response
Receiving sensitivity, open circuit

Besaran
120
7

Satuan
kHz
derajat

28

dB

-21
19
185
-190

dB re 1 steradian
ohm
dB re 1μPa per V
dB re 1V per μPa

Sumber: Simrad 1993

Dalam rentang frekuensi yang digunakan, gelembung renang pada ikan
memberikan hambur balik yang sangat besar. Namun ikan tanpa gelembung renang
seperti mackerel, mempunyai nilai target strength 10 dB lebih rendah daripada ikan
yang memiliki gelembung renang seperti ikan cod. Ikan berbeda dengan jenis crustacean
khususnya udang, hewan ini tidak memiliki gelembung renang dan bagian tubuhnya
banyak mengandung zat kitin.

Gambar 4 Ilustrasi gambar pemeruman

9
Pengolahan Data Akustik
Sinyal akustik dalam bentuk raw data selanjutnya diolah menggunakan
perangkat lunak Sonar Data Echoview 4, kemudian di region sebanyak 200 lalu
jika sudah mendapatkan nilai target strength pada masing-masing region, maka
harus dilinearisasikan menggunakan Microsoft Exel seperti diagram alir pada
Gambar 5. Region adalah menetapkan setiap daerah kelas untuk membedakannya
dari daerah lain dan dari jenis yang sama, kelas biasanya digunakan untuk
menghubungkan daerah dengan spesies target tertentu tetapi dapat digunakan
untuk setiap pengelompokan (www.sonardata.com). Nilai target strength dalam
bentuk dB yang sudah didapatkan, kemudian ditabulasikan dan dianalisis
menggunakan uji statistik (PCA) agar mendapatkan hubungan untuk
diinterpretasikan dengan lebih jelas yang hasil akhirnya adalah berupa nilai. Arti
dari region disini dapat diartikan sebagai ulangan.
contoh / sampel
Nilai TS 1-200 region (dB)

Konversi linear

=





�ℎ

�ℎ

Ts = 10 log
Nilai Ts 1
Gambar 5 Diagram alir perolehan nilai target strength

Analisis Data Menggunakan Statistik
Analisis menggunakan regresi linear sederhana
Hasil penelitian menurut Urick (1983), kekuatan target strength tergantung
pada ukuran ikan (panjang) dan akan lemah tergantung pada frekuensi atau
panjang gelombang, sehingga untuk melihat hubungan tersebut maka akan
digunakan analisis regresi linear sederhana. Persamaan regresi adalah persamaan
matematik yang memungkinkan kita untuk meramalkan nilai-nilai suatu peubah
tak bebas dari nilai-nilai satu atau lebih peubah bebas. Istilah regresi digunakan
untuk semua jenis peramalan, tidak harus berimplikasi mendekati nilai tengah.
Data yang telah diplotkan menggunakan analisis regresi dinamakan diagram
pencar, dengan mengamati diagram pencar ini maka terlihat bahwa titik-titiknya

10
mengikuti suatu garis lurus yang menunjukan bahwa kedua peubah tersebut saling
berhubungan secara linear (Walpole, 1988).
Tujuan menggunakan analisis regresi adalah mengetahui besarnya
pengaruh dari perubahan X terhadap Y kalau X naik 1 unit (satu satuan) dan
memperkirakan atau meramalkan nilai Y kalau variabel X yang berkorelasi
dengan Y sudah diketahui. Hubungan X dan Y positif jika kenaikan atau
penurunan X diikuti dengan kenaikan atau penurunan Y, sedangkan hubungan
negatif jika kenaikan atau penurunan X diikuti dengan penurunan atau kenaikan Y.
Koefisien determinasi r2 = merupakan sumbangan (share) dari X terhadap variasi
(naik turunnya) Y, tingkat variasi ditunjukkan oleh besarnya nilai varian Y. Jika X
dan Y data metric (kuantitatif, interval, atau rasio), r disebut product moment
correlation / pearson correlation coefficient / simple correlation / bivariate
correlation / koefisien korelasi saja (Supranto, 2010). Penelitian ini menggunakan
regresi linear sederhana, yaitu regresi dengan 1 (satu) variabel respons dan 1
(satu) variabel predictor yang berhubungan linier. Pernyataan matematika model
regresi linear sederhana adalah :
(2.8)
dimana
dan
adalah parameter model dan adalah residual model.
Taksiran persamaannya adalah :
(2.9)
dimana adalah nilai prediksi atau fitted value,
taksiran dari
, dan
taksiran dari
. Didalam model regresi, diasumsikan mengikuti distribusi
normal dengan rata-rata mendekati 0 (nol) dan standard deviasi tertentu
(
) Residual mendekati nol berarti jarak antara nilai prediksi dengan
nilai sebenarnya seminimal mungkin. Residual yang semakin mendekati nol, nilai
taksiran semakin mendekati nilai sebenarnya. Besar residual inilah yang menjadi
kriteria model terbaik (Iriawan dan Astuti, 2006).
Analisis menggunakan principal component analysis (PCA)
Dalam analisis multivariat, principal component analysis (PCA) dapat
dijadikan dasar untuk melakukan analisis faktor sehingga dapat pula digunakan
untuk mendapatkan variabel baru dalam jumlah lebih kecil. Principal Component
Analysis (PCA) adalah kombinasi linear suatu variabel acak. Dalam principal
component, apabila sebagian besar total variasi populasi (sekitar 80-90%) untuk
jumlah variabel yang besar dapat diterangkan oleh 2 atau 3 komponen utama,
maka kedua atau ketiga komponen dapat menggantikan variabel semula tanpa
menghilangkan banyak informasi (Iriawan dan Astuti, 2006).
Menurut Supranto 2010, principal component analysis (PCA) merupakan
suatu teknik yang mereduksi data multivariat (banyak data) yang mencari untuk
mengubah suatu matrik data awal /asli menjadi suatu set kombinasi linear yang
lebih sedikit akan tetapi menyerap sebagian besar jumlah varian dari data awal.
Tujuan utamanya adalah menjelaskan sebanyak mungkin jumlah varian data asli
dengan sedikit mungkin komponen utama yang disebut faktor. Banyaknya faktor
(komponen) yang bias diekstrak dari data awal atau asli yaitu sebanyak variabel
yang ada. Sehingga hal yang harus dicapai adalah dengan mereduksi data asli
dengan sedikit komponen atau faktor akan tetapi masih memuat sebagian besar
variasi dari data asli atau awal, sebesar lebih dari 80%.

11
Analisis menggunakan uji z
Hipotesis statistik adalah pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih
populasi. Benar atau salahnya suatu hipotesis tidak akan pernah diketahui dengan
pasti, kecuali bila memeriksa seluruh populasi. Penerimaan suatu hipotesis
statistik adalah merupakan akibat tidak cukupnya bukti untuk menolaknya dan
tidak berimplikasi bahwa hipotesis itu benar. Hipotesis yang dirumuskan dengan
harapan akan ditolak membawa penggunaan istilah hipotesis nol ( ). Penolakan
mengakibatkan penerimaan suatu hipotesis alternatif, yang dilambangkan
dengan . Hipotesis nol mengenai suatu parameter populasi harus diucapkan
sedemikian rupa sehingga menyatakan dengan pasti sebuah nilai bagi parameter
itu, sedangkan hipotesis alternatifnya membolehkan beberapa kemungkinan
nilainya, (Walpole, 1992).
Salah satu metode uji hipotesis adalah uji t dan uji z. Uji t digunakan apabila
jumlah sampel tidak cukup besar dengan jumlah sampel yang digunakan kurang
dari 30 (n < 30) dan standar devisiasi (σ) populasi tidak diketahui. Sebaliknya uji
Z digunakan apabila jumlah sampel besar, lebih dari 30 (n ≥ 30) dan standar
devisiasi (σ) populasi diketahui. Kedua uji statistik ini dapat digunakan apabila
data mengikuti atau mendekati distribusi normal dengan parameter tertentu. Bila
data tidak memenuhi asumsi, maka kedua asumsi tidak dapat digunakan (Iriawan
et al, 2006).

12

3 HASIL DAN PEMBAHASAN
Morfometrik Udang Galah
Morfometrik contoh udang galah dapat dilihat pada Tabel 7. Objek
penelitian (udang galah) sudah dalam keadaan mati, namun masih tetap dijaga
kesegarannya karena untuk mempertahankan tekstur kekenyalan daging
sebagaimana persis sewaktu dalam keadaan hidup.
Tabel 7 Morfometrik udang galah
Panjang Total (cm)
18,3
15,8
16,1
15,1
18,5

Panjang Karapas (cm)
4,5
3,8
4,3
3,7
5,8

Berat (gr)
67
34
40
26
64

Jenis Kelamin
Betina
Betina
Betina
Betina
Betina

Analisa Foto Telur Udang Galah
Adapun hasil foto dari contoh udang galah yang bertelur yaitu contoh 4 dan
5 (Gambar 6 dan 7) terdiri dari empat kali pembesaran dan sepuluh kali
pembesaran. Hasil foto telur udang galah telah dianalisis lebih lanjut untuk
mengetahui bagian-bagian dari telur, namun karena keterbatasan alat telur-telur
tersebut hanya dapat difoto dengan menggunakan mikroskop monokuler. Bagianbagian yang tampak di foto tersebut terdiri dari benang filamen, oil droplet, shell
dan germinal disc. Benang filamen adalah benang-benang elastik yang berfungsi
sebagai pengikat telur (Hamzah, 2004). Oil droplets adalah butiran yang berada
pada ooplasma (Genten et al, 2009). Cangkang telur adalah selaput chorion yang
mengeras dan germinal disc adalah bakal calon embrio (Ostrander, 2000).
(a)

(b)

Benang
filamen

Germinal
disc

Cangkang telur /
chorion

Oil droplets

Gambar 6 Telur udang galah dari contoh 4 (a) Pembesaran 4 kali (b) Pembesaran
10 kali

13
(a)

(b)

Benang
filamen

Oil droplets

Germinal disc

Cangkang telur /
chorion

Gambar 7 Telur udang galah dari contoh 5 (a) Pembesaran 4 kali (b) Pembesaran
10 kali
Pengukuran Kurungan Jaring
Sebelum menetapkan target deteksi (udang galah) pada gambar echogram
yang sudah tampak di display, terlebih dahulu mengamati hasil rekaman jaring
kosong (tanpa udang) agar memudahkan pengamatan target deteksi sebenarnya
(udang galah). Pastikan bahwa lebar beam berada di dalam kurungan jaring dan
hitung jarak antara udang yang berada dikolom air dengan jaring bagian bawah,
tujuannya adalah untuk membedakan antara target sebenarnya (udang galah)
dengan jaring bagian bawah yang telah terekam. Adapun gambar echogram untuk
jaring kosong adalah sebagai berikut (Gambar 8).

Jaring/net

Kolom air

dasar

Gambar 8 Echogram pada pengukuran kurungan jaring

Nilai Varian Target Strength Udang Galah
Contoh 1 (satu)
Berdasarkan pengukuran yang telah dilakukan pada contoh 1 (satu) hasil
nilai rata-rata target strength adalah -64,45 dB. Sebelum mendapatkan nilai ratarata target strength pada contoh 1 (satu), pengamatan dan perhitungan pada setiap

14
ulangan/region harus dicermati seperti yang dicontohkan pada Gambar 9. Adapun
nilai varian yang diperoleh pada contoh ulangan/region yang berada di ping 140
hingga 160 berjumlah 54 nilai TS. Data menunjukan bahwa nilai varian terendah
target strength udang galah pada masing-masing titik sebarannya yaitu -69,83 dB
dan tertinggi -62,76 dB. Nilai varian terjadi karena hasil perekaman data yang
menunjukkan warna berbeda-beda seperti hijau, biru tua, biru muda, abu-abu tua
dan abu-abu muda. Warna hijau menunjukan nilai tertinggi, sedangkan nilai
terendah ditunjukkan oleh warna abu-abu muda. Jadi, nilai TS rata-rata pada
ulangan/region di ping 140-160 adalah -65,99 dB.
a. Echogram

Udang galah

Kolom
air

Jaring/net bagian bawah
Dasar

Ulangan/region

a) Grafik
-61

target strength

-63

0

10

20
-62.76

30

40

50

60

-65
-67

-69
-69.83
-71
titik sebaran

Gambar 9 (a) Echogram udang galah contoh 1 (b) Grafik titik sebaran terhadap
target strength

15
Contoh 2 (dua)
Berdasarkan pengukuran yang telah dilakukan pada contoh dua hasil nilai
rata-rata target strength adalah -65,30 dB. Pengamatan dan perhitungan pada
setiap ulangan/region pada contoh 2 (dua) yang dimisalkan pada ping ke 19.500
hingga 19.520 dapat dilihat pada Gambar 10. Adapun nilai varian yang diperoleh
yaitu berjumlah 75 nilai TS. Data menunjukan bahwa nilai varian terendah target
strength udang galah pada masing-masing titik sebarannya yaitu -69,98 dB dan
tertinggi -59,76 dB. Nilai varian terjadi karena hasil perekaman data yang
menunjukkan warna berbeda-beda seperti kuning, hijau tua, hijau muda, biru tua,
biru muda, abu-abu tua dan abu-abu muda. Warna kuning menunjukan nilai
tertinggi, sedangkan nilai terendah ditunjukkan oleh warna abu-abu muda. Jadi,
nilai TS rata-rata pada ulangan/region di ping 19.500-19.520 adalah -63,92 dB.
a) Echogram

Udang galah

Kolom air

Jaring/net bagian bawah
Dasar

Ulangan/region

b) Grafik
-57
target strength

0

10

20

30

40

50

60

70
-59.76

80

-62

-67
-69.98

-72

titik sebaran

Gambar 10 (a) Echogram udang galah contoh 2 (b) Grafik titik sebaran terhadap
target strength

16
Contoh 3 (tiga)
Berdasarkan pengukuran yang telah dilakukan pada contoh 3 (tiga) hasil
nilai rata-rata target strength adalah -65.15 dB. Pengamatan dan perhitungan pada
setiap ulangan/region pada contoh 3 (tiga) yang dimisalkan pada ping ke 660
hingga 680 dapat dilihat pada Gambar 11. Adapun nilai varian yang diperoleh
yaitu berjumlah 112 nilai TS. Data menunjukan bahwa nilai varian terendah target
strength udang galah pada masing-masing titik sebarannya yaitu -69,92 dB dan
tertinggi -60,67 dB. Nilai varian terjadi karena hasil perekaman data yang
menunjukkan warna berbeda-beda seperti hijau tua, hijau muda, biru tua, biru
muda, abu-abu tua dan abu-abu muda. Warna hijau tua menunjukan nilai tertinggi,
sedangkan nilai terendah ditunjukkan oleh warna abu-abu muda. Jadi, nilai TS
rata-rata pada ulangan/region di ping 660-680 adalah -64,71 dB.
a) Echogram

Udang galah

Kolom
air
Jaring/net bagian bawah
Dasar

Ulangan/region

b) Grafik
-59
target strength (dB)

0

20

40

-60.67
60

80

100

120

-64

-69

-74

-69.92
titik sebaran

Gambar 11 (a) Echogram udang galah contoh 3 (b) Grafik titik sebaran terhadap
target strength

17
Contoh 4 (empat)
Berdasarkan pengukuran yang telah dilakukan pada contoh 4 (empat) hasil
nilai rata-rata target strength adalah -65.21 dB. Pengamatan dan perhitungan pada
setiap ulangan/region pada contoh 4 (empat) yang dimisalkan pada ping ke 14.550
hingga 14.580 dapat dilihat pada Gambar 12. Adapun nilai varian yang diperoleh
yaitu berjumlah 122 nilai TS. Data menunjukan bahwa nilai varian terendah target
strength udang galah pada masing-masing titik sebarannya yaitu -70 dB dan
tertinggi -59,25 dB. Nilai varian terjadi karena hasil perekaman data yang
menunjukkan warna berbeda-beda seperti kuning, hijau tua, hijau muda, biru tua,
biru muda, abu-abu tua dan abu-abu muda. Warna kuning menunjukan nilai
tertinggi, sedangkan nilai terendah ditunjukkan oleh warna abu-abu muda. Jadi,
nilai TS rata-rata pada ulangan/region di ping 14.550-14.580 adalah -63.65 dB.
a) Echogram

Udang galah

Kolom air

Jaring/net bagian bawah
Dasar

Ulangan/region

target strength (dB)

b) Grafik
-57
-10
-62

10

30

50

70 -59.2590

110

130

-67
-70
-72

titik sebaran

Gambar 12 (a) Echogram udang galah contoh 4 (b) Grafik titik sebaran terhadap
target strength

18
Contoh 5 (lima)
Berdasarkan pengukuran yang telah dilakukan pada contoh 5 (lima) hasil
nilai rata-rata target strength adalah -55.27 dB. Pengamatan dan perhitungan pada
setiap ulangan/region pada contoh 4 (empat) yang dimisalkan pada ping ke 8.970
hingga 9.010 dapat dilihat pada Gambar 13. Adapun nilai varian yang diperoleh
yaitu berjumlah 147 nilai TS. Data menunjukan bahwa nilai varian terendah target
strength udang galah pada masing-masing titik sebarannya yaitu -64,78 dB dan
tertinggi -54,04 dB. Nilai varian terjadi karena hasil perekaman data yang
menunjukkan warna berbeda-beda seperti kuning, hijau tua, hijau muda, biru tua,
biru muda, abu-abu tua dan abu-abu muda. Warna kuning menunjukan nilai
tertinggi, sedangkan nilai terendah ditunjukkan oleh warna abu-abu muda. Jadi,
nilai TS rata-rata pada ulangan/region di ping 8.970-9.010 adalah -57.98 dB.
a. Echogram

Kolom air

Udang galah

Jaring/net bagian
bawah
Dasar

Ulangan/region

target strength (dB)

a) Grafik
0

50 -54.04

100

150

-56
-61
-66

-64.78
titik sebaran

Gambar 13 (a) Echogram udang galah contoh 5 (b) Grafik titik sebaran terhadap
target strength

19
Diagram Pencar Pada Nilai Varian Target Strength Udang Galah
Pengulangan dengan digitasi target strength udang galah yang telah
dilakukan sebanyak 200 ulangan (region) pada setiap contoh, masing-masing
ulangan/region memiliki nilai yang bervariasi. Agar lebih mudah memahami
maka dilakukan plotting dalam bentuk diagram pencar pada setiap ulangan/region
yang bertujuan untuk melihat perbedaan sebaran nilai.
Contoh 1 (satu)
Adapun kisaran nilai target strength pada contoh 1 (satu) yaitu -66,58 dB
hingga -63,41 dB, dilihat dari sebaran titik merah (Gambar 14) nilai target
strength yang berkelompok padat berada pada range terkecil -64,79 dB hingga
terbesar -64,00 dB. Artinya nilai target strength pada contoh 1 (satu) berkisar
diantaranya.

target strength (dB)

-63

-64

-65

-66

-67
0

50

100
region

150

200

Gambar 14 Sebaran ulangan (region) nilai target strength pada contoh 1 (satu)
Contoh 2 (dua)
Kisaran nilai target strength pada contoh 2 (dua) yaitu -66,93 dB hingga 64,14 dB, dilihat dari sebaran titik merah (Gambar 15) nilai target strength yang
berkelompok padat berada pada range terkecil -65,66 dB hingga terbesar -64,98.
dB. Artinya nilai target strength pada contoh 2 (dua) berkisar diantaranya.
-64.0

target strength (dB)

-64.5

-65.0

-65.5

-66.0

-66.5

-67.0
0

50

100
region

150

200

Gambar 15 Sebaran ulangan (region) nilai target strength pada contoh 2 (dua)

20
Contoh 3 (tiga)
Kisaran nilai target strength pada contoh 3 (tiga) yaitu -66,36 dB hingga 63,93 dB, dilihat dari sebaran titik merah (lihat Gambar 16) nilai target strength
yang berkelompok padat berada pada range terkecil -65,54 dB hingga terbesar 65,00 dB. Artinya nilai target strength pada contoh 3 (tiga) berkisar diantaranya.

target strength (dB)

-64.0

-64.5

-65.0

-65.5

-66.0

-66.5
0

50

100
region

150

200

Gambar 16 Sebaran ulangan (region) nilai target strength pada contoh 3 (tiga)
Contoh 4 (empat)
Kisaran nilai target strength pada contoh 4 (empat) yaitu -66,27 dB hingga 63,65 dB, dilihat dari sebaran titik merah (Gambar 17) nilai target strength yang
berkelompok padat berada pada range terkecil -65,56 dB hingga terbesar -65,00
dB.
-63.5

target strength (dB)

-64.0
-64.5
-65.0
-65.5
-66.0
-66.5
-67.0
-67.5
0

50

100
region

150

200

Gambar 17 Sebaran ulangan (region) nilai target strength pada contoh 4 (empat)
Contoh 5 (lima)
Kisaran nilai target strength pada contoh 5 (lima) yaitu -57,03 dB hingga 54,05 dB, dilihat dari sebaran titik merah (Gambar 18) nilai target strength yang
berkelompok padat berada pada range terkecil -55,90 dB hingga terbesar -54,45
dB. Artinya nilai target strength pada contoh 5 (lima) berkisar diantaranya.

21
-54.0

target strength (dB)

-54.5

-55.0
-55.5

-56.0
-56.5

-57.0
0

50

100
region

150

200

Gambar 18 Sebaran ulangan (region) nilai target strength pada contoh 5 (lima)

Karakteristik Nilai Target Strength Udang Galah
Hasil pengukuran suhu perairan diperoleh sebesar 280 C, nilai salinitas 0
ppm, kecepatan suara ( ) 1504,37 m/detik (Del Groso dan Mader, 1972),
koefisien absorpsi ( ) 0,002519 dB/m (Francois dan Garrison, 1982) dan ratarata nilai target strength dari 200 ulangan pada kelima kelompok udang dapat
dilihat pada Tabel 8. Pada contoh 1 nilai target strength berkisar antara -66,58
hingga -63,41 dB; contoh 2 antara -66,93 hingga -64,14 dB; contoh 3 antara 66,36 hingga -63,93 dB; contoh 4 antara -66,27 hingga -63,65 dB dan contoh 5
antara -57,03 hingga -54,05 dB.
Tabel 8 Hasil pengukuran target strength udang galah
TS Linier
3.59 × 10-7
2.95 × 10-7
3.05 × 10-7
3.01 × 10-7
2.97 × 10-7

TS (dB)
-64.45
-65.30
-65.15
-65.21
-55.27

0.00
-10.00

1

2

3

4

5

-20.00
-30.00

lepas telur

-40.00

bertelur

-50.00
-60.00

-55.27

-64.45

-65.30

-65.15

-65.21

-70.00

Gambar 19 Grafik nilai target strength (dB) udang galah

22
Nilai target strength paling tinggi terdapat pada contoh lima, karena secara
morfometrik contoh 5 memiliki ukuran panjang total dan panjang karapas paling
tinggi. Nilai target strength paling rendah terdapat pada contoh 2 karena memiliki
ukuran panjang total dan panjang karapas rendah. Morfometrik dari panjang
karapas memiliki pengaruh keeratan yang lebih besar jika dibandingkan dengan
panjang total dan berat. Pendugaannya adalah perbedaan nilai target strength
udang galah (Macrobrachium rosenbergii De man) banyak dipengaruhi oleh
perbedaan panjang karapas. Semakin panjang ukuran karapas (cephalotorax) maka
nilai target strength akan semakin tinggi pula (faktor ontogeni). Terdapat
beberapa hal yang masih dirasakan rancu (Gambar 19), misalnya adalah contoh 4
memiliki ukuran panjang total dan panjang karapas lebih kecil dibandingkan
dengan contoh 2, namun nilai target strength lebih tinggi 0,09 dB. Jika dilihat dari
Gambar 19, perbedaan yang jelas antara contoh 2 dan 4 adalah warna biru dan
merah pada grafik. Contoh 2 dalam kondisi lepas telur dan contoh 4 dalam kondisi
bertelur. Berdasarkan itu, maka perlu dilakukannya penambahan analisis untuk
penguatan pendugaan tersebut. Suatu analisis yang bertujuan untuk melihat
keeratan kaitan pada tiap-tiap contoh terhadap parameter morfometrik (Gambar
20) dan nilai target strength, maka akan dibahas pada subbab uji statistik contoh
dua dan contoh empat menggunakan uji z.
80
70
60
50
40
30
20
10
0

67

64

40

34

26
18.3

16.1

15.8

18.5

15.1

4.5

3.8

4.1

3.7

5.8

1

2

3

4

5

panjang total (cm)

panjang karapas (cm)

berat (gram)

Gambar 20 Grafik morfometrik kelima contoh udang galah

Uji Statistik Nilai Target Strength Udang Galah Menggunakan Regresi Linier
Sederhana
Perhitungan menggunakan regresi sederhana untuk melihat korelasinya
(gambar 27, 28 dan 29). Hubungan nilai target strength dibandingkan panjang
total udang galah pada kondisi lepas telur dan kondisi bertelur memiliki koefisien
korelasi sebesar (R2 = 0,47) dapat dilihat pada Gambar 21.

23

-55 0

5

10

15

20

target strength (dB)

-57
-59

y = 1.9467x - 95.705
R² = 0.4703

-61

target strength

-63
-65
-67

panjang total (cm)

Gambar 21 Hubungan target strength dengan panjang total udang galah
Hubungan nilai target strenght dibandingkan karapas udang galah pada kondisi
lepas telur dan bertelur memiliki koefisien korelasi sebesar (R2 = 0,91) dapat
dilihat pada Gambar 22.
-55 0

target strength (dB)

-57

2
4
y = 4.8984x - 84.532
R² = 0.9103

6

8

-59
-61

target strength

-63
-65
-67

panjang karapas (cm)

Gambar 22 Hubungan target strength dengan panjang karapas udang galah
Hubungan nilai target strenght dibandingkan berat udang galah pada kondisi lepas
telur dan bertelur memiliki koefisien korelasi sebesar (R2 = 0,36) dapat dilihat
pada Gambar 23.

24
-54

0

20

40

60

80

target strength (dB)

-56
-58
-60

y = 0.1439x - 69.726
R² = 0.3633

target s