Kajian model kesesuaian pemanfaatan sumberdaya pulau-pulau kecil berbasis kerentanan dan daya dukung di Kecamatan Liukang Tupabbiring, Kabupaten Pangkajene Kepulauan, Provinsi Sulawesi Selatan

i

KAJIAN MODEL KESESUAIAN PEMANFAATAN
SUMBERDAYA PULAU-PULAU KECIL BERBASIS
KERENTANAN DAN DAYA DUKUNG DI KECAMATAN
LIUKANG TUPABBIRING, KABUPATEN PANGKAJENE
KEPULAUAN, PROVINSI SULAWESI SELATAN

MUTMAINNAH

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2012

ii

iii

PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI DAN
SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa Disertasi Kajian Mode l Kesesuaian
Pemanfaatan Sumberdaya Pulau-Pulau Kecil Berbasis Kerentanan dan Daya Dukung
di Kecamatan Liukang Tupabbiring, Kabupaten Pangkajene Kepulauan, Provinsi
Sulawesi Selatan adalah hasil karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan
belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini.

Bogor, Februari 2012

Mutmainnah
NIM C261060021

iv

v

ABSTRACT
MUTMAINNAH. Study on Development of Resources Sustainability of

Small Islands Using Vulnerability and Carrying Capacity Basis in Liukang
Tupabbiring Subdistrict, Pangkajene District South Sulawesi Province). Under
supervision : LUKY ADRIANTO, TRIDOYO KUSUMASTANTO and
FREDINAN YULIANDA.
The research was conducted from October 2007 until December 2009 located
in Small Islands, Pangkep District which included Balang Lompo, Balang Caddi,
Panambungan, Sanane, Badi, Pajenekang, and Bontosua islands. The study were
aimed 1) to estimate physical, economical, and social vulnerability of small islands,
2) to estimate carrying capacity of prope r utilization of small islands resources based
on vulnerability analysis 3) to calculate optimization and carrying capacity levels of
tourism and reef fishery resources utilizations, and 4) to develop an appropriate
management design of small islands based on bio-technical, environmental, social
and cultural, and institutional aspects. Calculations of physical vulnerability factors
SLR, wave height, slope, elevation, tidal and geomorphology of the islands were
conducted based on 10 years time series data from 2001 to 2010. Social and
economic vulnerability factors were calculated based on land characteristics,
population pressure, sea level rise impact, economic openness, and economic
isolation index. Vulnerability data (physical and social economic vulnerability) were
aggregated to design island maps using GIS. Land suitability for tourism activities
(snorkeling, diving, fishing, housing, sunbathing) were also analyzed using GIS. The

results of land suitability were then overlaid with vulnerability factors to obtain
appropriate areas for the small island utilizations. The study of physical and social
economy aspects showed Badi island and Sanane island had very high vulnerable,
Balang Caddi island, Bontos ua island, and Balang Lompo island had high
susceptibility, whereas Bontosua island, Langkadea island and Panambungan island
had moderate vulnerability. The analysis of land suitability showed that the resource
allocation that could be utilized for residential area was 39.93 ha and unutilized
resource allocation for residence was 18.92 ha. However, after overlaying with
vulnerability factors, the analysis resulted the resource allocation that could be
utilized for residential area was 24.19 ha and unutilized resource allocation for
residence was 36.78 ha. The land resource could be exploited for tourism was
1,009.5 ha and 121.23 ha area could not be exploited for tourism but after overlaying
with vulnerability factors, the land resource could be exploited and unable to be
exploited for tourism was 807.26 ha and 287.99 ha respectively. Carrying capacity
analys is of reef fish fishery in particular showed MSY 3,641.30 ton, CPUE
199,622.67 unit, and carrying capacity 90,207.93 indicating fishing activity was still
worth to be continued.,and Tourism carrying capacity of the small islands could
accommodate 2.301 tourist/ year. Based on prospective analysis, there were six main
component should be considered for suistanability small island management, those
were political will of the government, the presence of freshwater, ecos ystem, the

number and quality of human resource and the availability and carrying capacity of
small island.
Keywords : vulnerability, carrying capacity, small island

vi

vii

RINGKASAN
MUTMAINNAH. Kajian Model Kesesuaian Pemanfaatan Sumberdaya Pulaupulau Kecil berbasis Kerentanan da n Daya Dukung di Kecamatan Liukang
Tupabbiring, Kabupaten Pangkajene Kepulauan, Provinsi Sulawesi Selatan.
Dibawah Bimbingan LUKY ADRIANTO, TRIDOYO KUSUMASTANTO,
FREDINAN YULIANDA.
Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengestimasi tingkat kerentanan pulau-pulau
kecil di Kecamatan Liukang Tupabbiring, Kabupaten Pangkajene Kepulauan, 2)
Mengembangkan dan menentukan kesesuaian spasial untuk pemanfaatan
sumberdaya pulau-pulau kecil berdasarkan estimasi kerentanan di Kecamatan
Liukang Tupabbiring, Kabupaten Pangkajene Kepulauan, 3) Menghitung daya
dukung dan tingkat optimalisasi pemanfaatan sumberdaya perikanan pulau-pulau
kecil di Kecamatan Liukang Tupabbiring, Kabupaten Pangkajene Kepulauan, 4)

Mendesain skenario pengelolaan sumberdaya pulau-pulau kecil di Kecamatan
Liukang Tupabbiring, Kabupaten Pangkajene Kepulauan.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2007- Desember 2009, yang
bertempat di Pulau-pulau Kecil Kecamatan Liukang Tupabbiring, Kabupaten
Pangkajene Kepulauan Provinsi Sulawesi Selatan, yang meliputi Pulau Balang
Lompo, Pulau Balang Caddi, Pulau Langkadea, Pulau Panambungan, Pulau Badi,
Pulau Bontosua, Pulau Pajenekang dan Pulau Sanane.
Penelitian ini menggunakan analisis kerentanan lingkungan yang meliputi
variabel kenaikan muka laut, tinggi gelombang, rata-rata pasang surut, geomorfologi,
kemiringan lahan, kondisi ekosistem terumbu karang dan jenisnya, serta kondisi
lamun dan jenis lamun. Kerentanan ekonomi meliputi variabel keterbukaan ekonomi,
dampak kenaikan muka laut, keterpencilan ekonomi, karakteristik lahan,
keterisolasian pulau, teka nan pe nduduk d an de gradasi laha n.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1) analisis SIG untuk
pemetaan kerentanan pulau dan analisis kesesuaian spasial, 2) analisis Ecological
footprint dan HANPP serta optimalisasi untuk mengetahui daya dukung pemanfaatan
sumberdaya pulau-pulau kecil, 3) analisis multi kriteria dan analisis prospektif
untuk mengetahui bentuk pengelolaan sumberdaya pulau-pulau kecil.
Hasil penelitian ini menunjukka n pulau yang memiliki kerentanan tinggi
terdapat di Pulau Sanane, Pulau Langkadea dan Pulau Pajenekang. Pulau yang

memiliki kerentanan sedang terdapat di Pulau Balang Lompo, Pulau Panambungan,
Pulau Bontosua dan Pulau Badi dan pulau yang memiliki kerentanan rendah terdapat
di Pulau Balang Caddi.
Hasil analisis kesesuaian lahan menunjukkan pemanfaatan sumberdaya pulaupulau kecil dengan peruntukan pemukiman di Pulau Balang Lompo kategori sangat
sesuai seluas 4,01 ha, kategori sesuai seluas 12,90 ha dan kategori tidak sesuai seluas
5,28 ha. Peruntukan pemukiman di Pulau Balang Caddi kategori sangat sesuai
seluas 2,92 ha, kategori sesuai seluas 8,06 ha dan kategori tidak sesuai seluas 4,40
ha. peruntukan pemukiman di Pulau Sanane kategori sangat sesuai seluas 0 ha,
kategori sesuai seluas 3,40 ha dan kategori tidak sesuai seluas 1,90 ha. peruntukan
pemukiman di Pulau Badi kategori sangat sesuai seluas 0,77 ha, kategori sesuai
seluas 0 ha dan kategori tidak sesuai seluas 7,34 ha. peruntukan pemukiman di
Pulau Bontosua kategori sangat sesuai seluas 0 ha, kategori sesuai seluas 3,20 ha dan

viii

kategori tidak sesuai seluas 0 ha. Peruntuka n pemukiman di Pulau Pajenekang
kategori sangat sesuai seluas 0 ha, kategori sesuai seluas 4,67 ha dan kategori tidak
sesuai seluas 0 ha. Setelah dioverlay dengan faktor kerentanan pulau, pemanfaatan
sumberdaya pulau-pulau kecil dengan peruntukan pemukiman di Pulau Balang
Lompo kategori sangat sesuai seluas 3,00 ha, kategori sesuai seluas 8,01 ha dan

kategori tidak sesuai seluas 11,42 ha. Peruntukan pemukiman di Pulau Balang
Caddi kategori sangat sesuai seluas 1,35 ha, kategori sesuai seluas6,97 ha dan
kategori tidak sesuai seluas 7,89 ha. Peruntukan pemukiman di Pulau Sanane
kategori sangat sesuai seluas 0 ha, kategori sesuai seluas 2,18 ha dan kategori tidak
sesuai seluas 3,90 ha. Peruntuka n pemukiman di Pulau Badi kategori sangat sesuai
seluas 0,04 ha, kategori sesuai seluas 0 ha dan kategori tidak sesuai seluas 8,34 ha.
Peruntukan pe mukiman di Pulau Bontosua kategori sangat sesuai seluas 0 ha,
kategori sesuai seluas 0 ha dan kategori tidak sesuai seluas 3,20 ha. Peruntukan
pemukiman di Pulau Pajenekang kategori sangat sesuai seluas 0 ha, kategori sesuai
seluas 2,64 ha dan kategori tidak sesuai seluas 2,03 ha.
Pemanfaatan sumberdaya pulau-pulau kecil dengan peruntukan wisata selam di
Pulau Langkadea dan Pulau Panambungan kategori sangat sesuai seluas 53,21 ha,
kategori sesuai seluas 73,33 ha dan kategori tidak sesuai seluas 32,902 ha.
Peruntukan wisata snorkling kategori sangat sesuai seluas 37,41 ha, kategori sesuai
seluas 67,38 ha dan kategori tidak sesuai seluas 27,91 ha. Peruntukan wisata
memancing kategori sangat sesuai seluas 222,42 ha, kategori sesuai seluas 542,60 ha
dan kategori tidak sesuai seluas 32,42 ha. Peruntuka n wisata berjemur sangat sesuai
seluas 4,50 ha, kategori sesuai seluas 8,20 ha dan kategori tidak sesuai seluas 28,00
ha, setelah dioverlay dengan kerentanan pulau, maka hasil peruntukan kegiatan
wisata ini be ruba h menjadi peruntuka n wisata selam di Pulau Langkadea dan Pulau

Panambungan kategori sangat sesuai seluas 42,57 ha, kategori sesuai seluas 53,90 ha
dan kategori tidak sesuai seluas 56,32 ha. Peruntukan wisata snorkling kategori
sangat sesuai seluas 29,93 ha, kategori sesuai seluas 58,66 ha da n ka tegor i tidak
sesuai seluas 42,33 ha. Peruntukan wisata memancing kategori sangat sesuai seluas
177,94 ha, kategori sesuai seluas 434,08 ha dan kategori tidak sesuai seluas 160,94
ha. Peruntukan wisata berjemur sangat sesuai seluas 3,60 ha, kategori sesuai seluas
6,58 ha dan kategori tidak sesuai seluas 28,40 ha.
Hasil analisis daya dukung dan optimalisasi penangkapan ikan menunjukkan
nilai MSY 3.641,30 ton dengan CPUE sebesar 199.622,67 unit dengan daya dukung
lingkungan 90.207,93 ton. Hal ini mengindikasikan bahwa kegiatan penangkapan
ikan karang masih layak dikembangkan. Daya dukung wisata menunjukkan wilayah
pulau-pulau kecil di lokasi studi dapat menampung wisatawan sebesar 2.301 orang/
tahun.
Berdasarkan analisis prospektif, terdapat 6 komponen utama yang harus
dipertimbangkan dalam pengelolaan pulau-pulau kecil secara berkelanjutan yaitu
kebijakan pemerintah, keberadaan air tawar, kondisi ekosistem, jumlah sumberdaya
manusia dan kualitasnya serta ketersediaan dan daya dukung lahan.
Kata Kunci : Kerentanan, Daya Dukung, Pulau-Pulau Kecil

ix


© Hak Cipta milik Institut Pertanian Bogor, Tahun 2011
Hak Cipta dilindungi oleh Undang-Undang
1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa
mencantumkan atau menyebutkan sumber
a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian,
penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah
b. Pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB
2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh
karya tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB

x

xi

KAJIAN MODEL KESESUAIAN PEMANFAATAN
SUMBERDAYA PULAU-PULAU KECILBERBASIS
KERENTANAN DAN DAYA DUKUNG DI KECAMATAN
LIUKANG TUPABBIRING, KABUPATEN PANGKAJENE

KEPULAUAN, PROVINSI SULAWESI SELATAN

MUTMAINNAH

Disertasi
sebagai salah satu syarat untuk mempe roleh gelar
Doktor pada
Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2012

xii

Penguji pada Ujian Tertutup : Prof. Dr. Ir. Setyo Budi Susilo, M.Sc
Dr. Ir. Sulistiono, M.Sc

Penguji pada Ujian Terbuka : Dr. Ir. M. Mukhlis Kamal, M.Sc

Dr. Ir. Pamuji Lestari, M.Sc

xiii

Judul Disertasi

: Kajian Mode l Kesesuaian Pemanfaatan Sumberdaya
Pulau-Pulau Kecil Berbasis Kerentanan dan Daya Dukung
di Kecamatan Liukang Tupabbiring, Kabupaten Pangkajene
Kepulauan, Provinsi Sulawesi Selatan

Nama

: Mutmainnah

NRP

: C261060021

Program Studi

: Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan

Disetujui,
Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Luky Adrianto, M.Sc.
Ketua

Prof. Dr. Ir. Tridoyo Kusumastanto, MS
Anggota

Dr. Ir. Fredinan Yulianda, M.Sc
Anggota

Mengetahui,
Ketua Program Studi

Dekan Sekolah Pascasarjana

Prof. Dr. Ir. Mennofatria Boer, DEA.

Dr. Ir. Dahrul Syah, M.Sc,Agr.

Tanggal Ujian : 31 Januari 2012

Tanggal Lulus :…………….

xiv

xv

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya
sehingga Disertasi yang be rjudul “Kajian Model Kesesuaian Pemanfaatan
Sumberdaya Pulau-Pulau Kecil Berbasis Kerentanan da n Daya Dukung di
Kecamatan Liukang Tupabbiring, Kabupaten Pangkajene Kepulauan, Provinsi
Sulawesi Selatan”, dapat diselesaikan. Disertasi ini disusun sebagai salah satu syarat
untuk mendapatkan gelar Doktor pada Program Studi Pengelolaan Wilayah Pesisir
dan Lautan Seko lah Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor (IPB).
Selama penulisan dan penyusunan disertasi ini, penulis banyak mendapat
bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh ka rena itu penulis menyampaikan
ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :
1. Dr. Ir. Luky Adrianto, M.Sc., selaku Ketua Komisi Pembimbing, Prof. Dr. Ir.
Tridoyo Kusumastanto, M.S., Dr. Ir. Fredinan Yulianda, M.Sc., selaku Anggota
Komisi Pembimbing, yang dengan penuh perhatian dan kesabaran telah
membimbing penulis selama melaksanakan penelitian dan penulisan disertasi.
2. Prof. Dr. Ir. Mennofatria Boer, DEA., Prof. Dr. Ir. Setyo Budi Soesilo, Dr. Ir.
Soelistio, M.S., selaku Tim Penguji Luar Komisi pada Ujian Tertutup.
3. Dr. Ir. Muchlis Kamal, M.Sc. dan Dr. Ir. Pamuji Lestari, M.Sc., selaku Tim
Penguji Luar Komisi pada Ujian Terbuka.
4. Ayahanda tercinta Drs. H. D Ridwan K dan (Alm) Ibunda Hj. Nursiah Sanusi,
B.A. yang telah membesarkan, mengasuh, merawat dan mendidik dengan penuh
kasih sayang.
5. Ayahanda H. Fuadi Mekkah dan Ibunda Nurbaity Madjid yang telah banyak
memberi bantuan maupun dukungannya selama ini.
6. Suami da n anak-anakku tercinta, Darajat, S.H. dan Arsyi Mutia Balqis Fuadi,
Aliya mumtazah Fairuz Fuadi serta Amirah Khansa Hazimah de ngan segenap
do’a, cinta dan keikhlasannya yang selalu menemani hari- hariku.
7. Kakak-kakakku ; Dra. Nirwana Ridwan, M.Pd. sekeluarga, Dra. Asmaul Husna,
M.Pd. sekeluarga, Indra Mega Bulan Sekeluarga, beserta adik-adikku ;
Mutrafina, S.E. sekeluarga, Musdalifah, S.Pd. sekeluarga, Mukminati, S.E.,
M.Si. sekeluarga, Abdul Muktadir sekeluarga, Sapta Riani Putri, S.Pi.,
Meiliawaty, A.Md. sekeluarga, Davina sekeluarga, Yurita Sari, A.Md. dan Ulil
Amri atas ba ntuan maupun dukungannya.
8. Deka n Fakultas Perika nan da n Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor (IPB),
Ketua Program Studi da n seluruh Dosen pada Program Studi Pengelolaan
Wilayah Pesisir dan Lautan, Departemen Manajemen Sumberdaya Perikanan
atas perhatian dan ilmu yang telah diberikan.
9. Selur uh Karyawan pada Program Studi Pengelolaan Wilayah Pesisir da n Lautan
Sekolah Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor, khususnya Pak Zainal, Mas
Dindin yang telah banyak membantu.
10. Rektor Universitas Khairun Ternate, Provinsi Maluku Utara yang telah
memberikan izin tugas belajar dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
atas kesempatan belajar dengan beasiswa BPPS-dikti.
11. Teman-teman di Unhas dan Coremap Pangkep, Prof. Dr. Ir. Budimawan, M.Sc.,
Ir. Farida, Dr. Ir. M Sakka, Kak Diah, Feni, Mas Kholik, Erwin, serta adik-adik
mahasiswa S1 Kelautan Unhas yang membantu selama dilapangan dan teman-

xvi

teman lainnya yang tidak dapat disebutka n satu-persatu, terima kasih atas
dukungannya.
12. Coremap II yang telah memberikan bantuan dalam penulisan disertasi ini.
13. Seluruh unsur Pemerintah dan penduduk Pulau Balang Lompo, Pulau Balang
Caddi, Pulau Badi, Pulau Pajenekang, Pulau Sanane dan Pulau Bontosua yang
telah membantu penulis selama melakukan penelitian.
14. Seluruh teman-teman mahasiswa atas kebersamaan selama menempuh
pendidika n.
Semoga Disertasi ini bermanfaat bagi Pengembangan Pulau-Pulau Kecil secara
berkelanjutan.

Bogor,

Februari 2012

Mutmainnah

xvii

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan pada tanggal 12
Oktober 1971 sebagai anak ketiga dari pasangan Drs. Hi. D. Ridwan. K dan Hj.
Nursiah Sanusi, BA. Pendidikan Sarjana ditempuh di Jurusan Pemanfaatan
Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan, Universitas Muslim Indonesia, lulus
pada tahun 1994. Pada tahun 2001 penulis melanjutkan pendidikan Magister di
Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan Institut Pertanian Bogor
dan menamatkannya pada 2003. Kesempatan untuk melanjutkan ke Program Doktor
pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan Sekolah
Pascasarjana Institut Pertanian Bogor diperoleh pada tahun 2006. Beasiswa
pendidikan pascasarjana diperoleh dari Departemen Pendidikan Nasional Republik
Indo nesia.
Penulis bekerja sebagai Staf Pengajar Tetap pada Jurusan Pemanfaatan
Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Khairun
Ternate, Provinsi Maluku Utara.

xviii

xix

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL ………………………………………………………...

Halaman
xxiii

DAFTAR GAMBAR. ……………………………………………...….….

xxv

DAFTAR LAMPIRAN..……………………………………………….….

xxvii

1 PENDAHULUAN ……………………………………………………..
1.1 Latar Belakang ………………………………...……………….....
1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah …………………………...…
1.3 Tujuan da n Kegunaan Penelitian ……………………………...…..
1.4 Ruang Lingkup Penelitian …………………………………...……
1.4.1 Ruang Lingkup Studi …………………………………...…..
1.4.2 Ruang Lingkup Wilayah ………………………………..….
1.5 Batasan Penelitian ……………………………………………...…
1.6 Kebaruan (Novelty) …………………………….………………….

1
1
4
5
6
6
7
7
8

2 TINJAUAN PUSTAKA …………………………………………….….
2.1 Defenisi dan Batasan Pulau-pulau Kecil ………………………….
2.2 Potensi Sumberdaya Hayati Pulau-pulau Kecil ………….............
2.2.1 Terumbu karang ………………………………......………..
2.2.2 Padang Lamun (seagrass)….……………………...…….….
2.2.3 Hutan Mangrove….………………………………………....
2.2.4 Sumberdaya perikanan….…………………………………..
2.3 Potensi Sumberdaya Nir Hayati………………………….………..
2.3.1 Pertambangan ……………………………………………...
2.3.2 Energi Kelautan ……………………………………….…...
2.4 Jasa-Jasa Lingkungan …………..…………………...………..…..
2.4.1 Wisata Bahari …………………………………………….....
2.4.2 Wisata Terestrial. …………………………………...………
2.4.3 Wisata Kultural ………….……………………………..…...
2.5 Pengelolaan Pulau-Pulau Kecil dalam Konteks Pengelolaan
Wilayah Pesisir Terpadu………………………..………….…...…
2.6 Sistem Sosial Ekologi dalam Pengelolaan Pulau-Pulau Kecil….....
2.7 Kerentanan Pulau-Pulau Kecil ……………………………………
2.7.1 Konsep dan Defenisi Kerentanan ……………………......…
2.7.2 Tipologi Kerentanan …………………………………..……
2.7.3 Kerentanan Fisik ………………………………………...….
2.7.4 Kerentanan Sosial ……………………………………......…
2.7.5 Kerentanan Ekonomi …………………………………….…
2.7.6 Kerentanan Lingkungan ………………………………...….
2.7.7 Adaptasi Kerentanan …………………………………….....
2.8 Pemetaan Spasial ……………………………………………...…..
2.9 Pemanfaatan Sumberdaya Pulau-Pulau Kecil ………………...…..
2.10 Pendekatan Sistem dalam Pengelolaan Pulau-Pulau Kecil ……….
2.10.1 Batasan Sistem ………………………………...……….....

9
9
11
11
12
12
13
13
13
14
14
14
15
16
16
19
23
23
27
34
34
36
38
40
43
45
48
48

xx

2.10.2 Pendekatan Sistem ……………………………...……...…
2.11 Penelitian Terdahulu ……………………………………………..

49
52

3 KERANGKA PEMIKIRAN ………………………………………..….

55

4 METODOLOGI PENELITIAN …………………………………….….
4.1 Metode Penelitian ………………………………………………….
4.2 Jenis dan Sumber Data …………………………………………….
4.3 Metode Pengambilan Contoh ……………………….……………..
4.4 Tahapan Penelitian ………………………………………………..
4.5 Metode Analisis Data ……………………………………………...
4.5.1 Analisis Kerentanan ……………………………...……...…
4.5.2 Kerentanan Lingkungan………..……………………..…......
4.5.3 Kerentanan Ekonomi ……………………………….…...…..
4.5.4 Komposit Kerentanan Lingkungan dan Ekonomi .................
4.5.5 Analisis Kesesuaian Spasial………………….….................
4.5.6 Optimasi Penangkapan Ikan ………………………….….....
4.5.7 Analisis Daya Dukung ……………………………….…..…
4.5.8 A nalisis Multi Kriteria Pengelolaan Pulau-Pulau Kecil……..
4.5.9 Analisis Pengembangan Pemanfaatan Pulau-Pulau Kecil…...
4.6 Batasan DefenisiOperasional ……………………….….……….....

61
61
61
63
66
67
67
69
80
85
86
92
95
102
104
106

5 SISTEM SOSIAL EKOLOGI WILAYAH PENELITIAN ………….....
5.1 Sistem Ekologi ……………………………………………......…..
5.1.1 Batasan Wilayah....………………………………………..…
5.1.2 Kondisi Fisik Oceanografi.………………………………….
5.1.3 Kondisi Morfologi Wilayah ……………………….….…….
5.2 Sistem Sos ial ………………………….…………….…….……….
5.2.1 Keadaan Penduduk .…………………………….…...............
5.2.2 Prasarana dan Sarana ….………….……………..………..…
5.2.3 Mata Pencaharian …………………………..…..…………..
5.2.4 Tingkat Pendapatan ………………………..……………..…
5.2.5 Aspek Sosial Buda ya ………………...…………………..…
5.2.6 Indeks Pembangunan Manusia………………………………

111
111
111
114
117
118
118
118
121
123
124
125

6 ANALISIS KESESUAIAN SPASIAL BERBASIS KERENTANAN
DAN DAYA DUKUNG………………………………………………..
6.1 Kerentanan Parsial ………………………………………..………..
6.1.1 Kerentanan Lingkungan ………………….……………....…
6.1.2 Kerentanan Eko nomi……………………….………………..
6.2 Kerentanan Komposit ……………………………………………..
6.3 Analisis Kesesuaian Spasial………………….. ……………….…..
6.3.1 Analisis Kesesuaian Spasial berdasarkan Karakteristik
Sumberdaya …………………………………………………
6.3.2 Analisis Kesesuaian Spasial Berdasarkan
Kerentanan PPK ……………………..……….……………..
6.4 Optimasi Penangkapan Ikan………..…………………....................
6.5 Analisis Daya Dukung Dengan Metod e Ecological Foot Print
Analysis…..……………………………………………………...…

129
129
129
140
147
152
152
156
159
161

xxi

6.5.1 Daya Dukung Penangkapan Ikan…………………………...
6.5.2 Daya Dukung Wisata………………………………………..
6.5.3 Daya Dukung Air Tawar……………………………………
7 MODEL PENGELOLAAN PULAU-PULAU KECIL BERBASIS
KERENTANAN DAN DAYA DUKUNG……………………………..
7.1 Model Pengembangan dan Pengelolaan Pulau-Pulau Kecil
Berbasis Kerentanan dengan Analisis Multi Kriteria………....…..
7.2 Arahan Pengembangan Pulau-Pulau Kecil Berbasis Kerentanan
dan Daya Dukung………………………………………………….
7.2.1 Penentuan Variabel Kunci…………………………………..
7.2.2 Desain Pengelolaan Pulau-Pulau Kecil Berbasis
Kerentanan dan Daya Dukung………………………………

161
164
165
167
167
169
169
172

8 SIMPULAN DAN SARAN ………………………...………………….
8.1 Simpulan ………………………………………….………………..
8.2 Saran ………………………………………………………………

179
179
180

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………….…………….

181

LAMPIRAN ………………………………………………….…………..

191

xxii

xxiii

DAFTAR TABEL
Halaman
1

Potensi Kemampuan, Pemanfaatan Jasa dan Ancaman pada
Ekos istem di Sub Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil…………

22

2

Parameter Kerentanan Fisik terhadap Kenaikan Muka Laut ………

26

3

Potensi Sumberdaya, Pemanfaatan dan Identifikasi Permasalahan
di Sub Wilayah Pesisir Pulau-Pulau Kecil …………………………

46

4

State of The Art dan Tinjauan Penelitian Terdahulu ………………

53

5

Jenis dan Sumber Data……………………………………...………

62

6

Kelas Geomorfologi ……………………………………..……........

76

7

Tingkat Kapasitas Adaptif Berdasarkan Kepadatan Lamun dan
Penutupan Terumbu Karang da n Jenis Ekosistem…..………...……

79

8 Kriteria dan Matriks Kesesuaian Lahan untuk Ekowisata Bahari
Kategori Selam…. …………………………………………………

88

9 Kriteria dan Matriks Kesesuaian Lahan untuk Ekowisata Bahari
Kategori Snorkling …………………………………………………

88

10 Kriteria dan Matriks Kesesuaian Lahan untuk Wisata Pantai
Kategori Berjemur …………………………………………………

89

11 Kriteria dan Matriks Kesesuaian Lahan untuk Ekowisata Bahari
Kategori Wisata Memancing ……………………………………....

89

12 Matriks Kesesuaian Lahan Pemukiman …………………….….…..

90

13 Kriteria Faktor Pereduksi Kawasan berdasarkan Kerentanan
Pulau-Pulau Kecil…………………………………………………..

90

14 Kriteria Kesesuaian Lahan untuk Wisata Pantai Kategori Berjemur
setelah Diinternalisasi dengan Faktor Kerentanan …………..……..

91

15 Kriteria Kesesuaian Lahan Pemukiman setelah diinternalisasi
dengan Faktor Kerentanan …………………………………..……..

92

16 Trophic Level Berbagai Jenis Ikan untuk Pulau-Pulau Kecil……....

96

17 Matriks Pembobo tan Kriteria dalam Penentuan Prioritas
Kerentanan Pulau-Pulau Kecil …………..…………………………

103

18 Pedoman Penilaian Analisis Prospektif …………………………....

104

19 Matriks Pengaruh da n Ketergantungan Faktor pada Analisis
Prospektif……………………………………………………….….

106

20 Parameter Pasang Surut Pulau-Pulau Yang Dikaji….………….…..

114

xxiv

21 Kisaran Beberapa Parameter Fisik Oceanografi pada Setiap
Stasiun da n Zona Loka si Penelitian di Pulau Balang Lompo………

115

22 Data Persentase Arah Angin Tahun 2009-2010 …………………..

116

23 Kondisi Pulau, Luas dan Jumlah Penduduk ……………………....

118

24 Kerentanan Pulau-Pulau yang Dika ji Berdasarkan Kerentanan
Lingkungan………………………………………………………....

131

25 Dampak Kenaikan Muka Laut …………………………………….

133

26 Konstanta Pasang Surut di Lokasi Penelitian …………………..….

134

27 Hasil Analisis Jenis Sedimen Pulau Balang Lompo .………………

136

28 Parameter Kerentanan Pulau secara Fisik ………………………....

137

29 Kesesuaian Spasial Wisata di Pulau-Pulau Kecil yang Dikaji.….…

154

30 Kesesuaian Spasial Pemukiman Pulau-Pulau Kecil yang Dikaji ….

155

31 Kesesuaian Spasial Pulau-Pulau Kecil setelah Dioverlay de ngan
Kerentanan Pulau ………….……………………………………….

156

32 Kesesuaian Spasial Pemukiman setelah dimasukkan Kerentanan….

158

33 Parameter Biologi, Ekonomi dan Bioekonomi Ikan Kakap Merah...

160

34 Analisis Bioekonomi Ikan Ikan Kakap Merah di Pulau-Pulau Kecil
yang Dikaji………………………………………………………….

161

35 Ecological Footprint Penangkapan Ikan di Pulau-Pulau Kecil yang
Dika ji…………………………………………………………….…

162

36 Perhitungan Exosomatic Energy Lokal ………………….…………

163

37 Ecological Footprint Kegiatan Wisata di Pulau-Pulau Kecil yang
Dikaji………………………………………………………..….......

164

38 Daya Dukung Air Tanah Pulau-Pulau Kecil yang Dikaji…………..

165

39 Daya Dukung Air Tawar Pulau-Pulau Kecil yang Dikaji…………..

166

40 Pembobotan Kerentanan berdasarkan Analisis MCDM …………...

168

41 Variabel Kunci Analisis Prospektif………………………………...

169

42 Pengaruh Langsung Komponen-Komponen yang Berpengaruh…...

170

43 Skor Penentuan Variabel yang Berpe ngaruh terhadap Pengelolaan
Pulau-Pulau Kecil di Kecamatan Liukang Tupabbiring……………

171

44 Kondisi Variabel yang Ditetapkan Partisipan Berdasarkan Variabel
Kunci yang Memiliki Pengaruh Besar terhadap Faktor yang Dikaji.

173

45 Analisis Skenario Stakeholders…………………………………….

174

xxv

DAFTAR GAMBAR
Halaman
1 Kerangka Berkelanjutan Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Laut di
Pulau-Pulau Kecil ………………………………………………….…

19

2 Model Risk-Hazard sebagai Mode l Analisis Kerentanan (Aplikasi
Resiko secara Umum) dimulai pada Unit Hazard (Bahaya)...……..…

28

3. Model PAR (Penelitian secara Umum) dengan Penekanan pada
Kondisi Sosial yang Menyebabkan Terjadinya Tekanan………….…

28

4. Kompo nen Kerentanan yang Terkait dengan Faktor- faktor yang
Berpengaruh dalam Sistem Suatu Studi…………………………..…

29

5. Komponen-Komponen dari Penggunaan secara Berlebihan,
Sensitifitas dan Resiliensi sebagai Bagian dari Framework
Kerentanan………………………………………………………...….

30

6. Model Evaluasi Kerentanan dengan Metode DPSIR………………....

33

7. Diagram Sistem untuk Ilustrasi SIG ……………………………...…..

44

8. Sistem Kerentanan di Pulau-Pulau Kecil ……………………….….....

52

9. Kerangka Pikir Penelitian ……………………………………...….….

59

10. Desain Cluster Sampling Pengambilan Responden ……………......…

64

11. Kerangka Pemilihan Indikator Kerentanan PPK …………………..…

65

12. Peta Lokasi Penelitian ………………………………..……….….......

66

13. Tahapan Penelitian ………………………………………………..….

69

14. Trend Kenaikan Muka Laut Global dari AVISO ……………….........

71

15. Pembagian Pulau-Pulau Spermonde………………………………….

112

16. Persentase Terumbu Karang di Wilayah Penelitian………..................

117

17. Peta Kerentanan Lingkungan Pulau-Pulau Kecil yang Dikaji……….

139

18. Tingkat Ketergantungan Perdagangan Eksternal PPK yang Dikaji…..

141

19. Tingkat Keterpencilan Pulau-Pulau Kecil yang Dikaji..……………...

142

20. Indeks Dampak Kenaikan Muka Laut Pulau-Pulau Kecil yang Dika ji.

143

21. Tingkat Ukuran Pulau-Pulau Kecil yang Dikaji………………………

144

22. Insularity Index Pulau-Pulau Kecil yang Dikaji………………………

145

23. Teka nan Penduduk terhadap Kondisi Ekos istem Pulau-Pulau Kecil
yang Dikaji……………………………………………………………

147

24. Degradasi Terumbu Karang Pulau-Pulau Kecil yang Dikaji………….

148

xxvi

25. Kerentanan Eko nomi Pulau-Pulau Kecil yang Dikaji………………...

150

26. Komposit Kerentanan Lingkungan dan Kerentanan Ekonomi
Pulau-Pulau Kecil yang Dika ji ……………………………...…..……

151

27. Kesesuaian Spasial Wisata Snorkling ………….…………………..…

152

28. Kesesuaian Spasial Wisata Selam …………………………………...

153

29. Kesesuaian Spasial Wisata Memancing ……………………….…….

153

30. Kesesuaian Spasial Wisata Berjemur…………………………………

154

31. Kesesuaian Spasial Pemukiman Pulau-Pulau Kecil yang Dikaji……..

155

32. Peta Kesesuaian Spasial Wisata Pantai Kategori Berjemur yang
dioverlay dengan Kerentanan Pulau………………………………….

157

33. Peta Kesesuaian Spasial Wisata Kategori Berjemur, Snorkling,
Diving da n Memancing yang dioverlay de ngan Kerentanan
Pulau-Pulau Kecil yang Dika ji……………………………………......

158

34. Analisis Kesesuaian Spasial Pemukiman Setelah di Overlay dengan
Kerentanan Pulau-Pulau Kecil………………………………………...

160

35. Keputusan Tingkat Kepentingan Kerentanan Pulau-Pulau Kecil yang
Dika ji …………………………………………………………………

165

36. Analisis Prospektif untuk Melihat Tingkat Kepentingan Faktor yang
Berpengaruh pada Sistem yang Dikaji………………………………..

172

xxvii

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1 Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin dan kelompok Umur……...

191

2 Nilai Komponen Kerentanan Pulau ……………………..…...…….…

193

3 Data Kenaikan Muka Laut di Lok asi Penelitian Tahun 2001-2010…..

195

4 Kisaran Pasang Surut di Lokasi Penelitian Tahun 2001-2010…....…..

197

5 Kisaran Tinggi Gelombang di Lokasi Penelitian Tahun 2001-2010….

199

6 Nilai Kemiringan Pulau di Lokasi Penelitian Tahun 2001-2010……..

201

7 Nilai Kerentanan Ekonomi Sosial di Lokasi Penelitian………………

203

8 Standarisasi Alat Tangkap Pancing terhadap Penangkapan Ikan
Kakap Merah (Lutjanus sp) …………………………………………..

205

1

1 PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Secara geografis Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada

pertemuan empat lempeng tektonik yaitu lempeng Benua Asia, Benua Australia,
lempeng Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Pada bagian selatan dan timur
Indo nesia terdapat sabuk vulkanik (volcanic arc) yang memanjang dari Pulau
Sumatera – Jawa – Nusa Tenggara – Sulawesi, yang sisinya berupa pegunungan
vulkanik tua dan dataran rendah yang sebagian didominasi oleh rawa-rawa.
Interaksi antar lempeng-lempeng tersebut membuat Indo nesia seba gai wilayah
yang memiliki aktivitas kegunungapian dan kegempaan yang cukup tinggi. Lebih
dari itu, proses dinamika lempe ng yang cukup intensif juga telah membentuk
relief permukaan bumi yang khas dan cukup bervariasi, dari wilayah pegunungan
dengan lereng- lerengnya yang curam dan seakan menyiratkan potensi longsor
yang tinggi hingga wilayah yang landai sepanjang pantai dengan potensi ancaman
banjir, penurunan tanah dan tsunami (Sadisun 2005).
Potensi bencana alam ini diperparah oleh beberapa permasalahan lain yang
memicu peningkatan kerentanan di wilayah Indonesia, seperti laju pertumbuhan
penduduk yang tinggi yang membutuhkan kawasan-kawasan hunian baru yang
terus berkembang dan menyebar hingga mencapai wilayah-wilayah marginal yang
tidak selayaknya dihuni. Ketidaktepatan perencanaan tata guna lahan, merupakan
faktor utama yang menyebabkan peningkatan kerentanan. Peningkatan kerentanan
ini akan lebih besar bila masyarakat tidak menyadari dan tanggap terhadap adanya
potensi bencana alam di daerahnya, apalagi jika cakupan wilayah huniannya
sangat terbatas, seperti halnya di pulau-pulau kecil.
Keberadaan pulau kecil sebagai suatu ruang wilayah, bagi masyarakat
mempunyai fungsi sosial tertentu, berkaitan dengan penguasaan sumberdaya yang
bersifat terbuka (open acces) bagi pemenuhan kebutuhan hidup suatu kelompok
masyarakat atau suatu sistem sosial. Fungsi- fungsi tersebut dapat berupa fungsi
ekonomi secara langsung maupun tidak langsung, yang sudah menjadi tradisi atau
kebiasaan masyarakat. Fungsi langsung berupa pemanfaatan berbagai sumberdaya

2

pada ekosistem pulau, sedangkan fungsi tidak langsung berupa pemanfaatan
pulau-pulau sebagai tempat perlindungan atau persinggahan sementara dari
kondisi cuaca yang tidak bersahabat, bagi para nelayan penangkap ikan tradisional
maupun bagi kelompok etnis atau suku-suku tertentu yang memiliki ke hidupa n di
laut.
Selain segenap potensi yang dimiliki di atas, ekosistem pulau kecil juga
memiliki fungs i sebagai pengatur iklim globa l, siklus hidrologi dan biogeokimia,
penyerap limbah, sumber plasma nutfah dan penunjang kehidupan lainnya di
daratan. Dengan demikian pengembangan pulau kecil sangat diperlukan bagi
kelangsungan hidup manusia (Kusumastanto 2000).
Di sisi lain pengembangan pulau kecil dihadapkan pada kesenjangankesenjangan antar kawasan seperti kesenjangan antar masyarakat pantai/ pulau
dengan wilayah darat, kurangnya sumberdaya manusia yang handal, rendahnya
akses informasi, akses pasar, kurangnya dukungan sarana dan prasarana serta
aksesibilitas. Hal ini terjadi karena pulau kecil secara fisik memiliki sumberdaya
alam daratan (terestrial) yang terbatas. Habitatnya seringka li terisolasi dari habitat
lain. Area tangkapan air terbatas dan mempunyai lingkungan yang khusus dengan
proporsi spesies endemik yang tinggi bila dibandingkan dengan pulau kontinen.
Secara ekologi, pulau-pulau kecil memiliki kondisi yang cukup rentan, sehingga
interaksi antara lahan dan perairan laut melalui proses hidrologis dan arus laut
sebagaimana pergerakan biotanya, mempunyai karakteristik yang spesifik.
Keadaan ini menunjukkan bahwa pengembangan/ pembangunan di kawasan
tersebut apabila tidak terencana dengan baik dan berdasarkan daya dukung
wilayah dapat mengakibatkan dampak eksternal yang cukup nyata (signifikan).
Setiap konversi atau eksploitasi yang dilakukan akan jelas berdampak
terhadap fungsi ekosistem lingkungan pulau-pulau kecil. Dengan perkataan lain
sesungguhnya pembangunan selalu membawa resiko lingkungan maupun sosial
bagi pulau-pulau kecil, oleh karena itu kajian mendasar yang intensif dalam
pembuatan perencanaan dan pengembangan sumberdaya pulau-pulau kecil
diperlukan. Perencanaan dan pengembangan yang dibuat seyogyanya disesuaikan
dengan daya dukung wilayah dan memenuhi skala ekonomi yang optimal dan

3

menguntungkan serta sesuai dengan budaya lokal. Untuk itu diperlukan data
dasar (benchmark) pulau-pulau kecil yang berpotensi untuk dikembangkan
melalui pendekatan sistem yang memperhitungkan tingkat kerawanan dan
adaptasi terhadap kerawanan yang ada serta da ya dukung wilayah sehingga
diperoleh bentuk pengelolaan dan pengembangan pemanfaatan pulau-pulau kecil,
seperti halnya di pulau-pulau kecil di Kecamatan Liukang Tupabbiring yang
terdapat di Kabupaten Pangkajene Kepulauan (Pangkep), Provinsi Sulawesi
Selatan.
Kecamatan Liuka ng Tupabb iring memiliki luas 140 Km2 da n

secara

geografis kecamatan ini berada diantara 04°39’0.36” - 04°58’7.68” LS dan
118°56’56.4” - 119°58’7.68” BT. Kecamatan Liukang Tupabbiring terdiri dari
15 desa/ kelurahan, 14 dengan status desa dan 1 dengan status kelurahan. Dari 15
desa/ kelurahan terdapat 3 lingkungan, 37 dusun, 61 RW/RK dan 162 RT, dengan
jumlah penduduk Tahun 2008 sebanyak 30.458 orang yang terdiri dari 14.765
orang laki- laki dan 15.693 orang perempuan dengan kepadatan pe nduduk sebe sar
218 jiwa/km2 , dan jumlah rumah tangga sebanyak 6.876 (Kecamatan Liukang
Tupabbiring dalam angka 2009). Secara keseluruhan Kecamatan Liukang
Tuppabiring terdiri atas 42 pulau, dimana 31 diantaranya merupakan pulau
berpenghuni dan 11 lainnya tidak berpenghuni. Letaknya yang dekat dengan
daratan utama Pulau Sulawesi menjadikan warga yang berdiam di pulau lebih
banyak berinteraksi dengan Kabupaten Pangkep dan Kota Makassar. Kondisi ini
yang menyebabkan arus barang dan jasa di wilayah tersebut lebih banyak tercurah
pada wilayah Kabupaten Pangkep dan Kota Makassar dibandingkan di pulaupulau itu sendiri. Belum lagi aktifitas pembangunan yang terjadi di pulau-pulau
Kecamatan Liukang Tupabbiring banyak yang tidak berdasarkan kebutuhan
penduduk yang terdapat di pulau-pulau kecil tersebut, yang

menyebabkan

semakin besarnya tingkat kerentanan pulau-pulau kecil. Jika ada pembangunan
yang berdasarkan kebutuhan penduduk, jumlahnya sangat sedikit, dan
pembangunan itu sendiri tidak berdasarkan kesesuaian lahan dan daya dukung
pulau kecil, ditambah lagi dengan prilaku masyarakat pulau yang menggunakan
sumberdaya yang ada secara destruktif dan kondisi alam yang secara gradual akan

4

mengalami perubahan akibat terjadinya perubahan iklim seperti halnya kenaikan
muka laut (sea level rise). Hal ini menyebabkan semakin tingginya tingkat
kerentanan di pulau-pulau kecil.
Oleh karenanya dirasa perlu untuk melakuka n pe nelitian pulau-pulau kecil
berbasis kerentanan dan daya dukung khususnya di pulau-pulau kecil Kecamatan
Liukang Tupabbiring, Kabupaten Pangkep Provinsi Sulawesi Selatan.
1.2

Identifikasi dan Perumusan Masalah
Pengembangan pulau-pulau kecil di Kecamatan Liukang Tupabbiring

Kabupaten Pangkajene kepulauan (Pangkep) selama ini belum dirasa optimal
karena banyaknya kendala yang harus dihadapi. Selain menyangkut kerentanan
wilayah, keterbatasan dalam hal informasi lokasi, keterpencilan dan keadaan
kemiskinan penduduk di wilayah tersebut, biaya transportasi yang mahal,
karakteristik pulau yang beraneka ragam dan kurangnya sumberdaya manusia
yang handal serta ketergantungan ekonomi pada wilayah daratan. Berdasarkan
kajian de ngan pe ndekatan DPSIR (driver-pressure-states-impact-response) di
wilayah penelitian, dijumpa i pemanfaatan sumberdaya secara besar-besaran yang
sifatnya destruktif yaitu (1) pengambilan

terumbu karang dalam volume yang

besar untuk digunakan sebagai bahan bangunan (terumbu ka rang dihargai Rp.
125.000,-/m3 ) serta pe mbiusan ika n karang yang dijual de ngan harga tinggi
(Rp.250.000,-/kg), (2) Terjadinya kegiatan pemboman dalam upaya penangkapan
ikan, (3) pengambilan beberapa biota laut yang dilindungi secara besar-besaran
untuk dieksport.
Berdasarkan hal tersebut permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan
pulau-pulau kecil di wilayah penelitian adalah sebagai berikut :
(1) Seberapa besar terjadinya eksploitasi sumberdaya di pulau-pulau kecil
Kabupaten Pangkep secara destruktif ?
(2) Seberapa jauh tekanan yang terjadi diakibatkan karena ketidakoptimalisasian
zonasi pemanfaatan ruang di pulau-pulau kecil Kabupaten Pangkep,
khusunya pulau-pulau kecil di Kecamatan Liukang Tupabbiring?

5

(3) Seberapa besar tingkat kerentanan yang terdapat di pulau-pulau kecil
Kecamatan Liukang Tupabbiring Kabupaten Pangkep?
(4) Pemanfaatan sumberdaya di pulau-pulau kecil Kabupaten Pangkep seperti apa
yang d ilakuka n masyarakat pulau yang mengabaikan daya dukung ekologis
wilayah kepulauan seba gai suatu wilayah yang cukup rentan?
(5) Apakah telah terdapat

model pengelolaan pulau-pulau kecil Kabupaten

Pangkep yang didasarkan pada analisis kesesuaian ruang da n da ya dukung
pulau agar tetap lestari dan berkelanjutan?
1.3

Tujuan dan Kegunaa n Penelitian
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mendapatkan

be ntuk

perencanaan spasial pulau-pulau kecil, khususnya di Kecamatan Liukang
Tupabbiring, Kabupaten Pangkajene Kepulauan, Provinsi Sulawesi Selatan
melalui pengelolaan sumberdaya secara lestari dan berkelanjutan. Secara rinci
tujuan penelitian ini adalah :
(1) Mengestimasi tingkat kerentanan pulau-pulau kecil di Kecamatan Liukang
Tupabbiring, Kabupaten Pangkajene Kepulauan.
(2) Mengembangkan dan menentukan kesesuaian spasial untuk pemanfaatan
sumberdaya pulau-pulau kecil berdasarkan estimasi kerentanan di Kecamatan
Liukang Tupabbiring, Kabupaten Pangkajene Kepulauan.
(3) Menghitung daya dukung dan tingka t optimalisasi pemanfaatan sumberdaya
perikanan pulau-pulau kecil di Kecamatan Liukang Tupabbiring, Kabupaten
Pangka jene Kepulauan.
(4) Mendesain skenario pengelolaan sumberdaya pulau-pulau kecil di Kecamatan
Liukang Tupabbiring, Kabupaten Pangkajene Kepulauan.
Diharapkan dari hasil penelitian ini, pemangku kepentingan (stakeholders)
terkait dapat mengelola dan memanfaatkan pulau kecil dengan baik berdasarkan
bentuk perencanaan untuk pengembangan kawasan pulau-pulau kecil di
Kabupaten Pangkep, yang memperhitungkan tingkat kerentanan, kesesuaian
lahan, daya dukung dan kepentingan penduduk pulau sehingga kesejahteraan
penduduk dapat ditingkatkan.

6

1.4

Ruang Lingk up Penelitian

1.4.1 Ruang Lingk up Studi
Kajian ini meliput i (1) identifikasi pemanfaatan pulau-pulau kecil berbasis
keruangan, (2) kerentanan yang terjadi di wilayah pulau-pulau kecil dan (3)
estimasi daya dukung wilayah sesuai dengan pemanfaatan ruang dengan lingkup
kajian sebagai berikut :
a. Penetapan faktor- faktor ke rentanan wilayah studi de ngan menggunakan data
sekunder dari literatur yang ada dan berdasarkan survei wilayah yang
dilakuka n untuk mengetahui faktor- faktor yang menjadi penyebab terjadinya
tekanan terhadap ekosistem dan terhadap pemanfaatan sumberdaya yang
terdapat di wilayah studi.
b. Pemetaan kesesuaian pemanfaatan dan pemetaan kerentanan wilayah di
wilayah studi dengan pendekatan SIG (sistem informasi geografis). Penetapan
kerentanan (V), yaitu kerentanan lingkungan dan kerentanan ekonomi
diperoleh melalui identifikasi elemen kerentanan, yaitu exposure (E),
sensitivity (S), da n adaptive capacity (AC) dalam hubungan V = (E x S)/AC.
Pembobotan kerentanan diperoleh berdasarkan batas bawah dan batas atas nilai
kerentanan yang diperoleh dari elemen kerentanan yang ditinjau.
c. Penetapan nilai daya dukung sumberdaya di wilayah studi diperoleh dengan
menggunakan EFA (ecological footprint analysis) untuk pemanfaatan
penangkapa n ikan yang telah dianalisis tingkat optimasinya berdasarkan jenis
alat tangkap yang telah distandarisasi dan da ya dukung kegiatan wisata bahari
serta daya dukung sumberdaya air tawar di pulau-pulau kecil berdasarkan iklim
dan curah hujan, jumlah debit air, jumlah penduduk p ulau da n luasan pulau.
d. Penetapa n

model pengelolaan pulau-pulau kecil secara berkelanjutan

berdasarkan pendekatan sistem dan analisis stakeholders yang berperan dalam
pengelolaan pulau-pulau kecil.
1.4.2 Ruang Lingkup Wilayah
Pulau-pulau kecil di Liukang Tupabbiring dipilih sebagai wilayah kajian
karena pulau ini cukup rentan terhadap perubahan-perubahan tekhnologi, sebaran

7

penduduk serta jaraknya yang dekat dengan Kabupaten Pangkajene Kepulauan
(Pangkep) dan Kota Makassar. Penetapan wilayah ini diharapka n dapat mewakili
studi untuk pulau-pulau de ngan luasan sangat kecil, sehingga metoda yang
dikembangkan dapat dimodifikasi untuk pulau berukuran besar dan pulau
berukuran kecil atau pulau-pulau kecil di tempat yang lain.
Ruang lingkup wilayah yang dikaji ada lah pulau yang menjadi pulau
kecamatan, pulau yang diperuntukkkan untuk kegiatan wisata, dan beberapa pulau
kecil di sekitarnya denga n unit terkecil dari wilayah yang dianalisis adalah batas
pulau.
1.5

Batasan Penelitian
Penelitian dilakukan dengan batasan-batasan sebagai berikut :

1. Batasan Wilayah, dilakukan di wilayah Kecamatan Liukang Tupabbiring
Kabupaten Pangkep yang dibatasi oleh wilayah pulau, meliputi 8 (delapan)
pulau kecil yang terdiri dari 6 pulau berpenghuni yaitu Pulau Balang Lompo,
Pulau Balang Caddi, Pulau Badi, Pulau Pajenekang, Pulau Bontosua dan Pulau
Sanane dan 2 pulau tidak berpenghuni yaitu pulau Langkadea dan Pulau
Panambungan.
2. Kajian kerentana n yang dilakuka n meliputi kajian kerentanan lingkungan da n
kerentanan eko nomi.

Kerentanan lingk ungan mencakup aspek kerentanan

pantai pulau-pulau kecil, yang terdiri dari faktor sea level rise, rata-rata tinggi
gelombang, rata-rata pasang surut, geomorfologi pulau dan tingkat kemiringan
pulau serta kondisi eko sistem pulau-pulau kajian. Sedangkan kerentanan
ekonomi meliputi faktor keterbukaan ekonomi, dampak ekonomi akibat
kenaikan muka laut, keterpencilan ekonomi, dan dampak tekanan pulau.
3. Studi kerentanan yang diterapka n ada lah studi kerentanan dari Disaster
Reduction Institute (DRI) in Villagran (2006) yaitu elemen kerentanan, terdiri
dari exposure (E), sensitivity (S), da n adaptive capacity (AC) dalam hubungan
V = (E x S)/AC.
4. Dalam analisis kesesuaian spasial pemanfaatan sumberdaya berbasis
kerentanan dan daya dukung yang menginternalisasikan faktor kerentanan

8

dalam kesesuaian spasial adalah peruntukan pemukiman dan wisata pantai
kategori berjemur, dengan pertimbangan pemanfaatan tersebut

akan

mengalami perubahan besar jika terjadi abrasi pantai di pulau-pulau kecil
akibat faktor- faktor kerentanan pantai yang ada. Sedangkan kegiatan
pemanfaatan yang lain, tidak dilakukan karena pemanfaatan yang ada
menggunakan media air, sehingga jika faktor kerentanan diinternalisasikan
dalam kesesuaian spasial berdasarkan karakteristik sumberdaya, dibutuhkan
cakupan data yang lebih besar dan banyak, yang tidak diperoleh dalam
penelitian ini.
5. Daya dukung air tawar, diperoleh dengan menggunakan data Stasiun
Klimatologi Kabupaten Maros karena Stasiun Klimatologi Kabupaten Pangkep
tidak ada. Selanjutnya debit air yang digunakan hanya debit air yang diperoleh
di Pulau Balang Lompo, dan disumsikan sama untuk pulau-pulau berpenghun

Dokumen yang terkait

Kajian Pengelolaan Sumberdaya Pulau-pulau Kecil (Studi Kasus Kepulauan Tobea Kabupaten Muna Provinsi Sulawesi Tenggara)

1 80 228

Kajian model kesesuaian pemanfaatan sumberdaya pulau pulau kecil berbasis kerentanan dan daya dukung di Kecamatan Liukang Tupabbiring, Kabupaten Pangkajene Kepulauan, Provinsi Sulawesi Selatan

6 118 231

Kajian pemanfaatan pulau kecil berbasis kesesuaian dan daya dukung (kasus gugus Pulau Talise, Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara)

0 11 84

Pengelolaan Sumberdaya Pulau Kecil Untuk Ekowisata Bahari Berbasis Kesesuaian Dan Daya Dukung. (Studi Kasus Pulau Matakus, Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Provinsi Maluku)

0 21 328

Pengembangan wisata bahari dalam pengelolaan sumberdaya pulau-pulau kecil berbasis kesesuaian dan daya dukung (Studi kasus Pulau Sebesi Provinsi Lampung)

0 3 18

Analisis kesesuaian dan daya dukung ekowisata bahari pulau hari kecamatan laonti kabupaten Konawe Selatan provinsi Sulawesi Tenggara

3 18 117

Kajian Pengelolaan Sumberdaya Pulau pulau Kecil (Studi Kasus Kepulauan Tobea Kabupaten Muna Provinsi Sulawesi Tenggara)

0 5 109

Pengelolaan Sumberdaya Pulau Kecil Untuk Ekowisata Bahari Berbasis Kesesuaian Dan Daya Dukung. (Studi Kasus Pulau Matakus, Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Provinsi Maluku)

2 11 159

Model Bioekonomi Pengelolaan Sumberdaya Rajungan di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan Provinsi Sulawesi Selatan

1 7 95

Kondisi Terumbu Karang di Pulau Samatellu Pedda Kecamatan Liukang Tupabbiring Kabupaten Pangkep Sulawesi Selatan - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 1 102