Studi Karakteristik Pertumbuhan Remaja Berdasarkan Ekosistem Wilayah di Provinsi Jawa Barat

STUDI KARAKTERISTIK PERTUMBUHAN REMAJA
BERDASARKAN EKOSISTEM WILAYAH DI PROVINSI
JAWA BARAT

YUDHISTIRA PRASASTA
I14070101

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2013

ABSTRACT
YUDHISTIRA PRASASTA. Study on the Growth Characteristics of Adolescents
based on the Ecosystem Area In West Java Province. Under the guidance of
HIDAYAT SYARIEF and YAYUK FARIDA BALIWATI.
The study aimed to analyze the characteristic of adolescents growth using
the Height/Age and BMI /Age based on ecosystem area in the Province of West
Java. Design of the research is the cross sectional study use the secondary data
from riskesdas 2007. The number of samples was 1674 adolescents. The growth
characteristics of adolescents in the district of Garut according to Height/Age

correlated with the work of the head of the family (p= 0,001 and r= -0,145), and
BMI/Age correlated with the consumption of protein per capita (p= 0,028 and r= 0,093). District of Bandung’s adolescents had the growth characteristics of
Height/Age correlated with education families (p= 0,040 and r= 0,081), the work
of the head of the family (p= 0,003 and r= -0,118 ), energy consumption per
capita (p= 0,031 and r= -0,085 ), and protein consumption per capita (p= 0,002
and r= -0,124) and to BMI/Age Correlated with education families (p= 0,017 and
r= 0,095 ). Growth characteristics of adolescents district of Cirebon for
Height/Age correlated factor was an energy consumption per capita (p= 0,044
and r= -0,086), while BMI/Age correlated with education families (p= 0,016 and r=
0,102).
Keywords: Growth, Adolescents,West Java, Correlated

RINGKASAN
YUDHISTIRA PRASASTA. Studi Karakteristik Pertumbuhan Remaja
Berdasarkan Ekosistem Wilayah Di Provinsi Jawa Barat. Dibimbing oleh
HIDAYAT SYARIEF dan YAYUK FARIDA BALIWATI.
Tujuan penelitian ini secara umum adalah menganalisis karakteristik
pertumbuhan remaja berdasarkan ekosistem Wilayah di Jawa Barat. Tujuan
khusus penelitian ini: 1) Mengetahui karakteristik pertumbuhan remaja menurut
ekosistem wilayah, 2) Mengetahui karakteristik keluarga remaja menurut

ekosistem wilayah, 3) Mengetahui konsumsi pangan remaja menurut ekosistem
wilayah, 4) Mengetahui status gizi remaja dengan indeks TB/U dan IMT/U
menurut ekosistem wilayah, 5) Mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap status gizi remaja berdasarkan indeks TB/U dan IMT/U menurut
ekosistem wilayah.
Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2011 dengan menggunakan
data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007. Desain penelitian yang
digunakan pada penelitian ini adalah cross sectional study. Lokasi yang dipilih
adalah Kabupaten Garut, Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Cirebon. Lokasi
ini dipilih karena merupakan representasi dari kondisi ekosistem wilayah di Jawa
barat yaitu Kabupaten Garut sebagai ekosistem wilayah pertanian dengan
kondisi geografis memiliki dataran pegunungan dan pesisir pantai, Kabupaten
Bandung sebagai ekosistem wilayah dataran pegunungan, dan Kabupaten
Cirebon sebagai ekosistem wilayah pesisir pantai. Sampel penelitian ini adalah
remaja diambil dari data Riskesdas dengan kriteria inklusi sebagai berikut: 1)
Rumah tangga yang memiliki anggota keluarga remaja berusia 10-19 tahun, 2)
Responden memiliki kelengkapan data yang dibutuhkan untuk penelitian, 3)
Menetap di Kabupaten Garut, Kabupaten Bandung, atau Kabupaten Cirebon.
Dari sekitar 1876 data remaja, terpilih sebanyak 1674 remaja yang telah
memenuhi kriteria. Untuk mengetahui karakteristik pertumbuhan remaja, data

yang digunakan meliputi berat badan, tinggi badan, umur, dan jenis kelamin,
sehingga dari data tersebut diperoleh Z-Score berupa TB/U dan IMT/U.
Pengolahan data menggunakan software Microsoft Excel for Windows 2007 dan
SPSS versi 17.0. Uji yang digunakan yaitu Uji korelasi Pearson, uji korelasi
Spearman, dan Uji beda (uji ragam).
Karakteristik keluarga di Kabupaten Garut dan Bandung berturut-turut
sebagian besar berada di kelas keluarga kecil (43,1%) dan (50,8%), sementara
untuk di Kabupaten Cirebon berada di kelas keluarga sedang (41,5%). Untuk
Kepala keluarga contoh ketiga Kabupaten pendidikan terakhir kepala keluarga
terbesar adalah Tamat SD (41,2%) dengan pekerjaan berbeda-beda dilihat dari
potensi ekosistemnya. Untuk Kabupaten Garut sebagian besar berpofesi sebagai
buruh (40,4%) dan petani (21,9%), untuk Kabupaten Bandung mayoritas adalah
buruh (35%) dan pedagang (24,8%) sementara Kabupaten Cirebon kebanyakan
berprofesi sebagai buruh (29,2%) dan pedagang (23,8%). Presentase keluarga
contoh miskin untuk Kabupaten Garut, Bandung, dan Cirebon berturut-turut
sebesar 55,2%, 51,7%, dan 47,5%. Mayoritas contoh yang masuk kategori

miskin adalah keluarga dengan pendidikan kepala keluarga lulus SD saja
(42,6%).
Konsumsi energi remaja laki-laki terendah adalah di Kabupaten Garut

dengan rata-rata tingkat konsumsi 59,9% dan tertinggi di Kabupaten Bandung
sebesar 62%. Konsumsi protein pun hampir sama untuk laki-laki terendah di
Kabupaten Garut rata-rata tingkat konsumsi sebesar 77,7% dan terberbesar di
Kabupaten Cirebon sebesar 88,6%. Konsumsi energi terendah remaja
perempuan berada di Kabupaten Cirebon dengan tingkat konsumsi sebesar
66,4% dan tertinggi Kabupaten Bandung sebesar 72,4%. Untuk konsumsi protein
terendah berada di Kabupaten Garut sebesar 89% dan tertinggi di Kabupaten
Bandung sebesar 103% melebihi tingkat kecukupan rata-rata.
Kabupaten Garut, Bandung, dan Cirebon secara presentase yang
berstatus gizi baik namun sangat pendek berturut-turut adalah 11,7%, 5,5%, dan
6,0%. Hasil analisis ragam berdasarkan ekosistem memperlihatkan bahwa status
gizi z-score menurut TB/U Kabupaten Garut (-1,8614±1,46827) berbeda nyata
dengan Kabupaten Bandung (-1,5355±1,15538) dan Cirebon (-1,4976±1,21174),
sedangkan menurut IMT/U kabupaten Cirebon (-0,7285±1,29959) berbeda nyata
dengan Kabupaten Garut (-0,4292±1,39282) dan Kabupaten Bandung (0,3922±1,16480).
Hasil analisis korelasi memperlihatkan bahwa faktor yang berkorelasi erat
dengan karakteristik pertumbuhan (p