Panjang Akar Molar Tiga Mandibula yang Baru Erupsi pada Mahasiswa FKG USU Berusia 18 – 20 Tahun melalui Radiografi Periapikal

(1)

LAMPIRAN 1

SURAT HEALTH RESEARCH ETHICAL COMMITTE OF NORTH SUMATERA


(2)

LAMPIRAN 2

LEMBARAN PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN Selamat pagi,

Dalam rangka menyelesaikan studi Kedokteran Gigi, saya akan melakukan penelitian yang berjudul “Panjang akar molar tiga mandibula yang baru erupsi pada mahasiswa FKG USU yang berusia 18 – 20 tahun melalui radiografi periapikal”.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui rata – rata panjang akar molar tiga mandibula yang baru erupsi pada usia 18 – 20 tahun melalui radiografi periapikal.

Manfaat penelitian ini untuk melihat panjang akar molar tiga mandibula yang baru erupsi pada usia 18 – 20 tahun. Hal ini membantu untuk mendiagnosa dan melakukan perawatan seperti pada gigi yang tumbuh impacted yang perlu untuk perawatan lanjutan. Untuk itu, akan dilakukan rontgen foto pada gigi geraham paling belakang rahang bawah dengan radiografi periapikal. Penelitian ini akan membutuhkan waktu lebih kurang 5 menit kepada setiap subjek. untuk menandatangani lembar persetujuan dan melakukan pemeriksaan rontgen foto.

Pembuatan rontgen foto tidak berbahaya, tetapi apabila ada keluhan karena tindakan ini, seperti bercak merah pada kulit, maka silahkan menghubungi saya (Dara Aidilla, 085207800688).

Saudara/i Yth, saya mengharapkan kesediaan Saudara/i untuk menjadi subjek penelitian, dimana Saudara/i berperan sebagai responden. Responden diwawancarai dan dilakukan pemeriksaan klinis. Pada penelitian ini Saudara/i tidak akan dikenakan biaya (gratis). Saudara/i berhak untuk menolak/mengundurkan diri sewaktu-waktu dalam penelitian ini. Apabila Saudara/i sudah setuju setelah membaca keterangan diatas, mohon untuk menandatangani persetujuan pada lembaran


(3)

berikutnya. Data-data penelitian ini hanya diketahui oleh peneliti, dosen pembimbing, komisi etik, dan subjek penelitian.

Demikian surat penjelasan, mudah – mudahan penjelasan ini dapat dimengerti, dan atas bantuan, partisipasi, serta kesediaan atas waktu yang telah diberikan dalam penelitian saya, saya ucapkan terima kasih.

Peneliti,


(4)

LAMPIRAN 3

LEMBAR PERSETUJUAN SUBJEK PENELITIAN (INFORMED CONSENT)

Kepada Yth.

Saudara/i di FKG Universitas Sumatera Utara

Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama :

NIM :

Umur :

Dengan ini, menyatakan bersedia ikut berpartisipasi menjadi salah satu responden dan subjek penelitian “Panjang Akar Molar Tiga Mandibula yang Baru Erupsi pada Mahasiswa FKG USU Berusia 18 – 20 Tahun Melalui Radiografi Periapikal”, dan bersedia mengisi kuesioner serta dilakukan foto rontgen terhadap Saudara/i dengan sebaik-baiknya.

Medan, ……… Yang menyetujui, Subjek Penelitian


(5)

LAMPIRAN 4

DATA SPSS FREKUENSI TABEL

Rata – Rata Panjang Akar Mesial Usia 18 Tahun Panjangakarmesial

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 4 6 27.3 27.3 27.3

5 16 72.7 72.7 100.0

Total 22 100.0 100.0

Rata – Rata Panjang Akar Distal Usia 18 Tahun Panjangakardistal

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 3 1 4.5 4.5 4.5

4 9 40.9 40.9 45.5

5 12 54.5 54.5 100.0

Total 22 100.0 100.0

Rata – Rata Panjang Akar Mesial Usia 19 Tahun Panjangakarmesial

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 4 2 9.1 9.1 9.1

5 20 90.9 90.9 100.0

Total 22 100.0 100.0

Rata – Rata Panjang Akar Distal Usia 19 Tahun Panjangakardistal

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 3 2 9.1 9.1 9.1

4 6 27.3 27.3 36.4

5 14 63.6 63.6 100.0


(6)

Rata – Rata Panjang Akar Mesial Usia 20 Tahun Panjangakarmesial

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 3 1 4.5 4.5 4.5

5 21 95.5 95.5 100.0

Total 22 100.0 100.0

Rata – Rata Panjang Akar Distal Usia 20 Tahun Panjangakardistal

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 3 4 18.2 18.2 18.2

4 4 18.2 18.2 36.4

5 14 63.6 63.6 100.0

Total 22 100.0 100.0

Rata – Rata Panjang Akar Mesial Secara Keseluruhan Panjangakarmesial

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 3 1 1.5 1.5 1.5

4 8 12.1 12.1 13.6

5 57 86.4 86.4 100.0

Total 66 100.0 100.0

Rata – Rata Panjang Akar Distal Saecara Keseluruhan Panjangakardistal

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 3 7 10.6 10.6 10.6

4 19 28.8 28.8 39.4

5 40 60.6 60.6 100.0


(7)

LAMPIRAN 5

HASIL PENGUKURAN PANJANG AKAR MOLAR TIGA MANDIBULA

No. Sampel Kategori Jenis Kelamin

Hasil Pengukuran Panjang Akar Mesial Distal

1 Sampel 1 I P 5 5

2 Sampel 2 I P 5 5

3 Sampel 3 I L 5 5

4 Sampel 4 I P 5 5

5 Sampel 5 I P 5 5

6 Sampel 6 I P 4 4

7 Sampel 7 I L 5 4

8 Sampel 8 I P 5 5

9 Sampel 9 I L 5 5

10 Sampel 10 I P 4 5

11 Sampel 11 I P 5 4

12 Sampel 12 I L 5 5

13 Sampel 13 I P 5 4

14 Sampel 14 I P 5 4

15 Sampel 15 I L 5 5

16 Sampel 16 I L 4 5

17 Sampel 17 I P 4 4

18 Sampel 18 I L 5 5

19 Sampel 19 I P 5 4

20 Sampel 20 I P 5 4

21 Sampel 21 I P 4 3


(8)

23 Sampel 23 II L 5 5

24 Sampel 24 II L 5 5

25 Sampel 25 II P 5 5

26 Sampel 26 II P 4 3

27 Sampel 27 II P 5 5

28 Sampel 28 II P 5 4

29 Sampel 29 II P 5 3

30 Sampel 30 II P 5 4

31 Sampel 31 II P 5 4

32 Sampel 32 II L 5 4

33 Sampel 33 II P 5 4

34 Sampel 34 II P 4 5

35 Sampel 35 II P 5 5

36 Sampel 36 II P 5 5

37 Sampel 37 II P 5 5

38 Sampel 38 II P 5 5

39 Sampel 39 II L 5 4

40 Sampel 40 II P 5 5

41 Sampel 41 II P 5 5

42 Sampel 42 II L 5 5

43 Sampel 43 II P 5 5

44 Sampel 44 II L 5 5

45 Sampel 45 III L 5 5

46 Sampel 46 III P 5 5

47 Sampel 47 III P 5 4

48 Sampel 48 III P 5 5

49 Sampel 49 III P 5 5

50 Sampel 50 III P 5 5

51 Sampel 51 III P 5 5


(9)

53 Sampel 53 III P 5 4

54 Sampel 54 III P 5 3

55 Sampel 55 III L 5 3

56 Sampel 56 III P 3 3

57 Sampel 57 III P 5 5

58 Sampel 58 III P 5 4

59 Sampel 59 III P 5 5

60 Sampel 60 III P 5 5

61 Sampel 61 III P 5 5

62 Sampel 62 III P 5 5

63 Sampel 63 III L 5 3

64 Sampel 64 III P 5 5

65 Sampel 65 III P 5 5

66 Sampel 66 III P 5 5

Keterangan :

Kategori I : Umur 18 Kategori II : Umur 19 Kategori III : Umur 20

1 = Panjang akar ≤ 3��

2 = Panjang akar 3,1−5��

3 = Panjang akar 5,1−7��

4 = Panjang akar 7,1−9��

5 = Panjang akar 9,1−11��


(10)

LAMPIRAN 6

RINCIAN ANGGARAN PENELITIAN

1. Pengambilan Foto Periapikal 66 x Rp. 25.000,- Rp. 1.650.000,- 2. Bahan-bahan ATK

a. 2 rim kertas HVS 2 x Rp. 30.000,- Rp. 60.000,- b. 2 paket tinta printer 2 x Rp. 50.000,- Rp. 100.000,-

3. Fotokopi Rp. 200.000,-

4. Penjilidan Rp. 100.000,-

5. Tanda terima kasih 66 x Rp. 10.000,- Rp. 660.000,-

Jumlah Biaya Rp. 2.770.000,-

(Tiga Juta Seratus Ribu Rupiah)


(11)

LAMPIRAN 7

JADWAL PENELITIAN

Kegiatan

Bulan

Agustus September Oktober November Desember Januari Pembuatan

Proposal Pelaksanaan

Penelitian Penyusunan


(12)

LAMPIRAN 8

CURRICULUM VITAE

DATA PRIBADI

Nama Lengkap : Dara Aidilla Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 21 Mei 1994

Agama : Islam

Anak ke : 5 (Lima)

Alamat : Jl. Setia Budi Komp. Tasbi Blok GG No. 54 Telepon/HP : 085207800688

Email : daraaidilla21@gmail.com

PENDIDIKAN

1999-2005 : SD Negeri 020254 Binjai 2005-2008 : SMP Negeri 1 Binjai

2008-2011 : SMA Plus Shafiyyatul Amaliyyah Medan


(13)

DAFTAR PUSTAKA

1. Boel T. Dental radiografi: Prinsip dan teknik. Medan: USU Press, 2009: 20-7. 2. The University of Adelaide. Radiography and diagnosis periodontal.

http://www.adelaide.edu.au/arcpoh/dperu/cpep/info/radio.html (Juli 15, 2014) 3. Nasution MI. Morfologi Gigi Desidui dan Gigi Permanen. Medan: USU Press,

2008: 1-9, 13, 85-6, 110-1.

4. Zanello DM, et al. External and internal anatomy of third molars. Braz Dent J 1998; 9(2): 91-9.

5. Gleiser I, Hunt E. The Permanent mandibular first molar: its calcification, eruption and decay.American Journal of Physical Anthropology (Impact Factor: 2.48). 2005; 13(2):253 - 283.

6. Sidow SJ, West LA, Liewehr FR, Loushine RJ. Root canal morphology of maxillary and mandibula third molar. Vol 26., 2000: 675–8

7. Dental Health Foundation. Tooth development. http://www.dentalhealth.ie/ dentalhealth/teeth/development.html (Juli 13.2014)

8. Ozaibi MS. Tooth development in pictures. http://www.ozident.com/tooth-development-in-pictures/ (Juli 13.2013)

9. Harshanur IW. Anatomigigi. Jakarta: EGC., 2012: 221-34, 133-5.

10. Nelson SJ, Ash MM. Wheeler’s: Dental anatomy, physiology, and occlusion. 9 th ed., St. Louis: Westline Industrial Drive., 2010: 24.

11. Rahman DR. 2012.Panjang saluran akar gigi molar pertama permanen rahang bawah pada mahasiswa kedokteran gigi universitas jember angkatan 2010-2011. Jember: FKG Universitas Jember. 6-14

12. Anonymous. Amelogenesis, dentinogenesis and root formation. http://pacifi cdds2009.com/courses/Q2/human_anatomy2/concise%20oral%20histo/6%20Am elogenesis,%20Dentinogenesis%20and%20Root%20Formation.pdf (Juli 13.2013) 13. Balogh MB, Fehrenbach MJ. Dental embryology, histology, and anatomy. 2nd ed.,


(14)

14. Popescu MA, Popoviciu O. The third molar – A dentistry topic acquiring an interdisciplinary approach. In: Department of Orthodontics and Dento-Facial Orthopedics Faculty of Dental Medicine, 2008.

15. Scheid RC, Weiss G. Woelfel Anatomi Gigi. 8 th ed., Jakarta: EGC,, 2013: 161-3 16. Dayal PK, Naidoo LC. Dentomaxillofacial Radiology. New Delhi: Rajkamal

Press., 2007: 51-2

17. White SC, Pharoah MJ. Oral radiology: Principles and interpretation. 6 th ed., St. Louis: Westline Industrial Drive., 2009: 109

18. Harty FJ. Kamuskedokterangigi. Jakarta: EGC., 1995: 13, 229.

19. Sameshima GT, Asgarifar KO. Assessment of root resorption and root shape: periapical vs panoramic films. Angle Orthod 2001; 71:185-9.

20. Williamson GS. Intraoral Radiography: principles, techniques and error correction.http://www.dentalcare.com/en-US/dentaleducation/continuingeduc ation/ce137/ce137.aspx?ModuleName=coursecontent&PartID=1&SectionID=-1 (14 Juli 2014)

21. Whaites E. Radiography and radiology for dental care professionals. 2nd ed., St. Louis: Elsevier., 2009: 83-4, 106.

22. Suma GN, Rao BB, Annigeri RG, Rao D, Goel S. Radiographic correlation of dental and skeletal age: Third molar, an age indicator. J Forensic Dent Sci. 2011 Jan-Jun; 3(1): 14-18.

23. Ragini, Singh N, Goyal S, Padmanabhan P, Munjal P. Prediction of Third Molar Eruption. J Ind Orthod Soc. 2003; 36: 103-112.


(15)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian adalah analitik deskriptif dengan rancangan cross sectional.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di bagian Radiologi Kedokteran Gigi FKG USU pada bulan Oktober - Desember 2014.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh mahasiswa FKG USU yang berusia 18 – 20 tahun.

3.3.2 Sampel

Sampel pada penelitian ini adalah seluruh mahasiswa FKG USU yang berusia 18 – 20 tahun yang memiliki gigi molar tiga yang baru erupsi. Pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling.

Kriteria inklusi:

1. Memiliki gigi molar tiga yang baru erupsi. 2. Bersedia menjadi subjek penelitian. Kriteria eksklusi:

1. Memiliki molar tiga yang sudah erupsi sempurna.

2. Tidak memiliki gigi molar tiga (tidak erupsi molar tiga / sudah melakukan pencabutan).

3. Memiliki gigi molar tiga yang impaksi. 4. Sedang dalam perawatan ortodonti


(16)

Besar sampel pada penelitian ini dapat diestimasi dengan menggunakan rumus berikut ini:

n = Zα2.P.Q d2 Keterangan:

n: besar sampel

Zα: nilai yang ditentukan berdasarkan derajat kepercayaan (α = 5%  Z = 1,96) P: proporsi penelitian sebelumnya

Q: 1-P

d: nilai presisi mutlak (10%)

Karena proporsi penelitian sebelumnya adalah 20%, nilai P yang digunakan dalam rumus tersebut adalah 0,20, sehingga besar sampel pada penelitian ini dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut:

n = 1,962.0,20.0,83 0,102

n = 3,8416.0,20.0,83 0,01 n = 63,77056

Jadi, sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah sejumlah 66 orang. Dimana 22 orang sampel berusia 18 tahun, 22 orang sampel berusia 19 tahun, dan 22 orang sampel berusia 20 tahun.


(17)

3.4 Variabel dan Definisi Operasional

No Variabel Penelitian Definisi Operasional Cara Pengukuran Hasil Pengukuran Skala Ukur 1. Mahasiswa

FKG USU yang berusia 18 – 20 tahun

Orang yang sedang belajar/menjalani pendidikan di FKG USU dan berusia 17, 18, dan 19 tahun dihitung dari terakhir kali dia berulang tahun.

Wawancara 1= 18 tahun 2= 19 tahun 3= 20 tahun

Ordinal

2. Panjang Akar Gigi Molar Tiga yang Baru Erupsi melalui Radiografi Periapikal Hasil pengukuran gigi molar tiga yang baru muncul dipermukaan gusi dan tidak melebihi setengah dari tinggi gigi

tetangganya yang dihitung dari batas sementum enamel gigi kearah apikal melalui radiografi

Ronsen foto 1 = < 3 mm 2 = 3,1 – 5 mm 3 = 5,1 – 7 mm 4 = 7,1 – 9 mm 5 = 9,1 – 11 mm 6 = >11 mm


(18)

3.5 Bahan dan Alat Peneltian 3.5.1 Bahan Penelitian

1. Film intraoral merk Kodak

2. Bahan prosesing film (larutan developer dan fixer) merk Kodak 3. Lembar pencatatan hasil pemeriksaan

3.5.2 Alat Penelitian

1. Pesawat radiografi merk Planmeca

2. Film holder merk Hanshin Cone Indicator 3. Viewer box merk Sella

4. Jangka kaliper dan penggaris besi merk Joyko 5. Alat tulis

6. Kamera handphone merk Apple

7. Komputer hp dengan Os Microsoft XP Professional

3.6 Metode Pengumpulan Data

1. Peneliti melakukan screening pada mahasiswa FKG USU yang berusia 18–20 tahun dan memiliki gigi molar tiga mandibula baru erupsi dengan melakukan wawancara dan pemeriksaan klinis sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi. Peneliti memberi penjelasan tentang penelitian serta diberi informed consent.

2. Pengambilan foto periapikal dilakukan dengan teknik paralel pada gigi molar tiga mandibula baru erupsi.

3. Pengukuran panjang akar dilakukan dari foto periapikal dengan membandingkan panjang akar molar tiga mandibula baru erupsi pada mahasiswa FKG USU yang berusia 18, 19 dan 20 tahun.

3.7 Cara Pengukuran

1. Melalui hasil radiografi, ukur panjang akar dengan menggunakan jangka kaliper dan penggaris besi.


(19)

2. Letakkan hasil radiografi diatas viewer box, posisikan salah satu ujung jangka kaliper di batas sementum enamel bagian mesial, dan ujung yang satunya diposisikan kearah apikal bagian mesial dari hasil radiografi. Ulangi hal tersebut pada sisi distal hasil radiografi molar tiga mandibula.

3. Jarak yang didapat antara ujung – ujung jangka kaliper, diletakkan diatas kertas kosong dan dititikkan kedua ujungnya dengan menggunakan pensil, kemudian diukur panjangnya dengan menggunakan penggaris besi.

4. Kemudian catat hasil pengukuran panjang akar di lembar pencatatan hasil.


(20)

3.8 Prosedur Penelitian

3.9 Pengolahan dan Analisis Data

Data yang telah diperoleh diolah dengan cara menganalisis tahap pembentukan akar dan pengukuran panjang akar molar tiga yang sudah erupsi. Selanjutnya data diolah dengan menggunakan program komputer dan disajikan dalam bentuk tabel.

3.10 Etika Penelitian

Etika penelitian dalam penelitian ini mencakup: 1. Lembar Persetujuan (Informed Consent)

Peneliti melakukan pendekatan dan memberikan lembar persetujuan kepada Screening sampel sesuai kriteria inklusi dan

ekslusi (wawancara dan pemeriksaan klinis)

Melakukan ronsen foto di Unit Radiologi FKG USU

Mengukur panjang akar molar tiga mandibula Pengolahan data dengan komputerisasi


(21)

dilakukan serta manfaat yang diperoleh dari hal-hal lain yang berkaitan dengan penelitian.

2. Ethical Clearance

Penelitian ini telah mendapat persetujuan dari Komisi Etik Penelitian Sumatera Utara (Health Reasearch Ethical Committee of North Sumatera) dengan nomor surat 636/KOMET/FK USU/2014.


(22)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

Pada penelitian ini sampel yang digunakan berjumlah 66 orang mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara yang berusia 18 – 20 tahun. Dimana terdiri dari 22 orang berusia 18 tahun, 22 orang berusia 19 tahun, dan 22 orang berusia 20 tahun. Sampel dalam penelitian ini harus memiliki molar tiga mandibula yang baru erupsi. Penelitian dilakukan dengan membaca hasil radiografi periapikal pada akar gigi molar tiga mandibula.

Tabel 1. Persentase rata – rata panjang akar molar tiga mandibula Akar Molar Tiga

Mandibula (mm)

18 Tahun (%) 19 Tahun (%) 20 Tahun (%)

Mesial 9,1 – 11 mm 72,7 90,9 95,5

Distal 9,1 – 11 mm 54,5 63,6 63,6

Dari Tabel 1., didapat persentase rata – rata panjang akar mesial molar tiga mandibula pada usia 18, 19, dan 20 tahun paling banyak berukuran 9,1 – 11 mm. Sedangkan persentase rata – rata panjang akar distal molar tiga mandibula pada usia 18, 19, dan 20 tahun paling banyak berukuran 9,1 – 11 mm. Dengan persentase yang berbeda – beda.

4.1 Rata–rata Panjang Akar Molar Tiga Mandibula pada Usia 18 Tahun Panjang akar molar tiga mandibula pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara berusia 18 tahun didapat persentase rata – rata bagian mesial paling banyak berukuran 9,1 – 11 mm sebesar 72,7%, sedangkan yang berukuran 7,1 – 9 mm sebesar 27,3%. Tidak ada panjang akar gigi molar tiga


(23)

tiga mandibula bagian distal pada usia 18 tahun paling banyak berukuran 9,1 – 11 mm sebesar 54,5%, urutan kedua paling banyak berukuran 7,1 – 9 mm sebesar 30,9%, sedangkan molar tiga mandibula pada usia 18 tahun yang berukuran 5,1 – 7 mm sebesar 4,5% (Tabel 2.).

Tabel 2. Persentase rata- rata panjang akar molar tiga mandibula pada usia 18 tahun Panjang Akar (mm) Akar Mesial (%) Akar Distal (%)

5,1 – 7 7,1 – 9 9,1 – 11

0 27,3 72,7 4,5 30,9 54,5

Total 100 100

4.2 Rata-rata Panjang Akar Molar Tiga Mandibula Pada Usia 19 Tahun Panjang akar molar tiga mandibula pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara berusia 19 tahun didapat persentase rata – rata bagian mesial paling banyak berukuran 9,1 – 11 mm sebesar 90,9%, sedangkan yang berukuran 7,1 – 9 mm sebesar 9,1%. Tidak ada panjang akar gigi molar tiga mandibula bagian mesial yang berukuran 5,1 – 7 mm. Rata – rata panjang akar molar tiga mandibula bagian distal pada usia 19 tahun paling banyak berukuran 9,1 – 11 mm sebesar 63,6%, urutan kedua paling banyak berukuran 7,1 – 9 mm sebesar 27,3%, sedangkan molar tiga mandibula pada usia 18 tahun yang berukuran 5,1 – 7 mm sebesar 9,1% (Tabel 3.).

Tabel 3. Persentase rata-rata panjang akar molar tiga mandibula pada usia 19 tahun Panjang Akar (mm) Akar Mesial (%) Akar Distal (%)

5,1 – 7 7,1 – 9 9,1 – 11

0 9,1 90,9 9,1 27,3 63,6


(24)

4.3 Rata-rata Panjang Akar Molar Tiga Mandibula Pada Usia 20 Tahun Panjang akar molar tiga mandibula pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara berusia 20 tahun didapat persentase rata – rata bagian mesial paling banyak berukuran 9,1 – 11 mm sebesar 95,5%, sedangkan yang berukuran 5,1 – 7 mm sebesar 4,5%. Tidak ada panjang akar gigi molar tiga mandibula bagian mesial yang berukuran 7,1 – 9 mm. Rata – rata panjang akar molar tiga mandibula bagian distal pada usia 20 tahun paling banyak berukuran 9,1 – 11 mm sebesar 63,6%, urutan kedua paling banyak berukuran 7,1 – 9 mm sebesar 18,2%, sedangkan molar tiga mandibula pada usia 18 tahun yang berukuran 5,1 – 7 mm sebesar 18,2% (Tabel 4.).

Tabel 4. Persentase rata-rata panjang akar molar tiga mandibula pada usia 20 tahun Panjang Akar (mm) Akar Mesial (%) Akar Distal (%)

5,1 – 7 7,1 – 9 9,1 – 11

4,5 0 95,5 18,2 18,2 63,6

Total 100 100

4.4 Rata-rata Panjang Akar Molar Tiga Mandibula Secara Keseluruhan Panjang akar molar tiga mandibula pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara secara keseluruhan didapat persentase rata – rata bagian mesial paling banyak berukuran 9,1 – 11 mm sebesar 86,4%, sedangkan yang berukuran 7,1 – 9 mm sebesar 12,1 %, dan berukuran 5,1 – 7 mm sebesar 1,5%. Rata – rata panjang akar molar tiga mandibula bagian distal secara keseluruhan paling banyak berukuran 9,1 – 11 mm sebesar 60,6%, urutan kedua paling banyak berukuran 7,1 – 9 mm sebesar 28,8%, sedangkan molar tiga mandibula secara keseluruhan yang berukuran 5,1 – 7 mm sebesar 10,6% (Tabel 5.).


(25)

Tabel 5. Persentase rata-rata panjang akar molar tiga mandibula secara keseluruhan Panjang Akar (mm) Akar Mesial (%) Akar Distal (%)

5,1 – 7 7,1 – 9 9,1 – 11

1,5 12,1 86,4

10,6 28,8 60,6

Total 100 100

(a) (b) (c)


(26)

BAB 5 PEMBAHASAN

Hasil penelitian ini, diperoleh bahwa hasil rata – rata panjang akar molar tiga mandibula baru erupsi yang telah dilakukan kepada 66 orang sampel mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara berusia 18, 19, dan 20 bervariasi. Persentase rata – rata molar tiga mandibula yang baru erupsi berbeda pada setiap usia.

Pada usia 18 tahun (Tabel 2.), panjang akar molar tiga mandibula baru erupsi baik bagian mesial maupun distal bervariasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa panjang akar molar tiga mandibula baru erupsi dengan ukuran 9,1 – 11 mm pada akar mesial 72,7% dan akar distal 54,5%. Untuk ukuran akar 7,1 – 9 mm, pada akar mesial 27,3% dan akar distal 30,9%. Pada ukuran 5,1 – 7 mm, pada akar distal 4,5%. Ukuran gigi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu genetik, lingkungan, jenis kelamin, suku, dan ras. Secara teori, ukuran panjang akar molar tiga adalah 11 mm. Hal ini menunjukkan bahwa panjang akar molar tiga mandibula baru erupsi terbanyak pada 9,1 – 11 mm dikarenakan adanya faktor yang mempengaruhi ukuran gigi.10,11

Hasil penelitian menunjukkan bahwa panjang akar molar tiga mandibula baru erupsi pada usia 19 tahun dengan ukuran 9,1 – 11 mm pada akar mesial 90,9% dan akar distal 63,6%. Pada ukuran akar 5,1 – 7 mm, pada akar distal 9,1%. Secara teori, erupsi gigi molar tiga adalah pada usia 17 – 21 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa panjang akar mesial dan distal molar tiga mandibula yang baru erupsi pada usia 19 tahun sudah hampir sempurna, dan lebih tinggi persentasenya dibandingkan dengan panjang akar mesial molar tiga mandibula baru erupsi pada usia 18 tahun.5

Hasil penelitian menunjukkan bahwa panjang akar molar tiga mandibula baru erupsi pada usia 20 tahun dengan ukuran 9,1 – 11 mm pada akar mesial 95,5% dan akar distal 63,6%. Pada ukuran akar 5,1 – 7 mm, pada akar mesial 4,5% dan akar


(27)

20 tahun, padahal seharusnya tidak ada dijumpai lagi. Secara teori, pembentukan akar molar tiga dimulai pada usia 12 – 15 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa kemungkinan adanya panjang akar 5,1 – 7 mm dikarenakan pembentukan akar pada molar tiga tersebut dimulai pada usia 15 tahun, sehingga pada saat erupsi panjang akar masih berukuran 5,1 – 7 mm.5,23

Sehubungan dengan belum adanya penelitian yang sama dengan penelitian ini, maka tidak ada pembanding dari hasil yang diperoleh. Namun secara teori, ukuran panjang akar molar tiga mandibula adalah 11 mm. Pembentukan akar gigi molar tiga mandibula dimulai pada usia 12 – 15 tahun, erupsi pada usia 17 – 21 tahun, dan akar lengkap pada usia 18 – 25 tahun.5,10,23

Pada penelitian ini, ukuran rata – rata panjang akar bagian mesial maupun distal molar tiga mandibula baru erupsi adalah paling banyak 9,1 – 11 mm. Tidak ada panjang akar molar tiga mandibula baru erupsi > 11 mm.


(28)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Penelitian ini memperoleh hasil bahwa :

1. Persentase rata-rata panjang akar molar tiga mandibula pada usia 18 tahun bagian mesial sebesar 72,7% dengan ukuran 9,1 – 11 mm. Sedangkan persentase rata-rata panjang akar molar tiga mandibula pada usia 18 tahun bagian distal sebesar 54,5% dengan ukuran 9,1 – 11 mm.

2. Persentase rata-rata panjang akar molar tiga mandibula pada usia 19 tahun bagian mesial sebesar 90,9% dengan ukuran 9,1 – 11 mm. Sedangkan persentase rata-rata panjang akar molar tiga mandibula pada usia 19 tahun bagian distal sebesar 63,6% dengan ukuran 9,1 – 11 mm.

3. Persentase rata-rata panjang akar molar tiga mandibula pada usia 20 tahun bagian mesial sebesar 95,5% dengan ukuran 9,1 – 11 mm. Sedangkan persentase rata-rata panjang akar molar tiga mandibula pada usia 20 tahun bagian distal sebesar 63,6% dengan ukuran 9,1 – 11 mm.

6.2 Saran

1. Diharapkan adanya penelitian lebih lanjut tentang panjang akar molar tiga mandibula dengan jumlah sampel lebih banyak.

2. Diharapkan adanya penelitian lebih lanjut tentang perbandingan panjang akar gigi molar tiga mandibula kanan dengan molar tiga mandibula kiri.

3. Diharapkan adanya penelitian lebih lanjut tentang perbandingan panjang akar molar tiga mandibula laki – laki dan molar tiga mandibula perempuan.


(29)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Gigi

Gigi merupakan organ tubuh yang turut berperan dalam proses pencernaan, pengunyahan, dan terutama sebagai estetis dalam pembentukan profil wajah. Gigi terbentuk melalui interaksi yang sangat kompleks antara ektoderm, epitel oral dan sel mesenkim adalah dasar/awal pembentukan gigi. Pada manusia terdapat 20 gigi desidui dan 32 gigi permanen yang berkembang dari interaksi sel epitel rongga mulut dan sel mandibula mesenkim. Pertumbuhan gigi memiliki pola tersendiri sehingga pada regio rahang yang berbeda bentuk gigi yang tumbuh memiliki bentuk yang berbeda pula. Setiap gigi berbeda – beda secara anatomi, tapi dasar proses pertumbuhannya sama pada semua gigi.3

2.2 Tahap Pembentukan Gigi

Minggu ketiga setelah pembuahan, asal mula mulut terbentuk. Beberapa minggu kemudian, lidah, rahang, dan palatum berkembang. Selama minggu keenam, terbentuk sel embrionik atau tooth buds yang merupakan awal dimulainya pembentukan gigi. Minggu kedelapan, tooth buds gigi desidui sudah terlihat perbedaannya. Minggu kedua puluh, tooth buds gigi permanen mulai berkembang.7

Perkembangan gigi dimulai dari tahap lamina dental. Tahap ini disebut tahap inisiasi dimana merupakan penebalan lapisan epitelium rongga mulut yang berbatasan dengan kondensasi lapisan ektomesenkim. Tahap ini adalah awal permulaan pembentukan gigi dari jaringan epitel mulut. Selanjutnya adalah tahap proliferasi yang disebut juga cap stage dimana proyeksi dari lamina dental meluas sampai ke dasar mesenkim yang menghasilkan pembentukan benih gigi di ujung distal dari lamina dental.8,9


(30)

Kemudian bell stage, tahap ini ditandai dengan adanya tahap histodifrensiasi dan tahap morfodifrensiasi. Terjadi proses histodifrensiasi dari organ enamel yaitu perubahan bentuk dari bentuk cap menjadi bentuk bel (bell stage). Jaringan epitel merangsang jaringan mesoderm, dan jaringan mesoderm mendorong lagi jaringan epitel selama perkembangan tahap ini, maka perubahan sel ini menghasilkan epitelium enamel bagian luar, retikulum stelata, epithelium bagian dalam yang pecah menjadi stratum intermediat dan ameloblas. Kemudian dilanjutkan dengan tahap morfodifrensiasi. Dengan berlanjutnya proliferasi dan difrensiasi benih gigi, organ enamel akan terlihat berbentuk seperti sebuah bel yang menyelubungi papila dental. Dalam hal ini ameloblas, odontoblas dan sementoblas mengendapkan enamel, dentin dan sementum serta memberikan bentuk dan ukuran yang khas pada gigi.8,9

Dilanjutkan dengan tahap aposisi yaitu pengendapan matriks dari struktur jaringan keras gigi (enamel, dentin, dan sementum). Pertumbuhan aposisi ditandai oleh pengendapan yang teratur dari bahan ekstraselular yang mempunyai kemampuan sendiri untuk pertumbuhan selanjutnya. Pada tahap kalsifikasi terjadi pengendapan garam – garam kalsium anorganik selama pengendapan matriks. Kalsifikasi dimulai didalam matriks yang sebelumnya telah mengalami deposisi dengan jalan presipitasi dari bagian ke bagian lainnya dengan penambahan lapis demi lapis.10

Berbagai tahap perkembangan mahkota gigi mulai dari penebalan epitel dengan aktivitas mitosis aktif dalam ektomesenkim (a), hasil perkembangan gigi ke bud stage, organ gigi (b), setelah itu memasuki tahap proliferasi (cap stage) kemudian berkembang biasa disebut benih gigi (c). Pada tahap bel (bell stage) epitel enamel luar dan dalam terbentuk dan terhubung dalam servikal lup, selain itu benih gigi permanen dapat dilihat muncul dari lamina gigi (d). Pembentukan jaringan keras, dentin diikuti oleh enamel, dimulai dari mahkota (e). Ameloblas terakhir akan hilang ketika gigi erupsi, sedangkan pembentukan akar gigi akan terus terjadi sampai mencapai oklusi (f) (Gambar 1.).11


(31)

Gambar 1. Tahap perkembangan gigi

(a) penebalan epitelium, (b) bud stage, (c) cap ctage, (d) bell stage,

(e) pembentukan jaringan keras, (f) erupsi gigi11

Pembentukan akar gigi terjadi setelah pembentukan mahkota gigi selesai dengan sempurna dan gigi mulai erupsi. Pembentukan akar dimulai dari proliferasi sel epitel enamel bagian dalam dan bagian luar (inner and outer enamel epithelia) menjadi sel epitel akar Hertwig. Sel epitel akar menentukan jumlah dan bentuk akar. Interaksi antara sel epitelium enamel bagian dalam dengan sel papila dental memicu terbentuknya dentin akar, yang diikuti oleh hilangnya selubung akar. Celah yang terbentuk memungkinkan sel folikel dental untuk bersatu dengan dentin, kemudian berdifrensiasi menjadi sementoblas.12

2.3 Faktor yang Mempengaruhi Ukuran Gigi

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi ukuran gigi, yaitu:11 1. Genetik

Faktor keturunan dapat mempengaruhi ukuran mesiodistal gigi. Faktor keturunan yang dimaksudkan adalah genetik. Dikatakan faktor genetik mempunyai pengaruh terbesar dalam menentukan ukuran gigi.

2. Lingkungan

Walaupun ukuran gigi dikontrol oleh faktor genetik tetapi juga dipengaruhi oleh lingkungan. Lingkungan juga memainkan peranan dalam keragaman genetik untuk terus memberi variasi dalam ukuran gigi. Ukuran gigi manusia akan terus


(32)

bervariasi selama berlangsungnya evolusi manusia yang dimulai pada gigi molar diikuti gigi anterior. Variasi ukuran gigi merupakan pencerminan proses evolusi yang sedang berlangsung dan ukuran gigi terkait dengan faktor genetik, sedangkan faktor lingkungan setelah kelahiran hanyalah sedikit pengaruhnya.

3. Jenis Kelamin

Sebagian besar kelompok ras yang telah diteliti menunjukkan bahwa ukuran gigi geligi pria sebagian besar lebih lebar dari ukuran gigi geligi wanita. Gigi geligi laki-laki mempunyai diameter mesiodistal yang lebih besar dibandingkan dengan perempuan akibat penebalan lapisan dentin. Dalam populasi manusia kontemporari, mahkota gigi laki-laki adalah lebih besar dibanding perempuan. Ini akibat dari periode proses amelogenesis yang panjang pada gigi sulung dan permanen pada gigi laki-laki

4. Suku dan Ras

Gigi geligi tidak hanya bervariasi pada jenis kelamin yang berbeda tetapi juga menunjukkan variasi pada kelompok ras yang berbeda. Sedangkan ukuran gigi laki-laki tetap lebih besar dibandingkan dengan perempuan.

2.4 Gigi Molar Tiga

Gigi molar tiga merupakan gigi yang terakhir tumbuh dan terletak dibagian paling belakang dari rahang. Gigi ini biasanya tumbuh pada akhir masa remaja, dimana biasanya pada usia 17 – 21 tahun. Umumnya setiap orang memiliki empat molar tiga, masing – masing satu gigi pada setiap sisi rahang.13,14

Beberapa ciri molar tiga ini meliputi hal berikut:15

1. Pada umumnya molar tiga lebih besar daripada molar satu dan molar dua dalam rongga mulut yang sama.

2. Mahkota molar tiga menyerupai mahkota molar dua mandibula (dengan empat cusp) atau molar satu mandibula (dengan lima cusp).

3. Permukaan oklusal molar tiga relatif lebih kecil dibandingkan molar satu dan molar dua (misalnya, ujung cusp bukal lebih dekat ke ujung cusp lingual daripada


(33)

4. Akar molar tiga pendek (rasio akar dengan mahkota kecil) dibanding molar satu dan molar dua dalam rongga mulut yang sama.

5. Akar sering bersatu, menghasilkan batang akar yang panjang dengan bifurkasi yang berada dekat dengan apeks akar.

6. Akar tajam dan sering melengkung ke distal pada sepertiga apikal.

Gambar 2. Pembentukan molar tiga. (a) C 0: folikel kecil; (b) C i: awal titik puncak kalsifikasi / folikel lengkap; (c) C 1/3: sepertiga dari mahkota lengkap; (d) C 2/3: dua-pertiga dari mahkota lengkap; (e) C c: mahkota lengkap; (f) R 1/3: sepertiga dari akar lengkap; (g) R 2/3: dua pertiga dari akar lengkap; (h) R c: pembentukan akar lengkap tapi puncak tidak tertutup22

Ukuran molar tiga atas dan bawah ukurannya sangat bervariasi, tetapi rata – rata, merupakan gigi terpendek di rongga mulut. Molar tiga rahang bawah adalah terpendek dari semua gigi geligi rahang bawah, sedangkan molar tiga rahang atas merupakan terpendek dari semua gigi geligi permanen.15

Pada molar tiga, pembentukan dan erupsi terjadi pada usia dini. Dimulai dari bud stage yaitu 4 – 5 tahun, kemudian dilanjutkan dengan tahap mineralisasi awal (inisiasi) pada usia 7 – 9 tahun, tahap akhir mineralisasi mahkota dan pembentukan akar yaitu pada usia 12 – 15 tahun. Molar tiga erupsi pada usia17 – 21 tahun. Akar lengkap terjadi diantara usia 18 – 25 tahun. Tahap pembentukan molar ketiga


(34)

dikategorikan ke dalam salah satu dari tahap-tahap sesuai metode Nolla (Gambar 2.).5,22

2.4.1 Molar Tiga Mandibula

Gigi ini merupakan gigi ke-8 dari garis median. Karena gigi ini membantu molar dua dalam fungsinya, maka bentuk fundamentalnya sama dengan molar dua. Molar tiga mandibula berbeda pada setiap individu dan terlihat anomali baik bentuk dan posisinya. Umumnya gigi ini memiliki lima atau lebih cusp, sehingga bagian mahkotanya terlihat besar daripada molar dua. Molar tiga rahang bawah ini memiliki ukuran yang lebih besar daripada molar tiga rahang atas. Ukuran rata – rata gigi molar tiga rahang bawah yaitu: panjang gigi keseluruhan 18,0 mm, panjang mahkota 7,0 mm, diameter mesiodistal terbesar mahkota 10,0 mm, diameter mesiodistal servikal 7,5 mm, diameter bukolingual terbesar mahkota 9,5 mm.3

Dalam perbandingan dengan molar dua, dapat dilihat hal – hal seperti berikut:10

1. Pandangan bukal, koronanya hampir sama panjangnya pada serviko-oklusal, tetapi lebih sempit pada mesio-distal. Akar – akarnya membengkok ke distal sehingga apeksnya terletak di distal dari pusat korona.

2. Pandangan lingual, terlihat cusp lingual tinggi daripada cusp bukal, hanya cusp lingual yang terlihat. Cusp mesio-lingual biasanya lebih lebar daripada cusp disto-lingual.

3. Pandangan mesial, akar distal tidak terlihat. Perbedaannya dengan molar kedua adalah perbedaan dalam ukurannya.

4. Pandangan distal, korona terlihat lebih sempit pada buko-lingual dan akarnya lebih pendek.

5. Pandangan oklusal, terlihat korona lebih pendek pada mesio-distal, dan lebih sempit pada buko-lingual. Korona mengecil ke distal dan sudut – sudutnya lebih bundar. Terlihat juga lebih banyak groove tambahan.


(35)

akar dengan satu saluran atau tiga akar dengan tiga saluran. Saluran akar biasanya besar dan pendek.11

a. Radiografi Intraoral

Radiografi intraoral merupakan radiografi yang menghasilkan gambaran struktur gigi dengan menempatkan film didalam rongga mulut sementara sinar x berada dari luar rongga mulut. Radiografi intraoral dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu: radiografi periapikal, radiografi bitewing, dan radiografi oklusal. Setiap pemeriksaan radiografi harus menghasilkan gambar yang optimal, dengan prinsip berikut:16,17

1. Radiografi harus mencatat daerah tujuan dengan lengkap. Dalam radiografi periapikal, seluruh akar dan setidaknya 2 mm tulang periapikal harus terlihat. Jika terdapat kondisi patoligis, daerah seluruh lesi dan kondisi tulang normal sekitarnya harus terlihat dalam satu radiografi.

2. Radiografi harus memiliki sedikit kemungkinan distorsi. Kebanyakan distorsi disebabkan oleh angulasi yang tidak tepat dari sinar x daripada disebabkan oleh kelengkungan struktur gigi yang diperiksa atau posisi film yang tidak tepat.

3. Radiografi harus memiliki densitas yang optimal dan kontras untuk menginterpretasi. Meskipun milliamperage (mA), puncak kilovoltage (kVp), dan waktu pemaparan adalah parameter penting yang mempengaruhi densitas dan kontras, pengolahan yang salah dapat mempengaruhi kualitas hasil radiografi.

2.5.1 Radiografi Periapikal

Dalam radiografi kedokteran gigi, radiografi periapikal adalah radiografi intraoral yang memperlihatkan anatomi gigi dan tulang pendukung disekitarnya. Biasanya memperlihatkan 2 – 4 gigi disetiap filmnya. Radiografi periapikal memiliki faktor pembesaran, namun nilainya kurang dari 5%. Oleh karena itu radiografi periapikal lebih baik dalam penggambaran struktur gigi yang lebih detail, misalnya struktur akar dan struktur tulang alveolar, namun dengan distorsi yang minimal.18,19


(36)

Indikasi klinis dalam menggunakan radiografi periapikal, antara lain:5 1. Deteksi infeksi/peradangan apikal.

2. Penilaian status periodontal.

3. Melihat keadaan setelah trauma pada gigi dan tulang alveolar. 4. Penilaian terhadap pembentukan dan posisi gigi yang tidak erupsi. 5. Penilaian morfologi akar.

6. Sebagai pedoman selama perawatan endodontik.

7. Penilaian pra operasi dan pasca operasi pada bagian apikal.

8. Evaluasi terhadap adanya kista, lesi dan lainnya dalam tulang alveolar.

Gambar 3. Posisi film, gigi, dan sinar x pada teknik paraleling20 Syarat posisi ideal dari film, tabung sinar x, dan relasi pada gigi:21

1. Gigi yang akan diperiksa harus kontak dengan film, apabila tidak memungkinkan maka harus diletakkan semaksimal mungkin dekat dengan film.

2. Gigi dan film harus paralel.

3. Film harus diposisikan sepanjang aksis gigi, vertikal untuk insisivus dan caninus, dan horizontal untuk premolar dan molar.

4. Tabung sinar x harus berada pada posisi yang tepat agar dapat mengambil gambar dan gigi melalui film dengan arah yang tepat baik pada posisi vertikal maupun horizontal.


(37)

Pada radiografi periapikal, terdapat dua kriteria posisi ideal film dan arah sinar yang sering digunakan, yaitu teknik paralel dan teknik bisekting.20

2.5.1.1 Teknik Paralel

Teknik paralel merupakan yang paling akurat didalam teknik radiografi intraoral. Teknik ini menghasilkan gambar yang lebih jelas untuk membantu diagnostik. Karena penggunaan film holder, teknik paralel juga mudah untuk standardisasi dan mengeksekusi.20

Menurut teorinya, teknik paralel adalah dengan menjepitkan film dengan film holder dan diletakkan didalam mulut dengan posisi sejajar dengan aksis panjang gigi yang diamati. Kemudian tabung sinar x diletakkan dari luar rongga mulut, besar sudutnya terhadap gigi dan film harus sesuai dengan aturan berdasarkan region yang akan diamati, baik secara vertikal maupun horizontal. Dengan teknik ini, hampir semua kriteria posisi ideal terpenuhi, tetapi anatomi palatum dan bentuk lengkung rahang menyebabkan gigi dan film tidak dapat sejajar dan berkontak. Maka film dapat dikompensasikan dengan meletakkan film kurang lebih dalam jarak 2 mm dari gigi untuk mencegah terjadinya pembesaran gambar yang dihasilkan.20,21


(38)

Keuntungan menggunakan teknik paralel yaitu tanpa adanya distorsi, gambar yang dihasilkan sangat representatif dengan gigi sesungguhnya, mudah dipelajari dan digunakan, dan mempunyai validitas yang tinggi. Kerugiannya adalah sulit meletakkan film holder, terutama anak – anak dan pasien yang mempunyai mulut yang kecil. Pemakaian film holder mengenai jaringan sekitarnya sehingga mengurangi kenyamanan.1

2.5.1.2 Teknik Bisekting

Teknik ini dilakukan dengan menempatkan film sedekat mungkin dengan gigi yang diperiksa tanpa membengkokkan film. Sentral sinar x harus diarahkan tegak lurus terhadap garis imajiner yang membagi dua sama besar sudut yang dibentuk oleh sumbu panjang gigi dan bidang film. Dengan menggunakan prinsip geometri ini, panjang gigi sebenarnya didalam mulut akan sama dengan panjang gigi pada film.21

Gambaran dari teknik bisekting kurang akurat dan cenderung membentuk distorsi. Namun, teknik ini menjadi teknik alternatif saat penempatan paralel tidak dapat dicapai. Keuntungan menggunakan teknik ini dapat digunakan tanpa film holder. Dan kerugiannya yaitu distorsi mudah terjadi, sehingga banyak angulasi yang harus diperhatikan.1,21


(39)

Pada angulasi vertikal gigi maksila untuk insisivus sentral, insisivus lateral dan kaninus sudut penyinarannya adalah +40o sampai +45o. Untuk premolar satu, premolar dua, dan molar satu sudut penyinarannya +30o sampai +35o. Untuk molar dua dan molar tiga sudut penyinarannya +20o sampai +25o. Sedangkan angulasi vertikal gigi mandibula untuk insisivus sentral, insisivus lateral dan kaninus sudut penyinarannya adalah -15o sampai -20o Untuk premolar satu, premolar dua, dan molar satu sudut penyinarannya -10o. Untuk molar dua dan molar tiga sudut penyinarannya -5 sampai 0 sampai +5o.1

Pada angulasi horizontal untuk gigi maksila dan mandibula, insisivus sentral dan insisivus lateral sudut penyinarannya adalah 0o, kaninus sudut penyinaarannya 45o sampai 65o. Untuk premolar satu, premolar dua, dan molar satu sudut penyinarannya 70o sampai 80o. Untuk molar dua dan molar tiga sudut penyinarannya adalah 80o sampai 90o.1

2.6 Radiografi Periapikal dalam Melihat Gigi Molar Tiga

Tahap pembentukan molar tiga dalam setiap individu dapat dilihat melalui radiografi periapikal. Hal ini dilakukan untuk menilai kondisi kesehatan gigi secara umum, termasuk bentuk akar dan ada-tidaknya kelainan, juga untuk mengetahui posisi gigi molar tiga tersebut.9


(40)

Gambaran radiografi gigi molar rahang bawah biasanya lebih jelas dibandingkan dengan gigi molar rahang atas . Hal ini disebabkan bentuk lengkung rahang bawah yang membuat lebih mudah untuk diletakkan film holder dibandingkan dengan rahang atas.11


(41)

2.7 Kerangka Teori

Gigi

Faktor yang Mempengaruhi Ukuran

Gigi

Radiografi Intraoral Gigi Molar

Tiga Mandibula

Periapikal

Teknik Bisekting Teknik Paralel

Pembentukan Gigi

Akar Gigi Molar Tiga Pengertian Gigi


(42)

2.8 Kerangka Konsep

Mahasiswa FKG USU yang berusia 18 – 20 tahun

Molar Tiga Mandibula Baru Erupsi

Radiografi Intra Oral

Periapikal

Teknik Paralel

Panjang Akar Molar Tiga Mandibula

Oklusal Bitewing


(43)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemeriksaan radiografi intraoral merupakan pendukung utama diagnosis bagi dokter gigi. Radiografi intraoral dapat dibagi menjadi 3 kategori, yaitu periapikal, bitewing, dan oklusal. Radiografi periapikal memperlihatkan semua gigi termasuk tulang dan jaringan disekitarnya. Radiografi bitewing hanya menampilkan mahkota gigi dan tulang alveolar yang berdekatan. Radiografi oklusal menunjukkan area gigi dan tulang yaitu maksila atau mandibula, lebih besar dari radiografi periapikal.1

Radiografi periapikal sering digunakan tidak hanya untuk menegakkan diagnosis banding dari gejala yang ada pada pasien, tetapi juga melihat proses patologis yang tidak terdeteksi pada gigi dan sekeliling tulang alveolar. Selain itu radiografi periapikal juga dapat melihat resorpsi akar.2

Proses erupsi gigi adalah suatu proses fisiologis berupa proses pergerakan gigi yang dimulai dari tempat pembentukan gigi di dalam tulang alveolar kemudian gigi menembus gusi sampai akhirnya mencapai dataran oklusal. Pada manusia terdapat 20 gigi susu dan 32 gigi permanen. Setiap gigi berbeda – beda secara anatomi, tetapi dasar proses pertumbuhannya sama pada semua gigi.3

Pada penelitian Danilo dkk., di Brazil (1998), dari jumlah sampel 114 gigi molar tiga rahang bawah, panjang rata-rata molar tiga rahang bawah adalah 19.0 mm akar mesial dan 18,6 mm untuk akar distal. Rata-rata panjang akar tunggal adalah 18.7 mm. Molar tiga rahang bawah yang memiliki 2 saluran akar (mesial dan distal) tercatat 69.3%, dan banyak variasi bentuk anatomi lainnya. Sebuah molar tiga rahang bawah terdapat tiga akar dan yang lainnya dengan accessory root. Panjang akar mandibula tidak bervariasi sebanyak molar ketiga rahang atas.4

Penelitian Izaac dan Edward (2005) mengambil sampel 25 laki – laki dan 25 perempuan untuk dilihat perkembangan molar satunya, didapati pada usia 41,5 bulan


(44)

dengan SD 5,6 pada laki – laki dan 39,3 bulan dengan SD 4,2 pada perempuan sudah terlihat mahkota lengkap. Pada usia 45 bulan dengan SD 4,9 pada laki – laki dan 42,3 bulan dengan SD 3,7 pada perempuan terlihat pembentukan akar yang minimal, dan munculnya alveolar pada usia 84,6 bulan dengan standar deviasi 8,0 pada laki – laki dan usia 61,2 dengan SD 7,7 pada perempuan. Pada usia 69,1 bulan laki – laki dan 64,4 bulan perempuan dengan SD masing – masing 8,1 dan 4,5 sudah terbentuk ¼ dari akar lengkap. Kemudian 1/3 dari akar lengkap terbentuk pada usia 74,1 bulan laki–laki dan 69,0 perempuan dengan SD 9,2 dan 5,3. Munculnya secara klinis dapat dilihat diusia 74,5 bulan pada laki – laki dan 71,3 pada perempuan dengan SD 9,6 pada keduanya. Terbentuknya ½ dari akar lengkap terlihat saat usia laki – laki 76,8 bulan dan perempuan 74,2 bulan dengan SD masing – masing 8.8 dan 5.4. Dalam penelitian ini yang mempelajari perkembangan akar pada anak-anak Jepang, 96% dari sampel 7 – 8 tahun molar satu mandibula permanen telah erupsi. Dari sampel tersebut, 20% memiliki 2/3 dari akar lengkap. Dalam sampel lain yang berusia 8 – 9 tahun, 89% sudah memiliki akar lengkap.5

Pada penelitian Sidow dkk., (2000) menjelaskan bahwa dari 150 sampel molar tiga rahang atas dan 150 sampel molar tiga rahang bawah, 17% molar tiga mandibula memiliki satu akar, 77% memiliki dua akar, 5% memiliki tiga akar, dan 1% memiliki empat akar.6

Berdasarkan uraian diatas dan belum adanya data penelitian dan analisis radiografi terhadap molar tiga yang baru erupsi, maka penulis bermaksud untuk menganalisis panjang akar molar tiga mandibula yang sudah erupsi pada mahasiswa FKG USU saat berusia 17 – 19 tahun yang ditinjau melalui radiografi periapikal.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka perumusan masalah pada penelitian ini adalah:

Berapakah rata - rata panjang akar molar tiga mandibula baru erupsi ditinjau melalui radiografi periapikal pada Mahasiswa FKG USU saat berusia 18-20 tahun.


(45)

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk:

Mengetahui rata – rata panjang akar molar tiga mandibula baru erupsi ditinjau melalui radiografi periapikal pada Mahasiswa FKG USU saat berusia 18-20 tahun.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan menjadi referensi tambahan khususnya panjang akar molar tiga mandibula baru erupsi ditinjau melalui radiografi periapikal pada usia 18 – 20 tahun.

1.4.2 Manfaat Aplikatif

Dengan diketahuinya panjang akar molar tiga mandibula baru erupsi pada usia 18 – 20 tahun, maka akan menjadi pedoman bagi dokter gigi dalam membantu diagnosis maupun perawatan terhadap gigi molar tiga.


(46)

BERUSIA 18

20 TAHUN MELALUI

RADIOGRAFI PERIAPIKAL

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh :

DARA AIDILLA

NIM : 110600021

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(47)

Fakultas Kedokteran Gigi

Departemen Radiologi Kedokteran Gigi Tahun 2015

Dara Aidilla

Panjang Akar Molar Tiga Mandibula yang Baru Erupsi pada Mahasiswa FKG USU Berusia 18 – 20 Tahun melalui Radiografi Periapikal.

ix + 33 halaman

Gigi molar tiga merupakan gigi yang terakhir tumbuh dan terletak dibagian paling belakang dari rahang. Gigi ini biasanya tumbuh pada akhir masa remaja, dimana biasanya pada usia 17 – 21 tahun. Radiografi periapikal adalah radiografi yang paling cocok untuk melihat panjang akar molar tiga, dimana erupsi molar tiga bervariasi disetiap individu. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui rata – rata panjang akar molar tiga mandibula baru erupsi ditinjau melalui radiografi periapikal pada Mahasiswa FKG USU saat berusia 18-20 tahun.

Jenis penelitian pada penelitian ini adalah penelitian analitik deskriptif dengan rancangan cross sectional dengan sampel 66 orang dan melakukan pengambilan foto ronsen sebagai alat pengumpul data. Penelitian dilakukan di FKG USU pada bulan Oktober 2014.

Hasil penelitian diperoleh panjang akar molar tiga mandibula pada mahasiswa di FKG USU yang baru erupsi bervariasi. Dapat disimpulkan bahwa rata – rata panjang akar molar tiga mandibula baru erupsi pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara adalah 9,1 – 11 mm baik pada bagian mesial, maupun distal.


(48)

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan tim penguji skripsi

Medan, 17 Februari 2015

Pembimbing Tanda tangan

Dr. Trelia Boel, drg., M.Kes., Sp.RKG (K) ... NIP.19650214 199203 2 004


(49)

TIM PENGUJI SKRIPSI

Skripsi ini telah diseminarkan di hadapan tim penguji skripsi pada tanggal, 17 Februari 2015

TIM PENGUJI

KETUA : Dr. Trelia Boel, drg., M.Kes., Sp.RKG (K) ANGGOTA : 1. H. Amrin Thahir, drg

2. Cek Dara Manja, drg., Sp. RKG 3. Lidya Irani Nainggolan, drg., Sp. RKG


(50)

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunianya yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini untuk memenuhi kewajiban sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis telah banyak mendapatkan bimbingan, pengarahan serta bantuan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Orang tua tercinta Babah saya, Alm. H. Amiruddin Hamzah dan Mama saya, Hj. Wasilah yang telah memberikan kasih sayang, doa, semangat, dukungan dan nasehatnya serta saudara – saudara saya, Irwansyah, Irma Kurnia Sari, Ikhsan Apriza, M. Mirza Mustaqimmi, dan Putri Maya Sari yang telah memberikan motivasi selama ini.

2. Prof. Nazruddin, drg,. C.Ort., Sp.Ort., Ph.D selaku Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

3. Dr. Trelia Boel, drg., M.Kes., Sp.RKG(K) selaku Ketua Departemen Radiologi Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara dan selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan banyak waktu, tenaga, ilmu, kesabaran dan kebaikan dalam memberikan bimbingan, pengarahan, saran, dan motivasi kepada penulis selama masa penyelesaian skripsi ini.

4. H. Amrin Thahir, drg, Cek Dara Manja, drg., Sp.RKG, Lidya Irani Nainggolan, drg., Sp. RKG, Dewi Kartika, drg dan Maria Novita H. Sitanggang, drg atas segala masukan dan saran yang telah diberikan sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.

5. Siti Bahirrah, drg. Sp.Ort., selaku dosen pembimbing akademik penulis yang telah membimbing, memberi pengarahan dan nasehat yang berharga selama menjalani masa studi di perkuliahan.


(51)

6. Dwiky Pobri Cesarian, yang selalu memberikan dukungan, bantuan ide, dan motivasi kepada penulis.

7. Sahabat – sahabat saya, Miftahul Rahmah, Vinka Zalina, Fairuz Nadia, Karina Yusanda, Putra Fawiza, Khairunnisa, Dhesy Keswary, Siti Dwi Khoirunnisa, Liyana Hanum, Enni Mulia Ningsih, Farah Ramadhani, Cindy Amalia, Cantika Permata, Joule Siregar, dan Denny Andrian yang telah memberikan doa, bantuan dan motivasi setiap saat kepada penulis.

8. Keluarga besar B.O.S.H yang telah memberikan dukungan dan motivasi yang sangat besar kepada penulis.

9. Teman-teman saya, Surtiva, Dinda, Keyke, Ayu, Rogini, Sri Ram, Rafikha yang selama ini sama-sama berjuang bersama penulis dalam menulis skripsi di Departemen Radiologi Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

10. Keluarga besar Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat FKG USU dan LK1 2011 yang banyak memberikan pelajaran berharga.

11. Teman-teman dan adik – adik mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara yang telah bersedia menjadi subjek penelitian dan meluangkan waktu dalam pengumpulan data.

Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dan kelemahan dalam penulisan skripsi ini, maka dengan kerendahan hati penulis menerima kritikan dan saran yang membangun dari berbagai pihak.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dalam pengembangan wawasan penulis di bidang Radiologi Kedokteran Gigi dan juga memberikan sumbangan pikiran yang berguna bagi Fakultas Kedokteran Gigi khususnya Departemen Radiologi Kedokteran Gigi serta masyarakat.

Medan, 17 Februari 2015

Penulis

Dara Aidilla NIM.110600021


(52)

Halaman

HALAMAN JUDUL ………..

HALAMAN PERSETUJUAN………... HALAMAN TIM PENGUJI SKRIPSI………...

KATA PENGANTAR………... . iv

DAFTAR ISI………... vi

DAFTAR TABEL….………... viii

DAFTAR GAMBAR………. ix

DAFTAR LAMPIRAN………..………...… x

BAB 1 PENDAHULUAN………... 1

1.1 Latar Belakang………... 1

1.2 Rumusan Masalah………. 2

1.3 Tujuan Penelitian………... 3

1.4 Manfaat Penelitian……….…… 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA………..….…. 4

2.1 Pengertian Gigi…….………... 4

2.2 Tahap Pembentukan Gigi.……….………. 4

2.3 Faktor yang Mempengaruhi Ukuran Gigi….………. 6

2.4 Gigi Molar Tiga………….……….…. 7

2.4.1 Gigi Molar Tiga Mandibula……...……….………. 9

2.5 Radiografi Intraoral…...……….…………. 10

2.5.1 Radiografi Periapikal…..………... 10

2.5.1.1 Teknik Paralel…..……….. 12

2.5.1.2 Teknik Bisekting………...………... 13


(53)

BAB 3 METODE PENELITIAN………..…… 18

3.1 Jenis Penelitian……… 18

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian……….. 18

3.3 Populasi dan Sampel………... 18

3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional………. 20

3.5 Bahan dan Alat Penelitian………..……… 21

3.6 Metode Pengumpulan Data……… 21

3.7 Cara Pengukuran………. 21

3.8 Prosedur Penelitian………. 23

3.9 Pengolahan dan Analisis Data……… 23

3.10 Etika Penelitian………. 23

BAB 4 HASIL PENELITIAN……….…. 25

4.1 Rata-rata Panjang Akar Molar Tiga Mandibula Pada Usia18 Tahun ……….. 25

4.2Rata-rata Panjang Akar Molar Tiga Mandibula Pada Usia 19 Tahun ……….. 26

4.3Rata-rata Panjang Akar Molar Tiga Mandibula Pada Usia 20 Tahun ……….. 27

4.4Rata-rata Panjang Akar Molar Tiga Mandibula SecaraKeseluruhan ………... 27

BAB 5 PEMBAHASAN………..….. 29

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN………... 31

6.1 Kesimpulan……….. 31

6.2 Saran……… 31

DAFTAR PUSTAKA………... 32 LAMPIRAN


(54)

Tabel Halaman 1. Persentase rata-rata panjang akar molar tiga mandibula……… 25 2. Persentase rata-rata panjang akar molar tiga mandibula

pada usia 18 tahun………. 26 3. Persentase rata-rata panjang akar molar tiga mandibula

pada usia 19 tahun………. 26 4. Persentase rata-rata panjang akar molar tiga mandibula

pada usia 20 tahun………. 27 5. Persentase rata-rata panjang akar molar tiga mandibula


(55)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Tahap perkembangan gigi (a) penebalan epithelium, (b) bud stage, (c) cup stage, (d) bell stage, (e) pembentukan jaringan

keras, (f) erupsi gigi ……….……… 6

2. Pembentukan molar tiga.…………...……….. 8

3. Posisi film, gigi, dan sinar x pada teknik paraleling……… 11

4. Teknik Paralel………... 12

5. Teknik Bisekting……… 13

6. Hasil radiografi periapikal……….………... 14

7. Cara pengukuran panjang akar molar tiga mandibula………. 22


(56)

Lampiran

1. Surat Health Research Ethical Committe of North Sumatera 2. Lembar Penjelasan Kepada Calon Subjek Penelitian

3. Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan (Informed Consent) 4. Data Frekuensi Tabel SPSS

5. Data Penelitian Subjek 6. Rincian Anggaran Penelitian 7. Jadwal Penelitian


(1)

6. Dwiky Pobri Cesarian, yang selalu memberikan dukungan, bantuan ide, dan motivasi kepada penulis.

7. Sahabat – sahabat saya, Miftahul Rahmah, Vinka Zalina, Fairuz Nadia, Karina Yusanda, Putra Fawiza, Khairunnisa, Dhesy Keswary, Siti Dwi Khoirunnisa, Liyana Hanum, Enni Mulia Ningsih, Farah Ramadhani, Cindy Amalia, Cantika Permata, Joule Siregar, dan Denny Andrian yang telah memberikan doa, bantuan dan motivasi setiap saat kepada penulis.

8. Keluarga besar B.O.S.H yang telah memberikan dukungan dan motivasi yang sangat besar kepada penulis.

9. Teman-teman saya, Surtiva, Dinda, Keyke, Ayu, Rogini, Sri Ram, Rafikha yang selama ini sama-sama berjuang bersama penulis dalam menulis skripsi di Departemen Radiologi Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

10. Keluarga besar Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat FKG USU dan LK1 2011 yang banyak memberikan pelajaran berharga.

11. Teman-teman dan adik – adik mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara yang telah bersedia menjadi subjek penelitian dan meluangkan waktu dalam pengumpulan data.

Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dan kelemahan dalam penulisan skripsi ini, maka dengan kerendahan hati penulis menerima kritikan dan saran yang membangun dari berbagai pihak.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dalam pengembangan wawasan penulis di bidang Radiologi Kedokteran Gigi dan juga memberikan sumbangan pikiran yang berguna bagi Fakultas Kedokteran Gigi khususnya Departemen Radiologi Kedokteran Gigi serta masyarakat.

Medan, 17 Februari 2015

Penulis

Dara Aidilla NIM.110600021


(2)

vi DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL ………..

HALAMAN PERSETUJUAN………... HALAMAN TIM PENGUJI SKRIPSI………...

KATA PENGANTAR………... . iv

DAFTAR ISI………... vi

DAFTAR TABEL….………... viii

DAFTAR GAMBAR………. ix

DAFTAR LAMPIRAN………..………...… x

BAB 1 PENDAHULUAN………... 1

1.1 Latar Belakang………... 1

1.2 Rumusan Masalah………. 2

1.3 Tujuan Penelitian………... 3

1.4 Manfaat Penelitian……….…… 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA………..….…. 4

2.1 Pengertian Gigi…….………... 4

2.2 Tahap Pembentukan Gigi.……….………. 4

2.3 Faktor yang Mempengaruhi Ukuran Gigi….………. 6

2.4 Gigi Molar Tiga………….……….…. 7

2.4.1 Gigi Molar Tiga Mandibula……...……….………. 9

2.5 Radiografi Intraoral…...……….…………. 10

2.5.1 Radiografi Periapikal…..………... 10

2.5.1.1 Teknik Paralel…..……….. 12

2.5.1.2 Teknik Bisekting………...………... 13

2.6 Radiografi Periapikal dalam Melihat Molar Tiga Mandibula… 14

2.7 Kerangka Teori………... 16


(3)

BAB 3 METODE PENELITIAN………..…… 18

3.1 Jenis Penelitian……… 18

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian……….. 18

3.3 Populasi dan Sampel………... 18

3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional………. 20

3.5 Bahan dan Alat Penelitian………..……… 21

3.6 Metode Pengumpulan Data……… 21

3.7 Cara Pengukuran………. 21

3.8 Prosedur Penelitian………. 23

3.9 Pengolahan dan Analisis Data……… 23

3.10 Etika Penelitian………. 23

BAB 4 HASIL PENELITIAN……….…. 25

4.1 Rata-rata Panjang Akar Molar Tiga Mandibula Pada Usia18 Tahun ……….. 25

4.2Rata-rata Panjang Akar Molar Tiga Mandibula Pada Usia 19 Tahun ……….. 26

4.3Rata-rata Panjang Akar Molar Tiga Mandibula Pada Usia 20 Tahun ……….. 27

4.4Rata-rata Panjang Akar Molar Tiga Mandibula SecaraKeseluruhan ………... 27

BAB 5 PEMBAHASAN………..….. 29

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN………... 31

6.1 Kesimpulan……….. 31

6.2 Saran……… 31

DAFTAR PUSTAKA………... 32 LAMPIRAN


(4)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Persentase rata-rata panjang akar molar tiga mandibula……… 25 2. Persentase rata-rata panjang akar molar tiga mandibula

pada usia 18 tahun………. 26 3. Persentase rata-rata panjang akar molar tiga mandibula

pada usia 19 tahun………. 26

4. Persentase rata-rata panjang akar molar tiga mandibula

pada usia 20 tahun………. 27

5. Persentase rata-rata panjang akar molar tiga mandibula


(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Tahap perkembangan gigi (a) penebalan epithelium, (b) bud stage, (c) cup stage, (d) bell stage, (e) pembentukan jaringan

keras, (f) erupsi gigi ……….……… 6

2. Pembentukan molar tiga.…………...……….. 8

3. Posisi film, gigi, dan sinar x pada teknik paraleling……… 11

4. Teknik Paralel………... 12

5. Teknik Bisekting……… 13

6. Hasil radiografi periapikal……….………... 14

7. Cara pengukuran panjang akar molar tiga mandibula………. 22


(6)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Surat Health Research Ethical Committe of North Sumatera 2. Lembar Penjelasan Kepada Calon Subjek Penelitian

3. Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan (Informed Consent) 4. Data Frekuensi Tabel SPSS

5. Data Penelitian Subjek 6. Rincian Anggaran Penelitian 7. Jadwal Penelitian