Pada metode ini, perancang mengumpulkan data yang berkaitan dengan proyek dengan cara mencari teori-teori yang terdapat pada buku-buku dan
literatur lainnya seperti jurnal penelitian dan sebagainya lalu membandingkannya dengan data yang dibutuhkan baik dalam pelaksanaan
proyek maupun dalam menyusun laporan proyek ini. b. Lembar data Datasheet komponen yang digunakan pada proyek.
Pada metode ini, perancang menggunakan data-data yang dikeluarkan oleh pabrik produsen komponen elektronik yang digunakan pada proyek.
c. Pengujian Proyek. Metode ini dilakukan setelah proyek selesai dikerjakan, dengan cara
menguji langsung sistem kerja rangkaian yang telah dibuat, lalu memastikan apakah rangkaian yang telah dibuat dapat bekerja dengan baik
sesuai dengan yang diharapkan. d. Analisa Proyek.
Analisa proyek dilakukan seteleh rangkaian selesai diuji. Analisa dilakukan dengan mengambil kesimpulan dari kerja yang dilakukan oleh
rangkaian yang dibuat lalu dibandingkan dengan teori-teori yang berhubungan dengan kerja yang dilakukan tiap rangkaian pada proyek.
1.5 Manfaat Pelaksanaan Proyek
Terdapat dua manfaat dari pelaksanaan proyek ini, yaitu yang bersifat umum dan khusus.
a. Manfaat secara umum
Universitas Sumatera Utara
Secara umum, pelaksanaan proyek yang berjudul Alat Ukur Temperatur Lingkungan Melalui Display Berbasis Mikrokontroler AT89S51
diharapkan dapat menjadi sebuah inovasi dalam melakukan pengukuran temperatur secara otomatis.
b. Manfaat secara khusus Dengan pelaksanaan proyek ini dapat menambah wawasan dan
pengalaman perancang dalam menerapkan ilmu yang dipelajari di bangku perkuliahan secara kreatif dan inovatif.
1.6 Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pembahasan dan pemahaman maka penulis membuat sistematika pembahasan bagaimana sebenarnya prisip kerja dari Alat Ukur
Temperatur Lingkungan Melalui Display Yang Berbasis Mikrokontroler AT89S51 secara otomatis, maka penulis membuat Laporan Tugas Proyek ini
sebagai berikut :
BAB 1 PENDAHULUAN
Dalam bab ini berisikan mengenai latar belakang, tujuan penulisan, batasan masalah, serta sistematika penulisan.
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS
Tinjauan teoritis dalam bab ini dijelaskan tentang teori pendukung yang digunakan untuk pembahasan dan cara kerja dari rangkaian.
BAB 3 PERANCANGAN ALAT DAN CARA KERJA RANGKAIAN
Dalam bab ini dibahas tentang perancangan rangkaian dan program pada proyek.
BAB 4 PENGUJIAN RANGKAIAN DAN ANALISA
Universitas Sumatera Utara
Dalam bab ini dibahas tentang tentang cara pengujian rangkaian baik secara per blok maupun secara keseluruhan.
BAB 5 KESIMPULAN SARAN
Bab ini merupakan penutup yang meliputi tentang kesimpulan dari pembahasan yang dilakukan dari tugas proyek ini serta saran apakah rangkaian ini dapat dibuat
lebih efisien dan dikembangkan perakitannya pada suatu metode lain yang mempunyai sistem kerja yang sama.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS
2.1 Mikrokontroler AT89S51 2.1.1 Gambaran Umum
Mikrokontroler AT89S51 adalah mikrokomputer CMOS 8 bit yang memiliki 8 KB
Programmable and Erasable Read Only Memory PEROM. Mikrokontroler berteknologi memori
non-volatile tidak kehilangan data bila
kehilangan daya listrik. Set instruksi dan kaki keluaran AT89S52 sesuai dengan standar industri 80C51 dan 80C52. Atmel AT89S52 adalah mikrokontroler yang
sangat bagus dan fleksibel dengan harga yang relatif murah untuk banyak aplikasi sistem kendali
berkerapatan tinggi dari Atmel ini sangat kompatibel dengan mikrokontroler MCS-51 misalnya mikrokontroler 8031 yang terkenal dan banyak
digunakan dan telah menjadi standar industri baik dalam jumlah pin IC maupun set instruksinya.
Sebagai perbandingan kapasitas memori, table 2.1 berikut ini akan menampilkan memori dari mikrokontroler seri AT89XX
Tabel 2.1. Kapasitas Memori Mikrokontroler seri AT89XX Type
RAM Flash Memory EEPROM
AT89C51 AT89S52
8 X 128 byte 4 Kbyte
Tidak AT89C52
AT89S52 8 X 256 byte
8 Kbyte Tidak
AT89C55 8 X 256 byte
20 Kbyte Tidak
AT89S53 8 X 256 byte
12 Kbyte Tidak
AT89S8252 8 X 256 byte
8 Kbyte 2 Kbyte
Universitas Sumatera Utara
Mikrokontroler AT89S52 memiliki fasilitas-fasilitas pendukung yang membuatnya menjadi mikrokontroler yang sangat banyak digunakan dalam
berbagai aplikasi. Fasilitas-fasilitas yang dimiliki oleh mikrokontroler AT89S51 adalah :
a. Sesuai dengan produk-produk MCS-51. b. Terdapat memori
flash yang terintegrasi dalam sistem. Dapat ditulis ulang hingga 1000 kali.
c. Beroperasi pada frekuensi 0 sampai 24MHz. d. Tiga tingkat kunci memori program.
e. Memiliki 256 x 8 bit RAM internal. f. Terdapat 32 jalur masukankeluaran terprogram.
g. Tiga pewaktupencacah 6-bit untuk AT89S51 dua pewaktupencacah 16-bit untuk AT89S52.
h. Memiliki 8 sumber interupsiuntuk AT89S51 6 sumber instruksi untuk AT89S52.
i. Kanal serial terprogram. j. Mode daya rendah dan mode daya mati.
2.1.2 Karakteristik Mikrokontroler AT89S51
AT89S52 mempunyai memori yang terdiri dari RAM internal dan Special
Function Register. RAM internal pada mikrokontroler AT89S52 memiliki ukuran 256
byte dan beralamatkan 00H-7FH serta dapat di akses menggunakan RAM address register. RAM internal terdiri dari delapan buah register R0-R7 yang
membentuk register banks. Special Function Register yang berjumlah 21 buah
Universitas Sumatera Utara
berada di alamat 80H-FFH. RAM ini berbeda pada lokasi dengan Flash PEROM
dengan alamat 000H-7FFH.
IC AT89S51 mempunyai pin sebanyak 40 buah yang sesuai dengan mikrokontroler 8031 dan memiliki susunan pin seperti gambar di berikut ini ini :
Gambar 2.1. Konfigurasi pin kaki pada mikrokontroler AT89S51
Gambar diakses dari http:www.elektronik art.com
Pada konstruksi mikrokontroler ini terdapat 4 port untuk IO data dan tersedia pula akumulator ,
register, RAM, Stack Pointer, Arithmatic Logic Unit ALU, Pengunci
Lacth, dan rangkaian osilasi yang membuat AT89S52 dapat beroperasi dengan sekeping IC.
2.1.3 Fungsi Pin-Pin Pada Mikrokontroler AT89S51
a. VCC Pin 40 Pin 40 merupakan sumber tegangan positif yang diberi simbol V
cc.
b. GND Pin 20 Pin 20 merupakan
ground sumber tegangan dan diberi simbol gnd . c. Port 0 Pin 39-Pin 32
Universitas Sumatera Utara
Port 0 dapat berfungsi sebagai IO biasa, low order multiplex addressdata
ataupun penerima kode byte pada saat flash programming Pada fungsi
sebagai IO biasa port ini dapat memberikan output sink ke delapan buah
TTL input atau dapat diubah sebagai input dengan memberikan logika 1 pada port tersebut.
Pada fungsi sebagai low order multiplex addressdata, port ini akan
mempunyai internal pull up.
Pada saat flash programming diperlukan eksternal pull up, terutama pada
saat verifikasi program. d. Port 2 Pin 21 pin 28
Port 2 berfungsi sebagai IO biasa atau high order address, pada saat
mengakses memori secara 16 bit. Pada saat mengakses memori 8 bit, port ini akan mengeluarkan isi dari P2
special function register. Port ini mempunyai
internal pull up dan berfungsi sebagai input dengan memberikan logika 1. Sebagai output, port ini dapat memberikan
output sink keempat buah input TTL.
e. Port 3 Pin 10 pin 17 Port 3 merupakan 8 bit port IO dua arah dengan
internal pull up. Port 3 juga mempunyai fungsi pin masing-masing, yaitu sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.2. fungsi pin-pin pada port 3 mikrokontroller AT89S51
Nama pin Fungsi
P3.0 pin 10 RXD Port input serial
P3.1 pin 11 TXD Port output serial
P3.2 pin 12 INTO interrupt 0 eksternal
P3.3 pin 13 INT1 interrupt 1 eksternal
P3.4 pin 14 T0 input eksternal timer 0
P3.5 pin 15 T1 input eksternal timer 1
P3.6 pin 16 WR menulis untuk eksternal data memori
P3.7 pin 17 RD untuk membaca eksternal data memori
f. RST pin 9 Reset akan aktif dengan memberikan
input high selama 2 cycle. g. ALEPROG pin 30
Address latch Enable adalah pulsa output untuk me-latch byte bawah dari alamat selama mengakses memori eksternal. Selain itu, sebagai pulsa input
program PROG selama memprogram Flash.
h. PSEN pin 29 Program
store enable digunakan untuk mengakses memori program eksternal.
i. EA pin 31 Pada kondisi low, pin ini akan berfungsi sebagai EA yaitu mikrokontroler
akan menjalankan program yang ada pada memori eksternal setelah sistem direset. Jika kondisi high, pin ini akan berfungsi untuk menjalankan
Universitas Sumatera Utara
program yang ada pada memori internal. Pada saat flash programming, pin
ini akan mendapat tegangan 12 Volt. j. XTAL1 pin 19
Input untuk clock internal.
k. XTAL2 pin 18 Output dari osilator.
2.1.4 Register Pada Mikrokontroler AT89S51
Register adalah penampung data sementara yang terletak dalam CPU. Pada mikrokontroler AT89S51, register-registernya adalah sebagai berikut :
a. Register A Accumulator
Accumulator ialah sebuah register 8 bit yang merupakan pusat dari semua operasi
accumulator, termasuk dalam operasi aritmatika dan operasi logika.
b. Register B Register ini memiliki fungsi yang sama dengan register A.
c. Program counter PC
Program counter Pencacah program merupakan sebuah register 16 bit yang selalu menunjukkan lokasi memori instruksi yang akan diakses.
d. Data pointer
Data pointer atau DPATR merupakan register 16 bit yang terletak di alamat 82H untuk DPL dan 83H untuk DPH. Biasanya
Data pointer digunakan untuk mengakses data atau
source kode yang terletak di memori eksternal.
Universitas Sumatera Utara
e. Stack Pointer SP
Stack Pointer adalah register 8 bit yang mempunyai fungsi khusus sebagai penu njuk alamat atau data paling atas pada operasi penumpukan di RAM.
Stack Pointer terletak di alamat 81H. Penunjuk penumpukan selalu berkurang dua tiap kali data didorong masuk kedalam lokasi penumpukan
dan selalu bertambah dua tiap kali data ditarik keluar dari lokasi penumpukan.
f. Program Status Word
Program Status Word merupakan register yang berisi beberapa bit status yang mencerminkan keadaaan mikrokontroler.
g. Bit Carry Flag CY
Bit carry merupakan bit ke 8 yang memiliki dua fungsi : 1.
Carry akan menunjukkan apakah operasi penjumlahan mengandung carry sisa atau apakah operasi pengurangan mengandung borrow
kurang. Apabila operasi ini mengandung carry, bit ini akan diset agar
bernilai satu, sedangkan jika mengandung borrow, bit ini akan di set
agar bernilai nol 0. 2.
Carry dimanfaatkan sebagai bit ke-8 untuk operasi pergeseran shift atau perputaran.
h. Bit Auxiliary Carry AC
Bit ini menunjukkan adanya carry bawaan dari bit ketiga menuju bit
keempat atau dari empat bit rendah ke empat bit tinggi pada operasi aritmatika. Bit ini jarang digunakan dalam program, tetapi digunakan oleh
mikrokontroler secara implisit pada operasi aritmatika bilangan BCD.
Universitas Sumatera Utara
i. Bit Flag 0 F0
Bit ini menunjukkan apakah hasil operasi bernilai nol atau tidak. Apabila hasil operasi adalah nol 0, bit ini akan diset agar bernilai 1, sedangkan
apabila hasil operasinya bukan nol 0 maka bit ini akan di-reset. Bit ini juga digunakan pada perbandingan dua buah data. Jika kedua data bernilai
sama maka bit ini akan diset agar bernilai satu, sedangkan jika kedua data itu berbeda maka bit ini akan direset agar bernilai nol 0.
j. Bit Register Select RS
RS0 dan RS1 digunakan untuk memilih bank register. Delapan buah
register ini merupakan register serbaguna. Lokasinya pada awal 32 byte
RAM internal yang memiliki alamat dari 00H sampai 1FH. Register ini dapat diakses melalui simbol
assembler R0,R1,R2,R3,R4,R5,R6 dan R7.
2.2 Sensor Temperatur LM35
Sensor suhu temperatur pada proyek akhir ini menggunakan LM35,dimana output dari LM35 ini dapat memberikan output 8-bit data yang menyatakan
kondisi perubahan dari suhu lingkungan.Setiap terjadi perubahan suhu maka akan terjadi perubahan data output yang dihasilkan,dimana perubahan tersebut berupa
perbedaan tegangan yang dihasilkan.LM35 sebagai pendeteksi temperatur memiliki karakteristik sebagai berikut :
1. Bekerja pada rating tegangan 4V sd 30V. 2. Pembacaan temperatur berkisar antara -55
C sd 150 C.
3. Dengan kenaikan temperatur 1 maka tegangan output akan naik sebesar 10mV
C.
Universitas Sumatera Utara
4. Memiliki arus drain kurang dari 60 uA.
2.2.1 Prinsip Kerja IC LM 35
IC LM 35 berfungsi sebagai sensor suhu. IC LM 35 dikemas dalam bentuk integrated circuit yang harga tahanannya merupakan fungsi temperatur, adanya
temperatur akan menyebabkan harga dari IC LM 35 berubah. Energi panas dari elektroda akan menyebabkan perubahan temperatur IC LM 35 yang selanjutnya
merubah harga tahanannya, karakteristik dari sensor ini adalah linier terhadap perubahan suhu artinya, jika terjadi perubahan suhu yang cenderung naik dan
begitu pula sebaliknya. Tegangan out put dari sensor ini adalah 10 mV
C setiap terjadi kenaikan suhu sebesar 1
C dan range suhu mulai 55
C sampai dengan 150
C.
Gambar 2.2 Simbol Dan Bentuk Fisik IC LM 35
Gambar diakses dari http:www.elektronik art.com
LM 35 adalah sensor temperatur yang cukup presisi dan mudah di kalibrasi dengan impedansi yang kurang dari 1 , LM 35 beroperasi pada
range arus sekitar 400µA sampai dengan 5 mA, mempunyai
error kurang dari 1°C untuk
range yang 100°C, aplikasi sensor berkisar antara -55°C sampai +150°C, sehingga dapat dikatakan bahwa LM 35 memiliki output yang linier.
Universitas Sumatera Utara
Di dalam LM 35 terdapat sebuah sambungan dengan sebuah pegangan untuk mengatur terminal untuk melakukan kalibrasi. Umpamanya T adalah
sebuah temperatur yang tidak diketahui dan sementara Tr adalah temperatur referensi, maka dengan kalibrasi terhadap keluaran untuk membaca satu nilai
temperatur dengan benar maka keluaran pada seluruh temperatur akan bernilai benar.
2.3. ADC Analog to Digital Converter
ADC Analog to digital Converter adalah suatu rangkaian pengubah informasi dari tegangan analog ke digital.AD Converter ini dapat dipasang
sebagai pengonversi tegangan analog dari suatu peralatan sensor ke konfigurasi digital yang akan diumpankan kesuatu sistem minimum.Teknologi ADC ini telah
banyak mengubah teknik-teknik konvensional analog dalam sistem-sistem kontrol,teknologi perekaman dan pembangkitan kembali sinyal-sinyal audiovideo
recording and playing dan berbagai aplikasi dalam multimedia dan instrumentasi lainnya.Permasalahan noise dalam sinyal sebelumnya sulit dikikis habis jika
hanya mengandalkan filter analogdapat diatasi dengan sangat baik dengan filter digital berbasis ADC.Apalagi faktor penentu keandalan program
kemudinya.semakin handal programnya semakin handal pul;a kinerja filter tersebut.
Rangkaian IC ADCmemiliki dua bagian utama,yaitu: 1. Bagian Sampling dan Hold,yang berfungsi menangkap atau menahan
tegangan analog input sesaat untuk seterusnya diumpankan kerangkaian pengonversi.
Universitas Sumatera Utara
2. Rangkaian konversi AD plus rangkaian kontrolnya. Gambar berikut menggambarkan bagaimana aliran sinya analog diubah ke sinyal
digital.
Gambar 2.3 Diagram blok ADC 0804
Rangkaian diatas dioperasikan sebagai berikut.Pertama kontroler,dalam hal ini mikroprosessor menghubungi ADC dengan mengirim sinyal CE.Artinya
ADC diaktifkan.Kemudian SOC Start of Convenersiondikirimkan sehingga ADC mulai melakukan sampling sinyal dan diikuti dengan konversi ke
digital.Bila konversi selesai maka ADC akan mengirimkan tanda selesai EOC end of conversion yang artinya hasil konversi telah siap dibaca di PB7-
PB0.Program yang sesuai harus dibuat mengikuti prosedur seperti diatas.Artinya,program utama mikroprosesor harus dimuatai denga suatu
programloop tertutup dan menunggu tanda untuk membaca data dari ADC.Meski tanda ini tidak harus diperhatikan,tetapi berakibat data yang dipaksa akan sering
invalid karena CPU tidak dapat membedakan keadaan ambang ketika ADC tengah melakukankonversidan keadaan data siap valid.Agar lebih
Universitas Sumatera Utara
efektif,fungsiinterrupt harus diaktifkan untuk menghindari terjebaknya CPU dalam loop saat menunggu ADC siap.Ia hanya akan membaca data bila
mendapatkan interrupt. Secara singkat, ADC memerlukan bantuan sekuensi kontrol untuk
menangkap dan mengkonversi sinyal.Seberapa lama ADC dapat sukses mengkonversi suatu nilai sangat bergantung dari kemampuan sampling dan
konversi dalam domain waktu.Makin cepat prosesnya,semakin berkualitas pula ADC tersebut.Karena inilah maka karakteristik ADC yang paling penting adalah
waktu konversi Convertion time.Jika suatu ADC disebut memiliki waktu konvensi 1,4udtmikrodetik maka secara teoritis dalam waktu 1 detik ia dapat
mengonversi sinyal kontiniu sebanyak 714.285,7 kali.Dengan demikian,frekwensi input tertinggi yang masih dapat ditolerir untuk konversi adalah sekitar 714KHz2
atau 357KHz. Namun demikian kemampuan riil ADC dalam kontrol loop tertutup dalam
sebuah sistem lengkap justru sangat dipengaruhi oleh kemampuan kontroler atauprosesor dalam mengolah data input-output secara tepat,dan bukan hanya
karena kualitas ADCnya,misalnya permasalahan pada filter digtal dalam dunia speech processing dan regeneration.ADC yang dipakai mungkin sudah sangat
cepat,bahkan melebihi spesifikasi untuk keperluan memproses sinyal input yang didefenisikanmisalnya speech diproses dengan ADC 1,4udtconversion,tetapi
terkadang algoritma filtering yang dikembangkan justru membuat untuk kerja sistem keseluruhan menjadi kedodoran.pelambatan justru terjadi dalam penerapan
algoritma pemroses tertenetu misalnya identifikasi menggunakan neural network,optimasi menggunakan algoritma genetika,dan lain-lain.
Universitas Sumatera Utara
Semua ADC bekerja dengan melakukan pencuplikan sinyal-sinyal analog.proses pencuplikan ini mirip dengan proses modulasi amplitudo,yang
dapat memunculkan hasil-hasil yang tidak terduga kecuali lebar pita frekwensi sinyal analog sibatasi agar kurang setengah dari laju pencuplikan yang ada pada
umumnya merupakan clock sinyal.Jika lebar pita sinyal-sinyal ini tidak dibatasi maka akan dihasilkan fenomena kerja rangkaian yang dikenal dengan istilah
analising .Analising sendiri merupakan keadaan dimana sinyal-sinyal yang didijilitisasin muncul sebagai sinyal yang memiliki frekwensi lebih rendah dari
pada sinyal frekwensi asalnya atau dapat pula memiliki frekwensi yang berkebalikan sinyal-sinyal dengan frekwensi tinggi muncul pada frekwensi-
frekwensi yang lebih tinggi. Untuk mengatasi efek analising ini,kita dapat menggunakan rangkaian
tipis anti analising.Penggunaan rangkaian tipis anti analising ini dapat dihindari jika kita memnggunakan jenis konverter analog kedigital yang dikenal sebagai
ADC sigma delta over sampling.ADC jenis ini melakukan proses pencuplikan sinyal analog pada laju yang sangat tinggi yang dapat mencapai hingga 256 kali
frekwensi cock.Rangkaian konverter ini bekerja dengan menggunakan sebuah komparator tunggal.Keluaran logika dari komparator ini selanjutnya
diintegrasikan dan dikurangkan dari tegangan masukan .Hasil yang akan diperoleh adalah sederetan sinyal 1 dan 0 yang berelasi dengan tegangan
masukan.Serangkaian digit biner ini kemudian digunakan untuk membangkitkan sinyal keluaran berkode biner.Dengan cara seperti kita dapat menghasilkan ADC
16 bit yang akurat.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.4 Konfigurasi PIN Kaki ADC 0804
Gambar diakses dari http:www.elektronik art.com
2.3.1.ADC Dengan Pendekatan Berurutan
ADC dengan pendekatan berurutan merupakan slah satu ADC yang cukup populer penggunaanya.Kepopuleran ADC ini terutama disebabkan oleh
karakteristik kecepatan yang cukup tinggi serta arsitektur rangkaianya yang tidak terlalu kompleks atau rumit.Prinsip kerja dasarnya ialah menggunakan konsep
pendekatan bagi dan cari devide and search dalam mengonversi sinyal-sinyal digital.Pendekatan pencarian biner binery search merupakan pendekatan yang
dijalankan membagi daerah penyusuranpencarian menjadi setengahnya dalam setiap clock cycle.Dengan demikian ADC pendekatan berurutan akan memerlukan
sejumlah 16 clock cycle yang mengonversi sebuah sinyal analog menjadi sinyal digital equivalen 16-bit.
Rangkaian pencuplik dan penahan digunakan untuk mencuplik sinyal masukan analog dan mempertahankan nilai sinyal yang dicuplik selama proses
konversi data berlangsung.Pada clock cycle pertama bit yang paling signifikan
Universitas Sumatera Utara
MSBMost Significant Bitdari register pendekatan berurutan atay SAR Succesive Aproximation Register diset agar bernilai sama dengan 1 .SAR
kemudian dihubungkan pada terminal masukan konverter digital ke analog ADC untuk mengkonversi angka-angka biner SAR menjadi sebuah sinyal analog.
Sinyal analog keluaran DAC ini kemudian diumpankan pada rangkaian komparator.Komparator akan membandingkan data keluaran DAC tegangan
masukan yang tersimpan .Jika keluaran DAC adalah lebih kecil daripada tegangan masukan yang tersimpan maka bit yang paling signifikan register akan tetap
bernilai logika 1.Sebaliknya jika keluaran DAC lebih besar dari pada tegangan masukan yang tersimpan maka bit yang paling signifikan register akan di reset ke
nilai logika 0.Bit ini akan tetap tidak berubah untuk proses konversi data yang tersisa.
Proses yang sama akan berulang kali kembali pada clock cycle yang kedua dengan bit yang paling signifikan berikutnya adalah MSB-1.Bit ini diset pada nilai
logika sama dengan 1 dan dengan menggunakan DAC keluaran SAR akan dikonversi menjadi sinyal analog untuk selanjutnya dibandingkan dengan
tegangan masukan yang tersimpan.Jika keluaran DAC adalah lebih rendah daripada tegangan masukan yang tersimpan maka bit MSB-1 dari register akan
tetap bernilai logika 1.Jika tidak,bit bit MSB-1 akan direset kenilai logika 0.Bit ini akan dipertahankan agar tetap tidak berubah untuk proses konversi data yang
tersisa.Pengulangan kembali proses ini untuk N cock cycle akan menghasilkan konversi sinyal analog kesinyal digital equivalen N-bit.Pada akhirnya N cock
cycle,SAR akan mengandung nilai-nilai yang telah dikonversikan dari sinyal masukan analognya.
Universitas Sumatera Utara
2.4. Resistor