Manfaat Pelaksanaan Proyek Sistematika Penulisan ADC Analog to Digital Converter

Pada metode ini, perancang mengumpulkan data yang berkaitan dengan proyek dengan cara mencari teori-teori yang terdapat pada buku-buku dan literatur lainnya seperti jurnal penelitian dan sebagainya lalu membandingkannya dengan data yang dibutuhkan baik dalam pelaksanaan proyek maupun dalam menyusun laporan proyek ini. b. Lembar data Datasheet komponen yang digunakan pada proyek. Pada metode ini, perancang menggunakan data-data yang dikeluarkan oleh pabrik produsen komponen elektronik yang digunakan pada proyek. c. Pengujian Proyek. Metode ini dilakukan setelah proyek selesai dikerjakan, dengan cara menguji langsung sistem kerja rangkaian yang telah dibuat, lalu memastikan apakah rangkaian yang telah dibuat dapat bekerja dengan baik sesuai dengan yang diharapkan. d. Analisa Proyek. Analisa proyek dilakukan seteleh rangkaian selesai diuji. Analisa dilakukan dengan mengambil kesimpulan dari kerja yang dilakukan oleh rangkaian yang dibuat lalu dibandingkan dengan teori-teori yang berhubungan dengan kerja yang dilakukan tiap rangkaian pada proyek.

1.5 Manfaat Pelaksanaan Proyek

Terdapat dua manfaat dari pelaksanaan proyek ini, yaitu yang bersifat umum dan khusus. a. Manfaat secara umum Universitas Sumatera Utara Secara umum, pelaksanaan proyek yang berjudul Alat Ukur Temperatur Lingkungan Melalui Display Berbasis Mikrokontroler AT89S51 diharapkan dapat menjadi sebuah inovasi dalam melakukan pengukuran temperatur secara otomatis. b. Manfaat secara khusus Dengan pelaksanaan proyek ini dapat menambah wawasan dan pengalaman perancang dalam menerapkan ilmu yang dipelajari di bangku perkuliahan secara kreatif dan inovatif.

1.6 Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pembahasan dan pemahaman maka penulis membuat sistematika pembahasan bagaimana sebenarnya prisip kerja dari Alat Ukur Temperatur Lingkungan Melalui Display Yang Berbasis Mikrokontroler AT89S51 secara otomatis, maka penulis membuat Laporan Tugas Proyek ini sebagai berikut : BAB 1 PENDAHULUAN Dalam bab ini berisikan mengenai latar belakang, tujuan penulisan, batasan masalah, serta sistematika penulisan. BAB 2 TINJAUAN TEORITIS Tinjauan teoritis dalam bab ini dijelaskan tentang teori pendukung yang digunakan untuk pembahasan dan cara kerja dari rangkaian. BAB 3 PERANCANGAN ALAT DAN CARA KERJA RANGKAIAN Dalam bab ini dibahas tentang perancangan rangkaian dan program pada proyek. BAB 4 PENGUJIAN RANGKAIAN DAN ANALISA Universitas Sumatera Utara Dalam bab ini dibahas tentang tentang cara pengujian rangkaian baik secara per blok maupun secara keseluruhan. BAB 5 KESIMPULAN SARAN Bab ini merupakan penutup yang meliputi tentang kesimpulan dari pembahasan yang dilakukan dari tugas proyek ini serta saran apakah rangkaian ini dapat dibuat lebih efisien dan dikembangkan perakitannya pada suatu metode lain yang mempunyai sistem kerja yang sama. Universitas Sumatera Utara BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Mikrokontroler AT89S51 2.1.1 Gambaran Umum Mikrokontroler AT89S51 adalah mikrokomputer CMOS 8 bit yang memiliki 8 KB Programmable and Erasable Read Only Memory PEROM. Mikrokontroler berteknologi memori non-volatile tidak kehilangan data bila kehilangan daya listrik. Set instruksi dan kaki keluaran AT89S52 sesuai dengan standar industri 80C51 dan 80C52. Atmel AT89S52 adalah mikrokontroler yang sangat bagus dan fleksibel dengan harga yang relatif murah untuk banyak aplikasi sistem kendali berkerapatan tinggi dari Atmel ini sangat kompatibel dengan mikrokontroler MCS-51 misalnya mikrokontroler 8031 yang terkenal dan banyak digunakan dan telah menjadi standar industri baik dalam jumlah pin IC maupun set instruksinya. Sebagai perbandingan kapasitas memori, table 2.1 berikut ini akan menampilkan memori dari mikrokontroler seri AT89XX Tabel 2.1. Kapasitas Memori Mikrokontroler seri AT89XX Type RAM Flash Memory EEPROM AT89C51 AT89S52 8 X 128 byte 4 Kbyte Tidak AT89C52 AT89S52 8 X 256 byte 8 Kbyte Tidak AT89C55 8 X 256 byte 20 Kbyte Tidak AT89S53 8 X 256 byte 12 Kbyte Tidak AT89S8252 8 X 256 byte 8 Kbyte 2 Kbyte Universitas Sumatera Utara Mikrokontroler AT89S52 memiliki fasilitas-fasilitas pendukung yang membuatnya menjadi mikrokontroler yang sangat banyak digunakan dalam berbagai aplikasi. Fasilitas-fasilitas yang dimiliki oleh mikrokontroler AT89S51 adalah : a. Sesuai dengan produk-produk MCS-51. b. Terdapat memori flash yang terintegrasi dalam sistem. Dapat ditulis ulang hingga 1000 kali. c. Beroperasi pada frekuensi 0 sampai 24MHz. d. Tiga tingkat kunci memori program. e. Memiliki 256 x 8 bit RAM internal. f. Terdapat 32 jalur masukankeluaran terprogram. g. Tiga pewaktupencacah 6-bit untuk AT89S51 dua pewaktupencacah 16-bit untuk AT89S52. h. Memiliki 8 sumber interupsiuntuk AT89S51 6 sumber instruksi untuk AT89S52. i. Kanal serial terprogram. j. Mode daya rendah dan mode daya mati.

2.1.2 Karakteristik Mikrokontroler AT89S51

AT89S52 mempunyai memori yang terdiri dari RAM internal dan Special Function Register. RAM internal pada mikrokontroler AT89S52 memiliki ukuran 256 byte dan beralamatkan 00H-7FH serta dapat di akses menggunakan RAM address register. RAM internal terdiri dari delapan buah register R0-R7 yang membentuk register banks. Special Function Register yang berjumlah 21 buah Universitas Sumatera Utara berada di alamat 80H-FFH. RAM ini berbeda pada lokasi dengan Flash PEROM dengan alamat 000H-7FFH. IC AT89S51 mempunyai pin sebanyak 40 buah yang sesuai dengan mikrokontroler 8031 dan memiliki susunan pin seperti gambar di berikut ini ini : Gambar 2.1. Konfigurasi pin kaki pada mikrokontroler AT89S51 Gambar diakses dari http:www.elektronik art.com Pada konstruksi mikrokontroler ini terdapat 4 port untuk IO data dan tersedia pula akumulator , register, RAM, Stack Pointer, Arithmatic Logic Unit ALU, Pengunci Lacth, dan rangkaian osilasi yang membuat AT89S52 dapat beroperasi dengan sekeping IC.

2.1.3 Fungsi Pin-Pin Pada Mikrokontroler AT89S51

a. VCC Pin 40 Pin 40 merupakan sumber tegangan positif yang diberi simbol V cc. b. GND Pin 20 Pin 20 merupakan ground sumber tegangan dan diberi simbol gnd . c. Port 0 Pin 39-Pin 32 Universitas Sumatera Utara Port 0 dapat berfungsi sebagai IO biasa, low order multiplex addressdata ataupun penerima kode byte pada saat flash programming Pada fungsi sebagai IO biasa port ini dapat memberikan output sink ke delapan buah TTL input atau dapat diubah sebagai input dengan memberikan logika 1 pada port tersebut. Pada fungsi sebagai low order multiplex addressdata, port ini akan mempunyai internal pull up. Pada saat flash programming diperlukan eksternal pull up, terutama pada saat verifikasi program. d. Port 2 Pin 21 pin 28 Port 2 berfungsi sebagai IO biasa atau high order address, pada saat mengakses memori secara 16 bit. Pada saat mengakses memori 8 bit, port ini akan mengeluarkan isi dari P2 special function register. Port ini mempunyai internal pull up dan berfungsi sebagai input dengan memberikan logika 1. Sebagai output, port ini dapat memberikan output sink keempat buah input TTL. e. Port 3 Pin 10 pin 17 Port 3 merupakan 8 bit port IO dua arah dengan internal pull up. Port 3 juga mempunyai fungsi pin masing-masing, yaitu sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara Tabel 2.2. fungsi pin-pin pada port 3 mikrokontroller AT89S51 Nama pin Fungsi P3.0 pin 10 RXD Port input serial P3.1 pin 11 TXD Port output serial P3.2 pin 12 INTO interrupt 0 eksternal P3.3 pin 13 INT1 interrupt 1 eksternal P3.4 pin 14 T0 input eksternal timer 0 P3.5 pin 15 T1 input eksternal timer 1 P3.6 pin 16 WR menulis untuk eksternal data memori P3.7 pin 17 RD untuk membaca eksternal data memori f. RST pin 9 Reset akan aktif dengan memberikan input high selama 2 cycle. g. ALEPROG pin 30 Address latch Enable adalah pulsa output untuk me-latch byte bawah dari alamat selama mengakses memori eksternal. Selain itu, sebagai pulsa input program PROG selama memprogram Flash. h. PSEN pin 29 Program store enable digunakan untuk mengakses memori program eksternal. i. EA pin 31 Pada kondisi low, pin ini akan berfungsi sebagai EA yaitu mikrokontroler akan menjalankan program yang ada pada memori eksternal setelah sistem direset. Jika kondisi high, pin ini akan berfungsi untuk menjalankan Universitas Sumatera Utara program yang ada pada memori internal. Pada saat flash programming, pin ini akan mendapat tegangan 12 Volt. j. XTAL1 pin 19 Input untuk clock internal. k. XTAL2 pin 18 Output dari osilator.

2.1.4 Register Pada Mikrokontroler AT89S51

Register adalah penampung data sementara yang terletak dalam CPU. Pada mikrokontroler AT89S51, register-registernya adalah sebagai berikut : a. Register A Accumulator Accumulator ialah sebuah register 8 bit yang merupakan pusat dari semua operasi accumulator, termasuk dalam operasi aritmatika dan operasi logika. b. Register B Register ini memiliki fungsi yang sama dengan register A. c. Program counter PC Program counter Pencacah program merupakan sebuah register 16 bit yang selalu menunjukkan lokasi memori instruksi yang akan diakses. d. Data pointer Data pointer atau DPATR merupakan register 16 bit yang terletak di alamat 82H untuk DPL dan 83H untuk DPH. Biasanya Data pointer digunakan untuk mengakses data atau source kode yang terletak di memori eksternal. Universitas Sumatera Utara e. Stack Pointer SP Stack Pointer adalah register 8 bit yang mempunyai fungsi khusus sebagai penu njuk alamat atau data paling atas pada operasi penumpukan di RAM. Stack Pointer terletak di alamat 81H. Penunjuk penumpukan selalu berkurang dua tiap kali data didorong masuk kedalam lokasi penumpukan dan selalu bertambah dua tiap kali data ditarik keluar dari lokasi penumpukan. f. Program Status Word Program Status Word merupakan register yang berisi beberapa bit status yang mencerminkan keadaaan mikrokontroler. g. Bit Carry Flag CY Bit carry merupakan bit ke 8 yang memiliki dua fungsi : 1. Carry akan menunjukkan apakah operasi penjumlahan mengandung carry sisa atau apakah operasi pengurangan mengandung borrow kurang. Apabila operasi ini mengandung carry, bit ini akan diset agar bernilai satu, sedangkan jika mengandung borrow, bit ini akan di set agar bernilai nol 0. 2. Carry dimanfaatkan sebagai bit ke-8 untuk operasi pergeseran shift atau perputaran. h. Bit Auxiliary Carry AC Bit ini menunjukkan adanya carry bawaan dari bit ketiga menuju bit keempat atau dari empat bit rendah ke empat bit tinggi pada operasi aritmatika. Bit ini jarang digunakan dalam program, tetapi digunakan oleh mikrokontroler secara implisit pada operasi aritmatika bilangan BCD. Universitas Sumatera Utara i. Bit Flag 0 F0 Bit ini menunjukkan apakah hasil operasi bernilai nol atau tidak. Apabila hasil operasi adalah nol 0, bit ini akan diset agar bernilai 1, sedangkan apabila hasil operasinya bukan nol 0 maka bit ini akan di-reset. Bit ini juga digunakan pada perbandingan dua buah data. Jika kedua data bernilai sama maka bit ini akan diset agar bernilai satu, sedangkan jika kedua data itu berbeda maka bit ini akan direset agar bernilai nol 0. j. Bit Register Select RS RS0 dan RS1 digunakan untuk memilih bank register. Delapan buah register ini merupakan register serbaguna. Lokasinya pada awal 32 byte RAM internal yang memiliki alamat dari 00H sampai 1FH. Register ini dapat diakses melalui simbol assembler R0,R1,R2,R3,R4,R5,R6 dan R7.

2.2 Sensor Temperatur LM35

Sensor suhu temperatur pada proyek akhir ini menggunakan LM35,dimana output dari LM35 ini dapat memberikan output 8-bit data yang menyatakan kondisi perubahan dari suhu lingkungan.Setiap terjadi perubahan suhu maka akan terjadi perubahan data output yang dihasilkan,dimana perubahan tersebut berupa perbedaan tegangan yang dihasilkan.LM35 sebagai pendeteksi temperatur memiliki karakteristik sebagai berikut : 1. Bekerja pada rating tegangan 4V sd 30V. 2. Pembacaan temperatur berkisar antara -55 C sd 150 C. 3. Dengan kenaikan temperatur 1 maka tegangan output akan naik sebesar 10mV C. Universitas Sumatera Utara 4. Memiliki arus drain kurang dari 60 uA.

2.2.1 Prinsip Kerja IC LM 35

IC LM 35 berfungsi sebagai sensor suhu. IC LM 35 dikemas dalam bentuk integrated circuit yang harga tahanannya merupakan fungsi temperatur, adanya temperatur akan menyebabkan harga dari IC LM 35 berubah. Energi panas dari elektroda akan menyebabkan perubahan temperatur IC LM 35 yang selanjutnya merubah harga tahanannya, karakteristik dari sensor ini adalah linier terhadap perubahan suhu artinya, jika terjadi perubahan suhu yang cenderung naik dan begitu pula sebaliknya. Tegangan out put dari sensor ini adalah  10 mV C setiap terjadi kenaikan suhu sebesar 1 C dan range suhu mulai 55 C sampai dengan 150 C. Gambar 2.2 Simbol Dan Bentuk Fisik IC LM 35 Gambar diakses dari http:www.elektronik art.com LM 35 adalah sensor temperatur yang cukup presisi dan mudah di kalibrasi dengan impedansi yang kurang dari 1 , LM 35 beroperasi pada range arus sekitar 400µA sampai dengan 5 mA, mempunyai error kurang dari 1°C untuk range yang 100°C, aplikasi sensor berkisar antara -55°C sampai +150°C, sehingga dapat dikatakan bahwa LM 35 memiliki output yang linier. Universitas Sumatera Utara Di dalam LM 35 terdapat sebuah sambungan dengan sebuah pegangan untuk mengatur terminal untuk melakukan kalibrasi. Umpamanya T adalah sebuah temperatur yang tidak diketahui dan sementara Tr adalah temperatur referensi, maka dengan kalibrasi terhadap keluaran untuk membaca satu nilai temperatur dengan benar maka keluaran pada seluruh temperatur akan bernilai benar.

2.3. ADC Analog to Digital Converter

ADC Analog to digital Converter adalah suatu rangkaian pengubah informasi dari tegangan analog ke digital.AD Converter ini dapat dipasang sebagai pengonversi tegangan analog dari suatu peralatan sensor ke konfigurasi digital yang akan diumpankan kesuatu sistem minimum.Teknologi ADC ini telah banyak mengubah teknik-teknik konvensional analog dalam sistem-sistem kontrol,teknologi perekaman dan pembangkitan kembali sinyal-sinyal audiovideo recording and playing dan berbagai aplikasi dalam multimedia dan instrumentasi lainnya.Permasalahan noise dalam sinyal sebelumnya sulit dikikis habis jika hanya mengandalkan filter analogdapat diatasi dengan sangat baik dengan filter digital berbasis ADC.Apalagi faktor penentu keandalan program kemudinya.semakin handal programnya semakin handal pul;a kinerja filter tersebut. Rangkaian IC ADCmemiliki dua bagian utama,yaitu: 1. Bagian Sampling dan Hold,yang berfungsi menangkap atau menahan tegangan analog input sesaat untuk seterusnya diumpankan kerangkaian pengonversi. Universitas Sumatera Utara 2. Rangkaian konversi AD plus rangkaian kontrolnya. Gambar berikut menggambarkan bagaimana aliran sinya analog diubah ke sinyal digital. Gambar 2.3 Diagram blok ADC 0804 Rangkaian diatas dioperasikan sebagai berikut.Pertama kontroler,dalam hal ini mikroprosessor menghubungi ADC dengan mengirim sinyal CE.Artinya ADC diaktifkan.Kemudian SOC Start of Convenersiondikirimkan sehingga ADC mulai melakukan sampling sinyal dan diikuti dengan konversi ke digital.Bila konversi selesai maka ADC akan mengirimkan tanda selesai EOC end of conversion yang artinya hasil konversi telah siap dibaca di PB7- PB0.Program yang sesuai harus dibuat mengikuti prosedur seperti diatas.Artinya,program utama mikroprosesor harus dimuatai denga suatu programloop tertutup dan menunggu tanda untuk membaca data dari ADC.Meski tanda ini tidak harus diperhatikan,tetapi berakibat data yang dipaksa akan sering invalid karena CPU tidak dapat membedakan keadaan ambang ketika ADC tengah melakukankonversidan keadaan data siap valid.Agar lebih Universitas Sumatera Utara efektif,fungsiinterrupt harus diaktifkan untuk menghindari terjebaknya CPU dalam loop saat menunggu ADC siap.Ia hanya akan membaca data bila mendapatkan interrupt. Secara singkat, ADC memerlukan bantuan sekuensi kontrol untuk menangkap dan mengkonversi sinyal.Seberapa lama ADC dapat sukses mengkonversi suatu nilai sangat bergantung dari kemampuan sampling dan konversi dalam domain waktu.Makin cepat prosesnya,semakin berkualitas pula ADC tersebut.Karena inilah maka karakteristik ADC yang paling penting adalah waktu konversi Convertion time.Jika suatu ADC disebut memiliki waktu konvensi 1,4udtmikrodetik maka secara teoritis dalam waktu 1 detik ia dapat mengonversi sinyal kontiniu sebanyak 714.285,7 kali.Dengan demikian,frekwensi input tertinggi yang masih dapat ditolerir untuk konversi adalah sekitar 714KHz2 atau 357KHz. Namun demikian kemampuan riil ADC dalam kontrol loop tertutup dalam sebuah sistem lengkap justru sangat dipengaruhi oleh kemampuan kontroler atauprosesor dalam mengolah data input-output secara tepat,dan bukan hanya karena kualitas ADCnya,misalnya permasalahan pada filter digtal dalam dunia speech processing dan regeneration.ADC yang dipakai mungkin sudah sangat cepat,bahkan melebihi spesifikasi untuk keperluan memproses sinyal input yang didefenisikanmisalnya speech diproses dengan ADC 1,4udtconversion,tetapi terkadang algoritma filtering yang dikembangkan justru membuat untuk kerja sistem keseluruhan menjadi kedodoran.pelambatan justru terjadi dalam penerapan algoritma pemroses tertenetu misalnya identifikasi menggunakan neural network,optimasi menggunakan algoritma genetika,dan lain-lain. Universitas Sumatera Utara Semua ADC bekerja dengan melakukan pencuplikan sinyal-sinyal analog.proses pencuplikan ini mirip dengan proses modulasi amplitudo,yang dapat memunculkan hasil-hasil yang tidak terduga kecuali lebar pita frekwensi sinyal analog sibatasi agar kurang setengah dari laju pencuplikan yang ada pada umumnya merupakan clock sinyal.Jika lebar pita sinyal-sinyal ini tidak dibatasi maka akan dihasilkan fenomena kerja rangkaian yang dikenal dengan istilah analising .Analising sendiri merupakan keadaan dimana sinyal-sinyal yang didijilitisasin muncul sebagai sinyal yang memiliki frekwensi lebih rendah dari pada sinyal frekwensi asalnya atau dapat pula memiliki frekwensi yang berkebalikan sinyal-sinyal dengan frekwensi tinggi muncul pada frekwensi- frekwensi yang lebih tinggi. Untuk mengatasi efek analising ini,kita dapat menggunakan rangkaian tipis anti analising.Penggunaan rangkaian tipis anti analising ini dapat dihindari jika kita memnggunakan jenis konverter analog kedigital yang dikenal sebagai ADC sigma delta over sampling.ADC jenis ini melakukan proses pencuplikan sinyal analog pada laju yang sangat tinggi yang dapat mencapai hingga 256 kali frekwensi cock.Rangkaian konverter ini bekerja dengan menggunakan sebuah komparator tunggal.Keluaran logika dari komparator ini selanjutnya diintegrasikan dan dikurangkan dari tegangan masukan .Hasil yang akan diperoleh adalah sederetan sinyal 1 dan 0 yang berelasi dengan tegangan masukan.Serangkaian digit biner ini kemudian digunakan untuk membangkitkan sinyal keluaran berkode biner.Dengan cara seperti kita dapat menghasilkan ADC 16 bit yang akurat. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.4 Konfigurasi PIN Kaki ADC 0804 Gambar diakses dari http:www.elektronik art.com 2.3.1.ADC Dengan Pendekatan Berurutan ADC dengan pendekatan berurutan merupakan slah satu ADC yang cukup populer penggunaanya.Kepopuleran ADC ini terutama disebabkan oleh karakteristik kecepatan yang cukup tinggi serta arsitektur rangkaianya yang tidak terlalu kompleks atau rumit.Prinsip kerja dasarnya ialah menggunakan konsep pendekatan bagi dan cari devide and search dalam mengonversi sinyal-sinyal digital.Pendekatan pencarian biner binery search merupakan pendekatan yang dijalankan membagi daerah penyusuranpencarian menjadi setengahnya dalam setiap clock cycle.Dengan demikian ADC pendekatan berurutan akan memerlukan sejumlah 16 clock cycle yang mengonversi sebuah sinyal analog menjadi sinyal digital equivalen 16-bit. Rangkaian pencuplik dan penahan digunakan untuk mencuplik sinyal masukan analog dan mempertahankan nilai sinyal yang dicuplik selama proses konversi data berlangsung.Pada clock cycle pertama bit yang paling signifikan Universitas Sumatera Utara MSBMost Significant Bitdari register pendekatan berurutan atay SAR Succesive Aproximation Register diset agar bernilai sama dengan 1 .SAR kemudian dihubungkan pada terminal masukan konverter digital ke analog ADC untuk mengkonversi angka-angka biner SAR menjadi sebuah sinyal analog. Sinyal analog keluaran DAC ini kemudian diumpankan pada rangkaian komparator.Komparator akan membandingkan data keluaran DAC tegangan masukan yang tersimpan .Jika keluaran DAC adalah lebih kecil daripada tegangan masukan yang tersimpan maka bit yang paling signifikan register akan tetap bernilai logika 1.Sebaliknya jika keluaran DAC lebih besar dari pada tegangan masukan yang tersimpan maka bit yang paling signifikan register akan di reset ke nilai logika 0.Bit ini akan tetap tidak berubah untuk proses konversi data yang tersisa. Proses yang sama akan berulang kali kembali pada clock cycle yang kedua dengan bit yang paling signifikan berikutnya adalah MSB-1.Bit ini diset pada nilai logika sama dengan 1 dan dengan menggunakan DAC keluaran SAR akan dikonversi menjadi sinyal analog untuk selanjutnya dibandingkan dengan tegangan masukan yang tersimpan.Jika keluaran DAC adalah lebih rendah daripada tegangan masukan yang tersimpan maka bit MSB-1 dari register akan tetap bernilai logika 1.Jika tidak,bit bit MSB-1 akan direset kenilai logika 0.Bit ini akan dipertahankan agar tetap tidak berubah untuk proses konversi data yang tersisa.Pengulangan kembali proses ini untuk N cock cycle akan menghasilkan konversi sinyal analog kesinyal digital equivalen N-bit.Pada akhirnya N cock cycle,SAR akan mengandung nilai-nilai yang telah dikonversikan dari sinyal masukan analognya. Universitas Sumatera Utara

2.4. Resistor