Faktor Penyebab Jenis stresor dan hubungannya dengan spesifikasi jenis pekerjaan

organisasi. Penekan psikologis merupakan faktor pengaruh atas ketegangan psikologis, dan karakteristik organisasi dan lingkungan kerja menjadi sasaran perlakuan langsung pendekatan ini. Dalam kajian ini dilihat sumbersumber tekanan yang berasal dari karakteristik organisasi dan kondisi lingkungan kerja yang berdampak pada kiner a peker can seorang pekerja secara khusus. Phillip L. menyatakan bahwa seseorang dapat dikategorikan mengalami stres kerj a jika: a Urusan stres yang dialami melibatkan juga pihak organisasi atau perusahaan tempat individu bekerja. Namun penyebabnya tidak hanya di dalam perusahaan, karena masalah rumah tangga yang terbawa ke pekedaan dan masalah peker can yang terbawa ke rumah dapat juga menjadi penyebab stres kerja. - b Mengakibatkan dampak negatif bagi perusahaan dan juga individu. c Oleh karenanya diperlukan kerjasama antara kedua belch pihak untuk menyelesaikan persoalan stres tersebut

2.2.2 Faktor Penyebab

Stres kerja dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti faktor intrinsik seperti kondisi lingkungan kerja yang tidak nyaman, stasiun kerja yang tidak ergonomic, kerja shift, pekedaan berisiko tinggi dan berbahaya pembebanan berlebih, pemakaian teknologi baru, dan lain sebagainya. Selain faktor dalam peker can beberapa faktor lain juga dapat menyebabkan timbulnya stres seperti peran individu dalam organisasi kerja, faktor hubungan kerja, faktor pengembangan karir, faktor struktur organisasi dan suasana kerja, serta faktor lain yang berasal dari luar pekerjaan. Terdapat juga faktor karateristik pekerja seperti umur, jenis kelamin, taraf hidup, jenis keperibdian dan mekanisme pertahanan diri yang dipergunakan. Universitas Sumatera Utara

2.2.3 Jenis stresor dan hubungannya dengan spesifikasi jenis pekerjaan

Stresor seringkali berhubungan langsung dengan sistem tugas, volume pekerjaan, lingkungan tempat kerja atau sebagai akibat ketidak-keharmonisan hubungan dengan individu lain di tempat kerja serta faktor-faktor budaya organisasi tempat kerja. Beberapa stresor juga berhubungan pada identifikasi dari peranan seseorang di organisasi tempat kerja. 1 Sistem tugas a Kerja lembur Menurut beberapa penelitian, kerja lembur yang terlalu sering, apalagi kalau tanpa kontrol jumlah jam kerja yang berlebih-lebihan ternyata tidak hanya mengurangi kuantitas dan kualitas hasil kerja, juga seringkali meningkatkan kuantitas absen dengan alasan sakit atau kecelakaan kerja. Misalnya: pekerja-pekerja di industri pengemasan buah kaleng yang biasanya banyak berhubungan dengan musim buah. b Tugas kerja malam Kerja malam merupakan tugas yang berat bagi individu pekerja, seringkali mengakibatkan timbulnya gangguan fisik akibat kurang tidur serta perubahan tingkah laku yang dapat mendorong individu untuk penyalahgunaan alkohol clan obat-obatan terlarang serta perubahan kebiasaan makan. Misalnya: polisi, perawat, satpam, anggota pemadam kebakaran, pekerja-pekerja di industri pelayanan hotel, transportasi, dan lain-lain, termasuk pekerja dengan tugas malam lainnya. c Kecepatan mesin Kecepatan kerja yang didasarkan semata-mata pada kapasiias kecepatan mesin sangat menguras energi fisik dan psikologis individu pekerja karena harus terpaku untuk menyesuaikan kecepatan mesin, ban berjalan atau proses produksi, sehingga sedetik pun tak memungkinkan pekerja untuk meninggalkan tempat ker anya tanpa digantikan atau ditolong temannya. Misalnya produk-produk kontrol kualitas yang dihasilkan oleh mesinmesin yang berkecepatan tinggi dan produk-produk yang harus berdasarkan j adwal yang ketat. Universitas Sumatera Utara d Gerakan yang berulang secara monoton Pekerjaan-pekerjaan yang harus dilaksanakan dengan gerakan anggota badan yang berulang secara monoton, yang kadang-kadang pula disertai posisi kerja yang sulit, atau sambil membawa beban atau menahan beban seringkali sangat memberatkan individu pekeda. Misalnya pekerjaan- pekerjaan di industri penggergajian kayu, pengemasan, pemilihan dan asembling pada ban berjalan. Walsh dkk menyimpulkan dalam penelitiannya bahwa pekedaan yang banyak menggerakkan tangan berulang dan membosankan seperti pada para pekerja penggergajian kayu lebih banyak menimbulkan penyakit-penyakit psikosomatik dan gejala- gejala stres mental lainnya sehingga meningkatkan frekuensi cuti sakit. e Kekangan-kekangan Tidak adanya kebebasan bekeda, misalnya tahapan-tahapan pekerjaan yang mempunyai jadwal tugas yang ketat dan detail. Misalnya pemeliharaanperawatanpengujian mesin kapal terbang yang harus mengikutiberdasarkan checklist yang ketat, pekedaan mencocokkan memasangmerakit elemen-elemen jadi bangunan rumahmesin-mesin, pekerjan akunting. f Komunikasi yang menjemukan membebankan Pekerjaan-pekerjaan yang mernerlukan kontak yang memberatkan karena mernerlukan negosiasi untuk perihal yang sulit diterima atau tidak selaras dengan kehendak lawan bicara. Misalnya manajer pemasaran, personil promosi obat-obatan. 2 Volume pekedaan a Volume pekedaan yang berlebihan Volume pekedaan yang terlalu banyak, yang dibatasi oleh waktu. Misalnya : i Tergesa-gesa karena dibatasi oleh waktu, misalnya petugas pelayanan pelanggan yang harus melayani pelanggan dengan antrian yang panjang untuk menunggu pelayanan, sekretaris dengan tugas yang bertumpuk. Universitas Sumatera Utara ii Permintaan-permintaan untuk pengambilan keputusan yang remit, misalnya petugas kontrol kualitas, pekerjaan yang harus membutuhkan masukan informasi yang banyak. b Volume pekerjaan yang sangat kurang Kurang rangsangan untuk bekerja, kurang variasi, tidak ada kreativitas atau tuntutan untuk mengatasi masalah. Misalnya: i Tuntutan pekerjaan yang memerlukan perhatian penuh tetapi kurang rangsangan untuk bekerja. Pekerja harus tetap waspada dan harus selalu siap untuk bereaksi bila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. ii Tuntutan untuk membeda-bedakan secara tepat biasanya membutuhkan konsentrasi, perasaan dan konsentrasi penglihatan yang intens. iii Tidak diberi tugas karena atasan pilih kasih, atau kemampuan kalah bersaing dengan yang lain. 3 Tanggung jawab Tanggung jawab untuk keselamatan dan kesejahteraan diri sendiri, organisasi tempat keda dan masyarakat umum. Misalnya: a Tanggung jawab untuk bekerja dengan aman merupakan faktor stres psikis dari pekeda karena harus bekerja selalu dengan hati-hati agar tidak membahayakan orang di sekitarnya atau pun membahayakan diri sendiri, seperti: operator mesin derek, pekeda yang menangani bahan-bahan kimia yang berbahaya atau yang mudah meledak, pilot. b Tanggung jawab pekedan terhadap kesejahteraan masyarakat misalnya pekeda-pekerja di sektor kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan lainnya. c Tanggung jawab terhadap peralatan dan bahan-bahan kerja yang bernilai tinggi. Universitas Sumatera Utara 4 Kondisi fisiklingkungan tempat kerja? Adanya ancaman terpapar kondisi fisik tempat kerja yang kurang menyenangkan atau kontak dengan bahan-bahan beracun. Misalnya: a Tempat kerja yang sunyiterpencil, seperti pekerjaan-pekedan menyendiri yang tak mempunyai kesempatan berkomunikasi dengan orang lain atau pekerjaan-pekerjaan yang pada situasi sulit atau terancam bahaya tak memungkinkan untuk mencari pertolongan dari teman kerja atau siapapun. b Tempat kerja yang.:auh atau sulit dijangkau c Pemaparan di tempat kerja Pemaparan di tempat kerja umumnya pemaparan fisik dan pemaparan kimiawi, seperti suhu yang terlalu tinggi atau terlalu rendah, tempat kerja yang sempit berdesakan, ventilasi buruk, penerangan yang kurang baik, vibrasi, masalah-masalah ergonomi, tempat kerja yang bising, bau-bau yang tidak enak, debu-debu kerja dan substansi kimia yang berbahaya 5 Organisasi tempat kerja a Perubahan-perubahan Perubahan-perubahan yang terjadi di tempat kerja merupakan salah satu penyebab utama dari sires. Perubahan seringkali berarti terjadi suatu kehilangan, seperti diberlakukan teknik yang baru di tempat kerja, ganti supervisor, restrukturisasi organisasi, diberi tugas baru yang sukar dilaksanakan, pindah bagian, dan dibebas tugaskan sebagai pimpinan. b Manajemen yang otokratis Pada perusahaan dengan manajemen yang otokratis, biasanya komunikasi atasan dan bawahan tidak berjalan dengan baik. Komunikasi yang buruk juga biasanya mencetuskan timbulnya perasaan ketidak puasan, kurangnya penghargaan, konflik pada rantai komando atau konflik perbedaan tuntutan para pekerja pada manajemen bisa menimbulkan konflik dengan teman sekerja. Juga bila pekerja harus mengerjakan perintah yang tak disukainya atau bila perintah tidak tercantum dalam deskripsi pekerjaan merupakan stresor psikologis yang penting. Universitas Sumatera Utara c Pengembangan karir. Ancaman dipecat, diturunkan pangkat, dipensiunkan lebih dini karena sakit, ada hambatan untuk promosi atau mendapat promosi untuk pekerjaan yang kurang dikuasai, dapat menimbulkan keeemasan yang hebat.

2.2.4 Patogenesis