Pemeringkatan Faktor yang Mempengaruhi Masyarakat dalam Memilih Kopi dengan Metode Thurstone

PEMERINGKATAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
MASYARAKAT DALAM MEMILIH KOPI DENGAN METODE
THURSTONE

GABBY SANDRIANTI FIRDAUSY

DEPARTEMEN STATISTIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2011

 
 

ABSTRAK
GABBY SANDRIANTI FIRDAUSY. Pemeringkatan Faktor yang Mempengaruhi Masyarakat
dalam Memilih Kopi dengan Metode Thurstone. Dibawah bimbingan Bambang Sumantri dan
Hari Wijayanto
Penelitian ini ditujukan untuk menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan
masyarakat dalam memilih kopi dengan menggunakan metode Thurstone. Secara umum, faktor
yang mempengaruhi masyarakat dalam memilih kopi adalah faktor kekuatan aroma. Namun

demikian, setelah dilakukan klasifikasi masyarakat berdasarkan jenis kelamin, usia dan kelas
sosial ekonomi terjadi perbedaan peringkat faktor yang mempengaruhi masyarakat dalam memilih
kopi. Berdasarkan peringkat faktor pada masing-masing masyarakat dapat disimpulkan bahwa
pria menyukai kopi dengan aromanya yang harum dan kuat, warnanya yang pekat serta sedikit
kandungan susunya sedangkan wanita menyukai kopi dengan aromanya yang harum dan kuat,
kandungan susunya yang banyak dan tidak mempunyai ampas. Usia 20-24 tahun memilih kopi
yang aromanya harum dan kuat, kandungan susunya banyak dan tekstur ampasnya sedikit. Usia
25-30 tahun, kelas B dan kelas C1 menyukai kopi yang aroma harum dan kuat, warnanya yang
pekat serta kandungan susunya sedikit sama halnya dengan pria. Berbeda dengan yang lainnya,
kelas C2 lebih memilih kopi yang aromanya kuat dan harum serta kandungan susunya yang
banyak.

Kata kunci : data skala pengukuran ordinal, metode Thurstone, peringkat faktor

 
 

PEMERINGKATAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
MASYARAKAT DALAM MEMILIH KOPI DENGAN METODE
THURSTONE


GABBY SANDRIANTI FIRDAUSY

Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Statistika
Pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN STATISTIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2011

 
 

Judul : Pemeringkatan Faktor yang Mempengaruhi Masyarakat dalam Memilih
Kopi dengan Metode Thurstone
Nama : Gabby Sandrianti Firdausy
NRP : G14070029


Menyetujui :

Pembimbing I,

Pembimbing II,

Ir. Bambang Sumantri
NIP : 195102281979031003

Dr. Ir. Hari Wijayanto, M.S
NIP : 196504211990021001

Mengetahui :
Ketua Departemen Statistika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Hari Wijayanto, M.S
NIP : 196504211990021001


Tanggal Lulus :
 
 

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala karunia, anugerah, rahmat,
rizki, dan ilmu-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini. Pada kesempatan ini
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam
proses pembuatan karya ilmiah ini. Penulis mendapatkan banyak ilmu, inspirasi, dan pelajaran
yang begitu berharga. Penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Ir. Bambang Sumantri dan Bapak Dr. Ir. Hari Wijayanto, M.S sebagai pembimbing I
dan pembimbing II yang telah memberikan waktu, saran serta nasihatnya kepada penulis.
2. Bapak Agus M. Soleh, S.Si, MT sebagai dosen penguji dan seluruh dosen Departemen
Statistika IPB atas nasihat, saran dan ilmu yang bermanfaat.
3. Ibu, Ayah, dan adik yang selalu sabar mengingatkan penulis agar tetap semangat untuk
mengerjakan karya ilmiah, memberikan kasih sayang serta doa yang tulus untuk penulis.
4. Fajar atas semangat, dukungan, kasih sayang, kesabaran serta sarannya kepada penulis.
5. Teman-teman Chtralaya Kost Fika dan Mba Inda atas dukungan serta canda tawa untuk
menghibur penulis.

6. Teman-teman Putri 26 Lifta, Tia, Cempaka, dan Triani atas kebersamaannya selama ini.
7. Teman-teman STK 44 yang sama-sama berjuang untuk menyelesaikan karya ilmiah, Rizky A.
atas saran, masukan serta diskusinya yang bermanfaat.
8. Terima kasih kepada Ibu Markonah dan Ibu Tri atas kesabarannya dalam memberikan arahan
mengenai tata cara serta prosedur yang harus dipenuhi.
9. Bu Aat, Mang Dur serta Mang Iqbal atas bantuannya selama ini.

Bogor, November 2011

Gabby Sandrianti Firdausy

 

 
 

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di kota Jakarta pada tanggal 02 Desember 1989 dari pasangan Heru
Samodra dan Rusmiati. Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara.
Pada tahun 2007 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Undangan

Seleksi Masuk IPB (USMI). Penulis memilih mayor Statistika Departemen Statistika Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Sebelum masuk perguruan tinggi, penulis telah berhasil
menyelesaikan pendidikan di SMAN 90 Jakarta Selatan, SMPN 161 Jakarta Sealatan, dan SDS
Hang Tuah VI Jakarta Selatan. Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif dalam kepengurusan
Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) periode
2009 sebagai staf Divisi Sosial dan Lingkungan serta kepengurusan Himpunan Keprofesian
Gamma Sigma Beta (GSB) periode 2010 sebagai staf Divisi Survey and Research. Penulis pernah
melakukan kegiatan praktik lapang di perusahaan multinasional yang bergerak dalam bidang
periklanan, yaitu pada perusahaan Media Planning Group.

 
 

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................................

vii

DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................................................


vii

PENDAHULUAN
Latar Belakang .............................................................................................................

1

Tujuan ..........................................................................................................................

1

TINJAUAN PUSTAKA
Produksi dan Konsumsi Kopi di Indonesia ...................................................................

1

Penskalaan ...................................................................................................................

1


Metode Thurstone (The Law of Comparative Judgment) ............................................

2

METODOLOGI
Sumber Data ................................................................................................................

3

Metode Analisis ............................................................................................................

4

HASIL DAN PEMBAHASAN
Kelompok Masyarakat Berdasarkan Karakteristik Masyarakat ...................................

4

Peringkat Faktor yang Mempengaruhi Performa Kopi Secara Umum ........................


4

Peringkat Faktor yang Mempengaruhi Performa Kopi Berdasarkan Jenis Kelamin ...

5

Peringkat Faktor yang Mempengaruhi Performa Kopi Berdasarkan Usia .................

7

Peringkat Faktor yang Mempengaruhi Performa Kopi Berdasarkan Kelas Sosial .......

8

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan ...................................................................................................................

11


Saran .............................................................................................................................

11

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................................

11

 
 

DAFTAR GAMBAR
Halaman
1.

Nilai Skala Faktor Pemilihan Produk Kopi Secara Umum .............................................

5

2.


Nilai Skala Faktor Pemilihan Produk Kopi Berdasarkan Jenis Kelamin ........................

6

3.

Nilai Skala Faktor Pemilihan Produk Kopi Berdasarkan Usia ........................................

7

4.

Nilai Skala Faktor Pemilihan Produk Kopi Berdasarkan Kelas Sosial Ekonomi ............

9

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1.

Pemeringkatan Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Kopi Secara Umum ...................

13

2.

Pemeringkatan Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Kopi Pada Pria ...........................

13

3.

Pemeringkatan Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Kopi Pada Wanita .....................

14

4.

Pemeringkatan Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Kopi Pada Usia 20-24 Tahun ....

14

5.

Pemeringkatan Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Kopi Pada Usia 25-30 Tahun ...

15

6.

Pemeringkatan Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Kopi Pada Kelas B ....................

15

7.

Pemeringkatan Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Kopi PadaKelas C1 ...................

16

8.

Pemeringkatan Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Kopi Pada Kelas C2 ..................

16

 
 



 

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perusahaan yang bergerak dalam bidang
riset pemasaran banyak melakukan survei
untuk mengetahui kepuasan pelanggan,
menganalisis potensi suatu produk baru dan
mengetahui persaingan suatu produk dengan
kompetitor yang ada. Responden yang
dijadikan obyek untuk memberikan penilaian
mengenai produk adalah pengguna tetap dari
suatu produk atau dapat pula bukan pengguna
tetap. Salah satu contoh survei yang dilakukan
perusahaan riset pemasaran adalah survei
mengenai produk kopi.
Survei dilakukan untuk mengetahui
penilaian masyarakat terhadap sebuah merek
kopi. Responden yang dipilih untuk
memberikan penilaian adalah pengkonsumsi
kopi secara tetap. Survei bertujuan untuk
meluncurkan
produk
baru
serta
membandingkan dengan kompetitor kopi yang
ada. Data yang diperoleh dari survei di atas
berupa data dalam skala pengukuran ordinal.
Analisis terhadap data ordinal dapat
menggunakan metode rataan, regresi log
linear ataupun analisis korespodensi. Ternyata
terdapat metode lain yang dapat digunakan
dalam menganalisis data ordinal selain dari
metode di atas. Metode tersebut adalah
Thurstone.
Metode
Thrustone
mengalami
perkembangan dari Paired Comparisons,
Successive Interval, Equal Appearing
Intervals hingga Thurstone’s Law of
Comparative
Judgment.
Dalam
penggunaannya Metode Thurstone Law of
Comparative Judgment lebih fleksibel dan
mudah
digunakan
untuk
mengatasi
permasalahan data karena memiliki lima kasus
berbeda sehingga metode Thurstone inilah
yang akan digunakan dalam penelitian ini.
Metode
Thurstone
digunakan
untuk
menentukan peringkat ketujuh faktor yang
mempengaruhi masyarakat dalam memilih
kopi.

Tujuan
dari
memeringkatkan

Tujuan
penelitian
ini
faktor-faktor

adalah
yang

mempengaruhi pemilihan responden terhadap
kopi dengan metode Thurstone The Law of
Comparative Judgment.
TINJAUAN PUSTAKA
Produksi dan Konsumsi Kopi di Indonesia
Indonesia berada di urutan tiga karena
memiliki lima jenis kopi unggulan. Kelima
jenis kopi unggulan yang berada di Indonesia
yaitu kopi Jawa, kopi Sumatra (Gayo,
Mandheling, Lintong), kopi Toraja, kopi
Flores, dan kopi Bali (Kintamani). Selain di
urutan ketiga karena memiliki lima jenis kopi
unggulan,
Indonesia
mampu
menjadi
produsen kopi nomor lima di dunia. Menurut
data, total produksi kopi Indonesia mencapai
700.000 ton selama setahun sehingga dapat
mengekspor sekitar 50% - 80%. Ekspor kopi
Indonesia hampir seluruhnya dalam bentuk
biji kering dan kurang dari 0,5% dalam bentuk
hasil olahan. Negara tujuan utama ekspor kopi
Indonesia adalah Jerman, Jepang, Amerika
Serikat, Korea Selatan dan Italia. Hal-hal
tersebut membuat komoditi kopi merupakan
suatu bisnis besar dan salah satu komoditi
unggulan dalam perdagangan Internasional
(Deptan 2009).
Terdapat fakta lain mengenai kopi di
Indonesia, yaitu pada tahun 1997 Indonesia
termasuk salah satu konsumen utama kopi
dengan konsumsi sebesar 1,93% atau 1,85 juta
karung dari jumlah total konsumsi kopi di
dunia. Konsumsi kopi Indonesia mengalami
peningkatan dengan laju sebesar 7,7% per
tahun dalam periode tahun 1986-1997. Pada
tahun 1986, konsumsi kopi Indonesia
mencapai 0,95 juta karung. Jumlah konsumsi
kopi terus meningkat sehingga pada tahun
1991 naik sebesar 0,4 juta karung menjadi
1,25 juta karung serta pada tahun 1995 sudah
mencapai 1,85 juta karung (UNCTAD 1997
dan AEKI 1999 dalam Mawardi 1999).
Penskalaan
Penskalaan adalah ilmu pengetahuan yang
digunakan untuk menentukan instrumen atau
alat ukur penilaian oleh manusia (Iver 1981
dalam Li Zheng 2001). Metode penskalaan
yang tepat dalam penggunaannya dapat



 

membantu meningkatkan keakurasian dari
keputusan atau pemilihan seseorang (Turoff
dan Hiltz 1997 dalam Li et al, 2001). Peneliti
terus berusaha untuk menemukan metodemetode penskalaan baru yang lebih efektif
untuk dapat diaplikasikan pada ilmu sosial
yang belum berkembang tetapi lebih
kompleks. Metode dasar yang berkembang di
antara metode yang dikembangkan, yaitu
penskalaan Likert, penskalaan Thurstone, dan
penskalaan Guttman.
Model penskalaan dapat dibedakan
kegunaannya.
Penggunaannya
dapat
dibedakan untuk stimuli dan subyek yang
diberi skala (Iver dalam Li et al, 2001).
Contohnya, penskalaan Likert berfokus pada
subyek yang diberi penilaian dalam bentuk
skala. Penskalaan Thurstone
merupakan
metode yang digunakan untuk stimuli dengan
ciri tertentu (Togerson 1958 dalam Li et al,
2001). Penskalaan Guttman lebih digunakan
untuk mengevaluasi stimuli dan subyek yang
diberi skala (Iver 1981 dalam Li et al, 2001).
Metode Thurstone
(The Law of Comparative Judgment)
Metode penskalaan Thurstone mengalami
kemajuan dalam hal stimuli. Berdasarkan The
Law of Comparative Judgment, Thurstone
juga mengembangkan tiga metode penskalaan,
yaitu
paired
comparisons,
successive
intervals, dan equal appearing intervals.
Sebagian dari metode penskalaan yang
berkembang saat ini berasal dari metode
Thurstone (White et al, 1999 dalam Li et al,
2001). Metode Thurstone dapat dijadikan
solusi untuk data dalam skala ordinal dengan
cara mentransformasi data dari data dalam
skala ordinal menjadi data dengan skala
interval (Thurstone 1927 dan Togerson 1958
dalam Li et al, 2001).
The law of comparative judgment
digunakan untuk perbandingan stimulus yang
banyak. Suatu atribut yang bentuknya
kualitatif atau kuantitatif ketika atribut
tersebut dapat dikategorikan maka atribut
tersebut dikatakan rangkaian psikologi yang
merupakan obyek dari law of comparative
judgment. Beberapa istilah yang terdapat
dalam metode Thurstone, yaitu proses

diskriminal (discriminal process), simpangan
diskriminal (discriminal deviation), dispersi
diskriminal (discriminal dispersion), dan beda
diskriminal (discriminal difference).
Proses diskriminal merupakan proses
diberikannya suatu reaksi berbeda untuk
beberapa obyek atau contoh dengan tujuan
untuk mengidentifikasikan obyek tersebut.
Rangkaian psikologi didefinisikan sebagai
frekuensi
dari
masing-masing
proses
diskriminal untuk stimulus yang diberikan
berasal dari distribusi normal. Sebaran
frekuensi proses diskriminal pada suatu
stimulus membentuk sebuah sebaran normal
dengan nilai tengah sama dengan nilai modus
dari stimulus tersebut.
Simpangan diskriminal adalah selisih
antara diskriminal proses untuk stimulus yang
ada pada suatu kesempatan dengan proses
diskriminal modus. Dispersi diskriminal
merupakan simpangan baku dari sebaran
proses diskriminal. Selisih antara proses
diskriminal dari dua obyek yang memiliki
penilaian yang sama disebut perbedaan
diskriminal. Beberapa stimulus yang relatif
fluktuasi memiliki proses diskriminal dan
dispersi diskriminal yang kecil.
Kasus yang paling sederhana (kasus lima)
dalam metode Thurstone diasumsikan bahwa
semua dispersi diskriminal dari stimuli yang
ada dianggap sama atau homogen (
)
serta tidak ada korelasi simpangan diskriminal
(
).
Persamaan yang digunakan adalah




Prinsip metode Thurstone (The Law of
Comparative Judgment) adalah metode
perbandingan berpasangan (Pair Comparison)
pada seluruh kemungkinan pasangan stimulus.
Terdapat persamaan the law of comparative
judgment yang digunakan untuk menduga
nilai skala dan keragaman stimuli sehingga
dapat menguji model. Persamaan the law of
comparative judgment dapat didefinisikan:



 

dimana :
dan

:
:

:
:
:

nilai skala dari dua stimuli
yang akan dibandingkan.
nilai dari tabel normal baku
yang
berkaitan dengan
> ,
penilaian proporsi
ketika > lebih baik dari
0.5 maka
bernilai positif,
sedangkan jika > kurang
dari 0.5 maka
bernilai
negatif.
dispersi diskriminal dari
stimulus i.
dispersi diskriminal dari
stimulus j.
korelasi antara simpangan
diskriminal dari stimulus i
dan stimulus j pada penilaian
yang sama.

Persamaan di atas digunakan untuk
menghubungkan proporsi dari stimulus i yang
lebih baik daripada stimulus j.
Prosedur penilaian dari Metode Thurstone
(The Law of comparative judgment) dijelaskan
oleh tahapan-tahapan berikut :
1. Melakukan perbandingan berpasangan
terhadap seluruh pasangan stimulus (V)
dan seluruh pengamatan dengan ketentuan
sebagai berikut :
,
,
.5,

2. Menjumlahkan dan menempatkan semua
skor hasil pengamatan pada baris dan
kolom yang mewakili setiap peubah.
Penilaian berdasarkan peubah pada baris
dinilai lebih tinggi daripada peubah pada
kolom. Tahapan ini menghasilkan matriks
frekuensi ( ).
3. Menghitung matriks proporsi ( ) dengan
membagi unsur-unsur pada matriks
frekuensi dengan jumlah responden.
4. Mentransformasi unsur-unsur pada matriks
proporsi menjadi nilai normal baku ( ).
5. Menghitung rataan tiap kolom tanpa
menyertakan unsur dari diagonal matriks
lalu kolom tersebut diurutkan mulai dari

kolom dengan rataan terkecil hingga
terbesar.
6. Menghitung selisih rataan antar kolom
terdekat. Peubah dengan rataan tertinggi
dikurangi peubah dengan rataan yang lebih
rendah. Hasil yang diperoleh dari
pengurangan tersebut merupakan jarak
antara dua peubah yang saling berdekatan.
7. Menghitung nilai skala tiap peubah dengan
menetapkan nilai skala peubah pertama
bernilai nol. Nilai skala untuk peubah
selanjutnya diperoleh dengan mencari nilai
kumulatif dari nilai skala peubah
sebelumnya.
METODOLOGI
Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data hasil survei yang dilakukan oleh
suatu perusahaan riset pemasaran yang
ditunjuk perusahaan kopi untuk meluncurkan
produk baru. Selain peluncuran produk baru,
perusahaan kopi yang bersangkutan juga ingin
mengetahui pendapat responden mengenai
produk kopi yang telah diproduksi dan
pendapat
mengenai
produk
kopi
kompetitornya.
digunakan
dalam
Metode
yang
menentukan responden adalah metode quota
sampling. Responden yang disurvei sebanyak
357 orang. Kriteria respondennya terdiri atas
pria dan wanita, berumur 20-24 tahun dan 2530 tahun, dan kelas sosial ekonomi terdiri dari
kelas B, C1, dan C2. Pengeluaran per bulan
kelas B sebesar Rp.2.000.001-Rp.3.000.000,
kelas C1 sebesar Rp.1.500.001-Rp.2.000.000,
dan kelas C2 sebesar Rp.1000.001Rp.1.500.000. Data yang dihasilkan berupa
data ordinal skala satu sampai dengan
sembilan yang terdiri dari tujuh faktor yang
diukur.
Faktor yang diukur yaitu,
1. Kekuatan aroma
2. Warna
3. Tekstur ampas
4. Kekentalan
5. Kekuatan rasa kopi
6. Aroma susu
7. Kekuatan rasa susu.



 

Metode Analisis
Tahapan analisis data yang dilakukan
dalam penelitian ini adalah :
1. Melakukan pengelompokkan masyarakat
berdasarkan kriteria jenis kelamin, usia,
dan kelas sosial ekonomi yang terdapat
pada data.
2. Masyarakat secara umum serta masyarakat
yang dibedakan berdasarkan usia, jenis
kelamin, kelas sosial ekonomi akan
dilakukan perbandingan berpasangan
terhadap seluruh pasangan stimulus dan
seluruh pengamatan serta menempatkan
semua skor hasil pengamatan pada baris
dan kolom yang mewakili setiap peubah
sehingga terbentuklah matriks kumulatif.
3. Setelah terbentuk matriks kumulatif maka
akan dihitung matriks proporsi. Matriks
proporsi dihitung dengan membagi unsurunsur pada matriks kumulatif dengan
jumlah responden.
4. Matriks proporsi ditransformasi menjadi
matriks Z (berdasarkan nilai normal baku).
5. Menghitung rataan tiap kolom tanpa
menyertakan unsur dari diagonal matriks
lalu mengurutkan rataannya dari rataan
terkecil hingga terbesar.
6. Selanjutnya menghitung selisih rataan
(peubah dengan rataan tertinggi dikurangi
peubah dengan rataan terdekat dari peubah
yang berdekatan).
7. Terakhir menghitung nilai skala dari
peubah-peubah yang ada (melihat beda
peringkat dari ketujuh variabel bebas yang
diukur).
8. Ulangi langkah 3 hingga 9 untuk
kelompok masyarakat yang ada.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kelompok Masyarakat
Berdasarkan Karakteristik Masyarakat
(Jenis Kelamin, Usia, dan Kelas Sosial
Ekonomi)
Data yang digunakan merupakan data dari
sebuah perusahaan riset pemasaran yang
memiliki beberapa karakteristik masyarakat.
Karakteristik masyarakat akan dijadikan
acuan untuk pengelompokan masyarakat.
Karakteristik tersebut adalah jenis kelamin,
usia dan kelas sosial ekonomi.
Berdasarkan karakteristik yang ada akan
dihasilkan kelompok masyarakat berdasarkan
jenis kelamin, usia dan kelas sosial ekonomi
yang akan diolah dengan menggunakan

metode Thurstone. Kelompok masyarakat
pria, wanita, usia 20-24 tahun, usia 25-30
tahun, kelas B, kelas C1 dan kelas C2 akan
menghasilkan nilai skala sehingga didapatkan
peringkat faktor penentu yang mempengaruhi
performa produk kopi pada masing-masing
kelompok masyarakat.
Tabel 1. Hasil Pengelompokan Masyarakat
Berdasarkan Karakteristik
Masyarakat (Jenis Kelamin, Usia,
dan Kelas Sosial Ekonomi)

Jenis
Kelamin

Pria

Wanita

Total

Kelompok Data
Kelas
Usia
Sosial
Ekonomi
B
20-24
C1
C2
B
C1
25-30
C2
B
20-24
C1
C2
B
25-30
C1
C2

Jumlah
Responden
36
19
38
21
30
33
41
24
34
16
38
27
357

Peringkat Faktor yang mempengaruhi
Performa Produk Kopi Secara Umum
Masyarakat secara umum memilih
kekuatan aroma menjadi faktor yang sangat
penting dalam memilih produk kopi. Hal
tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.
Kekuatan aroma memiliki nilai dua kali lipat
dari nilai kekuatan rasa kopi. Nilai skala
kekuatan aroma sebesar 0,1674 sedangkan
kekuatan rasa kopi memiliki nilai skala
sebesar 0,0891. Kekuatan aroma paling
dominan di antara faktor lainnya. Ada lima
faktor yang jaraknya berdekatan sehingga
seperti membentuk satu kelompok. Kelima
faktor yang dimaksud adalah kekuatan rasa
kopi, warna, kekuatan rasa susu, kekentalan
dan aroma susu. Hal tersebut dapat diartikan
bahwa kelima faktor di atas dianggap sebagai
faktor yang tidak dominan mempengaruhi
masyarakat karena hanya kekuatan aroma
yang memiliki nilai skala paling tinggi.



 

Tekstur ampas termasuk ke dalam faktor yang
tidak mempengaruhi masyarakat dalam
memilih kopi.
0.26
0.24
0.22
0.2

Nilai Skala

0.18
kekuatan
aroma

0.16
0.14
0.12
0.1

kekuatan
rasa kopi

0.08
warna
0.06

kekuatan
rasa susu

0.04
0.02
0

aroma
susu

keken
talan
tekstur
ampas

Gambar 1. Nilai skala faktor pemilihan
terhadap produk kopi secara
umum
Peringkat faktor penentu dalam memilih
sebuah produk kopi diperoleh dengan
menggunakan metode Thurstone. Metode
Thurstone juga digunakan untuk memperoleh
peringkat faktor penentu dalam memilih
produk
kopi
pada
pengklasifikasian
masyarakat berdasarkan jenis kelamin, usia,
dan kelas sosial ekonomi.
Peringkat Faktor yang Mempengaruhi
Performa Produk Kopi Berdasarkan Jenis
Kelamin
Pada Gambar 2 dapat dilihat bahwa tidak
ada faktor yang sangat penting atau dominan
pada pria. Seluruh faktor yang ingin diketahui
peringkatnya memiliki nilai skala yang
berdekatan. Hal tersebut berarti jarak antara
ketujuh faktor berdekatan. Hanya dapat
diketahui peringkat dari ketujuh faktor
sedangkan faktor yang dominan pada pria
tidak ada. Tidak adanya faktor yang dominan
pada pria dapat pula diartikan bahwa pria

tidak memiliki alasan tertentu yang sangat
diperhatikan untuk memilih kopi.
Nilai skala warna dan kekuatan rasa kopi
adalah 0,1206 dan 0,0887. Faktor kekuatan
rasa susu dan kekentalan memiliki jarak yang
berdekatan bila dibandingkan dengan faktor
lainnya sehingga nilai skala antara kedua
faktor tersebut tidak berbeda jauh yaitu
sebesar 0,0698 dan 0,0658. Kekuatan aroma
memiliki nilai dua kali lebih besar daripada
faktor kekentalan. Nilai skala dari kekuatan
aroma sebesar 0,1395.
Pada Gambar 2 (wanita) terdapat hal yang
sangat menarik, yaitu kekuatan aroma berada
pada peringkat pertama dengan nilai skala
yang jauh lebih tinggi bila dibandingkan
dengan keenam faktor yang lainnya. Hal
tersebut dapat diartikan bahwa wanita lebih
memilih kekuatan aroma sebagai faktor yang
dominan dalam mempengaruhi pemilihan
kopi. Kekuatan aroma memiliki nilai skala
sebesar 0,2144.
Kekuatan rasa susu memiliki nilai dua kali
lebih besar dari faktor kekentalan. Nilai skala
kekuatan rasa susu sebesar 0,0303 sedangkan
nilai skala kekentalan sebesar 0,0608. Selain
itu, warna memiliki jarak yang berdekatan
dengan kekentalan sehingga nilai skala kedua
faktor tersebut tidak berbeda jauh. Nilai skala
faktor warna sebesar 0,0355. Faktor kekuatan
rasa kopi dan aroma susu juga memiliki jarak
yang berdekatan sehingga nilai skala antara
kedua faktor tidak berbeda jauh. Aroma susu
memiliki nilai skala yang 0,005 lebih tinggi
dibandingkan dengan kekuatan rasa kopi.
Nilai skala aroma susu sebesar 0,0983
sedangkan nilai skala kekuatan rasa kopi
sebesar 0,0933.
Bila kita bandingkan peringkat faktor pada
pria dan wanita terjadi persamaan yaitu
kekuatan aroma berada pada peringkat
pertama. Selain itu, masih terdapat persamaan
antara pria dan wanita yaitu faktor yang
berada pada peringkat ketiga dan keempat.
Faktor kekuatan rasa kopi berada pada
peringkat ketiga dan kekuatan rasa susu
berada pada peringkat keempat. Ada hal yang
patut diperhatikan selain persamaan yaitu
peringkat faktor warna dan aroma susu pada
pria dan wanita. Terjadi perbedaan peringkat



 

yang cukup jauh dari kedua faktor tersebut
pada pria dan wanita. Pada pria faktor warna
berada pada peringkat kedua sedangkan pada
wanita berada pada peringkat kelima. Faktor
aroma susu berada pada peringkat ketujuh
pada pria sedangkan pada wanita berada pada
peringkat kedua.
Pria lebih memilih kopi dari kekuatan
ma
aro di mana aroma yang disukai pria adalah
aroma kopi yang harum dan kuat sedangkan
pria kurang menyukai kopi yang kandungan
susunya banyak. Wanita berbeda dengan pria.
Selain dari kekuatan aroma, wanita juga
menyukai kopi yang banyak kandungan
susunya. Tidak hanya itu, wanita juga
menyukai kopi yang ampasnya sedikit.
Berdasarkan penjelasan di atas nampak bahwa
sikap wanita yang lemah lembut terlihat pula
saat wanita memilih kopi.

0.26

0.26

0.24

0.24

0.22

0.22

0.2

0.2

0.18

0.18

0.16
0.14

warna

0.12

kekuatan
rasa kopi

0.1
0.08

0.04
0.02
0

tekstur
ampas

0.14
0.12

0.06
keken
talan

kekuatan
rasa kopi
kekuatan
rasa susu
warna

0.04
0.02

aroma
susu

Pria

aroma
susu

0.1
0.08

kekuatan
rasa susu

0.06

kekuatan
aroma

0.16

kekuatan
aroma

Nilai Skala

Nilai Skala

Wanita memilih kopi dari kekuatan aroma
di mana aromanya yang harum, aroma susu di
mana kopi yang kandungan susunya banyak
dan tekstur ampas di mana kopi yang
memiliki ampas sedikit. Sikap pria yang
garang, kuat dan dominan juga nampak saat
pria memilih kopi. Pria memilih kopi dari
kekuatan aroma di mana aromanya yang kuat,
warna di mana warna kopi yang pekatlah yang
disukai. Warna kopi yang pekat berarti kopi
tersebut memiliki kandungan susunya sedikit
sehingga pria kurang suka dengan kopi yang
aroma susunya harum.

0

 

keken
talan
tekstur
ampas

Wanita

Gambar 2. Nilai skala faktor pemilihan terhadap produk kopi berdasarkan jenis kelamin

 



 

Peringkat Faktor yang Mempengaruhi
Performa Produk Kopi Berdasarkan Usia
Pada usia 20-24 tahun, faktor kekuatan
aroma merupakan faktor dominan atau faktor
yang dianggap penting dalam memilih kopi
dengan nilai sebesar 0,2464. Kekuatan aroma
dikatakan sebagai faktor yang dominan karena
memiliki nilai skala paling tinggi. Tidak
hanya itu, kekuatan aroma merupakan faktor
yang paling dominan dibandingkan dengan
keenam faktor lainnya. Keenam faktor selain
kekuatan aroma memiliki nilai skala yang
tidak jauh berbeda maka dari itu dapat dilihat
pada Gambar 3, keenam faktor tersebut seperti
berada dalam satu kelompok.

skala sebesar 0,1435. Kekuatan rasa kopi
memiliki nilai dua kali lipat lebih tinggi
dibandingkan dengan kekuatan rasa susu.
Nilai skala kekuatan rasa susu sebesar 0,0522
dan nilai skala dari kekuatan rasa kopi sebesar
0,1076.
Pada Gambar 3, dapat dilihat bahwa
terjadi perbedaan peringkat yang cukup jauh
untuk faktor warna, tekstur ampas dan aroma
susu antara usia 20-24 tahun dan 25-30 tahun.
Warna berada pada peringkat keenam pada
usia 20-24 tahun sedangkan pada usia 25-30
tahun berada pada peringkat kedua.

0.26
0.24
0.22

0.24
0.22

0.2

0.2

0.18

0.18
aroma
susu

0.14
0.12
0.1

kekuata
n rasa
susu

0.08
0.06

kekuata
n rasa
kopi
keken
talan

warna

warna
0.12
0.1
0.08

0.04
tekstur
ampas

0

0.02
0

Usia 20-24 tahun

kekua
tan
aroma

0.14

0.06

0.04
0.02

0.16

Nilai Skala

0.16

Nilai Skala

0.26

kekua
tan
aroma

tekstur
ampas

kekua
tan rasa
kopi

kekua
tan rasa
susu keken
talan
aroma
susu

Usia 25-30 tahun

 

Gambar 3. Nilai skala faktor pemilihan terhadap produk kopi berdasarkan usia
Aroma susu memiliki nilai skala sebesar
0,132. Faktor kekuatan rasa susu dan kekuatan
rasa kopi memiliki jarak yang sama sehingga
nilai skala dari kedua faktor sama yaitu
sebesar 0,118. Nilai skala dari faktor
kekentalan dan warna adalah 0,0899 dan
0,0759.
Pada usia 25-30 tahun, tidak terdapat
faktor yang dominan. Ketujuh faktor yang
ingin diketahui peringkatnya memiliki jarak
yang berdekatan sehingga nilai skalanya tidak
jauh berbeda. Kekuatan aroma memiliki nilai

Tekstur ampas juga memiliki beda
peringkat yang cukup jauh. Tekstur ampas
berada pada peringkat ketujuh untuk usia 2024 tahun. Peringkat keempat pada usia 25-30
tahun ditempati oleh tekstur ampas. Terakhir
faktor aroma susu. Aroma susu menjadi faktor
yang cukup diperhatikan pada usia 20-24
tahun karena berada pada peringkat kedua
sedangkan pada usia 25-30 tahun aroma susu
menjadi faktor yang tidak diperhatikan dalam
memilih produk kopi. Berdasarkan peringkat
ketujuh faktor di atas dapat dikatan pada usia



 

20-24 tahun dan 25-30 tahun terjadi
perbedaan penilaian kopi dalam segi warna,
testur ampas, dan aroma susu.
Usia 20-24 tahun merupakan usia
peralihan antara remaja dan dewasa. Usia 2024 tahun sudah bukan remaja tetapi belum
dapat dikatakan dewasa. Pada usia 20-24
tahun memilih kopi dari kekuatan aromanya
di mana aroma yang harum dan kuat yang
disukai. Aroma susu yang harum juga disukai
usia 20-24 tahun. Aroma susu yang harum
dapat dikatakan bahwa kandungan susu dalam
kopi banyak. Sikap usia 20-24 tahun yang
ingin segalanya instan atau tidak ribet nampak
saat memilih kopi. Usia 20-24 tahun
menyukai kopi yang ampasnya sedikit
sehingga tesktur ampas menjadi faktor yang
tidak diperhatikan dalam memilih kopi.
Usia 25-30 tahun dapat dikatakan usia
dewasa. Saat usia inilah seseorang menjadi
dewasa tetapi hal tersebut tidak menjadi acuan
yang mutlak bahwa seseorang menjadi dewasa
pada usia 25-30. Dewasanya seseorang pada
usia 25-30 terlihat saat memilih kopi. Kopi
dipilih berdasarkan kekuatan aromanya yang
harum dan kuat. Warna pun juga menjadi
faktor yang dirasa mempengaruhi pemilihan.
Warna yang pekat di mana dapat dikatakan
bahwa kandungan susunya sedikit sehingga
usia 25-30 tahun kurang menyukai kandungan
susunya yang banyak. Usia 25-30 menyukai
kandungan susunya yang sedikit sehingga
faktor aroma susu menjadi faktor yang tidak
mempengaruhi pemilihan terhadap kopi.
Peringkat Faktor yang Mempengaruhi
Performa Produk Kopi Berdasarkan Kelas
Sosial Ekonomi
Kelas B tidak terlihat adanya faktor yang
dominan. Hal tersebut juga terjadi pada kelas
C1. Berbeda dengan kelas B dan C1, kelas C2
terdapat faktor yang dominan dalam
mempengaruhi pemilihan kopi.
Pada kelas B, faktor kekuatan aroma
ada
pada peringkat pertama dalam memilih
ber
kopi. Nilai skala kekuatan aroma sebesar
0,1465. Tekstur ampas menjadi faktor yang
tidak diperhatikan kelas B untuk memilih
kopi. Berdasarkan Gambar 4 kelas B, bila
dilihat dari nilai skalanya terlihat seperti ada

tiga kelompok faktor. Kelompok pertama
faktor kekuatan aroma, warna dan kekuatan
rasa kopi. Kelompok kedua terdiri dari faktor
kekentalan dan tekstur ampas di mana
masing-masing nilai skalanya adalah 0,0362
dan 0,0331. Kelompok terakhir kekuatan rasa
susu dan aroma susu. Kekuatan rasa susu dan
aroma susu memiliki nilai skala yang rendah.
Kelas C1 memilih faktor kekuatan aroma
sebagai faktor yang diperhatikan dalam
memilih produk kopi walaupun tidak
dominan. Kekuatan aroma dikatakan tidak
dominan karena nilai skala dari kekuatan
aroma tidak berbeda jauh dari faktor lainnya.
Nilai skala dari kekuatan aroma sebesar
0,1633. Faktor kekuatan aroma memiliki jarak
yang berdekatan dengan faktor warna dengan
nilai skala 0,1520.
Ternyata faktor kekuatan aroma dan warna
juga memiliki jarak yang berdekatan dengan
faktor kekuatan rasa kopi. Ketiga faktor
tersebut memiliki jarak yang berdekatan
seperti membentuk satu kelompok. Selain
ketiga faktor di atas terdapat dua faktor yang
memiliki jarak yang berdekatan yaitu faktor
kekentalan dan aroma susu. Nilai skala dari
faktor kekentalan sebesar 0,1019 dan faktor
aroma susu sebesar 0,0793. Nilai skala faktor
kekuatan rasa kopi hampir dua kali lebih besar
daripada faktor aroma susu. Adapun faktor
tekstur ampas dan kekuatan rasa susu dapat
dikatakan bahwa kedua faktor tersebut
merupakan faktor yang tidak diperhatikan
dalam memilih kopi.
Berbeda dengan kelas B dan C1, ternyata
kelas C2 terdapat faktor yang dominan yaitu
kekuatan aroma karena nilai skala kekuatan
aroma bernilai paling tinggi dan memiliki
jarak yang jauh dari keenam faktor lainnya.
Nilai skala faktor kekuatan aroma sebesar
0,2483. Faktor yang nilai skalanya berada di
bawah kekuatan aroma adalah faktor kekuatan
rasa susu dengan nilai 0,1770. Faktor aroma
susu dan kekuatan rasa susu memiliki nilai
skala yang berdekatan. Nilai skala aroma susu
dan kekuatan rasa susu sebesar 0,0994 dan
0,00748. Faktor kekentalan, tekstur ampas dan
warna merupakan tiga faktor yang tidak
diperhatikan kelas C2 dalam memilih kopi.
Hal tersebut terbukti karena ketiga faktor di



 

atas memiliki nilai skala yang rendah bila
dibandingkan dengan faktor lainnya. Nilai
skala aroma susu memiliki nilai dua kali lipat
dari kekentalan. Nilai skala kekentalan
sebesar 0,0475.
Terdapat keunikan bila melihat Gambar 4
antara kelas B dan C1. Peringkat pertama
sampai keempat ditempati oleh faktor yang
sama. Selain peringkat pertama sampai
keempat, peringkat keenam juga ditempati
faktor yang sama pada kelas B dan C1.
Adapun peringkat pertama sampai keempat
secara berurutan ditempati oleh faktor
kekuatan aroma, warna, kekuatan rasa kopi,
dan kekentalan sedangkan peringkat keenam
ditempati oleh kekuatan rasa susu. Tekstur
ampas berada diperingkat kelima pada kelas B
hal yang sama tidak terjadi pada kelas C1.
Tekstur ampas menjadi faktor yang tidak
diperhatikan dalam memilih kopi pada kelas
C1. Aroma susu juga mengalami hal yang
sama dengan tekstur ampas. Aroma susu
menjadi faktor yang tidak diperhatikan dalam
memilih kopi pada kelas B tapi pada kelas C1
aroma susu berada diperingkat kelima.

0.26

0.26

0.26

0.24

0.24

0.24

0.22

0.22
0.2
0.18

warna

0.12

0.16

Nilai Skala

0.14

kekua
tan
aroma
kekua
tan
rasa
kopi

0.1
0.08

0.1
0.08

0.06

keken
talan

0.06

0.04

kekua teks
tur
tan
rasa am
susu pas aroma
susu

0.04

0.02
0

Kelas B

0.02
0

 

warna

0.14
0.12

kekua
tan
aroma

0.22
kekua
tan
aroma

keken
talan
kekua
tan
rasa
susu

0.2

kekua
tan
rasa
susu

0.18
0.16

kekua
tan
rasa
kopi

Nilai Skala

0.2
0.18
0.16

Nilai Skala

Kelas B dan C2 sama-sama memilih
kekuatan aroma sebagai faktor yang berada
pada peringkat atas dalam memilih kopi tetapi
nilai skala dari kekuatan aroma pada kelas B
dan C2 jauh berbeda. Nilai skala kekuatan
aroma pada kelas B sebesar 0,1465 sedangkan
pada kelas C2 sebesar 0,2483. Nilai skala
pada C2 yang jauh lebih tinggi dibandingkan
kelas B menjadikan faktor kekuatan aroma
pada kelas C2 sebagai faktor yang dominan
dalam memilih kopi sedangkan pada kelas B
tidak menjadi faktor yang dominan.
Selain terdapat persamaan peringkat faktor
pada kelas B dan C2 ternyata terdapat pula
perbedaan peringkat faktor pada kelas B dan
C2. Faktor yang memiliki perbedaan
peringkat cukup jauh pada kelas B dan C2
adalah faktor warna dan kekuatan rasa susu.
Warna berada pada peringkat kedua pada
kelas B sebagai faktor yang mempengaruhi
pemilihan kopi tapi hal yang berlainan terjadi
pada kelas C2. Warna menjadi faktor yang
tidak mempengaruhi pemilihan kopi pada
kelas C2.

aroma
susu

0.14
0.12
0.1
0.08
0.06
0.04

teks
tur
am
pas

Kelas C1

aroma
susu

keken
talan

0.02
0

 

kekua
tan
rasa
kopi
tekstur
ampas

warna

Kelas C2

Gambar 4. Nilai skala faktor pemilihan terhadap produk kopi berdasarkan kelas sosial ekonomi

 

10 

 

Kekuatan rasa susu mejadi faktor yang kurang
diperhatikan dalam memilih kopi pada kelas B
karena berada pada peringkat keenam tetapi
hal yang sama tidak terjadi pada kelas C2.
Kekuatan rasa susu berada pada peringkat
kedua sebagai faktor yang mempengaruhi
pemilihan kopi pada kelas C2.
Kelas C1 dan C2 memilih faktor kekuatan
aroma berada pada peringkat teratas sebagai
faktor yang mempengaruhi pemilihan kopi.
Hanya saja pada kelas C1, faktor kekuatan
aroma bukan merupakan faktor yang dominan
sedangkan pada kelas C2 kekuatan aroma
merupakan faktor yang dominan. Dominan
karena nilai skala kekuatan aroma pada kelas
C2 jauh lebih tinggi daripada kelas C1. Nilai
skala kekuatan aroma pada kelas C2 sebesar
0,2483 dan kelas C1 sebesar 0,1633. Faktor
warna memiliki peringkat yang berbeda pada
kelas C1 dan C2. Pada kelas C1 warna
menjadi faktor yang diperhatikan dalam
memilih kopi setelah kekuatan aroma. Warna
berada pada peringkat kedua sedangkan pada
kelas C2 warna menjadi faktor yang tidak
diperhatikan dalam memilih kopi.
Semakin rendah kelas sosial ekonomi
dapat dikatakan bahwa faktor warna kurang
diperhatikan dalam memilih kopi sedangkan
semakin tinggi kelas sosial ekonomi kekuatan
rasa susu menjadi faktor yang kurang
diperhatikan. Kelas sosial ekonomi yang
rendah menyukai kopi dengan warna tidak
pekat. Warna kopi tidak pekat dapat diartikan
bahwa kandungan susu pada kopi banyak. Hal
tersebut makin menyakinkan bahwa kelas C2
lebih memilih kopi dari kekuatan rasa susunya
selain dari kekuatan aroma. Kelas sosial
ekonomi yang semakin tinggi menyukai kopi
dengan warna pekat. Warna pekat berarti
kandungan susu yang dikandung kopi sedikit.
Berdasarkan Gambar 2 sampai Gambar 4
dapat dilihat bahwa pria, wanita, usia 20-24
tahun, usia 25-30 tahun, kelas sosial ekonomi
B, C1 dan C2 memilih faktor kekuatan aroma
berada pada peringkat teratas dalam
menentukan kopi yang ingin dikonsumsi.
Pada wanita, usia 20-24 tahun dan kelas C2
kekuatan aroma menjadi faktor dominan
karena memiliki nilai skala yang tinggi bila
dibandingkan dengan pria, usia 25-30 tahun

dan kelas sosial ekonomi B serta C1. Nilai
skala kekuatan aroma pada wanita, usia 20-24
tahun dan kelas C2 memiliki nilai lebih tinggi
dari 0,2. Nilai skala kekuatan aroma pada
kelas C2 paling tinggi bila dibandingkan
dengan wanita dan usia 20-24 tahun. Nilai
skala kekuatan aroma pada kelas C2 sebesar
0,2483. Kekuatan aroma pada pria, usia 25-30
tahun, kelas B serta C1 memiliki nilai skala di
bawah 0,2 dan nilai skala tertinggi berada
pada kelas C1 sebesar 0,1633.
Wanita dan usia 20-24 tahun memiliki
peringkat faktor yang sama. Peringkat
pertama sampai kempat ditempati oleh faktor
kekuatan aroma, aroma susu, kekuatan rasa
kopi dan kekuatan rasa susu. Tidak hanya itu,
wanita dan usia 20-24 tahun juga memiliki
persamaan bahwa tekstur ampas dinilai
sebagai faktor yang tidak mempengaruhi
pemilihan kopi. Peringkat kelima dan keenam
mengalami keterbalikan faktor antara wanita
dan usia 20-24 tahun. Faktor warna dan
kekentalan masing-masing berada pada
peringkat kelima dan keenam pada wanita
tetapi pada usia 20-24 tahun warna berada
pada peringkat keenam dan kekentalan berada
pada peringkat kelima. Hal tersebut dapat
dilihat pada Gambar 2 dan Gambar 3.
Pria, kelas B dan kelas C1 memiliki
persamaan tiga peringkat faktor teratas. Faktor
kekuatan aroma, warna dan kekuatan rasa
kopi masing-masing berada pada peringkat
pertama, kedua dan ketiga pada pria, kelas B
dan kelas C1. Pernyataan di atas dapat dilihat
pada Gambar 2 sampai Gambar 4.
Masyarakat secara keseluruhan dengan
masyarakat yang telah diklasifikasikan
berdasarkan jenis kelamin, usia dan kelas
sosial ekonomi memilih faktor kekuatan
aroma berada pada peringkat teratas.
Kekuatan aroma pada masyarakat secara
umum merupakan faktor yang dominan
walaupun nilai skalanya kurang dari 0,2 tidak
seperti kekuatan aroma pada wanita, usia 2024 tahun dan kelas C2 yang nilai skalanya
lebih dari 0,2. Nilai skala kekuatan aroma
pada masyarakat secara umum sebesar 0,1674.

11 

 

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Masyarakat secara umum maupun
masyarakat yang telah diklasifikasikan
berdasarkan jenis kelamin, usia dan kelas
sosial ekonomi sama-sama memilih faktor
kekuatan aroma berada diperingkat teratas
sebagai faktor yang mempengaruhi pemilihan
kopi. Kekuatan aroma menjadi faktor yang
dominan atau penting pada masyarakat secara
umum, wanita, usia 20-24 tahun dan kelas
sosial ekonomi C2.
Pria menyukai kopi dengan aromanya
harum dan kuat, warnanya yang pekat serta
sedikit kandungan susunya sedangkan wanita
menyukai kopi dengan aromanya yang harum
dan kuat, kandungan susunya yang banyak
dan tidak mempunyai ampas. Usia 20-24
tahun memiliki selera kopi yang hampir sama
dengan wanita. Usia 20-24 tahun memilih
kopi yang aromanya harum dan kuat,
kandungan susunya banyak dan tekstur
ampasnya sedikit. Hal unik juga terjadi pada
usia 25-30 tahun, kelas B dan kelas C1. Usia
25-30 tahun, kelas B dan kelas C1 menyukai
kopi yang aroma harum dan kuat, warnanya
yang pekat serta kandungan susunya sedikit
sama halnya dengan pria. Berbeda dengan
yang lainnya, kelas C2 lebih memilih kopi
yang aromanya kuat dan harum serta
kandungan susunya yang banyak.
Saran
Penambahan faktor seperti kekhasan rasa
kopi perlu dilakukan agar lebih terperinci lagi
penilaian masyarakat terhadap produk dan
lebih mengetahui keinginan masyarakat
terhadap produk. Penilaian terhadap faktor
keunikan dari produk lebih terperinci lagi.

DAFTAR PUSTAKA
[Deptan]. Admin Pasar Internasional. 2009.
Perkembangan Produksi Kopi dunia.
http://agribisnis.deptan.go.id/disp_inf
ormasi/1/5/52/980/perkembangan_pr
oduk si_kopi_dunia.html [27 Mei
2011].

Budiarto. 2006. Perkembangan Ekspor Dan
Konsumsi Kopi Domestik Indonesia.
Jurnal Dinamika Sosial Ekonomi
[Jurnal
on-line].
http://agriculture.upnyk.ac.id/index.
php [30 Mei 2011].
Green, B. 1954. Paired Comparison Scaling
Procedures dalam Maranell, GM.
1974. Scaling : A Sourcebook For
behavioral Scientist. Chicago :
Aldine Publishing Company.
Li Z, K ECheng, Y Wang, SR Hiltz. 2001.
Thurstone’s Law of Comparative
Judgment for Group Support.
Proceeding. Americas Conference on
information
System
:
48.
http://aisel.aisnet.org/amcis2001/48
[29 Januari 2011].
Oktaviyanto, D. 2004. Kajian Beberapa
Metode Analisa Statistika Terhadap
Data Ordinal [Skripsi]. Bogor:
Fakultas Matematika dan
Ilmu
Pengetahuan Alam, Institut Pertanian
Bogor.
Thurstone, L.L. 1974. A Law Of Comparative
Judgment dalam Maranell, GM.
Scaling : A Sourcebook For
Behavioral Scientist. Chicago :
Aldine Publishing Company.

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

LAM PIRAN

13 

 

Lampiran 1 Pemeringkatan Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Kopi Secara Umum
Matriks Selisih
Tekstur Ampas
Kekentalan
Aroma Susu
Kekuatan Rasa Susu
Warna
Kekuatan Rasa Kopi
Kekuatan Aroma
Sum
k=7
Mean

S1

S2

S3

S4

S5

S6

0,0668
0,0668
0,0386
0,0386
0,0176
0,0352
0,0106
0,2742
7,0000
0,0392

-0,0316
-0,0035
-0,0035
-0,0035
0,0140
0,0281
0,0035
0,0035
7,0000
0,0005

0,0211
0,0211
0,0211
0,0211
-0,0140
0,0176
0,0283
0,1161
7,0000
0,0166

0,0000
0,0211
0,0035
0,0386
0,0386
-0,0281
0,0176
0,0914
7,0000
0,0131

0,0317
0,0141
0,0000
-0,0316
0,0351
0,0351
0,0035
0,0879
7,0000
0,0126

0,0637
0,0882
0,1128
0,1020
0,0563
0,0879
0,0879
0,5987
7,0000
0,0855

Faktor

Tekstur
Ampas

Kekentalan

Aroma
Susu

Kekuatan
Rasa Susu

Warna

Kekuatan
Rasa Kopi

Kekuatan
Aroma

Nilai Skala

0,0000

0,0392

0,0397

0,0563

0,0693

0,0819

0,1674

Lampiran 2 Pemeringkatan Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Kopi Pada Pria
Matriks Selisih
Tekstur Ampas
Kekentalan
Warna
Kekuatan Rasa Susu
Kekuatan Rasa Kopi
Aroma Susu
Kekuatan Aroma
Sum
k=7
Mean

S1

S2

S3

S4

S5

S6

0,0638
0,0638
0,0142
0,0638
0,0071
0,0142
-0,0145
0,2123
7,0000
0,0303

-0,0354
0,0142
0,0142
-0,0142
-0,0071
0,0071
0,0576
0,0363
7,0000
0,0052

0,0354
-0,0142
0,0142
0,0142
0,0993
0,0284
0,0000
0,1772
7,0000
0,0253

0,0284
0,0851
0,0780
-0,0071
-0,0071
0,0071
0,0429
0,2273
7,0000
0,0325

-0,0071
-0,0142
-0,0284
0,0425
0,0283
0,0283
-0,0143
0,0352
7,0000
0,0050

0,1145
0,1432
0,0926
0,1210
0,0852
0,1278
0,1278
0,8122
7,0000
0,1160

Faktor

Tekstur
Ampas

Kekentalan

Nilai Skala

0,0000

0,0303

Warna

Kekuatan
Rasa Susu

Kekuatan
Rasa Kopi

Aroma
susu

Kekuatan
Aroma

0,0355

0,0608

0,0933

0,0983

0,2144

14 

 

Lampiran 3 Pemeringkatan Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Kopi Pada Wanita
Matriks Selisih
Aroma Susu
Tekstur Ampas
Kekentalan
Kekuatan Rasa Susu
Kekuatan Rasa Kopi
Warna
Kekuatan Aroma
Sum
k=7
Mean

S1

S2

S3

S4

S5

S6

0,0139
0,0139
0,0070
0,0279
-0,0070
0,0280
0,0421
0,1259
7,0000
0,0180

0,0627
0,0697
0,0697
0,0139
0,0628
0,0209
0,0349
0,3347
7,0000
0,0478

0,0000
-0,0209
0,0348
0,0348
0,0000
-0,0279
0,0070
0,0278
7,0000
0,0040

0,0000
0,0349
-0,0139
0,0209
0,0209
0,0698
0,0000
0,1325
7,0000
0,0189

0,0350
0,0000
0,0418
0,0698
0,0209
0,0209
0,0349
0,2232
7,0000
0,0319

0,0351
0,0210
0,0070
-0,0279
0,0418
0,0279
0,0279
0,1327
7,0000
0,0190

Faktor

Aroma
Susu

Tekstur
Ampas

Kekentalan

Kekuatan
Rasa Susu

Kekuatan
Rasa Kopi

Warna

Kekuatan
Aroma

Nilai Skala

0,0000

0,0180

0,0658

0,0698

0,0887

0,1206

0,1395

Lampiran 4 Pemeringkatan Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Kopi Pada Usia 20-24 Tahun
Matriks Selisih
Tekstur Ampas
Warna
Kekentalan
Kekuatan Rasa Kopi
Kekuatan Rasa Susu
Aroma Susu
Kekuatan Aroma
Sum
k=7
Mean

S1

S2

S3

S4

S5

S6

0,0653
0,0653
0,1047
0,0655
0,0982
0,0721
0,0600
0,5312
7,0000
0,0759

0,0459
0,0065
0,0065
0,0261
-0,0065
0,0131
0,0066
0,0982
7,0000
0,0140

0,0066
0,0457
0,0261
0,0261
0,0326
0,0131
0,0462
0,1964
7,0000
0,0281

0,0066
-0,0261
0,0065
0,0000
0,0000
0,0261
-0,0132
-0,0001
7,0000
0,0000

0,0066
0,0327
0,0131
0,0326
0,0065
0,0065
0,0000
0,0980
7,0000
0,0140

0,0996
0,1118
0,1182
0,0851
0,1244
0,1309
0,1309
0,8009
7,0000
0,1144

Kekuatan
Rasa Susu

Aroma
Susu

Kekuatan
Aroma

0,1180

0,1320

0,2464

Faktor

Tekstur
Ampas

Warna

Kekentalan

Kekuatan
Rasa Kopi

Nilai skala

0,0000

0,0759

0,0899

0,1180

15 

 

Lampiran 5 Pemeringkatan Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Kopi Pada Usia 25-30 Tahun
Matriks Selisih
Aroma Susu
Kekentalan
Kekuatan Rasa Susu
Tekstur Ampas
Kekuatan Rasa Kopi
Warna
Kekuatan Aroma
Sum
k=7
Mean

S1

S2

S3

S4

S5

S6

0,0608
0,0608
0,0532
0,0912
0,0076
0,0306
0,0306
0,3349
7,0000
0,0478

-0,0076
0,0000
0,0000
-0,0380
0,0685
-0,0229
0,0305
0,0305
7,0000
0,0044

0,0228
-0,0152
0,0228
0,0228
-0,0380
0,0686
0,0228
0,1067
7,0000
0,0152

0,0152
0,0988
-0,0076
0,0532
0,0532
0,0608
0,0076
0,2813
7,0000
0,0402

0,0306
0,0076
0,0990
-0,0076
-0,0152
-0,0152
0,0532
0,1524
7,0000
0,0218

0,0230
0,0229
-0,0305
0,0152
0,0684
0,0000
0,0000
0,0990
7,0000
0,0141

Faktor

Aroma
Susu

Kekentalan

Kekuatan
Rasa Susu

Tekstur
Ampas

Kekuatan
Rasa Kopi

Warna

Kekuatan
Aroma

Nilai skala

0,0000

0,0478

0,0522

0,0674

0,1076

0,1294

0,1435

Lampiran 6 Pemeringkatan Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Kopi Pada Kelas Sosial
Ekonomi B
Matriks Selisih
Aroma Susu
Kekuatan Rasa Susu
Tekstur Ampas
Kekentalan
Kekuatan Rasa Kopi
Warna
Kekuatan Aroma
Sum
k=7
Mean

S1

S2

S3

S4

S5

S6

0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
-0,0110
0,0000
0,0222
0,0112
7,0000
0,0016

0,0330
0,0330
0,0330
0,0440
0,0220
0,0444
0,0111
0,2204
7,0000
0,0315

0,0110
0,0110
0,0000
0,0000
0,0110
-0,0332
0,0221
0,0219
7,0000
0,0031

0,0220
0,0330
0,0550
0,0440
0,0440
0,1544
0,0771
0,4296
7,0000
0,0614

0,0885
0,0775
0,0552
0,0994
-0,0110
-0,0110
-0,0220
0,2766
7,0000
0,0395

0,0000
-0,0222
0,0111
-0,0443
0,0330
0,0440
0,0440
0,0655
7,0000
0,0094

Faktor

Aroma
Susu

Kekuatan
Rasa Susu

Tekstur
Ampas

Kekentalan

Kekuatan
Rasa Kopi

Warna

Kekuatan
Aroma

Nilai Skala

0,0000

0,0016

0,0331

0,0362

0,0976

0,1371

0,1465

16 

 

Lampiran 7 Pemeringkatan Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Kopi Pada Kelas Sosial
Ekonomi C1
Matriks Selisih
Tekstur Ampas
Kekuatan Rasa Susu
Aroma Susu
Kekentalan
Kekuatan Rasa Kopi
Warna
Kekuatan Aroma
Sum
K=7
Mean

S1

S2

S3

S4

S5

S6

0,0339
0,0339
0,0679
0,0568
0,0794
-0,0228
0,0228
0,2719
7,0000
0,0388

0,0679
0,0339
0,0339
0,0791
-0,0113
0,0682
0,0114
0,2830
7,0000
0,0404

0,0341
0,0452
0,0000
0,0000
-0,0113
0,0565
0,0340
0,1586
7,0000
0,0227

0,0000
-0,0226
0,0678
0,0791
0,0791
0,0226
0,0678
0,2938
7,0000
0,0420

-0,0114
0,0908
0,0113
-0,0565
0,0000
0,0000
0,0226
0,0568
7,0000
0,0081

0,0228
-0,0228
0,0340
0,0565
0,0113
-0,0113
-0,0113
0,0793
7,0000
0,0113

Faktor

Tekstur
Ampas

Kekuatan
Rasa Susu

Aroma
Susu

Kekentalan

Kekuatan
Rasa Kopi

Warna

Kekuatan
Aroma

Nilai Skala

0,0000

0,0388

0,0793

0,1019

0,1439

0,1520

0,1633

Lampiran 8 Pemeringkatan Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Kopi Pada Kelas Sosial
Ekonomi C2
Matriks Selisih
S1

S2

S3

S4

S5

S6

Warna
Tekstur Ampas
Kekentalan
Kekuatan Rasa Kopi
Aroma Susu
Kekuatan Rasa Susu
Kekuatan Aroma
Sum
K=7
Mean

0,0475
0,0475
-0,0285
0,0095
0,0953
0,0000
0,0388
0,2101
7,0000
0,0300

-0,0095
0,0665
0,0665
0,0380
0,0095
0,0000
-0,0485
0,1226
7,0000
0,0175

0,0476
0,0095
0,0380
0,0380
-0,0190
0,0574
0,0195
0,1909
7,0000
0,0273

0,0478
-0,0380
-0,0095
0,0475
0,0475
0,0095
0,0675
0,1723
7,0000
0,0246

0,0192
0,1145
0,1240
0,0476
0,0856
0,0856
0,0669
0,5433
7,0000
0,0776

0,0676
0,0289
0,0774
0,1153
0,0573
0,0760
0,0760
0,4987
7,0000
0,0712

Faktor

Warna

Tekstur
Ampas

Kekentalan

Kekuatan
Rasa Kopi

Aroma
Susu

Kekuatan
Rasa Susu

Kekuatan
Aroma

Nilai Skala

0,0000

0,0300

0,0475

0,0748

0,0994

0,1770

0,2483