Persepsi, Pengetahuan dan Motivasi Siswa SMA Kota Bogor dalam Menggunakan Motor Matic

PERSEPSI, PENGETAHUAN, DAN MOTIVASI SISWA SMA KOTA BOGOR
DALAM MENGGUNAKAN MOTOR MATIC

REZA PERMANA

DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2012

PERYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Persepsi,
Pengetahuan dan Motivasi Siswa SMA Kota Bogor dalam Menggunakan Motor
Matic adalah karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing dan belum diajukan
dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan
dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, November 2012


Reza Permana
NIM I24080033

ABSTRACT
REZA PERMANA. Perception, Knowledge and Motivation of Bogor City High
School Student in Using of Automatic Transmission Motorcycle. Supervised by
M. D. Djamaludin.
This study aimed to analyze the perception, knowledge and motivation of Bogor
City high school student in the use of motorcycle automatic transmission.
Perception of the high school students are in the category of strongly agree that
motor increase the ease of driving and it’s a practical motor than other type.
Knowledge is in the high category of physical characteristics and innovation matic
motorcycle can be ridden without pressing the clutch and stepped gears.
Motivation is in the category do not agree when riding a motorcycle matic due to
factors trends, advertising, brand, family and friends. The test results showed that
the relationship allowance significantly positively associated with the use
behavior of motor, very positive perceptions associated with motivation and
perception significantly positively related to the use behavior of motor.
Regression results indicate that the allowance and perceptions influence very
significant positive and significant consecutive the use behavior of motor.

Key words: percepstion, knowledge, motivation and use behavior of motorcycle
automatic transmission
ABSTRAK
REZA PERMANA. Persepsi, pengetahuan dan motivasi siswa SMA Kota Bogor
dalam menggunakan motor matic. Dibimbing oleh M. D. Djamaludin.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis persepsi, pengetahuan dan motivasi
siswa SMA kota Bogor dalam menggunakan motor matic. Persepsi pada contoh
berada pada katagori baik dan sebagian besar contoh menyatakan sangat setuju
bahwa motor matic meningkatkan kemudahan dalam berkendara dan merupakan
motor yang praktis jika dibandingkan dengan motor jenis selain matic.
Pengetahuan contoh berada pada katagori tinggi dalam mengetahui karakteristik
fisik dan inovasi motor matic yang dapat dikendarai tanpa menekan kopling dan
menginjak perseneling. Motivasi contoh berada pada katagori sedang. Hasil uji
hubungan menunjukkan bahwa uang saku berhubungan positif sangat signifikan
dengan perilaku penggunaan motor matic, persepsi berhubungan sangat positif
dengan motivasi dan persepsi berhubungan positif signifikan dengan perilaku
penggunaan motor matic. Hasil uji regresi menunjukkan bahwa uang saku dan
persepsi berpengaruh positif sangat signifikan dan signifikan secara berturut-turut
terhadap penggunaan motor matic.
Kata kunci: persepsi, pengetahuan, motivasi dan perilaku penggunaan motor

matic

RINGKASAN
REZA PERMANA. Persepsi, Pengetahuan dan Motivasi Siswa SMA Kota Bogor
dalam Menggunakan Motor Matic. Dibimbing oleh M. D. DJAMALUDIN.
Salah satu tipe motor yang mengalami peningkatan penjualan dari tahun 2010 ke
tahun 2011 adalah tipe sport. Pada tahun 2010 berjumlah 518.810 unit, maka pada
tahun 2011 meningkat menjadi 647.324 unit. Hasil penelitian Lesmana (2010)
menunjukkan bahwa persepsi remaja tentang motor berjenis sport adalah dapat
meningkatkan status sosial dan rasa percaya diri, pengetahuan remaja tentang jenis
motor ini pun berada pada katagori tinggi, terutama mengenai bentuk maupun brandnya serta motivasinya lebih dikarenakan ingin mendapatkan pengakuan atas status
sosialnya. E. Spranger yang diacu oleh Ahmadi dan Sholeh (2005) menyebutkan
bahwa remaja memiliki masa pubertas, di mana salah satu aktifitas yang terdapat
dalam masa itu adalah memasukkan diri dalam kegiatan masyarakat untuk lebih
mengenal corak serta norma yang berlaku di dalamnya. Salah satu inovasi yang ada
dalam motor matic tentunya akan mempermudah seorang remaja untuk memasukkan
diri dalam kegiatan bermasyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk: (1)
Mengidentifikasi karakteristik contoh (usia, jenis kelamin, uang saku) dan
karakteristik keluarga contoh (jumlah anggota keluarga, pekerjaan orang tua, dan
pendapatan keluarga); (2) Menganalisis persepsi, pengetahuan dan motivasi contoh

terhadap penggunaan motor matic; (3) Menganalisis hubungan karakteristik contoh
(usia, jenis kelamin dan uang saku) dan karakteristik keluarga contoh (jumlah
anggota keluarga, pekerjaan orang tua, dan pendapatan keluarga) dengan persepsi,
pengetahuan dan motivasi contoh. (4) Menganalisi hubungan karakteristik contoh
(usia, jenis kelamin dan uang saku) dan karakteristik keluarga contoh (jumlah
anggota keluarga, pekerjaan orang tua, dan pendapatan keluarga) dengan perilaku
penggunaan motor matic. (5) Menganalisis hubungan persepsi, pengetahuan dan
motivasi dengan perilaku penggunaan motor matic. (6) Menganalisis variabelvariabel apa saja yang mempengaruhi contoh dalam menggunakan motor matic.
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1, 2 dan 3 Kota Bogor. Pemilihan
lokasi tersebut dilakukan secara purposive, dengan landasan bahwa berdasarkan
survey pendahuluan pendahuluan ketiga sekolah tersebut merupakan tiga sekolah
yang siswanya paling banyak menggunakan motor matic dari sepuluh SMA Negeri
yang ada di kota Bogor. Pengambilan data dilakukan pada bulan Mei 2012. Contoh
dalam penelitian ini adalah siswa/siswi yang menggunakan motor matic. Pemilihan
contoh dilakukan secara convenience sampling Jumlah contoh yang akan diambil
pada penelitian adalah sebanyak 100 orang.
Analisis data pada penelitian ini menggunakan uji deskriptif, uji korelasi dan
uji regresi linier berganda. Analisis data deskriptif digunakan untuk menggambarkan
karakteristik contoh (usia, jenis kelamin, dan uang saku), karakteristik keluarga
contoh (jumlah anggota keluarga, pekerjaan orang tua dan pendapatan keluarga), pola

penggunaan motor matic, persepsi, pengetahuan dan motivasi. Analisis data korelasi
digunakan untuk menguji hubungan antar variabel (uang saku dengan persepsi,
pengetahuan, motivasi dan perilaku penggunaan motor matic; persepsi dengan

pengetahuan dan motivasi). Uji regresi linier berganda digunakan untuk menguji
pengaruh variabel – variabel apa saja yang berpengaruh terhadap perilaku
penggunaan motor matic.
Sebanyak lebih dari separuh (51%) contoh berusia 17 tahun. Jika dilihat
berdasarkan jenis kelamin, sebagian besar contoh berjenis kelamin laki-laki (70%).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari setengah contoh (72%) memiliki uang
saku per bulan pada katagori rendah, yaitu antara Rp 200.000,00 – Rp 966.666,67.
Karakteristik keluarga contoh apabila dilihat dari jumlah keluarga, persentase terbesar
(49%) terdapat pada keluarga sedang, yaitu dengan jumlah anggota keluarga 5-6
orang. Jenis pekerjaan ayah dengan persentase terbanyak (29%) yaitu bekerja sebagai
PNS. Hal lain terjadi pada pekerjaan ibu contoh, hampir separuh contoh (49%)
bekerja sebagai ibu rumah tangga. Penghasilan keluarga per bulan sebanyak lebih
dari separuh keluarga contoh (79%), yaitu antara Rp 700.000,00 – Rp 5.033.333,33.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa contoh paling banyak (55%)
menggunakan motor matic dengan kapasitas cc sebesar 125. Brand Yamaha
merupakan yang paling banyak digunakan oleh contoh, yaitu sebesar 42%. Sumber

biaya bahan bakar terbesar (74%) berasal dari uang saku. Frekuensi penggunaan
dalam waktu satu minggu paling banyak digunakan pada hari sekolah (Senin-Jum’at),
yaitu sebesar 82%. Frekuensi penggunaan dalam waktu satu hari, paling banyak
digunakan sebanyak dua kali, yaitu sebesar 80%. Durasi penggunaan terbesar (36%),
yaitu selama 1-2 jam dalam waktu satu hari. Lebih dari separuh (54%), contoh
mendapatkan informasi pertama kali mengenai motor matic bersumber dari media
massa. Media massa merupakan kelompok acuan yang paling berpengaruh terhadap
contoh untuk menggunakan motor matic. Hal ini berdasarkan bahwa lebih dari
separuh (54%), contoh memilih media massa sebagai kelompok yang berpengaruh
dalam menggunakan motor matic.
Persepsi pada contoh berada pada katagori sangat setuju bahwa motor matic
meningkatkan kemudahan dalam berkendara dan merupakan motor yang praktis jika
dibandingkan dengan motor jenis selain matic. Pengetahuan contoh berada pada
katagori tinggi dalam mengetahui karakteristik fisik dan inovasi motor matic yang
dapat dikendarai tanpa menekan kopling dan menginjak perseneling. Motivasi contoh
berada pada katagori tidak setuju apabila mengendarai motor matic dikarenakan
faktor tren, iklan, brand, keluarga maupun teman.
Hasil penelitian menjelaskan bahwa karateristik contoh (uang saku) hanya
memiliki hubungan yang bernilai positif sangat signifikan dengan perilaku
penggunaan. Hal ini memiliki arti bahwa semakin tinggi uang saku contoh, maka

semakin tinggi pula perilaku penggunaan motor matic. Selain itu, hasil penelitian
juga menunjukkan bahwa persepsi berhubungan positif sangat signifikan dengan
motivasi dan positif signifikan dengan perilaku penggunaan. Hal ini memiliki arti
bahwa semakin tinggi persepsi contoh, maka semakin tinggi pula motivasi contoh dan
semakin tinggi persepsi juga, maka semakin tinggi pula perilaku penggunaan motor
matic. Hasil penelitian menjelaskan bahwa variabel - variabel yang mempengaruhi
penggunaan motor matic hanya terdapat pada uang saku per bulan dan persepsi
contoh.
Kata kunci: persepsi, pengetahuan, motivasi dan perilaku penggunaan motor matic

© Hak Cipta Milik IPB, tahun 2012
Hak Cipta dilindungi Undang-undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau
menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang
wajar IPB

Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini

dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

PERSEPSI, PENGETAHUAN DAN MOTIVASI SISWA SMA KOTA BOGOR
DALAM MENGGUNAKAN MOTOR MATIC

REZA PERMANA

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains
pada Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen

DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2012

Judul
Nama
NIM


: Persepsi, Pengetahuan dan Motivasi Siswa SMA Kota Bogor dalam
Menggunakan Motor Matic
: Reza Permana
: I24080033

Disetujui,

Ir. M. D. Djamaludin, M. Sc
Pembimbing
Diketahui,

Dr. Ir. Hartoyo, M. Sc
Ketua Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji syukur senantiasa dipanjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunianya-Nya kepada penulis dalam menyusun penelitian

ini. Shalawat serta salam tercurah kepada Rasulullah SAW beserta para
keluarga,sahabat serta para pengikutnya hingga akhir zaman.
Segala kesempatan, kemudahan,dan kelancaran yang telah diberikan
Allah SWT sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul
Pengetahuan, Persepsi, dan Motivasi Siswa SMA Kota Bogor dalam
Menggunakan Motor Matic sebagai dasar dalam melakukan penelitian dan
penyusunan skripsi untuk memperoleh gelar Sarjana Sains pada Departemen Ilmu
Keluarga dan Konsumen Fakultas Ekologi Manusia.Sebagai bentuk rasa syukur
kepada Allah swt, penulis ingin menghaturkan rasa terima kasih kepada:
1. Ir M.D. Djamaludin, M.Sc. selaku dosen pembimbing skripsi atas bimbingan,
arahan dan ilmu yang telah disampaikan kepada penulis.
2. Dr. Ir. Hartoyo, M.Sc. selaku dosen pembimbing akademik sekaligus Ketua
Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen atas bimbingan dalam memilih mata
kuliah dan izin dalam melaksanakan penelitian penulis.
3. Kedua orang tua yang telah mendukung baik secara lahir maupun batin selama
kuliah hingga mencapai penyusunan proposal penelitian penulis.
4. Jessica Merismana, SE yang telah menghiasi dunia asmara penulis.
5. Martin, Andri dan Faldy yang telah menjadi teman ”Join Kopi” dengan penulis.
Penulis menyadari masih banyaknya kekurangan maupun keterbatasan
dalam penelitian ini. Penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang

membangun, sebagai penyempurna penelitian dan penyusunan skripsi ini.
Bogor, November 2012
Reza Permana

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ........................................................................................
xi
PENDAHULUAN ........................................................................................
1
Latar Belakang .......................................................................................
1
Perumusan Masalah ...............................................................................
3
Tujuan Penelitian ...................................................................................
4
Kegunaan Penelitian ..............................................................................
5
TINJAUAN PUSTAKA................................................................................
6
Persepsi Konsumen ................................................................................
6
Persepsi Konsumen ................................................................................
6
Pengetahuan Konsumen .........................................................................
8
Motivasi Konsumen ...............................................................................
9
Remaja ................................................................................................... 10
Motor Matic ........................................................................................... 11
Penelitian Terdahulu .............................................................................. 13
KERANGKA PEMIKIRAN ......................................................................... 14
METODE PENELITIAN .............................................................................. 16
Desain, Tempat dan Waktu Penelitian .................................................... 16
Teknik Penarikkan Contoh ..................................................................... 16
Jenis dan Cara Pengumpulan Data .......................................................... 17
Analisis Data .......................................................................................... 17
Definisi Operasional............................................................................... 19
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 22
Gambaran Umum Lokasi Penelitian ....................................................... 22
Karakteristik Contoh .............................................................................. 24
Karakteristik Keluarga Contoh ............................................................... 24
Penggunaan Motor Matic ....................................................................... 25
Persepsi Konsumen ................................................................................ 28
Pengetahuan Konsumen ......................................................................... 30
Motivasi Konsumen ............................................................................... 31
Hubungan Karakteristik Contoh (Usia, Jenis Kelamin, Uang Saku)
dengan Persepsi, Pengetahuan, Motivasi Contoh dan Perilaku
Penggunaan (Frekuensi Penggunaan dan Durasi Lama Penggunaan) ..... 32
Hubungan Karakteristik Keluarga Contoh (Jumlah Anggota Keluarga,
Pekerjaan Orang Tua, Pendapatan Keluarga) dengan Persepsi,
Pengetahuan, Motivasi Contoh dan Perilaku Penggunaan
(Frekuensi Penggunaan dan Durasi Lama Penggunaan) ......................... 33
Hubungan antara Persepsi, Pengetahuan dan Motivasi ........................... 33
Hubungan Persepsi, Pengetahuan, Motivasi dengan Perilaku
Penggunaan (Frekuensi Penggunaan dan Durasi Lama Penggunaan) ...... 34
Variabel – variabel yang Mempengaruhi Penggunaan Motor Matic ........ 34
Pembahasan ........................................................................................... 35
SIMPULAN DAN SARAN .......................................................................... 38
Simpulan................................................................................................ 38
Saran ...................................................................................................... 39
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 40

x

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Jumlah Siswa Pengguna Motor Matic
dan Responden yang Diambil .......................................................... 16
Tabel 2. Variabel, Skala dalam Kuesioner,
Katogori, dan Cara Perolehan Data .................................................. 21
Tabel 3. Sebaran Contoh menurut Usia ......................................................... 24
Tabel 4. Sebaran Contoh menurut Uang Saku per Bulan ............................... 24
Tabel 5. Sebaran Contoh menurut Jumlah Anggota Keluarga ........................ 24
Tabel 6. Sebaran Pekerjaan Orang Tua Contoh ............................................. 25
Tabel 7. Sebaran Contoh menurut Penghasilan Keluarga per Bulan ............... 25
Tabel 8. Sebaran Contoh berdasarkan Kapasitas cc ....................................... 26
Tabel 9. Sebaran Contoh berdasarkan Brand ................................................. 26
Tabel 10. Sebaran Contoh berdasarkan Sumber Biaya Bahan Bakar .............. 26
Tabel 11. Sebaran Contoh berdasarkan Lama Penggunaan
dalam Satu Hari ............................................................................. 27
Tabel 12. Sebaran Contoh berdasarkan Lama Penggunaan
dalam Satu Hari ............................................................................. 27
Tabel 13. Sebaran Contoh berdasarkan Sumber Informasi ............................. 27
Tabel 14. Sebaran Contoh menurut Kelompok Acuan ................................... 28
Tabel 15. Sebaran Contoh berdasarkan Kategori Penilaian
atas masing-masing Pernyataan Persepsi
terhadap Motor Matic .................................................................... 29
Tabel 16. Sebaran Contoh menurut Katagori Persepsi tentang Motor Matic .. 30
Tabel 17. Sebaran Contoh menurut Katagori Pengetahuan
tentang Motor Matic ...................................................................... 30
Tabel 18 Sebaran Contoh menurut Katagori Pengetahuan tentang
Motor Matic ................................................................................... 31
Tabel 19 Sebaran Contoh berdasarkan Katagori Penilaian atas
masing-masing Peryataan Motivasi tentang Motor Matic ................ 31
Tabel 20. Sebaran Contoh menurut Katagori Motivasi tentang
Motor Matic .................................................................................. 32
Tabel 21. Hubungan Karakteristik Contoh (Usia, Jenis kelamin,
Uang Saku) dengan Persepsi, Pengetahuan, Motivasi Contoh dan
Perilaku Penggunaan (Frekuensi Penggunaan dan Durasi Lama
Penggunaan) ................................................................................... 32
Tabel 22. Hubungan Karakteristik Keluarga Contoh (Jumlah Anggota
Keluarga, Pekerjaan Orang Tua, Pendapatan Keluarga) dengan
PersepsiPengetahuan, Motivasi Contoh dan Perilaku Penggunaan
(Frekuensi Penggunaan dan Durasi Lama Penggunaan) .................. 33
Tabel 23 Hubungan antara Persepsi, Pengetahuan dan Motivasi .................... 33
Tabel 24 Hubungan Persepsi, Pengetahuan, Motivasi dengan Perilaku
Penggunaan Motor Matic (Frekuensi Penggunaan
dan Durasi Lama Penggunaan) ....................................................... 34
Tabel 24 Hasil Analisis Regresi Variabel-variabel yang
Mempengaruhi Perilaku Penggunaan (Frekuensi Penggunaan) ....... 34

xi

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Sepeda motor merupakan salah satu alat transportasi darat yang banyak
digunakan oleh masyarakat dunia, tak terkecuali di Indonesia. Alat transportasi
darat yang satu ini banyak digunakan karena mudah, irit, efisien. Bagi masyarakat
yang memiliki penghasilan rendah, motor merupakan alat transportasi yang
sesuai. Namun tidak menutup kemungkinan juga bagi masyarakat berpenghasilan
tinggi untuk menggunakan motor, misalkan dengan alasan agar terhindar dari
kemacetan lalu lintas.
Keberadaan sepeda motor di Indonesia sudah cukup lama, yaitu dari tahun
1893 atau 119 tahun yang lalu. Pada saat itu Belanda masih menjajah Indonesia,
namun uniknya pemilik sepeda motor pertama kali saat itu adalah seorang dari
kebangsaan Inggris bernama John C. Porter yang bekerja sebagai masinis pertama
di pabrik gula Oemboel (baca Umbul) Probolinggo, Jawa Timur.1
Seiring dengan berkembangnya jaman, jumlah sepeda motor di Indonesia
terus bertambah dari tahun ke tahun. Badan Pusat Statistik (2009) menunjukkan
jumlah sepeda motor di Indonesia yang pada tahun 1987 hanya berjumlah
5.554.305 unit, maka pada tahun 2009 jumlah itu bertambah hingga mencapai
52.433.132 unit.2
Pertambahan jumlah sepeda motor di Indonesia dari tahun ke tahun tersebut,
tentunya tak lepas dari banyaknya inovasi serta kemajuan teknologi yang
dikembangkan oleh para produsen sepeda motor. Salah satunya adalah tipe motor
sport yang mengalami peningkatan penjualan dari tahun 2010 yang berjumlah
518.810 unit, maka pada tahun 2011 meningkat menjadi 647.324 unit.3 Hasil
penelitian Lesmana (2010) menunjukkan bahwa persepsi remaja tentang motor
berjenis sport adalah dapat meningkatkan status sosial dan rasa percaya diri,
pengetahuan remaja tentang jenis motor ini pun berada pada katagori tinggi,
terutama mengenai bentuk maupun brand-nya serta motivasinya lebih
dikarenakan ingin mendapatkan pengakuan atas status sosialnya.
1

[ http://umum.kompasiana.com/2008/10/12/sejarah-sepeda-motor-di-indonesia/], diakses 27 Februari 2012

2

[http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&daftar=1&id_subyek=17¬ab=12], diakses 27 Februari 2012

2

E. Spranger yang diacu oleh Ahmadi dan Sholeh (2005) menyebutkan
bahwa remaja memiliki masa pubertas, di mana salah satu aktifitas yang terdapat
dalam masa itu adalah memasukkan diri dalam kegiatan masyarakat untuk lebih
mengenal corak serta norma yang berlaku di dalamnya. Hal ini tentunya perlu
didukung suatu fasilitas yang menunjang remaja dalam melakukan kegiatan di
lingkungannya. Motor merupakan salah satu fasilitas transportasi yang dapat
menunjangnya. Lesmana (2010) mengungkapkan bahwa salah satu tipe motor
yang digandrungi remaja adalah motor sport. Namun dalam mengendarainya tipe
motor ini tidak bisa dikatakan praktis, karena konsumen harus menekan kopling
dan menginjak perseneling agar motor ini dapat berjalan.
Pada saat sekarang ini inovasi motor yang diproduksi semakin mengalami
kemajuan dan memudahkan konsumen untuk mengendarainya. Salah satu
inovasinya adalah motor yang dapat dikendarai tanpa menekan kopling maupun
menginjak perseneling, konsumen hanya perlu mengayunkan gas dan menekan
rem depan maupun belakang. Masyarakat lebih mengenalnya dengan sebutan
motor matic. Tipe motor ini pun mulai diminati oleh masyarakat. Hal ini terlihat
dari peningkatan penjualannya pada tahun 2010 hanya berjumlah 3.376.546 unit,
maka pada tahun 2011 meningkat menjadi 4.150.614 unit .3
Salah satu inovasi yang ada dalam motor matic tentunya akan
mempermudah kegiatan seseorang dalam beraktifitas, terutama seorang remaja
yang di dalam masa pubertasnya terdapat aktifitas untuk memasukkan diri dalam
kegiatan bermasyarakat. Salah satu faktor pribadi yang mempengaruhi keputusan
konsumen adalah persepsi, pengetahuan dan motivasi (Sumarwan 2011), sehingga
perlu diadakan penelitian bagaimana ketiga faktor tersebut mempengaruhi remaja
dalam menggunakan motor matic.
Persepsi merupakan bentuk tiga tahapan seorang konsumen dalam
pengolahan informasi yang diterima. Ketiga tahapan itu adalah pemaparan,
perhatian dan pemahaman. Persepsi seorang konsumen dalam konteks pemasaran
dapat berupa persepsi produk, persepsi merek, persepsi pelayanan, dan yang
lainnya (Sumarwan 2011).
3

[

http://motorplus.otomotifnet.com/read/2012/01/08/326994/30/9/Penjualan-Matic-di-2011-Susul-Bebek],

Februari 2012

diakses

3

3

Pengetahuan secara umum merupakan segala bentuk cerita informasi yang
diingat oleh seseorang. Namun apabila informasi tersebut terkait dengan produk
dan jasa, serta dengan segala fungsinya, maka hal itu disebut dengan pengetahuan
konsumen (Engel, Blackwell dan Miniard 1995).
Motivasi merupakan suatu kebutuhan yang dirasakan oleh seorang
konsumen. Kebutuhan itu sendiri dirasakan apabila adanya ketimpangan kondisi
dari apa yang seharusnya dirasakan dengan yang sesungguhnya terjadi
(Sumarwan 2011). Apabila seorang remaja memilih lalu menggunakan motor
matic dalam berkendara, maka motivasi merupakan suatu daya dorong dalam
mengambil keputusan tersebut.

Perumusan Masalah
Salah satu tipe motor yang mengalami peningkatan penjualan dari tahun
2010 ke tahun 2011 adalah tipe sport. Pada tahun 2010 berjumlah 518.810 unit,
maka pada tahun 2011 meningkat menjadi 647.324 unit. Hasil penelitian Lesmana
(2010) menunjukkan bahwa persepsi remaja tentang motor berjenis sport adalah
dapat meningkatkan status sosial dan rasa percaya diri, pengetahuan remaja
tentang jenis motor ini pun berada pada katagori tinggi, terutama mengenai bentuk
maupun brand-nya serta motivasinya lebih dikarenakan ingin mendapatkan
pengakuan atas status sosialnya. E. Spranger yang diacu oleh Ahmadi dan Sholeh
(2005) menyebutkan bahwa remaja memiliki masa pubertas, di mana salah satu
aktifitas yang terdapat dalam masa itu adalah memasukkan diri dalam kegiatan
masyarakat untuk lebih mengenal corak serta norma yang berlaku di dalamnya.
Salah satu inovasi yang ada dalam motor matic tentunya akan mempermudah
seorang remaja untuk memasukkan diri dalam kegiatan bermasyarakat. Kajian
utama dalam penelitian ini adalah mengetahui persepsi, pengetahuan serta
motivasi siswa SMA Kota Bogor dalam penggunaan motor matic. Perumusan
masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana karakteristik contoh (usia, jenis kelamin, uang saku) dan
karakteristik keluarga contoh (jumlah anggota keluarga, pekerjaan orang tua
dan pendapatan keluarga)?

4

2. Bagaimana persepsi, pengetahuan dan motivasi contoh terhadap penggunaan
motor matic?
3. Bagaimana hubungan karakteristik contoh (usia, jenis kelamin dan uang saku)
dan karakteristik keluarga contoh (jumlah anggota keluarga, pekerjaan orang
tua, dan pendapatan keluarga) dengan persepsi, pengetahuan dan motivasi
contoh?
4. Bagaimana hubungan karakteristik contoh (usia, jenis kelamin dan uang saku)
dan karakteristik keluarga contoh (jumlah anggota keluarga, pekerjaan orang
tua, dan pendapatan keluarga) dengan perilaku penggunaan motor matic?
5. Bagaimana hubungan antara persepsi, pengetahuan dan motivasi?
6. Bagaimana hubungan persepsi, pengetahuan dan motivasi dengan perilaku
penggunaan motor matic?
7. Variabel - variabel apa saja yang mempengaruhi contoh dalam menggunakan
motor matic ?
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu tujuan umum dan
tujuan khusus. Adapun tujuan umum dari penelitian ini adalah menganalisis
persepsi, pengetahuan dan motivasi siswa SMA Kota Bogor dalam penggunaan
motor matic. Selain itu tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Mengidentifikasi karakteristik contoh (usia, jenis kelamin, uang saku) dan
karakteristik keluarga contoh (jumlah anggota keluarga, pekerjaan orang tua,
dan pendapatan keluarga).
2. Menganalisis persepsi, pengetahuan dan motivasi contoh terhadap penggunaan
motor matic.
3. Menganalisis hubungan karakteristik contoh (usia, jenis kelamin dan uang
saku) dan karakteristik keluarga contoh (jumlah anggota keluarga, pekerjaan
orang tua, dan pendapatan keluarga) dengan persepsi, pengetahuan dan
motivasi contoh.
4. Menganalisi hubungan karakteristik contoh (usia, jenis kelamin dan uang saku)
dan karakteristik keluarga contoh (jumlah anggota keluarga, pekerjaan orang
tua, dan pendapatan keluarga) dengan perilaku penggunaan motor matic.
5. Menganalisis hubungan antara persepsi, pengetahuan dan motivasi

5

6.Menganalisis hubungan persepsi, pengetahuan dan motivasi dengan perilaku
penggunaan motor matic.
7.Menganalisis variabel – variabel apa saja yang mempengaruhi contoh dalam
menggunakan motor matic.

Kegunaan Penelitian
1. Bagi peneliti, penelitian ini bermanfaat sebagai sarana belajar dalam
mengaplikasikan ilmu yang selama ini didapatkan dari bangku kuliah dengan
cara mempelajari fenomena yang terjadi di masyarakat.
2. Bagi institusi, penelitian ini dapat dijadikan bahan acuan studi tentang persepsi,
pengetahuan dan motivasi konsumen.
3. Bagi konsumen, penelitian ini berguna untuk menambah informasi tentang
persepsi, pengetahuan dan motivasi dalam penggunaan motor matic.
4. Bagi produsen, penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan untuk memasarkan
produk, khususnya produksi sepeda motor matic
.

6

TINJAUAN PUSTAKA

Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen menurut Solomon (1992) adalah suatu ilmu yang
mempelajari mengenai proses ketika seseorang ataupun kelompok memilih,
membeli, menggunakan atau membuang produk, jasa, ide atau pengalaman untuk
memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Perilaku konsumen didefinisikan oleh
(Engel, Blackweel, & Miniard 1994) sebagai tindakan yang langsung terlibat
dalam mendapatkan, mengonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk
proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini.
Perilaku konsumen termasuk di dalamnya membeli dan mengkonsumsi
barang maupun jasa terdiri atas beberapa tahap, antara lain yaitu pengenalan
kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternative, pembelian dan kepuasan
konsumen. Perilaku konsumen tersebut dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu
strategi pemasaran, perbedaan individu dan faktor lingkungan (Sumarwan 2011).
Salah satu perilaku konsumen adalah penggunaan terhadap suatu barang
maupun jasa. Perilaku penggunaan dapat diukur melalui frekuensi dan lama
penggunaan suatu barang maupun jasa oleh konsumen (Hubona & Kennick 1996).
Secara umum pun menurut Sunardi (2010) perilaku penggunaan memiliki satu /
lebih dimensi yang dapat diukur yaitu frekuensi, durasi dan atau intensitas.

Persepsi Konsumen
Persepsi konsumen berasal dari hasil pangolahan informasi suatu produk,
di mana informasi tersebut bisa berasal dari bentuk, nama merek, kemasan, iklan
dan nama produsen (Sumarwan 2011). Berbagai stimulus eksternal tersebut dapat
diterima melalui berbagai macam saluran dan diterima oleh kelima panca indera
manusia. Masukan yang diterima oleh kelima panca indera tersebut adalah berupa
data mentah yang mengawali proses perseptual (Solomon 1992).
Kotler (2002) mengemukakan bahwa setiap orang memiliki persepsi yang
berbeda terhadap objek yang sama. Hal ini disebabkan proses pembentukkan
persepsi yang berbeda-beda pula pada setiap diri individu.

7

Proses tersebut dibagi menjadi ke dalam tiga tahap, yaitu :
1. Perhatian Selektif.
Tahap ini merupakan penyaringan berbagai rangsangan yang diterima oleh
individu. Perhatian individu akan cenderung tertuju kepada kebutuhan yang
mereka rasakan saat itu.
2. Distorsi Selektif
Pada tahap ini segala rangsangan yang diterima individu diinterpretasikan
sesuai konsep yang telah dimiliki individu masing – masing. Namun hal ini
tidak selalu yang diinginkan oleh pembuat rangsangan.
3. Retensi Selektif/Ingatan
Tahap penempatan rangsangan atau informasi ke dalam memori yang akan
selalu diingat oleh individu sehingga berbagai hal positif melekat ke dalam
memorinya. Namun hanya rangsangan yang sesuai dengan pandangan atau
keyakinannya yang akan diingat.
Sumarwan (2011) menyatakan bahwa pemaparan adalah tahapan awal
dari sebuah pengolahan informasi yang dilakukan oleh pemasar berupa pemberian
stimulus. Stimulus ini dapat berbentuk iklan, kemasan, merek dan hadiah.
Stimulus ini akan dirasakan oleh satu atau lebih panca indera seorang konsumen.
Tahap yang kedua adalah perhatian, di mana konsumen menyeleksi terhadap
berbagai stimulus yang dipaparkan oleh pemasar. Selanjutnya adalah pemahaman,
di mana konsumen menginterpretasikan stimulus yang diterima. Setelah
konsumen melihat, memperhatikan serta memahami stimulus maka selanjutnya
sampai lah menuju kesimpulan atau yang disebut dengan persepsi terhadap objek.
Persepsi ini merupakan output dari penerimaan konsumen terhadap stimulus.
Tahap kelima adalah retensi, di mana konsumen memindahkan segala informasi
yang telah didapat ke memori jangka panjang.
Persepsi seorang konsumen dapat diukur dengan metode self report dan
melalui alat instrumen berupa kuesioner dengan menggunakan skala likert.
Sejumlah pernyataan diajukan kepada konsumen dan konsumen melaporkan
persepsi sebagaimana yang ditanyakan (Sumarwan 2011).

8

Pengetahuan Konsumen
Pengetahuan konsumen adalah semua informasi maupun pengetahuan
lainnya yang berkaitan dengan berbagai macam produk atau pun jasa, serta
informasi lainnya yang terkait dengan fungsinya sebagai konsumen (Sumarwan
2011). Pengetahuan konsumen terbagi ke dalam tiga bagian, yaitu pengetahuan
produk, pengetahuan pembelian dan pengetahuan pemakaian (Engel, Blackwell
dan Miniard 1994). Pengetahuan produk merupakan kumpulan informasi
mengenai suatu produk. Pengetahuan ini terdiri dari kelas, bentuk, merek dan
model produk (Sumarwan 2011). Jenis pengetahuan produk itu sendiri dibagi
menjadi tiga, yaitu tentang atribut, manfaat dan kepuasan produk.
Selain pembagian tersebut, pengetahuan konsumen juga terbagi atas dua
jenis, yaitu pengetahuan umum tentang lingkungan dan perilaku mereka dan
pengetahuan prosedural (Peter & Olson 1996)
Atribut merupakan karakteristik atau pun ciri dari suatu produk. Atribut
produk dibedakan menjadi atribut fisik dan abstrak. Atribut fisik menggambarkan
ciri – ciri fisik dari suatu produk, sedangkan atribut abstrak menggambarkan
karakteristik subjektif berdasarkan persepsi konsumen. Manfaat produk juga
merupakan hal yang penting bagi konsumen. Manfaat yang dirasakan konsumen
terbagi menjadi dua jenis, manfaat fungsional dan manfaan psikososial. Manfaat
fungsional adalah manfaat yang dirasakan secara fisiologis, sedangkan manfaat
psikososial adalah manfaat yang dirasakan konsumen setelah mengkonsumsi
secara aspek psikologis (perasaan, emosi dan mood) dan aspek sosial (Sumarwan
2011).
Pengetahuan pembelian adalah segala bentuk informasi mengenai di mana
dan kapan seorang konsumen akan membeli suatu produk (Sumarwan 2011).
Pengetahuan pembelian berkaitan tentang kapan dan di mana suatu produk dapat
dibeli (Engel, Blackwell dan Miniard 1994). Pengetahuan pembelian memiliki
keterkaitan dengan perilaku membeli. Peter dan Olson 1996 mengurutkan perilaku
pembelian mulai dari store contact, product contact dan transaction. Store contact
meliputi tindakan pencarian, pergi dan masuk ke dalam outlet. Product contact
konsumen akan mencari produk tersebut di dalam toko, mengambilnya lalu

9

membawanya ke kasir. Transaction terjadi ketika konsumen melakukan
pembayaran produk.
Pengetahuan pemakaian merupakan bentuk pemberitahuan informasi yang
diberikan produsen kepada konsumen. Hal ini bertujuan agar konsumen tidak
melakukan kesalahan di dalam penggunaan suatu produk dan memaksimalisasi
manfaatnya (Sumarwan 2011).
Khomsan (2000) sebagaimana yang diacu oleh Jayanti (2010) menyatakan
bahwa mengukur pengetahuan dapat dilakukan dengan cara memberikan beberapa
pertanyaan kepada contoh, di mana masing – masing pertanyaan diberikan nilai 1
untuk jawaban yang benar dan nilai 0 untuk jawaban yang salah.

Motivasi Konsumen
Motivasi merupakan suatu perilaku yang diprakarsai oleh pengaktifan
kebutuhan. Kebutuhan ini ditandai karena adanya ketidakcocokkan antara apa
yang seharusnya diinginkan dengan keadaan aktual (Engel, Blackwell dan
Miniard 1994).
Awal mula motivasi terjadi pada diri seorang konsumen berasal dari
stimulus dari luar yang menyebabkan pengenalan kebutuhan. Setelah itu
pengenalan kebutuhan akan memberikan tekanan kepada konsumen sehingga
muncul dorongan pada konsumen untuk berperilaku yang memiliki tujuan.
Konsumen dalam berperilaku untuk memenuhi kebutuhannya bisa dengan cara
berbagai macam. Pertama, konsumen akan mencari informasi produk. Kedua,
konsumen mungkin akan bertanya pada orang lain perihal produk yang dicari.
Ketiga, konsumen mungkin akan langsung membeli produk. Perilaku tersebut
akan menyebabkan tekanan yang pada awalnya dirasakan konsumen menjadi
berkurang dan tujuan konsumen pun tercapai (Sumarwan 2011).
Maslow sebagaimana yang dikutip oleh Sumarwan (2011) mengenalkan
suatu hirarki kebutuhan manusia. Manusia akan berusaha memenuhi kebutuhan
pada tingkat yang lebih rendah terlebih dahulu, yaitu kebutuhan fisiologis yang
meliputi sandang, papan, pangan, seks, udara dan air. Tingkat selanjutnya adalah
rasa aman. Manusia membutuhkan rasa aman di mana pun, baik ketika bepergian
maupun berada di rumah. Setelah rasa aman, kebutuhan sosial merupakan

10

tingkatan ketiga dari hirarki kebutuhan manusia. Manusia membutuhkan rasa
cinta, memiliki maupun dimiliki dan ingin diterima oleh orang sekelilingnya.
Tingkat keempat adalah ego, di mana manusia berkeinginan untuk mencapai
prestasi yang memiliki derajat lebih tinggi dari orang lain. Kebutuhan yang
terakhir atau yang paling tinggi adalah kebutuhan akan aktualisasi diri. Manusia
perlu mengekspresikan dirinya di dalam suatu aktifitas dan membuktikan bahwa
dirinya mampu melakukan suatu hal.
Motivasi seorang konsumen dapat diukur dengan metode self report dan
melalui alat instrumen berupa kuesioner dengan menggunakan skala likert.
Sejumlah pernyataan diajukan kepada konsumen dan konsumen melaporkan
motivasi sebagaimana yang ditanyakan (Sumarwan 2011).

Remaja
Adolescence atau remaja berasal dari kata latin adolescere (kata bendanya,
adolescentia yang berarti remaja) yang berarti “tumbuh” atau “tumbuh menjadi
dewasa”. Bangsa primitif –demikian pula orang – orang zaman purbakalamemandang masa puber dan masa remaja tidak berbeda dengan periode – periode
lain dalam rentang kehidupan; anak dianggap sudah dewasa apabila sudah
mengadakan reproduksi. Lazimnya masa remaja dianggap mulai pada saat anak
secara seksual menjadi matang dan berakhir saat ia mencapai usia matang secara
hukum (Hurlock 1980).
Masa remaja dapat dibagi menjadi ke dalam dua tahap, masa pra pubertas
(12 – 14 tahun) dan pubertas (14 – 18 tahun). Masa pra pubertas merupakan
peralihan dari masa sekolah menuju masa pubertas, di mana seseorang ingin
beperilaku seperti orang dewasa namun dirinya belum siap akan hal itu. Pada
masa ini mereka ini mereka ingin lepas dari kekuasaan orang tua, namun tidak
sepenuhnya. Mereka hanya ingin tidak dianggap sebagai anak kecil lagi
melainkan ingin dianggap seperti layaknya orang dewasa (Ahmadi dan Sholeh
2005).
Masa pubertas merupakan tahapan selanjutnya dari masa remaja. Pada
tahap ini sebagaimana diungkapkan oleh E. Spranger yang diacu oleh Ahmadi dan
Sholeh (2005), terdapat tiga aktifitas, yakni penemuan aku, pertumbuhan

11

pedoman kehidupan dan memasukkan diri pada kegiatan kemasyarakatan. Pada
pemenuan akunya, mereka mulai menyadari keberadaan dirinya lebih dalam dan
mengetahui pentingnya untuk ikut ke dalam masyarakat, walau pun masih banyak
menghadapi kecanggungan dan ketidakseimbangan dalam bergaulnya. Pada
kegiatan pencarian pedoman hidup, mereka mulai menyadari adanya norma,
estetika yang berlaku di kalangan masyarakat. Namun bentuk pengakuan itu
hanya terbatas pada kondisi dirinya saja. Pada kegiatan memasuki ke dalam
kemasyarakatan, mereka mulai mengenal segala bentuk corak kehidupan
masyarakat.

Namun

mereka

belum

dapat

menyeleksinya

dan

masih

menganggapnya sebagai suatu kesatuan.
Teori Piaget menyebutkan bahwa masa remaja merupakan masa transisi
berpikir dari kongkret secara operasional menuju formal secara operasional.
Pengalaman dengan masalah yang rumit, tuntutan dari pengajaran formal dan
tukar menukar ide yang berlawanan dengan kelompok remaja diperlukan guna
meningkatkan cara berpikir mereka secara operasional (Djiwandono 2006).
Jika dilihat dari jenis kelamin, rata-rata laki-laki lebih lambat matang
daripada anak perempuan, maka laki-laki mengalami periode awal masa remaja
yang lebih singkat, meskipun pada usia delapan belas tahun ia sudah dianggap
dewasa, seperti halnya perempuan. Akibatnya seringkali laki-laki tampak kurang
matang untuk usianya dibandingkan dengan perempuan. Namun, dengan adanya
status yang lebih matang di rumah dan di sekolah, biasanya laki – laki cepat
menyesuaikan diri dan menunjukkan perilaku yang lebih matang, yang sangat
berbeda dengan perilaku remaja yang lebih muda (Hurlock 1980)

Motor Matic
Motor matic pertama kali muncul keberadaannya di Indonesia diawali
dengan jenis vespa corsa. Motor jenis ini mengadopsi bentuk mesinnya yang
memiliki tipe PK125 automatica, 125 cc dan masih menggunakan teknologi 2-tak.
Namun produksi jenis motor ini berhenti hanya mencapai tahun 2006. Merk kedua
yang diperkenalkan terhadap masyarakat adalah kymco jetmatic, di mana bentuk
dasar motornya dijadikan pedoman skutik modern hingga saat ini. 5
[5 http://www.indako.co.id/article.php?id=236&count=true], diakses 3 Februari 2012

12

Motor matic memiliki cara kerja mesin yang disebut dengan CVT
(Continuously Variable Transmissions), di mana ternyata lebih sederhana dari
mesin konvensional atau pun dengan transmisi. Semua komponen CVT yang
terdapat pada boks CVT atau secara kasat mata bentuknya adalah lengan ayun
sebelah kiri motor matik kita, di mana bentuknya terlihat begitu besar dan berat.
Pada tempat tersebut terdapat tiga komponen utama yaitu puly depan (Drive
Pulley), puly belakang (Driven Pulley) dan v-belt. Puly depan dihubungkan ke
crankshaft engine (kruk-as), sedangkan puly belakang dihubungkan ke as-roda.
Alat yang menghubungkan puly depan dan puly belakang adalah v-belt. Pada saat
stationer atau putaran rendah, puly depan memiliki radius yang kecil
dibandingkan dengan puly belakang atau rasio gigi ringan. Seiring dengan
bertambahnya putaran mesin (rpm), maka puly depan radiusnya juga ikut
membesar sedangkan puly belakang justru mengecil atau sama dengan rasio gigi
berat. Cara kerja v-belt hanya menghubungkan kedua puly tersebut agar dapat
berjalan secara bergantian. Jadi saat puly depan membesar maka yang
menyebabkan puly belakang mengecil adalah karena desakan dari v-belt, karena
panjang v-belt selalu sama pada proses ini. Karena kerja CVT yang linear, maka
mesin matik dapat menghasilkan akselerasi yang halus tanpa adanya kehilangan
tenaga.6
Di antara sekian banyak produsen motor matic yang ada, Honda, Yamaha
dan Suzuki adalah produsen yang paling banyak diminati oleh masyarakat. Salah
satu Brand masing – masing dari ketiga produsen tersebut adalah Mio, Vario dan
Spin. Sepeda motor Mio memiliki kekurangan dari kapasitas tangki bensin yang
berukuran kecil, yaitu hanya bisa menampung bensin hingga 3,7 liter. Di satu sisi
Mio membutuhkan perputaran mesin yang cukup tinggi agar motor dapat
bergerak, melebihi kemampuan jenis motor bebek maupun motor sports. Hal ini
membuat sepeda motor Mio sedikit lebih boros akan kebutuhan dalam bahan
bakar bensin. Sepeda motor Vario merupakan jenis motor matic yang lain. Vario
mengusung mesin denga tipe baru, yaitu dengan ditambahkan radiator pendingin
dibandingkan dengan Mio. Namun dengan penambahan radiator pendingin ini
membuat biaya perawatan menjadi lebih mahal. Brand sepeda motor matic yang
[6 http://www.astra-honda.com/index.php/hgp], diakses 3 Februari 2012

13

ketiga adalah Spin. Sepeda motor matic produksi Suzuki ini hanya unggul dalam
satu hal, yaitu kapasitas mesin sebesar 125 cc. Kapasitas ini merupakan yang
terbesar dibandingkan Mio maupun Vario. Selain itu Suzuki, sebagai produsen
Spin memberikan garansi service gratis selama tiga tahun, termasuk ganti oli. 7

Penelitian Terdahulu
Penelitian yang sebelumnya pernah dilakukan tentang sepeda motor adalah
penelitian yang dilakukan oleh Indra Herdika, mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi Fatahillah Surabaya. Judul penelitian (Herdika 2010) adalah Motivasi,
Persepsi dan Sikap Konsumen dalam penggunaan Sepeda Motor Merek
“Honda”di Kawasan Surabaya Barat.
Penelitian yang dilakukan oleh Herdika (2010) menganalisis motivasi,
persepsi dan sikap konsumen dalam penggunaan sepeda motor “Honda”.
Responden dari penelitian ini adalah masyarakat pembeli maupun pengguna
sepeda motor “Honda” dengan tempatnya yang berada di kawasan Surabaya
Barat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi, persepsi dan sikap
konsumen berpengaruh secara signifikan terhadap penggunaan sepeda motor
“Honda” di kawasan Surabaya Barat.
Penelitian yang berjudul Persepsi, Pengetahuan dan Motivasi Siswa SMA
Kota Bogor dalam Menggunakan Motor Matic ini memiliki persamaan dengan
penelitian Herdika (2010), yaitu persepsi dan motivasi merupakan variabel yang
sama – sama diteliti. Namun selain itu terdapat perbedaan di antara kedua
penelitian ini, Herdika (2010) menambahkan sikap sebagai variabel tambahan
selain persepsi dan motivasi, sedangkan penelitian ini hanya menambahkan
pengetahuan sebagai variabel yang akan diteliti.
[7 http://otocontest.com/motorcycles/perbandingan-3-motor-matic]. diakses 3 Februari 2012

14

KERANGKA PEMIKIRAN

Sepeda motor merupakan salah satu alat transportasi darat yang banyak
digunakan oleh masyarakat banyak, karena praktis dan efisien. Para produsen
sepeda motor dari tahun ke tahun melakukan inovasi – inovasi yang memudahkan
pengguna sepeda motor dalam berkendara. Salah satunya adalah motor dengan
bertransmisi secara otomatis atau yang lebih dikenal dengan motor matic. Pada
saat ini keberadaan motor matic kian digemari oleh masyarakat banyak. Hal ini
terlihat dari tingkat penjualannya yang pada tahun 2011 menguasai setengah dari
market share penjualan sepeda motor secara keseluruhan.
E. Spranger yang diacu oleh Ahmadi dan Sholeh (2005) menyebutkan
bahwa remaja memiliki masa pubertas, di mana salah satu aktifitas yang terdapat
dalam masa itu adalah memasukkan diri dalam kegiatan masyarakat untuk lebih
mengenal corak serta norma yang berlaku di dalamnya. Salah satu inovasi yang
ada dalam motor matic tentunya akan mempermudah seorang remaja untuk
beraktifitas di dalam kegiatan lingkungannya.
Perilaku konsumen salah satunya yaitu menggunakan barang atau pun jasa
yang dipengaruhi oleh perbedaan individu, salah satunya yaitu persepsi,
pengetahuan dan motivasi. Hal ini tidak terkecuali remaja dalam menggunakan
motor matic yang dipengaruhi oleh ketiga faktor tersebut. Peneliti menduga
seorang remaja hanya mengetahui motor matic adalah motor yang dijalankan
tanpa harus menekan kopling dan menginjak perseneling. Persepsi seorang remaja
terhadap motor matic hanya sebatas motor yang praktis. Begitu halnya dengan
motivasi remaja untuk menggunakan motor matic dalam berkendara, hanya
termotivasi karena salah satu inovasi dari motor tersebut, yaitu motor yang dapat
dijalankan tanpa harus menekan kopling maupun menginjak perseneling.
Setiap remaja tentunya memiliki karakteristik individu yang berbeda,
mulai dari usia, jenis kelamin, uang saku. Peneliti menduga usia, jenis kelamin
dan uang saku contoh memiliki hubungan dalam pengetahuan, persepsi dan
motivasi seorang remaja dalam mengendarai motor matic. Karakteristik keluarga
seperti jumlah anggota keluarga, pekerjaan orang tua dan pendapatan keluarga
juga diduga memiliki hubungan juga dalam pengetahuan, persepsi dan motivasi

15

seorang remaja dalam berkendara motor matic. Penjelasan tentang penelitian ini
dapat dilihat secara ringkas dalam kerangka pemikiran yang tercantum pada
gambar 1.
Perilaku Penggunaan motor matic

Motivasi

Pengetahuan

Persepsi
Karakteristik Contoh :

Karakteristik Keluarga Contoh:

Usia

Jumlah Anggota Keluarga

Jenis Kelamin

Pekerjaan Orang Tua

Uang saku per Bulan

Pendapatan Keluarga

Gambar 1. Kerangka pemikiran analisis pengetahuan, persepsi dan motivasi siswa
dalam menggunakan motor matic

16

METODE PENELITIAN

Desain, Tempat, dan Waktu
Desain penelitian ini adalah cross sectional study, yaitu penelitian yang
dilakukan pada satu waktu dan tidak berkelanjutan. Penelitian dilakukan di tiga
Sekolah Menengah Atas (SMA) yang berada di Kota Bogor, yaitu SMA Negeri 1
Bogor, SMA Negeri 2 Bogor dan SMA Negeri 3 Bogor. Pemilihan lokasi
penelitian dilakukan secara purposive dengan pertimbangan bahwa berdasarkan
survey pendahuluan ketiga sekolah tersebut merupakan tiga SMA Negeri yang
siswanya paling banyak menggunakan motor matic dari sepuluh SMA Negeri
yang ada di kota Bogor. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei hingga Juli 2012.

Teknik Penarikan Contoh
Populasi pada penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 1, 2 dan 3 Kota
Bogor yang menggunakan motor matic. Survey pendahuluan dilakukan untuk
mengetahui berapa jumlah siswa yang menggunakan motor matic di sepuluh SMA
Negeri di Kota Bogor dan ternyata SMA Negeri 1, 2 dan 3 Bogor merupakan
sekolah yang siswanya paling banyak menggunakan motor matic. Setelah itu
dilakukan penarikkan jumlah responden dengan menggunakan rumus slovin dari
total jumlah siswa pengguna motor matic di ketiga sekolah tersebut. Berikut
adalah jumlah populasi serta penarikkan responden yang dilakukan secara
proporsional dari setiap sekolah.
Tabel 1. Jumlah Siswa Pengguna Motor Matic dan Responden yang Diambil
Nama SMA

Jumlah Siswa Pengguna
Banyaknya Responden
Motor Matic
SMA Negeri 1 Bogor
59 siswa*
32 siswa*
SMA Negeri 2 Bogor
88 siswa*
48 siswa*
SMA Negeri 3 Bogor
37 siswa*
20 siswa*
Jumlah
184 siswa*
100 siswa***
* Jumlah populasi didapat berdasarkan hasil survey pendahuluan
** Banyaknya responden yang diambil dari tiap sekolah dilakukan secara proporsional.
***Jumlah keseluruhan responden diambil berd