Pengetahuan gizi dan Pengetahuan Tentang Masalah Gizi Stunting pada Siswa SMA N 3 Bogor

PENGETAHUAN GIZI DAN PENGETAHUAN TENTANG
MASALAH GIZI STUNTING PADA SISWA
SMAN 3 BOGOR

TITIS SUSILOYANTI AGUMELAR

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengetahuan gizi dan
Pengetahuan Tentang Masalah Gizi Stunting pada Siswa SMAN 3 Bogor adalah
benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan
dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, Agustus 2014
Titis Susiloyanti Agumelar
NIM I14124035

* Pelimpahan hak cipta atas karya tulis dari penelitian kerja sama dengan pihak
luar IPB harus didasarkan pada perjanjian kerja sama terkait

ABSTRAK
TITIS SUSILOYANTI AGUMELAR. Pengetahuan gizi dan Pengetahuan
Tentang Masalah Gizi Stunting pada Siswa SMAN 3 Bogor. Dibimbing oleh
FAISAL ANWAR.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengetahuan gizi dan pengetahuan
tentang masalah gizi stunting pada siswa SMA 3 Bogor kelas X dan XI yang
berusia 14-16 tahun. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional
study dengan subjek sebanyak 90 orang terdiri dari 45 orang laki-laki dan 45
orang perempuan. Tempat dan subjek penelitian dipilih secara purposive. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar subjek memiliki pengetahuan gizi

baik (68.9%), sikap gizi positif (57.8%), perilaku gizi sedang (85.6%) dan
pengetahuan tentang masalah gizi stunting kurang (64.4%). Hasil uji
menunjukkan adanya hubungan siginifikan (p0.05) pengetahuan gizi, sikap gizi, perilaku gizi
dan pengetahuan tentang masalah stunting antara subjek laki-laki dan perempuan.
Kata kunci: pengetahuan gizi, pengetahuan masalah gizi stunting

ABSTRACT
TITIS SUSILOYANTI AGUMELAR. Nutrition and Stunting Problem Knowledge
of Students 3 High School Bogor. Supervised by FAISAL ANWAR
This research aimed to analyze the nutritional knowledge and knowledge
of stunting nutritional problems in 3 high school students of class X and XI Bogor
aged 14-16 years. Design used for this study was a cross-sectional with 90 subject
consisted of 45 boys and 45 girls. Places, and subjects were selected purposively.
The results showed that majority of subject had good nutritional
knowledge(68.9%), positive nutrition attitude (57.8%), moderate nutritional
behavior (85.6%) and knowledge of stunting nutritional problems less (64.4%).
The test results showed a significant relationship (p 3.33 dan baik apabila skor <
3.33. Cut off point prestasi belajar ini mengacu pada standar yang dimiliki oleh
SMA Negeri 3 Bogor.


No
1.

Tabel 3 Pengkategorian variabel penelitian karakteristik subjek
Variabel
Kategori
Usia
14- 17 tahun

2.

Jenis kelamin

3.

Keikutsertaan seminar/penyuluhan 1. Tidak pernah mengikuti
terkait gizi dan kesehatan
2. 1-2 kali
3. >2 kali


4.

Keikutsertaan kegiatan
ekstrakurikuler

1. Tidak ikut
2. 1 kegiatan
3. 2 kegiatan
4. 3 kegiatan

5.

Prestasi belajar

1. Sangat baik (skor >3.33)
2. Baik (skor < 3.33)

1. Laki-laki
2. Perempuan


Analisis deskriptif pada penelitian ini juga dilakukan pada variabel sumber
informasi, pengetahuan gizi, sikap gizi, perilaku gizi dan pengetahuan tentang
masalah gizi stunting. Pengkategorian mengenai pengetahuan gizi, sikap gizi,
perilaku gizi dan pengetahuan tentang masalah gizi stunting dapat dilihat pada
Tabel 4. Data sumber informasi dibedakan mejadi media massa dan sumber daya
manusia. Media massa terdiri dari televise, radio, internet, Koran/majalah,
brosur/leaflet dan poster. Sedangkan sumber daya manusia seperti sekolah/guru,
orang tua, teman dan kesioner penelitian. Data pengetahuan gizi didapat dengan
memberikan 20 pertanyaan. Setiap jawaban yang benar diberikan skor 1 dan skor
0 apabila jawaban salah. Selanjutnya dijumlahkan keseluruhan nilai yang

11
diperoleh dari setiap jawaban dan dikalikan dengan lima sehingga total nilai
apabila menjawab semua pertanyaan dengan benar adalah 100. Berdasarkan
Khomsan (2000) pengetahuan gizi dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu
pengetahuan baik skor >80, pengetahuan sedang skor 60-80 dan pengetahuan
kurang skor median data
(83.0) dan negatif (tidak baik) < median data (83.0).
Selanjutnya data perilaku gizi, terdapat dua puluh pertanyaan perilaku gizi
pada penelitian ini. Sepuluh pertanyaan adalah pertanyaan dengan jawaban ya,

kadang-kadang dan tidak. Sepuluh pertanyaan lainnya berupa pertanyaan terbuka
yang harus diisi subjek sesuai dengan kebiasaan atau perilakunya sehari-hari.
Pertanyaan terbuka dimaksudkan untuk mencocokkan jawaban padapertanyaan
pilihan yang diberikan sebelumnya. Jawaban ya dan uraian benar mendapat nilai
3, jawaban kadang-kadang dan uraian benar diberi nilai 2, jawaban tidak atau
memilih ya/kadang-kadang dengan uraian salah diberi nilai 1.
Data perilaku gizi berdasarkan Slamet (1993) dalam Jayanti (2011)
dibedakan menjadi tiga kategori yaitu 1)Perilaku baik (total skor 24-30),
2)Perilaku sedang (total skor 17-23), 3)Perilaku rendah (total skor 10-16).
Pengetahuan tentang masalah stunting dengan menggunakan kuesioner yang
berupa multiple choice. Terdapat dua puluh pertanyaan yang diberikan pada
subjek untuk mengetahui pengetahuan subjek tentang masalah stunting. Skor 1
diberikan untuk jawaban yang benar dan skor 0 untuk jawaban yang salah.
Semakin tinggi skor yang diperoleh maka semakin baik pengetahuan subjek
tentang masalah stunting. Data pengetahuan tentang masalah giz stunting
berdasarkan Khomsan (2000) dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu
pengetahuan baik skor >80, pengetahuan sedang skor 60-80 dan pengetahuan
kurang skor 80%
2. Sedang 60-80%
3. Kurang median (83.0)

2. Tidak baik (negatif)< median (83.0)
(Azwar 2010)
1. Baik (total skor 24-30)
2. Sedang (total skor 17-23)
3. Rendah (total skor 10-16)
(Slamet 1993)
1. Baik >80%
2. Sedang 60-80%
3. Kurang 4.000.000)

70

77.8

Cukup (2.500.000 - 4.000.000)

14

15.6


Rendah (4.000.000). Tingginya pendapatan orang tua ini dapat
disebabkan oleh kedua orang tua (ayah dan ibu) yang sama-sama bekerja, selain
itu juga disebabkan jenis pekerjaan yang dimilki orang subjek. Menurut Yusuf
(2000) dalam Agustina (2003), keadaan sosial ekonomi keluarga mempunyai
peranan penting dalam pendidikan jasmani, fisik dan kebendaan anak. Adanya
perekonomian yang cukup, lingkungan material yang dihadapi anak di dalam
keluarganya akan lebih luas, juga orang tua akan mencurahkan perhatian yang
lebih mendalam kepada pendidikan anak-anaknya jika orang tua tersebut tidak
disulitkan oleh pemenuhan kebutuhan primer keluarga.

Karakteristik Subjek
Karakteristik subjek dibedakan menjadi karakteristik subjek laki-laki dan
perempuan. Karakteristik subjek menggambarkan kondisi subjek pada saat
penelitian berlangsung. Karakteristik subjek terdiri atas beberapa variabel yaitu
usia, keikutsertaan seminar/penyuluhan gizi dan kesehatan, keikutsertaan
ekstrakurikuler dan prestasi belajar.
Usia
Subjek dalam penelitian ini adalah anak kelas 10 dan 11 SMA yang
berusia 14-18 tahun. Remaja pada umumnya dimulai dari usia 10-13 tahun dan
berakhir pada usia 18-22 tahun (Notoadmodjo 2007). Pada Tabel 6 sebaran usia

subjek dibedakan berdasarkan jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Sebagian
besar subjek memiliki usia 15-16 tahun. Persentase subjek yang berusia 16 tahun,
pada subjek laki-laki sebesar 48.9%, sedangkan subjek perempuan sebesar 64.4%.
Usia akan memengaruhi kemampuan pengetahuan seseorang. Menurut penelitian
Kersting et al. (2008), pengetahuan gizi remaja putri meningkat dengan semakin
meningkatnya usia.
Tabel 6 Sebaran subjek berdasarkan usia
Usia

Laki-laki

Perempuan

n

%

n

%


14

1

2.2

0

0

15

13

28.9

10

22


16

22

48.9

29

64.4

17

9

20.0

6

13.3

Total

45

100.0

45

100.0

17
Keikutsertaan seminar/penyuluhan gizi dan kesehatan
Keikutsertaan seminar/penyuluhan gizi dan kesehatan pada penelitian ini
dilihat dengan kuesioner. Keikutsertaan seminar/penyuluhan gizi dan kesehatan
ini dapat menggambarkan seberapa besar motivasi dan rasa ingin tahu yang
nantinya dapat mengembangkan pengetahuan seseorang terhadap gizi dan
kesehatan. Berdasarkan Tabel 7, subjek laki-laki sebesar 73.3% dan subjek
perempuan sebesar 84.4% tidak pernah mengikuti seminar/penyuluhan gizi dan
kesehatan, sedangkan hanya sebesar 4.4% baik laki-laki maupun perempuan yang
mengikuti seminar/penyuluhan gizi dan kesehatan sebanyak 3 kali.
Tabel 7 Sebaran subjek berdasarkan keikutsertaan seminar/penyuluhan gizi
Keikutsertaan seminar/penyuluhan

Laki-laki

Perempuan

n

%

n

%

Tidak pernah ikut

33

73.3

38

84.4

1 – 2 kali

10

22.2

5

11.1

>2 kali

2

4.4

2

4.4

Total

45

100.0

45

100.0

Masih banyaknya subjek yang tidak mengikuti seminar/penyuluhan gizi
dan kesehatan memberi gambaran bahwa masih rendahnya motivasi remaja untuk
menambah wawasan terkait gizi. Pemberian penyuluhan pada remaja mengenai
gizi dan kesehatan serta masalah gizi yang dialami saat ini diharapkan dapat
memberikan efek jangka panjang agar remaja nantinya dapat memberi perawatan
yang lebih baik pada keturunan mereka. Menurut Dewan et al. (2002), salah satu
cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan remaja tentang ASI
adalah dengan memberikan pendidikan kesehatan tentang ASI.
Berdasarkan kuesioner, penyuluhan yang pernah diikuti oleh subjek antara
lain penyuluhan yang berkaitan dengan metabolisme tubuh dan makanan yang
berpengaruh terhadap berat badan, konsumsi makanan sehari-hari, porsi makan
yang baik, kandungan zat gizi makanan dan menu 4 sehat 5 sempurna. Dilihat dari
materi seminar/penyuluhan yang pernah diikuti subjek, tidak ada materi
seminar/penyuluhan mengenai masalah gizi stunting.
Keikutsertaan kegiatan ekstrakurikuler
Direktorat Pembinaan SMA (2010) mendefinisikan bahwa kegiatan
ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran dan pelayanan
konseling untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan
kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus
diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang bekemampuan
dan berkewenangan di sekolah/madrasah. Fungsi kegiatan ekstrakurikuler terdiri
atas pengembangan, sosial, rekreasi, dan persiapan karier yang dalam
pelaksanaannya harus memenuhi beberapa prinsip, yaitu individual, pilihan,
keterlibatan aktif, menyenangkan, etos kerja dan kemanfaatan sosial.

18
Tabel 8 Sebaran subjek berdasarkan keikutsertaan kegiatan ekstrakurikuler
Keikutsertaan ekstrakurikuler

Laki-laki

Perempuan

N

%

n

%

Tidak ikut

7

15.6

6

13.3

1 kegiatan

24

53.3

29

64.4

2 kegiatan

11

24.4

8

17.8

3 kegiatan

3

6.7

2

4.4

Total

45

100.0

45

100.0

Berdasarkan Tabel 8, subjek berjenis kelamin laki-laki (53.3%) dan
berjenis kelamin perempuan (64.4%) mengikuti satu jenis kegiatan
ekstrakurikuler. Sedangkan subjek yang mengikuti tiga jenis kegiatan
ekstrakurikuler untuk laki-laki sebesar 6.7% dan perempuan sebesar 4.4%.
Kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti siswa bermacam-macam bergantung pada
minat siswa, motivasi dan ketersediaan jenis ekstrakurikuler di sekolah.
Terdapat beberapa ektrakurikuler di SMA Negeri 3 Bogor yang diikuti
oleh subjek dalam penelitian ini. Tabel 9 diatas menunjukkan sebaran kegiatan
ekstrakurikuler yang diikuti subjek. Menurut Hapsari (2010), keikutsertaan siswa
terhadap kegiatan ekstrakurikuler disebabkan beberapa alasan, diantaranya adalah
dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler akan memberikan banyak manfaat
seperti menambah pengalaman, menambah teman, menambah keterampilan, dan
menjadi populer. Selain itu, mungkin dengan megikuti kegiatan ekstrakurikuler
dapat menggambarkan motivasi untuk hidup lebih sehat dan juga menambah
kepercayaan diri akan tampilan tubuh.
Berdasarkan Tabel 9, kegiatan ekstrakurikuler yang paling banyak diikuti
subjek laki-laki adalah futsal sebesar 17.7% dan ekstrakurikuler yang paling
banyak diikuti subjek perempuan adalah badminton sebesar 11.1%. Banyaknya
kegiatan yang berkaitan dengan olah raga yang diikuti subjek, baik subjek lakilaki maupun perempuan menunjukkan adanya keinginan untuk hidup sehat.
Subjek laki-laki dibandingkan dengan subjek perempuan dapat dilihat bahwa
subjek laki-laki lebih banyak memilih mengikuti ekstrakurikuler yang
berhubungan dengan olahraga seperti futsal, basket, badminton dan karate. Subjek
perempuan meskipun lebih sedikit mengikuti kegiatan yang berkaitan dengan olah
raga, namun mereka mengikuti cheerleader dan dance yang mungkin dapat
membantu meningkatkan perilaku hidup sehat karena dua kegiatan tersebut
memiliki aktivitas gerak yang cukup banyak.
Kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti selain olah raga yang mungkin juga
dapat menambah pengetahuan dibidang gizi misalnya seperti TIK. Rohis dan
PMR. Pada ekstrakurikuler TIK ini remaja diajarkan cara mengoperasikan
komputer dan belajar tentang internet, dengan pengetahuan menjelajah internet
yang lebih baik mereka dapat mengakses berita terbaru termasuk yang
berhubungan dengan gizi. Sedangkan pada Rohis dan PMR mereka dapat
memperoleh pengetahuan tentang kesehatan, pada rohis kegiatan keputrian dapat
memberikan pengetahuan yang banyak tentang wanita meskipun pada saat ini
belum ada materi di ekstrakurikuler yang membicarakan khusus tentang gizi dan
kesehatan.

19
Tabel 9 Sebaran subjek berdasarkan jenis kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti
Jenis kegiatan ekstrakurikuler

Laki-laki

Perempuan

n

%

n

%

Teater

2

4.4

4

8.8

Futsal

8

17.7

0

0.0

Basket

5

11.1

1

2.2

Badminton

7

15.5

5

11.1

Pramuka

3

6.6

4

8.8

Astronomi

2

4.4

3

6.6

Rohis

6

13.3

4

8.8

Paskibra

4

8.8

1

2.2

TIK

1

2.2

1

2.2

Karate/merpati putih

4

8.8

3

6.6

Pecinta alam

3

6.6

1

2.2

KIR

1

2.2

2

4.4

Cheerleader

1

2.2

4

8.8

Majalah sekolah

1

2.2

2

4.4

Kempo

1

2.2

0

0.0

Desain grafis

1

2.2

2

4.4

Dance

0

0.0

1

2.2

Band

0

0.0

1

2.2

Softball

1

2.2

3

6.6

Rokris

0

0.0

2

4.4

PMR

0

0.0

2

4.4

Taekwondo

0

0.0

1

2.2

Paduan suara

0

0.0

1

2.2

Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah hasil penilaian pendidik terhadap proses dan hasil
belajar siswa. Prestasi belajar merupakan gambaran penguasaan siswa terhadap
materi pelajaran yang diberikan (Hawadi 2001). Prestasi belajar dalam penelitian
ini terdiri dari 6 mata pelajaran yang termasuk dalam ujian nasional baik jurusan
IPA atau IPS. Mata pelajaran jurusan IPA yaitu matematika, bahasa