"Boost-G": Inovasi peningkatan efisiensi pakan gurame (osphronemus gouramy) rendah protein dengan penambahan fga (fish growth accelerator)

(1)

LAPORAN AKHIR

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

“BOOST-G” : INOVASI PENINGKATAN EFISIENSI PAKAN GURAME (Osphronemus gouramy) RENDAH PROTEIN DENGAN PENAMBAHAN

FGA (FISH GROWTH ACCELERATOR)

BIDANG KEGIATAN: PKM-P

Disusun oleh:

Ria Septy Anggraini C14100025 2010

Dede Dadang S C14100015 2010

Agastya Kuswandi C14100019 2010

Imam Rusydi H C14100086 2010

Hesti Irrisanti C14110014 2011

Dibiayai oleh:

Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

sesuai dengan Surat Perjanjian Penugasan Program Kreativitas Mahasiswa Nomor : 050/SP2H/KPM/Dit.Litabmas/V/2013, tanggal 13 Mei 2013

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

2013


(2)

HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul Kegiatan :“Boost-G” : Inovasi Peningkatan Efisiensi Pakan Gurame (Osphronemus Gouramy) Rendah Protein Dengan Penambahan FGA (Fish Growth Accelerator)

2. Bidang Kegiatan : ( ) PKM-P ( ) PKM-K ( ) PKM-KC ( ) PKM-T ( ) PKM-M

3. Ketua Pelaksana Kegiatan

a. Nama Lengkap : Ria Septy Anggraini

b. NIM : C14100025

c. Jurusan : Budidaya Perairan (BDP)

d. Institut : Institut Pertanian Bogor (IPB)

e. Alamat Rumah dan No Tel./GH : Wisma Arundina Jl Babakan Lebak RT 2 RW 06 Darmaga, Bogor (16116) / 085669303701

f. Alamat email : riasepty.anggraini@gmail.com

4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 3 orang 5. Dosen Pendamping

a. Nama Lengkap dan Gelar : Dr. Alimuddin, S.Pi, M.Sc

b. NIDN : 0003017007

c. Alamat Rumah dan No Tel./GH : Jl. Cinangneng Asri 115, Rt 01/01 Bojong Jengkol, Ciampea 16620

Bogor. 6. Biaya Kegiatan Total :

a. Dikti : Rp 11.100.000,00

b. Sumber lain : -

7. Jangka Waktu Pelaksanaan : 3 bulan

Menyetujui Bogor, 20 Agustus 2013 Ketua Departemen Ketua P

Budidaya Perairan

Dr.Ir. Sukenda, M.Sc Ria Septy Anggraini NIP. 19671013 199302 1 001 NIM.C14100025

Wakil Rektor Bidang Akademik dan

Kemahasiswaan

Prof. Dr. Ir. Yonny Koesmaryono, MS Dr. Alimuddin, S.Pi, M.S NIP. 19581228 198503 1 003 NIDN. 0003017007


(3)

"BOOST-G": GURAME (Osphronemus gouramy) FEED EFFICIENCY IMPROVEMENT INNOVATION LOW-PROTEIN by the ADDITION of

FGA (FISH GROWTH ACCELERATOR)

Ria Septy Anggraini1), Dede Dadang Suhaya 2), Agastya Kuswandi3), Imam Rusydi Hasibuan4), Hesti Irrisanti5)

1Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian

Bogor (Penulis 1)

Email : riasepty.anggraini@gmail.com

ABSTRAK

Gurame (Osphronemus goramy) or carp is a species of freshwater fish consumption that are classified as economically important. In 2009 the production of fish carp reach the targeted 46.452 tons and will increase 48.900 tonnes in 2014. FGA (Fish growth accelerator) to stimulate the growth of fish through the stimulation of appetite for fish, so as to improve the cultivation and fish feed conversion also increases the fish survival by improving the immune system and resistance to stress. Treatment research of using Protein 12-14% + FGA, Protein 14-16% Protein, FGA + 18% + FGA, and Protein 30-31% as control. Before the FGA be mixed with feed, the first glued together using the yolk so that FGA were given was not damaged and degraded by digestive enzymes. 14-16% Protein + FGA is highly recommended for farmers at the stage of carp hatchery. Not only was able to reduce the cost of production, with the utilization of fodder fish growth made it much faster so that it can accelerate the time of maintenance. In addition, this provision with feed capable of producing High survival and increase production yield.

Key words: gurame, Fish growth accelerator, immune System, resistance to stres,


(4)

A. PENDAHULUAN

Ikan gurame (Osphronemus goramy) merupakan jenis ikan konsumsi air tawar yang tergolong ekonomis penting. Ikan gurami ukuran konsumsi banyak dipasarkan ke beberapa daerah di Pulau Jawa, seperti Jakarta dengan permintaan mencapai 22,5 ton/hari pada 2010 dengan tujuan restoran dan pasar swalayan (KKP, 2010). Pada tahun 2009 produksi ikan gurami mencapai 46.452 ton dan ditargetkan akan meningkat 48.900 ton pada tahun 2014. Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa pemenuhan permintaan ikan gurami masih dapat terus ditingkatkan hingga seluruh permintaan pasar terpenuhi dengan meningkatkan produksi ikan gurami.

Hambatan utama dalam pengembangan budidaya ikan gurami dan pencapaian target produksinya adalah laju pertumbuhan yang lambat dan ukuran konsumsi yang relative besar (>500 gram/ekor). Teknologi rekombinan hormon pertumbuhan (growth hormone, rGH), telah dilaporkan dapat meningkatkan pertumbuhan ikan secara cepat dan signifikan. Penggunaan rGH merupakan cara yang aman (Acosta et al., 2007), dan ikan yang memperoleh perlakuan rGH bukan termasuk organisme GMO (Acosta et al., 2007). Dengan demikian, kecil kemungkinan ikan tersebut ditolak oleh konsumen. Penerapan rGH pada ikan rainbow trout dapat meningkatkan pertumbuhan 50% lebih tinggi dibandingkan dengan ikan kontrol (Sekine et al., 1985). Peningkatan pertumbuhan 20% pada ikan baronang dengan pemberian rGH sebanyak 0,5 μg/g selama 1 kali per minggu hingga 4 minggu. Pemberian rGH ikan mas sebesar 0,1 μg/g pada benih ikan nila dapat meningkatkan bobot tubuh sebesar 53% dibandingkan dengan kontrol (Li et al., 2003). Pemberian rGH pada ikan nila melalui teknik penyuntikan atau injeksi dapat meningkatkan bobot hingga 20,94% dengan rGH


(5)

ikan kerapu kertang, 18,09% dengan rGH ikan mas, dan 16,99% dengan rGH ikan gurami (Alimuddin et al., 2010). Aplikasi rGH diduga dapat juga meningkatkan pertumbuhan ikan gurami secara signifikan.

B. TARGET LUARAN

1. LUARAN

Luaran yang diharapkan dari program kreativitas mahasiswa ini adalah: 1. Memperoleh ikan gurame dengan pertumbuhan cepat dan efisien dalam

pemanfaatan protein.

2. Publikasi ilmiah mengenai kegiatan penelitian yang dilaksanakan.

2. KEGUNAAN

Kegunaan program penelitian yang dilakukan adalah :

1. Mengaplikasikan teknologi hormon rekombinan FGA melalui pakan terhadap pertumbuhan ikan gurame.

2. Menghasilkan pakan dengan komposisi protein yang efisien dan efektif untuk pertumbuhan optimum ikan gurame.

3. Produksi ikan gurame dengan pertumbuhan optimum dan efisien dalam pemanfaatan protein pada pakan

C. KETERCAPAIAN TARGET

1. Hasil

Berikut ini merupakan grafik pertumbuhan bobot rerata ikan gurame (Osphronemus goramy) selama pemeliharaan 3 minggu.

Grafik 1. Laju pertumbuhan rerata bobot ikan gurame (Osphronemus goramy)

5 10 15 20 25

Sampling 1 Sampling 2 Sampling 3 Sampling 4

Bob

o

t

Re

ra

ta

(gra

m

)

Protein 12-14% + FGA Protein 14-16% + FGA Protein 18% + FGA Protein 30-31% (kontrol)


(6)

Berdasarkan grafik 1 di atas, diketahui bobot rerata ikan gurame pada pemeliharaan selama 6 minggu dengan pemberian pakan yang kadar proteinnya berbeda mengalami kenaikan dari sampling awal sampai sampling akhir. Gurame yang diberi pakan dengan perlakuan protein 14-16% + FGA mengalami kenaikan yang paling tinggi mencapai 22 gram/ekor.

Berikut ini merupakan grafik pertumbuhan rerata panjang total ikan gurame (Osphronemus goramy) selama pemeliharaan 6 minggu.

Grafik 2. Laju pertumbuhan rerata panjang total ikan gurame (Osphronemus goramy)

Berdasarkan grafik 1 di atas, diketahuibahwa rerata pantang total ikan gurame pada pemeliharaan selama 6 minggu dengan pemberian pakan yang kadar proteinnya berbeda mengalami kenaikan dari sampling awal sampai sampling akhir. Gurame yang diberi pakan dengan perlakuan protein 14-16% + FGA mengalami kenaikan yang paling tinggi mencapai 12 cm/ekor.

Berikut ini merupakan grafik pertumbuhan rerata tinggi badan ikan gurame (Osphronemus goramy) selama pemeliharaan 6 minggu.

Grafik 3. Laju pertumbuhan rerata tinggi badan ikan gurame (Osphronemus goramy) 6 7 8 9 10 11 12 13

Sampling 1 Sampling 2 Sampling 3 Sampling 4

Pa n ja n g T o ta l Re ra ta (c m )

Protein 12-14% + FGA Protein 14-16% + FGA Protein 18% + FGA Protein 30-31% (kontrol)

2 2.5 3 3.5 4 4.5

Sampling 1 Sampling 2 Sampling 3 Sampling 4

Pa n ja n g Bak u Rerat a (c m )

Protein 12-14% + FGA Protein 14-16% + FGA Protein 18% + FGA Protein 30-31% (kontrol)


(7)

Berdasarkan grafik 3 di atas, diketahui bahwa rerata tinggi badan ikan gurame pada pemeliharaan selama 6 minggu dengan pemberian pakan yang kadar proteinnya berbeda mengalami kenaikan dari sampling awal sampai sampling akhir. Gurame yang diberi pakan dengan perlakuan protein 14-16% + FGA mengalami kenaikan yang paling tinggi mencapai 4.3cm/ekor.

Berilkut ini merupakan tabel pertumbuhan rata-rata bobot ikan gurame (Osphronemus goramy) selama 6 minggu masa pemeliharaan dengan perlakuan pakan yang berbeda.

Tabel 1. Pertumbuhan rata-rata bobot ikan gurame (Osphronemus goramy)

Perlakuan Bobot

Protein 12-14% + FGA 4.933292039 gram/ ekor Protein 14-16% + FGA 9.34379741 gram/ ekor

Protein 18% + FGA 7.679490969 gram/ ekor

Protein 30-31% (Kontrol) 7.904350384 gram/ ekor

Berdasarkan tabel 1 di atas, diketahui bahwa Pertumbuhan rata-rata bobot ikan gurame (Osphronemus goramy) pada pemeliharaan selama 6 minggu dengan pemberian pakan yang kadar proteinnya berbeda menghasilkan rata-rata bobot yang baik. Pertumbuhan bobot terbaik terdapat pada ikan gurame yang diberi perlakuan pakan dengan protein 14-16% + FGA yaitu sebesar 9.34379741 gram/ ekor

Berilkut ini merupakan tabel survival rate dari ikan gurame (Osphronemus goramy) selama 6 minggu masa pemeliharaan dengan perlakuan pakan yang berbeda.

Tabel 2. Survival Rate ikan gurame (Osphronemus goramy)

Perlakuan Awal Akhir SR (%)

Protein 12-14% + FGA 90 74 82.2222

Protein 14-16% + FGA 90 77 85.5556

Protein 18% + FGA 90 60 66.6667

Protein 30-31% (Kontrol) 90 59 65.5556

Berdasarkan tabel 2 di atas, diketahui bahwa survival rate ikan gurame pada pemeliharaan selama 6 minggu dengan pemberian pakan yang kadar proteinnya berbeda menghasilkan SR yang tidak buruk. SR terbaik terdapat pada ikan gurame yang diberi perlakuan pakan dengan protein 14-16% + FGA yaitu sebesar 85.5556%.


(8)

Berilkut ini merupakan tabel laju pertumbuhan spesifik (Specciffic Growth Rate) dari ikan gurame (Osphronemus goramy) selama 6 minggu masa pemeliharaan dengan perlakuan pakan yang berbeda.

Tabel 3. Laju Pertumbuhan Spesifik (Specciffic Growth Rate)

Perlakuan Wt Wo SGR

Protein 12-14% + FGA 1276.91 1172.02 0.41%

Protein 14-16% + FGA 1654.09 1113.15 1.90%

Protein 18% + FGA 944.19 668.85 1.66%

Protein 30-31% (kontrol) 870.91 581.64 1.94%

Berdasarkan tabel 3 di atas, diketahui bahwa laju pertumbuhan spesifik (Specciffic Growth Rate) ikan gurame pada pemeliharaan selama 6 minggu dengan pemberian pakan yang kadar proteinnya berbeda menghasilkan FCR yang tidak buruk. FRC terbaik dihasilkan oleh ikan gurame yang diberi pakan protein 30-31% yaitu sebesar 1.94%. Namun hasil ini tidak jauh berbeda dengan ikan gurame yang diberi pakan protein 14-16% + FGA yaitu sebesar 1.90%.

Berilkut ini merupakan tabel Feed Conversion Ratio (FCR) dari ikan gurame (Osphronemus goramy) selama 6 minggu masa pemeliharaan dengan perlakuan pakan yang berbeda.

Tabel 4. Feed Conversion Ratio (FCR)

Perlakuan Wt Jumlah pakan FCR

Protein 12-14% + FGA 1276.91 1606.0445 1.2578 Protein 14-16% + FGA 1654.09 1934.3900 1.1695

Protein 18% + FGA 944.19 1467.7615 1.5545

Protein 30-31% + FGA 870.91 1985.7600 2.2801

Berdasarkan tabel 4 di atas, diketahui bahwa Feed Conversion Ratio (FCR) ikan gurame pada pemeliharaan selama 6 minggu dengan pemberian pakan yang kadar proteinnya berbeda menghasilkan FCR yang baik. FCR terbaik terdapat pada ikan gurame yang diberi perlakuan pakan dengan protein 14-16% + FGA yaitu sebesar 1.1695.

2. Pembahasan

Ikan gurami (Osphronemus goramy) merupakan jenis ikan konsumsi air tawar yang tergolong ekonomis penting. Ikan gurami banyak dijual dengan berbagai ukuran mulai dari telur yang biasa disebut telur muter, ukuran kwaci, kuku, jempol, silet, korek, dan rokok, hingga ukuran daging/konsumsi (Dinas Perikanan Jakarta, 1997). Kebutuhan protein ikan gurame ukuran 25-30


(9)

gram/individu adalah 32%, dengan rasio energi protein sebesar 8 kkal/gram protein menghasilkan laju pertumbuhan harian rata-rata 1,87, efisiensi pakan 50,93% dan retensi protein 27,64% dengan menggunakan tepung bungkil kedelai dan tepung ikan sebagai bahan bakunya (Purnomo 1997).

FGA (Fish growth accelerator) merupakan protein rekombinan, polipeptida rantai tunggal dengan ukuran sekitar 22 kDa yang dihasilkan menggunakan bioreaktor/fermentor untuk meningkatkan laju pertumbuhan ikan (Rousseau & Dufour, 2007 dalam Acosta et al., 2009). Menurut Forsyth (2002), suatu polipeptida dalam hormon pertumbuhan menjadi penting dan diperlukan agar pertumbuhan normal. Selain itu, efek dari hormon pertumbuhan pada pertumbuhan somatik pada hewan vertebtara memiliki peranan dalam sistem reproduksi, metabolisme (Gomez et al., 1999), dan osmoregulasi pada ikan euryhaline (Mancera et al., 2002). FGA memacu pertumbuhan ikan melalui stimulasi selera makan ikan, sehingga dapat memperbaiki konversi pakan ikan budidaya dan juga meningkatkan kelangsungan hidup ikan melalui peningkatan sistem kekebalan tubuh dan daya tahan terhadap stres.

Berdasarkan data-data di atas, diketahui bahwa penelitian mengenai inovasi peningkatan efisiensi pakan gurame (Osphronemus gouramy) rendah protein dengan penambahan FGA (Fish Growth Accelerator) menghasilkan ikan gurame yang pertumbuhannya lebih cepat. Dari hasil penelitian didapatkan pertumbuhan terbaik terdapat pada perlakuan 2 yaitu pakan dengan protein 14-16%+FGA. Pertumbuhan rata-rata bobot ikan mencapai 9.34379741 gram/ekor dengan SR yang paling baik diantara perlakuan lainnya yaitu 85.5556%. Pakan yang biasa digunakan untuk pemeliharaan ikan gurame berkisar 30-32% yang harga perkilonya mencapai Rp 10.000,00. Sehingga dengan penelitian ini, membantu para petani untuk menekan biaya pembelian pakan.

Pakan dengan protein 14-16% ini harga perkilonya hanya Rp 6.000,00 dengan penambahan FGA mampu meningkatkan pertumbuhan lebih cepat daripada ikan gurame yang diberi pakan dengan protein 30-31%. Terbukti dengan hasil penelitian, pakan dengan protein 14-16% + FGA menghasilkan bobor rata-rata 9.34379741 gram/ekor sedangkan ikan yang diberi pakan protein 30-31%


(10)

hanya 7.904350384 gram/ekor. Dilihat dari SR yang dihasilkan, pemberian pakan dengan protein 14-16% + FGA menghasilkan SR terbaik yaitu 85.5556%.

Dilihat dari hasil SGRnya pakan dengan protein 14-16% + FGA tidak berbeda nyata dengan pakan protein 30-31% yaitu 1.90%. Selisih diantara kedua pakan perlakuan tersebut hanya 0.4. Selain itu jika dilihat dari FCRnya, pakan dengan protein 14-16% + FGA memberikan hasil yang terbaik yaitu 1.1695. Hal ini juga yang membuat kelebihan dari penggunaan pakan ini. Sehingga pakan dengan protein 14-16% + FGA sangat direkomendasikan untuk petani ikan gurame pada tahap pembenihan. Bukan hanya mampu menekan biaya produksi, dengan pemanfaatan pakan ini membuat pertumbuhan ikan jauh lebih cepat sehingga bisa mempercepat masa pemeliharaan. Selain itu juga pemberian dengan pakan ini mampu menghasilkan SR yang tinggi dan meningkatkan hasil produksi.

D. PERMASALAHAN DAN PENYELESAIAN

1. Masalah Administrasi

Keterlambatan mendapatkan izin pemakaian kolam sehingga diawal pemeliharan ikan dilakukan di akuarium-akuarium. Namun, setelah pembimbing membantu masalah terselesaikan. Lamanya penurunan dana PKM juga menjadi masalah sehingga pelaksanaan penelitian mundur sekitar satu bulan.

2. Masalah Teknis

Sempat terjadi pengulangan penelitian pada masa pemeliharaan akibat ikan yang digunakan sakit dan mati massal. Kematian ini juga disebabkan karena pemeliharaan di akuarium yang hitternya mati. Sehingga suhu air naik. Namun, telah terselesaikan saat pembelian ikan baru yang sehat dan pemeliharaan dilakukan pada hapa di kolam. Selain itu, sulitnya pencarian pakan ikan dengan protein yang rendah sehingga membutuhkan waktu beberapa hari untuk mendapatkannya.

E. PENGGUNAAN BIAYA

Biaya yang sudah dikeluarkan adalah:

No Keterangan Biaya

1 Bahan baku

- Ikan Gurami ukuran 5 cm 400 ekor @Rp

2500,-- Ikan Gurami ukuran 3 cm 500 ekor @Rp

1500,-Rp 1.000.000,00 Rp 750.000,00


(11)

- Pelet merk sinta - Telur Kg @ Rp 20.000

Rp 231.000,00 Rp 20.000,00

2 Alat dan perlengkapan

- Toples besar 4 buah @25.000 - Serser 1 buah @15.000

- Pembelian hapa ukuran 2x1x1 m=15 hapa @85.000

Rp 100.000,00 Rp 15.000,00 Rp 1.275.000,00

Total Rp 3.391.000,00

Rincian biaya yang belum dibayarkan:

No Keterangan Biaya

1 Administrasi

Pembuatan proposal (rental, print, jilid dan perbanyakan)

Pembuatan laporan kemajuan Pembuatan laporan akhir dan poster

Rp 150.000,00 Rp 100.000,00 Rp 350.000,00

Jumlah Rp 600.000,00

2. Bahan Baku

Kalium permanganate 100 gram @Rp 250 Media cair 2XYT 550 ml @ Rp 2.000/ml Terdiri dari : Yeast extract, NaCl, Polypepton Media SOC 2 ml @ Rp 5000

Media Padat 40 ml @ Rp 2.125 PBS (Phospate Buffer Saline) 10 L MiliQ water 5 L @ Rp 30.000/L IPTG 1 g

Cracking buffer 1 ml Ampicillin 1 botol Spirtus 1 L Agarose 50 g Alkohol 70% 1 L Akuades 4 L

Lisozim 5 g Rp 180.000/g TE Buffer 500 ml

Rp 25.000,00 Rp 1.100.000,00 Rp 10.000,00 Rp 85.000,00 Rp 300.000,00 Rp 150.000,00 Rp 450.000,00 Rp 30.000,00 Rp 823.500,00 Rp 10.000,00 Rp 940.000,00 Rp 20.000,00 Rp 4.000,00 Rp 900.000,00 Rp 490.000,00


(12)

3. Alat dan Perlengkapan

Termometer celup 2 buah @ Rp. 25.000 Pompa celup 1 buah

Roll Kabel 3 @Rp 30.000 Heater merk Rena 200 watt Toples kecil 12 buah @7.000 Timbangan digital

Baskom 2 buah @Rp 5.000 Ember 1 buah

Selang air kecil 10 meter @Rp 5.000 Mangkok 10 buah @Rp 5.000 Lap makan 2 buah @Rp 5.000 Tisu 4 roll @Rp 2.500

Rp 50.000,00 Rp 150.000,00 Rp 90.000,00 Rp 220.000,00 Rp 84.000,00 Rp 400.000,00 Rp 10.000,00 Rp 10.000,00 Rp 50.000,00 Rp 50.000,00 Rp 10.000,00 Rp 10.000,00

Jumlah Rp 1.134.000,00

4 Lain-Lain

Transportasi (ongkos beli bahan baku, peralatan, dll) Komunikasi

Rp 200.000,00

Rp 150.000,00

Jumlah Rp 350.000,00

Total Pengeluaran Rp 7.421.500,00

Dana bantuan dari DIKTI adalah sebesar Rp. 11.100.000, total pengeluaran kegiatan PKM sementara adalah sebesar Rp. 7.421.000. Sisa dana PKM adalah sebesar Rp. 3.679.000. Sisa uang akan digunakan untuk proksimat pakan dan proksimat daging.

LAMPIRAN


(13)

Nota keuangan

PEMBUATAN FGA

PROSES COATING


(1)

Berilkut ini merupakan tabel laju pertumbuhan spesifik (Specciffic Growth Rate) dari ikan gurame (Osphronemus goramy) selama 6 minggu masa pemeliharaan dengan perlakuan pakan yang berbeda.

Tabel 3. Laju Pertumbuhan Spesifik (Specciffic Growth Rate)

Perlakuan Wt Wo SGR

Protein 12-14% + FGA 1276.91 1172.02 0.41%

Protein 14-16% + FGA 1654.09 1113.15 1.90%

Protein 18% + FGA 944.19 668.85 1.66%

Protein 30-31% (kontrol) 870.91 581.64 1.94%

Berdasarkan tabel 3 di atas, diketahui bahwa laju pertumbuhan spesifik (Specciffic Growth Rate) ikan gurame pada pemeliharaan selama 6 minggu dengan pemberian pakan yang kadar proteinnya berbeda menghasilkan FCR yang tidak buruk. FRC terbaik dihasilkan oleh ikan gurame yang diberi pakan protein 30-31% yaitu sebesar 1.94%. Namun hasil ini tidak jauh berbeda dengan ikan gurame yang diberi pakan protein 14-16% + FGA yaitu sebesar 1.90%.

Berilkut ini merupakan tabel Feed Conversion Ratio (FCR) dari ikan gurame (Osphronemus goramy) selama 6 minggu masa pemeliharaan dengan perlakuan pakan yang berbeda.

Tabel 4. Feed Conversion Ratio (FCR)

Perlakuan Wt Jumlah pakan FCR

Protein 12-14% + FGA 1276.91 1606.0445 1.2578 Protein 14-16% + FGA 1654.09 1934.3900 1.1695

Protein 18% + FGA 944.19 1467.7615 1.5545

Protein 30-31% + FGA 870.91 1985.7600 2.2801

Berdasarkan tabel 4 di atas, diketahui bahwa Feed Conversion Ratio (FCR) ikan gurame pada pemeliharaan selama 6 minggu dengan pemberian pakan yang kadar proteinnya berbeda menghasilkan FCR yang baik. FCR terbaik terdapat pada ikan gurame yang diberi perlakuan pakan dengan protein 14-16% + FGA yaitu sebesar 1.1695.

2. Pembahasan

Ikan gurami (Osphronemus goramy) merupakan jenis ikan konsumsi air tawar yang tergolong ekonomis penting. Ikan gurami banyak dijual dengan berbagai ukuran mulai dari telur yang biasa disebut telur muter, ukuran kwaci, kuku, jempol, silet, korek, dan rokok, hingga ukuran daging/konsumsi (Dinas Perikanan Jakarta, 1997). Kebutuhan protein ikan gurame ukuran 25-30


(2)

gram/individu adalah 32%, dengan rasio energi protein sebesar 8 kkal/gram protein menghasilkan laju pertumbuhan harian rata-rata 1,87, efisiensi pakan 50,93% dan retensi protein 27,64% dengan menggunakan tepung bungkil kedelai dan tepung ikan sebagai bahan bakunya (Purnomo 1997).

FGA (Fish growth accelerator) merupakan protein rekombinan, polipeptida rantai tunggal dengan ukuran sekitar 22 kDa yang dihasilkan menggunakan bioreaktor/fermentor untuk meningkatkan laju pertumbuhan ikan (Rousseau & Dufour, 2007 dalam Acosta et al., 2009). Menurut Forsyth (2002), suatu polipeptida dalam hormon pertumbuhan menjadi penting dan diperlukan agar pertumbuhan normal. Selain itu, efek dari hormon pertumbuhan pada pertumbuhan somatik pada hewan vertebtara memiliki peranan dalam sistem reproduksi, metabolisme (Gomez et al., 1999), dan osmoregulasi pada ikan euryhaline (Mancera et al., 2002). FGA memacu pertumbuhan ikan melalui stimulasi selera makan ikan, sehingga dapat memperbaiki konversi pakan ikan budidaya dan juga meningkatkan kelangsungan hidup ikan melalui peningkatan sistem kekebalan tubuh dan daya tahan terhadap stres.

Berdasarkan data-data di atas, diketahui bahwa penelitian mengenai inovasi peningkatan efisiensi pakan gurame (Osphronemus gouramy) rendah protein dengan penambahan FGA (Fish Growth Accelerator) menghasilkan ikan gurame yang pertumbuhannya lebih cepat. Dari hasil penelitian didapatkan pertumbuhan terbaik terdapat pada perlakuan 2 yaitu pakan dengan protein 14-16%+FGA. Pertumbuhan rata-rata bobot ikan mencapai 9.34379741 gram/ekor dengan SR yang paling baik diantara perlakuan lainnya yaitu 85.5556%. Pakan yang biasa digunakan untuk pemeliharaan ikan gurame berkisar 30-32% yang harga perkilonya mencapai Rp 10.000,00. Sehingga dengan penelitian ini, membantu para petani untuk menekan biaya pembelian pakan.

Pakan dengan protein 14-16% ini harga perkilonya hanya Rp 6.000,00 dengan penambahan FGA mampu meningkatkan pertumbuhan lebih cepat daripada ikan gurame yang diberi pakan dengan protein 30-31%. Terbukti dengan hasil penelitian, pakan dengan protein 14-16% + FGA menghasilkan bobor rata-rata 9.34379741 gram/ekor sedangkan ikan yang diberi pakan protein 30-31%


(3)

hanya 7.904350384 gram/ekor. Dilihat dari SR yang dihasilkan, pemberian pakan dengan protein 14-16% + FGA menghasilkan SR terbaik yaitu 85.5556%.

Dilihat dari hasil SGRnya pakan dengan protein 14-16% + FGA tidak berbeda nyata dengan pakan protein 30-31% yaitu 1.90%. Selisih diantara kedua pakan perlakuan tersebut hanya 0.4. Selain itu jika dilihat dari FCRnya, pakan dengan protein 14-16% + FGA memberikan hasil yang terbaik yaitu 1.1695. Hal ini juga yang membuat kelebihan dari penggunaan pakan ini. Sehingga pakan dengan protein 14-16% + FGA sangat direkomendasikan untuk petani ikan gurame pada tahap pembenihan. Bukan hanya mampu menekan biaya produksi, dengan pemanfaatan pakan ini membuat pertumbuhan ikan jauh lebih cepat sehingga bisa mempercepat masa pemeliharaan. Selain itu juga pemberian dengan pakan ini mampu menghasilkan SR yang tinggi dan meningkatkan hasil produksi.

D. PERMASALAHAN DAN PENYELESAIAN 1. Masalah Administrasi

Keterlambatan mendapatkan izin pemakaian kolam sehingga diawal pemeliharan ikan dilakukan di akuarium-akuarium. Namun, setelah pembimbing membantu masalah terselesaikan. Lamanya penurunan dana PKM juga menjadi masalah sehingga pelaksanaan penelitian mundur sekitar satu bulan.

2. Masalah Teknis

Sempat terjadi pengulangan penelitian pada masa pemeliharaan akibat ikan yang digunakan sakit dan mati massal. Kematian ini juga disebabkan karena pemeliharaan di akuarium yang hitternya mati. Sehingga suhu air naik. Namun, telah terselesaikan saat pembelian ikan baru yang sehat dan pemeliharaan dilakukan pada hapa di kolam. Selain itu, sulitnya pencarian pakan ikan dengan protein yang rendah sehingga membutuhkan waktu beberapa hari untuk mendapatkannya.

E. PENGGUNAAN BIAYA

Biaya yang sudah dikeluarkan adalah:

No Keterangan Biaya

1 Bahan baku

- Ikan Gurami ukuran 5 cm 400 ekor @Rp

2500,-- Ikan Gurami ukuran 3 cm 500 ekor @Rp

1500,-Rp 1.000.000,00 Rp 750.000,00


(4)

- Pelet merk sinta

- Telur Kg @ Rp 20.000

Rp 231.000,00 Rp 20.000,00

2 Alat dan perlengkapan

- Toples besar 4 buah @25.000

- Serser 1 buah @15.000

- Pembelian hapa ukuran 2x1x1 m=15 hapa

@85.000

Rp 100.000,00 Rp 15.000,00 Rp 1.275.000,00

Total Rp 3.391.000,00

Rincian biaya yang belum dibayarkan:

No Keterangan Biaya

1 Administrasi

Pembuatan proposal (rental, print, jilid dan perbanyakan)

Pembuatan laporan kemajuan Pembuatan laporan akhir dan poster

Rp 150.000,00 Rp 100.000,00 Rp 350.000,00

Jumlah Rp 600.000,00

2. Bahan Baku

Kalium permanganate 100 gram @Rp 250 Media cair 2XYT 550 ml @ Rp 2.000/ml Terdiri dari : Yeast extract, NaCl, Polypepton Media SOC 2 ml @ Rp 5000

Media Padat 40 ml @ Rp 2.125 PBS (Phospate Buffer Saline) 10 L MiliQ water 5 L @ Rp 30.000/L IPTG 1 g

Cracking buffer 1 ml Ampicillin 1 botol Spirtus 1 L Agarose 50 g Alkohol 70% 1 L Akuades 4 L

Lisozim 5 g Rp 180.000/g TE Buffer 500 ml

Rp 25.000,00 Rp 1.100.000,00 Rp 10.000,00 Rp 85.000,00 Rp 300.000,00 Rp 150.000,00 Rp 450.000,00 Rp 30.000,00 Rp 823.500,00 Rp 10.000,00 Rp 940.000,00 Rp 20.000,00 Rp 4.000,00 Rp 900.000,00 Rp 490.000,00


(5)

3. Alat dan Perlengkapan

Termometer celup 2 buah @ Rp. 25.000 Pompa celup 1 buah

Roll Kabel 3 @Rp 30.000 Heater merk Rena 200 watt Toples kecil 12 buah @7.000 Timbangan digital

Baskom 2 buah @Rp 5.000 Ember 1 buah

Selang air kecil 10 meter @Rp 5.000 Mangkok 10 buah @Rp 5.000 Lap makan 2 buah @Rp 5.000 Tisu 4 roll @Rp 2.500

Rp 50.000,00 Rp 150.000,00 Rp 90.000,00 Rp 220.000,00 Rp 84.000,00 Rp 400.000,00 Rp 10.000,00 Rp 10.000,00 Rp 50.000,00 Rp 50.000,00 Rp 10.000,00 Rp 10.000,00

Jumlah Rp 1.134.000,00

4 Lain-Lain

Transportasi (ongkos beli bahan baku, peralatan, dll) Komunikasi

Rp 200.000,00

Rp 150.000,00

Jumlah Rp 350.000,00

Total Pengeluaran Rp 7.421.500,00

Dana bantuan dari DIKTI adalah sebesar Rp. 11.100.000, total pengeluaran kegiatan PKM sementara adalah sebesar Rp. 7.421.000. Sisa dana PKM adalah sebesar Rp. 3.679.000. Sisa uang akan digunakan untuk proksimat pakan dan proksimat daging.

LAMPIRAN


(6)

Nota keuangan

PEMBUATAN FGA

PROSES COATING


Dokumen yang terkait

Analisis efisiensi penggunaan faktor produksi dalam upaya peningkatan pendapatan petani tembakau Besuki Na oogst Skripsi

1 16 109

Analisis terhadap efisiensi penambahan tenaga kerja langsung atau jam kerja lembur pada perusahaan tenun PT. Sekar Madu Tulungagung

0 15 84

Sintesis protein mikroba dan aktivitas selulolitik akibat penambahan level zeolit sumber nitrogen slow release pada glukosa murni secara in vitro

0 0 7

Masyarakat Iktiologi Indonesia Substitusi tepung ikan dengan tepung maggot terhadap retensi nutrisi, komposisi tubuh, dan efisiensi pakan ikan bandeng (Chanos chanos Forskal)

0 1 10

Masyarakat Iktiologi Indonesia Suplementasi crude enzim cairan rumen domba pada pakan berbasis sumber protein nabati dalam memacu pertumbuhan ikan nila (Oreochromis niloticus)

0 1 7

Masyarakat Iktiologi Indonesia Pengaruh level protein pakan terhadap laju metabolisme juwana ikan bandeng (Chanos chanos, Forsskal 1775)

0 0 12

Hubungan kualitas darah dengan konsentrasi transforming growth factor-β

0 0 6

Masyarakat Iktiologi Indonesia Evaluasi pemberian ekstrak kunyit Curcuma longa Linn. pada pakan terhadap biokimia darah dan kinerja pertumbuhan ikan gurame Osphronemus goramy Lacepède, 1801

0 0 10

Masyarakat Iktiologi Indonesia Nisbah panjang usus terhadap bobot tubuh ikan gurami, Osphronemus goramy Lac. 1801, yang diberi pakan berkadar protein berbeda dengan diperkaya hormon pertumbuhan rekombinan (rGH)

0 0 5

Masyarakat Iktiologi Indonesia Pemanfaatan minyak cengkeh Syzigium aromaticum untuk meningkatkan efisiensi pakan pada ikan patin Pangasianodon hypophthalmus (Sauvage, 1876)

0 0 10