HUBUNGAN ANTARA HIPERTENSI DENGAN PENURUNAN FUNGSI KOGNITIF PADA LANSIA DI POSYANDU LANSIA KELURAHAN SUMBERSARI MALANG

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Gangguan kognitif adalah gangguan yang berkaitan dengan peningkatan usia.
Gangguan ini menyebabkan penurunan fungsi otak yang berhubungan dengan kemampuan
atensi, konsentrasi, kalkulasi, mengambil keputusan, reasoning, berpikir abstrak (Shiang
Wu, 2011; Wiyoto, 2002). Salah satu gangguan kognitif yang menjadi masalah besar dan
serius yang dihadapi oleh negara-negara maju dan mulai muncul di negara-negara
berkembang termasuk di Indonesia adalah dementia (Rohmah et al, 2006). Pada orang
lanjut usia terdapat kecenderungan menurunnya kapasitas fungsional baik pada tingkat
seluler maupun pada tingkat organ sejalan dengan terjadinya proses menua (Kaplan et al,
2010). Proses penuaan yang disertai proses degenerasi pada seluruh organ tubuh termasuk
otak, akan menimbulkan berbagai gangguan neuropsikologis, dan masalah yang paling
besar adalah demensia, diperkirakan mempunyai prevalensi 15% pada penduduk usia lebih
dari 65 tahun (Fields RB, 1999).
Salah satu tahapan penurunan fungsi kognitif adalah Mild Cognitive Impairment
yang merupakan gejala perantara antara gangguan memori atau kognitif terkait usia (Age
Associated Memori Impairment/AAMI) dan demensia. Penelitian menunjukkan bahwa
lebih dari separuh (50-80%) orang yang mengalami MCI akan menderita demensia dalam
waktu 5-7 tahun mendatang (Purwadi T, 2002).

Pada tahun 2020 di negara maju orang berusia di atas 80 tahun akan meningkat
sebesar 65% dan mencapai 138% di negara berkembang. Pada keadaan tersebut insiden
seseorang menjadi pikun atau demensia adalah 1% pada usia 75 tahun dan meningkat
menjadi 10% pada usia di atas 85 tahun. Sementara populasi saat ini menunjukkan 5-7%

1

2
dari penduduk di atas 65 tahun menderita kepikunan atau demensia. Di Indonesia jumlah
lansia di tahun 2000 mencapai 15,3 juta (7,4%) dan pada tahun 2005-2010 diperkirakan
meningkat menjadi 19 juta (8,5%) (Lumbantobing, 1995).
Dari seluruh pasien yang menderita demensia, 50 hingga 60 persen diantaranya
menderita jenis demensia yang paling sering dijumpai, yaitu demensia tipe Alzheimer
(Alzheimer’s disease) (Sadock, 2007).
Selain demensia tipe Alzheimer jenis demensia terbanyak berikutnya adalah
demensia vaskuler, yang secara kausatif dikaitkan dengan penyakit serebrovaskuler.
Hipertensi merupakan faktor predisposisi bagi seseorang untuk menderita demensia.
Demensia vaskuler meliputi 15 hingga 30 persen dari seluruh kasus demensia. Demensia
vaskuler paling sering ditemui pada seseorang yang berusia antara 60 hingga 70 tahun dan
lebih sering pada laki-laki dari pada wanita. Sekitar 10 hingga 15 persen pasien menderita

kedua jenis demensia tersebut (Maslim. R, 2001).
Hilangnya fungsi kognisi pada penderita demensia sedemikian beratnya sehingga
menyebabkan disfungsi hidup sehari-hari maka tingkat ketergantungan penderita demensia
terhadap orang-orang di sekitarnya menjadi tinggi. Karena alasan tersebut maka biaya
yang dikeluarkan untuk merawat penderita dengan gangguan kognitif menjadi sangat
tinggi diperkirakan biaya sekitar US$ 83,9 milyar samapi US$ 100 milyar pertahun (data
di Amerika Serikat tahun 1996)(Rochmah et al, 2006).
Beberapa penelitian menyatakan bahwa ada hubungan antara peningkatan
tekanan darah sistolik dengan penurunan dari tingkat kognitif, dimana bila tekanan darah
sistolik yang tinggi dan kronis akan mengakibatkan gangguan fungsi kognitif yang dapat
berlanjut menjadi demensia vaskular dibandingkan dengan individu yang normotensi
(Swan GE et al, 1998). Pada penelitian lain menyebutkan hipertensi dikaitkan dengan

3
penurunan kognitif selama 4 tahun masa tindak lanjut, dengan resiko tertinggi pada pasien
yang tidak diobati (Frances H et al,2000).
Dalam penelitian yang dilakukan dengan metode cross-sectional menghubungkan
hipertensi dan gangguan fungsi kognitif ringan, yang dilakukan terhadap subjek sebanyak
918, dimana 292 adalah normotensi dan 626 hipertensi (rata-rata umur 76 tahun)
disimpulkan bahwa riwayat hipertensi berhubungan dengan risiko gangguan kognitif

ringan. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa pencegahan dan pengobatan hipertensi
bisa berpengaruh kuat dalam menurunkan risiko gangguan kognitif (Reitz C et al., 2007).
Berdasarkan uraian diatas melihat semakin besarnya populasi lansia, serta
meningkatnya penderita gangguan kognitif dan tingginya biaya perawatan maka
diperlukan deteksi dini dengan pemeriksaan neuropsikologi. Mini mental State
Examination (MMSE) dapat menjadi pedoman untuk evaluasi lebih lanjut mengetahui
adanya disfungsi kognitif dan menginformasikan pada penderita atau keluarganya,
menentukan tata laksana dan menjadi data dasar untuk melihat efektifitas dari pengobatan
atau menentukan progresifitas penyakitnya. (Reisberg, 1989).
Atas dasar permasalahan tersebut maka diperlukan penelitian yang mengkaji
adakah hubungan hipertensi dengan gangguan fungsi kognitif pada lansia. Diharapkan
nantinya dari hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dalam upaya
pencegahan dan penanganan gangguan fungsi kognitif.
1.2. Rumusan Masalah
”Adakah hubungan antara hipertensi dengan terjadinya penurunan fungsi
kognitif ?”

4
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan umum

Untuk mengetahui hubungan antara hipertensi dengan penurunan fungsi
kognitif pada lansia di Posyandu Lansia Sumbersari Malang.
1.3.2. Tujuan khusus
a.

Mengetahui karakteristik penurunan fungsi kognitif pada lansia berdasarkan
Jenis Kelamin di Posyandu Lansia Sumbersari Malang.

b. Mengetahui karakteristik penurunan fungsi kognitif pada lansia berdasarkan
Usia di Posyandu Lansia Sumbersari Malang.
c.

Mengetahui karakteristik penurunan fungsi kognitif pada lansia berdasarkan
pembagian derajat hipertensi di Posyandu Lansia Sumbersari Malang.

1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Klinis
a.

Sebagai bahan informasi yang berkaitan dengan hubungan hipertensi dengan

gangguan fungsi kognitif.

b.

Memberikan informasi tentang perencanaan pengobatan dan pencegahan
terhadap penderita hipertensi.

1.4.2. Akademik
Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan untuk penelitian lebih lanjut.
1.4.3. Masyarakat
Sebagai tambahan informasi berkaitan dengan hubungan hipertensi dengan
gangguan fungsi kognitif, sehingga dapat dilakukan upaya pencegahan terjadinya
gangguan fungsi kognitif pada penderita hipertensi.

KARYA TULIS AKHIR

HUBUNGAN ANTARA HIPERTENSI DENGAN PENURUNAN FUNGSI
KOGNITIF PADA LANSIA DI POSYANDU LANSIA KELURAHAN
SUMBERSARI
MALANG


Oleh :
ANISA WAHYUNIARTI
08020088

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2012

KARYA TULIS AKHIR

HUBUNGAN ANTARA HIPERTENSI DENGAN PENURUNAN FUNGSI
KOGNITIF PADA LANSIA DI POSYANDU LANSIA SUMBERSARI
MALANG

KARYA TULIS AKHIR
Diajukan Kepada
Universitas Muhammadiyah Malang
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
dalam Menyelesaikan Program Sarjana

Fakultas Kedokteran

Oleh :
ANISA WAHYUNIARTI
08020088

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
FAKULTAS KEDOKTERAN
2012

ii

LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN HASIL PENELITIAN
Telah disetujui sebagai hasil penelitian
Untuk memenuhi persyaratan
Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Malang

Tanggal: 22 Maret 2012

Pembimbing I

dr. Moch Bahrudin, Sp. S
Pembimbing II

dr. Fathiyah Safithri, M.Kes

Mengetahui,
Fakultas Kedokteran
Dekan,

dr. Irma Suswati, M.Kes

iii

LEMBAR PENGUJIAN

Karya Tulis Akhir oleh Anisa Wahyuniarti ini telah diuji dan dipertahankan di
depan Tim penguji pada tanggal 22 Maret 2012


Tim Penguji

dr. Moch Bahrudin, Sp. S

Ketua

dr. Fathiyah Safithri, M.Kes

Anggota

dr.Rahayu, Sp. S

Anggota

iv

KATA PENGANTAR

Assalamu‟alaikum wr.wb
Segala puji bagi Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya, shalawat serta

salam terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya.
Alhamdulillah, Karya Tulis Akhir yang berjudul “Hubungan antara Hipertensi dengan
Penurunan Fungsi Kognitif pada Lansia di Posyandu Lansia Sumbersari Malang” dapat
terselesaikan.
Karya Tulis Akhir ini Penulis susun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
menyelesaikan program sarjana Fakultas Kedokteran. Meskipun saat penyusunan Karya
Tulis Akhir ini tidak sedikit hambatan dan masalah yang senantiasa Penulis temui, akan
tetapi dengan semangat dan dorongan dari berbagai pihak, akhirnya Karya Tulis Akhir ini
dapat Penulis selesaikan.
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, dengan kerendahan hati penulis mohon maaf dan mengharapkan saran
dan kritik yang membangun. Semoga Karya Tulis Akhir ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak.
Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Ibunda Hj. Mulyati tercinta , terima kasih atas kasih sayangmu, dukungan,
motivasi serta doa-doa untuk anakmu selama ini sehingga ananda diberikan
kemudahan dalam menjalani kehidupan ini. Terima kasih ibu..,
2. Kakakku tersayang Aziz Sasongko terima kasih yang tak terhingga atas semua doa,
cinta, kasih sayang, dan dukunganya selama ini.
3. Keluarga besar di Padang dan Semarang yang selalu memberikan kasih sayang,

dukungan dan doa untukku.
iv

4. dr. Moch Bahrudin, Sp.S, dr. Fathiyah Safithri, M.Kes, dr. Rahayu, Sp.S, terima
kasih selama ini sudah menjadi pembimbing dan penguji dalam proses pembuatan
skripsi ini, terima kasih atas semua ilmu, saran, dan kritik yang telah diberikan,
sehingga terselesaikan karya tulis ini.
5. dr. Djaka Handaja, MPH, terima kasih selama ini sudah menjadi dosen wali yang
selalu memberikan saran, motivasi, masukkan

yang

sangat membangun dan

bermanfaat sekali untuk saya.
6. Jajaran Dekanat dan seluruh dosen pengajar FK UMM atas bimbingan dan ilmu
yang diberikan yang InsyaAllah dapat menjadi suatu amalan yang tidak akan
terputus pahalanya.
7. Laboran, Mbak Emi, Mbak Dila, Bu Tyas, Bu Fat, Pak Joko, Mas Mifta, Mbak Tia
dan seluruh staf laboratorium Terpadu FK UMM terima kasih banyak atas bantuan,
waktu, dukungan dan semangat menyertai kami selama proses penelitian maupun
perkuliahan.
8. Seluruh staf Tata Usaha FK UMM (Mas Faisal,Mas Didit, Pak Yono, dan Bu
Rom). Terima kasih atas bantuan yang banyak kepada kami.
9. Spesial thanks untuk orang yang sangat spesial pula yaitu Yusuf Ardiansyah Mi
Querida, yang selalu menemani disaat susah maupun senang dalam menghadapi
kerasnya kehidupan skripsi yang selalu memberikan semangat yang tak terhingga.
10. Terimakasih pula kepada sahabat-sahabatku Madona Clara Yosinta, M.Sutami,
Rahayu Endah P, A.Rijal, Handy F, Dian Ayu, Faritz S.P, M. Remo, Van S, Reza
S, teman-teman FK UMM angkatan „08, ‟09 yang tak bisa disebutkan namanya
satu-persatu....terima kasih kawan...kalian inspirasi-ku..
Wassalamu‟alaikum wr.wb
Malang, 22 Maret 2012

Penulis

v

ABSTRAK

Wahyuniarti, Anisa, 2012, Hubungan Antara Hipertensi Dengan Penurunan Fungsi
Kognitif Pada Lansia, Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Malang,
Pembimbing (1) Moch.Bahrudin (2) Fathiyah Safithri

Latar Belakang: Hipertensi merupakan salah satu faktor terjadinya penurunan fungsi
kognitif. Pada orang lanjut usia terjadi penurunan kapasitas fungsional otak yang akan
menimbulkan berbagai gangguan neuropsikologis salah satunya yaitu penurunan fungsi
kognitif. Mini Mental State Examination (MMSE) merupakan salah satu cara untuk
mendeteksi penurunan fungsi kognitif.
Tujuan: Mengetahui Hubungan Antara Hipertensi dengan Penurunan Fungsi Kognitif
Pada Lansia.
Metode: Analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Besar sampel 63
sampel. Dilakukan uji hipotesis Chi-Square untuk menentukan hubungan antar variable,
dan dikatakan signifikan bila nilai P < 0,05
Hasil dan Diskusi: Didapatkan penurunan fungsi kognitif pada laki-laki sebanyak 22%
sedangkan perempuan 54%, pada umur 60-69 tahun sebanyak 42%, umur 70-74 tahun
sebanyak 38% dan pada hipertensi Staduim I sebanyak 20 %, hipertensi stadium II
sebanyak 38% sedangkan pada penderita yang tidak hipertensi sebanyak 5%, pada uji Chi
Square didapatkan x2 = 0,015 dan p < 0,05
Kesimpulan: Ada hubungan antara hipertensi dengan penurunan fungsi kognitif.
Kata Kunci: hipertensi, lansia, penurunan fungsi kognitif.

vi

ABSTRACT

Wahyuniarti, Anisa, 2012, The Relationship Between Hypertension and Decreased of
Cognitive Function in Elderly People , Faculty of Medicine, Muhammadiyah
University of Malang, Advisors: (1) Moch.Bahrudin (2) Fathiyah Safithri

Background: Hypertension is one of the factors that decreased cognitive function. The
elderly people has decreased brain functional capacity that would lead to
neuropsychological disorders which is a decrease in cognitive function. Mini Mental State
Examination (MMSE) is the test used to detect the decrease of functional capacity.
Objective : To determine the Relationship Between Hypertension and Decreased of
Cognitive Function in Elderly People
Method: Observasional analytic with cross sectional method. The samples were 63
samples. The correlation within the variables were tested by Chi-Square hypothesis test
and significant if P