63
mereka adalah suatu tindakan warga yang berawal dari sikap untuk menangulangi rob di lingkungannya.
5. Antisipasi masyarakat terhadap rob
Antisipasi masyarakat terhadap rob di Desa Bedono merupakan perilaku masyarakat dalam mengurangi atau meminimalkan dampak dari
rob. Munculnya rob di Desa Bedono yang hadir setiap waktu dan tidak menentu membuat masyarakat berusaha untuk menangulanginya. Cara
Penanggulangan rob oleh masyarakat ada beberapa cara yang dilakukan masyarakat. Cara yang dilakukan masyarakat misalnya, memanam
Mangrove, peninggian rumah, peninggian jalan, dan pemasangan alat pemecah ombak APO. Berikut di bawah ini akan menjelaskan upaya
masyarakat dalam menangulangi rob, yaitu:
a. Penanaman mangrove
Mangrove sebagai tumbuhan vegetasi wilayah pesisir banyak digunakan menjadi sabuk air laut menuju ke darat. Mangrove juga
dapat mengurangi abrasi oleh air laut. Oleh sebab itu, menamam mangrove di Bedono menjadi kegiatan utama untuk menanggulangi air
rob. Kegiatan menanam mangrove di Desa Bedono dilakukan oleh
kelompok-kelompok penanam mangrove. Terdapat tiga kelompok penanam mangrove di Desa Bedono. Kelompok penanam tersebut
adalah kelompok Suka Maju, kelompok Kuncup Mekar dan Kelompok
64
Mangrove Bahari. Kelompok penanaman mangrove ini dibentuk oleh program pemerintah ataupun program dari lembaga sosial masyarakat
yang peduli terhadap lingkungan. Kelompok Suka Maju dibentuk dari program hibah pemerintah
melalui Dinas Kelautan dan Perikan Pusat bekerja sama dengan Badan lingkungan hidup Jawa Tengah. Kelompok Suka Maju ini dibentuk pada
tahun 2004 yang fokus pada penanaman mangrove. Ketua kelompok ini adalah bapak Subiyanto.
Kelompok berikutnya adalah kelompok Kuncup Mekar dibentuk oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Pusat pada tahun 2006 yang fokus
pada penanaman mangrove. Kelompok penanaman ini di ketua oleh bapak Sumantri.
Kelompok selanjutnya adalah kelompok Mangrove Bahari. Kelompok ini dibentuk oleh LSM Mangroves For Future MFF pada
tahun 2004. Tugas dari kelompok ini adalah selain menanam Mangrove juga memberikan sosialisasi terhadap pemanfaatan Mangrove terhadap
lingkungan masyarakat, serta memberikan program pembangunan dengan memberikan kontrak kepada masyarakat agar merawat tanaman
mangrove yang sudah ditanam. Jumlah tanaman mangrove yang sudah ditanam oleh masyarakat
sejak tahun 2004 adalah sekitar 1.000.000 pohon mangrove yang di tanam di sekitar 50 Ha lahan. Jenis tanaman mangrove yang ditanam adalah
Bakau dan Api-api. Tempat Penanaman mangrove ini dilakukan di
65
wilayah bekas tambak yang rusak, bekas tegalan yang tergenang air laut, dan juga bekas pemukiman yang terkena relokasi yaitu dusun Tambaksari
dan dusun Rejosari. Berikut gambar 4.15 yang mengambarkan letak penanaman mangrove di bekas lahan tambak.
Gambar 4.15 Penanaman Mangrove Pada Lahan Bekas Tambak Oleh Kelompok Penanaman Masyarakat Desa Bedono
Penanaman mangrove oleh kelompok petani tidak semua berhasil. Tanaman mangrove yang sudah ditanam biasanya hanya
tumbuh sekitar 80 yang dapat tumbuh baik. Hal ini disebabkan oleh gelombang air laut yang cukup tinggi. Berikut gambar 4.16 mengenai
konservasi lahan pemukiman yang rusak menjadi lahan penanaman mangrove.
66
Gambar 4.16 Konservasi dengan penanaman mangrove pada bekas pemukiman yang rusak oleh rob oleh masyarakat Desa Bedono.
b. Peninggian rumah