8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. KAJIAN ROB
1. Pengertian
Rob adalah air pasang, banjir, pasang sedang, atau tinggi yang membanjiri daratan rendah Suprapta, 1989, dalam Hapsari, 2003:8. Air
pada bagian ujung pantai yang berbatasan dengan lautan tidak pernah diam, pada ketinggian yang tetap, tetapi selalu bergerak naik dan turun
sesuai dengan siklus pasang. Permukaan air laut perlahan-lahan naik sampai pada ketinggian
maksimum, peristiwa ini dinamakan pasang pada ketinggian maksimum. Peristiwa ini dinamakan pasang tinggi, setelah kemudian turun sampai
ketinggain minimum yang disebut pasang rendah Hutabarat, 1985, dalam Hapsari, 2003:8.
2. Gaya pembangkit pasang pasang naik
Pasang terutama disebabkan oleh adanya gaya perputaran bumi pada sumbunya dan gaya gravitasi yang berasal dari bulan Hutabarat,1985, dalam
Hapsari,2003:8. Ada dua perbedaan prinsip dari kedua gaya tersebut, gaya sentrifugal, yang berpengaruh dalam pembangkit pasang yaitu:
a. Gaya tarik bulan mempunyai arah yang terpusat ke bulan dengan
besaran magnitude yang berbeda-beda. Tempat-tempat yang lebih
9
dekat dengan bulan akan mengalami gaya tarikan yang lebih besar dan yang jauh dengan bulan akan mengalami gaya tarikan lebih kecil.
b. Gaya Sentrifugal mempuyai arah sejajar menjauh bulan dengan besaran
yang dapat dikatakan sama untuk semua tempat di bumi. Gaya sentrifugal disebabkan oleh perputaran bumi pada sumbunya. Gaya sentrifugal
adalah suatu tenaga yang mendesak ke arah luar pusat bumi yang besarnya kurang sama dengan tenaga yang ditarik bumi. Gaya ini lebih
kuat terjadi pada daerah-daerah yang letaknya lebih dekat dengan bulan. Sehingga gaya yang tersebar terdapat pada bagian bumi yang terdekat
dengan bulan dan gaya yang paling lemah terdapat pada bagian yang letaknya paling jauh dengan bulan. Pengabungan antara kedua gaya
tersebut, maka akan mengakibatkan terjadinya perpindahan air pada suatu tempat yang megalami pembangkit pasang surut yang paling besar dan
timbunan yang paling kecil sesuai dengan gaya pembangkit pasang. Penimbunan suatu tempat inilah yang biasanya dikenal dengan pasang
naik Raharjo,1982, dalam Hapsari, 2003:9.
3. Tipe pasang surut