PENGARUH EXERCISE THERAPY JOINT MOBILITY TERHADAP TINGKAT NYERI SENDI LUTUT DAN TINGKAT MOBILITAS PADA LANSIA DI RUMAH ASUH ANAK DAN LANSIA GRIYA ASIH LAWANG

(1)

i

PENGARUH EXERCISE THERAPY JOINT MOBILITY

TERHADAP TINGKAT NYERI SENDI LUTUT DAN

TINGKAT MOBILITAS PADA LANSIA DI

RUMAH ASUH ANAK DAN LANSIA

GRIYA ASIH LAWANG

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Disusun Oleh :

ANDRI SUHARTONO

NIM. 09060166

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2013


(2)

ii

LEMBAR PERSETUJUAN

PENGARUH EXERCISE THERAPY JOINT MOBILITY TERHADAP TINGKAT NYERI SENDI LUTUT DAN TINGKAT MOBILITAS PADA LANSIA DI RUMAH ASUH ANAK DAN LANSIA GRIYA ASIH LAWANG

SKRIPSI Disusun Oleh: ANDRI SUHARTONO

0906166

Skripsi ini telah disetujui untuk diujikan Pada Tanggal Oktober 2013

Pembimbing I Pembimbing II

Nurul Aini, S.Kep, Ns., M.Kep Ledy Martha A, S.Kep, Ns.,M.Kes

NIP.UMM.112.0501.0419 NIDN.

Mengetahui ,

Ketua Program Studi lmu Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang

Nurul Aini, S.Kep, Ns., M.Kep NIP.UMM.112.0501.0419


(3)

iii

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH EXERCISE THERAPY JOINT MOBILITY TERHADAP TINGKAT NYERI SENDI LUTUT DAN TINGKAT MOBILITAS PADA LANSIA DI RUMAH ASUH ANAK DAN LANSIA GRIYA ASIH LAWANG

SKRIPSI Disusun Oleh: ANDRI SUHARTONO

0906166

Skripsi Ini Telah Diujikan Pada Tanggal 2 November 2013

Penguji I Penguji II

Nurul Aini, S.Kep, Ns., M.Kep Ledy Martha A, S.Kep, Ns.,M.Kes

NIP.UMM.112.0501.0419 NIDN.

Penguji III Penguji IV

Reni Ilmiasih, M.Kep., Sp. Kep. An Nur Aini, S.Kep, Ns., M.Kep NIP.UMM.114.0804.0454 NIDN. 0729048301

Mengetahui ,

Ketua Program Studi lmu Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang

Yoyok Bekti P, M.Kep., Sp.Kom NIP.UMM.112.0309.0405


(4)

iv

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Andri Suhartono

NIM : 09060166

Program Studi : Program Studi Ilmu Keperawatan FIKES UMM

Judul Skripsi : Pengaruh Exercise Therapy Joint Mobility Terhadap Tingkat Nyeri

Sendi Lutut dan Tingkat Mobilitas Pada Lansia di Rumah Asuh Anak

dan Lansia Griya Asih Lawang

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tugas aakhir yang saya tulis ini

benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilan tulisan atau pikiran

orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri, apabila dikemudian

hari dapat dibuktikan bahwa tugas akhir ini adalah jiplakan, maka saya menerima

sanksi atas perbutan tersebut.

Malang, Oktober 2013

Yang Membuat Pernyataan

Andri Suhartono NIM. 09060166


(5)

v

MOTTO

Jalani dengan sungguh-sungguh yang sudah menjadi

pilihan…

Pasti semua akan senantiasa mengikuti dengan apa yang sudah menjadi pilihan…

Pantang menyerah… Tetap berusaha…

Dan berdo’a…


(6)

vi

LEMBAR PERSEMBAHAN

Karya sederhana ini kupersembahkan untuk :

Ibunda tercinta Hartini yang rela berdo’a, melindungi, menuntun dan memberikan segala kasih sayang demi masa depanku.

Almarhum Ayah Bibit Eko Supriyanto yang telah berada disamping-Nya. Aku yakin disana engkau selalu lantunkan do’a untukku. Semoga engkau selalu diberikan tempat terbaik disana.

Bapak Tamat yang selama ini menjadi pengganti peran seorang ayahku serta memberikan support, tuntunan, dan do’a untukku

Kedua kakak ku Brigadir Aries Budianto beserta istri Duwita Kristianah S.Kep & Andy Nuriyanto S.Kep beserta istri Ira Indriani S.I.Kom. Terima kasih atas do’a, support, perhatian dan bahkan sebuah

motivasi yang terkadang itu menyakitkan, namun itu semua memang untuk membangun diriku menjadi lebih baik.

Orchid Dwi Nurhayati Amd.Keb yang menjadi penguat dan penyemangatku dalam berusaha meraih harapanku, mengingatkanku disaat aku mulai lepas kendali dari garisku.

Sahabatku (Angga Imam Hidayat, Andri Ajis, Arik Extrada) kalian adalah sahabat sekaligus saudara ku.

Teman-teman seperjuangan Arif Kharisman, Rokzand Alwahdi Yusuf dan teman-teman yang lain yang selama ini bekerja sama dalam penyelesaian karya ini.

Teman-temanku PSIK C semuanya, yang menjadi rekan senasib seperjuangan selama ini.

Teman-teman KKN 80 dan teman-teman SMA LOKA yang telah memberikan do’a, nasehat, dukungan, dan semangat untukku.

Dan semua yang telah mendukungku dalam penyelesaian karya ini yang tidak sempat terucapkan.


(7)

vii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.

Alhamdullilah, segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang

telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Exercise Therapy Joint Mobility Terhadap Tingkat Nyeri Sendi Lutut Dan Tingkat Mobilitas Pada Lansia Di Rumah Asuh Anak dan Lansia Griya Asih Lawang”, sebagai persyaratan memperoleh gelar sarjana keperawatan (S.Kep) pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Muhammadiyah Malang.

Bersamaan ini perkenankanlah saya mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya dengan hati yang tulus kepada:

1. Yoyok Bekti P, M.kep., Sp.Kom selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang, terima kasih atas masukan dan semua

ilmu yang telah diberikan dan juga dukungan terhadap saya.

2. Ibu Nurul Aini, S.Kep, Ns., M.Kep selaku Ketua Program Studi Ilmu

Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang,

terima kasih atas dukungan dan semua ilmu yang diberikan terhadap saya.

3. Ibu Nurul Aini, S.Kep, Ns., M.Kep selaku Pembimbing I saya yang telah

memberikan dukungan, motivasi, arahan serta masukan yang sangat berguna

dalam penyusunan skripsi saya.

4. Ledy Martha A,S.Kep,Ns.,M.Kes selaku Pembimbing II saya yang telah

memberikan semangat, motivasi, ilmu, arahan serta masukan yang sangat


(8)

viii

5. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar Program Studi Ilmu Keperawatan dan

Diploma III Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Muhammadiyah Malang.

6. Kedua orangtua dan keluarga saya tercinta dan tersayang yang selalu mendo’akan, mendukung, dan menjadi semangat dalam hidup saya.

7. Kepala panti dan lansia yang berada di Rumah Asuh Anak dan Lansia Griya

Asih Lawang selaku responden saya yang berperan aktif dan meluangkan

waktu untuk penelitian saya sehingga penelitian ini dapat berjalan sesuai

dengan apa yang saya harapkan.

8. Teman-teman PSIK angkatan 2009, khususnya PSIK C.

9. Semua pihak yang membantu penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat saya

sebutkan satu per-satu.

Penulis menyadari bahwa penyusunan tugas akhir skripsi ini masih

jauh dari sempurna, oleh karena itu segala saran dan kritik yang sifatnya

membangun sangat saya harapkan. Semoga tugas akhir skripsi ini dapat

bermanfaat bagi masyarakat dan dunia kesehatan khususnya di bidang

keperawatan.

Malang, Oktober 2013


(9)

ix ABSTRACT

THE EFFECT OF EXERCISE THERAPY JOINT MOBILITY ON THE LEVEL OF JOINT PAIN AND ON THE MOBILITY LEVEL OF

ELDERLY PEOPLE IN RAAL GRIYA ASIH LAWANG Andri Suhartono.1, Nurul Aini, S.Kep, Ns. M.Kep.2, Ledy Martha

A,S.Kep,Ns.,M.Kes.3

Background : The raising quality of health and wealth results in the growing number of people who can reach the elderly age. Joint pain becomes the primary problem to the elderly people who have deficiency in their musculoskeletal system that can slow down their mobility. Exercise therapy joint mobility as a non pharmacological therapy is defined as the utilization of body movement in a passive or active way to maintain or restore the joint flexibility. The purpose of this study is to find out whether there is an effect of exercise therapy joint mobility on the level of joint pain and on the mobility level of elderly people.

Methods : The design of this study is One Group Pretest-Posttest Design. The population used is all elderly people who stay in Rumah Asuh Anak dan Lansia Griya Asih Lawang they are 19 persons, sample of 16 respondents using Purposive Sampling Technique. The independent variable is the exercise therapy joint mobility was done 1-3 in a day each period last for 10-15 minutes continuosly for 3 weeks, and the dependent variable is the level of joint pain and on the mobility level. Data analysis is using Wilcoxon Test.

Result : The measurement of joint pain level before and after the intervention results a decrease of mean point from 3,00 to 2,19. There is an increasing mean in mobility level from 1,62 to 2,44. The data analysis shows an effect of exercise therapy joint mobility on the level of joint pain and mobility level of elderly in Rumah Asuh Anak dan Lansia Griya Asih Lawang reaching a probability score (p) = 0,000. Stimuli from exercise therapy joint mobility will reach the brain first therefore it will suppress the minimal pain level and prevent the pain perception to emerge, regular exercise of this therapy will be useful to increase the elderly fitness so that the joints are able to move well resulting a good and normal mobility capability.

Summary : There is a positive effect of exercise therapy joint mobility on the level of joint pain and on the mobility level of elderly people there is a significant decrease of joint pain and an increase in the level of mobility.

Keywords : Exercise Therapy Joint Mobility, Joint pain, Elderly.

1. Students of Nursing Study Program, Faculty of Hygiene, Muhammadiyah University of Malang.

2. Lecture of Nursing Study Program, Faculty of Hygiene, Muhammadiyah University of Malang.

3. Lecture of Nursing Study Program, Faculty of Hygiene, Muhammadiyah University of Malang.


(10)

x INTISARI

PENGARUH EXERCISE THERAPY JOINT MOBILITY TERHADAP TINGKAT NYERI SENDI LUTUT DAN TINGKAT MOBILITAS PADA LANSIA DI RUMAH ASUH ANAK DAN LANSIA GRIYA ASIH LAWANG

Andri Suhartono.1, Nurul Aini, S.Kep, Ns. M.Kep.2, Ledy Martha A,S.Kep,Ns.,M.Kes.3

Latar Belakang : Seiring dengan meningkatnya taraf kesehatan dan kesejahteraan, maka jumlah umat manusia yang mencapai usia lanjut semakin bertambah. Nyeri sendi merupakan keluhan utama dialami lansia gangguan sistem muskuloskeletal dan menghambat mobilitas penderitanya. Exercise therapy joint mobility adalah terapi non farmakologi berupa penggunaan gerakan tubuh aktif atau pasif untuk mempertahankan atau mengembalikan fleksibilitas sendi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh exercise therapy joint mobility terhadap tingkat nyeri sendi lutut dan tingkat mobilitas pada lansia.

Metode : Desain penelitian ini adalah One Group Pretest-Posttest Design. Populasi adalah semua lansia di Rumah Asuh Anak dan Lansia Griya Asih Lawang berjumlah 19 lansia, sampel sebanyak 16 responden dengan teknik purposive sampling. Variabel independen exercise therapy joint mobility dilakukan 1-3 kali sehari dengan durasi 10-15 menit selama 3 minggu, variabel dependen adalah tingkat nyeri sendi lutut dan tingkat mobilitas. Analisa data menggunakan uji wilcokson.

Hasil : Pengukuran tingkat nyeri sendi sebelum dan sesudah dilakukan intervensi terdapat penurunan dengan nilai rata-rata 3,00 menjadi 2,19. Untuk tingkat mobilitas terdapat peningkatan dengan nilai rata-rata 1,62 menjadi 2,44. Hasil uji analisa data ada pengaruh exercise therapy joint mobility terhadap tingkat nyeri sendi lutut dan tingkat mobilitas pada lansia di Rumah Asuh Anak dan Lansia Griya Asih Lawang dengan nilai probabilitas (P) = 0,000. Stimulus exercise therapy joint mobility akan mencapai otak terlebih dahulu sehingga menutup gerbang nyeri dan persepsi nyeri tidak muncul, dengan latihan teratur bermanfaat untuk kebugaran tubuh lansia dan sendi dapat melakukan pergerakan dengan baik terutama dalam kemampuan mobilisasi.

Kesimpulan : Pengaruh positif exercise therapy joint mobility terhadap tingkat nyeri sendi lutut dan tingkat mobilitas pada lansia terjadi penurunan nyeri sendi lutut dan terjadi peningkatan tingkat mobilitas.

Kata kunci : Exercise Therapy Joint Mobility, Nyeri Sendi, Lansia.

1. Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang.


(11)

xi

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Lembar Persetujuan ... ii

Lembar Pengesahan ... iii

Surat Pernyataan Keaslian Penelitian ... iv

Motto ……… ... v

Lembar Persembahan ... vi

Kata Pengantar ... vii

Abstract ... ix

Intisari ... x

Daftar Isi ... xi

Daftar Tabel ... xiv

Daftar Gambar ... xv

Daftar Lampiran ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.3.1 Tujuan Umum ... 6

1.3.2 Tujuan Khusus ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

1.4.1 Bagi Peneliti ... 7

1.4.2 Bagi Peneliti Selanjutnya ... 7

1.4.3 Bagi Institusi Pendidikan ... 8

1.4.4 Bagi Lansia ... 8

1.4.5 Bagi Panti ... 8

1.5 Batasan Penelitian ... 8

1.6 Definisi Istilah ... 9

1.7 Keaslian Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 11

2.1 Konsep Exercise Therapy ... 11

2.1.1 Definisi Exercise Therapy ... 11

2.1.2 Macam Exercise Therapy ... 12

2.1.3 Manfaat Exercise Therapy ... 12

2.2 Konsep Joint Mobility ... 15

2.2.1 Definisi Joint Mobility... 15

2.2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Mobilitas... 17

2.2.3 Tujuan Mobilisasi... 18

2.2.4 Macam-macam Mobilitas ... 18

2.2.5 Kondisi Patologi Yang Mempengaruhi Mobilitas ... 19

2.2.6 Penilaian Tingkat Mobilitas ... 20

2.3 Konsep Exercise Therapy Joint Mobility ... 25

2.3.1 Definisi Exercise Therapy Joint Mobility... 25

2.3.2 Intervensi Exercise Therapy Joint Mobility ... 25

2.3.3 Prinsip Exercise Therapy Joint Mobility ... 27


(12)

xii

2.4 Konsep Dasar Nyeri Sendi ... 30

2.4.1 Definisi Nyeri Sendi ... 30

2.4.2 Gejala Klinis Gangguan Muskuloskeletal ... 32

2.4.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Nyeri ... 35

2.4.4 Tipe dan Karakteristik Nyeri... 37

2.4.5 Fisiologi Nyeri ... 40

2.4.6 Pengukuran Intensitas Nyeri ... 42

2.4.7 Penatalaksanaan Nyeri Sendi ... 44

2.4.7.1 Terapi Non-Farmakologis ... 44

2.4.7.2 Terapi Farmakologis ... 44

2.4.8 Mekanisme Penurunan Nyeri ... 45

2.4.8.1 Teori Pengendalian Gerbang (Gate Control Theory) ... 45

2.4.9 Diagnosa dan Intervensi Keperawatan Nyeri Sendi ... 48

2.5 Sistem Persendian Lutut ... 51

2.5.1 Sendi Lutut ... 51

2.5.2 Pengkajian Sendi ... 52

2.6 Konsep Lanjut Usia (Lansia) ... 54

2.6.1 Definisi Lanjut Usia (Lansia) ... 54

2.6.2 Batasan Lanjut Usia (Lansia) ... 55

2.6.3 Perubahan Lanjut Usia (Lansia)... 56

2.6.3.1 Perubahan Fisik ... 56

2.6.3.2 Perubahan Sosial ... 61

2.6.3.3 Perubahan Psikologi ... 61

2.7 Pengaruh Exercise Therapy Joint Mobility Terhadap Tingkat Nyeri Sendi dan Tingkat Mobilitas ... 63

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN..68

3.1 Kerangka Konseptual ... 68

3.2 Hipotesis Penelitian ... 71

BAB IV METODE PENELITIAN ... 72

4.1 Desain Penelitian ...72

4.2 Kerangka Penelitian ...73

4.3 Populasi, Sampel, dan Sampling ...74

4.3.1 Populasi ...74

4.3.2 Sampel ...74

4.3.3 Sampling ...75

4.4 Variabel Penelitian ...75

4.4.1 Variabel Independen ...75

4.4.2 Variabel Dependen ...76

4.4.3 Variabel Kendali (Kontrol) ...76

4.5 Definisi Operasional ...76

4.6 Tempat Penelitian ...78

4.7 Waktu Penelitian ...78

4.8 Instrumen Penelitian ...78

4.9 Prosedur Pengumpulan Data ...78

4.10 Teknik Pengolahan dan Analisa Data ...80

4.10.1 Teknik Pengolahan Data ...80


(13)

xiii

4.11 Etika Penelitian ...82

4.11.1 Lembar Persetujuan Penelitian (Informed Consent) ...82

4.11.2 Tanpa Nama (Anomymity) ...82

4.11.3 Kerahasiaan (Confidentiality) ...82

BAB V HASIL PENELITIAN ... 83

5.1 Karakteristik Sampel Penelitian ...83

5.2 Hasil Pengukuran Tingkat Nyeri Sendi Lutut Sebelum Dilakukan ExerciseTherapy Joint Mobility ...86

5.3 Hasil Pengukuran Tingkat Mobilitas Sebelum Dilakukan Exercise Therapy Joint Mobility ...86

5.4 Hasil Pengukuran Tingkat Nyeri Sendi Lutut Sesudah Dilakukan Exercise Therapy Joint Mobility ...87

5.5 Hasil Pengukuran Tingkat Mobilitas Sesudah Dilakukan Exercise Therapy Joint Mobility ...88

5.6 Pengaruh Exercise Therapy Joint Mobility Terhadap Tingkat Nyeri Sendi Lutut ...89

5.7 Pengaruh Exercise Therapy Joint Mobility Terhadap Tingkat Mobilitas ...90

BAB VI PEMBAHASAN ... 91

6.1 Interpretasi dan Diskusi Hasil Penelitian ...91

6.1.1 Identifikasi Karakteristik Responden...91

6.1.2 Intensitas Tingkat Nyeri Sendi Lutut Pada Lansia sebelum Dilakukan Exercise Therapy Joint Mobility ...95

6.1.3 Intensitas Tingkat Mobilitas Pada Lansia Sebelum Dilakukan Exercise Therapy Joint Mobility ...96

6.1.4 Intensitas Tingkat Nyeri Sendi Lutut Pada Lansia Sesudah Dilakukan Exercise Therapy Joint Mobility ...97

6.1.5 Intensitas Tingkat Mobilitas Pada Lansia Sesudah Dilakukan Exercise Therapy Joint Mobility ... 100

6.1.6 Pengaruh Exercise Therapy Joint Mobility Terhadap Tingkat Nyeri Sendi Lutut Pada Lansia di Rumah Asuh Anak dan Lansia Griya Asih Lawang ... 102

6.1.7 Pengaruh Exercise Therapy Joint Mobility Terhadap Tingkat Mobilitas Pada Lansia di Rumah Asuh Anak dan Lansia Griya Asih Lawang ... 104

6.1.8 Keterbatasn Penelitian ... 106

6.1.9 Implikasi Untuk Keperawatan ... 107

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ... 109

7.1 Kesimpulan ... 109

7.2 Saran ... 111


(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 NOC Untuk Mobility ... 21

Tabel 2.2 Nyeri Berdasarkan Durasi ... 38

Tabel 2.3 Nyeri Berdasarkan Sumber atau Asal Nyeri ... 39

Tabel 2.4 Tabel Asuhan Keperawatan Pada Pasien Nyeri ... 48

Tabel 4.1 Definisi Operasional ... 76

Tabel 5.1 Gambaran Responden Penelitian di Rumah Asuh Anak dan Lansia Griya Asih Lawang (26 September-17 Oktober 2013) ... 84

Tabel 5.2 Distribusi Tingkat Nyeri Sendi Lutut Sebelum Dilakukan Exercise Therapy Joint Mobility ... 86

Tabel 5.3 Distribusi Tingkat Mobilitas Sebelum Dilakukan Exercise Therapy Joint Mobility ... 87

Tabel 5.4 Distribusi Tingkat Nyeri Sendi Lutut Sesudah Dilakukan Exercise Therapy Joint Mobility ... 87

Tabel 5.5 Distribusi Tingkat Mobilitas Sesudah Dilakukan Exercise Therapy Joint Mobility ... 88

Tabel 5.6 Pengaruh Exercise Therapy Joint Mobility Terhadap Tingkat Nyeri Sendi Lutut ... 89

Tabel 5.7 Pengaruh Exercise Therapy Joint Mobility Terhadap Tingkat Mobilitas ... 90


(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Skala Nyeri Bourbonais ... 43 Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian ... 69 Gambar 4.1 Kerangka Kerja Penelitian ... 73


(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Permohonan Menjadi Responden ... 116

Lampiran 2 Lembar Persetujuan Menjadi Responden ... 117

Lampiran 3 Lembar Wawancara ... 118

Lampiran 4 Lembar Observasi ... 119

Lampiran 5 Lembar Observasi ... 120

Lampiran 6 Lembar Skala Pengukuran Psikologi Untuk Mobility... 121

Lampiran 7 Standar Operasional Prosedur Exercise Therapy Joint Mobility Pada Sendi Lutut ... 122

Lampiran 8 Surat Permohonan Studi Pendahuluan dan Penelitian Skripsi ... 124

Lampiran 9 Surat Keterangan Penelitian ... 125

Lampiran 10 Hasil Uji Wilcokson ... 126

Lampiran 11 Data Mentah Hasil Penelitian... 127

Lampiran 12 Foto Penelitian ... 128


(17)

113

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta

Azwar, Syifudin. (2002). Penyusunan Skala Psikologi (Edisi kesatu). Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset

Brunner & Suddarth. (2000). Buku ajar keperawatan medical bedah. (edisi 8). Volume 1. Darmojo R & Martono, 2000. Geriatric (Ilmu Kesehatan Lanjut Usia) ED 2. Jakarta.

Yudistira

Doenges, EM. (2000), Rencana Asuhan Keperawatan; Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Alih Bahasa I Made Kariasa, dkk. (2001), Jakarta, EGC.

Felson, D.T., 2006. Osteoarthritis of the knee. Massachusetts Medical Society. Didapat dari : http://content.nejm.org/cgi/content/short/354/8/841. [diakses pada tanggal 12 Maret 2010]

., 2008. Osteoarthritis. Dalam : Fauci, A., Hauser, L.S., Jameson, J.L., Ed. HARRISON's Principles of Internal Medicine Seventeenth Edition. New York, United States of America. McGraw-Hill Companies Inc. : 2158-2165.

Furqon, 2008. Statistika Terapan Untuk Penelitian, Bandung : Alfabeta Guyton, Arthur C. (2007). Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta : EGC.

Helmi, Noor Zairin. 2012. Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal. Jakarta : Salemba Medika

Helmtrud I, Roach, Simon T. Bone and Osteoarthritis. London:Springer, 2007; p.1-3. Hidayat, 2009. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Bineka Cipta

Hidayat, A Azis Alimul. 2007. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta : Salemba Medika.

Houglum, Peggy. 2005. Therapeutic Exercise for Musculoskeletal Injuries. Second Edition. Human Kinetics.

Knudson Duane. Fundamentals of Biomechanics. California State University: Springer, 2007; p.146.

Koopman, WJ. 1997. Artritis and Allied Conditions : A Textbook of Rheumatology. William & Wilkins A Waverly Company. USA.

Kozier, Barbara ; Glenira Erb ; Audrey Berman ; Shirlee J Snyder. 2004. Fundamental Nursing : Concept and Procedurs. 8th edition. Personal Prentice Hall. USA.


(18)

114

Kuntaraf, J. 1992. Olahraga Sumber Kesehatan, Advent Indonesia, Bandung. Kushariyadi, 2010. Askep Pada Klien Lanjut Usia. Jakarta : Salemba Medika

Lee, A., Wong, W., & Wong, S. (2005). “ Clinical guidelines for managing lower – limb

osteoarthritis in Hongkong primary care setting ”, Guidelines : 1 – 30

Martono, Hadi. & Darmojo, Boedhi, R. (2004). Ilmu kesehatan usia lanjut. (edisi 3) Jakarta: FIK-UI.

Menkokesra, 2007. Lansia Masa Kini dan Mendatang. http://www.Menkokesra.go.id/. Diakses pada 18 April 2012.

Messier SP, Gutekunst DJ, Davis C, DeVita P. Weight loss reduces knee-joint loads in overweight and obese older adults with knee osteoarthritis. Arthritis & Rheumatism. 2005; 52(7): 2026-2032.

Muttaqin, Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Muskuloskeletal. Jakarta : EGC.

Noer, M. Sjaifoellah. 1996. Ilmu Penyakit Dalam, Balai Penerbit FKUI, Jakarta. Notoadmodjo, S.2010. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Nugroho, Wahjudi. 2008. Keperawatan Gerontik & Geriatrik. Jakarta : EGC

Nurna Ningsih, Lukman. 2009. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Muskuloskeletal. Jakarta : Salemba Medika

. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

. 2008. Konsep dan penerapan metodologi penelitian Ilmu keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Nursalam. Ferry, Efendi. 2008. Pendidikan Dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Pery & Potter. (2005). Fundamental keperawatan. (edisi 4). Jakarta: EGC.

Popov Valentine. Contact Mechanics and Friction. Berline University of Technology: Springer, 2010; p.134-140.

Potter., Perry. 2006. Fundamental Keperawatan. Vol : 2. Jakarta : EGC.

Price, Silvia A. 1995. Patofisiologi : Konsep Klinik dan Proses-proses Penyakit. EGC : Jakarta.

Pudjiastuti Sri Surini, dkk. 2003. Fisioterapi Pada Lansia. Jakarta : EGC.

Reeves, Charlene J ; Gayle Roux, Robin Lockhart. 1999. Medical Surgical Nursing, Mc. Graw-Hill. Companies Inc, USA.


(19)

115

Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Brunner & Suddarth, Edisi 8. Jakarta : EGC.

., 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC.

Soenarwo HBM. Osteoarthritis. Jakarta: Halimun Medical Centre dan Al-Mawardi Prima, 2011; p.7-15.

Soeroso, J., Isbagio, H., Kalim, H., Broto, R., dan Pramudiyo, R., 2006. Osteoartrits. Dalam : Alwi, I., Sudoyo, A.W., dan Setiati, S., ed. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi IV. Jakarta, Indonesia : Penerbit FKUI Pusat, 1195-1201. Stockslager, Jl.,Schaeffer, L. 2008. Asuhan Keperawatan Geriatrik, ED 2. Jakarta : EGC. Sugiyono, Dr. 2011. Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta : Bandung.

Susanto, Ha., 2000, Pengaruh senam Tai-Chi terhadap fleksibilitas wanita berusia 50 tahun ke atas, Jurnal kedokteran yarsi, 8 (1) : 53-58.

Tarwaka, dkk. 2004. Ergonomi Untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas. UNIBA Press, Surakarta.

Taslim, Hartono. Gangguan Muskuloskeletal pada Usia Lanjut.2001. Diakses pada

tanggal 1 Juni 2012 pukul 08.00 WIB.

http://www.tempo.co.id/medika/arsip/072001/pus-1.html.

Tortora, GR. and Grabowski, SH., 2003, Principles of anatomy and physyology, John Wiley & Sons. Inc, USA.

Wara Kushartanti. 2008. Terapi Latihan untuk Rehabilitas Cedera bagi Olahragawan. Laporan Penelitian, FIK, UNY.

Wojcik, L., Thelen, D., Schultz, Albert. J., Miller, A. and Alexander, 2000, Age and Gender Differences in Peak Lower Extremity Joint Torques and Range of Motion Used During Single-Step Balance Recovery From a Forward Fall, Journal of biomechanics, 34 ; 67-73.

Wulan Brury Wibawani, 2005. Hubungan Antara Lingkup Gerak Sendi Fleksi – Ekstensi Shoulder Terhadap Umur, Program Diploma IV Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.


(20)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan meningkatnya taraf kesehatan dan kesejahteraan, maka jumlah umat manusia yang mencapai usia lanjut semakin bertambah. Demikian juga yang terjadi di Indonesia, angka harapan hidup untuk penduduk laki-laki 67 tahun dan wanita 71 tahun. Indonesia berada dalam transisi demografi, struktur berubah dari populasi muda (1971), menuju tua (2020). Berbagai gangguan fisik atau penyakit muncul pada lansia. Salah satu diantaranya adalah penyakit persendian atau artritis. Artritis menempati urutan pertama (44%) penyakit kronis yang dialami oleh lansia. Selanjutnya hipertensi 39%, berkurangnya pendengaran atau tuli 28%, dan penyakit jantung 27%. Gangguan pada persendian merupakan penyakit yang sering dijumpai pada lansia, dan termasuk empat penyakit yang sangat erat hubungannya dengan proses menua dan respon yang sering terjadi adalah nyeri (Steglitz, 1954).

Data tahun 2006, penduduk lansia di Indonesia sebesar 19 juta jiwa, dengan usia harapan hidup 66,2 tahun, tahun 2010 diperkirakan jumlah lansia sebesar 23,9 juta jiwa dengan usia harapan hidupnya 67,4 tahun dan pada tahun 2020 jumlah lansia diperkirakan sebesar 28,8 juta jiwa dengan usia harapan hidup 71,1 tahun. Peningkatan jumlah penduduk lansia disebabkan oleh tingkat sosial ekonomi masyarakat yang meningkat, kemajuan bidang layanan kesehatan dan tingkat pengetahuan masyarakat yang meningkat (Menkokesra, 2007).

Semakin bertambahnya usia pada seseorang maka, seseorang akan kehilangan massa tulang pada laki-laki sebesar 20-30% dan pada wanita sebesar


(21)

2

40-50%. Lansia cenderung mengalami penurunan pada fungsi muskuloskeletal. Fungsi kartilago sendi mengalami penurunan sehingga, kartilago akan menipis dan mengakibatkan kekakuan sendi. Kekakuan sendi apabila tidak segera ditangani maka dapat mengganggu mobilitas fisik pada lansia. Otot sendi apabila digunakan untuk bergerak maka cairan sinovial akan bertambah dan meningkat sehingga, lansia melakukan aktivitas dengan baik. Apabila otot sendi tidak digunakan untuk melakukan aktivitas maka, cairan sinovial ini akan tetap sehingga, tidak mengalami peningkatan (Sudoyo, 2006).

Nyeri sendi merupakan keluhan paling utama dialami oleh lansia dengan gangguan sistem muskuloskeletal dan merupakan kasus panjang yang sangat sering diujikan. Biasanya terdapat banyak tanda-tanda fisik. Nyeri sendi memang lebih sering dialami oleh lansia, untuk itu perlu perawatan dan perhatian khusus bagi lansia dengan nyeri sendi. Keadaan demikian itu tampak pula pada semua sistem muskuloskeletal dan jaringan lain yang ada kaitannya dengan kemungkinan timbulnya beberapa golongan nyeri sendi (Fitriani, 2009).

Penderita nyeri sendi di seluruh dunia telah mencapai angka 355 juta jiwa, artinya 1 dari 6 orang di dunia ini menderita nyeri sendi. Diperkirakan angka ini terus meningkat hingga tahun 2025 dengan indikasi lebih dari 25% akan mengalami kelumpuhan. Organisasi kesehatan dunia (WHO) melaporkan bahwa 20%, penduduk dunia terserang penyakit nyeri sendi. Dimana 5-10% adalah mereka yang berusia 5-20 tahun dan 20% mereka yang berusia 55 tahun (Wiyono, 2010).

Berdasarkan hasil penelitian terakhir dari Zeng QY et al (2008), prevalensi nyeri sendi di Indonesia mencapai 23,6% hingga 31,3%. Dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa rasa nyeri sendi sudah cukup


(22)

3

mengganggu aktivitas masyarakat Indonesia, terutama pada lansia seiring dengan bertambahnya usia.

Menurut Mubarak & Chayatin (2007) mobilitas merupakan suatu kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas, mudah, dan teratur yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehat. Setiap orang butuh untuk bergerak. Selain nyeri sendi, masalah lain yang dialami lansia dengan gangguan sistem muskuloskeletal adalah gangguan mobilitas. Salah satu perubahan yang terjadi pada sistem muskuloskeletal dan menyebabkan gangguan mobilitas adalah penurunan lingkup gerak sendi. Penurunan lingkup gerak sendi yang terbesar terjadi pada cervical dan trunk, khususnya pada gerakan ekstensi, lateral fleksi dan rotasi. Pasien yang telah dilakukan operasi seringkali dapat menimbulkan permasalahan yaitu adanya luka operasi pada jaringan lunak dapat menyebabkan proses radang akut dan adanya oedema dan fibrosis pada otot sekitar sendi yang mengakibatkan keterbatasan gerak sendi terdekat, fraktur menyebabkan timbulnya rasa nyeri, oedema pada daerah tungkai bawah serta penurunan fungsi otot hamstring dan otot quadriceps yang menyebabkan adanya keterbatasan gerak daerah sendi lutut (Brury, 2005).

Mobilitas sangat berkaitan erat dengan persendian, karena sendi sangat penting untuk memaksimalkan ruang gerak sendi, meningkatkan kinerja otot, mengurangi risiko cedera, dan memperbaiki nutrisi kartilago. Sendi merupakan tempat pertemuan dua atau lebih tulang, jadi dapat disimpulkan bahwa sendi adalah hubungan atau pertemuan dua buah tulang atau lebih yang memungkinkan pergerakan satu sama lain maupun yang tidak dapat bergerak satu sama lain (Price, 1995 dalam Ningsih, 2009).


(23)

4

Perawat berperan sebagai pemberi asuhan keperawatan kepada anggota keluarga yang sakit, sebagai pendidik kesehatan dan sebagai fasilitator agar pelayanan kesehatan mudah dijangkau dan perawat dengan mudah dapat menampung permasalahan yang dihadapi keluarga serta membantu mencarikan jalan pemecahannya, misalnya mengajarkan kepada keluarga untuk mencegah agar tidak terjadi penyakit nyeri sendi.

Penanganan nyeri dapat dilakukan dengan dengan terapi farmakologis dan terapi non farmakologis. Terapi farmakologi dengan menggunakan siklooksigenase inhibitor (COX inhibitor) sering menimbulkan efek samping yaitu gangguan gastrointestinal misalnya heartburn (Kozier, 2004). Selain itu, penggunaan jangka panjangnya dapat mengakibatkan perdarahan pada saluran cerna, tukak peptik, perforasi dan gangguan ginjal (Daniel, 2006). Penelitian tentang osteoartritis juga telah menemukan bahwa biaya terbesar yang berhubungan dengan pengobatan nyeri sendi berasal dari mengobati efek samping obatnya (Reeves, 1999). Dengan demikian, terapi non farmakologi kiranya patut menjadi salah satu alternatif untuk menangani nyeri sendi pada lansia.

Exercise therapy joint mobility adalah terapi non farmakologi. Menurut McClokey dan Bulecheck (2008) dalam Nursing Intervention Classification (NIC),

exercise therapy joint mobility didefinisikan sebagai penggunaan gerakan tubuh aktif atau pasif untuk mempertahankan atau mengembalikan fleksibilitas sendi. Keuntungan fungsional dari terapi latihan (mobilitas sendi) untuk meningkatkan kemandirian diri, meningkatkan kesehatan, memperlambat proses penyakit, khususnya penyakit degeneratif dan untuk aktualisasi diri (harga diri dan citra tubuh) (Mubarak, Nurul Chayatin, 2007).


(24)

5

Exercise therapy joint mobility berpengaruh terhadap kualitas tingkat nyeri sendi lutut dan tingkat mobilitas yang dialami lansia. Mobilitas sendi sangat penting untuk meningkatkan kemandirian diri, meningkatkan kesehatan, memperlambat proses penyakit, khususnya penyakit degeneratif dan untuk aktualisasi diri (harga diri dan citra tubuh). Untuk pasien nyeri sendi, latihan mobilitas ditujukan untuk mengurangi kekakuan, meningkatkan mobilitas sendi, dan mencegah kontraktur jaringan lunak. Terapi latihan mobilitas sendi tersebut antara lain adalah mengenai kecepatan gerak sendi, luas lingkup gerak sendi (range of motion) dan jenis kekuatan yang dihasilkannya (pemendekan atau pemanjangan otot) (Hadi-Martono, 2004). Apabila kemampuan otot semakin sering dilatih sesuai dengan waktu yang ditentukan maka cairan sinovial akan meningkat atau bertambah. Artinya, penambahan cairan sinovial pada sendi dapat mengurangi resiko cidera pada lansia dan mencegah timbulnya nyeri sendi lutut pada lansia (Taslim, 2001). Hasil penelitian terkait yang telah

dilakukan oleh Yuliastati (2011), yang berjudul “Pengaruh Latihan Rentang Gerak Sendi Terhadap Kekuatan Otot Dan Luas Gerak Sendi Anak Dengan Tuna Grahita Sedang Di Sekolah Luar Biasa Kota Bogor”. Hasil penelitian menunjukkan ada peningkatan kekuatan otot dan luas gerak sendi lutut dan panggul pada kelompok intervensi.

Studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada lansia di Rumah Asuh Anak dan Lansia Griya Asih Lawang diketahui bahwa dari 16 lansia usia di atas 50 tahun didapatkan data ketika mengalami nyeri sendi 9 lansia mengkonsumsi obat, 6 lansia memijat, dan 1 lansia membiarkan ketika mengalami nyeri sendi. Exercise therapy joint mobility kurang diperhatikan dan tidak diterapkan dalam menangani nyeri sendi lutut pada lansia. Peran perawat


(25)

6

dalam hal ini adalah sebagai care giver, advocat, counselor, collaboratot, educator dan

change agent, diantaranya adalah memberikan informasi kepada lansia tentang

exercise therapy joint mobility sesuai intervensi keperawatan dan mengadakan perencanaan serta perubahan yang sistematis dan terarah kepada lansia untuk mengatasi nyeri sendi.

Berdasarkan gambaran dan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti

diatas, maka peneliti ingin melakukan penelitian mengenai “Pengaruh exercise

therapy joint mobility terhadap tingkat nyeri sendi lutut dan tingkat mobilitas pada lansia di Rumah Asuh Anak dan Lansia Griya Asih Lawang”.

1.2 Rumusan Masalah

Apakah ada pengaruh exercise therapy joint mobility terhadap tingkat nyeri sendi lutut dan tingkat mobilitas pada lansia di Rumah Asuh Anak dan Lansia Griya Asih Lawang?

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Menganalisis pengaruh exercise therapy joint mobility terhadap tingkat nyeri sendi lutut dan tingkat mobilitas pada lansia di Rumah Asuh Anak dan Lansia Griya Asih Lawang.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mendeskripsikan gambaran tingkat nyeri sendi lutut sebelum pemberian

exercise therapy joint mobility pada lansia di Rumah Asuh Anak dan Lansia Griya Asih Lawang.

2. Mendeskripsikan gambaran tingkat mobilitas sebelum pemberian exercise therapy joint mobility pada lansia di Rumah Asuh Anak dan Lansia Griya Asih Lawang.


(26)

7

3. Mendeskripsikan gambaran tingkat nyeri sendi lutut sesudah pemberian

exercise therapy joint mobility pada lansia di Rumah Asuh Anak dan Lansia Griya Asih Lawang.

4. Mendeskripsikan gambaran tingkat mobilitas sesudah pemberian exercise therapy joint mobility pada lansia di Rumah Asuh Anak dan Lansia Griya Asih Lawang.

5. Menganalisis pengaruh exercise therapy joint mobility terhadap tingkat nyeri sendi lutut pada lansia di Rumah Asuh Anak dan Lansia Griya Asih Lawang. 6. Menganalisis pengaruh exercise therapy joint mobility terhadap tingkat mobilitas

pada lansia di Rumah Asuh Anak dan Lansia Griya Asih Lawang. 1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Peneliti

Mengaplikasikan mata kuliah riset keperawatan khususnya tentang pengaruh exercise therapy joint mobility terhadap tingkat nyeri sendi lutut dan tingkat mobilitas pada lansia, sehingga dapat menambah wawasan serta pengetahuan peneliti dalam memecahkan masalah secara ilmiah dan analitik. 1.4.2 Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan dasar atau rujukan untuk melakukan penelitian selanjutnya secara berkesinambungan mengenai pengaruh

exercise therapy joint mobility terhadap tingkat nyeri sendi lutut dan tingkat mobilitas pada lansia di berbagai wilayah dengan memberikan informasi terlebih dahulu mengenai peran keluarga sebagai pemberi layanan keperawatan (care giver).


(27)

8

1.4.3 Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi institusi pendidikan untuk bisa dijadikan suatu referensi dan pengambilan kebijakan dalam memilih kurikulum dan penggunaan Nursing Intervention Classification (NIC) untuk disosialisasikan sehingga dapat di terapkan oleh Institusi pendidikan.

1.4.4 Bagi Lansia

Lansia mengetahui pentingnya exercise therapy joint mobility yang tepat dan sesuai kondisi fisik masing-masing. Meningkatkan kesejahteraan lansia dengan cara mendapatkan perawatan yang lebih optimal khususnya dalam pememuhan kebutuhan aktivitasnya.

1.4.5 Bagi Panti

Sebagai pemberi bahan informasi dan sasaran untuk mengetahui pengaruh exercise therapy joint mobility terhadap tingkat nyeri sendi lutut dan tingkat mobilitas pada lansia sehingga dapat digunakan sebagai acuan untuk membina lansia menuju hidup yang lebih sehat.

1.5 Batasan Penelitian

Untuk mempermudah dan mempertegas lingkup penelitian, maka penelitian ini diberi batasan penelitian sebagai berikut :

1. Responden penelitian ini adalah lansia yang mengalami keluhan nyeri sendi dan gangguan mobilitas di Rumah Asuh Anak dan Lansia Griya Asih Lawang.

2. Exercise therapy joint mobility yang dijadikan panduan peneliti dalam penelitian ini adalah exercise therapy joint mobility sesuai pedoman intervensi keperawatan


(28)

9

1.6 Definisi Istilah

Definisi istilah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Exercise therapy (terapi latihan) merupakan suatu upaya

pengobatan/penanganan fisioterapi dengan menggunakan latihan-latihan gerakan tubuh baik secara aktif maupun pasif (Kisner, 1996).

2. Joint mobility (mobilitas sendi) adalah kemampuan seseorang untuk bergerak

secara bebas, mudah, dan teratur yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehat (Mubarak, Nurul Chayatin, 2007).

3. Lanjut usia adalah seseorang yang telah memasuki usia di atas 60 tahun,

menurut Undang-undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia pada Bab 1 Pasal Ayat 2 Lanjut usia (Lansia) adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun ke atas (>60 tahun), baik pria maupun wanita (Kushariyadi, 2010).

1.7 Keaslian Penelitian

Penelitian- penelitian yang berhubungan dengan permasalahan ini antara lain:

1. Afifka Dyah Ayu, 2012, Pemberian Intervensi Senam Lansia Pada Lansia

Dengan Nyeri Lutut di Unit Rehabilitasi Sosial “Margo Mukti Kabupaten Rembang. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan rancangan penelitian eksperiment dan desain one group pre test-post test. Penelitian ini menggunakan uji statistik Wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai signifikansi p-value 0,001 yang berarti sig

<α=(0,05). Disimpulkan bahwa senam lansia ini efektif mengatasi nyeri

lutut pada lansia. Perbedaan dengan penelitian peneliti yaitu pada variabel independent dalam penelitian ini adalah exercise therapy joint mobility serta


(29)

10

variabel dependen dalam penelitian ini adalah tingkat nyeri sendi lutut dan tingkat mobilitas pada lansia. Penelitian peneliti dilakukan di Rumah Asuh Anak dan Lansia Griya Asih Lawang. Penelitian ini menitikberatkan tentang pengaruh exercise therapy joint mobility terhadap tingkat nyeri sendi lutut dan tingkat mobilitas pada lansia di Rumah Asuh Anak dan Lansia Griya Asih Lawang.

2. Dina Dewi, 2009, Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap

Penurunan Persepsi Nyeri Pada Lansia Dengan Artritis Reumatoid di Panti Wredha, Griya Asih Lawang. Penelitian ini adalah penelitian quasi experiment dengan rancangan rangkaian waktu (Time Series Design). Pada design ini dilakukan pretest sebanyak empat kali yaitu pretest (01 02 03 04), kemudian diberikan perlakuan (X), dan diakhir postest juga empat kali (05 06 07 08) lagi. Dari hasil pengukuran dengan menggunakan skala nyeri 0–10 didapatkan hasil sebagai berikut : pengaruh yang signifikan antara pemberian teknik relaksasi napas dalam terhadap penurunan persepsi nyeri pada lansia dengan artritis reumatoid. Perbedaan dengan penelitian peneliti yaitu pada variabel independent dalam penelitian ini adalah exercise therapy joint mobility serta variabel dependen dalam penelitian ini adalah tingkat nyeri sendi lutut dan tingkat mobilitas pada lansia. Penelitian peneliti dilakukan di Rumah Asuh Anak dan Lansia Griya Asih Lawang. Penelitian ini menitikberatkan tentang pengaruh exercise therapy joint mobility terhadap tingkat nyeri sendi lutut dan tingkat mobilitas pada lansia di Rumah Asuh Anak dan Lansia Griya Asih Lawang.


(1)

Exercise therapy joint mobility berpengaruh terhadap kualitas tingkat nyeri sendi lutut dan tingkat mobilitas yang dialami lansia. Mobilitas sendi sangat penting untuk meningkatkan kemandirian diri, meningkatkan kesehatan, memperlambat proses penyakit, khususnya penyakit degeneratif dan untuk aktualisasi diri (harga diri dan citra tubuh). Untuk pasien nyeri sendi, latihan mobilitas ditujukan untuk mengurangi kekakuan, meningkatkan mobilitas sendi, dan mencegah kontraktur jaringan lunak. Terapi latihan mobilitas sendi tersebut antara lain adalah mengenai kecepatan gerak sendi, luas lingkup gerak sendi (range of motion) dan jenis kekuatan yang dihasilkannya (pemendekan atau pemanjangan otot) (Hadi-Martono, 2004). Apabila kemampuan otot semakin sering dilatih sesuai dengan waktu yang ditentukan maka cairan sinovial akan meningkat atau bertambah. Artinya, penambahan cairan sinovial pada sendi dapat mengurangi resiko cidera pada lansia dan mencegah timbulnya nyeri sendi lutut pada lansia (Taslim, 2001). Hasil penelitian terkait yang telah dilakukan oleh Yuliastati (2011), yang berjudul “Pengaruh Latihan Rentang Gerak Sendi Terhadap Kekuatan Otot Dan Luas Gerak Sendi Anak Dengan Tuna Grahita Sedang Di Sekolah Luar Biasa Kota Bogor”. Hasil penelitian menunjukkan ada peningkatan kekuatan otot dan luas gerak sendi lutut dan panggul pada kelompok intervensi.

Studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada lansia di Rumah Asuh Anak dan Lansia Griya Asih Lawang diketahui bahwa dari 16 lansia usia di atas 50 tahun didapatkan data ketika mengalami nyeri sendi 9 lansia mengkonsumsi obat, 6 lansia memijat, dan 1 lansia membiarkan ketika mengalami nyeri sendi. Exercise therapy joint mobility kurang diperhatikan dan tidak diterapkan dalam menangani nyeri sendi lutut pada lansia. Peran perawat


(2)

dalam hal ini adalah sebagai care giver, advocat, counselor, collaboratot, educator dan change agent, diantaranya adalah memberikan informasi kepada lansia tentang exercise therapy joint mobility sesuai intervensi keperawatan dan mengadakan perencanaan serta perubahan yang sistematis dan terarah kepada lansia untuk mengatasi nyeri sendi.

Berdasarkan gambaran dan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti diatas, maka peneliti ingin melakukan penelitian mengenai “Pengaruh exercise therapy joint mobility terhadap tingkat nyeri sendi lutut dan tingkat mobilitas pada lansia di Rumah Asuh Anak dan Lansia Griya Asih Lawang”.

1.2 Rumusan Masalah

Apakah ada pengaruh exercise therapy joint mobility terhadap tingkat nyeri sendi lutut dan tingkat mobilitas pada lansia di Rumah Asuh Anak dan Lansia Griya Asih Lawang?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Menganalisis pengaruh exercise therapy joint mobility terhadap tingkat nyeri sendi lutut dan tingkat mobilitas pada lansia di Rumah Asuh Anak dan Lansia Griya Asih Lawang.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mendeskripsikan gambaran tingkat nyeri sendi lutut sebelum pemberian exercise therapy joint mobility pada lansia di Rumah Asuh Anak dan Lansia Griya Asih Lawang.

2. Mendeskripsikan gambaran tingkat mobilitas sebelum pemberian exercise therapy joint mobility pada lansia di Rumah Asuh Anak dan Lansia Griya Asih Lawang.


(3)

3. Mendeskripsikan gambaran tingkat nyeri sendi lutut sesudah pemberian exercise therapy joint mobility pada lansia di Rumah Asuh Anak dan Lansia Griya Asih Lawang.

4. Mendeskripsikan gambaran tingkat mobilitas sesudah pemberian exercise therapy joint mobility pada lansia di Rumah Asuh Anak dan Lansia Griya Asih Lawang.

5. Menganalisis pengaruh exercise therapy joint mobility terhadap tingkat nyeri sendi lutut pada lansia di Rumah Asuh Anak dan Lansia Griya Asih Lawang. 6. Menganalisis pengaruh exercise therapy joint mobility terhadap tingkat mobilitas

pada lansia di Rumah Asuh Anak dan Lansia Griya Asih Lawang. 1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Peneliti

Mengaplikasikan mata kuliah riset keperawatan khususnya tentang pengaruh exercise therapy joint mobility terhadap tingkat nyeri sendi lutut dan tingkat mobilitas pada lansia, sehingga dapat menambah wawasan serta pengetahuan peneliti dalam memecahkan masalah secara ilmiah dan analitik. 1.4.2 Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan dasar atau rujukan untuk melakukan penelitian selanjutnya secara berkesinambungan mengenai pengaruh exercise therapy joint mobility terhadap tingkat nyeri sendi lutut dan tingkat mobilitas pada lansia di berbagai wilayah dengan memberikan informasi terlebih dahulu mengenai peran keluarga sebagai pemberi layanan keperawatan (care giver).


(4)

1.4.3 Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi institusi pendidikan untuk bisa dijadikan suatu referensi dan pengambilan kebijakan dalam memilih kurikulum dan penggunaan Nursing Intervention Classification (NIC) untuk disosialisasikan sehingga dapat di terapkan oleh Institusi pendidikan.

1.4.4 Bagi Lansia

Lansia mengetahui pentingnya exercise therapy joint mobility yang tepat dan sesuai kondisi fisik masing-masing. Meningkatkan kesejahteraan lansia dengan cara mendapatkan perawatan yang lebih optimal khususnya dalam pememuhan kebutuhan aktivitasnya.

1.4.5 Bagi Panti

Sebagai pemberi bahan informasi dan sasaran untuk mengetahui pengaruh exercise therapy joint mobility terhadap tingkat nyeri sendi lutut dan tingkat mobilitas pada lansia sehingga dapat digunakan sebagai acuan untuk membina lansia menuju hidup yang lebih sehat.

1.5 Batasan Penelitian

Untuk mempermudah dan mempertegas lingkup penelitian, maka penelitian ini diberi batasan penelitian sebagai berikut :

1. Responden penelitian ini adalah lansia yang mengalami keluhan nyeri sendi dan gangguan mobilitas di Rumah Asuh Anak dan Lansia Griya Asih Lawang.

2. Exercise therapy joint mobility yang dijadikan panduan peneliti dalam penelitian ini adalah exercise therapy joint mobility sesuai pedoman intervensi keperawatan (Nursing Intervention Classification).


(5)

1.6 Definisi Istilah

Definisi istilah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Exercise therapy (terapi latihan) merupakan suatu upaya

pengobatan/penanganan fisioterapi dengan menggunakan latihan-latihan gerakan tubuh baik secara aktif maupun pasif (Kisner, 1996).

2. Joint mobility (mobilitas sendi) adalah kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas, mudah, dan teratur yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehat (Mubarak, Nurul Chayatin, 2007).

3. Lanjut usia adalah seseorang yang telah memasuki usia di atas 60 tahun, menurut Undang-undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia pada Bab 1 Pasal Ayat 2 Lanjut usia (Lansia) adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun ke atas (>60 tahun), baik pria maupun wanita (Kushariyadi, 2010).

1.7 Keaslian Penelitian

Penelitian- penelitian yang berhubungan dengan permasalahan ini antara lain:

1. Afifka Dyah Ayu, 2012, Pemberian Intervensi Senam Lansia Pada Lansia Dengan Nyeri Lutut di Unit Rehabilitasi Sosial “Margo Mukti Kabupaten Rembang. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan rancangan penelitian eksperiment dan desain one group pre test-post test. Penelitian ini menggunakan uji statistik Wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai signifikansi p-value 0,001 yang berarti sig <α=(0,05). Disimpulkan bahwa senam lansia ini efektif mengatasi nyeri lutut pada lansia. Perbedaan dengan penelitian peneliti yaitu pada variabel independent dalam penelitian ini adalah exercise therapy joint mobility serta


(6)

variabel dependen dalam penelitian ini adalah tingkat nyeri sendi lutut dan tingkat mobilitas pada lansia. Penelitian peneliti dilakukan di Rumah Asuh Anak dan Lansia Griya Asih Lawang. Penelitian ini menitikberatkan tentang pengaruh exercise therapy joint mobility terhadap tingkat nyeri sendi lutut dan tingkat mobilitas pada lansia di Rumah Asuh Anak dan Lansia Griya Asih Lawang.

2. Dina Dewi, 2009, Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Penurunan Persepsi Nyeri Pada Lansia Dengan Artritis Reumatoid di Panti Wredha, Griya Asih Lawang. Penelitian ini adalah penelitian quasi experiment dengan rancangan rangkaian waktu (Time Series Design). Pada design ini dilakukan pretest sebanyak empat kali yaitu pretest (01 02 03 04), kemudian diberikan perlakuan (X), dan diakhir postest juga empat kali (05 06 07 08) lagi. Dari hasil pengukuran dengan menggunakan skala nyeri 0–10 didapatkan hasil sebagai berikut : pengaruh yang signifikan antara pemberian teknik relaksasi napas dalam terhadap penurunan persepsi nyeri pada lansia dengan artritis reumatoid. Perbedaan dengan penelitian peneliti yaitu pada variabel independent dalam penelitian ini adalah exercise therapy joint mobility serta variabel dependen dalam penelitian ini adalah tingkat nyeri sendi lutut dan tingkat mobilitas pada lansia. Penelitian peneliti dilakukan di Rumah Asuh Anak dan Lansia Griya Asih Lawang. Penelitian ini menitikberatkan tentang pengaruh exercise therapy joint mobility terhadap tingkat nyeri sendi lutut dan tingkat mobilitas pada lansia di Rumah Asuh Anak dan Lansia Griya Asih Lawang.