PENGARUH PEMBERIAN EXPRESSIVE MOVEMENT MUSIC MODALITY TERAPHY TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI RUMAH ASUH ANAK & LANSIA (RAAL) GRIYA ASIH LAWANG KABUPATEN MALANG
i
PENGARUH PEMBERIAN EXPRESSIVE MOVEMENT
MUSIC MODALITY TERAPHY TERHADAP PENURUNAN
TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI RUMAH ASUH
ANAK & LANSIA (RAAL) GRIYA ASIH
LAWANG KABUPATEN MALANG
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang
Oleh :
DEVI NURISKA PUTRI
NIM. 201010420311186
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2014
(2)
(3)
(4)
iv
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Devi Nuriska Putri NIM : 201010420311186
Program Studi : Program Studi Ilmu Keperawatan FIKES UMM
Judul Skripsi : Pengaruh Pemberian Expressive Movement Music Modality Teraphy Terhadap Penurunan Tingkat Depresi pada Lansia di Rumah Asuh Anak dan Lansia Griya Asih Lawang Kabupaten Malang
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri. Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa tugas akhir ini adalah hasil plagiat, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Malang, 30 Januari 2014
Devi Nuriska Putri NIM.201010420311186
(5)
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, rahmat dan bimbingan-Nya saya dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Pemberian Expressive Movement Music Modality Teraphy Terhadap Penurunan Tingkat Depresi Pada Lansia di Rumah Asuh Anak & Lansia (RAAL) Griya Asih Lawang Kabupaten Malang”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana keperawatan (S, Kep) pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang. Bersama dengan ini saya mengucapkan terimakasih dengan hati yang tulus kepada :
1. Yoyok Bekti Prasetyo, M.Kep, Sp.Kom selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
2. NurulAini, S.Kep.Ns, M.Kep selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
3. Aini Alifatin,M.,Kep selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan bimbingan hingga terselesaikannya skripsi ini.
4. Sunardi M.Kep selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan hingga terselesaikannya skripsi ini.
5. Semua keluargaku, yang telah memberikan semangat, doa, dan bantuannya baik dalam moril, material, spiritual kepada saya selama menempuh pendidikan.
6. Semua dosen PSIK UMM yang telah mengajar, mendidik dan membimbing selama masa belajar.
7. Teman-teman PSIK khususnya angkatan 2010.
8. Semua pihak yang telah membantu yang tidak bisa disebutkan satu per satu.
Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah SWT senantiasa memudahkan langkah-langkah kita menuju kebaikan dan selalu menganugerahkan kasih sayang-Nya untuk kita semua. Amin.
(6)
vi
ABSTRACT
The Influence Of Granting Expressive Movement Music Modality Teraphy To A Decrease In Rate Of Depression In Foster Care For The Elderly & Child
( RAAL ) Griya Asih Lawang District Malang
Devi Nuriska Putri 1, Aini Alifatin S.Kep., Ners., M.Kep 2, Sunardi M.Kep 3 The background depression is a sad feelings and pessimistic, that associated with agony may constitute an attack that is intended in yourself or a feeling of anger that in. An act done to repair the mental and physical mobility can use benefit resulting from a combination of music and motion is expressive movement music theraphy. The purpose of this activity to express feelings that suppresses in the life of a day day through movement that is displayed and music heard, music according to the experts believed can be lowered emotional distress by the mechanisms of feedback hpa axis by a lowered hormone cortisol the cause of depression and the movement is done with regular during / day in 30 minutes for the elderly can increase circulation of the blood and can improve health physically or psychologically. Design research that we use is pre experiment with the methods of data pre and post test one group
don’t control group. Variable free used is expressive movement music modality
theraphy and variable bound namely depression. A population of as many as 23 people, later retrieved purposive use sampling techniques and was detected the number of samples from 15 people. Analysis of data done with the statistics wilcoxon ranks test variable in pairs. The result analysis of data obtained p value asymp signt = 0.014 ( p value < 0.05 ). Conclusion there are the different levels of depression before and after done expressive movement music modality teraphy in a group of elderly in foster care children and elderly griya asih lawang district unfortunate have a meaningful. Keyword depression, music theraphy, expressive movement music.
1 The Science Of Nursing, A Student Of A Course Of Study The Faculty Of Health,
Muhammadiyah University Unfortunate
2 Lecturer The Science Of Nursing, A Course Of Study The Faculty Of Health,
Muhammadiyah University Unfortunate.
3 Lecturer The Science Of Nursing, A Course Of Study The Faculty Of Health,
(7)
vii
INTISARI
Pengaruh Pemberian Expressive Movement Music Modality Teraphy Terhadap Penurunan Tingkat Depresi Pada Lansia di Rumah Asuh Anak & Lansia (RAAL) Griya Asih
Lawang Kabupaten Malang
Devi Nuriska Putri 1, Aini Alifatin S.Kep., Ners., M.Kep 2, Sunardi M.Kep 3 Latar Belakang depresi merupakan suatu perasaan sedih dan pesimis yang berhubungan dengan penderitaan, dapat berupa serangan yang ditujukan pada diri sendiri atau perasaan marah yang dalam. Tindakan yang dilakukan untuk memperbaiki kondisi mental dan mobilitas fisik bisa menggunakan manfaat yang dihasilkan dari kombinasi antara musik dan gerak yaitu Expressive movement music theraphy. Tujuan kegiatan ini untuk mengekspresikan perasaan yang menekan dalam kehidupan sehari – hari lewat gerakan yang ditampilkan dan musik yang diperdengarkan, musik menurut para ahli dipercaya dapat menurunkan tekanan emosional melalui mekanisme umpan balik HPA axis dengan menurunkan hormon kortisol penyebab depresi dan gerakan yang dilakukan dengan teratur selama ± 30 menit/hari pada lansia dapat meningkatkan sirkulasi darah serta dapat meningkatkan kesehatan secara fisik maupun psikologis. Desain penelitian yang digunakan adalah pre experiment dengan metode pengambilan data pre dan post test one group tanpa kelompok kontrol. Variabel bebas yang digunakan adalah Expressive Movement Music Modality Theraphy dan variabel terikat yaitu depresi. Jumlah populasi sebanyak 23 orang, kemudian diambil menggunakan teknik purposive sampling dan diketahui jumlah sampel sebanyak 15 orang. Analisis data diakukan dengan uji statistik wilcoxon ranks test variabel berpasangan. Hasil analisis data didapatkan P value asymp signt = 0.014 (P value < 0.05). Kesimpulan terdapat perbedaan tingkat depresi sebelum dan sesudah dilakukan expressive movement music modality teraphy pada kelompok lansia di rumah asuh anak dan lansia griya asih Lawang Kabupaten Malang mempunyai hasil yang bermakna. Kata Kunci depresi, terapi musik, expressive movement music.
1 Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas
Muhammadiyah Malang.
2 Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas
Muhammadiyah Malang.
3 Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas
(8)
viii
DAFTAR ISI
Halaman Judul ... i
Lembar Persetujuan ... ii
Lembar Pengesahan ... iii
Lembar Keaslian Penelitian ... iv
Kata Pengantar ... v
Abstract ... vi
Intisari ... vii
Daftar Isi ... viii
Daftar Lampiran ... x
Daftar Bagan ... xi
Daftar Tabel ... xii
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 4
1.3. Tujuan Penelitian ... 4
1.3.1. Tujuan Umum ... 4
1.3.2. Tujuan Khusus ... 5
1.4. Manfaat Penelitian ... 5
1.4.1. Bagi Pasien ... 5
1.4.2. Bagi Peneliti ... 5
1.4.3. Bagi Panti ... 6
1.4.4. Bagi Peneliti Selanjutnya ... 6
1.4.5. Bagi Institusi Pendidikan ... 6
1.5. Keaslian Penelitian ... 6
1.6. Batasan Penelitian ... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Lansia ... 8
2.1.1. Definisi Lansia ... 8
2.1.2. Teori – Teori Proses Menua ... 8
2.1.3. Tipe Kepribadian pada Lansia ... 18
2.1.4. Mekanisme Koping Pada Lansia ... 19
2.2. Depresi ... 22
2.2.1. Definisi Depresi ... 22
2.2.2. Etiologi Depresi ... 24
2.2.4. Tanda Dan Gejala Depresi ... 34
2.2.5. Fisiologi Depresi ... 37
2.2.6. Alat Ukur Depresi ... 38
2.3. Terapi Musik ... 39
2.3.1. Definisi Terapi Musik ... 39
2.3.2. Sejarah Terapi Musik ... 41
2.3.3. Music And Movement ... 45
2.3.4. Expressive Movement Music Modality Teraphy ... 48
2.3.5. Hubungan Music Listening Terhadap Depresi ... 50
2.3.6. Manfaat Movement Terhadap Depresi ... 51
(9)
ix
BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1. Uraian Kerangka Konsep Kerangka Konsep ... 56
3.2. Hipotesis Penelitian ... 59
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian ... 60
4.2. Kerangka Kerja Penelitian (Frame Work) ... 60
4.3. Populasi, Sample, Dan Sampling ... 61
4.3.1. Populasi ... 61
4.3.2. Sample ... 62
4.3.3. Sampling ... 62
4.3.4. Ukuran Sample ... 62
4.4. Kriteria Inklusi dan Eksklusi ... 63
4.5. Variable Penelitian ... 64
4.5.1. Variable Independen ... 64
4.5.2. Variable Dependen... 65
4.6. Definisi Operasional ... 65
4.7. Tempat Dan Waktu Penelitian ... 67
4.8. Instrument Penelitian ... 67
4.9. Prosedur Pengumpulan Data ... 68
4.9.1. Prosedur Penelitian ... 68
4.9.2. Pengolahan Data ... 68
4.10. Analisa Data... 70
4.11. Etika Penelitian ... 71
BAB V HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA 5.1. Karakteristik Responden ... 73
5.2. Analisis Perbedaan Tingkat Depresi Sebelum dan Sesudah Dilakukan EMMMT ... 78
BAB VI PEMBAHASAN 6.1. Karakteristik Responden ... 80
6.2. Skala Depresi Sebelum Diberikan EMMMT ... 90
6.3. Skala Depresi Setelah Diberika EMMMT... 92
6.4. Pengaruh Pemberian EMMMT Terhadap Penurunan Tingkat Depresi ... 95
6.5. Keterbatasan Penelitian ... 97
6.6. Implikasi Keperawatan ... 97
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan ... 99
7.2 Saran ... 99
(10)
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Studi Pendahuluan dan Penelitian ... 106
Lampiran 2 Lembar Persetujuan Responden ... 107
Lampiran 3 Surat Keterangan Penelitian ... 108
Lampiran 4 Geriatric Depression Scale (GDS) ... 109
Lampiran 5 Standart Operational Prosedur (SOP) ... 111
Lampiran 6 Jenis Musik EMMMT ... 113
Lampiran 7 Hasil GDS Sebelum dan Sesudah Dilakukan EMMMT ... 114
Lampiran 8 Hasil Observasi EMMMT ... 115
Lampiran 9 Master Tabel Distribusi Responden ... 117
Lampiran 10 Hasil Analisis Uji Wilcoxon ... 118
Lampiran 11 Dokumentasi Tindakan ... 119
Lampiran 12 Lembar Konsultasi Skripsi ... 120
(11)
xi
DAFTAR BAGAN
Bagan 3.1. Kerangka Konsep ... 58 Bagan 4.1. Kerangka Kerja Penelitian (Frame Work) ... 61
(12)
xii
DAFTAR TABEL
Table 4.1. Rancangan Pre – Pascatest ... 60
Table 4.5. Definisi Operasional ... 61
Tabel 5.1.1. Distribusi Frekuensi Lansia Berdasarkan Usia ... 74
Tabel 5.1.2 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan ... 74
Tabel 5.1.3. Distribusi Responden Berdasarkan Lama Tinggal di Panti ... 75
Tabel 5.1.4. Distribusi Berdasarkan Asal Daerah ... 75
Tabel 5.1.5 Distribusi Jenis Penyakit ... 76
Tabel 5.1.6. Distribusi Jenis Pekerjaan ... 76
Tabel 5.1.7. Distribusi Tingkat Aktivitas ... 77
(13)
xiii
DAFTAR PUSTAKA
Amir, N. (2005). Depresi : Aspek Neurobiology, Diagnosis, dan Tata Laksana. Jakarta : Balai Penerbit FK UI.
Asrin, dkk. (2007). Pemanfaatan Terapi Musik Untuk Meningkatkan Status Kesadaran Pasien Trauma Kepala Berat. Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal Of Nursing), Vol. 2, No. 2
Aziz, alimul. (2003). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta : Salemba Medika
Aziz, alimul. (2004). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : EGC
Azizah, L.Ma’rifatul. ( 2010). Keperawatan Jiwa Aplikasi Praktik Klinik. Jakarta : Graha Ilmu
Baker, F & Jeanette Tamplin. (2006). Music Therapy Methods in Neurorehabilitation: A Clinician’s Manual. London : British Library.
BPS RI - Susenas. (2010). Profil Penduduk Lanjut Usia. Jakarta : Komnas Lansia (http://www. Profil penduduk lanjut usia.com.)
Carole Wade & Carol Tavris. (2007). Psikologi Edisi 9. Jakarta : Erlangga
Chang – Quan, H.,et al. (2009). Cronic Diseases And Risk For Depression In Old Age : A Meta – Analysis Of Published Literature. Aging research reviews, 9, 131 – 141. Crowie, J. Barbara. (2004). Music and Soul Making. USA : Scarecrow Press
Crowie, J. Elizabet. (2009). Patofisiologi : Buku Saku. Jakarta : ECG
Dahlan, S. (2011). Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan : Deskriptif, Bivariat, dan Multivariate, Dilengkapi Aplikasi dengan Menggunakan Spss. Jakarta : Salemba Medika.
Djohan. (2006). Terapi Musik. Yokyakarta : Galangpress
Dwi Marta, Ollivya Freska. (2012). Determinan Tingkat Depresi pada Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Budhi Mulia 4 Jakarta Selatan. Jounal Fakultas Kedokteran PSIK Universitas Indonesia Depok
Eschen, Johannes. (2002). Analytical Music Therapy. London : Jessica Kingsley Publishers.
Goodil, Sharon. (2005). An Introduction to Medicl Movement Therapy. London : Jessica Kingsley Publishers.
Handayani, Christina S & Novianto Ardhan. (2004). Kepribadian Wanita Jawa. Yogyakarta : LKIS Pelangi Aksara.
(14)
xiv
Hudak, C.M. & Gallo, B.M. (2010). Keperawatan Kritis : Pendekatan Holistik. Jakarta : EGC
James, Joyce dkk. (2008). Prinsip – prinsip Sains Untuk Keperawatan. Jakarta : Erlangga. Kaplan & Sadock. (2010). Buku Ajar Psikiatri Klinis. Jakarta : EGC
Kaplan R. (2001). The Nature Of The View From Home : Psychological Benefit. Environment And Behavior. New York : Cambridge University Press.
Kaplan, Harold dkk. (1997). Synopsis Psikiatri. Jakarta : Binarupa Aksara
Keller, M. Jean. (1991). Activities With Developmentally Disabled Elderly And Older Adult. New York : Haworth Press
Kennedy, roy. (2005). Comparison Of Movement To Usic, Rhytm Activities And Competitive Games On Depression, Stress, Anxiety, and Anger Of Females In Substance Abuse. American Music Theraphy Association dalam Jurnal of Music Therapy Vol.XLII No.1.
Kushariadi. (2010). Asuhan Keperawatan pada Klien Lanjut Usia. Jakarta : Salemba Medika
Kustenmacher, Titi & Lothar J. Seiwert. (2004). How to Simplify Your Life. Jakarta : Transmedia.
Lau, Edwin. (2009). Healthy Express Super Sehat dalam 2 Minggu. Jakarta : Gramedia Pustaka.
Lenze, E.J., Rogers, J.C., Martire, L.M., Mulsant, B.H., Rollman, B.L., Dew, M.A., Schulz, R., & Reynolds III, C.F. (2001). The Association of Late-Life Depression and Anxiety With Physical Disability A Review of the Literature and Prospectus for Future Research. Am J Geriatr Psychiatry, 9:113–135
Maratos, Anna. (2009). Journal Movement to Music Theraphy for Depreesion (Vol. 14 Issue 2)
Maryam,R. Siti. (2008). Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta : Salemba Medika
Mendut, Sutanto. (2002). Kosmologi Gendhing – Gendheng. Magelang : Perpustakaan Nasional RI (Katalog dalam Terbitan/KDT)
Michael, J. Gibney dkk. (2005). Gizi kesehatan masyarakat. Jakarta : EGC
Nevid, Jeffrey S. (2003). Abnormal Psychology in a Changing World, Edisi 5. Jakarta : Erlangga
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta. Nugroho, Wahyudi. (2008). Keperawatan Gerontik & Geriatrik, Edisi 3. Jakarta : EGC Nugroho,Wahyudi. (2000). Keperawatan Gerontik. Jakarta : EGC.
(15)
xv
Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
OZ, Mehmed C & Roizen Michael F. (2007). Staying Young. New York : Qanita Press Pasiak, Taufik. (2009). Unlimited Potency Of Brain : Kenali dan Manfaatkan sepenuhnya
potensi Otak Anda yang Tak Terbatas. Bandung : Mizan Pustaka.
Peraturan Presiden No. 72 Tahun 2012 (http://www. Google.co.id//undang-undang terapi alternatif, diakses 5 Desember 2013)
Potter & Perry. (2005). Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC
Rafknowledge. (2004). Insomnia dan Gangguan Tidur Lainnya. Jakarta : Elex Media Komputindo.
Russel R. Pate. (2005). Physical Activity and Public Health – Recommendation from the Centers for Disease Control and Prevention and the American College of Sports Medicine. (http: // wonder. Cdc. Gov/ wonder/ preguid/ p0000391. Asp, diakses 25 Januari 2014).
Santoso, singgih. (2006). Mengenal SPSS Untuk Statistika Non – Parametric. Jakarta : Elek Media Komputindo.
Soejono, C. H., Setiati, S & Wiwie. (2000). Pedoman Pengelolaan Kesehatan Pasien Geriatric : Untuk Dokter & Perawat. Jakarta : Penerbit FK UI.
Stanley, M. & Beare, P.G. (2006). Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Jakarta : EGC. Sudoyo, A.W., et al. (2006). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Vol.3. Jakarta : Pusat
Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI.
Sugiono. (2010). Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Bandung : Alfabeta
Suryo, H. (2011). Gambaran Depresi Pada Lansia Di panti Werdha Dharma Bakti Surakarta. Journal FIKES Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Sumitra, I Nengah. (2008). Hubungan Antara Aktivitas Fisik dengan Depresi pada
Lansia di Panti Pelayanan Lansia “Wana Seraya” Denpasar. Journal
Keperawatan Poltekes Depkes Denpasar. Vol 2, No, 77 - 83 Syamsuddin. (2006). Depresi pada Lansia . (Online)
(http://www.depsos.go.id/modules.php?name=Private_Messaga&mode=post&u=484, diakses 17 Oktober 2013)
Tamher & Noorkasiani. (2009). Kesehatan Usia Lanjut Dengan Pendekatan Asuhan Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
Undang – undang RI Nomer 36 TAhun 2009 tentang Kesehatan.
Unkefer, Robert F. & Michael H. Thaut. (2005). Music Therapy in the treathment of adult with mental disorders. Barcelona Publishers.
(16)
xvi
Van der Wurff, F. B. et al. (2004). Prevalence And Risk Factors For Depression In Elderly Turkish And Moroccan Migrants In The Netherlands. Journal Of Affective Disorders, 106, 295 – 299.
Veer – Tazelaar, P., et al. (2007). Depression In Old Age (75+), the PIKO Study. Jornal Of The Affective Disorders, 106, 295 – 299.
Videbeck, S.L. (2008). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC
Wartonah, T. 2004. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan, Salemba Medika, Jakarta
Wirakusumah, Emma. (2003). Tip Dan Solusi Gizi Untuk Tetap Cantik, Sehat Dan Bahagia Di Masa Menopause Dengan Terapi Estrogen Alami. Jakarta : Gramedia Pustaka
Yenny. Y. 2008. Depresi Lansia, Ayo Kita Atasi, (Online), (http://www.tanyadokteranda.com/, diakses 4 Desember 2013)
(17)
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Keberhasilan di bidang kesehatan merupakan cita – cita suatu bangsa, hal tersebut dapat terlihat dari peningkatan Umur Harapan Hidup (UHH) dan Angka Harapan Hidup (AHH). Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) di Indonesia terjadi peningkatan UHH pada tahun 2000 yaitu 64 tahun (dengan persentase populasi lansia 7,18%). Angka ini meningkat menjadi 69 tahun pada tahun 2010 (dengan persentase populasi lansia 7,56%) dan pada tahun 2011 menjadi 70 tahun (dengan persentase populasi lansia 7,58%) (Pusdatin Kementrian Kesehatan RI, 2013).Jumlah lanjut usia (lansia) yang meningkat, membutuhkan upaya pemeliharaan kesehatan yang ditujukan untuk menjaga agar tetap hidup sehat dan produktif secara sosial maupun ekonomis sesuai martabat kemanusiaan (pasal 138 UU No.36 tahun 2009 tentang kesehatan lanjut usia).
Peningkatan jumlah lanjut usia berpengaruh pada berbagai aspek kehidupan lansia seperti perubahan fisik, sosial, dan psikologis (Maryam, 2008). Dampak peningkatan jumlah lansia ini menimbulkan permasalahan terkait dengan keterbatasan lansia terutama karena faktor usia dan biologis (BPS – RI, 2009). Akibat adanya perubahan tersebut, lansia dapat merasakan adanya kekurangan yang dapat menimbulkan perasaan negatif pada dirinya, seperti perasaan depresi (Rafknowledge, 2004). Beck (1976, dalam Nevid, Rathus, dan Greene, 2005) meyakini bahwa orang yang mengadopsi cara berfikir yang negatif ini memiliki resiko yang lebih besar untuk menjadi depresi bila dihadapkan pada pengalaman hidup yang menekan atau
(18)
2
mengecewakan, seperti pensiun, penyakit atau ketidakmampuan fisik, penempatan dalam panti werda, kematian pasangan, dan kebutuhan untuk merawat pasangan yang kesehatannya menurun. Kematian keluarga dan teman-teman menimbulkan duka cita dan mengingatkan pada orang yang berusia lanjut akan usia mereka yang semakin bertambah dan dekat dengan kematian (Nevid, Rathus & Greene, 2005).
Depresi adalah suatu perasaan sedih dan pesimis yang berhubungan dengan penderitaan, dapat berupa serangan yang ditujukan pada diri sendiri atau perasaan marah yang dalam (Nugroho, 2000). Teori psikodinamika mengenai depresi meyakini bahwa depresi mewakili kemarahan yang diarahkan ke dalam diri sendiri dan bukan terhadap orang – orang yang dikasihi. Depresi merupakan salah satu bentuk gangguan mood yang dapat mempengaruhi pemikiran, pengambilan keputusan, perilaku, hubungan interpersonal dan fungsi tubuh secara keseluruhan pada si penderita. Gangguan mood melibatkan interaksi yang kompleks antara pengaruh biologis, psikologis, dan stressor psikososial (Cui & Vaillant 1997, dalam Nevid, Rathus, & Greene, 2005).
Keadaan depresi yang tidak ditangani dapat meningkatkan resiko percobaan bunuh diri, perilaku merusak seperti mudah tersinggung dan agresif, penggunaan obat terlarang dan alkohol, perilaku merokok lebih banyak dari biasanya, gangguan dalam hubungan, pekerjaan dan gangguan pola makan (bulimia nervosa, anoreksia nervosa dan obesitas) (Lubis, 2009). Jika depresi menyerang lansia akan mengalamai penyakit fisik dan mental yang lebih tinggi dibandingkan individu yang lebih muda (Stocklager & Liz, 2007).
Fisiologi depresi ditandai dengan aktivitas HPA (Hipotalamus-Pituitary-Adrenal) axis meningkat dengan meningkatkan Corticotropin Releasing Hormon (CRH) yang
(19)
3
dilepas oleh hypothalamus ke cairan cerebrospinal, hipersekresi adrenocorticotropin hormone (ACTH) yang dilepas oleh kelenjar hipofise (Pituitary) ke sirkulasi darah, meningkatnya episode sekresi ACTH dan berkurangnya respon ACTH terhadap CRH, meningkatnya pelepasan cortisol dari kelenjar adrenal, serta penambahan volume hipofisis dan cortex adrenal (keduanya akibat usaha keras merespon ACTH). Deregulasi feedback system aksis ini menjadi sebab utama banyak keluhan dan tanda dari depresi (Pasiak, 2009). Oleh karena itu, Expressive Movement Music Teraphy yang memanfaatkan musik dan gerak dengan aktivasi sistem saraf simpatis dan parasimpatis serta meningkatkan pelepasan berbagai hormon dan peptida, yang meliputi hormon dan peptida pada aksis HPA seperti sistem opioid endogen, vasopresin
ariginin, dan oksitosin, kemudian menurunkan kadar ACTH dan kortisol yang
menyebabkan kondisi individu menjadi relaks dengan pengeluaran serotonin yang membuat individu merasa senang, bahagia, meningkatkan perasaan sejahtera dan memperbaiki nafsu makan (Elizabet J.Crowe, 2009).
Expressive Movement Music adalah salah satu dari teknik dan program Movement Music Theraphy yang memanfaatkan respon gerak individu lewat media musik yang diperdengarkan, bahkan pada seseorang yang tidak bisa melakukan ambulasi secara mandiri atau duduk dikursi roda bebas melakukan improvisasi dalam musik yang ditujukan dalam express feeling salah satu contoh dalam improvisasi musik adalah bisa dilakukan dengan expressive movement yaitu bergerak dengan bebas sesuai kreasi klien lewat musik dengan tujuan untuk memperbaiki kondisi mental dan juga gerakan bermanfaat untuk kebutuhan fisik memperbaiki kondisi insomnia, memperbaiki mobilitas fisik, kemampuan kognitif dan meningkatkan circulasi darah (Eschen, 2002). Gerakan Expressive Movement Music berfungsi untuk meluapkan perasaan emosional terhadap pengalaman sehari – hari yang menekan, musik digunakan
(20)
4
sebagai pengiring untuk menuntun dan membentuk aktivitas motorik selain itu juga bisa mengingatkan seseorang terhadap pengalaman yang lalu (Robert, 2005).
Hasil studi pendahuluan dilaksanakan oleh peneliti di Rumah Asuh Anak dan Lansia Griya Asih Lawang Kabupaten Malang. Berdasarkan rekam medis pada bulan Maret hingga Oktober 2012 terdapat 11 dari 24 pasien yang terdiagnose depresi, sekarang ini di bulan Januari hingga Desember tahun 2013 menjadi 23 pasien. Terapi musik pernah dilakukan sekitar 3 tahun yang lalu dan menurut pengurus panti tersebut terlihat hasil yang memuaskan. Penelitian (Kennedy, 2005) tentang perbandingan efektivitas antara music and movement, rhytm music, competitive game pada wanita yang berumur 45 – 60 tahun yang mengalami depresi, didapatkan hasil bahwa movement music teraphy yang mendapat peringkat tertinggi dengan presentase 67% (American Music Theraphy Association, 2005 dalam Jurnal of Music Therapy,2005). Berdasarkan permasalahan tersebut maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Pemberian Expressive Movement Music Modality Teraphy Terhadap Penurunan Tingkat Depresi Pada Lansia di Rumah Asuh Anak & Lansia (RAAL) Griya Asih Lawang Kabupaten Malang
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut : “ Apakah Terdapat Pengaruh Pemberian Expressive Movement Music Modality Teraphy Terhadap Penurunan Tingkat Depresi Pada Lansia di Rumah Asuh Anak & Lansia (RAAL) Griya Asih Lawang Kabupaten Malang?”
(21)
5
1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Pemberian Expressive Movement Music Modality Teraphy Terhadap Penurunan Tingkat Depresi Pada Lansia di Rumah Asuh Anak & Lansia (RAAL) Griya Asih Lawang Kabupaten Malang
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi tingkat depresi pasien sebelum dilakukan Expressive Movement Music Modality Teraphy.
2. Mengidentifikasi tingkat depresi pasien sesudah dilakukan Expressive Movement Music Modality Teraphy.
3. Menganalisis Pengaruh Pemberian Expressive Movement Music Modality Teraphy Terhadap Penurunan Tingkat Depresi Pada Lansia di Rumah Asuh Anak & Lansia (RAAL) Griya Asih Lawang Kabupaten Malang. 1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Bagi Pasien
Agar pasien bisa mengisi waktu luang dengan kegiatan Expressive Movement Music Modality Teraphy, dan pasien bisa menurunkan tekanan perasaan serta meluapkan emosinya lewat terapi ini agar pasien merasa tenang dan memperoleh harapan untuk menjalani aktivitas sehari-hari.
(22)
6
1.4.2. Bagi Peneliti
Memberikan pengetahuan dan memperkaya pengalaman bagi penulis dalam menyusun dan memberikan penatalaksanaan Expressive Movement Music Modality Teraphy pada lansia dengan depresi.
1.4.3. Bagi Lansia di Panti
Bisa meneruskan aktivitas terapi ini, dikarenakan suatu terapi merupakan suatu program yang berkelanjutan agar diperoleh manfaat yang besar pada diri pasien. 1.4.4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Sebagai bahan dasar atau rujukan dalam mengembangkan penelitian selanjutnya terkait program dan teknik terapi musik secara berkesinambungan terhadap kejadian permasalahan tingkat depresi pada pasien lansia.
1.4.5. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai dokumentasi serta informasi dalam rangka pengembangan pengetahuan mahasiswa mengenai penatalaksanaan Expressive Movement Music Modality Teraphy untuk mengetahui tingkat depresi sebelum dan sesudah dilakukan terapi.
1.5. Keaslian Penelitian
1. Penelitian Anna Maratos dkk (2009) meneliti tentang music and movement theraphy for depression terhadap lansia membuktikan bahwa setelah dilakukan tindakan eksperimen music and movement theraphy selama 3 kali dalam satu minggu selama 4 minggu dapat menurunkan tingkat depresi yang menunjukkan signifikasi sebesar (p<0,001). Penelitian Anna dengan penelitian yang akan dilakukan adalah sama yaitu pada variable
(23)
7
independennya pada penelitian Anna menggunakan Music and Movement sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan menggunakan program dan teknik dalam music and movement itu sendiri yaitu expressive movement music teraphy untuk mengetahui perbedaan tingkat depresi pada lansia.
2. Penelitian Roy kennedy, dkk (2005) meneliti tentang perbandingan movement music , rhytm music activity dan competitive games terhadap pasien perempuan usia 45 - 60 tahun ke atas yang mengalami depresi, stress, kecemasan dan marah.membuktikan movement music , rhytm music activity dan competitive games dapat menurunkan tingkat depresi, stress, kecemasan dan marah. Dalam penelitian ini hanya dipilih 10 dari 20 klien dengan menggunakan 3 terapi musik, penelitian ini menggunakan alat pertama Novaco Anger Scale dengan uji t-test, nilai t p < 0,001. Alat yang ke dua menggunakan State-Trait Anxiety Inventory hasil uji t menunjukkan nilai t p < 0,02.
Perbedaan dari penelitian Roy kennedy, dkk dengan penelitian yang akan dilakukan adalah pada penelitian Roy, dkk variable independentnnya menggunakan 3 teraphy untuk membandingkan perbedaan 3 terapi (movement music , rhytm music activity dan competitive games )tersebut terhadap efektivitas penurunan ke 4 variable dependentnya (depresi, stress, kecemasan dan marah), sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan variable independennya menggunakan Expressive Movement Music Modality Teraphy dan variable dependennya ingin mengetahui dan mengidentifikasi tingkat depresi sebelum dan sesudah dilakukan terapi tersebut.
(24)
8
1.6. Batasan Penelitian
Menghindari luasnya pembahasan dan kajian dalam penelitian ini, maka peneliti membatasi penelitian pada :
1. Peneliti hanya meneliti lansia di Rumah Asuh Anak dan Lansia Griya Asih Lawang Kabupaten Malang.
2. Peneliti hanya meneliti lansia depresi ringan dan berat yang kooperatif di Rumah Asuh Anak dan Lansia Griya Asih Lawang Kabupaten Malang. 3. Peneliti hanya meneliti skala depresi lansia di Rumah Asuh Anak dan
(1)
dilepas oleh hypothalamus ke cairan cerebrospinal, hipersekresi adrenocorticotropin hormone (ACTH) yang dilepas oleh kelenjar hipofise (Pituitary) ke sirkulasi darah, meningkatnya episode sekresi ACTH dan berkurangnya respon ACTH terhadap CRH, meningkatnya pelepasan cortisol dari kelenjar adrenal, serta penambahan volume hipofisis dan cortex adrenal (keduanya akibat usaha keras merespon ACTH). Deregulasi feedback system aksis ini menjadi sebab utama banyak keluhan dan tanda dari depresi (Pasiak, 2009). Oleh karena itu, Expressive Movement Music Teraphy yang memanfaatkan musik dan gerak dengan aktivasi sistem saraf simpatis dan parasimpatis serta meningkatkan pelepasan berbagai hormon dan peptida, yang meliputi hormon dan peptida pada aksis HPA seperti sistem opioid endogen, vasopresin ariginin, dan oksitosin, kemudian menurunkan kadar ACTH dan kortisol yang menyebabkan kondisi individu menjadi relaks dengan pengeluaran serotonin yang membuat individu merasa senang, bahagia, meningkatkan perasaan sejahtera dan memperbaiki nafsu makan (Elizabet J.Crowe, 2009).
Expressive Movement Music adalah salah satu dari teknik dan program Movement Music Theraphy yang memanfaatkan respon gerak individu lewat media musik yang diperdengarkan, bahkan pada seseorang yang tidak bisa melakukan ambulasi secara mandiri atau duduk dikursi roda bebas melakukan improvisasi dalam musik yang ditujukan dalam express feeling salah satu contoh dalam improvisasi musik adalah bisa dilakukan dengan expressive movement yaitu bergerak dengan bebas sesuai kreasi klien lewat musik dengan tujuan untuk memperbaiki kondisi mental dan juga gerakan bermanfaat untuk kebutuhan fisik memperbaiki kondisi insomnia, memperbaiki mobilitas fisik, kemampuan kognitif dan meningkatkan circulasi darah (Eschen, 2002). Gerakan Expressive Movement Music berfungsi untuk meluapkan perasaan emosional terhadap pengalaman sehari – hari yang menekan, musik digunakan
(2)
sebagai pengiring untuk menuntun dan membentuk aktivitas motorik selain itu juga bisa mengingatkan seseorang terhadap pengalaman yang lalu (Robert, 2005).
Hasil studi pendahuluan dilaksanakan oleh peneliti di Rumah Asuh Anak dan Lansia Griya Asih Lawang Kabupaten Malang. Berdasarkan rekam medis pada bulan Maret hingga Oktober 2012 terdapat 11 dari 24 pasien yang terdiagnose depresi, sekarang ini di bulan Januari hingga Desember tahun 2013 menjadi 23 pasien. Terapi musik pernah dilakukan sekitar 3 tahun yang lalu dan menurut pengurus panti tersebut terlihat hasil yang memuaskan. Penelitian (Kennedy, 2005) tentang perbandingan efektivitas antara music and movement, rhytm music, competitive game pada wanita yang berumur 45 – 60 tahun yang mengalami depresi, didapatkan hasil bahwa movement music teraphy yang mendapat peringkat tertinggi dengan presentase 67% (American Music Theraphy Association, 2005 dalam Jurnal of Music Therapy,2005). Berdasarkan permasalahan tersebut maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Pemberian Expressive Movement Music Modality Teraphy Terhadap Penurunan Tingkat Depresi Pada Lansia di Rumah Asuh Anak & Lansia (RAAL) Griya Asih Lawang Kabupaten Malang
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut : “ Apakah Terdapat Pengaruh Pemberian Expressive Movement Music Modality Teraphy Terhadap Penurunan Tingkat Depresi Pada Lansia di Rumah Asuh Anak & Lansia (RAAL) Griya Asih Lawang Kabupaten Malang?”
(3)
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Pemberian Expressive Movement Music Modality Teraphy Terhadap Penurunan Tingkat Depresi Pada Lansia di Rumah Asuh Anak & Lansia (RAAL) Griya Asih Lawang Kabupaten Malang
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi tingkat depresi pasien sebelum dilakukan Expressive Movement Music Modality Teraphy.
2. Mengidentifikasi tingkat depresi pasien sesudah dilakukan Expressive Movement Music Modality Teraphy.
3. Menganalisis Pengaruh Pemberian Expressive Movement Music Modality Teraphy Terhadap Penurunan Tingkat Depresi Pada Lansia di Rumah Asuh Anak & Lansia (RAAL) Griya Asih Lawang Kabupaten Malang.
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Bagi Pasien
Agar pasien bisa mengisi waktu luang dengan kegiatan Expressive Movement Music Modality Teraphy, dan pasien bisa menurunkan tekanan perasaan serta meluapkan emosinya lewat terapi ini agar pasien merasa tenang dan memperoleh harapan untuk menjalani aktivitas sehari-hari.
(4)
1.4.2. Bagi Peneliti
Memberikan pengetahuan dan memperkaya pengalaman bagi penulis dalam menyusun dan memberikan penatalaksanaan Expressive Movement Music Modality Teraphy pada lansia dengan depresi.
1.4.3. Bagi Lansia di Panti
Bisa meneruskan aktivitas terapi ini, dikarenakan suatu terapi merupakan suatu program yang berkelanjutan agar diperoleh manfaat yang besar pada diri pasien.
1.4.4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Sebagai bahan dasar atau rujukan dalam mengembangkan penelitian selanjutnya terkait program dan teknik terapi musik secara berkesinambungan terhadap kejadian permasalahan tingkat depresi pada pasien lansia.
1.4.5. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai dokumentasi serta informasi dalam rangka pengembangan pengetahuan mahasiswa mengenai penatalaksanaan Expressive Movement Music Modality Teraphy untuk mengetahui tingkat depresi sebelum dan sesudah dilakukan terapi.
1.5. Keaslian Penelitian
1. Penelitian Anna Maratos dkk (2009) meneliti tentang music and movement theraphy for depression terhadap lansia membuktikan bahwa setelah dilakukan tindakan eksperimen music and movement theraphy selama 3 kali dalam satu minggu selama 4 minggu dapat menurunkan tingkat depresi yang menunjukkan signifikasi sebesar (p<0,001). Penelitian Anna dengan penelitian yang akan dilakukan adalah sama yaitu pada variable
(5)
independennya pada penelitian Anna menggunakan Music and Movement sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan menggunakan program dan teknik dalam music and movement itu sendiri yaitu expressive movement music teraphy untuk mengetahui perbedaan tingkat depresi pada lansia.
2. Penelitian Roy kennedy, dkk (2005) meneliti tentang perbandingan movement music , rhytm music activity dan competitive games terhadap pasien perempuan usia 45 - 60 tahun ke atas yang mengalami depresi, stress, kecemasan dan marah.membuktikan movement music , rhytm music activity dan competitive games dapat menurunkan tingkat depresi, stress, kecemasan dan marah. Dalam penelitian ini hanya dipilih 10 dari 20 klien dengan menggunakan 3 terapi musik, penelitian ini menggunakan alat pertama Novaco Anger Scale dengan uji t-test, nilai t p < 0,001. Alat yang ke dua menggunakan State-Trait Anxiety Inventory hasil uji t menunjukkan nilai t p < 0,02.
Perbedaan dari penelitian Roy kennedy, dkk dengan penelitian yang akan dilakukan adalah pada penelitian Roy, dkk variable independentnnya menggunakan 3 teraphy untuk membandingkan perbedaan 3 terapi (movement music , rhytm music activity dan competitive games )tersebut terhadap efektivitas penurunan ke 4 variable dependentnya (depresi, stress, kecemasan dan marah), sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan variable independennya menggunakan Expressive Movement Music Modality Teraphy dan variable dependennya ingin mengetahui dan mengidentifikasi tingkat depresi sebelum dan sesudah dilakukan terapi tersebut.
(6)
1.6. Batasan Penelitian
Menghindari luasnya pembahasan dan kajian dalam penelitian ini, maka peneliti membatasi penelitian pada :
1. Peneliti hanya meneliti lansia di Rumah Asuh Anak dan Lansia Griya Asih Lawang Kabupaten Malang.
2. Peneliti hanya meneliti lansia depresi ringan dan berat yang kooperatif di Rumah Asuh Anak dan Lansia Griya Asih Lawang Kabupaten Malang. 3. Peneliti hanya meneliti skala depresi lansia di Rumah Asuh Anak dan