Bahan untuk pengujian suhu hidrasi adalah Partikel kayu mangium yang dioven pada suhu 60º selama 24 jam. Setelah kering tanur partikel tersebut
digiling sampai menjadi serbuk menggunakan mesin willey mill kemudian serbuk tersebut disaring menggunakan hammer mill. Serbuk kayu yang dipakai untuk
pengujian suhu hidrasi adalah serbuk yang lolos pada saringan 80 mesh dan tertahan pada saringan 100 mesh.
2. Pengujian Suhu Hidrasi
Bahan yang dipakai adalah serbuk kayu mangium, semen, fly ash, dan air. Adonan dibuat menjadi enam macam, yaitu:
1. Semen + air
2. Semen + air + serbuk kayu
3. Semen + air + serbuk kayu + fly ash tingkat substitusi 5
4. Semen + air + serbuk kayu + fly ash tingkat substitusi 10
5. Semen + air + serbuk kayu + fly ash tingkat substitusi 20
6. Semen + air + serbuk kayu + fly ash tingkat substitusi 50
Perbandingan antara campuran semen + fly ash dengan serbuk kayu adalah 13,3 : 1,0. Sedangkan perbandingan antara campuran semen + fly ash
dengan air adalah 2 : 1 Hermawan, 2001. Adonan diaduk sampai homogen didalam gelas plastik, kemudian adonan dihubungkan dengan recorder
menggunakan termokopel. Gelas plastik yang berisi adonan dimasukkan kedalam kotak styrene foam yang kedap udara. Suhu hidrasi tercatat secara otomatis
selama 24 jam dengan interval waktu setiap menit. komposisi bahan untuk pengujian suhu hidrasi dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Komposisi bahan untuk pengujian suhu hidrasi Taraf Semen
Tersubstitusi Bahan
substitusi g Semen
g Serbuk kayu
g Air
g 0 0
133 10
66,5 5 6,7
126,3 10
66,5 10 13,3
119,7 10
66,5 20 26,6
106,4 10
66,5 50 66,5
66,5 10
66,5
Gambar 1. Alat ukur suhu hidrasi Keterangan :
a. Styrene foam
b. Adonan c.
Termokopel yang dihubungkan dengan recorder d. Ruang kedap udara
e. Wadah plastik
3. Pembuatan Papan Semen
Papan semen partikel dibuat dengan perbandingan partikel kayu, semen dan air adalah 1,0 : 2,5 : 1,25. Bahan yang digunakan untuk substitusi semen
adalah fly ash. Total berat adonan yang digunakan untuk membuat satu lembar panil ukuran 30 cm x 30 cm x 1,2 cm, dengan kerapatan sasaran papan semen
sebesar 1,2 gcm³ adalah 1296 g. Salah satu hal yang penting dalam pembuatan papan semen adalah kandungan air yang terdapat dalam partikel kayu karena akan
mempengaruhi jumlah air yang ditambahkan pada campuran adonan. Kandungan air partikel mangium sebesar 25,47 .
Tahapan pembuatan adonan adalah sebagai berikut : Air disemprotkan secara merata pada partikel kayu, kemudian ditambahkan campuran bahan
pengikat semen + fly ash lalu diaduk sampai seluruh bagian partikel kayu terlapisi oleh bahan pengikat. Komposisi bahan dalam pembuatan papan semen
partikel dapat dilihat pada Tabel 6. a
c
b d
e
Tabel 6. Komposisi bahan adonan dalam pembuatan papan semen partikel Taraf Semen
Tersubstitusi Bahan
substitusi g Semen
g Serbuk kayu
g Air
g 0 0
682,10 342,28
254,20 5 34,11
647,99 342,28
254,20 10 68,21
613,89 342,28
254,20 20 136,42
545,68 342,28
254,20 50 341,05
341,05 342,28
254,20 Dalam pengukuran berat bahan adonan ditambahkan spilasi sebesar 10 ,
hal ini dilakukan untuk mengantisipasi bahan adonan yang jatuh, menempel pada wadah, dan lain-lain.
Pembuatan lembaran lapik dilakukan diatas plat besi yang dilapisi dengan kertas cor. Kegunaan kertas cor ini adalah agar papan semen mudah untuk
diangkat dari plat besi. Pembuatan lembaran dilakukan dengan menggunakan bantuan cetakan berukuran 30 cm x 30 cm dapat dilihat pada Gambar 2. Setelah
itu lapik diberi tekanan awal pre press bersamaan dengan diangkatnya cetakan. Bagian atas lapik dilapisi kertas coran lalu ditaruh plat besi pasangannya. Lapik
yang ada pada plat besi dimasukkan kedalam mesin kempa dingin dengan tekanan spesifik 35 kgcm² sampai ketebalan 1,2 cm, sementara itu baut dikencangkan
atau biasa disebut pengkleman lihat Gambar 3. Setelah diklem plat besi yang berisi lapik dioven dengan suhu 60ºC selama
24 jam. Kemudian lapik dikeluarkan dari plat besi dan panil diletakkan di suatu ruangan untuk pengerasan lanjutan curing pada suhu ruangan selama tiga
minggu. Setelah itu panil dikeringkan didalam oven pada suhu 80ºC selama 10 jam. Tahap akhir dalam proses pembuatan papan semen partikel yaitu
pengkondisian pada suhu ruangan selama satu minggu, tujuannya adalah untuk menyamakan suhu panil dengan suhu ruangan. Proses pembuatan papan semen
partikel secara garis besar dapat dilihat pada Gambar 4. Papan semen partikel yang telah melewati fase pengkondisian dipotong-
potong untuk dilakukan pengujian sifat fisis dan mekanis papan yang dibuat. Pola pemotongan contoh uji standar JIS A 5908-1994 dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 2. Pembuatan lembaran lapik menggunakan cetakan Keterangan :
a. Adonan dimasukkan
b. Cetakan berukuran 30 cm x 30 cm
c. Plastik cor
d. Plat besi
Gambar 3. Pengempaan lapik dan sistem klem a
c b
e f
h g
d c
a
d b
Keterangan : a.
Arah tekanan b.
Plat besi bagian atas c.
Lubang sekrup d.
Adonan e.
Ganjal I dengan tebal 1,2 cm f.
Plastik cor g.
Ganjal II dengan tebal 1,2 cm h.
Plat besi bagian bawah
Gambar 4. Alur proses pembuatan papan semen Semen : Partikel : Air
2,5 : 1,0 : 1,25
Kempa Dingin Tekanan 35 Kgcm
2
Pengerasan Awal Setting ± 60
C, 24 Jam
Pengerasan Lanjutan Curing 3 Minggu, Suhu Kamar
Pengeringan Suhu ± 80
C, 10 Jam
Pengkondisian 1 Minggu
Gambar 5. Pola pemotongan contoh uji menurut JIS A 5908-1994 Keterangan Gambar :
1. Contoh uji kerapatan dan kadar air, berukuran 10 cm x 10 cm.
2. Contoh uji pengembangan linear, tebal dan daya serap air, berukuran
5 cm x 5 cm. 3.
Contoh uji modulus patah dan modulus elastisitas, berukuran 5 cm x 20 cm.
4. Contoh uji keteguhan rekat internal, berukuran 5 cm x 5 cm.
5. Contoh uji kuat pegang sekrup, berukuran 4 cm x 7,5 cm.
4. Pengujian Papan Semen Partikel a. Sifat Fisis Papan Semen Partikel