mempengaruhi kejadian filariasis, sehingga dapat dijadikan bahan dalam pengambilan kebijakan penanggulangan dan pemberantasan penyakit berbasis
lingkungan khususnya filariasis.
1.4.2 Bagi Masyarakat
Memberikan informasi tentang aspek-aspek yang perlu diperhatikan pada kondisi fisik lingkungan dan perilaku masyarakat yang dapat mempengaruhi
kejadian filariasis, sehingga kejadian filariasis dapat berkurang dengan mengendalikan faktor risiko agar angka insiden tidak terulang di kemudian hari.
1.4.3 Bagi Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Unnes
Sebagai wahana untuk memperkaya referensi di Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Semarang mengenai penyakit filariasis, sehingga
dapat dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang membutuhkan informasi tentang penyakit khususnya filariasis.
1.4.4 Bagi Peneliti
Peneliti dapat menerapkan ilmu dan teori yang sudah peneliti dapat tentang kondisi fisik lingkungan dan perilaku masyarakat yang berhubungan
dengan kejadian diare melalui permasalahan langsung di lapangan.
1.5 Keaslian Penelitian
Keaslian penelitian ini merupakan matriks yang memuat tentang judul penelitian, nama peneliti, tahun dan tempat penelitian, rancangan penelitian,
variabel yang diteliti, dan hasil penelitian Tabel 1.1.
No Judul
Penelitian Nama
Peneliti Tahun dan
Tempat Penelitian
Rancangan Penelitian
Variabel Penelitian
Hasil Penelitian
1 2
3 4
5 6
7 1. Faktor-faktor
yang Berhubungan
dengan Kejadian
Penyakit Filariasis di
Wilayah Kerja
Puskesmas Ampibabo
Kecamatan Ampibabo
Kabupaten Parigi
Mautong Sulawesi
Tengah Rahman
2006 Wilayah
kerja puskesmas
Ampibabo kecamatan
Ampibabo Kabupaten
Parigi Moutong
Sulawesi Tengah
Case Control
Variabel terikat:
kejadian penyakit
filariasis Variabel
bebas: lingkungan,
perilaku, pengetahua
n. Faktor lingkungan
merupakan salah satu faktor yang
memegang peranan penting
untuk terjadinya penyakit filariasis
dengan tingkat kemaknaan p
=0,000 dan hasil uji regresi logistik
faktor lingkungan memberikan
konstribusi sebesar 8,909 kali untuk
terjadinya kejadian filariasis.
2. Fakor-faktor Lingkungan
dan Perilaku yang
Berhubungan dengan
Kejadian Filariasis di
Kabupaten Bangka Barat
Nasrin 2008
Kabupaten Bangka
Barat Case
Control Variabel
terikat: kejadian
filariasis Variabel
bebas: jenis pekerjaan,
tingkat penghasilan
, keberadaan
rawa, penggunaan
anti nyamuk,
pengetahua n responden
tentang gejala
filariasis, pengetahua
n tentang penularan
17 tujuh belas variabel yang
dianalisis terdapat 7
variabel yang terbukti
berpengaruh terhadap
kejadian yaitu : Jenis
Pekerjaan Responden OR
= 3,695, CI 95 = 1,128
– 2,105,
Tingkat Penghasilan
Responden OR = 4,200, CI
95 =1,287 - 13,703,
Keberadaan Rawa OR =
No Judul
Penelitian Nama
Peneliti Tahun dan
Tempat Penelitian
Rancangan Penelitian
Variabel Penelitian
Hasil Penelitian
filariasis, pengetahua
n tentang pencegahan
filariasis. 3,151, CI 95
= 1,061 –
9,357, Penggunaan
Anti Nyamuk OR =5,063, CI
95 = 1,255 - 20,424,
Pengetahuan Responden
Tentang Gejala Filariasis OR =
4,259, CI 95 = 1,488
– 12,192, Pengetahuan
Responden Tentang
Penularan Filariasis OR
=3,571, CI 95 =1,204 -10,596
dan Pengetahuan
Responden Tentang
Pencegahan Filariasis OR =
3,735, CI 95 =1,314 - 10,618
. Penggunaan anti nyamuk
merupakan faktor risiko
yang paling dominan untuk
terjadinya penularan
filariasis.
3. Faktor Risiko Kejadian
Filariasis di Kota
Puji Utami
2009 Kota
Pekalonga n
Case Control
Variabel terikat:
kejadian penyakit
Variabel yang berhubungan
dengan kejadian Filariasis adalah
No Judul
Penelitian Nama
Peneliti Tahun dan
Tempat Penelitian
Rancangan Penelitian
Variabel Penelitian
Hasil Penelitian
Pekalongan filariasis
Variabel bebas:
keberadaan selokan,
keberadaan sawahkebu
n keberadaan
kandang ternak,
keberadaan semak-
semak, keberadaan
rawagenan gan air,
keberadaan ventilasika
wat kasa, keberadaan
langit-langit rumah.
variabel pemakaian obat
nyamuk OR 2,76 95 CI
1,239-6,152, kebiasaan di
luar rumah pada malam hari OR
3 95 CI 1,002-8,978.
Beberapa hal yang membedakan penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya adalah sebagai berikut :
1. Variabel bebas yang berbeda dengan penelitian terdahulu adalah kondisi SPAL dan kebiasaan menggantung pakaian.
2. Tempat dan tahun penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Padukuhan Kraton Kota Pekalongan pada tahun 2015.
3. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian analitik observasional dengan desain case control.
1.6 Ruang Lingkup Penelitian