1. Sebagai media pembelajaran metode penelitian hukum sehingga dapat
menunjang kemampuan individu mahasiswa dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
2. Menambah pengetahuan bagi masyarakat umumnya dan bagi peneliti khususnya terhadap peran pemerintahan desa dalam penyusunan
Peraturan Desa APBDes Desa Kedungkelor Kecamatan Warureja Kabupaten Tegal Prespektif Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa. 3. Menambah sumber khasanah pengetahuan peran pemerintahan Desa
dalam penyusunan APBDes Desa Kedungkelor Kecamatan Warureja Kabupaten Tegal Prespektif Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa. 4. Dapat dijadikan acuan atau referensi untuk penelitian berikutnya.
1.6.2 Manfaat praktis:
1. Dapat diketahui mekanisme penyusunan Peraturan Desa tentang APBDes sebagai sebuah produk hukum yang di proses secara
demokratis dan partisipasif . 2. Dapat mengetahui bagaimana peran pemerintahan desa dalam
penyusunan APBDes Desa Kedungkelor Kecamatan Warureja Kabupaten Tegal Prespektif Undang Undang Nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa. 3. Memberi tahu lebih jelasnya masyarakat atau peneliti tentang
penyusunan Peraturan Desa APBDes Desa Kedungkelor.
15
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Good Governance
Governance diartikan sebagai kualitas hubungan antara pemerintah dan masyarakat yang dilayani dan dilindunginya, governance mencakup 3 domain
yaitu state negarapemerintahan, private sectors sektor swastadunia usaha, dan society
masyarakat. Sedarmayanti, 2007 : 2. “good governance adalah penyelenggaraan pemerintahan negara yang solid dan bertanggung jawab, serta
efisien dan efektif, dengan menjaga kesinergian interaktif yang konstruktif diantara domain negara, sektor swasta dan masyarakat Sedarmayanti, 2007 : 36.
Good governance sering diartikan sebagai kepemerintahan yang baik. menyatakan good governance adalah upaya pemerintahan yang amanah dan untuk
menciptakan good governance pemerintahan perlu didesentralisasi dan sejalan dengan kaidah penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan bebas korupsi,
kolusi, dan nepotisme. Gunawan Sumodiningrat, 1999: 251. Mengakui ada banyak aktor yang terlibat dalam proses sosial, governance
bukanlah sesuatu yang terjadi secara chaotic, random atau tidak terduga. Ada aturan-aturan main yang diikuti oleh berbagai aktor yang berbeda. Salah satu
aturan main yang penting adalah adanya wewenang yang dijalankan oleh negara. Tetapi harus diingat, dalam konsep governance wewenang diasumsikan tidak
diterapkan secara sepihak, melainkan melalui semacam konsensus dari pelaku- pelaku yang berbeda. Oleh sebab itu, karena melibatkan banyak pihak dan tidak
bekerja berdasarkan dominasi pemerintah, maka pelaku-pelaku diluar pemerintah