Analisis Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Dengan Menggunakan Metode Camel Pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk Kantor Wilayah 04 Bandung
(2)
(3)
DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL
PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO), TBK
KANTOR WILAYAH 04 BANDUNG
Analysis Assessment Of The Bank Soundness
Using Camel Method At PT. Bank Negara Indonesia(Persero), Tbk
Regional Office 04 Bandung
TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Sidang Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya
Pada Program Studi Keuangan dan Perbankan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia
Oleh :
INDRI SEPFRIANI 21509023
PROGRAM STUDI KEUANGAN DAN PERBANKAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
(4)
Indri Sepfriani dengan judul “Analisis Penilaian Tingkat Kesehatan Bank dengan Menggunakan Metode Camel Pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk Kantor Wilayah 04 Bandung”
Dibawah bimbingan Lia Yulianti, SE., M.Pd
Kesehatan bank merupakan hal yang penting dalam sektor perbankan. Bank yang sehat adalah bank yang dapat menjalankan fungsi-fungsinya dengan baik. Penilaian kesehatan bank ini sangat penting karena bank mengelola dana dari masyarakat yang dipercayakan kepada bank. Cara penilaian tingkat kesehatan bank dikenal dengan metode CAMEL. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kesehatan bank pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk Kantor Wilayah 04 Bandung jika dinilai dengan metode CAMEL.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan observasi (pengamatan langsung), studi pustaka dan dokumentasi. Sedangkan rancangan analisis yang digunakan yaitu analisis deskriptif kuantitatif.
Dari penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa pada tahun 2005 dan 2009 PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk memiliki nilai rasio CAMEL masing-masing sebesar 68,96 dan 70,93 yang berarti memiliki predikat “Cukup Sehat”. Sedangkan pada tahun 2006, 2007, dan 2008, PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk dengan nilai rasio CAMEL masing-masing sebesar 63,18, 63,22, dan 65,97 mendapat predikat “Kurang Sehat” karena aktiva produktif yang diklasifikasikan cukup tinggi dan meningkatnya rasio BOPO yang menunjukkan bahwa tingginya biaya operasional yang harus ditanggung oleh bank.
(5)
Indri Sepfriani, title ”Analysis Assessment Of The Bank Soundness Using
Camel Method At PT. Bank Negara Indonesia(Persero), Tbk Regional Office
04 Bandung”
Undersupervision Lia Yulianti, SE., M.Pd
Bank Health is an important case in the banking sector. Health bank is a bank that can carry out its functions properly. Assessment of bank health is very important because the bank managing the funds of the community entrusted to the bank. Way of bank soundness rating known as CAMEL method. The purpose of this research was to determine the soundness of the bank at the PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk Regional Office 04 Bandung if assessed by CAMEL method.
The method used in this research is descriptive method. Techniques of data collection was carried out by observation (direct observation), literature and documentation. While the design of analysis used is quantitative descriptive analysis.
From research conducted showed that in 2005 and 2009 PT Bank Negara Indonesia (Persero), Inc. has a value of CAMEL ratio amounted to 68.96 and 70.93, which means having enough healthy predicate. While in 2006, 2007, and 2008, PT Bank Negara Indonesia (Persero), Inc. with the CAMEL ratios respectively by 63.18, 63.22, 65.97 and received the title "Less Healthy" because of earning assets classified quite high and rising ratio BOPO indicating that the high operational costs to be borne by the bank.
(6)
Assalamualaikum wr.wb
Syukur alhamdulillah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir ini dengan judul “Analisis Penilaian Tingkat Kesehatan Bank dengan menggunakan Metode CAMEL pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk Kantor Wilayah 04 Bandung”.
Dalam penyusunan laporan tugas akhir ini, penulis sangat menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan baik dari segi pembuatan maupun isi laporan tugas akhir ini mengingat keterbatasan yang penulis miliki. Maka dari itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk memperbaiki kesalahan yang terjadi.
Tersusunnya laporan tugas akhir ini tidak lepas dari bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan kerendahan hati maka penulis menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.
2. Ibu Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra.,SE.,M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia
3. Ibu Linna Ismawati, SE.,M.Si selaku Ketua Program Studi Keuangan dan Perbankan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
(7)
Studi Keuangan dan Perbankan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia..
5. Ibu Lia Yulianti, SE., M.Pd selaku Dosen Pembimbing. Terima kasih atas waktu serta bimbingan yang diberikan dan atas segala kesabarannya membimbing penulis sewaktu penyusunan laporan tugas akhir ini.
6. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer yang telah memberikan bimbingan dan ilmunya kepada penulis.
7. Bapak Herry Purnama, ST.,M.M selaku pembimbing di perusahaan yang telah membantu penulis dan memberikan izin untuk melakukan penelitian. 8. Seluruh teman seperjuangan kelas KP-1 angkatan 2009 dalam menyusun
tugas akhir dan pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Akhirnya dengan selesainya laporan tugas akhir ini, semoga dapat memberikan informasi yang lebih banyak lagi tentang Analisis Penilaian Tingkat Kesehatan Bank dengan menggunakan Metode CAMEL pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk Kantor Wilayah 04 Bandung dan dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan umumnya bagi semua pihak.
Wassalamu’alaikum wr. wb.
Bandung, Juli 2012
Indri Sepfriani NIM : 21509023
(8)
LEMBAR PENGESAHAN………i
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN……….ii
MOTTO……….iii
ABSTRACT………..………...iv
ABSTRAK………..v
KATA PENGANTAR………..vi
DAFTAR ISI………...viii
DAFTAR GAMBAR……….xi
DAFTAR TABEL………....xii
DAFTAR LAMPIRAN………...xiv
BAB I PENDAHULUAN... 1
1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 5
1.2.1 Identifikasi Masalah... 5
1.2.2 Rumusan Masalah ... 5
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian... 6
1.3.1 Maksud Penelitian... 6
1.3.2 Tujuan Penelitian ... 6
1.4 Kegunaan Penelitian ... 7
1.4.1 Kegunaan Praktis ... 7
1.4.2 Kegunaan Akademis ... 7
(9)
2.1 Kajian Pustaka ... 9
2.1.1 Pengertian Kesehatan Bank ... 9
2.1.1.1 Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap Tingkat Kesehatan Bank... 12
2.1.1.2 Pengertian Bank ... 13
2.1.1.3 Asas, Fungsi dan Tujuan Perbankan ... 14
2.1.1.4 Peran Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank... 14
2.1.1.5 Pengertian Metode CAMEL ... 16
2.1.1.6Faktor Penilaian dan Komponen Rasio Keuangan CAMEL………17
2.1.1.7 Cara Penilaian Metode CAMEL ... 18
2.2 Kerangka Pemikiran... 21
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN ... 26
3.1 Objek Penelitian... 26
3.2 Metode Penelitian ... 26
3.2.1 Desain Penelitian... 27
3.2.2 Operasionalisasi Variabel ... 28
3.2.3 Sumber Data dan Teknik Penentuan Data ... 30
3.2.3.1 Sumber Data...30
3.2.3.2 Teknik Penentuan Data...30
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data... 31
3.2.5 Rancangan Analisis... 32
3.2.5.1 Rancangan Analisis Deskriptif... 33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 35
(10)
4.1.1.1.1 Visi Perusahaan... 37
4.1.1.1.2 Misi Perusahaan ... 37
4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan ... 38
4.1.3 Job Description ... 39
4.1.4 Aktivitas Perusahaan... 41
4.2Analisis Penilaian Tingkat Kesehatan Bank dengan menggunakan metode CAMEL pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk Kantor Wilayah 04 Bandung... 42
4.3.1 Analisis Capital ... 43
4.3.2 Analisis Assets ... 45
4.3.2.1 Kualitas Aktiva Produktif ... 45
4.3.2.2 Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif ... 48
4.3.3 Analisis Management... 52
4.3.4 Analisis Earnings ... 54
4.3.4.1 ROA (Return on Assets)... 54
4.3.4.2 BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional) ... 56
4.3.5 Analisis Liquidity... 58
4.3.5.1 Rasio Kewajiban Bersih Call Money terhadap Aktiva Lancar…..58
4.3.5.2 LDR (Loan to Deposit Ratio)... 60
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 64
5.1 Kesimpulan ... 64
5.2 Saran ... 64
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
(11)
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Krisis moneter yang menimpa Indonesia pada pertengahan tahun 1997 yang dimulai dengan merosotnya nilai rupiah terhadap dollar Amerika Serikat memiliki pengaruh yang besar terhadap sendi-sendi perekonomian termasuk sektor perbankan. Makin tingginya peradaban dan perkembangan yang ada dalam suatu masyarakat maka semakin beragamlah kebutuhan itu. Manusia tidak selalu puas dengan apa yang telah dicapai dan selalu berusaha untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik lagi. Untuk memperoleh hal tersebut, manusia selalu berkaitan dengan lembaga keuangan.
Lembaga keuangan memiliki peran yang sangat penting dalam masyarakat karena keberadaannya mempermudah dan memperlancar seluruh aktivitas ekonomi masyarakat.
Bank sebagai lembaga keuangan dengan usaha utamanya memberikan jasa dibidang perbankan. Peran perbankan dalam menghimpun dana masyarakat diperlukan suatu kondisi perbankan yang sehat serta tersedianya produk jasa perbankan yang menarik minat masyarakat. Bank mempunyai kepentingan untuk menjaga dana tersebut agar kepercayaan masyarakat tidak disia-siakan.
Memburuknya kondisi tingkat kesehatan perbankan disebabkan oleh banyak faktor yang beragam. Faktor utama yang hampir dihadapi seluruh
(12)
perbankan adalah membengkaknya jumlah kredit yang bermasalah dan kredit macet. Semakin banyaknya kredit bermasalah dan kredit macet yang muncul akhir-akhir ini, semakin memperkeruh suasana bahkan menjadi dampak kesulitan perbankan saat ini.
Akhir-akhir ini istilah bank sehat atau tidak sehat semakin populer. Berbagai kejadian aktual tentang perbankan seperti likuidasi atau penghentian kegiatan usaha dan merger selalu dikaitkan dengan kesehatan bank. Likuidasi dan merger tetap saja tidak menyelesaikan masalah perbankan di Indonesia karena meskipun terkena likuidasi, pemerintah harus tetap menjamin semua simpanan masyarakat di bank yang terkena likuidasi. Oleh karena itu, sebuah bank tentunya memerlukan suatu analisis untuk mengetahui kondisinya setelah melakukan kegiatan operasionalnya dalam jangka waktu tertentu. Analisis yang dilakukan disini berupa penilaian tingkat kesehatan bank.
Bank Indonesia selaku Bank Sentral mempunyai peranan yang penting dalam penyehatan perbankan, karena Bank Indonesia bertugas mengatur dan mengawasi jalannya kegiatan operasional bank.
Dalam rangka melakukan pengawasan kesehatan perbankan, Bank Indonesia melakukan penilaian terhadap aspek-aspek yang telah ditentukan. Pelaksanaan penilaian dilakukan dengan cara mengkualifikasikan beberapa komponen dari masing-masing faktor yaitu komponen Capital (Modal), Asset (Kualitas Aktiva), Management (Manajemen), Earning (Rentabilitas), dan
(13)
Liquidity (Likuiditas) atau disingkat dengan istilah CAMEL. CAMEL merupakan faktor yang sangat menentukan predikat kesehatan suatu bank. Aspek tersebut satu dengan yang lainnya saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. Penilaian kesehatan bank meliputi 4 kriteria yaitu sehat, cukup sehat, kurang sehat dan tidak sehat.
Penelitian-penelitian terdahulu mengenai tingkat kesehatan bank dilakukan secara empiris oleh beberapa peneliti diantaranya Kalvin Sihol dan Daniel Pangaribuan (studi kasus pada PT. BPR ABC 2003 sampai dengan 2005), Jamaiyah dan Wirawan Suhaedi (studi kasus pada bank mandiri, BNI, BRI dan BTN tahun 1999 sampai dengan 2003). Mereka melakukan penelitian menggunakan metode CAMEL untuk membedakan bank yang sehat dan bank yang tidak sehat.
Berdiri sejak 1946, Bank Negara Indonesia atau biasa disingkat BNI merupakan bank pertama yang didirikan dan dimiliki oleh Pemerintah Indonesia. Karena berdiri pada 1946, Bank Negara Indonesia ini dikenal dengan BNI 46.
BNI merupakan salah satu bank terbesar di Indonesia, memiliki 1.511 cabang dan sentra kredit yang tersebar di seluruh Indonesia, dan 5 cabang luar negeri (Singapura, Hongkong, Tokyo, New York dan London), serta perwakilan di beberapa negara di Timur Tengah dan Asia Tenggara.
Mengingat fungsi, posisi dan peranan BNI di masyarakat, maka penilaian tingkat kesehatan menjadi penting.
(14)
Kesehatan suatu bank dapat dilihat dari laporan keuangan yang dikeluarkan oleh bank tersebut. Penilaian kesehatan bank dilakukan setiap periode.
Berikut adalah rasio kesehatan keuangan PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk Wilayah 04 Bandung dari tahun 2005-2009 :
Tabel 1.1 Rasio Kesehatan Keuangan PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk periode tahun 2005-2009
Rasio 2005 (%) 2006 (%) 2007 (%) 2008 (%) 2009 (%)
CAR 16,0 15,3 15,7 13,5 13,8
BDR 6,19 10,26 7,02 6,29 5,21
CAD 148,27 143,58 129,14 132,1 147,09
NPM 15,26 18,81 7,74 9,08 16,10
ROA 1,6 1,9 0,9 1,1 1,7
BOPO 84,9 84,8 93,0 90,2 84,9
LDR 54,2 50,0 60,6 68,6 64,1
Sumber : Laporan keuangan PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk Kantor Wilayah 04 Bandung (Data diolah kembali)
Dilihat dari tabel di atas penulis menemukan permasalahan bahwa terdapat fluktuasi pada nilai rasio-rasio kesehatan keuangan PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk.
Berdasarkan uraian tersebut diatas terlihat bahwa metode CAMEL merupakan salah satu faktor untuk melihat kondisi serta tingkat kesehatan bank, oleh karena itu penulis tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai analisis tingkat kesehatan bank dengan menggunakan metode CAMEL, sehingga dalam penelitian ini penulis mengambil judul “Analisis Penilaian Tingkat Kesehatan
(15)
Bank dengan Menggunakan Metode CAMEL Pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk Kantor Wilayah 04 Bandung”
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian diatas dapat diidentifikasikan permasalahan sebagai berikut : Adanya fluktuasi nilai pada rasio-rasio keuangan PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk.
1.2.2 Rumusan Masalah
Adanya bank yang dilikuidasi atau dalam kondisi bank yang tidak diperbolehkan beroperasi oleh pemerintah dikarenakan kondisi dan keadaan bank menurut penilaian BI telah membahayakan bagi kepentingan masyarakat dan perekonomian nasional khususnya pada sektor perbankan nasional.
Bank yang telah tidak beroperasi atau bahkan dicabut izin usahanya adalah bank yang dinyatakan tidak sehat, sedangkan PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk Kantor Wilayah 04 Bandung perlu menerapkan prinsip kehati-hatian oleh pengelola dan pemecahan masalah segera mungkin sehingga tidak menghambat pada kegiatan lainnya. Perlunya melakukan kajian atas tingkat kesehatan bank yang dilakukan setiap saat agar kekurangan yang didapat segera diatasi serta menentukan arah untuk kemajuan bank. Berdasarkan latar belakang
(16)
masalah tersebut maka rumusan masalah dalam penelitian tersebut adalah sebagai berikut :
Bagaimana tingkat kesehatan pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk Kantor Wilayah 04 Bandung jika dinilai dengan metode CAMEL.
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan data-data, informasi serta gambaran umum mengenai tingkat kesehatan pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk Kantor Wilayah 04 Bandung.
1.3.2 Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah : untuk mengetahui tingkat kesehatan bank pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk Kantor Wilayah 04 Bandung jika dinilai dengan metode CAMEL.
(17)
1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Praktis Bagi Perusahaan
Diharapkan dengan penelitian ini, dapat dijadikan pertimbangan bagi perusahaan untuk menilai kondisi bank dalam menetapkan kebijakan dan strategi usaha.
1.4.2 Kegunaan Akademis a. Pengembangan Ilmu
Sebagai pedoman untuk menambah daftar ilmu pengetahuan dan juga bisa dijadikan dasar atau acuan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan serta sebagai bahan untuk mengadakan penelitian yang lebih lanjut di masa yang akan datang.
b. Bagi Penulis
Untuk memperoleh gambaran nyata tentang penilaian kesehatan bank dengan menggunakan metode CAMEL sehingga dengan jelas dapat membandingkan antara teori yang didapat selama perkuliahan dengan prakteknya serta sebagai tambahan pengalaman dan ilmu pengetahuan baru tentang dunia perbankan.
(18)
c. Bagi Peneliti Lain
Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi yang berguna dalam penelitian lebih lanjut khususnya berkaitan dengan topik yang diangkat penulis. Serta dapat dijadikan rujukan untuk melihat kondisi perbankan secara benar dan objektif melalui metode CAMEL.
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penulis melakukan penelitian di PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk Kantor Wilayah 04 Bandung yang berlokasi di Jl. Perintis Kemerdekaan No. 3 Lt. 3 Bandung 40117. Sedangkan waktu penelitian dilakukan mulai Maret 2012 sampai dengan Juli 2012.
Tabel 1.2 Kegiatan Penelitian
No Kegiatan Maret 2012 April 2012 Mei 2012 Juni 2012 Juli 2012 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Pra Survei 2 Usulan
Penelitian 3 Pengumpulan
Data 4
Pengolahan dan Analisis
Data 5
Bimbingan & Penyusunan
(19)
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
2.1Kajian Pustaka
2.1.1 Pengertian Kesehatan Bank
Kesehatan bank dapat diartikan sebagai kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya dengan baik dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan perbankan yang berlaku (Sigit Triandaru dan Totok Budisantoso, 2006:51).
Kesehatan Bank adalah penilaian atas suatu kondisi laporan keuangan bank pada periode dan saat tertentu sesuai dengan standar Bank Indonesia (Slamet Riyadi, 2006:169)
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kesehatan bank merupakan penilaian atas kemampuan suatu bank yang dilihat dari konsdisi laporan keuangan bank tersebut dalam melakukan kegiatan operasionalnya dan melakukan pemenuhan kewajibannya sesuai dengan peraturan perbankan yang berlaku.
Menyadari arti pentingnya kesehatan suatu bank bagi pembentukan kepercayaan dan untuk melaksanakan prinsip kehati-hatian dalam dunia perbankan, maka Bank Indonesia merasa perlu untuk menerapkan aturan tentang kesehatan bank. Dengan adanya aturan tentang kesehatan bank ini, perbankan
(20)
diharapkan selalu dalam kondisi sehat, sehingga tidak akan merugikan masyarakat yang berhubungan dengan perbankan.
Bank yang beroperasi dan berhubungan dengan masyarakat diharapkan hanya bank yang betul-betul sehat. Aturan tentang kesehatan bank yang diterapkan oleh Bank Indonesia mencakup berbagai aspek dalam kegiatan bank, mulai dari penghimpunan dana sampai dengan penggunaan dan penyaluran dana.
Dalam rangka menjaga agar bank-bank lebih melaksanakan fungsi prudential banking (prinsip kehati-hatian) dalam menjalankan bisnis perbankan, maka Bank Indonesia menetapkan ketentuan tentang penilaian tingkat kesehatan bank dengan Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 dan peraturan Bank Indonesia No.6/10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004 yang mengatur tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum.
Tata cara penilaian tingkat kesehatan bank umum yang sebelumnya diatur dalam Surat Keputusan Bank Indonesia No. 26/23/KEP/DIR dan Surat Edaran Bank Indonesia No. 26/5/BPPP masing-masing tanggal 29 Mei 1993, mulai penilaian bulan april 1997 hingga sekarang digantikan dengan tata cara penilaian berdasarkan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 30/11/KEP/DIR tanggal 30 April 1997.
(21)
Tabel 2.1 Nilai Kredit Penggolongan Tingkat Kesehatan Bank
Sumber: (Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 30/11/KEP/DIR tanggal 30 April 1997)
Apabila diperlukan Bank Indonesia meminta hasil penilaian tingkat kesehatan bank tersebut secara berkala atau sewaktu-waktu untuk posisi penilaian tersebut terutama untuk menguji ketepatan dan kecukupan hasil analisis bank. Penilaian tingkat kesehatan bank dimaksud diselesaikan selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah posisi penilaian atau dalam jangka waktu yang ditetapkan oleh pengawas bank terkait. Penilaian tingkat kesehatan bank diatas dikenal dengan metode CAMEL.
Maka berdasarkan ketentuan diatas akan sangat bermanfaat bagi bank untuk melaksanakan prinsip prudential banking dalam menjalankan bisnisnya, hal ini juga ditambah ketentuan Bank Indonesia yang menyatakan adalah perlu dan penting bagi bank untuk meningkatkan diri dan berupaya secara bersama-sama dalam mewujudkan bank yang sehat. Oleh karena itu, tingkat kesehatan bank dimaksudkan untuk dapat dipergunakan sebagai :
1. Tolak ukur bagi manajemen bank untuk menilai apakah pengelolaan bank telah dilakukan sejalan dengan asas-asas perbankan yang sehat dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Nilai Kredit Predikat
81 - 100 Sehat
66 - < 81 Cukup Sehat
51 – < 66 Kurang Sehat 0 – < 51 Tidak Sehat
(22)
2. Tolak ukur untuk menetapkan arah pembinaan dan pengembangan bank baik secara individual maupun industri perbankan secara keseluruhan.
2.1.1.1Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap Tingkat Kesehatan Bank Tingkat kesehatan suatu bank menjadi salah satu tolak ukur kinerja keuangan bank, karena dari hasil penilaian ini akan dapat diketahui performance pemilik dan profesionalisme pengelola bank tersebut.
Menurut Slamet Riyadi (2006:175) pihak-pihak yang membutuhkan hasil penilaian tingkat kesehatan bank yaitu:
a. Pengelola Bank
Pengelola Bank adalah Pemilik, Dewan Komisaris dan Dewan Direksi sangat berkepentingan terhadap penilaian tingkat kesehatan bank yang dikelolanya, berdasarkan hasil penilaian tersebut dapat diketahui letak kekurangan/kelemahan yang dihadapi oleh bank sehingga dapat diambil kebijakan yang dapat mempertahankan tingkat kesehatan bank yang telah dicapainya atau meningkatkan tingkat kesehatannya.
b. Masyarakat Pengguna Jasa Bank
Hasil penilaian tingkat kesehatan bank dapat dijadikan acuan bagi para pemilik dana untuk menyimpan uangnya pada bank yang memiliki kondisi “sehat” karena hal ini akan memberikan jaminan
(23)
bahwa dalam waktu tertentu dana yang disimpan pada bank tersebut akan aman.
c. Bank Indonesia
Bank Indonesia selaku Bank Sentral mempunyai kepentingan untuk selalu memantau dan melakukan pembinaan terhadap bank-bank yang memiliki kriteria penilaian di bawah “sehat” agar menjadi sehat atau sebagai langkah awal Bank Indonesia untuk melakukan tindakan/kebijakan kepada bank yang bersangkutan, agar masyarakat tidak dirugikan.
d. Counterparty Bank
Setiap bank pasti membutuhkan bank lain sebagai counterpart dalam melakukan hubungan koresponden. Dengan adanya hubungan koresponden, maka akan memudahkan bank tersebut untuk memenuhi kebutuhan likuiditasnya, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
2.1.1.2Pengertian Bank
Dalam Undang-Undang Perbankan No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan dan merupakan perubahan atas Undang-Undang No. 7 Tahun 1992, menurut Undang-Undang tersebut definisi Perbankan : “Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya
(24)
kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.”
2.1.1.3 Asas, Fungsi, dan Tujuan Perbankan
Dalam Pasal 2 Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 yang mengatur mengenai asas, fungsi, dan tujuan perbankan di Indonesia menyatakan bahwa :
Perbankan Indonesia dalam melakukan usahanya berasaskan demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-hatian.
Fungsi utama perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun dana dan penyalur dana masyarakat.
Perbankan Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak.
2.1.1.4 Peran Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank
Menurut Sigit Triandaru dan Totok Budisantoso (2006:11) bank dan lembaga keuangan bukan bank mempunyai peran yang penting dalam sistem keuangan, yaitu:
(25)
Tabel 2.2Peran Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank
Bank Lembaga Keuangan Bukan Bank
a. Pengalihan Asset (Asset Transmutation):
Memberikan pinjaman kepada pihak yang membutuhkan dana dalam jangka waktu tertentu yang telah disepakati. bank telah berperan sebagai pengalih asset yang likuid dari unit surplus (lenders) kepada unit defisit (borrowers)
a. Pengalihan Asset (Asset Transmutation):
Memberikan pinjaman kepada pihak yang membutuhkan dana dalam jangka waktu tertentu yang telah disepakati. Lembaga keuangan bukan bank telah berperan sebagai pengalih asset yang likuid dari unit surplus (lenders) kepada unit defisit (borrowers)
b. Transaksi (Transaction):
Memberikan berbagai kemudahan kepada pelaku ekonomi untuk melakukan transaksi barang dan jasa.
b. Transaksi (Transaction):
Memberikan berbagai kemudahan kepada pelaku ekonomi untuk melakukan transaksi barang dan jasa.
c. Likuiditas (Liquidity)
Unit surplus dapat menempatkan dana yang dimilikinya dalam bentuk produk-produk berupa giro, tabungan, deposito dan sebagainya (masing-masing mempunyai tingkat likuiditas yang berbeda-beda). Lembaga keuangan secara
c. Likuiditas (Liquidity)
Unit surplus dapat menempatkan dana yang dimilikinya dalam bentuk produk-produk berupa giro, tabungan, deposito dan sebagainya (masing-masing mempunyai tingkat likuiditas yang berbeda-beda). Lembaga keuangan secara
(26)
bersamaan menyalurkan likuiditas kepada pihak yang memerlukan tambahan likuiditas dengan cara menyalurkan dana dari pihak yang mengalami kelebihan likuiditas.
bersamaan menyalurkan likuiditas kepada pihak yang memerlukan tambahan likuiditas dengan cara menyalurkan dana dari pihak yang mengalami kelebihan likuiditas.
d. Efisiensi (Efficiency)
Peranan bank sebagai broker adalah menemukan peminjam dan pengguna modal tanpa mengubah produknya. Bank hanya Memperlancar dan mempertemukan pihak-pihak yang saling membutuhkan sehingga dapat memecahkan masalah insentif yang pada akhirnya dapat menurunkan biaya transaksi.
e. Efisiensi (Efficiency)
Peranan lembaga keuangan bukan bank sebagai broker adalah menemukan peminjam dan pengguna modal tanpa mengubah produknya. Lembaga keuangan bukan bank hanya memperlancar dan mempertemukan pihak-pihak yang saling membutuhkan sehingga dapat memecahkan masalah insentif yang pada akhirnya dapat menurunkan biaya transaksi.
2.1.1.5Pengertian Metode CAMEL
Metode atau cara penilaian tingkat kesehatan bank dikenal dengan metode CAMEL. (Lukman Dendawijaya : 2005 : 141)
(27)
2.1.1.6Faktor Penilaian dan Komponen Rasio Keuangan CAMEL
Faktor-faktor yang dinilai beserta masing-masing bobotnya berdasarkan tata cara penilaian tingkat kesehatan bank.
Tabel 2.3 Tata Cara Penilaian Kesehatan Bank (Metode CAMEL)
No Faktor yang dinilai Komponen yang dinilai Bobot
(%)
1 C
Capital (Permodalan)
Rasio modal terhadap aktiva tertimbang menurut risiko
25
2 A
Asset (Aktiva)
a. Rasio aktiva produktif yang
diklasifikasikan terhadap aktiva produktif b. Rasio penyisihan penghapusan aktiva
produktif yang dibentuk terhadap
penyisihan penghapusan aktiva produktif yang wajib dibentuk
25
5
3 M
Manajemen (Management)
a. Manajemen Umum b. Manajemen Risiko
10 15
4 E
Rentabilitas (Earning)
a. Rasio laba terhadap rata-rata volume usaha
b. Rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional
5
5
5 L
Likuiditas (Liquidity)
a. Rasio kewajiban bersih call money terhadap aktiva lancar dalam rupiah
(28)
b. Rasio kredit terhadap dana yang diterima oleh bank dalam rupiah dan valuta asing 5
Sumber : (Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 30/11/KEP/DIR tanggal 30 April 1997)
Sehat atau tidaknya suatu bank dilihat dari nilai akhir yang telah dihitung seperti tabel yang diatas. Setelah penggabungan nilai yang telah diolah maka bank tersebut akan mendapatkan salah satu predikat kesehatan bank.
2.1.1.7Cara Penilaian Metode CAMEL
Menurut Selamet Riyadi (2006:170), Metode CAMEL berisikan langkah-langkah yang dimulai dengan menghitung besarnya masing-masing rasio pada komponen-komponen berikut:
1. Capital (Aspek Permodalan)
Dalam penilaiannya menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif yang meliputi:
a. Kecukupan pemenuhan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM)
b. Komposisi permodalan
c. Trend ke depan yaitu proyeksi KPMM
d. Perbandingan aktiva produktif yang diklasifikasikan dengan modal
(29)
e. Kemampuan Bank memelihara kebutuhan penambahan modal dari laba yang ditahan
f. Rencana pemodalan Bank untuk mendukung pertumbuhan usaha
g. Akses kepada sumber permodalan
h. Kinerja keuangan pemegang saham untuk meningkatkan permodalan
2. Assets (Aspek Kualitas Aktiva Produktif)
Dalam penilaiannya menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif yang meliputi komponen-komponen sebagai berikut:
a. Perbandingan aktiva produktif yang diklasifikasikan dengan total aktiva produktif
b. Perbandingan debitur inti di luar pihak terkait dengan total kredit
c. Perbandingan perkembangan aktiva produktif bermasalah/non performing asset dengan aktiva produktif
d. Tingkat kecukupan pembentukan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif
e. Kecukupan kebijakan dan prosedur aktiva produktif
f. Sistem kaji ulang (review) internal terhadap aktiva produktif g. Dokumentasi aktiva produktif
(30)
h. Kinerja penanganan aktiva produktif bermasalah 3. Management (Aspek Kualitas Manajemen)
Dalam penilaiannya terdapat 3 faktor manajemen yang dinilai meliputi:
a. Manajemen Umum
b. Penerapan sistem manajemen risiko
c. Kepatuhan ketentuan (Bank Indonesia dan atau pihak lainnya) 4. Earnings (Aspek Rentabilitas)
Dalam penilaiannya digunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif terhadap faktor-faktor rentabilitas yang meliputi:
a. Return on Assets (ROA) b. Return on Equity (ROE) c. Net Interest Margin (NIM)
d. Biaya Operasional dibandingkan dengan Pendapatan Operasional (BOPO)
e. Perkembangan laba operasional
f. Penerapan prinsip akuntansi dalam pengakuan pendapatan dan biaya
(31)
5. Liquidity (Aspek Likuiditas)
Dalam penilaiannya digunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif terhadap faktor-faktor likuiditas yang meliputi:
a. Aktiva likuid kurang dari 1 bulan dibandingkan pasiva likuid kurang dari 1 bulan
b. 1-month maturity mismatch ratio c. Loan to Deposit Ratio (LDR)
d. Proyeksi cash flow 3 bulan mendatang
e. Ketergantungan pada dana antar bank dan deposan inti
f. Kebijakan dan pengelolaan likuiditas (assets and liabiities management atau ALMA)
g. Kemampuan bank untuk masuk ke pasar uang, pasar modal atau mendapatkan sumber pendanaan lainnya
h. Stabilitas dana pihak ketiga (DPK)
2.2 Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran merupakan suatu dasar dimana mengarahkan pemikiran dalam penelitian untuk menilai tingkat kesehatan PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk Kantor Wilayah 04 Bandung.
Bank melaksanakan kegiatan operasionalnya yaitu menghimpun dana dari masyarakat berupa tabungan dan deposito kemudian menyalurkan kembali dana
(32)
tersebut berupa kredit kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Setiap akhir periode membuat laporan keuangan untuk mengetahui kondisi keuangannya selama periode tertentu. Dari laporan keuangan tersebut kita dapat melakukan penilaian tingkat kesehatan bank dengan menggunakan ketentuan dari Bank Indonesia yang meliputi :
1. Capital (Modal)
Modal adalah faktor penting bagi bank dalam rangka pengembangan usaha dan menampung kerugian. Agar mampu berkembang dan bersaing secara sehat maka permodalannya perlu disesuaikan dengan ukuran internasional yang dikenal dengan standar BIS (Bank for International Settlement). Berdasarkan ketentuan itu maka bank-bank wajib memelihara kewajiban penyediaan modal minimum sekurang-kurangnya 8%.
2. Assets (Aspek Kualitas Aktiva Produktif)
Menilai jenis-jenis asset yang dimiliki oleh bank yaitu dengan membandingkan antara aktiva produktif yang diklasifikasikan dengan aktiva produktif serta rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP) terhadap aktiva produktif yang diklasifikasikan.
3. Management (Aspek Kualitas Manajemen)
Manajemen dalam bank adalah penentu sehat atau tidaknya suatu bank sehingga kinerja dalam menjalankan perusahaan harus bisa lebih dikontrol. Kualitas manajemen dapat dilihat dari kualitas manusianya dalam bekerja,
(33)
pendidikan dan pengalaman SDM dalam menangani berbagai kasus yang terjadi. Dalam aspek ini yang dinilai adalah manajemen umum (strategi/sasaran, struktur, sistem, sumber daya manusia, kepemimpinan, budaya kerja) dan manajemen risiko (manajemen permodalan, manajemen aktiva, manajemen rentabilitas dan manajemen likuiditas). Dalam penelitian ini, aspek manajemen diproksikan ke dalam Net Profit Margin (NPM).
4. Earnings (Aspek Rentabilitas)
Merupakan ukuran kemampuan bank dalam meningkatkan laba atau untuk mengukur tingkat efisiensi usaha. Penilaian dilakukan menggunakan dua rasio, yaitu :
a. Return on Assets (ROA)
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset.
b. Rasio Biaya Operasional
Rasio biaya operasional adalah perbandingan antara biaya operasional dan pendapatan operasional. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya.
(34)
5. Liquidity (Aspek Likuiditas)
Suatu bank dikatakan likuid jika bank tersebut dapat membayar semua hutang-hutangnya terutama simpanan giro, tabungan, dan deposito pada saat ditagih dan dapat pula memenuhi semua permohonan kredit yang layak dibiayai.
Untuk penilaian Likuiditas digunakan 2 rumus yaitu: a. Rasio Kewajiban Bersih Call Money
Persentase dari rasio ini menunjukkan besarnya kewajiban bersih call money terhadap aktiva lancar atau aktiva yang paling likuid dari bank. Aktiva lancar adalah berupa uang kas, giro pada BI, Sertifikat Bank Indonesia, dan surat berharga pasar uang (SBPU) yang telah di-endors oleh bank lain (semuanya dalam rupiah).
Jika rasio ini semakin kecil nilainya, likuiditas bank dikatakan cukup baik karena bank dapat segera menutup kewajiban dalam kegiatan pasar uang antarbank dengan alat likuid yang dimilikinya.
b. Loan to Deposit ratio (LDR). Rasio ini adalah rasio yang mengukur perbandingan jumlah kredit yang diberikan bank terhadap pihak ketiga dengan dana yang diterima oleh bank, yang menggambarkan kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana oleh deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya.
(35)
Hasil akhir dari penilaian tingkat kesehatan bank dapat diambil kesimpulan mengenai kondisi kesehatan bank, apakah dalam kondisi sehat atau tidak sehat.
(36)
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Definisi objek penelitian menurut Husein Umar dalam Umi Narimawati, dkk (2010:29) adalah “Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi objek penelitian. Juga dimana dan kapan penelitian dilakukan. Bisa juga ditambahkan hal-hal lain jika dianggap perlu”.
Berdasarkan definisi objek penelitian di atas, maka yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah tingkat kesehatan bank pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk Kantor Wilayah 04 Bandung.
3.2 Metode Penelitian
Menurut Umi Narimawati dalam Umi Narimawati,dkk (2010:29) metodologi penelitian merupakan cara penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data untuk mencapai tujuan tertentu.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Menurut Sugiyono dalam Umi Narimawati, dkk (2010:29) mengemukakan bahwa “Metode Deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas”.
(37)
Dengan menggunakan metode penelitian akan diketahui gambaran mengenai
tingkat kesehatan bank dengan metode CAMEL pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk Kantor Wilayah 04 Bandung.
3.2.1 Desain Penelitian
Dalam melakukan suatu penelitian sangat perlu dilakukan perencanaan dan perancangan penelitian agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik dan sistematis.
Desain penelitian menurut Moh. Nazir dalam Umi Narimawati, dkk (2010:30) bahwa : “Desain Penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian”.
Langkah-langkah desain penelitian menurut Umi Narimawati adalah :
1. Menetapkan permasalahan sebagai indikasi dari fenomena penelitian yaitu fluktuasi pada nilai rasio-rasio kesehatan keuangan selanjutnya menetapkan judul penelitian yaitu Analisis Penilaian Tingkat Kesehatan Bank dengan menggunakan metode CAMEL pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk Kantor Wilayah 04 Bandung.
2. Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi yaitu fluktuasi pada nilai rasio-rasio kesehatan keuangan PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk Kantor Wilayah 04 Bandung.
(38)
3. Menetapkan rumusan masalah yaitu tentang tingkat kesehatan bank jika dinilai dengan metode CAMEL.
4. Menetapkan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui tingkat kesehatan bank pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk Kantor Wilayah 04 Bandung jika dinilai dengan metode CAMEL.
5. Menetapkan konsep variabel sekaligus pengukuran variabel penelitian yang digunakan.
6. Menetapkan sumber data dan teknik pengumpulan data. 7. Melakukan analisis data.
8. Melakukan pelaporan hasil penelitian.
3.2.2 Operasionalisasi Variabel
Operasionalisasi variabel menurut Nur Indriantoro dalam Umi Narimawati, dkk (2010:31) adalah “Penentuan constructsehingga menjadi variabel yang dapat
diukur. Definisi operasional menjelaskan cara tertentu dapat digunakan oleh peneliti dalam mengoperasionalisasikan construct, sehingga memungkinkan bagi peneliti yang lain untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan cara pengukuran constructyang lebih baik”.
Operasionalisasi variabel diperlukan untuk menentukan jenis, indikator, serta skala dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian.
(39)
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel
Variabel Konsep Variabel Indikator Ukuran Skala
Kesehatan Bank
“Kesehatan bank dapat diartikan sebagai
kemampuan suatu
bank untuk
melakukan kegiatan operasional perbankan secara
normal dan
mampu
memenuhi semua kewajibannya
dengan baik
dengan cara-cara
yang sesuai
dengan peraturan
perbankan yang
berlaku”.
Sigit Triandaru
dan Totok
Budisantoso (2006:51) Capital Rasio Asset Rasio Management Rasio Earning Rasio CAR= Modal ATMR X 100% BDR= APYD
Total Aktiva Produktif
X 100%
CAD=
PPAP yang dibentuk
PPAP yang wajib dibentuk X 100%
NPM=
Laba Bersih Pendapatan Operasional
X 100%
ROA=
Laba Sebelum Pajak Total Aktiva
X 100%
BOPO=
Beban Operasional
Pendapatan Operasional
(40)
Liquidity Rasio
3.2.3 Sumber Data dan Teknik Penentuan Data
3.2.3.1 Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Sumber data sekunder menurut Sugiyono dalam Umi Narimawati, dkk (2010:37) adalah :
“Sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data”. Data sekunder dalam penelitian ini yaitu berupa laporan keuangan tahunan dan informasi mengenai data-data terkait dengan tingkat kesehatan bank pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk Kantor Wilayah 04 Bandung.
3.2.3.2 Teknik Penentuan Data
Sebelum menentukan penentuan data yang akan dijadikan sampel, terlebih dahulu dikemukakan tentang populasi dan sampel.
LDR=
Jumlah Kredit yang diberikan Total Dana Pihak Ketiga
X 100% NCM to CA=
Call Money
Total Aktiva Lancar X 100%
(41)
1. Populasi
Menurut Umi Narimawati dalam Umi Narimawati, dkk (2010:37) populasi adalah objek atau subjek yang memiliki karakteristik tertentu sesuai informasi yang ditetapkan oleh peneliti sebagai unit analisis penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan tahunan PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk Kantor Wilayah 04 Bandung periode 2005-2009.
2. Sampel
Menurut Umi Narimawati dalam Umi Narimawati, dkk (2010:38) sampel adalah sebagian dari populasi yang terpilih untuk menjadi unit pengamatan dalam penelitian. Sampel dalam penelitian ini adalah neraca, laporan laba rugi, laporan kualitas aktiva produktif dan rasio-rasio kesehatan keuangan periode tahun 2005-2009.
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah penelitian lapangan dilakukan dengan cara mengadakan analisis kuantitatif yaitu dengan mencari rasio yang didapat dari CAMEL. Data ini didapatkan melalui teknik-teknik sebagai berikut :
1. Observasi (Pengamatan Langsung)
Melakukan pengamatan secara langsung di lokasi untuk memperoleh data yang diperlukan.
(42)
2. Studi Pustaka
Yaitu mengadakan penelitian dengan cara mempelajari dan membaca literatur-literatur yang ada hubungannya dengan permasalahan yang menjadi objek penelitian.
3. Dokumentasi
Pengumpulan data dilakukan dengan menelaah dokumen-dokumen yang terdapat pada perusahaan. Mulai dari literatur, buku-buku yang ada.
3.2.5 Rancangan Analisis
Rancangan analisis adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang telah diperoleh dari hasil observasi lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang lebih penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
(43)
3.2.5.1 Rancangan Analisis Deskriptif
Penulis dalam menyusun laporan tugas akhir ini menggunakan analisis deskriptif kuantitatif yaitu data yang diperoleh dan dianalisa dengan dasar teori yang ada sehingga memberikan suatu gambaran dan perhitungan yang cukup jelas.
Adapun analisis data yang yang dilakukan penulis adalah:
Menjelaskan perkembangan rasio kesehatan keuangan pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk Kantor Wilayah 04 Bandung dengan cara menghitung:
CAR =
Modal
x 100% Aktiva Tertimbang Menurut Rasio (ATMR)
BDR = x 100%
Aktiva Produktif yang Diklasifikasikan Total Aktiva Produktif
Pendapatan Operasional
NPM = x 100%
ROA = x 100%
Laba Sebelum Pajak Total Aktiva
CAD = x 100%
PPAP yang dibentuk PPAP yang wajib dibentuk
(44)
Biaya (Beban) Operasional Pendapatan Operasional
BOPO = x 100%
Jumlah Kredit yang Diberikan Total Dana Pihak Ketiga
x 100% LDR =
NCM to CA=
Call Money
Total Aktiva Lancar
(45)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai penilaian tingkat kesehatan bank dengan menggunakan metode CAMEL (Capital, Assets, Management, Earnings, and Liquidity), maka dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2005 dan 2009 PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk Kantor Wilayah 04 Bandung memiliki predikat cukup sehat. Sedangkan pada tahun 2006, 2007, dan 2008, PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk Kantor Wilayah 04 Bandung mendapat predikat kurang sehat karena aktiva produktif yang diklasifikasikan cukup tinggi dan meningkatnya rasio BOPO yang menunjukkan bahwa tingginya biaya operasional yang harus ditanggung oleh bank.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan serta studi pustaka yang dilakukan oleh penulis, maka penulis memberikan saran yang dapat menjadi bahan pertimbangan bagi bank dalam melaksanakan kegiatan usahanya di masa yang akan datang yaitu :
PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk Kantor Wilayah 04 Bandung sebaiknya melakukan usaha perbaikan kualitas aktiva produktif dengan tetap
(46)
kredit bermasalah tidak meningkat. Dari segi rentabilitas, bank harus bisa menurunkan rasio BOPO karena semakin tinggi rasio ini, maka semakin besar biaya operasional yang ditanggung oleh bank tersebut. Untuk rasio-rasio lain yang sudah baik, sebaiknya dipertahankan dan ditingkatkan agar PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk Kantor Wilayah 04 Bandung memperoleh predikat sebagai bank yang sehat pada tahun-tahun berikutnya.
(47)
DAFTAR PUSTAKA
Jamaiyah dan Wirawan Suhaedi. (2005). Analisis Perbandingan Tingkat Kesehat- an Bank Pemerintah di Indonesia: Studi Kasus pada Bank Mandiri, BNI, BRI dan BTN. Jurnal Riset Akuntansi, 4(2), 85-99
Kalvin, Sihol dan Daniel Pangaribuan. (2007). Penilaian Kesehatan Bank dengan Metode CAMEL: Studi Pustaka pada PT. BPR ABC. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 1(2), 171-186
Lukman, Dendawijaya. (2005). Manajemen Perbankan. Jakarta:Ghalia Indonesia Pasal 2 Undang - Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Asas, Fungsi dan Tujuan Perbankan Indonesia
Selamet, Riyadi. (2006). Banking Assets and Liability Management. Jakarta: kultas Ekonomi Universitas Indonesia
Sigit, Triandaru., & Totok, Budisantoso. (2006). Bank dan Lembaga Keungan La- in. Yogyakarta: Salemba Empat
Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 30 / 11 / KEP / DIR tanggal 30 April 1997
Umi, Narimawati., Linna, Ismawati., & Sri Dewi, Anggadini. (2010). Penulisan Karya Ilmiah: Panduan Awal Menyusun Skripsi dan Tugas Akhir Fakultas Ekonomi UNIKOM. Bekasi: Genesis
http://www.bni.co.id http://www.bi.go.id
(48)
Riwayat Pribadi
Nama : Indri Sepfriani
Tempat, tanggal lahir : Manggar (Belitung), 18 September 1991
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan Nama Ayah : Djumhana Nama Ibu : Helfrida
Alamat : Gg. Sarirasa VIII Blok 5 No. 100 Rt.04/03 Sarijadi – Bandung 40151
Riwayat Pendidikan
Tahun Pendidikan
1997-2003 SD Negeri 10 Pangkalpinang - Bangka 2003-2006 SMP Negeri 9 Pangkalpinang - Bangka 2006-2009 SMA Negeri 1 Pangkalpinang - Bangka
2009 Mahasiswi Program Studi Keuangan Perbankan Universitas Komputer Bandung
(1)
3.2.5.1 Rancangan Analisis Deskriptif
Penulis dalam menyusun laporan tugas akhir ini menggunakan analisis deskriptif kuantitatif yaitu data yang diperoleh dan dianalisa dengan dasar teori yang ada sehingga memberikan suatu gambaran dan perhitungan yang cukup jelas.
Adapun analisis data yang yang dilakukan penulis adalah:
Menjelaskan perkembangan rasio kesehatan keuangan pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk Kantor Wilayah 04 Bandung dengan cara menghitung:
CAR =
Modal
x 100% Aktiva Tertimbang Menurut Rasio (ATMR)
BDR = x 100%
Aktiva Produktif yang Diklasifikasikan Total Aktiva Produktif
Pendapatan Operasional
NPM = x 100%
ROA = x 100%
Laba Sebelum Pajak Total Aktiva
CAD = x 100%
PPAP yang dibentuk PPAP yang wajib dibentuk
(2)
34
Biaya (Beban) Operasional Pendapatan Operasional
BOPO = x 100%
Jumlah Kredit yang Diberikan Total Dana Pihak Ketiga
x 100% LDR =
NCM to CA=
Call Money Total Aktiva Lancar
(3)
64
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai penilaian tingkat kesehatan bank dengan menggunakan metode CAMEL (Capital, Assets, Management, Earnings, and Liquidity), maka dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2005 dan 2009 PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk Kantor Wilayah 04 Bandung memiliki predikat cukup sehat. Sedangkan pada tahun 2006, 2007, dan 2008, PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk Kantor Wilayah 04 Bandung mendapat predikat kurang sehat karena aktiva produktif yang diklasifikasikan cukup tinggi dan meningkatnya rasio BOPO yang menunjukkan bahwa tingginya biaya operasional yang harus ditanggung oleh bank.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan serta studi pustaka yang dilakukan oleh penulis, maka penulis memberikan saran yang dapat menjadi bahan pertimbangan bagi bank dalam melaksanakan kegiatan usahanya di masa yang akan datang yaitu :
PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk Kantor Wilayah 04 Bandung sebaiknya melakukan usaha perbaikan kualitas aktiva produktif dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian dalam penyaluran kredit sehingga jumlah
(4)
65 kredit bermasalah tidak meningkat. Dari segi rentabilitas, bank harus bisa menurunkan rasio BOPO karena semakin tinggi rasio ini, maka semakin besar biaya operasional yang ditanggung oleh bank tersebut. Untuk rasio-rasio lain yang sudah baik, sebaiknya dipertahankan dan ditingkatkan agar PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk Kantor Wilayah 04 Bandung memperoleh predikat sebagai bank yang sehat pada tahun-tahun berikutnya.
(5)
Jamaiyah dan Wirawan Suhaedi. (2005). Analisis Perbandingan Tingkat Kesehat- an Bank Pemerintah di Indonesia: Studi Kasus pada Bank Mandiri, BNI, BRI dan BTN. Jurnal Riset Akuntansi, 4(2), 85-99
Kalvin, Sihol dan Daniel Pangaribuan. (2007). Penilaian Kesehatan Bank dengan Metode CAMEL: Studi Pustaka pada PT. BPR ABC. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 1(2), 171-186
Lukman, Dendawijaya. (2005). Manajemen Perbankan. Jakarta:Ghalia Indonesia
Pasal 2 Undang - Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Asas, Fungsi dan Tujuan Perbankan Indonesia
Selamet, Riyadi. (2006). Banking Assets and Liability Management. Jakarta:
kultas Ekonomi Universitas Indonesia
Sigit, Triandaru., & Totok, Budisantoso. (2006). Bank dan Lembaga Keungan La- in. Yogyakarta: Salemba Empat
Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 30 / 11 / KEP / DIR tanggal 30 April 1997
Umi, Narimawati., Linna, Ismawati., & Sri Dewi, Anggadini. (2010). Penulisan Karya Ilmiah: Panduan Awal Menyusun Skripsi dan Tugas Akhir Fakultas Ekonomi UNIKOM. Bekasi: Genesis
http://www.bni.co.id http://www.bi.go.id
(6)
RIWAYAT HIDUP
Riwayat Pribadi
Nama : Indri Sepfriani
Tempat, tanggal lahir : Manggar (Belitung), 18 September 1991
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Nama Ayah : Djumhana
Nama Ibu : Helfrida
Alamat : Gg. Sarirasa VIII Blok 5 No. 100 Rt.04/03 Sarijadi – Bandung 40151
Riwayat Pendidikan
Tahun Pendidikan
1997-2003 SD Negeri 10 Pangkalpinang - Bangka 2003-2006 SMP Negeri 9 Pangkalpinang - Bangka 2006-2009 SMA Negeri 1 Pangkalpinang - Bangka
2009 Mahasiswi Program Studi Keuangan Perbankan Universitas Komputer Bandung